bab iii tinjauan kasus -...

99
44 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Jumat, tanggal 10 Juni 2011 di rumah keluarga Tn. R pukul 16.20 WIB. Data Umum : 1. Nama kepala keluarga : Tn. R 2. Umur : 31 tahun 3. Alamat : Dukuh Krajan RT 02 RW II Desa Kangkung Demak 4. Pekerjaan : Swasta 5. Pendidikan : SMP 6. Komposisi Keluarga : N o Nama Anggota Keluarga J K Hubungan dengan Keluarga Umur Status Imunisasi Keterangan B C G Polio DPT Hepatitis C a m p 12341231234 1 Ny. I P Istri 32th 2 An. H P Anak kandung 3 th v v v v v vv v v- - - v Lengkap 3 Tn. Rm L Ayah kandung 58 th

Upload: trandat

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

44

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari Jumat, tanggal 10 Juni 2011 di rumah

keluarga Tn. R pukul 16.20 WIB.

Data Umum :

1. Nama kepala keluarga : Tn. R

2. Umur : 31 tahun

3. Alamat : Dukuh Krajan RT 02 RW II Desa

Kangkung Demak

4. Pekerjaan : Swasta

5. Pendidikan : SMP

6. Komposisi Keluarga :

No

NamaAnggotaKeluarga

JK

HubungandenganKeluarga

Umur Status Imunisasi Keterangan

BCG

Polio DPT Hepatitis Camp

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 41 Ny. I P Istri 32th2 An. H P Anak

kandung3 th v v v v v v v v v - - - v Lengkap

3 Tn. Rm L Ayahkandung

58th

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

45

Genogram

58 th

31 th

32 th

3 th

Keterangan :

= Perempuan

= Laki-laki

= Penderita

= Meninggal

= Garis Keturunan

= Tinggal Serumah

7. Tipe Bentuk Keluarga

Keluarga Tn. R termasuk keluarga besar (Extended Family) yang

terdiri dari kepala keluarga, istri, 1 orang anak, mertua.

8. Suku Bangsa

Seluruh anggota keluarga Tn. R berasal dari suku jawa,Indonesia.

Tn. R

An.

H

Ny. I

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

46

9. Pola spiritual/keagamaan

Keluarga Tn. R adalah beragama Islam. Masing-masing anggota

keluarga beribadah sesuai keyakinan. Anggota keluarga taat beribadah

dan menjalankan perintah Tuhan YME.

10. Status social ekonomi

Ny. I mengatakan pendapatan Tn. R selama ini kadang kurang

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ny. I mengatakan pendapatan

Tn. R kurang lebih antara Rp. 1.000.000,-/bulan. Dilihat dari

penghasilan masing-masing keluarga, keluaga tersebut mempunyai

status ekonomi menengah ke bawah.

11. Aktifitas rekreasi keluarga

Setiap hari keluarga Tn. R dalam memenuhi kebutuhan akan

rekreasi dan hiburan biasanya dengan menonton Televisi bersama dan

kadang jika Tn. R pulang dari kerja Ny. I mengajak An. H jalan-jalan

dengan naik motor. Kalau siang hari biasanya bermain di rumah

tetangga.

12. Latar belakang budaya atau kebiasaan

a. Pola makan keluarga Tn. R adalah 3 kali sehari. Pengadaan

makanan setiap hari kadang bergizi seimbang tetapi kadang

seadanya. Hal ini tergantung dari ada tidaknya rejeki keluarga Tn.

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

47

R. Ny. I mengatakan keluarga tidak pernah makan di ruang makan

karena keluarga Tn. R tidak mempunyai ruang makan. Ny. I

mengatakan An. H susah makan, An. H sering jajan chiki dan es

pada siang hari. Ny. I juga mengatakan An. H minum susu 2 kali

sehari. Ny. I mengatakan BB An. H dalam 3 bulan terakhir ini

tidak pernah naik yaitu 11 kg. Jika dilihat dalam KMS, An. H

berada dalam warna kuning mendekati garis merah bawah yang

artinya kurang gizi.

b. Pengobatan tradisional

Keluarga Tn. R mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu.

c. Kebiasaan merokok

Ny. I mengatakan bahwa Tn. R merokok di rumah dan kadang jika

teman Tn. R ada yang bertamu di rumah juga merokok. Ny. I

mengatakan bekas rokok biasanya langsung dibuang di lantai.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Pada saat pengkajian keluarga Tn. R mempunyai 1 orang anak

perempuan. Tahap perkembangan keluarga, Tn. R saat ini berada dalam

tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

48

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga Tn. R saat ini masih ada tugas perkembangan yang belum

terpenuhi yaitu beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara

kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi. Tugas perkembangan

tersebut belum bisa dipenuhi karena keluarga Tn. R baru mempunyai 1

orang anak.

3. Riwayat keluarga inti

Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan

menurun. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah

sebagai berikut :

Kepala keluarga : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien

untuk berobat dan dirawat inap di rumah sakit.

Istri : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien

untuk berobat dan dirawat inap di rumah sakit.

Anak ke-1 : Mempunyai riwayat penyakit ISPA tapi tidak

pernah dirawat di rumah sakit.

Ayah kandung : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien

untuk berobat dan dirawat inap di rumah sakit.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Dari keluarga Tn. R dan Ny. I tidak ada yang pernah menderita

penyakit menular, menahun dan menurun.

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

49

C. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Luas Tanah : 10m x 60m Luas Rumah : 10m x 15m

Tipe rumah : Tidak permanen dengan jumlah ruangan 2 kamar tidur, 1

kamar kosong, 1 ruang kosong, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1

dapur, 1 kamar mandi dan WC jadi satu tapi terpisah di luar rumah.

Tidak terdapat jendela, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana

fungsinya secara optimal. Peletakan perabot rumah tangga tidak tertata

rapi. Pencahayaan dan tempat pertukaran udara kurang. Lantai rumah

terbuat dari tanah dan berdebu. Jenis air yang digunakan adalah air

sumur dan air artetis.

Denah Rumah :

Keterangan :

1. Teras

2. Ruang tamu

3. Ruang keluarga

4. Kamar tidur

5. Kamar tidur

6. Ruang kosong

7. Kamar kosong

8. Dapur

9. Kamar mandi dan

WC

9

1

2

4 3

6 5

7 8

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

50

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Tetangga klien yang ada disekitar rumah klien ramah-ramah.

Klien tinggal di wilayah pedesaan. Warga memiliki kebiasaan dan

tradisi mengadakan manakib setiap malam sabtu, pengajian ibu-ibu

setelah dzuhur setiap minggu legi dan malam minggu. Penduduk

setempat juga mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan

tamu yang menginap harap lapor pada RT/RW. Diadakan kerja bakti

setiap 2 minggu sekali.

3. Mobilitas geografis Keluarga

Sejak Tn. R menikah dengan Ny. I, keluarga Tn. R tinggal di

Dukuh Krajan RT 02 RW II Desa Kangkung Meranggen Demak

bersama Tn. Rm (ayah kandung Tn. R) dan belum pernah pindah.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Setiap hari, baik siang, sore atau malam klien dan keluarga selalu

meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi

baik dengan masyarakat.

5. Sistem Pendukung Keluarga

Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara anggota

keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga klien memiliki

fasilitas meliputi: saranan MCK, tempat tidur, sumber air, motor

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

51

sebagai saranan transportasi. Sedangkan fasilitas sosialnya berupa

mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi

misalnya campak, polio, dll. Sedangkan dukungan psikologi dan

spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.

D. Stuktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan

masyarakat adalah bahasa Jawa. Komunikasi antar keluarga lebih

sering mulai sore hari setelah Tn. R pulang kerja. Dan malam hari saat

menonton TV bersama.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Keluarga Tn. R memberi contoh yang baik untuk anaknya.

Kekuatan keluarga berada pada Tn. R walaupun masih tinggal 1 rumah

dengan orang tuanya (Tn. Rm). Jika ada masalah dalam keluarga, Tn. R

selalu menyelesaikannya sendiri dengan Ny. I.

3. Struktur Peran ( Formal dan Informal)

a. Tn. R :

1) Peran Formal : Menjadi anggota masyarakat dan

perkumpulan bapak-bapak di lingkungan tempat tinggalnya.

2) Peran Informal : Menjadi kepala keluarga,ayah, anak, suami.

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

52

b. Ny. I :

1) Peran Formal : Masih aktif sebagai anggota masyarakat

dan perkumpulan ibu-ibu dilingkungan tempat tinggal.

2) Peran Informal : Menjadi ibu rumah tangga, istri, menantu.

c. An. H :

1) Peran Formal : -

2) Peran Informal : Menjadi anak, cucu.

d. Tn. Rm :

1) Peran Formal : Menjadi anggota masyarakat.

2) Peran Informal : Ayah, mertua, kakek.

4. Nilai dan Norma Keluarga

Keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting, sehingga

mereka membiasakan mencuci tangan sebelum makan. Keluarga

kurang menjaga kebersihan.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Efektif

Menurut Ny. I, ia senang memiliki keluarga yang lengkap dan

dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga klien tampak harmonis dan

saling memberikan perhatian dan kasih sayang kepada klien dan selalu

mendukung apa yang dilakukan selama dalam batas kewajaran dan

tidak melanggar etik dan sopan santun. Diterapkannya demokrasi dalam

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

53

mengatasi permasalahan keluarga. Apabila ada anggota keluarga yang

lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan membantu sesuai

dengan kemampuan.

2. Fungsi Sosial

Interaksi keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga

masih memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam

berperilaku. Di dalam keluarga ini tampak kepedulian anggota keluaga

dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan tugas. Keluarga

ini juga membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar

rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke rumahnya untuk

berbincang-bincang dengan anggota keluarga.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

Pengetahuan keluarga tentang penyakitnya dan penanganannya

a. Mengenal masalah

Saat dilakukan pengkajian An. H sedang batuk dan pilek

kurang lebih 3 hari tetapi nafas An. H tidak sesak, An. H bisa

mengeluarkan secret sendiri, jika merasa tenggorokannya tidak

enak An. H minta minum air hangat. Keluarga mengatakan kurang

mengetahui tentang pengertian ISPA, tanda dan gejala, penyebab,

dan cara penularan ISPA. Keluarga menganggap penyakit batuk

pilek merupakan penyakit yang biasa dan sering diderita oleh anak-

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

54

anak. Ny. I berpendapat bahwa penyakit batuk pilek merupakan

penyakit yang tidak berbahaya.

b. Mengambil keputusan

1) Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota

keluarganya.

2) Anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarganya

yang sakit. Namun kadang masalah kesehatan tersebut dianggap

sepele atau tidak begitu diperhatikan secara lebih lanjut. Ny. I

mengatakan belum memeriksakan anaknya ke tempat pelayanan

kesehatan dengan alasan An. H selalu memuntahkan obat yang

diberikan. An. H hanya diberi bodrexin.

3) Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak

kambuh dan selalu mencari solusi jika keluarga sakit.

4) Keluarga cemas dengan kemungkinan penyakit yang

menyerang anggota keluarga yang lain.

5) Keluarga mampu menjangkau fasilitas kesehatan yang ada

karena selain tidak terlalu jauh jarak keluarga dengan fasilitas

kesehatan, keluarga juga mempunyai sarana transportasi untuk

pergi ke tempat pelayanan kesehatan.

c. Merawat anggota keluarga yang sakit

1) Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas.

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

55

2) Jika keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan

tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan

perawatan dan penyembuhan kepada tenaga kesehatan. Namun

bila sakitnya masih tergolong ringan, kluarga hanya membeli

obat di warung. Terbukti saat An. H sakit hanya diberi

bodrexin. Ny. I juga kurang mengetahui dan kurang telaten

dalam merawat An. H misalnya masalah gizi. Saat sakit Ny. I

tetap membiarkan An. H minum es dan makan chiki.

3) Setiap anggota keluarga mengerti akan fungsi dan tanggung

jawab masing-masing.

4) Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dan support agar

dapat membantu proses penyembuhan.

d. Memodifikasi lingkungan

1) Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan

yang bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis

penyakit.

2) Keluarga kurang tahu bagaimana cara menjaga hygiene sanitasi

untuk menciptakan rumah yang sehat. Terbukti dengan Ny. I

mengatakan hanya menyapu dan membersihkan rumah setiap 2

hari sekali. Lantai rumah terbuat dari tanah dan banyak terdapat

bekas rokok, tempat pertukaran udara dan pencahayaan kurang.

3) Ny. I masih membiarkan anaknya bermain di tempat yang

banyak debu.

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

56

4) Keluarga kurang mengetahui tentang cara pemberian gizi untuk

An. H. Saat An. H susah makan, Ny. I juga masih tidak telaten

dalam memberikan gizi pada An. H.

e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

1) Keluarga sudah mengetahui bila ada fasilitas kesehatan yang

dekat dengan rumahnya. Ada puskesmas, bidan praktek dan

dokter praktek dekat dari rumahnya.

2) Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh

jika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan

optimal. Tetapi keluarga tidak dapat memanfaatkan fasilitas

tempat pelayanan kesehatan dengan baik, terbukti saat An. H

sakit keluarga hanya membelikan obat di warung. An. H hanya

diberi bodrexin dengan alasan An. H selalu memuntahkan obat

yang diberikan.

4. Fungsi Reproduksi

a. Jumlah anak yang dimiliki Tn. R ada 1 orang yaitu perempuan

(An.H).

b. Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga

jarak kelahiran anak.

c. Keluarga Tn. R menggunakan metode program KB jenis suntik 3

bulan sejak tahun 2008 sampai sekarang.

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

57

F. Tumbuh Kembang Anak

Motorik : tidak ada gangguan dalam tumbuh kembang anak dan

anak berjalan sesuai dengan umurnya. Anak bisa berjalan dan berlari, bisa

berdiri satu kaki serta dapat bermain dengan temannya.

Indra kusus : tidak ada gangguan dan kelainan pada indra kusus

anak, An. H dapat mendengar dan melihat dengan baik dan mampu berfikir

dengan baik.

Adaptasi : An. H belum bisa membaca tetapi An. H suka mencorat-

coret buku. An H sudah mempunyai keinginan untuk bersekolah. Ny. I

sudah mengajari An. H untuk berhitung.

Bahasa : An. H menggunakan bahasa jawa dalam bahasa sehari-

hari.

Social : dalam perkembangan social anak mencari lingkungan yang

lebih luas mencari teman untuk bermain.

G. Stres dan Koping Keluarga

1. Stresor yang muncul dalam keluarga

Tn. R mengatakan jika ada keluarga yang bermasalah maka akan

dibicarakan dan diselesaikan dengan cara musyawarah, dipecahkan dan

didiskusikan bersama anggota keluarga yang lain. Dan saat ini An. H

sedang sakit batuk dan pilek, dan itu merupakan masalah penyakit baru

karena keluarga Tn. R tidak memeriksakan anaknya ke pelayanan

kesehatan/puskesmas.

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

58

2. Koping keluarga dalam menghadapi masalah situasi yang stresfull

Keluarga Tn. R mengatakan jika ada masalah dalam keluarga

selalu membcarakan dengan Ny. I.

3. Mekanisme koping yang tidak adaptif

Keluarga Tn. R mengatakan jika kadang ada keluarga yang sakit

dan sakitnya tidak parah maka akan dibiarkan saja dan apabla jika

belum sembuh juga akan dibelikan obat dari apotik dan jika masih

tambah parah baru diperiksakan ke puskesmas atau dokter.

H. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan

Fisik

Tn. R Ny. I An. H Tn. Rm

Rambut

Kepala

Hitam,

bersih.

Mesocepal,

tidak ada

nyeri tekan,

tidk ada

luka.

Hitam,

bersih,

lurus.

Mesocepal,

tidak ada

nyeri tekan,

tidak ada

luka.

Hitam,

bersih, lurus.

Mesocpal,

tidak ada

nyeri tekan,

tidak ada

luka.

Beruban,

bersih.

Mesocepal,

tidak ada

nyeri tekan,

tidak ada

luka.

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

59

Mata

Hidung

Mulut

Telinga

Simetris,

tidak

anemis,

sclera tidak

ikterik, tidak

ada

gangguan

penglihatan.

Tidak ada

secret,

bersih.

Bersih, gigi

utuh, tidak

ada karang

gigi,

mukosa

bibir

lembab.

Simetris,

bersih, tidak

Simetris,

tidak

anemis,

sclera tidak

ikterik, tidak

ada

gangguan

pengihatan.

Tidak ada

secret,

bersih.

Bersih, gigi

utuh, tidak

ada karang

gigi,

mukosa

bibir

lembab.

Simetris,

bersih, tidak

Simetris,

tidak anemis,

sclera tidak

ikterik, tidak

ada gangguan

penglihatan.

Keluar cairan

bening dari

hidung.

Bersih,

mukosa bibir

lembab.

Simetris,

bersih, tidak

Simetris,

tidak anemis,

sclera tidak

ikterik,

fungsi

penglihatan

sudah

menurun.

Tidak ada

secret,

bersih.

Bersih,

mukosa bibir

lembab, ada

karang gigi.

Simtris,

bersih, tidak

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

60

Leher

Dada/Paru

1. Inspeksi

ada

gangguan

fungsi

pendengaran

Tidak ada

pembesaran

kelenjar

tiroid.

Bentuk

ekspansi

simetris,

frekuensi

pernafasan

normal,

inspirasi

seimbang

dengan

ekspirasi.

ada

gangguan

fungsi

pendengaran

Tidak ada

pembesaran

kelenjar

tiroid.

Simetris,

frekuensi

pernafasan

normal,

inspirasi

seimbang

dengan

ekspirasi.

ada gangguan

fungsi

pendengaran.

Tidak ada

pembesaran

kelenjar

tiroid.

Simetris,

bentuk dada

normal,

(antero-

posterior),

frekuensi

pernafasan

normal,

inspirasi

seimbang

dengan

ekspirasi.

ada

gangguan

fungsi

pendengaran.

Tidak ada

pembesaran

kelenjar

tiroid.

Simetris,

frekuensi

pernafasan

normal,

inspirasi

sama dengan

ekspirasi.

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

61

2. Palpasi

3. Perkusi

4. Auskultasi

Abdomen

1. Inspeksi

2. Auskultasi

3. Perkusi

Tidak ada

nyeri tekan,

taktil

fremitus

sama antara

kanan dan

kiri.

Resonan.

Vesikuler.

Perut datar,

tidak ada

luka.

Peristaltik

usus normal.

Timpani

Tidak ada

nyeri tekan,

taktil

fremitus

sama antara

kanan dan

kiri.

Resonan.

Vesikuler.

Perut datar,

tidak ada

luka.

Peristaltik

usus normal.

Timpani

Tidak ada

nyeri tekan,

taktil fremitus

sama antara

kanan dan

kiri.

Resonan.

Trakheal, ada

penumpukan

secret pada

trachea. (An.

H bisa

mengeluarkan

sekretnya

sendiri)

Perut datar,

tidak ada

luka.

Peristaltik

usus normal.

Timpani

Tidak ada

nyeri tekan,

taktil

fremitus

sama antara

kanan dan

kiri.

Resonan.

Vesikuler.

Perut buncit,

tidak ada

luka.

Peristaltik

usus normal.

Timpani

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

62

4. Palpasi

Ekstremitas

1. Atas

2. Bawah

TTV

1. TD

2. Nadi

3. RR

4. Suhu

BB

Tidak ada

nyeri tekan.

Tidak ada

luka, tidak

ada edema,

turgor kulit

baik.

Tidak ada

luka, tidak

ada edema,

turgor kulit

baik.

130/80

mmHg

86 x/mnt

20 x/mnt

36,2oC

65 kg

Tidak ada

nyeri tekan.

Tidak ada

luka, tidak

ada edema,

turgor kulit

baik.

Tidak ada

luka, tidak

ada edema,

turgor kulit

baik.

120/80

mmHg

80 x/mnt

20 x/mnt

36oC

50 kg

Tidak ada

nyeri tekan.

Tidak ada

luka, tidak

ada edema,

turgor kulit

baik.

Tidak ada

luka, tidak

ada edema,

turgor kulit

baik.

-

92 x/mnt

24 x/mnt

36,6oC

11 kg

Tidak ada

nyeri tekan.

Tidak ada

luka, tidak

ada edema,

turgor kulit

baik.

Tidak ada

luka, tidak

ada edema,

turgor kulit

baik.

130/90

mmHg

84 x/mnt

22 x/mnt

36,4oC

58 kg

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

63

TB

Lila

160 cm

-

IMT : 21,08

(normal)

154 cm

-

IMT : 21,7

(normal)

88 cm

16 cm

BBI : kurang

(11 kg)

normalnya :

14 kg

162 cm

-

IMT : 22,3

(normal)

Kesimpulan dari pemeriksaan fisik diatas adalah pada An. H saat

dilakukan pemerksaan fisik ada kondisi tidak normal saat dilakukan

auskultasi dada yaitu terdengar bunyi tracheal yang artinya ada secret pada

daerah tenggorokan di atas trachea tapi An. H bisa mengeluarkan sekretnya

sendiri. Dan saat dilakukan pemeriksaan antropometri BB An. H kurang

yaitu 11 kg sedangkan BBI untuk anak usia 3 tahun adalah 14 kg.

I. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan

Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan

baik, mampu memberikan pelayanan yang baik dan tepat kepada siapa saja

yang membutuhakan, tidak hanya pasien di Rumah Sakit tapi juga warga

masyarakat yang membutuhakan bantuan pelayanan kesehatan, jangan

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

64

membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan antara masyarakat yang

miskin dan yang kaya.

J. Analisa Data

Tanggal Data Fokus Masalah

Keperawatan

Etiologi

10/06/2011 DS :

1. Ny. I mengatakan An. H

sedang batuk pilek

kurang lebih 3 hari.

2. Ny. I mengatakan

sebelum sakit dan saat

sakit An. H sering

makan chiki, permen

dan minum es.

3. Keluarga mengatakan

penyakit batuk pilek

merupakan penyakit

yang biasa dan bisa

sembuh dengan

sendirinya.

4. Ny. I mengatakan tidak

memeriksakan An. H

Bersihan jalan

nafas tidak

efekif.

Ketidakmam

puan

keluarga

merawat

anak dengan

ISPA.

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

65

dengan alasan An. H

selalu memuntahkan

obat yang diberikan dan

An. H hanya diberi

bodrexin.

5. Ny. I masih membiarkan

An. H bermain pasir di

sekitar rumahnya.

6. Ny. I mengatakan hanya

membersihkan rumah

dan menyapu setiap 2

hari sekali. Dan tidak

pernah membasahi lantai

terlebih dahulu padahal

lantai terbuat dari tanah.

DO :

1. Inspirasi dan ekspirasi

teratur. RR : 26 x/menit.

2. An. H tampak

mengeluarkan cairan

bening dari hidung.

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

66

3. An. H terlihat sedang

bermain pasir di

lingkungan sekitar

rumahnya.

4. Di dalam rumah

keluarga Tn. R terdapat

banyak bekas rokok di

lantai.

10/06/2011 DS :

1. Ny. I mengatakan An. H

sulit makan, An. H

sering jajan chiki,

permen dan minum es.

2. Ny. I mengatakan tidak

tahu tentang gizi yang

baik bagi anaknya. Dan

Ny. I tidak tahu cara

membuat menu yang

menarik untuk anaknya.

3. Ny. I mengatakan tidak

telaten dalam

memberikan makanan

Gangguan

kebutuhan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh.

Ketidakmam

puan

keluarga

dalam

merawat

balita

dengan gizi

yang kurang.

Page 24: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

67

untuk An. H.

4. Ny. I mengatakan An. H

selalu memuntahkan jika

diberi vitamin oleh

karena itu keluarga Tn.

R tidak memberikan

vitamin penambah nafsu

makan.

DO :

1. 3 bulan terakhir ini BB

An. H tidak pernah naik.

2. BB An. H : 11 kg.

3. Grafik dalam KMS

status gizi An. H berada

pada warna kuning

mendekati garis merah

bawah yang artinya

kurang gizi.

10/06/2011 DS :

1. Ny. I mengatakan An. H

sedang batuk pilek

Resiko

terjadinya

penyakit ISPA

Ketidakmam

puan

keluarga

Page 25: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

68

kurang lebih 3 hari.

2. Ny. I mengatakan

sebelum sakit dan saat

sakit An. H sering

makan chiki, permen

dan minum es tetapi An.

H susah makan.

3. Keluarga mengatakan

penyakit batuk pilek

merupakan penyakit

yang biasa dan bisa

sembuh dengan

sendirinya.

4. Ny. I mengatakan tidak

memeriksakan An. H

dengan alasan An. H

selalu memuntahkan

obat yang diberikan dan

An. H hanya diberi

bodrexin.

5. Ny. I masih membiarkan

An. H bermain pasir di

sekitar rumahnya.

berulang. merawat

anak dengan

ISPA yang

mengalami

gangguan

kurangnya

kebutuhan

nutrisi dari

kebutuhan

tubuh/kuran

g gizi.

Page 26: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

69

6. Ny. I mengatakan hanya

membersihkan rumah

dan menyapu setiap 2

hari sekali. Dan tidak

pernah membasahi lantai

terlebih dahulu padahal

lantai terbuat dari tanah.

7. Ny. I mengatakan An. H

bisa mengeluarkan

sekretnya sendiri dan

jika An. H merasakan

tenggorokannya tidak

enak langsun minta

minum air hangat.

DO :

1. Inspirasi dan ekspirasi

teratur. RR : 24 x/menit.

Auskultasi terdengar

tracheal.

2. BB An. H 11 kg, kurang

dari BBI yaitu 14 kg.

3. An. H tampak

Page 27: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

70

mengeluarkan cairan

bening dari hidung.

4. An. H terlihat sedang

bermain pasir di

lingkungan sekitar

rumahnya.

5. Di dalam rumah

keluarga Tn. R terdapat

banyak bekas rokok di

lantai.

10/06/2011 DS :

1. Ny. I mengatakan tidak

tahu cara-cara penularan

ISPA.

2. Ny. I mengatakan An. H

tidurnya dengan Tn. R

dan Ny. I.

3. Ny. I mengatakan An. H

masih dibiarkan bermain

dengan teman-temannya.

4. Ny. I mengatakan tidak

tahu bagaimana cara

Resiko tinggi

terjadinya

penularan

ISPA.

Ketidakmam

puan

keluarga

dalam

memodifikas

i lingkungan

dengan

masalah

ISPA.

Page 28: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

71

memodifikasi

lingkungan yang sehat

agar tidak terjadi

penularan.

DO :

1. Saat dilakukan

pengkajian Ny. I tahu

kalau penyakit batuk

pilek itu menular tetapi

Ny. I tidak mengetahui

cara penularannya.

2. An. H tampak bermain

dengan temannya dan

sering mengelap

hidungnya dengan baju.

3. Saat dilakukan

kunjungan keluarga pada

siang hari, An. H tidur

ditemani Ny. I, kondisi

kamar pengap.

4. Tempat pertukaran

udara dan pencahayaan

Page 29: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

72

kurang, lantai rumah

terbuat dari tanah.

K. Skoring

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah

Skala : actual

3/2x1 3/2 An.M sedang

menderita ISPA

dan perlu ditangani

untuk mencegah

ISPA menjadi lebih

berat terdapat

sumber-sumber

yang ada.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah :

mudah

2/2x2 2 Anggota keluarga

dan penanganan

serta tersedianya

fasilitas kesehatan

yaitu puskesmas,

dokter, bidan

praktek, dll.

Page 30: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

73

3. Potensi

masalah dapat

dicegah :

cukup

3/2x1 3/2 Masalah yang

terjadi diperlukan

suatu tindakan

prefentive supaya

keadaannya tidak

menjadi berat.

4. Menonjolnya

masalah

Skala : maalah

tidak

dirasakan

1/2x1 ½ Ny. I menyadari

bahwa anaknya

sekarang sedang

batuk pilek.

Keluarga sudah

memeriksakan ke

puskesmas dan

dokter tetapi

pileknya tidak ada

kemajuan.

Jumlah 5 1/2

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah

Skala : actual

3/2x1 3/2 Perlu adanya

penatalaksanaan

Page 31: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

74

karena sifatnya

mengancam untuk

terjadi

memberatnya

masalah.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

Skala : mudah

2/2x2 2 Sumber dan

keluarga belum

mencukupi.

Masalah dapat

diubah dengan

pendidikan

kesehatan.

3. Potensi

masalah dapat

dicegah

Skala : cukup

2/3x1 2/3 Sumber dan

keluarga belum

mencukupi masalah

dapat diubah

dengan pendidikan

kesehatan.

4. Menonjolna

masalah

Skala :

dirasakan

1/2x1 1/2 Keluarga Tn. R

menyadari bahwa

An. H susah

makan. BB An. H

selama 3 bulan

Page 32: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

75

berturut-turut tidak

pernah naik yaitu

11 kg.

Jumlah 4 2/3

3. Resiko terjadinya penyakit ISPA berulang

No Kriteria Penghitungan Score Pembenaran

1. Sifat masalah

Skala : resiko

2/3x1 2/3 An.M sedang

menderita ISPA

dan perlu ditangani

untuk mencegah

ISPA menjadi

lebih berat terdapat

sumber-sumber

yang ada.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah :

mudah

2/2x2 2 Anggota keluarga

dan penanganan

serta tersedianya

fasilitas kesehatan

yaitu puskesmas,

dokter, bidan

praktek, dll.

Page 33: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

76

3. Potensi

masalah dapat

dicegah :

cukup

2/3x1 2/3 Masalah yang

terjadi diperlukan

suatu tindakan

prefentive supaya

keadaannya tidak

menjadi berat.

4. Menonjolnya

masalah

Skala :

masalah tidak

dirasakan

1/2x1 1/2 Ny. I menyadari

bahwa anaknya

sekarang sedang

batuk pilek.

Keluarga sudah

memeriksakan ke

puskesmas dan

dokter tetapi

pileknya tidak ada

kemajuan.

Jumlah 3 5/6

4. Resiko terjadi penularan

No Kritria Penghitungan Skore Pembenaran

1. Kriteria sifat

masalah :

2/3x1 2/3 Dapat terjadi

penularan terhadap

Page 34: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

77

resiko anggota bila tidak

segera ditangani.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah:

sebagian

1/2x2 1 Diperlukan suatu

penanganan dan

tindakan preventif

agar ISPA tidak

menular anggota

keluarga yang lain.

3. Potensial

masalah utuk

dicegah

Skala : cukup

2/3x1 2/3 Terdapat sumber-

sumber yang

diperlukan agar

penularan ISPA

tidak terjadi pada

anggota keluarga

yang lain.

4. Menonjolnya

masalah

Skala :

masalah tidak

dirasakan

0 0 Keluarga tidak

menyadari adanya

masalah

Jumlah 2 1/3

Page 35: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

78

L. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit ISPA.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

ketidakmampuan keluarga dalam merawat balita yang sakit dengan gizi

yang kurang.

3. Resiko tinggi terjadi penyakit ISPA berulang b/d ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anak dengan penyakit ISPA yang mengalami

gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Resiko tinggi terjadi penularan ISPA b/d ketidakmampuan keluarga

dalam memodifikasi lingkungan yang sehat dengan penyakit ISPA.

Page 36: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

105

M. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa

keperawatan

keluarga

Tujuan umum

(TUM)

Tujuan khusus

(TUK)

Evaluasi Intervensi Keperawatan

Kriteria Standar

1. Bersihan

jalan nafas

tidak efektif

berhubungan

dengan

ketidakmam

puan

keluarga

dalam

merawat

anggota

keluarga

yang sakit

ISPA.

Tujuan umum

: Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 hari,

bersihan jalan

nafas menjadi

lancer.

Tujuan khusus:

1. Setelah

dilakukan

pertemuan

selama 2x30

menit

keluarga

mampu

mengenal

masalah yang

berhubungan

dengan

bersihan jalan

nafas tidak

efektif dengan

KH :

79

Page 37: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

106

1.1 Keluarga

mampu

menyebut

kan

pengertian

ISPA.

1.2 Menyebut

kan

penyebab

ISPA.

Respon verbal

Dapat

menyebutkan

pengertian

ISPA.

Respon verbal

Dapat

menyebutkan

2 dari 4

penyebab

terjadinya

ISPA.

Pengetian ISPA adalah

infeks saluran

pernafasan akut yang

menyerang saluran

pernafasan atas atau

yang mengenai hidung,

tenggorokan.

Penyebab terjadinya

ISPA :

1. Sanitasi lingkungan

yang jelek.

2. Kurang gizi dan

tertular penderita

lain.

3. Kekebalan tubuh

menurun.

4. Adanya kuman

1.1.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang pengertian ISPA

dengan lembar balik atau

leaflet.

1.1.2 Beri kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya.

1.1.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan.

1.1.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

1.2.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang penyebab ISPA

dengan lembar balik atau

leaflet.

1.2.2 Beri kesempatan keluarga

untuk bertanya.

1.2.3 Tanyakan kembali tentang hal

yang telah dijelaskan.

1.2.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

80

Page 38: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

107

1.3 Menyebut

kan tanda

dan gejala

ISPA.

Respon veral

Dapat

menyebutkan

2 dari 3 tanda

dan gejala

ISPA.

penyebab.

Tanda dan gejala ISPA

:

1. Pneumonia berat :

terdapat tarikan

dinding dada ke

dalam, nafas cuping

hidung (hidung

kembang kempis

waktu bernafas).

2. Pneumonia : adanya

nafas cepat lebih

dari 40x/menit.

3. Bukan pneumonia :

batuk pilek dan

kadang disertai

dengan demam,

tidak ada nafas

cuping hidung, dan

ada tarikan di

1.3.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang tanda dan gejala ISPA.

1.3.2 Beri kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya.

1.3.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan

1.3.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

81

Page 39: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

108

1.4 Mengident

ifikasi

akibat dari

ISPA bila

tidak

segera

ditangani.

2. Setelah 1x30

Respon verbal

dinding ke dalam,

itu tandanya ada

bersihan jalan nafas

tidak efektif,

adanya skret yang

kental/bening

keluar dari hidung.

Keluarga mengetahui

jika bersihan jalan

nafas tidak efektif tidak

segera diatasi maka

akan menyebabkan

sesak nafas, sianosos,

atau kebiruan pada

daerah perifer misalnya

jari-jari tangan dan kaki

karena kekurangan

oksigen.

1.4.1 Bantu keluarga

mengidentifikasi anggota

keluarga yang menderita

ISPA.

1.4.2 Beri kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya.

1.4.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan.

1.4.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

82

Page 40: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

109

menit

keluarga

mampu

mengambil

keputusan

yang tepat

dalam

merawat

anggota

keluarga yang

menderita

ISPA.

2.1Menyebutk

an

komplikas

i dari

ISPA.

Respon verbal

Menyebutkan

2 dari 3

kompikasi

ISPA.

Komplikasi ISPA yaitu

:

1. Sinusitis paranasal.

2. Penutupan tuba

eusthaci.

3. Penyebaran infeksi.

2.1.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang komplikasi dari ISPA.

2.1.2 Beri kesempatan kepada

keluarga bertanya.

2.1.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan.

2.1.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

83

Page 41: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

110

2.2 Mengambil

keputusan

yang tepat

untuk

merawat

anggota

keluarga

yang

menderita

ISPA.

3. Setelah 1x30

menit

keluarga

mampu

merawat

anggota

keluarga yang

menderita

ISPA dengan

Respon

afektif

Keluarga memutuskan

untuk merawat anggota

keluarga yang

menderita ISPA.

2.2.1 Memotifasi keluarga dalam

merawat anggota keluarga

yang menderita ISPA.

2.2.2 Beri reinforcement positif atas

minat keluarga.

84

Page 42: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

111

KH :

3.1 Keluarga

mampu

menjelas

kan cara

perawata

n

bersihan

jalan

nafas

tidak

efektif.

4. Setelah 1x30

menit

keluarga

mampu

memodifikasi

lingkungan

Respon verbal

Keluarga

mampu

menyebutkan

cara

perawatan

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

Cara perawatan

bersihan jalan nafas

tidak efktif pada ISPA :

1. Banyak istirahat

dalam kamar yang

memiliki sirkulasi

udara bersih.

2. Berikan minum

hangat.

3. Ajarkan fisioterapi

dada.

4. Beri posisi

semifowler.

3.1.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang cara pencegahan

ISPA.

3.1.2 Beri kesempatan keluarga

untuk bertanya.

3.1.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan.

3.1.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban keluarga.

85

Page 43: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

112

yang sesuai

untuk

penderita

ISPA dengan

KH :

4.1Menyebutk

an cara

memodifik

asi

lingkunga

n yang

sesuai

untuk

penderita

ISPA.

Respon verbal

Keluarga

mengetahui

cara

memelihara

dan

meodifikasi

lingungan

yang sehat.

Cara memelihara dan

memodifikasi

lingkungan yang sehat

yaitu :

1. Rumah setiap hari

harus dibersihkan.

2. Harus terdapat

jendela agar

sirkulasi udara

dapat masuk.

3. Sebelum menyapu

sebaiknya tanah

diguyur pakai air

terlebih dahulu agar

debu tidak

berterbangan.

4. Jauhkan dari asap

4.1.1 Motivasi keluarga untuk

memelihara dan memodifikasi

lingkungan yang sehat untuk

mengurangi bersihan jalan

nafas tidak efektif.

4.1.2 Lakukan evaluasi apakah

keluarga sudah memelihara

dan memodifikasi lingkungan

yang sehat.

4.1.3 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga.

86

Page 44: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

113

5. Setelah 1x15

menit

keluarga

mampu

memanfaatkan

fasilitas

kesehatan

dengan KH :

5.1 Mampu

menyebutkan

pelayanan

kesehatan untuk

pengobatan dan

perawatan ISPA.

Respon verbal

rokok.

Tempat pemeriksaan

dan pengobatan ISPA :

1. Puskesmas

2. Rumah sakit

Dokter

5.1.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang tempat-tempat

pemeriksaan dan pemantauan

ISPA.

5.1.2 Beri kesempatn kepada

keluarga untuk bertanya.

5.1.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan.

5.1.4 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga.

2. Gangguan Setelah Setelah

87

Page 45: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

114

kebutuhan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh b/d

ketiakmamp

uan keluarga

dalam

merawat

balita yang

sakit dengan

gizi yang

kurang.

dilakukan

kunjungan

selama 2 hari

diharapkan

kebutuhan

nutrisi dapat

terpenuhi.

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 hari

keluarga mampu

mengenal

nutrisi/gizi yang

baik dengan KH:

1. Keluarga

mampu

mengenal

masalah

gizi/nutrisi

yang penting

bagi anak.

Respon verbal Keluarga mengetahui

pengertian gizi dan

kurang gizi.

Gizi adalah : zat-zat

yang terkandung di

dalam makanan yang

diperlukan untuk

kelangsungan hidup.

Kurang gizi adalah :

berkurangnya zat-zat

makanan dalam tubuh

sehingga terjadi

perubahan dalam

1.1.1 Kaji kembali pengetahuan

keluarga tentang pengetahuan

gizi dan kurang gizi.

1.1.2 Beri kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya.

1.1.3 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga.

88

Page 46: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

115

2. Keluarga

mampu

mengambil

keputusan

dalam

melakukan

tindakan

yang tepat,

ditandai

dengan

keluarga

paham akan

pentingnya

gizi yang

baik.

Respon verbal

tubuh. Misalnya :

kurus, lemah, pucat,

BB menurun.

2.1 Keluarga

mengetahui

bagaimana

memberikan

nutrisi yang baik

bagi anak.

2.2 Keluarga

mengetahui

bagaimana

bahayanya jika

anak kekurangan

gizi.

2.1.1 Kaji pengetahuan keluarga

tentang pentingnya gizi pada

anak.

2.1.2 Berikan penyuluhan tentang

pentingnya gizi pada anak.

2.1.3 Beri kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya.

2.1.4 Evaluasi kembali apa yang

telah dijelaskan kepada

keluarga.

2.1.5 Beri reinforcement positif atas

usaha yang dilakukan

keluarga.

89

Page 47: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

116

3. Keluarga

mampu

merawat

anggota

keluarga

yang sakit

(gangguan

kebutuhan

nutrisi).

Respon verbal 3.1 Keluarga

mengetahui

bagaimana cara

merawat anggota

keluarga yang sakit

dengan gangguan

nutrisi yaitu

dengan cara

menyajikan

makanan dalam

bentuk menarik,

dalam keadaan

hangat,

memberikan

makanan dalam

porsi sedikit tetapi

sering.

3.1.1 Kaji pengetahuan keluarga

tentang pentignya gizi.

3.1.2 Ajarkan cara membuat ramuan

tradisional untuk menambah

nafsu makan yaitu dengan

menggunakan ramuan

temulawak.

3.1.3 Ajarkan pada kluarga tentang

cara membuat menu yang

menarik bagi anak.

3.1.4 Motivasi keluarga untuk

membuat ramuan temulawak

secara mandiri dan motivasi

untuk membuat menu yang

menarik untuk anak.

3.1.5 Evaluasi kembali apa yang

telah diajarkan kepada

keluarga.

3.1.6 Beri reinforcement positif atas

usaha yang dilakukan

keluarga.90

Page 48: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

117

3. Resiko

tinggi terjadi

penyakit

ISPA

berulang b/d

ketidakmam

puan

keluarga

dalam

merawat

anak dengan

penyakit

ISPA yang

mengalami

gangguan

kebutuhan

nutrisi/kuran

g gizi.

Tujuan umum: Setelahdilakukantindakankeperawatanselama 3 hari,diharapkanresikoterjadinyapenyakitISPAberulang tidakterjadi.

Tujuan khusus:

1. Setelah

dilakukan

pertemuan

selama 2x30

menit

keluarga

mampu

mengenal

masalah yang

berhubungan

dengan ISPA

dan nutrisi

sehingga tidak

terjadi

penyakit ISPA

yang berulang

dengan KH :

1.1 Keluarga

mampu

menyebut

kan

Respon verbal

Keluarga

mampu

menyebutkan

Pengetian ISPA adalah

infeks saluran

pernafasan akut yang

menyerang saluran

1.1.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang pengertian ISPA

dengan lembar balik atau

leaflet.91

Page 49: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

118

pengertian

ISPA.

1.2 Menyebut

kan

penyebab

ISPA.

1.3 Menyebut

pengertian

ISPA.

Respon verbal

Keluarga

mampu

menyebutkan

penyebab

terjadinya

ISPA.

Respon verbal

pernafasan atas atau

yang mengenai hidung,

tenggorokan.

Penyebab terjadinya

ISPA :

1. Sanitasi lingkungan

yang jelek.

2. Kurang gizi.

3. Tertular penderita

lain.

4. Kekebalan tubuh

menurun.

5. Adanya kuman

penyebab.

Tanda dan gejala ISPA

1.1.2 Beri kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya.

1.1.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan.

1.1.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

1.2.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang penyebab ISPA

dengan lembar balik atau

leaflet.

1.2.2 Beri kesempatan keluarga

untuk bertanya.

1.2.3 Tanyakan kembali tentang hal

yang telah dijelaskan.

1.2.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

1.3.1 Diskusikan dengan keluarga

92

Page 50: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

119

kan tanda

dan gejala

ISPA.

Keluarga

mampu

menyebutkan

tanda dan

gejala ISPA.

:

1. Pneumonia berat :

terdapat tarikan

dinding dada ke

dalam, nafas cuping

hidung (hidung

kembang kempis

waktu bernafas).

2. Pneumonia :

adanya nafas cepat

lebih dari

40x/menit.

3. Bukan pneumonia :

batuk pilek dan

kadang disertai

dengan demam,

tidak ada nafas

cuping hidung, dan

ada tarikan di

dinding ke dalam,

itu tandanya ada

bersihan jalan nafas

tentang tanda dan gejala ISPA.

1.3.2 Beri kesempatan kepada

keluarga untuk bertanya.

1.3.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan

1.3.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

93

Page 51: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

120

2. Setelah 1x30

menit

keluarga

mampu

mengambil

keputusan

yang tepat

dalam

merawat

anggota

keluarga yang

menderita

ISPA dengan

masalah

kurang gizi

agar tidak

terjadi

tidak efektif,

adanya skret yang

kental/bening

keluar dari hidung.

94

Page 52: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

121

penyakit yang

berulang

dengan KH :

2.1Menyebutk

an

komplikas

i dari

ISPA.

2.2 Mengambil

keputusan

yang tepat

untuk

merawat

anggota

keluarga

yang

menderita

Respon verbal

Keluarga

mampu

menyebutkan

kompliksi

ISPA.

Respon verbal

Komplikasi ISPA yaitu

:

1. Sinusitis paranasal.

2. Penutupan tuba

eusthaci.

3. Penyebaran infeksi.

1. Keluarga

memutuskan untuk

merawat anggota

keluarga yang

menderita ISPA.

2. Keluarga mau lebih

memperhatikan gizi

anak yang

menderita ISPA

2.1.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang komplikasi dari ISPA.

2.1.2 Beri kesempatan kepada

keluarga bertanya.

2.1.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan.

2.1.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

2.2.1 Beri penjelasan keluarga

tentang cara perawatan anak

yang menderita ISPA agar

tidak terjadi penyakit yang

berulang sehingga keluarga

mampu mengambil keputusan.

2.2.2 Motifasi keluarga dalam

merawat anggota keluarga

yang menderita ISPA.95

Page 53: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

122

ISPA agar

tidak

terjadi

penyakit

ISPA yang

berulang.

3. Setelah 1x30

menit

keluarga

mampu

merawat

anggota

keluarga yang

menderita

ISPA dengan

KH :

3.1 Keluarga

mampu

menjelask

an cara

perawata

Respon verbal

agar tidak terjadi

penyakit ISPA

berulang

Cara perawatan ISPA

agar tidak terjadi

penyakit ISPA yang

berulang adalah :

1. Banyak istirahat

2.2.3 Beri reinforcement positif atas

minat keluarga.

3.1.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang cara pencegahan

terjadinya ISPA berulang.

3.1.2 Beri kesempatan keluarga

untuk bertanya.

96

Page 54: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

123

ISPA agar

tidak

terjadi

penyakit

ISPA yang

berulang.

4. Setelah 1x30

menit

keluarga

mampu

memodifikasi

lingkungan

yang sesuai

untuk

penderita

ISPA dengan

KH :

dalam kamar yang

memiliki sirkulasi

udara bersih.

2. Berikan gizi yang

cukup mengandung

4 sehat 5 sempurna

bagi anak yang

menderita ISPA.

3. Jaga kebersihan

lingkungan.

3.1.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan.

3.1.4 Beri reinforcement positif atas

jawaban keluarga.

97

Page 55: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

124

4.1Menyebutk

an cara

memodifik

asi

lingkunga

n yang

sesuai

untuk

penderita

ISPA.

5. Setelah 1x15

menit

Respon verbal

Keluarga

mampu

menyebutkan

cara

memodifikasi

lingkungan

yang sehat.

Respon verbal

Cara memelihara dan

memodifikasi

lingkungan yang sehat

yaitu :

1. Rumah setiap hari

harus dibersihkan.

2. Harus terdapat

jendela agar

sirkulasi udara

dapat masuk.

3. Sebelum menyapu

sebaiknya tanah

diguyur pakai air

terlebih dahulu agar

debu tidak

berterbangan.

4. Jauhkan dari asap

rokok.

Keluarga mampu

memanfaatkan tempat

4.1.1 Motivasi keluarga untuk

memelihara dan memodifikasi

lingkungan yang sehat.

4.1.2 Beri kesempatan keluarga

untuk bertanya.

4.1.3 Lakukan evaluasi apakah

keluarga sudah memelihara

dan memodifikasi lingkungan

yang sehat.

4.1.4 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga.

5.1.1 Diskusikan dengan keluarga

tentang tempat-tempat98

Page 56: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

125

keluarga

mampu

memanfaatkan

fasilitas

kesehatan.

pelayanan kesehatan

seperti dokter,

puskesmas, bidan,

rumah sakit untuk

pengobatan ISPA.

pemeriksaan dan pemantauan

ISPA.

5.1.2 Beri kesempatn kepada

keluarga untuk bertanya.

5.1.3 Tanyakan kembali hal yang

telah dijelaskan.

5.1.4 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga.

4. Resiko

tinggi

terjadinya

penularan

ISPA b/d

ketidakmam

puan

keluarga

dalam

memodifikas

i lingkungan

yang sehat

dengan

Setelah

dilakukan

kunjungan

selama 2 hari,

resiko

penularan

ISPA tidak

terjadi.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x30

menit diharapkan

keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan

sehingga

penularan ISPA

tidak terjadi

dengan KH :

99

Page 57: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

126

penyakit

ISPA.

1. Keluarga

mampu

menyebutkan

cara

penularan

ISPA.

2. Keluarga

mampu

menyebutkan

cara

pencegahan

terjadinya

ISPA.

Respon verbal

Keluarga

mampu

menyebutkan

cara

penularan

ISPA.

Respon verbal

Keluarga bisa

menyebutkan

cara

pencegahan

terjadinya

ISPA.

Cara penularan ISPA :

1.1 Meludah di

sembarang tempat.

1.2 Penderita tidak

menutup mulut

saat batuk.

1.3 Kontak langsung

dengan penderita.

Cara pencegahan

terjadinya ISPA :

2.1 Menghindarkan

anak dari kuman

dengan cara

mengawasi anak

saat bermain.

Jangan sampai

anak main di

1.1.1 Kaji pengetahuan keluarga

tentang cara-cara penularan

ISPA.

1.1.2 Beri penjelasan kepada

keluarga tentang cara-cara

penularan ISPA.

1.1.3 Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali cara-

cara penularan ISPA.

1.1.4 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga.

2.1.1 Kaji pengetahuan keluarga

tentang cara pencegahan

ISPA.

2.1.2 Beri penyuluhan kepada

keluarga tentang cara

pencegahan ISPA.

2.1.3 Motivasi keluarga untuk

mengulang kembali

penjelasan yang telah10

0

Page 58: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

127

3. Keluarga

mengambil

keputusan

dalam

melakukan

tindakan

yang tepat

untuk

mencegah

terjadinya

Respon verbal

Keluarga

mampu

mengtahui

cara

perawatan

agar tidak

terjadi

penularan.

tempat yang

berdebu.

2.2 Menjaga

kebersihan tubuh

anak.

2.3 Meningkatkan

daya tahan tubuh

dengan menjaga

gizi anak agar

tetap baik (TKTP).

Cara perawatan agar

tidak terjadi penularan :

penderita tidur terpisah

dengan anggota

keluarga yang lain.

disampaikan

2.1.4 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga.

3.1.1 Motivasi keluarga untuk

mengambil keputusan dalam

melakukan tindakan yang

tepat.

3.1.2 Lakukan evaluasi apakah

keluarga sudah melakukan

pengambilan keputusan

tentang pencegahan ISPA.

3.1.3 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga.10

1

Page 59: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

128

penularan

ISPA.

4. Keluarga

dapat

menyebutkan

cara

perawatan

anggota

keluarga

yang sakit

ISPA untuk

mencegah

terjadinya

penularan

pada anggota

keluarga

yang lain.

5. Keluarga

menyebutkan

Respon verbal

Respon verbal

Keluarga

4.1 Melarang

penderita meludah

di sembarang

tempat.

4.2 Bila penderita

batuk usahakan

ditutupi.

Karakteristik

lingkungan rumah yang

4.1.1 Kaji pengetahuan keluarga

tentang cara perawatan ISPA

untuk mencegah terjadinya

penularan pada anggota

keluarga yang lain.

4.1.2 Beri penyuluhan kesehatan

tentang cara merawat anggota

keluarga untuk mencegah

penularan terjadinya ISPA.

5.1.1 Motivasi keluarga untuk

mengulang kembali penjelasan10

2

Page 60: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

129

cara

memelihara

dan

memodifikasi

lingkungan

sehat untuk

mencegah

terjadinya

penularan

pada anggota

keluarga

yang lain.

mampu

menyebutkan

karakteristik

lingkungan

rumah yang

sehat.

sehat :

1. Rumah harus

berjendela.

2. Asap tidak boleh

terkumpul dalam

rumah.

3. Lantai harus kering

dan tidak berdebu.

4. Sinar matahari

dapat masuk ke

rumah.

5. Menjemur kasur

minimal 1 minggu

sekali.

6. Tidak membuang

ludah di sembarang

tempat.

7. Tidur penderita

ISPA terpisah

dengan anggota

keluarga yang lain.

yang diberikan.

5.1.2 Beri reinforcement positif

pada keluarga atas usaha yang

dilakukan.

10

3

Page 61: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

130

Respon

afektif

1. Keluarga mampu

memelihara dan

memodifikasi

lingkungan agar

tidak terjadi

penularan ISPA

pada anggota

keluarga yang lain.

2. Keluarga mau

memelihara dan

memodifikasi

lingkungan sehat

agar tidak terjadi

penularan.

5.2.1 Kaji tingkat pengetahuan

keluarga tentang cara

memelihara dan memodifikasi

lingkungan.

5.2.2 Beri penyuluhan terhadap

keluarga tentang cara

memelihara dan memodifikasi

lingkungan shat agar tidak

terjadi penularan

5.2.3 Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali tentang

penjelasan yang telah

diberikan.

5.2.4 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga.

10

4

Page 62: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

106

N. Catatan Keperawatan

No Tanggal Dx. Kep.

Keluarga

Pelaksanaan Respon TTD

1. 10/06/2011 Bersihan

jalan nafas

tidak

efektif b/d

ketidakma

mpuan

keluarga

dalam

merawat

anggota

keluarga

yang sakit.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang

pengertian

ISPA, tanda

dan gejala,

serta faktor-

faktor yang

mempengaruh

i terjadinya

ISPA.

2. Memberikan

penyuluhan

kesehatan

kepada

keluarga

tentang

pengertian,

tanda dan

gejala, serta

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i terjadinya

ISPA.

S:1. Keluarga mengatakan

kurang mengetahui

tentang pengertian

ISPA, tanda dan gejala,

serta faktor yang

mempengaruhi

terjadinya ISPA.

2. Ny. I mengatakan

hanya mengetahui

bahwa An. H batuk

pilek.

3. Setelah diberi

penjelasan keluarga

mengatakan mengerti

tentang pengertian

ISPA, tanda dan gejala

serta faktor penyebab

ISPA.

4. Keluarga mau

menyebutkan kembali

pengertian ISPA,

tanda dan gejala, serta

faktor yang

mempengaruhi ISPA.

O: 1. Keluarga mau

Page 63: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

107

12/06/2011

3. Memotivasi

keluarga

untuk

mengulang

kembali

penjelasan

yang

diberikan

tentang

pengertian dan

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i terjadinya

ISPA.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang

pengertian

mendengarkan dan

memperhatikan serta

aktif menjawab dan

mengulang penjelasan

yang diberikan.

2. Kontak mata positif

selama interaksi,

keluarga kooperatif.

A: Masalah teratasi sebagian.

Keluarga mampu

mengenal pengertian,

tanda dan gejala, serta

faktor penyebab ISPA.

P: Anjurkan kepada keluarga

untuk berkonsultasi

kepada petugas

pelayanan kesehatan

jika menemui

pertanyaan yang tidak

diketahui berhubungan

dengan ISPA.

S: 1. Keluarga mengatakan

tidak mengetahui

tentang pengertian dan

penyebab bersihan

jalan nafas tidak

efektif.

Page 64: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

108

13/06/2011

dan penyebab

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

2. Memberikan

penjelasan

kepada

keluarga

tentang

penyebab

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

menyebutkan

kembali

penyebab dari

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Mengkaji

pengetahuan

O: 1. Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan serta

aktif menjawab dan

mengulang penjelasan

yang diberikan.

2. Kontak mata positif,

selama interaksi

keluarga kooperatif.

A: Masalah teratasi sebagian.

Keluarga mampu

mengenal penyebab

bersihan jalan nafas

tidak efektif.

P: 1. Anjurkan kepada

keluarga untuk

bertanya jka belum

jelas.

2. Beri penjelasan kepada

keluarga jika masalah

bersihan jalan nafas

tidak segera diatasi.

S:1. Keluarga mengatakan

penyebab ISPA dan

Page 65: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

109

keluarga

tentang

penyebab

ISPA dan

bersihan jalan

nafas tidak

efektif yang

tidak segera

diatasi.

2. Mendiskusika

n bersama

keluarga

tentang

penyebab

ISPA dan

bersihan jalan

nafas tidak

efektif serta

akibat yang

parah bila

tidak segera

diatasi.

3. Memberikan

kesempatan

keluarga

untuk

mengulang

penjelasan

yang telah

diberikan.

4. Memotivasi

bersihan jalan nafas

tidak efektif serta

akibatnya bila tidak

segera diatasi bisa

menyebabkan sesak

nafas.

2.Keluarga menyebutkan

kembali penyebab

ISPA dan masalah

yang muncul jika

bersihan jalan nafas

tidak efektif yang

tidak segera diatasi.

O: Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan. Kontak

mata positif, selama

interaksi keluarga

kooperatif.

A: Masalah teratasi

sebagian, keluarga

mampu mengambil

keputusan untuk

melakukan tindakan

yang tepat.

P: Memotivasi keluarga

berkaitan dengan

keputusannya membawa

Page 66: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

110

14/06/2011

keluarga

untuk

mengambil

keputusan

untuk

mengatasi

masalah

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

5. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang cara

perawatan

anggota

keluarga yang

mengalami

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

2. Memberikan

penyuluhan

kepada

An. H ke pelayanan

kesehatan dan dilakukan

evaluasi pada hari

berikutnya tentang

keputusan keluarga.

S: 1. Ny. I mengatakan bila

ada anggota keluarga

yang mengalami

bersihan jalan nafas

tidak efektif (batuk

pilek) dibelikan dulu

obat di apotik, jika

belum sembuh baru

dibawa ke tempat

pelayanan kesehatan.

Tetapi An. H tidak

dibawa ke tempat

pelayanan kesehatan

dengan alasan An. H

Page 67: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

111

keluarga

tentang cara

perawatan

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

menyebutkan

cara

perawatan

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

4. Memotifasi

keluarga

untuk

menyebutkan

cara merawat

anggota

keluarga yang

mengalami

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

5. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

selalu memuntahkan

obat yang diberikan.

Ny. I mengatakan An.

H hanya diberi

bodrxin.

2. Keluarga mampu

menyebutkan kembali

cara perawatan

bersihan jalan nafas

tidak efektif, keluarga

akan merawat anggota

keluarga ang

mengalami bersihan

jalan nafas tidak

efektif.

O: 1. Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan.

2. Kontak mata positif.

Keluarga kooperatif,

kadang keluarga

bertanya bila belum

jelas.

A: Masalah teratasi yaitu

untuk merawat

anggota keluarga yang

sakit ISPA dengan

masalah bersihan jalan

nafas tidak efektif.

Page 68: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

112

6. Mendemonstr

asikan kepada

keluarga

tentang cara

perawatan

pada anggota

keluarga yang

mengalami

bersihan jalan

nafas tidak

efektif yaitu

dengan

melakukan

fisioterapi

dada setiap

pagi dan

menganjurkan

untuk

memberikan

minum air

hangat.

7. Memotivasi

keluarga

untuk

melakukan

redemonstrasi

cara

perawatan

anggota

keluarga yang

mengalami

P: 1. Anjurkan kepada

keluarga untuk

merawat anggota

keluarga yang sakit

dengan masalah

bersihan jalan nafas

tida efektif dengan

memberikan minum

air hangat dan

fisioterapi dada.

2. Evaluasi apakah

keluarga melakukan

tindakan keperawatan

tersebut untuk

mengatasi bersihan

jalan nafas tidak

efektif.

Page 69: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

113

16/06/2011

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

8. Memberi

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Mengkaji

pengetahuan

tentang cara

memelihara

dan

memodifikasi

lingkungan

yang sehat.

2. Memberikan

penyuluhan

dan

mendemonstra

sikan kepada

keluarga

tentang cara

memelihara

dan

memodifkasi

lingkungan

yang sehat,

yaitu dengan

S: 1. Ny. I mengatakan

kurang tahu tentang

cara memodifikasi

lingkungan yang sehat.

Ny. I mengatakan

hanya menyapu dan

membersihkan rumah

setiap 2 hari sekali.

Ny. I mengatakan

tidak pernah

membasahi lantai dulu

sebelum menyapu.

2. Ny. I menyebutkan

kembali cara

memelihara

lingkungan yang sehat.

3. Ny. Imengatakan akan

berusaha

mengubah/memperbai

ki cara memelihara

lingkungan rumahnya.

Page 70: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

114

17/06/2011

cara

membasahi

dulu lantai

yang terbuat

dari tanah

agar debu

tidak

berterbangan.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

memelihara

dan

memodifikasi

lingkungan

yang sehat

untuk

mengurangi

bersihan jalan

nafas tidak

efektif.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

O: Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan,

keluarga kooperatif,

kontak mata positif

saat interaksi.

A: Masalah teratasi, keluarga

mampu memodifikasi

lingkungan yang sehat.

P: Anjurkan pada keluarga

selalu tetap menjaga

kebersihan lingkungan

dan tetap membiasakan

perilaku yang sehat

untuk menciptakan

lingkungan yang sehat.

S: Keluarga mengatakan

sudah mengetahui

manfaat tempat

Page 71: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

115

tentang

manfaat

tempat

pelayanan

kesehatan.

2. Memberikan

penjelasan

kepada

keluarga

tentang

manfaat

tempat

pelayanan

kesehatan.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

mengulangi

penjelasan

yang

diberikan.

4. Memberi

kesempatan

kepada

keluarga

untuk

bertanya.

5. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha yng

pelayanan kesehatan

tetapi Ny. I tidak

memeriksakan An. H

dengan alasan An. H

selalu memuntahkan

obat yang diberikan.

An. H hanya diberi

bodrexin.

O: Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan.

Kontak mata positif,

keluarga kooperatif.

A: Masalah teratasi, keluarga

lebih memahami

betapa pentingnya

tempat pelayanan

kesehatan. Keluarga

mampu memanfaatkan

tempat pelayanan

kesehatan.

P: Motivasi keluarga untuk

selalu memanfaatkan

tempat pelayanan

kesehatan.

Page 72: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

116

dilakukan

keluarga.

2. 10/06/2011 Gangguan

kebutuhan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh b/d

ketiakmam

puan

keluarga

dalam

merawat

balita yang

sakit

dengan gizi

yang

kurang.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang

pengertian

gizi, kurang

gizi, serta cara

mengatasinya.

2. Memberi

penyuluhan

kepada

keluarga

tentang gizi,

kurang gizi,

dan cara

mengatasinya

yaitu dengan

menggunakan

leaflet dan

lembar balik.

3. Mendiskusika

n kepada

keluarga

tentang gizi,

kurang gizi

dan cara

mengatasinya.

4. Memberi

S: 1. Keluarga mengatakan

kurang tahu tentang

pengertian gizi, kurang

gizi dan cara

mengatasinya.

2. Ny. E menyebutkan

bahwa manfaat

makanan adalah untuk

proses tumbuh

kembang anak.

3. Penatalaksanaan kurang

gizi yaitu dengan

menyajikan makanan

yang berfariasi,

memberikan makanan

dalam porsi kecil tapi

sering.

4. Ny. I mengatakan

sekarang sudah

mengetahui bagaimana

cara membuat menu

yang menarik.

O: Keluarga memperhatikan

dan kooperatif, serta

antusias sekali untuk

bertanya.

Page 73: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

117

12/06.2011

kesempatan

kepada

keluarga

untuk

bertanya.

5. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha yang

dilakukan

keluarga

1. Meriview

kembali

pengetahuan

keluarga

tentang gizi,

kurang gizi,

dan cara

mengatasinya.

2. Mendemontras

ikan pada

keluarga

tentang cara

membuat

A: Masalah teratasi, keluarga

mampu mengenal

masalah kurang gizi

pada anggota keluarga

yang sakit.

P: Menganjurkan keluarga

dan memotivasi

keluarga untuk

memberikan makan

anak dalam porsi sedikit

tapi sering dan

memberikan anak

makanan dalam keadaan

menarik agar anak nafsu

makan.

S: 1. Ny. I mengatakan sudah

mengerti tentang gizi,

kurang gizi, dan cara

mengatasinya.

2. Keluarga mengatakan

mau mencoba membuat

ramuan temulawak

tetapi Ny. I mengatakan

kurang telaten.

O: Keluarga kooperatif dan

mencoba membuat

ramuan temulawak.

Page 74: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

118

13/06/2011

ramuan

temulawak

untuk

menambah

nafsu makan

anak.

3. Memotivasi

keluarga untuk

mendemonstra

sikan kembali

cara membuat

ramuan

temulawak.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha yang

dilakukan

keluarga.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang

pengetahuan

kurang gizi.

2. Member

penjelasan

kepada

keluarga

A: Masalah teratasi.

Keluarga mampu

merawat anggota

keluarga yang sakit

dengan masalah kurang

gizi.

P: Menganjurkan kepada

keluarga dan

memotivasi keluarga

agar telaten membuat

ramuan temulawak

untuk menambah nafsu

makan anak.

S: Keluarga mengatakan

tidak mengerti tentang

tanda kurang gizi, tapi

setelah diberi penjelasan

keluarga mengatakan

sudah mengerti.

O: Keluarga memperhatikan

dan kooperatif.

Keluarga antusias untuk

Page 75: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

119

14/06/2011

tentang tanda

kurang gizi.

3. Memotivasi

keluarga untuk

mengulangi

kembali

tentang tanda

kurang gizi.

4. Memberi

kesempatan

kepada

keluarga untuk

bertanya.

5. Memberi

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Merivew

pengetahuan

keluarga

tentang tanda

kurang gizi.

2. Mendemontras

ikan kepada

keluarga

tentang cara

membuat

menu yang

bertanya.

A: Masalah teratasi.

Keluarga mampu

mengenal tana kurang

gizi.

P: 1. Menganjurkan kepada

keluarga untuk

memberikan makanan

dengan menu yang

menarik.

2. Kontrak waktu dengan

keluarga untuk

mengajarkan cara

membuat menu yang

menarik untuk anak.

S: Keluarga mengatakan

sudah mengerti cara

membuat menu yang

menarik untuk An. H

agar nafsu makan An. H

meningkat.

O: Keluarga mau

memperhatikan dan

mendemonstrasikan cara

membuat menu yang

Page 76: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

120

16/06/2011

menarik untuk

anak.

3. Memotivasi

keluarga untuk

mencoba

mendemonstra

sikan cara

membuat

menu yang

menarik.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Menanyakan

pada keluarga

tentang menu

yang sudah

diberikan

untuk An. H.

2. Mendiskusika

n dengan

keluarga

tentang menu

yang bergizi

dan menarik

untuk An. H.

3. Memberi

menarik.

A: Masalah teratasi.

Keluarga mampu

merawat dan mengambil

keputusan untuk

mengatasi masalah

kurang gizi.

P: Menganjurkan dan

memotivasi keluarga

untuk mengulangi yang

diajarkan.

S: Keluarga mengatakan

sudah lebih menerti

tentang menu yang

bergizi bagi anak.

O: Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan.

Keluarga kopratif,

kontak mata positif.

A: Masalah teratasi.

Keluarga mampu

merawat anak dengan

Page 77: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

121

23/06/2011

kesempatan

pada keluarga

untuk

bertanya.

4. Memberi

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Memvalidasi

data dan

tindakan yang

sudah pernah

diberikan

kepada

keluarga.

2. Memberikan

kesempatan

kepada

keluarga

untuk

menjelaskan

kembali

pengetahuan

tentang

nutrisi/gizi.

3. Memberikan

kesempatan

pada keluarga

masalah kurang gizi.

P: Motivasi keluarga untuk

selalu memberikan

menu yang bergizi untuk

anak.

S: Ny. I mengatakan sudah

mengetahui tentang gizi

yang baik untuk anak

yaitu yang cukup

mengandung

karbohidrat, protein,

lemak, mineral, vitamin,

dan air.

O: Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan serta

mengulang kembali

penjelasan yang sudah

diberikan.

Kontak mata positif,

keluarga kooperatif.

A: Masalah teratasi.

Keluarga mampu

Page 78: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

122

untuk

bertanya jika

ada yang

belum jelas.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

mengenal, mengambil

keputusan dan merawat

anak yang mengalami

kurang gizi.

P: Memotivasi keluarga

untuk selalu

memberikan gizi yang

cukup untuk anak yang

menunjang tumbuh

kembangnya.

3. 10/06/2011 Resiko

tinggi

terjadi

penyakit

ISPA

berulang

b/d

ketidakma

mpuan

keluarga

dalam

merawat

anak

dengan

penyakit

ISPA yang

mengalami

gangguan

kebutuhan

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang

pengertian

ISPA, tanda

dan gejala,

serta faktor-

faktor yang

mempengaruh

i terjadinya

ISPA.

2. Memberikan

penyuluhan

kesehatan

kepada

keluarga

tentang

pengertian,

S:1. Keluarga mengatakan

kurang mengetahui

tentang pengertian

ISPA, tanda dan gejala,

serta faktor yang

mempengaruhi

terjadinya ISPA.

2. Ny. I mengatakan

hanya mengetahui

bahwa An. H batuk

pilek.

3. Setelah diberi

penjelasan keluarga

mengatakan mengerti

tentang pengertian

ISPA, tanda dan gejala

serta faktor penyebab

ISPA.

4. Keluarga mau

Page 79: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

123

nutrisi/kura

ng gizi.

tanda dan

gejala, serta

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i terjadinya

ISPA.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

mengulang

kembali

penjelasan

yang

diberikan

tentang

pengertian dan

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i terjadinya

ISPA.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

menyebutkan kembali

pengertian ISPA, tanda

dan gejala, serta faktor

yang mempengaruhi

ISPA.

O: 1. Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan serta

aktif menjawab dan

mengulang penjelasan

yang diberikan.

2. Kontak mata positif

selama interaksi,

keluarga kooperatif.

A: Masalah teratasi

sebagian.

Keluarga mampu

mengenal pengertian,

tanda dan gejala, serta

faktor penyebab ISPA.

P: Anjurkan kepada

keluarga untuk

berkonsultasi kepada

petugas pelayanan

kesehatan jika

menemui pertanyaan

yang tidak diketahui

berhubungan dengan

Page 80: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

124

12/06/2011 1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang

penyebab

terjadinya

ISPA

berulang.

2. Mendiskusika

n bersama

keluarga

tentang

penyebab

terjadinya

ISPA

berulang.

3. Memberikan

kesempatan

keluarga

untuk

mengulang

penjelasan

yang telah

diberikan.

4. Memotivasi

keluarga

untuk

mengambil

ISPA.

S:1. Keluarga mengatakan

penyebab ISPA bisa

berulang salah satunya

karena gizi anak yang

kurang.

2. Keluarga menyebutkan

kembali penyebab

ISPA.

O: Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan. Kontak

mata positif, selama

interaksi keluarga

kooperatif.

A: Masalah teratasi sebagian,

keluarga mampu

mengambil keputusan

untuk melakukan

tindakan yang tepat agar

tidak terjadi ISPA

berulang.

P: Memotivasi keluarga

berkaitan dengan

keputusannya membawa

An. H ke pelayanan

Page 81: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

125

13/06/2011

keputusan

untuk

mengatasi

masalah ISPA

agar tidak

berulang.

5. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang cara

perawatan

anggota

keluarga yang

mengalami

ISPA agar

tidak terjadi

ISPA

berulang.

2. Memberikan

penjelasan

kepada

keluarga

tentang cara

perawatan

kesehatan dan dilakukan

evaluasi pada hari

berikutnya tentang

keputusan keluarga.

S: 1. Ny. I mengatakan bila

ada anggotayang sakit

ISPA (batuk pilek)

dibelikan dulu obat di

apotik, jika belum

sembuh baru dibawa

ke tempat pelayanan

kesehatan. Tetapi An.

H tidak dibawa ke

tempat pelayanan

kesehatan dengan

alasan An. H selalu

memuntahkan obat

yang diberikan. Ny. I

mengatakan An. H

hanya diberi bodrxin.

2. Keluarga mampu

menyebutkan kembali

Page 82: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

126

agar tidak

terjadi ISPA

berulang.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

menyebutkan

cara

perawatan

agar tidak

terjadi ISPA

berulang.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

cara perawatan agar

tidak terjadi ISPA

berulang yaitu dengan

memberikan gizi yang

cukup bagi anak.

O: 1. Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan.

2. Kontak mata positif.

Keluarga kooperatif,

kadang keluarga

bertanya bila belum

jelas.

A: Masalah teratasi yaitu

untuk merawat

anggota keluarga yang

sakit ISPA agar tidak

terjadi ISPA berulang.

P: 1. Anjurkan kepada

keluarga untuk

merawat anggota

keluarga yang sakit

ISPA dengan masalah

kurang gizi agar tidak

terjadi ISPA berulang.

2. Evaluasi apakah

keluarga melakukan

tindakan keperawatan

Page 83: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

127

16/06/2011 1. Mengkaji

pengetahuan

tentang cara

memelihara

dan

memodifikasi

lingkungan

yang sehat.

2. Memberikan

penyuluhan

dan

mendemonstra

sikan kepada

keluarga

tentang cara

memelihara

dan

memodifkasi

lingkungan

yang sehat,

yaitu dengan

cara

membasahi

dulu lantai

yang terbuat

dari tanah

tersebut untuk

mengatasi ISPA agar

tidak terjadi berulang.

S: 1. Ny. I mengatakan

kurang tahu tentang

cara memodifikasi

lingkungan yang sehat.

Ny. I mengatakan

hanya menyapu dan

membersihkan rumah

setiap 2 hari sekali.

Ny. I mengatakan

tidak pernah

membasahi lantai dulu

sebelum menyapu,

tidak pernah membuka

jendela dan jarang

menjemur kasur.

2. Ny. I menyebutkan

kembali cara

memelihara

lingkungan yang sehat.

3. Ny. I mengatakan akan

berusaha

mengubah/memperbai

ki cara memelihara

lingkungan rumahnya.

O: Keluarga mau

Page 84: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

128

18/06/2011

agar debu

tidak

berterbangan,

menjemur

kasur kurang

lebih 1

minggu sekali,

membuka

jendela setiap

hari.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

memelihara

dan

memodifikasi

lingkungan

yang sehat

agar tidak

terjadi ISPA

berulang.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

mendengarkan dan

memperhatikan,

keluarga kooperatif,

kontak mata positif

saat interaksi.

A: Masalah teratasi, keluarga

mampu memodifikasi

lingkungan yang sehat.

P: Anjurkan pada keluarga

selalu tetap menjaga

kebersihan lingkungan

dan tetap membiasakan

perilaku yang sehat

untuk menciptakan

lingkungan yang sehat.

S: Keluarga mengatakan

sudah mengetahui

manfaat tempat

Page 85: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

129

tentang

manfaat

tempat

pelayanan

kesehatan.

2. Memberikan

penjelasan

kepada

keluarga

tentang

manfaat

tempat

pelayanan

kesehatan.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

mengulangi

penjelasan

yang

diberikan.

4. Memberi

kesempatan

kepada

keluarga

untuk

bertanya.

5. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha yang

pelayanan kesehatan

tetapi Ny. I tidak

memeriksakan An. H

dengan alasan An. H

selalu memuntahkan

obat yang diberikan.

An. H hanya diberi

bodrexin.

O: Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan.

Kontak mata positif,

keluarga kooperatif.

A: Masalah teratasi,

keluarga lebih

memahami betapa

pentingnya tempat

pelayanan kesehatan.

Keluarga mampu

memanfaatkan tempat

pelayanan kesehatan.

P: Motivasi keluarga untuk

selalu memanfaatkan

tempat pelayanan

kesehatan.

Page 86: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

130

23/06/2011

dilakukan

keluarga.

1. Memvalidasi

pengetahuan

keluarga

tentang

pengertian

ISPA, tanda

dan gejala,

penyebab, dan

cara

pencegahan.

2. Mengulang

kembali

penjelasan

yang pernah

diberikan saat

keluarga

belum

memahami

tentang ISPA.

3. Memberikan

kesempatan

pada keluarga

untuk

bertanya.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

S: 1. Ny. I mengatakan ISPA

adalah penyakit

saluran pernafasan

(batuk pilek)

2. Ny. I mengatakan belum

begitu mengerti

tentang ISPA karena

Ny. I sering lupa,

tetapi setelah diulangi

penjelasan tentang

ISPA Ny. I

mengatakan sudah

mengerti.

O: Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan.

Kontak mata positif,

keluarga kooperatif.

A: Masalah teratasi.

Keluarga mampu

mengenal, mengambil

keputusan, merawat,

memofifikasi

lingkungan, dan

memanfaatkan fasilitas

Page 87: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

131

usaha

keluarga.

kesehatan yang

berhubungan dengan

ISPA.

P: Motivasi keluarga untuk

selalu menjaga

kesehatan dan gizi An.

H agar tidak terjadi

ISPA berulang.

4. 10/06/2011 Resiko

tinggi

terjadinya

penularan

ISPA b/d

ketidakma

mpuan

keluarga

dalam

memodifik

asi

lingkungan

yang sehat

dengan

penyakit

ISPA.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang cara-

cara penularan

ISPA.

2. Memberikan

penjelasan

kepada

keluarga

tentang cara

penularan

ISPA.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

menyebutkan

kembali cara-

cara penularan

ISPA.

4. Memberi

S: 1. Ny. I mengatakan

kurang mengetahui

tentang cara-cara

penularan ISPA.

2. Keluarga menyebutkan

cara penularan ISPA.

O: Keluarga mau

mendengarkan dan

memperhatikan,

kontak mata positif,

keluarga kooperatif.

A: Masalah teratasi, keluarga

mampu mengenal

masalah cara

penularan ISPA.

P: Setelah mengetahui cara

penularan ISPA,

anjurkan keluarga

Page 88: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

132

12/06/2011

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga

tentang cara

pencegahan

penularan

ISPA.

2. Memberi

peyuluhan

agar tidak

terjadi

penularan

pada anggota

keluarga lain.

3. Memotivasi

keluarga

untuk

mempraktekk

an dalam

perawatan

anggota

keluarga yang

sakit ISPA.

4. Memberikan

reinforcement

untuk menghindarinya.

S: 1. Ny. I mengatakan

kurang tahu tentang

cara perawatan ISPA

untuk mencegah

terjadinya penularan.

2. Keluarga menyebutkan

kembali cara

perawatan ISPA agar

tidak terjadi penularan.

O: Keluarga mau

memperhatikan dan

mendengarkan dengan

baik, kontak mata

positif, keluarga

kooperatif.

A: Masalah teratasi, keluarga

mampu merawat

anggota keluarga yang

sakit.

P: 1. Anjurkan untuk

melakukan perawatan

secara dini untuk

Page 89: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

133

13/06/2011

positif atas

usaha

keluarga.

1. Merivew

kembali

pengetahuan

keluarga

tentang cara

pencegahan

penularan

ISPA.

2. Menganjurkan

kepada

keluarga untuk

tidur terpisah

dengan An. H

agar tidak

terjadi

penularan.

3. Memotivasi

keluarga untuk

mempraktekan

mencegah terjadinya

penularan ISPA.

2. Lakukan evaluasi

kepada keluarga

apakah sudah

melakukan perawatan

secara dini kepada

keluarga untuk

mencegah terjadinya

penularan.

S: 1. Ny. I mengatakan

sudah mengetahi

tentang cara

pencegahan penularan

ISPA.

2. Ny. I mengatakan akan

mencoba tidur terpisah

dengan An. H tetapi

Ny. I kasihan dengan

An. H karena An. H

masih kecil.

O: Keluarga kooperatif.

Kontak mata positif.

A: Masalah teratasi.

Keluarga mampu

mengambil keputusan

untuk mencegah

Page 90: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

134

14/06/2011

hal yang

dianjurkan.

4. Beri

reinforcement

positif atas

usaha yang

dilakukan

keluarga.

1. Mengkaji

tingkat

pengetahuan

keluarga

tentang cara

perawatan dan

memodifikasi

lingkungan

agar tidak

terjadi

penularan.

2. Memberi

penyuluhan

kepada

keluarga

tentang cara

perawatan dan

memodifikasi

lingkungan

agar tidak

terjadi

terjadinya penularan

ISPA.

P: Anjurkan pada keluarga

untuk mempraktekkan

dan ajarkan untuk

memodifikasi

lingkungan yang

sehat.

S: 1. Ny. I mengatakan tidak

tahu cara merawat dan

memodifikasi

lingkungan.

2. Ny. I menyebutkan

cara merawat

penderita ISPA adalah

dengan cara istirahat

cukup, makan

makanan yang bergizi,

minum obat,

menjemur kasur,

menjaga kebersihan

lingkungan.

3. Keluarga akan berusaha

untuk menerapkan

pola hidup sehat.

O: Keluarga mendengarkan

dan memperhatikan

dengan baik, kadang

Page 91: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

135

penularan

pada anggota

keluarga yang

lain.

3. Mendiskusika

n dengan

keluarga

tentang cara

merawat dan

memodifikasi

lingkungan

agar tidak

terjadi

penularan.

4. Memotivasi

keluarga

untuk

menyebutkan

kembali cara

merawat

kesehataan

lingkungan.

5. Memotivasi

keluarga

untuk

menerapkan

pola hidup

sehat.

6. Menganjurkan

pada keluarga

untuk tidur

bertanya jika kurang

paham, kontak mata

positif, keluarga

kooperatif.

A: Masalah teratasi.

Keluarga mampu

untuk merawat dan

memodifikasi

lingkungan yang sehat.

P: Setelah mengetahui cara

perawatan dan

memodifikasi

lingkungan. Anjurkan

keluarga untuk

merawat dan

memodifikasi

lingkungan sejak dini

untuk mencegah

terjadinya penularan.

Page 92: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

136

23/06/2011

terpisah

dengan An. H

untuk

mencegah

penularan.

7. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

1. Memvalidasi

data dan

tindakan yang

pernah

dilakukan

kepada

keluarga

tentang resiko

penularan

ISPA.

2. Memberikan

kesempatan

kepada

keluarga

untuk

menjelaskan

kembali hal

yang pernah

diberikan oleh

S: Keluarga mengatakan

sudah mengetahui cara

memodifikasi

lingkungan yang sehat

agar tidak terjadi

penularan ISPA pada

anggota keluarga lain.

O: Keluarga mau

memperhatikan dan

mengulang kembali

penjlasan yang

diberikan.

Kontak mata positif,

keluarga kooperatif.

A: Masalah teratasi.

Keluarga mampu

memodifikasi

Page 93: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

137

perawat.

3. Memberikan

kesempatan

pada keluarga

untuk

bertanya jika

ada yang

belum jelas.

4. Memberikan

reinforcement

positif atas

usaha

keluarga.

lingkungan agar tidak

terjadi penularan pada

anggota keluarga lain.

P: Motivasi keluarga agar

selalu menjaga

kebrsihan lingkungan.

O. Evaluasi

Hari/Tanggal No.

Dx

Evaluasi TTD

Sabtu

25/06/2011

1 S : 1. Ny. I mengatakan pengertian ISPA adalah infeksi

saluran pernafasan akut yang menyerang saluran

pernafasan/yang mengenai hidung sampai

tenggorokan.

2. Ny. I mengatakan tahu cara perawatan bersihan

jalan nafas tidak efektif yaitu dengan cara banyak

istirahat dalam kamar yang memiliki sirkulasi udara

yang bersih, memberikan minum air hangat dan

melakukan fisioterapi dada pada An. H.

Page 94: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

138

3. Ny. I mengatakan sudah tahu tentang cara

memodifikasi lingkungan yang sehat.

O : 1. Ny. I menyebutkan pengertian ISPA dan tanda

gejalanya.

2. Ny. I memberikan minum air hangat pada An. H

saat An. H batuk.

3. Ny. I menyirami lantai yang berdebu sebelum

disapu.

A : Masalah teratasi yaitu keluarga mampu mengenal

masalah dan mengambil keputusan untuk

mengambil tindakan yang tepat, mampu merawat

anggota keluarga yang sakit, memelihara dan

memodifikasi lingkungan yang sehat berhubungan

dengan bersihan jalan nafas tidak efektif akibat

ISPA.

P : Anjurkan kepada keluarga untuk menggunakan

cara-cara perawatan ISPA jika terjadi bersihan jalan

nafas tidak efektif dan segera untuk memeriksakan

pelayanan kesehatan jika terjadi komplikasi.

Sabtu

25/06/2011

2 S : 1. Ny. I menyebutkan bahwa gizi adalah zt-zat yang

terkadang di dalam bahan makanan yang diperlukan

untuk kelangsungan hidup. Kurang gizi adalah

berkurangnya zat-zat yang diperlukan oleh tubuh

sehingga terjadi perubahan dalam tubuh. Contohnya

: badan kurus, BB menurun, lemah, pucat.

2. Ny. I mengatakan cara mengatasi kurang gizi yaitu

Page 95: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

139

dengan cara mengawasi pola makan anak,

memberikan makan anak yang mengandung gizi

dan memberikan makanan pada anak dengan telaten

serta menyajikan makanan dalam keadaan hangat

dan bervariasi agar anak tidak bosan serta

menyajikan makanan dengan menu yang menarik.

3. Ny. I mengatakan sudah mengetahui bagaimana

membuat ramuan tradisional untuk menambah

nafsu makan anak yaitu dengan membuat ramuan

tradisional dari temulawak.

O : 1. Ny. I mampu menyebutkan gizi dan gangguan

kurang gizi serta cara mengatasi kurang gizi.

2. Ny. I mencuci sayuran yang akan dimasak terlebih

dahulu sebelum dipotong.

3. Ny. I menyuapi anaknya dengan sayuran dan

memberikan dalam keadaan hangat.

A : Masalah teratasi yaitu keluarga mampu mengenal

masalah gizi yang baik dan kurang gizi, mengambil

keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat,

merawat anggota keluarga yang sakit (gangguan

nutrisi) serta memelihara dan memodifikasi

lingkungan untuk mengatasi gangguan nutrisi.

P : Anjurkan pada keluarga untuk terus mengawasi

makanan pada anaknya dan memberikan makanan

pada anak dengan telaten dan memberikan makanan

dalam kondisi hangat dan baik.

Page 96: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

140

Sabtu

25/06/2011

3 S : 1. Ny. I mengatakan sudah tahu dan mampu

menyebutkan pengertian ISPA, tanda dan gejala,

penyebab, dan cara penularan.

2. Ny. I mampu menyebutkan cara perawatan anak

yang sakit ISPA dengan masalah kurang gizi agar

tidak terjadi ISPA yang berulang.

3. Ny. I mengatakan akan lebih memperhatikan

kesehatan dan gizi An. H agar tidak terjadi ISPA

berulang.

4. Ny. I mengatakan sudah lebih mengetahui manfaat

fasilitas kesehatan.

O: 1. Ny. I mampu menyebutkan pengertian ISPA, tanda

dan gejala, penyebab, dan cara penularan ISPA.

2. Ny. I mampu merawat anak yang sakit ISPA dengan

masalah kurang gizi agar tidak terjadi ISPA

berulang.

3. Ny. I sudah memberikan gizi yang cukup untuk An.

H.

A: Masalah teratasi yaitu keluarga mampu

mengenal,mengambil keputusan, merawat,

memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan

fasilitas kesehatan untuk merawat anak yang sakit

ISPA dengan masalah kurang gizi agar tidak terjadi

ISPA berulang.

P : Anjurkan pada keluarga untuk menjaga kesehatan dan

memperhatikan gizi An. H serta menjaga kebersihan

lingkungan agar ISPA tidak terjadi kembali.

Page 97: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

141

Sabtu

25/06/2011

4 S : 1. Ny. I mampu menyebutkan cara-cara penularan

ISPA yaitu meludah disembarang tempat, penderita

batuk tidak ditutupi, kontak langsung dengan

penderita.

2. Ny. I menyebutkan cara-cara pencegahan ISPA

yaitu penderita tidur terpisah dengan anggota

keluarga yang lain, melarang penderita meludah

disembarang tempat, mengusahakan menutup mulut

saat penderita batuk dan bersin.

3. Ny. I menyebutkan cara merawat penderita ISPA

adalah dengan istirahat yang cukup, makan

makanan yang bergizi, minum obat, membuka

jendela, menjemur kasur, menjaga kebersihan.

4. Ny. I mengatakan akan berusaha menghindarkan

terjadinya penularan pada anggota keluarga dan

mencegah hal-hal yang dapat menularkan ISPA.

O : 1. Ny. I mengetahui cara-cara penularan dan

pencegahan serta perawatan ISPA.

2. An. H belum ditidurkan terpisah dengan anggota

keluarga yang lain karena An. H masih kecil.

3. Ny. I menutup mulut An. H ketika batuk dan

bersin.

A : Masalah teratasi yaitu keluarga mampu mengenal

masalah cara penularan ISPA, mengambil keputusan

untuk mengambil tindakan yang tepat, merawat

anggota keluarga yang sakit, memelihara dan

memodifikasi lingkungan untuk mencegah adanya

penularan ISPA.

Page 98: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

142

P : Anjurkan keluarga untuk menghindari hal-hal yang

dapat menyebabkan penularan dan anjurkan keluarga

selalu memelihara dan memodifikasi lingkungan.

Page 99: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-anisaputri... · mengikuti penyuluhan kesehat misalnya ISPA, diadakan imunisasi misalnya

44