· web viewdalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan...

165
BAB 20 KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PERANAN WANITA

Upload: others

Post on 14-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

BAB 20KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL

DAN PERANAN WANITA

Page 2:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap
Page 3:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

BAB 20

KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIALDAN PERANAN WANITA

A. KESEHATAN

I PENDAHULUAN

Sebagaimana ditetapkan di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara arah dan kebijaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan men-cakup hal-hal sebagai berikut :1. Dalam rangka mempertinggi taraf kesehatan dan

kecerdasan rakyat, ditingkatkan pelayanan kesehatan dan perbaikan mutu gizi.

Peningkatan pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi diutamakan kepada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, baik di desa maupun di kota.

2. Perbaikan kesehatan rakyat dilakukan secara preventif dan kuratif dengan mendekatkan pelayanan kesehatan pada rakyat. Usaha perbaikan terutama ditujukan kepada peningkatan pemberantasan penyakit menular dan penyakit rakyat, peningkatan keadaan gizi rakyat, peningkatan pengadaan air minum, pening- katan sanitasi lingkungan, perlindungan rakyat terhadap bahaya narkotika dan penggunaan obat yang tidak memenuhi syarat, penyediaan obat-obatan yang makin merata dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas, penyediaan tenaga medis dan para medis secara merata pula,

Page 4:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

peningkatan penyuluhan kesehatan rakyat, dan perluasan pelayanan kesehatan melalui pusat kese- hatan masyarakat, rumah sakit serta melalui berbagai cara lain guna meningkatkan kesehatan masyarakat desa.

Usaha-usaha kesehatan pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka peningkatan dan pemupukan kemampuan tenaga kerja bagi keper-

85

Page 5:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

luan pembangunan dan juga dalam rangka pemupukan kesehatan fisik dan mental dari generasi yang akan datang. Dengan demikian maka pembangunan kesehatan merupakan salah satu kegiatan utama yang mendukung keseluruhan usaha pembangunan. Bersamaan dengan itu setiap tingkat kemajuan pembangunan akan memberikan kemungkinan yang lebih besar guna mendorong perbaikan kesehatan rakyat pada umumnya.

II. KEADAAN DAN MASALAHSelama Repelita II berkat adanya Inpres Bantuan

Pembangunan Sarana Kesehatan, jumlah Puskesmas meningkat menjadi 4.353 buah, sehingga setiap kecamatan telah dapat dilayani oleh sekurang- kurangnya sebuah Puskesmas. Sedangkan pada akhir Repelita I baru terdapat 2.343 buah Puskesmas. Bila dibandingkan dengan keadaan pada Repelita I di mana rata-rata penempatan dokter ke daerah- daerah di pelosok-pelosok hanya 10 — 15 dokter tiap tahun, dalam Repelita II setiap tahun telah ditempatkan .sekitar 500 tenaga dokter ke Puskesmas di Daerah-daerah. Apabila dalam Repelita II direncanakan 50% Puskesmas di Jawa/Bali dan 40% di luar Jawa/Bali dipimpin oleh dokter, maka pada tahun 1978 sudah 87% dari seluruh Puskesmas telah dipimpin oleh dokter. Namun demikian jangkauan Puskesmas masih belum memadai maka pada waktu akhir-akhir ini Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) sudah mulai di- kembangkan. Meskipun telah terdapat peningkatan jangkauan pelayanan KIA, sasaran terhadap bayi baru tercapai sekitar 17 - 21%, terhadap ibu hamil sekitar 19 21% dan terhadap anak pra- sekolah baru mencapai sekitar 5 — 6%. Jumlah kunjungan rata-rata per hari ke Puskesmas telah mencapai lebih dari 50 orang. Dalam

86

Page 6:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

kegiatan usaha kesehatan sekolah semua SD dapat dicakup, sekitar 75% guru dapat dilatih, dan setiap SD dapat dilengkapi dengan perlengkapan kesehatan sekolah.

Dalam rangka pengembangan Rumah-rumah Sakit, hasil yang di-capai di antaranya ialah penyempurnaan organisasi/pengelolaan Rumah Sakit, penempatan penggolongan Rumah Sakit, pengembangan statistik kedokteran rumah sakit (catatan medik), pelaksanaan sistim

Page 7:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

rujukan disebagian besar Propinsi untuk melayani RSU Kabupaten/ Kotamadya dan pembentukan Unit Rehabilitasi Medis. Dalam usaha pelayanan kesehatan jiwa, kunjungan berobat jalan penderita gang- -guan jiwa naik dengan 29% terhadap keadaan pada Repelita I, kegiatan usaha kesehatan gigi sekolah telah dapat diperluas dari 96 Dati II pada Repelita I hingga meliputi 115 Dati II, pemeriksaan sediaan laboratorium meningkat dengan lebih dari 100% pada tahun 1976 terhadap keadaan pada Repelita I. Dalam rangka pemberan- tasan penyakit malaria di Jawa dan Bali, telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan penyemprotan rumah, pembasmian larva, sehingga angka kesakitan malaria diperhitungkan akan menurun dari 400 per 100.000 penduduk pada tahun 1973, menjadi 100 per 100.000 penduduk pada tahun 1979. Pada tahun 1975 di luar Jawa dan Bali angka kesakitan sekitar 100 per 1.000 penduduk.

Indonesia telah dinyatakan "bebas cacar" oleh Organisasi Kese- hatan Sedunia (WHO) pada tanggal 25 April 1974. Penyakit patek tidak terdapat meluas lagi kecuali di beberapa tempat di luar Jawa dan Bali.

Dalam usaha pemberantasan penyakit TBC paru-paru dilakukan kegiatan pengobatan penderita, di samping pencegahan dengan penyuntikan BCG terhadap anak umur 0 — 1 dan 12 13 tahun. Dalam periode Repelita II sampai akhir tahun 1977 telah diobati sejumlah 57.000 penderita dan dilakukan kurang lebih 18 juta pe-nyuntikan BCG.

Untuk pemberantasan penyakit saluran pencernakan berat/ muntah berak atau kolera telah ditingkatkan jumlah pusat-pusat pengobatan dengan cairan di luar Rumah Sakit; demikian pula peng- gunaan larutan gula garam sebagai

87

Page 8:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pencegah kehilangan cairan badan sebagai akibat muntah berak telah semakin meluas. Karena itu angka kematian penderita kolera dapat diturunkan dari 16% dalam tahun 1972 menjadi 3,5% pada akhir Repelita II.

Dalam rangka pemberantasan penyakit demam berdarah jenis Dengue karena virus, angka kematian juga dapat diturunkan dari 9,3% pada tahun 1972 menjadi 2,5% pada akhir Repelita II,

Page 9:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

karena kebanyakan dokter-dokter anak telah diberi pengertian me- ngenai diagnosa dan pengobatannya, dan juga karena wabah penyakit ini dilaporkan lebih dini. Untuk melengkapi usaha pemberantasan penyakit menular, kegiatan penyuntikan kekebalan (immunisasi) mulai diperluas dengan vaksinasi TFT (Tetanus Formol Toxoid) pada ibu hamil dan SPT (Diphteria-Pertusis Tetanus) pada bayi.

Dalam rangka pengembangan sarana air minum pedesaan dan jamban keluarga, sejak tahun 1973/1974 dan berkat adanya Inpres Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan, sampai dewasa ini telah dicapai berbagai hasil dengan dibangunnya antara lain sumur pompa tangan sekitar 80.000 buah, jamban keluarga sekitar 1.000.000 buah, 3.779 perpipaan dan berbagai sarana air bersih lainnya.

Dalam Repelita II mulai dilakukan pengawasan terhadap pence- maran air dan badan air, termasuk pula pengawasan dan pemeriksa- an kwalitas air minum. Dibandingkan dengan sasaran Repelita II hasil yang dicapai sudah cukup tinggi namun bila dibandingkan de- ngan kebutuhan hasil tersebut masih harus ditingkatkan lagi.

Dalam usaha peningkatan status gizi masyarakat, telah dilaksana- kan pencegahan kekurangan vitamin A terhadap 7 juta anak umur 1 — 4 tahun dengan berbagai cara, di antaranya mencakup lebih dari 2 juta anak umur 1 — 4 tahun dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 I.U.); pencegahan gondok akibat kekurangan yodium (gondok endemik) yang mencakup 1 juta penduduk di daerah gondok endemik tinggi, terutama yang tinggal di pegunungan; usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) telah dilaksanakan di 25 propinsi

88

Page 10:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

yang meliputi sekitar 176 Kabupaten dan 688 Kecamatan dengan kegiatan yang antara lain berupa penyuluhan gizi dan latihan kader gizi; di samping itu juga telah dilaksanakan penyuluhan gizi intensif de- ngan pemberian makanan tambahan kepada 22.400 anak balita penderita kekurangan kalori dan protein (KKP) ringan/sedang di 631 desa.

Dalam usaha memperkuat aparatur penyuluhan kesehatan masya-rakat (PKM), telah dididik sejumlah tenaga-tenaga spesialis PKM, demikian pula telah diproduksi sejumlah media pendidikan.

Page 11:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Dalam rangka mengembangkan peran-serta masyarakat, telah diselenggarakan daerah-daerah kerja intensif di berbagai Puskesmas, dengan menggunakan pendekatan edukatif dalam mengembangkan pe- ran-serta masyarakat dalam kegiatan-kegiatan kesehatan.

Dalam bidang pengawasan obat dan makanan telah dilaksanakan pengembangan prasarana yang cukup memadai, yaitu berupa berbagai peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan obat, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan, obat tradisi- onal, narkotika dan bahan obat berbahaya, demikian pula ketentuanketentuan di bidang persyaratan produksi dan distribusi, pembakuan mutu dan lain-lain. Demikian pula telah didirikan laboratorium-laboratorium pengujian di Pusat dan di 17 Ibukota Propinsi. Dalam bi- dang pengawasan telah dilaksanakan peningkatan pengawasan, bimbingan, penyuluhan, pembinaan dan pengembangan badan-badan produksi dan distribusi serta pendaftaran.

Dalam bidang penelitian dan pengembangan kesehatan telah dida- pat berbagai hasil penelitian yang meliputi bidang-bidang pelayanan kesehatan, penyakit, gizi, kefarmasian, lingkungan fisik, pengelolaan kesehatan dan pengembangan teknologi kesehatan termasuk pemeriksaan laboratoris. Kemampuan penelitian baik tenaga maupun sarana penunjangnya telah pula ditingkatkan.

Dalam rangka pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan, telah ditempatkan berbagai tenaga kesehatan, pengembangan pendi- dikan perawat kesehatan, pengembangan pendidikan tenaga sanitasi, dan pengembangan pendidikan dan latihan tenaga gizi serta pena- taran pengelolaan tenaga kesehatan.

89

Page 12:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Dalam bidang penyempurnaan efisiensi aparatur pemerintahan, te- lah ditingkatkan kegiatan pengawasan, penyempurnaan organisasi dan ketata-laksanaan, peningkatan kemampuan perencanaan dan penilaian serta peningkatan prasarana fisik lainnya tersebar di pusat maupun di daerah.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam Repe- lita II jelas terdapat penyebaran berbagai fasilitas kesehatan dan te- naga kesehatan ke daerah-daerah, peningkatan tersedianya sarana

Page 13:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

sanitasi di pelosok-pelosok serta peningkatan berbagai kegiatan kese- hatan lainnya. Disadari bahwa apa yang telah dicapai tersebut masih perlu ditingkatkan dan diperluas dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat yang makin meningkat.

Masalah-masalah pokok di bidang kesehatan dalam Repelita III, dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Masalah lingkungan fisik dan biologis.Masalah-masalah lingkungan yang „mati” (fisik) dan

lingkungan yang „hidup” (biologis) yang erat hubungannya dengan masih tinggi- nya angka kesakitan penyakit-penyakit menular di Indonesia, antara lain adalah : adanya iklim tropis yang memungkinkan berkembang biaknya dengan mudah penyebab-penyebab penyakit (antara lain bakteri, virus, parasit), adanya tempat-tempat pembiakan alamiah yang terpencar-pencar di daerah yang luas mengelilingi tempat pemu-kiman, adanya sumber penularan penyakit serta adanya kondisi, kebiasaan dan tindakan-tindakan penduduk yang memungkinkan terjadinya tempat-tempat biakan lainnya. Masalah-masalah fisik lainnya yang dapat mempengaruhi timbulnya beberapa penyakit menular ada- lah masalah air bersih, pembuangan kotoran dan sanitasi perumahan yang jelek. Pencemaran lingkungan oleh bahan buangan industri telah mulai dirasakan di kota-kota di mana terdapat pusat-pusat industri.

2. Masalah lingkungan sosial dan budaya, pengembangan kesadar- an pengertian darn peran-serta masyarakat.

Masalah kemiskinan yang dinyatakan oleh rendahnya tingkat pendidikan, penghasilan per kapita, produksi

90

Page 14:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

per kapita, konsumsi per kapita (dalam bidang sanitasi, gizi, pelayanan kesehatan dan sebagainya), dan adanya faktor-faktor tradisi yang ketat, sistim nilai- nilai sosial yang berlaku di tiap-tiap kelompok suku bangsa, serta kepercayaan akan takhayul merupakan faktor-faktor yang mengham- bat usaha-usaha menggerakkan potensi masyarakat untuk ikut ber- peran-serta dalam pembangunan kesehatan. Masalah lingkungan sosi- al lainnya yang dirasakan sebagai hambatan kearah tercapainya tujuan program kesehatan, adalah kekurangan-kekurangan dalam sis-

Page 15:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

tem pelayanan melalui Puskesmas dan Rumah Sakit, dan belum di- jalinnya kerjasama yang mantap antara Pemerintah dan sektor swasta dalam segi teknis maupun administratip.

3. Masalah peranan wanita dalam pembangunan.

Terbatasnya pendidikan dan kurangnya ketrampilan dasar yang di- miliki kaum wanita pada umumnya menyebabkan kurangnya ketram- pilan dan kesadaran akan manfaat pemeliharaan kesehatan. Keku- rangan pengetahuan tersebut menyebabkan tidak dapat terselenggara- nya pemeliharaan kesehatan anak dan keluarga sebagaimana mesti- nya termasuk pula tidak terpenuhinya kebutuhan gizi terutama untuk anak-anak BALITA. Keadaan tersebut mempengaruhi taraf kesehatan keluarga, juga mempengaruhi pertumbuhan jasmani maupun kemam- puan rokhani anak di masa depan. Kecuali itu kurangnya pengetahu- an mengenai kesehatan, kesehatan lingkungan dan gizi menyebabkan pula tingkat kematian bayi yang tinggi bahkan menimbulkan kemung-kinan lahirnya bayi yang lemah jasmani dan rokhaninya.

4. Masalah gangguan terhadap status kesehatan masyarakat.

Mengingat keadaan lingkungan seperti yang telah dikemukakan, terutama di daerah pedesaan terdapat berbagai penyakit menular yang angka kesakitannya tinggi, seperti penyakit kulit, penyakit kolera, tipus, penyakit cacing dan penyakit saluran pencernaan lainnya serta penyakit mata. Terdapat pula berbagai penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, seperti malaria, demam berdarah dan kaki gajah

Page 16:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

(filariasis); juga terdapat penyakit-penyakit yang sumber penularan masih banyak terdapat di Indonesia, seperti TBC paru-paru, penyakit saluran pernafasan lainnya yang akut. Penyakit kejang-kejang (tetanus), batuk rejan (pertusis) dan dipteria angka kesakitannya masih cukup tinggi. Kecelakaan lalu-lintas juga mengambil korban jiwa yang besar.

Untuk tahun pertama Repelita III (1979) diperhitungkan angka kelahiran kasar adalah kurang lebih 36 per 1.000 penduduk, angka kematian kasar adalah sebesar 16 per 1.000 penduduk dan angka kematian bayi adalah 100 per 1.000 kelahiran bayi hidup; sedangkan

Page 17:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

angka kesakitan per 1.000 penduduk pada suatu waktu adalah seki- tar 50, diperkirakan dalam waktu-waktu mendatang angka ini akan lebih menurun.

Kurang lebih sepertiga anak-anak BALITA diduga menderita Kurang Kalori Protein (KKP) dalam berbagai tingkat, kekurangan Vitamin A dan anemia gizi besi. Sebagian dari anak-anak BALITA berada pada tingkat kebutaan akibat kekurangan vitamin A. Di kalangan wanita hamil dan menyusui umumnya dijumpai kekurang- an zat besi dalam bentuk anemia gizi besi; di samping itu ada pula yang menderita KKP. Penyakit gondok endemik akibat kekurangan yodium diderita oleh anak-anak dan dewasa, terutama yang tinggal di daerah pegunungan. Akibat dari kekurangan yodium ini ada di antaranya telah menderita cacat fisik, mental, dan tunarungu-bicara.

5. Masalah Pelayanan Kesehatan.

Dewasa ini tiap kecamatan paling sedikit sudah mempunyai se- buah Puskesmas. Dirasakan bahwa penyebaran pelayanan kesehatan belum merata sampai ke pelosok-pelosok, dan Puskesmas itu sendiri di berbagai tempat digunakan di bawah kemampuannya. Di samping itu sistem pelayanan kesehatan yang terpadu dan bermutu belum da- pat dilaksanakan seperti yang diharapkan. Pada tahun 1978 sekitar 13% dari keseluruhan Puskesmas yang ada belum mempunyai dokter. Umumnya pencakupan Puskesmas meliputi luas daerah dengan garis tengah 5 km, yang meliputi kurang dari 25% penduduk. Pada umum- nya sekitar 50% penduduk yang sakit mencari pengobatan dan dari yang mencari pengobatan hanya sekitar 20% yang dilayani oleh fasili-tas-fasilitas dan sistem 92

Page 18:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pelayanan umum melalui Puskesmas. Masalah rendahnya penggunaan Puskesmas berhubungan erat antara lain de- ngan tersedianya tenaga Puskesmas, obat-obatan yang diperlukan, letak geografis Puskesmas terhadap tempat konsentrasi penduduk, masalah tarif dan pembayaran-pembayaran lainnya dan pelayanan-pelayanan oleh dukun di lain fihak.

Sebagian besar Rumah Sakit Kabupaten belum mempunyai tenaga ahli, sarana tempat kerja, sarana penunjang lainnya dan cara penge- lolaan yang belum memadai dengan tingkat Rumah Sakit kelas C.

Page 19:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Pada umumnya dirasakan bahwa sistem pelayanan kesehatan Puskesmas rumah sakit dan rujukannya, belum dapat memenuhi kebu-tuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang ada.

6. Masalah Tenaga Kesehatan.

Masalah-masalah dalam pengembangan tenaga kesehatan pada umumnya adalah sebagai berikut :a. Kebijaksanaan pengembangan tenaga kesehatan

dirasakan masih belum mantap. Masih sering terdapat kurangnya kordinasi di an- tara komponen-komponen dalam proses pengembangan tenaga kesehatan, yaitu perencanaan, pendidikan dan latihan, serta peng- gunaan tenaga kesehatan.

b. Fasilitas-fasilitas pendidikan tenaga kesehatan dirasakan masih kurang memadai sesuai dengan kebutuhan yang makin meningkat.

c. Sistem pengelolaan kesehatan yang baru dirintis belum sepenuh- nya memungkinkan pembinaan tenaga kesehatan yang berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja.

Dalam Repelita III diperkirakan akan tersedia tenaga kesehatan untuk program pembangunan di bidang kesehatan sejumlah sekitar 3.000 dokter, 300 dokter gigi, 200 apoteker, 1.000 sanitarian, serta 18.000 perawat kesehatan.

7.Masalah Efisiensi, Ketatalaksanaan dan Sarana Penunjang lainnya.

Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dirasakan bahwa program-program penunjang perlu ditingkatkan, seperti usaha-usaha peningkatan efisiensi dan ketatalaksanaan bidang kesehatan, terutama

93

Page 20:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

sistem informasi kesehatan, perencanaan dan penilaian, pengawasan pelaksanaan, administrasi dan ketatalaksanaan materiil, sarana hukum, penelitian dan pengembangan serta peningkatan pembinaan sarana- sarana penunjang lainnya yang diperlukan.

Salah satu sarana penunjang lainnya yang panting ialah penyediaan obat yang makin merata dalam jumlah yang memadai dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas.

Page 21:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Selama Repelita II nampak telah adanya peningkatan produksi obat-obatan baik yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dalam rangka PMA maupun PMDN. Produksi obat-obatan tradisional masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan berhubung dengan masih besarnya kebutuhan tersebut dewasa ini dan dalam Repelita III nanti. Di samping itu dapat ditambahkan bahwa harga obat-obat dewasa ini masih dirasakan belum dapat terjangkau oleh masyarakat luas.III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

1. Sesuai 1dengan arah pembangunan Nasional seperti yang dikemukakan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, maka tujuan umum pembangunan kesehatan ialah untuk mengusahakan kesempatan yang lebih luas bagi setiap penduduk untuk memperoleh derajat kesehatan yang sebaik-baiknya dengan mengusahakan pelayanan kesehatan yang lebih luas, lebih merata dan terjangkau terutama masyarakat berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota, serta dengan peran-serta aktif dari masyarakat.

2. Selanjutnya pembangunan kesehatan dalam Repelita III teru- tama diarahkan untuk tercapainya tujuan-tujuan pokok, yaitua. Adanya pengurangan kesakitan dan akibat-akibatnya;b. Adanya peningkatan status gizi masyarakat;c. Tersedianya dan digunakannya tenaga serta sarana

kesehatan lain- nya secara merata, yang sejauh mungkin memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat;

d. Adanya peningkatan usaha serta sarana kesehatan lingkungan yang

digunakan, dipelihara dan dikembangkan oleh masyarakat;

e. Adanya pengembangan kesadaran masyarakat untuk 94

Page 22:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

hidup sehatdan adanya peran-serta dan swadaya masyarakat untuk mening-katkan status kesehatan masyarakat; dan

f. Adanya perkembangan keluarga sejahtera, yaitu meningkatnya jumlah keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

3. Untuk tercapainya tujuan-tujuan pokok di atas, yaitu dalam rangka peningkatan taraf kesehatan rakyat, maka kegiatan dalam peningkatan pelayanan kesehatan dilakukan atas landasan kebijaksanaan umum sebagai berikut:

Page 23:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

a. Pelayanan kesehatan ditujukan terutama kepada golongan masya- rakat berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota.

b. Pelayanan kesehatan diutamakan pada usaha kesehatan pence- gahan dan pembinaan.

c. Kegiatan-kegiatan dalam pelayanan orang sakit diutamakan pengobatan jalan.

d. Sistem pelayanan kesehatan ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara merata dengan peran-serta aktif dari masyarakat, termasuk pengobatan tradisional yang telah terbukti efektif.

4. Keseluruhan pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dilakukan atas landasan kebijaksanaan operasional sebagai berikut :

a. Pelayanan kesehatan dilakukan melalui sistem pelayanan kesehat- an Puskesmas dan rujukannya.

Pada akhir Repelita III diharapkan sejauh mungkin sistem tersebut telah dapat memberikan dan menyediakan pelayanan kesehatan dalam arti luas kepada masyarakat secara merata, berhasil- guna dan berdaya-guna, dengan peran-serta masyarakat dan dapat diterima oleh masyarakat, yaitu agar supaya setiap orang yang membutuhkannya dapat memperolehnya dengan mudah dan agar dapat mengurangi masalah kesehatan yang ada.

b. Untuk menunjang sistem pelayanan tersebut berbagai kegiatan yang diperlukan adalah sebagai berikut :Peningkatan pelayanan kesehatan, masyarakat, Peningkatan pela- yanan rumah sakit, Pemberantasan penyakit yang meliputi penya- kit menular dan tidak menular, Perbaikan Gizi, Peningkatan Kesehatan Lingkungan, Pengembangan Tenaga Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Pengawasan obat, makanan dan sebagainya, Peningkatan manajemen kesehatan

Page 24:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

serta Penelitian dan Pengembangan.c. Pengembangan tenaga kesehatan yang terarah dan

menyeluruh diutamakan dalam periode Repelita III mencakup tiga komponen

95

Page 25:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

kegiatan yaitu perencanaan, pendidikan dan latihan serta peng- gunaan tenaga kesehatan; kegiatan ini akan lebih ditingkatkan dengan serasi.

d. Pengembangan kebijaksanaan pengadaan obat-obatan yang efektif dan terarah sehingga dapat diwujudkan tersedianya obat-obatan pokok yang cukup dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas.

Hal ini merupakan salah satu syarat mutlak bagi terseleng- garanya pemerataan pelayanan kesehatan. Dalam hubungan ini akan dilakukan antara lain pembinaan dan pengarahan yang ma- kin mantap di bidang industri obat-obatan serta penyebarannya. Dalam pada itu pengembangan dunia usaha di bidang pembuatan bahan baku obat-obatan akan digairahkan melalui berbagai macam langkah kebijaksanaan.

e. Dalam rangka menggairahkan dunia usaha di bidang obat-obatan ini akan ditinjau kembali perizinan-perizinan, baik mengenai materi dan prosedur memperoleh perizinan. Materi perizinan yang sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan kebijaksanaan akan dicabut sedangkan prosedur perizinan disederhanakan untuk mempercepat pelayanan dan memberikan kepastian bagi dunia usaha. Akan ditinjau pula pungutan-pungutan yang terkait dengan perizinan tersebut. Pungutan-pungutan yang memberatkan dunia usaha akan dihapuskan. Dengan demikian basil peninjauan perizinan-perizinan tersebut harus dapat memperlancar dan meningkatkan efisiensi pengembangan dunia usaha di bidang obat-obatan.

Sementara itu makin ditingkatkan pembinaan perusahaanperusahaan milik negara di bidang obat-obatan agar perusahaan ini dikelola secara

96

Page 26:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

mantap sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang sehat, efisien dan hemat sehingga dapat mem- bantu meningkatkan keuangan negara serta meningkatkan mutu pelayanannya kepada masyarakat. Selanjutnya perusahaan negara sebagai unsur aparatur negara, ia harus pula secara aktif ikut mengamankan program kebijaksanaan Pemerintah di bidang sta-bilitas ekonomi dan di bidang pengembangan dunia usaha golong-

Page 27:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

an ekonomi lemah serta di bidang-bidang kebijaksanaan ekonomi lainnya.

f. Sistem pelayanan kesehatan tersebut perlu ditunjang oleh aparatur pelaksanaan yang mampu, bersih, berwibawa dan penuh pengabdi- an kepada tugasnya, di samping adanya struktur organisasi dan tatalaksana yang memadai sesuai dengan keperluan yang ada. Dalam hubungan ini akan dilanjutkan penertiban aparatur pelak- sana sistem pelayanan kesehatan dan akan makin ditingkatkan dan dimantapkan pelaksanaan pengawasan baik pengawasan fungsional maupun pengawasan pimpinan terhadap bawahan dalam pelaksanaan tugasnya. Mengingat perkembangan dan kemampuan daerah, disentralisasi usaha kesehatan akan dilaksanakan secara bertahap. Sesuai keadaan, yang ada perlu dilakukan kegiatan- kegiatan yang berdasarkan azas dekonsentrasi atau azas perbantu- an. Keserasian antara kegiatan Pembangunan Pusat dan Daerah, antara program kesehatan dengan sektor pembangunan lainnya akan lebih ditingkatkan. Demikian pula sistem informasi pengelo- laan kesehatan akan lebih ditingkatkan.

PROGRAM-PROGRAM DAN SASARANProgram-program pembangunan kesehatan dalam

Repelita III ada- lah merupakan usaha yang menyeluruh dan terpadu untuk meman- faatkan sarana-sarana yang terbatas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dikemuka- kan di atas dimaksudkan sebagai pedoman umum untuk melaksanakan program-program pembangunan di bidang kesehatan.

1. Program Pelayanan Kesehatan.97

Page 28:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Agar supaya usaha peningkatan pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka seluruh kegiatan dan sarana pelayanan kesehatan diusahakan untuk berada dalam suatu sistem pelayanan kesehatan yang efektif dan serasi. Pelaksanaan sistem pela-yanan kesehatan tersebut, akan dilakukan terutama melalui sistem rujukan yang timbal balik antara masyarakat, Puskesmas, Rumah Sakit di semua tingkat.

Page 29:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Pelayanan kesehatan masyarakat akan ditingkatkan melalui pendekatan dan usaha-usaha sebagai berikut :

a Pemerataan pelayanan kesehatan ditujukan sampai ke desa-desa. Untuk ini secara bertahap diperlukan pembangunan Puskesmas baru dan Puskesmas Pembantu.

b, Peningkatan fungsi Puskesmas dengan meningkatkan usaha-usaha kesehatan. Untuk ini kemampuan tenaga yang bekerja di Puskes- mas perlu ditingkatkan, dengan mengingat jenis dan jumlah pelayanan yang perlu dilakukan, serta luas dan keadaan wilayah kerjanya.

c. Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan, serta pendaya-gunaannya akan terus ditingkatkan.

d. Sistem rujukan lebih diperkuat dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan disetiap tingkat sampai ke tingkat desa dan meningkatkan fasilitas komunikasi yang diperlukan.

e. Meningkatkan pengelolaan unit-unit pelaksana pelayanan kesehat- an baik dalam bidang teknis maupun administratif.

f. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) peran-serta masyarakat ditingkatkan, sehingga memper- luas jangkauan pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup serta kesejahteraan keluarga. Dalam mengembangkan PKMD tersebut, kerja-sama dengan sektor lain termasuk swasta, perlu terus-menerus ditingkatkan. Usaha swadaya masyarakat dalam bidang kesehatan meliputi antara lain pengadaan promotor kesehatan desa atau tenaga sejenis, dan nasehat serta lain-lain kegiatan pembangunan yang menunjang peningkatan taraf kesehatan dan kecerdasan rakyat.

98

Page 30:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Program pelayanan kesehatan masyarakat terutama meliputi kegiatan-kegiatan pengembangan Puskesmas, pembangunan kesehatan masyarakat desa, kesehatan gigi, pelayanan laboratorium dan pela- yanan kesehatan Rumah Sakit. Kegiatan-kegiatan lainnya yang juga menunjang sistem pelayanan kesehatan masyarakat dimasukkan dalam berbagai program kesehatan lainnya.

Page 31:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

(1) Puskesmas.Dalam Repelita III direncanakan adanya peningkatan

fungsi Puskesmas melalui peningkatan fasilitas medis dan tenaga, dalam rangka meluaskan jangkauan pelayanan Puskesmas. Hal ini me- ngingat bahwa fungsi pokok Puskesmas pada dasarnya ialah : Pertama, melaksanakan usaha kesehatan d a l a m rangka mening- katkan status kesehatan masyarakat dan mengurangi angka kesakitan. Kedua, membina masyarakat di wilayah kerjanya untuk berperan- serta secara aktif dalam usaha kesehatan, serta memberi pengayoman terhadap usaha-usaha kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat.

Direncanakan bahwa pada akhir Repelita III, Puskesmas-Puskesmas telah dapat meningkatkan fungsinya yang mengarah kepada dua belas jenis usaha kesehatan. Ke dua belas usaha tersebut adalah: pengobatan, kesejahteraan ibu dan anak & keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular, hygiene sanitasi, penyuluhan kesehatan masyarakat, perawatan kesehatan masyarakat, pencatatan dan pelaporan, peningkatan gizi, kesehatan sekolah, kesehatan gigi, kesehatan jiwa serta laboratorium sederhana.

Dalam Repelita III kecamatan dengan penduduk lebih dari 30.000 orang atau kecamatan yang wilayahnya cukup luas, direncanakan akan ditambah dengan Puskesmas baru. Dalam Repelita III setiap Balai Pengobatan atau Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak secara administratif telah menjadi bagian integral dari Puskesmas dan disebut Puskesmas Pembantu. Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap Puskesmas ditunjang dengan dua sampai lima Puskesmas Pembantu yang bersifat serba guna dan sederhana, dengan tenaga

99

Page 32:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

seorang pe- rawat kesehatan dan seorang tenaga pembantu. Di samping itu akan dikembangkan pula Pos-pos Kesehatan dengan swadaya masyarakat. Sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut di atas direncanakan dalam Repelita III akan dibangun sekitar 800 Puskesmas baru dan Puskesmas Pembantu menurut keperluan.

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi Puskesmas dengan sebaik-baik-nya, diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan. Direncanakan bah-

Page 33:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

wa pada akhir Repelita III, setiap Puskesmas telah mempunyai se- jumlah tenaga kesehatan yang dapat melaksanakan fungsi Puskesmas tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan. Tenaga perawat dan bidan yang ada akan dilatih kembali sehingga menjadi tenaga perawat kesehatan yang bersifat serba guna, sehingga khususnya pada setiap Puskesmas Pembantu, tenaga tersebut akan dapat melaksanakan se- bagian dari usaha kesehatan pokok secara menyeluruh, baik peng- obatan, pencegahan maupun pemulihan kesehatan. Untuk mening- katkan dan mengembangkan pengetahuan tenaga Puskesmas, secara berkala diusahakan pengiriman bahan-bahan informasi ilmiah dan umum, terutama yang berkaitan dengan program. Juga pelaksanaan peraturan penempatan tenaga Puskesmas dilakukan secara lebih tertib.

Di samping itu pengobatan jalan dan perawatan penderita seba- gai kegiatan dari Puskesmas akan makin dikembangkan. Pengobatan jalan dan perawatan bertujuan untuk menentukan diagnosa dini, memberikan pengobatan dan perawatan kepada orang sakit untuk mengurangi penderitaan dan mencegah terjadinya cacat atau kema- tian. Dengan demikian dapat dilakukan pengobatan dan perawatan terhadap penyakit-penyakit yang tidak memerlukan keahlian, oleh tenaga-tenaga bukan dokter ahli.

Pada akhir Repelita III pelayanan pengobatan diharapkan dapat ditingkatkan dari 20% menjadi 40% penderita yang membutuhkan pengobatan. Mutu pelayanan pengobatan baik yang meliputi cara, tenaga maupun sarananya akan terus ditingkatkan. Selanjutnya pela- yanan kesehatan mata akan ditingkatkan melalui penataran perawat Puskesmas dan dengan memperluas sistem rujukan dengan memanfaatkan dokter ahli mata untuk memberikan

100

Page 34:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pelayanan keliling di Puskesmas den rumah sakit tertentu. Selain itu akan terus diusahakan untuk melengkapi sarana/peralatan Puskesmas yang telah ada.

(2) Kesejahteraan Ibu dan Anak.

Dalam Repelita III pelayanan kesehatan terhadap Ibu dan Anak serta pelayanan medis keluarga berencana ditingkatkan dengan meningkatkan peran-serta masyarakat, khususnya para ibu dalam me- lakukan antara lain, penimbangan berkala bayi dan anak di desa-desa

Page 35:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

serta perawatan kesehatan keluarga di rumah-rumah. Akan dikembangkan cars perawatan dan pemberian makanan tambahan anak- anak yang menderita kekurangan gizi tingkat gizi-buruk dalam kait-annya dengan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.

Penyuluhan gizi dan bi1a perlu dengan pemberian makanan tam- bahan khususnya kepada para ibu, akan ditingkatkan. Tenaga kese- hatan tradisional dimanfaatkan dengan memberi kursus-kursus dan bimbingan teknis antara lain kepada dukun bayi. Pembinaan keluarga diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga tersebut, yang meliputi segi fisik maupun mental.

Tujuan pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah :(i) menurunkan angka kesakitan dan kematian dui

ibu, bayi dan anak.(ii) meningkatkan jangkauan pelayanan/pemeriksaan

ibu hamil, ibu nifas dan ibu meneteki, bayi dari 23% menjadi 50% dan anak pra sekolah dari 5% menjadi 30% pada akhir Repelita III.

(iii) mencapai 13,5 juta pasangan usia subur peserta Baru keluarga berencana dan 9,5 juta pasangan usia subur peserta lestari.

(iv) meningkatkan pencakupan pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih, termasuk dukun bayi terlatih dari 21% menjadi 50% pada akhir Repelita III.

(3) Usaha Kesehatan Sekolah.Melalui Usaha Kesehatan Sekolah diharapkan angka

kesakitan anak sekolah dapat dikurangi, dan pencakupan pelayanan kesehatan terha- dap anak sekolah dapat ditingkatkan sehingga dicapai anak didik yang sehat.

Pada akhir Repelita III diharapkan usaha ini dapat mencakup se- kitar 30.000 sekolah dasar, sehingga kumulatif akan dicakup sekitar 90.000 sekolah dasar, 10.000 sekolah lanjutan pertama dan 5.000 sekolah lanjutan atas.

Dalam rangka mencapai tujuan usaha tersebut, kegiatan pelayanan yang dilakukan adalah :(i) menemukan kelainan secara dini dan pengobatan

sementara yang dilakukan oleh guru sekolah, yang

Page 36:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

telah mendapatkan pendidik- an dan latihan untuk itu,

101

Page 37:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

(ii) menemukan anak luar biasa di antara anak sekolah yang dicakup, dan

(iii) kunjungan secara berkala ke sekolah oleh perawat kesehatan dari Puskesmas untuk memberikan immunisasi, penyuluhan kesehatan dan pengawasan lingkungan sekolah:

Untuk menunjang kegiatan usaha kesehatan sekolah tersebut, ke- giatan kesehatan olah raga bagi anak sekolah ditingkatkan dengan menyediakan fasilitas latihan dan laboratorium-laboratorium pusat kesehatan olah raga.

(4) Perawatan Kesehatan Masyarakat.Dalam kegiatan perawatan kesehatan masyarakat

diharapkan keluarga sebagai kesatuan yang terkecil dalam masyarakat akan mendapatkan perawatan, pelayanan dan bimbingan dalam bidang kese- hatan. Sasaran dari kegiatan tersebut meliputi keluarga dan golongangolongan khusus dan pada akhir Repelita III diharapkan setiap Puskesmas telah dapat melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat tersebut dengan mengadakan pembinaan terhadap ke- luarga-keluarga dan golongan-golongan khusus yang sangat memer-lukan.

Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat tersebut meliputi : pemberian bimbingan kesehatan secara intensif kepada individu/keluarga, pemberian pelayanan perawatan dan tindak lanjutnya kepada indi-vidu/keluarga di rumah, dalam rangka pelayanan kesehatan pari- purna di dalam menunjang kegiatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, keluarga berencana dan kegiatan pengobatan; mengadakan kunjungan berkala kepada kelompok-kelompok sosial khusus dalam rangka pengawasan dan bimbingan kesehatan.

Untuk memungkinkan turut sertanya wanita dalam 102

Page 38:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pembangunan kesehatan akan dimanfaatkan sarana-sarana pelayanan kesehatan se- perti KIA, PUSKESMAS dan lain sebagainya. Dalam hubungan ini kaum wanita akan diikutsertakan dalam mengembangkan berbagai kegiatan pembangunan kesehatan terutama dalam lapangan pembinaan kesehatan masyarakat desa, peningkatan keadaan gizi terutama untuk anak-anak di bawah umur lima tahun, dan lain sebagainya.

Page 39:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

(5) Kesehatan Gigi.

Usaha kesehatan gigi ditujukan untuk meningkatkan status kese- hatan masyarakat, terutama melalui pemerataan dan peningkatan pelayanan kesehatan gigi.

Langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh melalui berbagai kegiatan :(i) Meningkatkan pelayanan di Puskesmas, yang

meliputi usaha penyebaran dokter gigi di Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II guna mengkordinir dan pengawasan usaha kesehatan gigi di Puskesmas, menyediakan fasilitas dan tenaga perawat gigi di 1.250 Puskesmas yang saat ini belum mempunyai fasilitas tersebut, meningkatkan usaha kesehatan gigi sekolah selektip, di samping usaha penyuluhan/pencegahan penyakit gigi melalui integrasi dengan UKS, dan mengadakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut dengan mengembangkan kebiasaan yang positif pada keluarga termasuk anak-anak.

(ii) Peningkatan pelayanan di Rumah Sakit yang meliputi usaha menyediakan fasilitas kerja dan tenaga dokter gigi di 104 RSU kelas D yang belum mempunyai fasilitas tersebut, menyediakan per-alatan serta meningkatkan kemampuan dokter gigi di bidang bedah mulut sederhana pada RSU kelas C, menyediakan pela- yanan bedah mulut di RSU kelas B dengan memperhitungkan penyediaan dokter ahli bedah mulut untuk pelayanan tersebut, menyediakan fasilitas untuk menghasilkan gigi buatan di RSU kelas B dan C, termasuk penempatan tenaga pengatur teknik gigi.

(iii) Kegiatan tersebut di atas perlu ditunjang antara

103

Page 40:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

lain dengan menyediakan dan meningkatkan berbagai tenaga yang diperlu- kan, dan pengumpulan serta pengolahan data riwayat penye- baran penyakit gigi dan mulut.

(6) Kesehatan Jiwa.Dalam rangka peningkatan dan pemerataan,

pelayanan kesehatan jiwa akan dilaksanakan usaha-usaha penyediaan sarana pelayanan termasuk penunjangnya di tempat-tempat yang belum ada, penam-

Page 41:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

bahan dan penyebaran tenaga kesehatan jiwa, integrasi pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas dan RSU.

Langkah-langkah tersebut baik yang bersifat pemerataan ataupun peningkatan pelayanan antara lain mencakup kegiatan-kegiatan :(i) menyediakan unit pelayanan kesehatan jiwa di RSU Propinsi/

Kabupaten/Kotamadya, secara bertahap berdasarkan kemampu-an pembinaan oleh dokter ahli jiwa dan adanya dokter umumyang berminat untuk diberi pendidikan tambahan dan melak-sanakan pelayanan kesehatan jiwa;

(ii) pembangunan barn RS Jiwa di Propinsi yang belum mempu- nyai RS Jiwa sesuai dengan kebutuhan;

(iii) meningkatkan serta mengembangkan kemampuan pelayanan kesehatan jiwa (pengobatan, pemulihan, pembinaan dan pencegah- an) di RS Jiwa dan RSU;

(iv) menyelenggarakan integrasi pelayanan kesehatan jiwa ke dalam Puskesmas;

(v) menambah unit pelayanan khusus dibeberapa RS Jiwa antara lain untuk penanggulangan korban penyalahgunaan/ketergan- tungan obat serta kenakalan remaja di daerah perkotaan di mana terdapat banyak kasus tersebut, dan lain-lain.

Kegiatan tersebut ,di atas masih perlu ditunjang dengan kerja sama inter-departemental, inter-sektoral dan peran serta masyarakat untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan. Di samping itu diperlukan peningkatan pengetahuan serta penambahan tenaga medis, para-medis dan non-medis sesuai keperluan, di samping perlunya peningkatan/ pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan, data

104

Page 42:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pengobatan percobaan dan data riwayat penyebaran penyakit kejiwaan yang memadai, untuk menunjang kemantapan pelayanan.

(7) Pelayanan Laboratorium.

Tujuan dari pelayanan laboratorium adalah untuk meningkatkan kemampuan pelayanan laboratorium kesehatan di tingkat Propinsi, Kabupaten dan Puskesmas dalam rangka menunjang pelayanan kese-hatan. Langkah-langkah untuk mencapai tujuan usaha pelayanan laboratorium kesehatan tersebut meliputi :

Page 43:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

(i) mengembangkan sarana fisik, peralatan medis, dan bahan-ba- han kimia sesuai perkembangan kebutuhan dan permintaan di bidang laboratorium,

(ii) peningkatan kwantitas dan kwalitas tenaga teknis di 26 laboratorium kesehatan untuk meningkatkan kemampuan pemerik- saan mikrobiologis terutama bakteriologi air dan air buangan, pemeriksaan kimia terutama kimia air dan air buangan, peme- riksaan penyakit terutama pemeriksaan patologi klinik;

(iii) peningkatan kemampuan pemeriksaan di 6 laboratorium kese- hatan kelas A di bidang pemeriksaan virus, racun, immunologi terutama untuk demam berdarah (DHF) dan penyakit hati (hepatitis), dan

(iv) pemerataan pemeriksaan pelayanan laboratorium melalui pembinaan laboratorium di tingkat Kabupaten dan Kotamadya dan Puskesmas serta pembangunan unit barn laboratorium Kabupa-ten/Kotamadya di 62 RSU kelas C.

Kegiatan di atas perlu ditunjang dengan mengusahakan pembaku- an metode-metode pemeriksaan dan pengawasan mutu laboratorium, penyebaran pengetahuan dan metodologi laboratorium kepada semua tingkat laboratorium, pemantapan pelaksanaan fungsionalisasi laboratorium, pelayanan rujukan sediaan laboratorium untuk saling uji dan konsultasi.

Jenis-jenis tenaga laboratorium yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : pada laboratorium kesehatan kelas A, sarjana kedokteran, kimia, farmasi, biologi dan lulusan akademi analis; pada laboratori- um Kabupaten/Kotamadya, tenaga analis; pada laboratorium Puskes- mas tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga perawat kesehatan yang

Page 44:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

telah mendapatkan latihan khusus.

(8) Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).Tujuan dari PKMD ialah untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dengan usaha-usaha swadaya masyarakat yang merupa- kan bagian integral dari pembangunan desa secara keseluruhan dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dengan

105

Page 45:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

peran-serta masyarakat melalui PKMD diharapkan fasilitas pelaya- nan kesehatan yang telah disediakan oleh Pemerintah dapat diman- faatkan oleh masyarakat sebagai pusat rujukan.

Jangkauan pelayanan kesehatan akan lebih luas dengan kegiatan peran-serta masyarakat melalui PKMD dalam bentuk kegiatan pro- motor kesehatan desa sukarelawan atau tenaga sejenis, dana sehat, dan lain-lain.

Kegiatan swadaya masyarakat dalam PKMD dibimbing, dibantu dan diawasi oleh tenaga perawat kesehatan yang berkedudukan di Pus- kesmas, maupun di Puskesmas Pembantu, dan staf tingkat kecamat- an dari sektor-sektor yang bersangkutan dalam pembangunan desa.

Mengingat keadaan dan kemampuan daerah, direncanakan seorang perawat kesehatan bertanggung jawab untuk 2.500 sampai 10.000 penduduk, serta membimbing dan mengawasi 20 sampai 60 prokesa dalam bidang teknis pelayanan kesehatan.

Pada akhir Repelita III diharapkan bahwa tiap Propinsi telah di- mulai mengembangkan kegiatan PKMD di daerahnya.

(9) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit.Dalam Repelita II telah banyak usaha-usaha

peningkatan pelayanan kesehatan melalui rumah sakit, namun masih banyak pula hal-hal yang masih perlu ditingkatkan dan disempurnakan sehingga sasaran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dapat tercapai. Di dalam Repelita III tujuan pokok peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit akan dicapai melalui usaha-usaha peningkatan mutu tenaga, pemantapan pengelolaan dan penggunaan tenaga, peningkatan RS 106

Page 46:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Pendidikan, penyebaran dokter ahli, pemantapan sistem rujukan, peningkatan jumlah dan penggunaan tempat tidur, peman- tapan pengelolaan dan struktur organisasi serta peningkatan sarana penunjang seperti penyediaan obat-obatan, gedung dan peralatan baik medis maupun non medis serta peningkatan pembinaan dan bantuan kepada RS Swasta.

Usaha-usaha untuk pemerataan pelayanan rumah sakit meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut:

Page 47:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Pertama, pembangunan baru dan rehabilitasi RSU di Kabupaten/ Kotamadya dengan memperhatikan faktor kepadatan penduduk, ke-adaan geografis, pola angka kesakitan dan kebutuhan dari masyarakat setempat.

Kedua, penempatan dokter ahli bedah, dokter ahli kandungan, dok- ter anak-anak dan dokter ahli penyakit dalam di 129 RSU, di antara- nya dalam rangka peningkatan 62 RSU klas D menjadi klas C.

Langkah-langkah untuk pemerataan dokter ahli ini akan ditangani secara inter-departemental mengingat tanggung jawab pendidikan calon dokter ahli adalah pada Departemen P & K, serta penggunaan dokter ahli selain untuk pelayanan di rumah sakit, juga sebagai tenaga pendidik dari Departemen P & K. Langkah-langkah ini mengikut sertakan pula ikatan-ikatan profesi yang ada dan fihak swasta.

Di samping itu jumlah rumah sakit yang dimanfaatkan untuk pendidikan calon dokter ahli pada saat ini masih belum mencukupi, se- hingga dipandang perlu untuk meningkatkan/mengembangkan bebe- rapa RS Klas B agar dapat pula dimanfaatkan sebagai tempat pen- didikan tersebut secara memadai.

Ketiga, penataan sistem rujukan yang akan lebih dimantapkan, yang meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut : pemantapan regionalisasi pelayanan RS Klas A dan Klas B; dan penetapan pusat-pusat pelayanan sub-keahlian. Seperti diketahui pelayanan sub-keahlian selain memerlukan sarana peralatan yang mahal juga perlu disertai dengan penyediaan tenaga yang memadai, yang pada saat ini masih terbatas jumlahnya, di samping pengalaman menunjukkan bahwa pelayanan sub-keahlian memerlukan biaya operasional yang tinggi. Dengan adanya sentralisasi pelayanan keahlian hanya di

107

Page 48:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

beberapa unit pelayanan saja, maka diharapkan penggunaan biaya secara berlebihan dapat diatasi, dan kebutuhan masyarakat yang memerlukan pelayanan keahlian dapat pula dipenuhi. Selain itu peranan rumah sakit swasta akan ditingkatkan dan dibina sehingga kegiatan rumah-rumah sakit swasta ini dapat saling mengisi dan melengkapi dengan kegiatan-kegiatan rumah-rumah sakit pemerintah.

Dalam rangka peningkatan pelayanan rumah sakit, akan dilakukan berbagai kegiatan antara lain sebagai berikut :

Page 49:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

(i) Meningkatkan penggunaan tempat tidur di rumah sakit terutama dengan mengusahakan bantuan biaya obat-obatan dan lauk pauk untuk rumah sakit milik Pemerintah Daerah, di samping meng- usahakan bantuan untuk rehabilitasi dan renovasi sarana.

(ii) Meningkatkan kwalitas pelayanan rumah sakit kelas B yang sekarang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Otonom yang dimanfaatkan juga untuk pendidikan calon dokter. Untuk ini dipandang perlu untuk memantapkan status pengelolaan rumah-rumah sakit semacam itu.

(iii) Mengembangkan kegiatan pelayanan rehabilitasi medik melalui pembentukan unit rehabilitasi preventif di setiap RSU klas A. klas B dan klas C.

(iv) Mengembangkan pelayanan medis keluarga berencana dan pelayanan gizi di rumah sakit.

(v) Memanfaatkan rumah sakit pendidikan dan menambah unit pelayanan khusus antara lain untuk penanggulangan korban penya--lah-gunaan/ketergantungan obat serta kenakalan remaja.

Kegiatan pemerataan dan peningkatan pelayanan rumah sakit ter- sebut perlu disertai dengan kegiatan penunjang di berbagai segi antara lain dengan :(a) Meningkatkan sistem pelayanan rumah sakit dan

pengembangan pencatatan medik di rumah sakit, serta penyempurnaan pelaporan rumah sakit.

(b) Menyusun standarisasi organisasi, ketenagaan serta sarana per-alatan serta menyusun standardisasi pelayanan medis, umum, pelayanan medis keahlian, pelayanan medis sub-keahlian, dan sa- tuan-satuan biaya yang diperlukan.

(c) Menyusun pedoman perawatan umum dan keahlian

108

Page 50:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

serta pedo-man tentang pelaksanaan rujukan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang ada.

(d) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga medis, paramedis, non medis dengan mengadakan penataran dalam bidang manajemen/administrasi, ICCU, PRU, pencatatan medik, radio-logi, pengujian kesehatan.

Page 51:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

(e) Menyusun ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan kedokteran sosial misalnya tentang pengujian kesehatan pegawai, asuransi kesehatan, jasa raharja/kecelakaan, pelayanan terhadap orang tidak mampu, pelayanan untuk cacad veteran, pelayanan rehabilitasi veteran, pelayanan kecelakaan kerja.Juga akan diusahakan penataan pelayanan

pengobatan tradisio- nal di RS.(f) Meningkatkan fasilitas pemeliharaan dan peralatan

medik dan alat-alat elektronik kedokteran (elektro-medik) berdasarkan wi- layah, serta kesehatan lainnya.

(g) Meningkatkan penyediaan obat-obatan dalam jumlah yang me-madai dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas.

2. Program Pemberantasan Penyakit MenularUsaha Pemberantasan Penyakit Menular, pada

dasarnya merupakan kelanjutan dari usaha-usaha yang telah dilakukan dalam Repelita II.

Tujuan pemberantasan penyakit menular dalam Repelita III adalah menurunkan angka kesakitan, angka kematian atau jumlah penderita sakit dan akibat-akibatnya yang mempengaruhi status kesehatan ma-syarakat.

Dalam menentukan penyakit mana yang akan diberantas, dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut : angka kesakitan atau angka kematian yang tinggi (termasuk yang bisa timbul sebagai wa- bah), menyerang terutama golongan anak-anak dan golongan usia produktif, menyerang terutama penduduk di daerah pedesaan atau penduduk yang berpenghasilan rendah di daerah perkotaan, menye- rang terutama daerah-daerah pembangunan ekonomi, adanya meto-dologi yang berdaya-guna dan berhasil-

109

Page 52:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

guna untuk memberantas penyakit tersebut, serta adanya ikatan perjanjian dengan luar negeri (International Health Regulation), Undang-undang Wabah dan Karantina.

Kegiatan pemberantasan penyakit menular sejauh mungkin diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan (pemberian kekebalan, pengamatan penyakit, pengobatan di Puskesmas dan lapangan, dan

Page 53:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pencarian penderita). Beberapa hal yang masih memerlukan tindakan khusus (antara lain penyemprotan, pengobatan massal dan penang-gulangan kejadian luar biasa/wabah) akan dilaksanakan oleh tim dari Kabupaten dengan mengikut sertakan Puskesmas yang bersangkutan sejak dari tahap perencanaan. Melalui program PKMD dimanfaatkan peran-serta masyarakat untuk menunjang kegiatan ter-sebut.

Cara pelaksanaan pemberantasan penyakit menular dilakukan an- tara lain dengan menghilangkan sumber/pembawa penyakit, memperbaiki lingkungan, mencegah hubungan dengan penyebab penyakit atau memberikan kekebalan (immunisasi) kepada penduduk.a. Pemberantasan penyakit malaria.

Kegiatan pemberantasan akan diperluas secara terbatas ke luar Jawa-Bali. Hal ini sehubungan dengan perkembangan pembangunan ekonomi yang akan meluas ke daerah luar Jawa, serta adanya pe-ningkatan transmigrasi dan pemukiman kembali serta juga untuk melindungi hasil pemberantasan malaria selama Repelita II di Jawa- Bali dari re-infeksi. Selama Repelita III, direncanakan kegiatan pe-nyemprotan dilakukan terhadap sekitar 16,5 juta rumah-rumah dengan DDT serta 2,5 juta rumah dengan Fenitrothion, dan pengobatan 54 juta penderita/tersangka malaria.

Pada akhir Repelita III diharapkan angka kesakitan di Jawa dan Bali pada daerah dengan jumlah penderita malaria yang tinggi men- jadi 7,5%o, sedang pada daerah dengan jumlah penderita yang rendah menjadi 0,1 %. Di luar Jawa dan Bali, pada daerah di mana dilaku- kan penyemprotan DDT dan pengobatan, diharapkan 110

Page 54:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

jumlah pende- rita (dinyatakan dengan angka parasit) menjadi 2%, sedangkan pada daerah di mana hanya dilakukan pengobatan raja, diharapkan jumlah penderita menjadi antara 5% dan 10% dari seluruh penduduk dae- rah tersebut. Untuk mengurangi akibat sampingan yang merugikan, penggunaan DDT akan diawasi dan dikendalikan dengan seksama. Di samping itu, diusahakan secara berangsur-angsur penggunaan DDT atau obat-obat sejenis yang tahan blank akan diganti dengan obat-obatan lain yang dapat lapuk dengan cepat.

Page 55:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

b. Immunisasi.

Kegiatan immunisasi meliputi pencegahan terhadap penyakit tbc paru-paru dengan vaksinasi BCG, penyakit dipteria, kejang-kejang (tetanus), batuk rejan (pertusis) dengan vaksinasi DPT dan penyakit kejang-kejang bayi baru lahir (tetanus-neonatorum) dengan vaksinasi TFT. Direncanakan dalam Repelita III pencakupan immunisasi ter- hadap bayi berumur 3 — 14 bulan, anak Sekolah Dasar dan ibu hamil akan berkisar antara 40---70%. Diharapkan pada akhir Repelita III angka kesakitan/kematian akibat penyakit dipteria dan tetanus akan turun sekitar 70%. Angka kesakitan dan kematian per- tusis akan turun masing-masing sekitar 40% dan 70%. Terhadap penyakit lumpuh (poliomyelitis) akan dilakukan percobaan untuk mendapatkan dan menetapkan pola pelaksanaan vaksinasi bagi pe- nyakit-penyakit tersebut, sedangkan terhadap penyakit campak di- lakukan survai untuk mengetahui besarnya permasalahannya. Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan kegiatan immunisasi diperlukan pelaksanaannya secara teratur, menyeluruh diseluruh wilayah tanah air sesuai dengan keperluan, dan untuk itu akan ditingkatkan penyediaan sarana serta tersedianya vaksin yang memadai.

c. Pemberantasan penyakit tbc paru-paru.Di samping vaksinasi BCG untuk pemberantasan

penyakit tbc paru-paru akan ditingkatkan pengobatan terhadap penderita. Selama Repelita III akan diobati sekitar 100.000 penderita, dan pada akhir Repelita III dengan adanya berbagai usaha yang dilakukan, diharap- kan angka kesakitan tbc paru turun sekitar 10% di daerah operasi.

d.111

Page 56:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

d. Pemberantasan penyakit kolera/muntah berak.

Usaha pemberantasan penyakit kolera dalam jangka pendek masih tetap ditujukan untuk mencegah sejauh mungkin kematian penderita kolera/muntah berak. Untuk itu akan ditingkatkan penemuan dan pengobatan penderita sedini mungkin melalui peningkatan kewaspadaan akan timbulnya wabah (surveillance) dan penanggulangan wa- bah. Dalam jangka panjang pemberantasan penyakit kolera akan lebih berhasil melalui perbaikan lingkungan hidup sehat, penyediaan

Page 57:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

air minum yang bersih serta pembuangan kotoran (jamban kelu- arga) yang memenuhi syarat kesehatan. Diharapkan dalam Repelita III jumlah kesakitan dan kematian karena kolera dan penyakit perut lainnya akan menurun dengan jumlah yang memadai.e. Pemberantasan penyakit patek (frambusia), kelamin dan kusta.

Usaha pencegahan timbulnya kembali patek di Jawa — Bali terus dilaksanakan dengan cara penyelidikan setempat dan pengobatan di daerah penularan. Peningkatan usaha pemberantasan di daerah-dae- rah lain, secara bertahap akan dilaksanakan sehingga diharapkan pada akhir Repelita III, patek di Indonesia tidak akan menjadi ma- salah masyarakat lagi, seperti halnya telah tercapai di Jawa — Bali, yaitu dengan angka penderita menular 0,001%.

Pemberantasan penyakit kelamin dalam Repelita III ditujukan untuk sedapatnya mempertahankan keadaan saat ini, mengingat ada- nya kecenderungan meningkat terus apabila dibiarkan. Usaha pemberantasan ditekankan terutama di kota-kota besar, daerah-daerah pelabuhan, pariwisata dan perdagangan, khususnya bagi kalangan penduduk yang merupakan sumber penularan penyakit. Dalam Re- pelita III akan dilakukan berbagai kegiatan, seperti pemeriksaan darah, pemeriksaan dengan usapan dan pengobatan pencegahan pe- nyakit kelamin pada watunas.

Pemberantasan penyakit kusta di daerah yang angka kesakitannya tinggi (Sulawesi, Maluku, Irian Jaya) akan dilakukan dengan kegiat- an-kegiatan khusus. Sedangkan di daerah lainnya yang angka kesakitannya rendah dilakukan melalui pelayanan Puskesmas. Dalam Repe- lita III akan diadakan pengobatan

112

Page 58:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

penderita secara teratur terhadap sekitar 75.000 orang.f. Pemberantasan penyakit yang ditularkan melalui binatang.

Di samping penyakit malaria seperti telah disebutkan di atas, maka usaha pemberantasan ditujukan pula terhadap penyakit demam ber-darah (DHF), kaki gajah (filariasis), schistosomiasis dan zoonosis. Schistosomiasis adalah penyakit yang antara lain menyerang hati disebabkan oleh sejenis casing yang ditularkan oleh keong tertentu yang banyak terdapat di danau dan bendungan tertentu. Zoonosis adalah penyakit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia.

Page 59:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Terhadap penyakit demam berdarah yang selama Repelita II telah menimbulkan wabah di beberapa Propinsi dengan angka kematian yang cukup tinggi, maka dalam Repelita III penemuan dan pengobat- an penderita sedini mungkin serta pencegahan terjadinya wabah akan ditingkatkan sehingga angka kematian akan turun menjadi 3%. Ke-giatan-kegiatan pemberantasan yang dilakukan untuk maksud tersebut adalah pembersihan sarang nyamuk, pembasmian jentik-jentik nya- muk (larva) dan penyemprotan. Pada Repelita III diharapkan angka kematian DHF akan terus menurun.

Terhadap penyakit kaki gajah akan dilaksanakan kegiatan pembe-rantasan meliputi sekitar satu juta penduduk, dengan jalan mengada-kan survai pendahuluan, pengobatan penderita dan pengamatan penyakit.

Terhadap penyakit anjing gila (rabies) akan dilaksanakan kegiatan pemberantasan dengan jalan pemeriksaan darah, immunisasi/pengobatan serta pemeriksaan sediaan dari hewan yang menggigit.

Pengawasan penyakit pes dilaksanakan dengan jalan melakukan survai binatang pengerat, pengobatan penderita/tersangka dan pengamatan penyakit pada manusia.

Dalam pemberantasan penyakit cacing akan diutamakan pada pemberantasan penyakit cacing tambang dan cacing gelang dengan jalan melakukan pemeriksaan tinja, pengobatan massal dan pemeriksaan contoh tanah.

Diharapkan pada Repelita III angka kesakitan penyakit cacing perut akan terus menurun, di daerah-daerah di mana diadakan ke- giatan pemberantasan.

g. Karantina Umum, Haji dan pengamanan kesehatan perpindahan penduduk.

113

Page 60:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Dalam Repelita III di samping peningkatan kegiatan dalam bidang sanitasi pelabuhan, cara pendekatan kewaspadaan terhadap tanda- tanda akan timbulnya wabah penyakit akan dimantapkan pada karan- tina umum dan haji, untuk pencegahan ke luar masuknya penyakit menular dari dan ke wilayah Indonesia. Untuk pengamanan kesehat- an perpindahan penduduk akan ditingkatkan usaha-usaha pencegah-

Page 61:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

an berpindah/berjangkitnya penyakit-penyakit menular, dengan cara survai penyakit di daerah asal dan calon daerah transmigrasi serta pelaksanaan pemberantasan penyakit yang ditemukan.h. Penanggulangan wabah dan kejadian luar biasa.

Untuk mengatasi dan mencegah timbulnya wabah dan kejadian luar biasa penemuan dini dan pelaporan kejadian luar biasa dengan cara meningkatkan pengamatan pada tingkat Puskesmas, serta pemben- tukan regu-regu gerak cepat penanggulangan wabah di tingkat Kabupaten.

3. Program Perbaikan GiziKekurangan gizi, dapat menyebabkan merosotnya

mutu kehidupan antara lain menyebabkan angka kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, terganggunya pertumbuhan badan, menurunnya daya ker- ja, gangguan pada perkembangan mental dan kecerdasan serta terdapatnya berbagai jenis penyakit tertentu. Keadaan ini dapat menghambat gerak pembangunan yang ada.

Seperti telah dikemukakan terdahulu, berbagai tingkat keadaan gizisalah diperkirakan terdapat luas di Indonesia, terutama yang disebab- kan karena : (a) kurang kalori dan protein (KKP), (b) kekurangan vi-tamin A, (c) anaemia gizi besi, dan (d). gondok endemik. Usaha untuk meningkatkan status gizi masyarakat .dalam jangka panjang, merupa- kan bagian yang menyeluruh dari usaha meningkatkan mutu kehi- dupan rakyat Indonesia sebagai tujuan utama pembangunan Nasional.

Usaha perbaikan gizi diarahkan untuk melanjutkan dan meningkat- kan usaha-usaha peningkatan status gizi masyarakat dan usaha-usaha pencegahan serta penanggulangan masalah gizi khususnya kurang ka- lori protein (KKP), kekurangan vitamin A,

114

Page 62:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

anemia gizi besi dan gondok endemik dengan peran-serta aktif masyarakat.

Sasaran kelompok penduduk dari program perbaikan gizi ini adalah golongan anak-anak 0 — 6 tahun, wanita hamil, menyusui dan golong- an pekerja terutama yang berpenghasilan rendah serta penduduk di daerah rawan pangan. Pencapaian sasaran ini direncanakan dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pembangunan. Langkah-langkah atau kegiatan pokok yang, akan dilakukan dalam rangka pelaksanaan program adalah sebagai berikut :

Page 63:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

a. Meningkatkan mutu gizi bahan pangan yang banyak dikonsumsi rakyat antara lain dengan fortifikasi. Untuk ini peranan sektor di luar kesehatan sangat panting.

b. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan KKP. Ter- utama pada anak pra sekolah (0 — 6 tahun), wanita hamil, wanita menyusui dan penduduk di daerah rawan pangan dan bencana alam.Sasaran utama kegiatan ini adalah untuk menyelamatkan anak yang menderita gizi buruk dari kematian atau cacat, dan mere-habilitir anak-anak yang menderita KKP tingkat ringan dan se- dang. Dalam hubungan ini akan dilakukan kegiatan-kegiatan an- tara lain sebagai berikut:(1) Memperluas kegiatan penimbangan anak-anak 0

— 6 tahun dalam rangka Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK);

(2) Meningkatkan dan memperluas UPGK yang dikaitkan de-

ngan sektor-sektor pembangunan lain, dengan memperluasdan menyempurnakan cara-cara pemberian makanan tambah-an disertai penyuluhan gizi dan sebagainya.UPGK ini dikembangkan atas dasar adanya masalah gizi, situasi, kondisi setempat dengan peran serta aktif masyara- kat;

(3) Memantapkan kaitan UPGK dengan program pelayanan kesehatan melalui PUSKESMAS, terutama dalam rangka usaha menyelamatkan anak-anak yang menderita gizi-buruk; dan

(4) Memantapkan kebijaksanaan bantuan pangan darurat dengan mengembangkan sistem

115

Page 64:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

kewaspadaan (surveillance) pangan dan gizi di daerah-daerah rawan pangan.

c. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan kekurang- an vitamin A pada anak-anak 0 — 6 tahun.

Kegiatan ini diutamakan untuk menyelamatkan anak pra sekolah yang terancam buta, melindungi sedapat mungkin lebih dari setengah anak pra sekolah yang menderita kelainan mata dan kekurangan vitamin A dalam darah dengan pemberian vitamin A.

Page 65:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Usaha pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui bebe- rapa kemungkinan antara lain :(1) paket gizi;(2) fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A; atau(3) kombinasi (1) dan (2).

d. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan anaemia gizi besi, terutama pada wanita hamil dan golongan pekerja ber-penghasilan rendah serta anak-anak 0 — 6 tahun.Sekitar 40% anak pra sekolah, 31% anak sekolah, 70% wanita hamil. dan pekerja berpenghasilan rendah menderita anaemia gizi besi yang perlu ditanggulangi.Usaha pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui:

(1) paket gizi;(2) fortifikasi bahan pangan dengan zat besi; atau(3) kombinasi (1) dan (2).

e. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan gondok endemik pada penduduk di daerah-daerah rawan gondok.Prioritas kegiatan in} adalah untuk menyembuhkan separoh pen- derita gondok endemik (yaitu sekitar 6 juta penderita) dengan pemberian suntikan larutan zat yodium dalam minyak; sisa pen- derita dan penduduk lainnya di daerah gondok endemik dilin- dungi dengan pemberian garam yodium.Usaha pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui :(1) penyuntikan dengan larutan zat yodium;(2) yodisasi garam; atau(3) gabungan (1) dan (2).

116

Page 66:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

f. Meningkatkan usaha penyuluhan gizi agar dapat mencapai seluruh lapisan masyarakat seluas-luasnya guna menunjang perbaikan pangan serta usaha pencegahan dan penanggulangan masalah gizi. Usaha perbaikan gizi memerlukan pendekatan edukatif serta diutamakan penyampaian pesan-pesan yang menunjang kebijak-

Page 67:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

sanaan pangan dan gizi dalam usaha perbaikan dan penanggulang- an masalah gizi. Saran komunikasi massa yang telah ada akan digunakan seluas-luasnya.

g. Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan pelayanan gizi di institusi dan pemberian makanan yang memenuhi syarat gizi bagi orang banyak.Prioritas pembinaan ini diberikan kepada pengembangan unit gizi di rumah-rumah sakit Propinsi dan Kabupaten. Keperluan penye-lenggaraan makanan massal (antara lain di pabrik-pabrik/peru-sahaan karena tumbuhnya industri, panti asuhan, dan asrama jemaah haji) dirasakan akan meningkat, oleh karena itu kegiatan ini akan dibina dengan seksama.

h. Meningkatkan pengadaan tenaga gizi sesuai keperluan yang ada serta meningkatkan dan mengembangkan penelitian pangan dan gizi. Penelitian untuk mencari faktor-faktor penyebab masalah gizi dan cara pemecahan masalah akan diutamakan.

i. Meningkatkan dan menyempurnakan kelembagaan koordinasi usaha perbaikan pangan dan gizi sehingga dimungkinkan adanya kaitan saling isi dan saling tunjang dengan usaha-usaha pembangunan lainnya.

4. Program Peningkatan Penyediaan Air BersihPeningkatan sarana penyediaan air bersih di

pedesaan diprioritas- kan pada daerah-daerah yang sulit memperoleh air bersih, di mana angka kesakitan penyakit wabah kolera dan penyakit-penyakit perut lainnya tinggi.

Dalam Repelita III akan dibangun sekitar 260.000 sumur pompa tangan, 1.200 perpipaan, 300 sumur artesis, 2.160 perlindungan mata air dan 3.500

Page 68:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

penampungan air hujan. Pada akhir Repelita III diha- rapkan adanya kenaikan jumlah penduduk pedesaan yang mengguna- kan sarana penyediaan air bersih yang memenuhi syarat-syarat kese-hatan sebesar 20% sampai 30%.

117

Page 69:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Kegiatan ini disertai dengan pembinaan organisasi masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat untuk mengelola sarana penyedia- an air bersih tersebut.

5. Program Penyehatan Lingkungan PemukimanKeadaan lingkungan yang kurang sehat

menyebabkan timbulnya wabah-wabah penyakit dan tingginya angka kesakitan penyakit salu- ran pencernaan khususnya muntah berak, saluran pernafasan, penya- kit yang ditularkan melalui binatang/serangga, penyakit kulit dan mata. Di samping itu tampak mulai meningkatnya kejadian keracunan dan kecelakaan.

Program penyehatan lingkungan pemukiman bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat melalui :a. Peningkatan sarana kesehatan lingkungan yang

kemudian diguna-kan, dipelihara dan dikembangkan oleh masyarakat.

b. Peningkatan pengawasan kwalitas lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan manusia.

Kegiatan pembangunan untuk peningkatan kesehatan lingkungan terutama dilakukan dengan peningkatan sarana penyediaan air bersih, peningkatan kesehatan perumahan dan lingkungannya, peningkatan pengawasan pencemaran lingkungan yang mengganggu kesehatan, serta peningkatan usaha sanitasi lingkungan lainnya.

Titik berat usaha peningkatan kesehatan lingkungan ialah meningkatkan pengadaan sarana air bersih dan cara-cara pembuangan buangan rumah tangga secara bertahap, hingga benar-benar memenuhi syarat-syarat kesehatan, di samping meningkatkan usaha di bidang kesehatan lingkungan lainnya. Usaha-usaha tersebut lebih banyak akan ditujukan pada masyarakat desa maupun kota khususnya yang 118

Page 70:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

berpenghasilan rendah. Di samping itu mulai diambil langkah-lang- kah penanggulangan pencemaran lingkungan yang ada hubungannya dengan kesehatan yang timbul karena urbanisasi dan pengembangan industri yang pesat.a. Kesehatan perumahan dan lingkungannya.

Dalam Repelita III untuk mendorong masyarakat desa dan kota yang berpenghasilan rendah untuk mewujudkan pengadaan dan cara-

Page 71:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

cara pembuangan rumah tangga yang lebih baik, terutama buangan yang berupa kotoran manusia, akan dilanjutkan pembangunan jam- ban keluarga sekitar 1.750.000 buah di samping usaha perbaikan pembuangan dan pemanfaatan bahan buangan lain, usaha penyehatan perumahan dan penertiban fungsi rumah sesuai dengan syarat kese-hatan.

Kegiatan ini disertai dengan penyuluhan kepada masyarakat agar mau dan mampu rnengelola sarana pembuangan buangan rumah tang- ga dan jamban keluarga di daerahnya.

b. Pengawasan Hygiene dan Sanitasi.

Usaha pemeliharaan kesehatan di tempat-tempat umum dan ling-kungan akan ditingkatkan kegiatan dan jangkauannya. Dalam hubungan ini akan ditingkatkan pengawasan dan pemeriksaan mutu air minum dan air kolam renang. Demikian pula pengawasan dan pemeriksaan tempat-tempat pembuatan, penyimpanan, penjualan dan penyajian makanan dan minuman akan mendapatkan perhatian pula.

Pengawasan Pencemaran Lingkungan dan Proteksi Radiasi, meli- puti pencegahan pencemaran air, tanah, udara, kebisingan dan penggunaan obat pembasmi serangga/hama, termasuk pencegahan keracunan seperti proteksi bahaya radiasi.

Dalam Repelita III pengawasan pencemaran air, tanah, udara dan kebisingan meliputi daerah wilayah pengembangan industri dan pemukiman. Program ini ditunjang dengan peningkatan ketrampilan tenaga pengambil contoh, pemeriksaan lapangan, pemeriksaan laboratorium dan pengelola pemeriksaan khusus untuk pencemaran lingkungan.

Untuk menunjang program peningkatan kesehatan lingkungan akan ditingkatkan dan dikembangkan sarana yang berupa Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pos-pos Pengamat Kwalitas Air dan Udara. Sarana-sarana tersebut ditempatkan pada pusat-

Page 72:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pusat pengembangan wilayah utama (Jakarta, Surabaya, Medan, Ujung Pandang, di samping Yogyakarta yang telah ada), serta daerah-daerah rawan dari segi potensi pencemaran.

119

Page 73:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

6. Program Penyuluhan Kesehatan

Masalah atau hambatan yang dialami dalam usaha-usaha pembina- an dan bimbingan masyarakat, tidak hanya terdapat pada masyarakat itu sendiri sebagai konsumen pelayanan, tetapi juga terdapat dalam unsur pelayanan kesehatan. Oleh karena itu penanganan kegiatan penyuluhan kesehatan dalam Repelita III akan lebih memperhitung- kan dinamika unsur-unsur masyarakat, unsur-unsur usaha kesehatan, dan situasi di mana kedua unsur tersebut berinteraksi.

Dalam Repelita III Penyuluhan Kesehatan Masyarakat bertujuan untuk :a. Menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan

hidup ma-syarakat sehari-hari.b. Menggerakkan individu, kelompok dan masyarakat

agar: Pertama memanfaatkan fasilitas serta pelayanan kesehatan yang telah ter- sedia dan mengembangkannya. Kedua, berperan-serta dalam usa- ha-usaha kesehatan, terutama dalam program-program kesehatan yang telah ditentukan sebagai program prioritas.

Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan pokok-pokok kebijaksanaan sebagai berikut : Penyuluhan kesehatan dilaksanakan melalui Puskesmas untuk menunjang usaha-usaha/kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan dilaksanakan de- ngan mempergunakan pendekatan edukatif dan dilaksanakan oleh se- mua petugas kesehatan dalam menjalankan tugasnya masing-masing, sedangkan penyediaan dan pembinaan metode, teknik dan sarana penyuluhan kesehatan dilaksanakan oleh aparatur penyuluhan kesehatan di Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya.

Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran 120

Page 74:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

penyuluhan ialah :

Masyarakat umum, dengan orientasi pada masyarakat pedesaan se- suai dengan kebijaksanaan pembangunan. Selain itu masyarakat se- kolah, sebagai masyarakat yang mudah dicapai meliputi sekolah- sekolah umum dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan pen- didikan tinggi, sekolah-sekolah kejuruan terutama yang menghasilkan tenaga-tenaga yang kelak bertugas dalam pembinaan masyarakat,

Page 75:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

termasuk petugas-petugas kesehatan, madrasah, pondok pesantren, dan masyarakat dalam institusi-institusi pendidikan lainnya. Demikian pula golongan-golongan masyarakat tertentu (organisasi-organisasi masyarakat, pramuka dan lain-lain) sebagai unsur-unsur yang juga mem- bantu menggerakkan proses komunikasi.

Berdasarkan kebijaksanaan tersebut di atas, dalam Repelita III akan dilakukan kegiatan Penyuluhan Masyarakat antara lain sebagai berikut :(1) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan

melalui Puskesmas dan Rumah Sakit. Pembinaan pendekatan edukatif akan dilaksanakan secara intensif di sekitar 2.000 Puskesmas, sedangkan pembinaan penyuluhan kesehatan di Rumah Sakit akan dilaksanakan secara bertahap dimulai dengan 4 Rumah Sakit dari berbagai tipe yang kemudian akan diperluas ke 11 Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

(2) Peningkatan fasilitas/alat media penyuluhan secara bertahap bagi Puskesmas. Dalam Repelita III, 2.000 Puskesmas akan diperleng- kapi dengan alat-alat tersebut.

(3) Peningkatan pembinaan teknis di lapangan, tenaga penyuluhan kesehatan dan memasukkan penyuluhan kesehatan masyarakat da- lam kurikulum pendidikan dan latihan tenaga kesehatan baik se- bagai pengetahuan maupun sebagai proses yang terintegrasi dalam sistem pendidikan.

(4) Menggalakkan pemanfaatan media massa baik yang modern mau- pun tradisional dalam rangka penyebar luasan pesan-pesan/infor- -masi tentang materi teknis program-program kesehatan terutama program-program yang telah ditentukan sebagai prioritas.

7. Program Pengawasan Obat, Makanan dan

121

Page 76:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

sebagainyaSecara garis besar, masalah-masalah pokok yang

dihadapi di dalam usaha peningkatan pengawasan obat, makanan, minuman, kosmetika, alat kesehatan, obat tradisional, narkotika dan bahan obat berbahaya dalam Repelita III, adalah masalah-masalah yang menyangkut bidang prasarana pengawasan dan sarana pengawasan, serta bidang kete- nagaan; di samping itu juga ada masalah penyediaan obat-obatan esen- sial, masalah penyediaan bahan baku obat nasional serta masalah harga.

Page 77:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Kebijaksanaan dalam Repelita III adalah melanjutkan, meningkat- kan dan lebih memantapkan uaaha-usaha pengawasan produksi, per-edaran dan penggunaan obat, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan, obat tradisional, serta narkotika dan bahan obat ber- bahaya lainnya, dengan jalan :a. Mengusahakan cukupnya persediaan obat dengan

penyebarannya yang makin merata dan dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.

b. Meningkatkan mutu obat, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan serta obat tradisional, termasuk khasiat atau nilai atau kegunaan, serta keamanannya.

c. Mencegah diproduksi, diedarkan dan digunakannya obat, makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan serta obat tradisional yang tidak memenuhi syarat bagi kesehatan manusia.

d. Mencegah penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya lainnya.

Langkah-langkah pokok di bidang pengawasan obat, makanan dan sebagainya dalam Repelita III' meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :(1) Mengusahakan tersedianya obat-obatan yang cukup

aman, efektif dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat luas, serta penyebarannya yang makin merata, baik melalui jalur pemerin- -tah maupun melalui jalur swasta dan swasembada masyarakat.

(2) Menyelenggarakan tersedianya sebahagian obat-obat esensial oleh pemerintah sendiri untuk keperluan Puskesmas dan Rumah- rumah Sakit. Harga dan macam obat-obatan esensial ditentukan oleh pemerintah.

(3) Mengusahakan penyempurnaan sistem distribusi 122

Page 78:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

obat.(4) Mengusahakan adanya suatu sistem penyediaan

bahan baku obat nasional.(5) Meningkatkan usaha-usaha di bidang prasarana dan

sarana pe- ngawasan obat, makanan dan sebagainya, baik yang berupa per- aturan perundang-undangan maupun pedoman pelaksanaan, yang meliputi persyaratan produksi dan distribusi, persyaratan badan produksi dan badan distribusi obat, makanan dart sebagainya,

Page 79:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pembakuan mutu dan lain-lain termasuk penyederhanaan tata cara perizinan. Selain itu juga meningkatkan usaha-usaha sara- -nanya berupa pembangunan laboratorium pengujian di Pusat dan di Propinsi-propinsi, termasuk sarana penunjang.

(6) Meningkatkan pemeriksaan setempat dan pembinaan terhadap badan usaha produksi dan badan usaha distribusi obat, makanan dan sebagainya, dan pemeriksaan secara pengambilan contoh terhadap obat, makanan dan sebagainya baik yang akan diedarkan maupun yang telah ada dalam peredaran.

(7) Meningkatkan kegiatan pendaftaran obat, makanan dan sebagai- nya. Untuk mendapatkan kepastian mengenai keamanan, khasiat atau nilai gizi atau kegunaan, serta pembakuan mutu dan/atau persyaratan lain yang ditetapkan.

(8) Meningkatkan usaha pencegahan penyalahgunaan narkotika, obat berbahaya lainnya dan minuman keras.

(9) Meningkatkan jumlah, jenis dan ketrampilan tenaga di bidang pengawasan obat, makanan dan sebagainya.

(10) Mengembangkan sistem pengendalian tentang akibat sampingan, keracunan dan hal-hal lain yang disebabkan oleh obat, makanan dan minuman, kosmetika dan alat-alat kesehatan, obat tradisional, serta narkotika dan bahan obat berbahaya lainnya.

(11) Meningkatkan kerja sama dengan organisasi-organisasi profesi, pengusaha, konsumen dan sebagainya dalam rangka mengembangkan kesadaran masyarakat sehingga ada peran-serta dalam usaha pengawasan obat, makanan dan

Page 80:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

sebagainya.8. Program Pendidikan dan Pendayagunaan

Tenaga KesehatanJanis dan jumlah tenaga kesehatan yang ada dewasa

ini sebetulnya masih kurang sesuai dengan kebutuhan sistem pelayanan kesehatan yang terus berkembang. Oleh karena itu pengembangan tenaga kese- hatan adalah penting sekali untuk dapat menunjang pembangunan di bidang kesehatan.

Tujuan pokok pengembangan dan pembinaan tenaga kesehatan adalah :

123

Page 81:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

a Meningkatkan penyediaan jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang dapat melakukan fungsi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

b. Meningkatkan pengembangan dan pelaksanaan proses pendidikan dan latihan yang sesuai dengan keperluan.Dalam pengembangan tenaga kesehatan mencakup

tiga komponen panting, yaitu : perencanaan, pendidikan dan latihan, serta penggu- naan tenaga kesehatan.

Untuk mencapai tujuan tersebut akan dilakukan berbagai kebijaksanaan dan kegiatan pokok sebagai berikut :(1) Meningkatkan mekanisme kerjasama yang mantap

antara bidang pelayanan dan pengembangan pendidikan, sehingga berbagai ba- dan pemerintah atau masyarakat dapat merencanakan dan melaksanakan pengembangan, tenaga kesehatan dengan sebaik-baiknya;

(2) Menyusun rencana tenaga kesehatan secara keseluruhan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang meliputi jenis dan jumlah tenaga yang diperlukan;

(3) Meningkatkan perencanaan dan pengawasan usaha pendidikan dan latihan tenaga kesehatan, untuk memenuhi kebutuhan tena- ga kesehatan yang diperlukan. Pendidikan dokter umum maupun ahli, sarjana kesehatan, sarjana lainnya serta tenaga para medis akan lebih ditingkatkan dan diperluas serta diarahkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat terbanyak. Untuk itu kurikulum pendidikan dokter dan para-medis akan diarahkan kepada pelayanan masyarakat luas;

(4) Meningkatkan pembinaan dan pengelolaan tenaga kesehatan agar supaya tenaga yang telah

124

Page 82:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

dihasilkan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya, dalam rangka meningkatkan hasil-guna dan dayaguna dari pelayanan kesehatan. Dalam hubungan ini pembinaan tenaga kesehatan yang berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja akan lebih ditingkatkan melalui pentahapan yang terarah. Pengembangan tenaga dokter Puskesmas akan dilanjutkan secara bertahap dengan pendidikan dokter ahli baik klinis maupun ke-sehatan masyarakat, sesuai dengan keperluan yang ada.

Page 83:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Agar tenaga-tenaga kesehatan yang telah dihasilkan dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya, maka pengelolaan tenaga ke- sehatan perlu dilaksanakan dengan mantap. Dalam hubungan ini pengadaan, seleksi serta penempatan secara berangsur-angsur dilaksanakan berdasarkan pada sistem karier dan prestasi kerja. Di samping itu akan lebih ditingkatkan pembinaan tenaga-tenaga kesehatan melalui penataran-penataran, latihan kerja dan lain-lain untuk meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan. Untuk itu Pemerintah mengikut sertakan organisasi Profesi/Fungsional . yang bersangkutan.

TABEL 20 — 1

KEADAAN BEBERAPA JENIS TENAGA KESEHATAN UNTUK PELAYANAN PUSKESMAS PADA AKHIR REPELITA II DAN AKHIR REPELITA III

Jenis Tenaga Keadaan padaAkhir Repelita II

Keadaan padaAkhir Repelita III

1. Dokter 3.147 5.6972. Perawat Kesehatan (termasuk bidan) 9.318 25.2823. Sanitarian 2.397 6.4794. Perawat Gigi 920 2.2775. Dokter Gigi 184 4726. Pembantu Pengatur ()bat 5.6507. Tata Usaha dan Tenaga Penunjang

Lainnya 3.464 24.978

TABEL 20 — 2

KEADAAN BEBERAPA JENIS TENAGA KESEHATAN UNTUK PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM PADA AKHIR REPELITA II DAN

AKHIR REPELITA III

Jenis Tenaga Keadaan padaAkhir Repelita 11

Keadaan padaAkhir Repelita III

1. Medis: dokter umum, dokter ahli,dokter gigi 1.565 3.2052. Paramedis perawatan: perawat kese-

hatan termasuk bidan, penjenangkesehatan dan lain-lain 16.387 27.379

Page 84:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

3. Paramedis non-perawatan :penga-tur obat, ahli gizi dan lain-lain 1.032 20.773

4. Non-medis : tenaga administrasi,dan tenaga penunjang lainnya 14.975 6.105

125

Page 85:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

9. Program Generasi Muda

Program Generasi Muda bertujuan untuk : (a) meningkatkan ke- adaan gizi dan kesehatan anak-anak dan remaja sejak dalam kandung- an sampai kurang lebih umur 21 tahun; (b) melindungi dan mencegah anak-anak remaja dari bahaya narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya; (c) mengikut sertakan golongan remaja dalam kegiatan-ke- giatan kesehatan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, akan dilakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :(1) Meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu

dan anak BALITA melalui kegiatan-kegiatan PUSKESMAS, Usaha Per- baikan Gizi Keluarga, dan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

(2) Meningkatkan pelayanan, pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada anak-anak remaja melalui Usaha Kesehatan Sekolah, Pramuka, PMI-Remaja, dan organisasi-organisasi remaja dan pemuda lainnya.

(3) Mengembangkan usaha kesehatan masyarakat "dari anak untuk anak" melalui pendidikan formal dan non formal.

(4) Mengikut sertakan pramuka, anak-anak sekolah, organisasi re- maja lain dalam gerakan kebersihan lingkungan, penyuluhan kesehatan, pertolongan pertama pada kecelakaan dan sebagainya.

(5) Meningkatkan pengawasan penggunaan dan pengedaran narko- tika, obat-obat bahaya lainnya dan minuman keras sehingga tidak membahayakan anak-anak dan remaja.

126

Page 86:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

10. Program Peranan Wanita

Program Peranan Wanita, ditujukan untuk : (a) meningkatkan ke- adaan gizi dan kesehatan wanita khususnya wanita hamil dan me- nyusui, wanita pekerja terutama yang berpenghasilan rendah di desa maupun di kota; (b) meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan wa-

Page 87:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

nita dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan keadaan gizi keluarga, khususnya perawatan dan pemeliharaan bayi dan anak- -anak; (c) mengikut sertakan organisasi-organisasi wanita dalam usahausaha peningkatan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :(1) Meningkatkan usaha pelayanan kesehatan kepada

wanita-wanita hamil dan menyusui melalui PUSKESMAS, dan PKMD.

(2) Meningkatkan penyuluhan gizi dan bila perlu pemberian ma- kanan tambahan dan pil vitamin kepada wanita hamil dan me- nyusui yang kurang gizi melalui taman-taman gizi/UPGK dan PUSKESMAS. Penyuluhan gizi akan diutamakan mengenai pentingnya penimbangan bayi dan anak secara teratur, pentingnya air susu ibu untuk bayi, pentingnya makanan tambahan bayi dan anak-anak BALITA serta cara-cara menyiapkannya dengan ba- han-bahan makanan setempat, penggunaan air bersih, pengguna- an larutan garam gula untuk anak-anak yang mencret, pemanfaat- an tanaman pekarangan dan sebagainya.

(3) Mengikut sertakan organisasi-organisasi wanita dalam pendidikan dan latihan kader-kader gizi dan promotor kesehatan desa; dan mendorong organisasi-organisasi tersebut untuk mendirikan ta- man-taman gizi dengan swadaya masyarakat serta berperan se- cara aktif dalam PKMD.

11. Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah dan Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan

127

Page 88:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah bertu- juan untuk : (a) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi aparatur di bidang kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok Pemerintahan di bidang kesehatan, baik tugas-tugas rutin maupun tugas pembangunan dan (b) Meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan agar pelaksana- an program kegiatan rutin maupun pembangunan di bidang kesehatan dapat berhasil dengan efisien dan efektif serta sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Page 89:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Dalam rangka penyempurnaan efisiensi aparatur akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : (a) Meningkatkan kemampuan fungsi perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan kesehatan; (b) Meningkatkan kemampuan dan pembinaan aparatur kepegawaian berdasarkan sistem karir dan prestasi kerja, meningkatkan disiplin kerja dan sebagainya; (c) Meningkatkan dan melanjutkan usaha penertiban operasional pelaksanaan tugas dalam rangka memberantas penyimpangan/penyelewengan pelaksanaan tugas yang dapat mengakibatkan pemborosan-pemborosan; (d) Menyempurnakan administrasi yang mencakup administrasi keuangan, administrasi perlengkapan, administrasi perkantoran, ketata-usahaan serta pengumpulan data dan penyusunan laporan pelaksanaan anggaran realisasi keuangan; (e) Menyempurnakan organisasi dan tatalaksana sistem pelayanan secara terus menerus yang meliputi kelembagaan, mekanisme prosedur dan tatakerja termasuk pembakuan dan sistem pelaporan, dan sebagainya; (f) Menyempurnakan sistem informasi tentang kebijaksanaan di bidang kesehatan; (g) Mengembangkan hukum di bidang kesehatan dan kedokteran dalam rangka memberikan landasan hukum bagi kelancaran pelaksanaan program.

Agar pelaksanaan kebijaksanaan serta kegiatan berjalan menurut rencana dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka fungsi pengawasan ditingkatkan yang mencakup pengendalian, penilaian pelaksanakan pembangunan dan pengambilan tindakan penertiban yang sifatnya penindakan dan pencegahan. Peningkatan fungsi pengawasan ini dimaksudkan agar pelaksanaan semua kebijaksanaan dan program di bidang kesehatan dapat diikuti, dan dapat diambil tindakan per- baikan yang diperlukan bila terjadi hambatan, penyimpangan dan penyelewengan

128

Page 90:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

lainnya.

Fungsi pengawasan tidak semata-mata diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal dan lain-lain aparatur pengawasan, tetapi juga meru- pakan kegiatan dan, tanggung jawab yang melekat pada fungsi Pim- pinan setiap satuan organisasi Departemen/Instansi. Usaha pengawas- an yang bertujuan meningkatkan ketertiban demi terwujudnya aparatur pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab akan ditingkatkan berdasarkan program yang berencana, terarah dan terpadu.

Page 91:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Pengawasan tidak hanya terbatas pada program-program fisik, tetapi harus pula dikembangkan mencakup pengawasan terhadap mutu pelayanan dan mutu jasa yang diberikan aparatur negara kepada masya- rakat. Untuk itu ditempuh langkah-langkah antara lain sebagai be- rikut (a) Menyusun pedoman pengawasan dan pemeriksaan untuk lebih memantapkan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan; (b) Mengumpulkan dan mengolah data yang dapat dipercayai kebenar- annya sebagai bahan pengawasan dan pemeriksaan; (c) Meningkatkan mutu aparat pengawasan fungsional baik mengenai ketrampilan dan pengetahuan teknis maupun ketrampilan dan pengetahuan adminis- tratif; (d) Meningkatkan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan terhadap program rutin maupun proyek Repelita; (e) Meningkatkan kegiatan analisa dan evaluasi hasil pemeriksaan untuk menentukan apakah sesuatu kegiatan itu mencapai atau sekurang-kurangnya meng- arah kepada sasaran yang telah ditentukan; (f) Meningkatkan kegiat- an pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan program oleh unsur aparatur dalam lingkungan instansi/lembaga kesehatan; (g) Mening- katkan pengawasan operasional dari unsur pimpinan dari setiap satu- an organisasi terhadap pelaksanaan tugas oleh pejabat bawahannya.

12. Program Penyempurnaan Prasarana Fisik PemerintahProgram ini diarahkan untuk meningkatkan berbagai

sarana dan fasilitas kerja aparat pelayanan kesehatan, baik di pusat maupun di daerah .untuk menunjang kelancaran pelaksanaan program-program di bidang kesehatan.

13. Program Penelitian dan Pengembangan KesehatanProgram penelitian dan pengembangan kesehatan

diarahkan untuk memberikan sarana cipta ilmiah dan teknologi bagi pelaksanaan pro- gram kesehatan dan bahan pengambilan keputusan untuk pengelolaan kesehatan. Oleh karena itu program penelitian dan

Page 92:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pengembangan kesehatan disusun berdasarkan masalah-masalah dan hambatan-hambat- an yang dihadapi dalam pelaksanaan program.

Langkah-langkah yang diambil adalah : 1) menyusun program pe- nelitian dan pengembangan yang terarah kepada penunjangan pe-

129

Page 93:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

laksanaan program; 2) meningkatkan kemampuan penelitian Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan dan Pusat-pusat Penelitian dan Pengembangan yang bernaung di bawahnya dan 3) meningkat- kan kerjasama ilmiah di dalam dan diluar negeri.

Bidang permasalahan yang akan mendapatkan perhatian utama dalam program penelitian dan pengembangan kesehatan adalaha Penelitian clan pengembangan di bidang pelayanan

kesehatan yang ditujukan untuk menunjang terlaksananya kebijaksanaan pemera-taan pelayanan kesehatan yang dicapai melalui usaha-usaha ter- padu antara pemerintah dan masyarakat, termasuk penelitian untuk menunjang pembinaan dan pengembangan tenaga kese- hatan, serta penelitian biomedis dan pelayanan keluarga berencana.

b. Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan lingkungan untuk menunjang pelaksanaan kebijaksanaan peningkatan air minum, pembuangan kotoran, pencegahan pencemaran lingkungan yang mengganggu kesehatan dan peningkatan usaha sanitasi. Khusus untuk menanggulangi akibat sampingan yang merugikan daripada penggunaan DDT dan obat-obat sejenis yang tahan lapuk di dalam program pemberantasan penyakit menular, maka penelitian ekologi kesehatan akan ditingkatkan.

c. Penelitian masalah penyakit menular yang ditujukan untuk menunjang pelaksanaan kebijaksanaan pengurangan angka kesakitan dan akibat-akibatnya.

d, Penelitian di bidang gizi yang diarahkan untuk menunjang pro- gram perbaikan gizi. Penelitian-penelitian diutamakan untuk me-

130

Page 94:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

ngembangkan pelaksanaan program perbaikan gizi terpadu, teknologi tepat guna dalam pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, dan mencari bahan pangan bergizi yang potensial untuk ma-syarakat pedesaan dan cara-cara pemanfaatannya.

e. Penelitian di bidang farmasi dan obat-obatan yang diarahkan untuk menunjang kebijaksanaan penyediaan obat-obatan yang makin merata dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, ke-bijaksanaan perlindungan rakyat terhadap bahaya narkotika dan

Page 95:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

bahan obat berbahaya lainnya, dan pengembangan kebijaksanaan di bidang obat. Kegiatan penelitian mengenai obat-obatan tradisional dengan tujuan untuk mengetahui khasiatnya diintensipkan dan diperluas, mengingat bahwa penggunaan obat-obatan tradisi- onal telah memasyarakat dan harganya dapat dijangkau oleh rakyat banyak. Penelitian ditujukan pula untuk mengembangkan tersedianya bahan baku di dalam negeri bagi pabrik-pabrik obat modern yang berproduksi di Indonesia, dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada bahan baku obat dari luar negeri.

Di samping kegiatan-kegiatan penelitian akan dilakukan pula ke-giatan-kegiatan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan di bidang penelitian dan pengembangan yang meliputi antara lain pemantapan pengelolaan tata-laksana penelitian, penambahan tenaga penelitian serta peningkatan keahlian dan ketrampilan para peneliti, pengembangan jaringan informasi dan dokumentasi ilmiah di bidang kesehatan, peningkatan organisasi dan tata-laksana serta peningkatan kerjasama ilmiah dengan badan dan lembaga-lembaga ilmiah di dalam dan luar negeri.

B. KESEJAHTERAAN SOSIAL I. PENDAHULUAN

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Ha- luan Negara perbaikan pelayanan sosial dilaksanakan dalam rangka peningkatan kesadaran serta kemampuan setiap warga negara untuk ikut serta dalam pembangunan. Di samping itu sebagai salah satu perwujudan usaha untuk menuju terciptanya keadilan sosial, maka diusahakan kesempatan yang lebih luas bagi setiap warga negara untuk mendapatkan tingkat kesejahteraan sosial yang makin baik. Pemeliharaan

131

Page 96:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

orang-orang lanjut usia, fakir miskin, anak-anak ter- lantar, yatim piatu, dilaksanakan dengan bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga sosial. Di samping itu akan lebih ditingkatkan lagi usaha-usaha agar orang-orang cacat dapat memperoleh kesempatan kerja yang sesuai dengan kemampuannya, termasuk peningkatan pembinaan terhadap para cacat veteran sesuai dengan darma baktinya kepada Bangsa dan Negara.

Page 97:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Di dalam usaha menanggulangi korban bencana alam, bantuan so- sial diselenggarakan sesuai dengan kemampuan yang tersedia dan dengan mengikut sertakan masyarakat luas.

Selanjutnya sesuai dengan kemampuan yang ada jumlah panti-panti sosial ditingkatkan sehingga dapat memberikan penampungan dan pelayanan yang memadai bagi yang membutuhkannya. Di samping itu dipelajari dan diusahakan kemungkinan penyelenggaraan suatu jaminan sosial yang berdasarkan asas gotong-royong sesuai dengan kemampuan keuangan negara dan masyarakat.

Di dalam rangka memupuk dan meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab sosial, maka perlu ditumbuhkan kegairahan dan kesediaan masyarakat untuk menjadi pekerja-pekerja sosial.

Ruang lingkup permasalahan yang akan ditanggulangi dan atau ditangani dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang kesejah-teraan sosial ialah :1. Manusia yang tidak dapat melaksanakan fungsi

sosialnya karena faktor-faktor patologis dan non-patologis. Tercakup dalam ruang lingkup permasalahan ini adalah perorangan, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok sosial tertentu serta golongan-golongan masyarakat tertentu yang kondisinya rawan sosial, ekonomi, politik, budaya, keamanan dan ketertiban masyarakat.

Permasalahan kesejahteraan sosial ini ada yang secara nyata telah ada, yang berpangkal pada kondisi kemiskinan dengan se- gala indikasi keterlantarannya. Ada pula yang timbul dan ber- kembang sebagai pengaruh dari perubahan dan atau kemajuan ekonomi dan teknologi serta perubahan-perubahan sosial dan ada pula permasalahan kesejahteraan sosial yang timbul

132

Page 98:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

dan terjadi- nya relatif sukar diperkirakan sebelumnya, dalam hal ini antara lain masalah bencana alam dan bencana-bencana lainnya.

2. Semua faktor dan kondisi dinamika sosial yang dapat digali, di- lola, dan dimanfaatkan sebagai daya dan dana kesejahteraan so- sial untuk meningkatkan usaha-usaha kesejahteraan sosial di masyarakat secara melembaga dalam rangka mendorong terjadinya perubahan-perubahan dan pengembangan sosial di lingkungan masyarakat luas. Tercakup dalam ruang lingkup dinamika sosial

Page 99:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

ini antara lain : sistem nilai, sikap sosial dan kesetiakawanan sosial, organisasi-organisasi masyarakat, komunikasi sosial antara kelompok dan atau golongan masyarakat, partisipasi masyarakat, dan teknologi tepat-guna dalam bidang kesejahteraan sosial.

Di dalam usaha menghadapi permasalahan-permasalahan kesejahteraan sosial, khususnya dengan memperhatikan anggota masyarakat yang terhalang karena keadaan sosial ekonomi, sosial budaya, fisik dan mental, dalam Repelita III akan dilanjutkan dan ditingkatkan usaha-usaha yang bersifat pembinaan kesejah- teraan sosial maupun usaha-usaha yang bersifat bantuan dan penyantunan sosial. Dengan pendekatan sedemikian ini, akan dikembangkan mekanisme dan sistem kegiatan yang mampu menjangkau jumlah penduduk yang lebih banyak terutama menjang- kau golongan masyarakat pada lapisan terbawah. Dengan demi- kian diharapkan akan dapat diatasi atau sekurang-kurangnya di- batasi perkembangan dan meluasnya masalah kesejahteraan sosial yang dilakukan secara serentak dengan usaha pencegahan disatu pihak dan melalui usaha represif rehabilitatif di pihak lain. Di samping itu dilakukan pula upaya untuk meningkatkan kegiatan masyarakat dalam kesejahteraan sosial, secara luas dan intensif sehingga usaha-usaha kesejahteraan sosial semakin melembaga sebagai perwujudan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan khususnya dalam bidang kesejahteraan sosial.

Pembangunan bidang kesejahteraan sosial dalam kesatuan yang serasi dengan pembangunan bidang-bidang lainnya harus mampu berperan sebagai salah satu unsur pelengkap dan penunjang pem-

133

Page 100:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

bangunan bidang-bidang lainnya. Pembangunan bidang kesejah-teraan sosial harus dapat membangun serta membina dan meningkatkan kadar serta mutu kesejahteraan sosial sehingga dapat dirasakan peningkatan kesejahteraan yang makin merata bagi se- luruh rakyat.

II. KEADAAN DAN MASALAH

Berbagai permasalahan-permasalahan sosial dalam bentuk kemis- kinan, keterlantaran, keterbelakangan, kecacatan, ketunaan sosial, dan

Page 101:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

penderitaan-penderitaan lain akibat berbagai bencana alam dan ben- cana lainnya, yang diderita oleh perorangan, keluarga, kelompok-kelompok sosial tertentu dan atau golongan-golongan masyarakat yang cukup besar jumlahnya, telah diusahakan untuk dapat ditanggulangi melalui berbagai kegiatan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial.

Kegiatan-kegiatan pembangunan bidang kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan dalam periode Repelita II adalah sebagai berikut:1. Usaha kesejahteraan anak; permasalahan yang

ditangani menca- kup masalah-masalah anak terlantar, anak-anak putus sekolah dan permasalahan perkembangan sosial anak-anak remaja, khususnya anak-anak yang berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah, di mana mereka memerlukan suatu kesempatan pembinaan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik. Pada azasnya usaha pembinaan kesejahteraan anak tersebut dilakukan melalui sistem pelayanan kesejahteraan sosial secara panti dan secara non panti, baik oleh pemerintah sendiri maupun oleh masyarakat atau organisasi-organisasi sosial.Dalam masa Repelita II telah dapat diberikan pelayanan kepada sejumlah anak terlantar dan guna menunjang usaha tersebut telah dibangun dan direhabilitir sejumlah panti.

2. Usaha kesejahteraan keluarga; permasalahan yang ditangani mencakup masalah-masalah kerawanan keluarga yang diakibatkan oleh berbagai faktor sosial serta ekonomis. Pembinaannya dila- kukan antara lain dengan bimbingan dan bantuan sosial baik yang diberikan oleh para pekerja sosial maupun melalui lembaga konsultasi.

3. Usaha rehabilitasi sosial para cacat; permasalahan

134

Page 102:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

yang ditangani mencakup masalah-masalah kecacatan jasmani, mental, netra rungu dan wicara serta kecacatan akibat penyakit kronis. Kegiat- an-kegiatan rehabilitasi sosial bagi para cacat dilaksanakan me- lalui sistem panti maupun non panti. Dalam Repelita II telah dapat diberikan pelayanan kepada sejumlah penderita cacat dan guna menunjang usaha tersebut telah dibangun dan direhabilitir sejumlah lembaga rehabilitasi para penca serta loka bina karya.

Page 103:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

4. Usaha rehabilitasi tuna sosial; permasalahan yang ditanggulangi dalam usaha ini adalah masalah-masalah ketunaan sosial yang ter- diri dari: gelandangan, pengemis, tuna susila, kenakalan remaja dan penyalahgunaan obat-obat narkotika. Kegiatan rehabilitasi untuk para tuna sosial ini juga dilakukan melalui sistem panti maupun non panti. Dalam masa Repelita II telah dapat diberikan pelayanan kepada sejumlah keluarga gelandangan, serta telah disempurnakan dan dibangun 14 panti rehabilitasi.

5. Pembinaan kesejahteraan bagi para lanjut usia dan atau jompo; permasalahan yang ditangani melalui usaha ini adalah keterlan- taran para lanjut usia atau jompo, baik karena kemiskinan mau- pun karena ketiadaan pemeliharaan atau pengasuhan. Pembinaan kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia dilakukan melalui sis- tem panti dan non panti. Dalam Repelita II telah dapat diberikan pelayanan kepada para lanjut usia dan guna menunjang usaha tersebut telah dibangun panti-panti wherda.

6. Pembinaan dan peningkatan kesejahteraan sosial bagi keluarga pahlawan dan perintis/pejuang kemerdekaan; permasalahan yang dihadapi adalah masalah pemeliharaan tingkat kesejahteraan para keluarga pahlawan dan perintis /pejuang kemerdekaan. Usaha ini merupakan suatu upaya untuk menghindarkan mereka dari keterlantaran serta untuk memelihara tingkat kesejahteraan para ke- luarga pahlawan dan perintis/pejuang kemerdekaan dalam batas- batas kelayakan. Dalam rangka ini, dengan maksud melestarikan semangat dan jiwa kepahlawanan, dilakukan pula pemugaran terhadap taman-taman makam pahlawan agar generasi penerus dapat menghargai, menghayati dan melanjutkan cita-cita serta pengorbanan para

135

Page 104:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pahlawannya.7. Rehabilitasi sosial bagi para korban bencana alam

dan bencana lainnya; dalam ruang lingkup usaha ini permasalahan pokok yang dihadapi adalah :a. terjadinya peristiwa bencana alam baik khronis

maupun ben- cana alam yang tidak terduga yang membawa korban harta benda, korban jiwa serta penderitaan-penderitaan pada masyarakat;

Page 105:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

b. terjadinya peristiwa bencana/malapetaka akibat bencana lainnya.

Kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan dalam usaha ini antara lain meliputi: pemberian bantuan darurat, rehabilitasi sosial para korban yang sangat memerlukan serta membangun/menata kem- bali wilayah bencana supaya dalam jangka panjang terhindar dari bencana khronis. Dalam Repelita II telah dilakukan usaha penyantunan kepada para korban bencana alam, baik berupa pemindahan pemukiman secara lokal maupun dalam rangka pro- gram transmigrasi.

8. Pembinaan kesejahteraan masyarakat terasing; permasalahan yang dicakup dalam usaha ini adalah kesatuan-kesatuan masyarakat yang hidup terasing dan berpindah-pindah sehingga perkembang- an dan kemajuan sosial budaya dan ekonominya secara relatif ketinggalan dibandingkan dengan masyarakat Indonesia pada umumnya. Untuk itu diperlukan usaha pembinaan dan pening- katan kesejahteraan kesatuan-kesatuan masyarakat terasing se- hingga mereka dapat mencapai tingkat kehidupan dan penghidup- an yang layak sesuai dengan martabat manusia dan kemanusiaan. Dalam Repelita II telah dilakukan pelayanan kepada sejumlah anggota masyarakat terasing, baik berupa bimbingan maupun penempatan pada pemukiman yang lebih baik.

9. Bimbingan dan pengembangan kesejahteraan masyarakat; permasalahan yang dicakup dalam usaha ini pada pokoknya adalah ma- salah kerawanan sosial ekonomis masyarakat yang berpenghasilan sangat rendah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha ini adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar da-

136

Page 106:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pat mengatasi masalah-masalah kerawanan yang dihadapinya. Dalam masa Repelita II telah dilakukan pelayanan berupa bim- bingan dan bantuan sosial kepada keluarga miskin.

Bertolak dari pengalaman pelaksanaan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial serta memperhatikan ruang lingkup permasalahan dengan kemungkinan-kemungkinan perkembangannya pada masa mendatang, dalam Repelita III akan ditempuh pendekatan penang-

Page 107:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

gulangan secara terpadu dan mempunyai pengaruh berganda melalui kegiatan-kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial yang berfungsi pencegahan dan pengembangan serta perbaikan. Masalah-masalah pokok kesejahteraan sosial dalam Repelita III dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1). Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu masalah nasional yang paling pokok yang memerlukan penanganan secara terus menerus, menye- luruh, terarah dan terpadu, bertahap dan berencana.

Sasaran utama bidang kesejahteraan sosial pada Repelita III ada- lah golongan masyarakat yang paling miskin (keserakat) yaitu mereka yang mengalami keadaan hidup yang sedemikian parahnya sehingga diperkirakan akan tidak mampu memperbaiki nasibnya sendiri tanpa penanganan dan pembinaan khusus. Di dalam golongan penduduk paling miskin ini terdapat pula kelompok-kelompok masyarakat :a. Golongan lanjut usia (60 tahun ke atas) terlantar dan atau jompo;b. Golongan penderita cacat, meliputi cacat netra,

tubuh, mental, tuli bisu dan sebagainya;c. Anak-anak terlantar usia 0 — 14 tahun, termasuk

anak-anak usia sekolah yang tidak bersekolah;d. Pengemis, gelandangan dan orang terlantar;e. Wanita tuna susila;f. Anak nakal, korban narkotika, dan para bekas nara pidana.

2). Korban-korban Bencana Alam dan bencana lain

Masalah kesejahteraan sosial yang sukar dicegah terjadinya adalah masalah bencana alam yang sifatnya khronis seperti: banjir, tanah longsor dan lahar

137

Page 108:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

dingin; di samping jenis-jenis bencana alam lain- nya seperti gempa bumi, angin topan dan gelombang pasang laut di daerah-daerah pemukiman pantai, serta bencana kekeringan. Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa rata-rata setiap tahun terja- di 3.000 bencana alam dengan korban manusia yang meninggal dunia rata-rata 1.000 jiwa, yang kehilangan tempat tinggal rata-rata

Page 109:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

200.000 keluarga. Salah satu faktor penyebab terjadinya bencana alam adalah karena perbuatan manusia sendiri, antara lain berupa penggundulan hutan secara liar dan pencemaran (polusi).

Di samping bencana alam juga dikenal adanya pergolakan-pergo- lakan sosial yang bersifat politis yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga mengakibatkan pertentangan fisik antar kekuatan-kekuatan sosial, dengan akibat timbulnya masalah pengungsian dengan segala akibatnya.

3). KeterbelakanganSalah satu masalah besar yang termasuk

permasalahan keterbela- kangan dalam kaitannya dengan kesejahteraan sosial adalah masalah kelompok-kelompok/golongan-golongan masyarakat yang hidupnya terasing dan hidup secara berpindah-pindah serta terpencar-pencar. Mata pencaharian mereka yang pokok adalah berladang dengan me-nebang dan membakar hutan secara berpindah-pindah, di samping berburu.

Akibat langsung dari cara penghidupan yang demikian itu antara lain adalah terjadinya penggundulan hutan yang sifatnya liar sehing- ga terjadi tanah longsor yang dapat mengakibatkan banjir. Kelom- pok-kelompok/golongan-golongan masyarakat tersebut dikenal seba- -gai masyarakat terasing.

4). Kerawanan Daerah dan Masyarakat

Di samping masalah-masalah kesejahteraan sosial tersebut di alas terdapat pula masalah-masalah kesejahteraan sosial di daerah-daerah yang 138

Page 110:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

dinilai rawan, baik rawan sosial budaya, sosial ekonomis, politis maupun rawan keamanan dan ketertiban. Permasalahan kerawanan daerah dan masyarakat ini tidak semata-mata karena faktor penye- babnya saja, melainkan akibat-akibat yang ditimbulkannya yang mempunyai implikasi-implikasi yang kompleks. Untuk itu diperlukan ada- -nya pemetaan daerah-daerah rawan dan kondisi masyarakatnya, di-lengkapi dengan usaha-usaha kesejahteraan sosial secara tepat dan menyeluruh.

Page 111:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Termasuk di dalam kategori daerah-daerah rawan tersebut adalah : daerah-daerah miskin terutama di kota-kota besar, daerah-daerah kri- tis bencana alam, daerah-daerah minus, daerah-daerah yang terdapat gejala-gejala keresahan sosial pada masyarakatnya, daerah-daerah yang terpencil.

5). Sistem Nilai dan Sikap Sosial yang tidak mendukung pembaharuan/pembangunan

Sistem nilai dan sikap sosial yang merupakan salah satu perwujud- an dari budaya masyarakat yang bersifat tradisional tidak selalu mem- buka diri terhadap nilai-nilai pembaharuan yang diperkenalkan da- lam upaya pembangunan. Untuk itu diperlukan usaha-usaha perubah- an sosial yang direncanakan secara tepat arah dan tepat guna, sehingga dapat menumbuhkan dan memperkuat kesadaran dan tanggung jawab sosial yang tercermin dalam perwujudan sikap dan tingkah laku so- sial yang positif antara lain : kesetiakawanan sosial, disiplin sosial, rasa kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong-royongan yang hasil akhirnya adalah terciptanya tertib sosial yang sehat dan dinamis, yang akan dapat memperlancar usaha-usaha penanggulangan masalah- masalah kesejahteraan sosial.

6). Prasarana dan Sarana Kesejahteraan SosialUntuk menghadapi dan menanggulangi masalah-masalah

pokok kesejahteraan sosial dengan sifat dan ruang lingkup tersebut di atas, perlu dikembangkan terus menerus kemampuan prasarana dan sarana kesejahteraan sosial baik yang dimiliki Pemerintah maupun masyarakat.

Khususnya somber-sumber dan atau potensi-potensi kesejahteraan sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat, antara lain perkum- pulan-perkumpulan sosial, organisasi-organisasi sosial masyarakat/ swasta, serta keseluruhan potensi dana dan Jaya kesejahteraan sosial masyarakat, perlu digali, dikembangkan dan dimanfaatkan dalam

Page 112:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

rangka pengembangan swadaya sosial masyarakat di bidang kesejahte- raan sosial dan partisipasi sosial masyarakat dalam pembangunan.

139

Page 113:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Kebijaksanaan pokok dalam bidang kesejahteraan sosial pertama- tama diarahkan untuk membina kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan usaha-usaha kesejahteraan sosial bagi warganya di antara golongan-golongan masyarakat yang menghadapi masalah kemiskinan, keterlantaran, keterbelakangan serta ketunaan sosial. Termasuk dalam golongan ini keluarga-keluarga yang dalam keadaan paling miskin atau keserakat, anak-anak terlantar, para lanjut usia atau jompo terlantar, para cacat dan para tuna sosial, golongan masyarakat yang masih hidup secara terbelakang serta golongan masyarakat yang menderita sebagai akibat bencana alam atau bencana-bencana lainnya.

Demikian pula golongan-golongan masyarakat yang tidak mampu melaksanakan fungsi sosialnya oleh karena kondisi patologis dan atau karena kerawanan sosial ekonomis, diusahakan agar dapat kembali melaksanakan fungsi sosialnya serta berperan secara aktif dan ber-swadaya dalam kegiatan-kegiatan kesejahteraan sosial serta mampu pula berpartisipasi dalam proses pembangunan.

Selanjutnya diusahakan makin mengembangnya tingkat kesadaran dan tanggung jawab sosial serta. disiplin sosial masyarakat sehingga tercipta suatu suasana kehidupan kekeluargaan dan kegotong-royongan dalam masyarakat yang memungkinkan penggalian dan pemanfaatan sumber-somber daya dan Jana sosial masyarakat bagi kepentingan usaha-usaha di bidang kesejahteraan sosial bersama-sama dengan pemerintah. Usaha untuk mengembangkan

140

Page 114:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

kegiatan-kegiatan berswa-daya dan berpartisipasi dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial di kalangan masyarakat secara melembaga, pada azasnya meru-pakan suatu upaya untuk lebih memantapkan prasarana dan sarana pembangunan bidang kesejahteraan sosial di kalangan masyarakat.

Segala kegiatan kesejahteraan sosial diharapkan menunjang dan melengkapi upaya-upaya pembangunan di bidang lainnya secara serasi dalam rangka meningkatkan stabilitas dan ketahanan sosial/masyara- kat yang mantap dan tangguh.

Page 115:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

PROGRAM-PROGRAM DAN SASARAN1. Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembang- kan kemampuan berswadaya kesejahteraan sosial daripada golongangolongan miskin di daerah pedesaan maupun di daerah kota, agar mereka dapat memperbaiki kehidupan dan penghidupannya serta mampu pula untuk meningkatkan kadar dan mute kesejahteraan mereka lebih lanjut. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengem- bangkan keikut-sertaan seluruh lapisan masyarakat baik dalam rangka mendukung usaha-usaha/kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilaksanakan maupun dalam mengusahakan sumber-sumber dana yang diperlukan guna mendukung usaha-usaha/kegiatan-kegiatan kesejah- teraan sosial.

Tokoh-tokoh masyarakat formal dan informal, pria, wanita, dan remaja, serta sumber-sumber kesejahteraan sosial setempat akan dimanfaatkan sebagai pendorong dinamika kesejahteraan sosial guna mem- bantu :(1) Keluarga-keluarga dan golongan masyarakat terasing;(2) Keluarga-keluarga dan golongan masyarakat

berpenghasilan rendah;(3) Keluarga-keluarga dan golongan masyarakat yang

mengalami kesukaran perumahan. Demikian pula akan dilibatkan golongangolongan dalam masyarakat, organisasi-organisasi sosial masya- rakat, lembaga-lembaga ekonomi, keuangan, industri dan kelom- pok-kelompok tertentu dalam masyarakat yang berkecimpung dalam usaha kesejahteraan sosial. Kecuali itu, dalam rangka kegiatan ini termasuk pula usaha-usaha untuk mengembangkan dan

141

Page 116:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

memperluas minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial. Pada lembaga-lembaga di dalam kalangan ekonomi, industri dan keuangan, ditingkatkan minatnya untuk selalu menyertakan kepentingan usaha kesejah-teraan sosial dalam setiap perluasan usahanya yang bersifat ekonomis.

Page 117:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam lingkup program ini ialah :a. Bimbingan dan Pengembangan Kesejahteraan

Sosial Masyara- kat.Dalam usaha kesejahteraan sosial ini akan

diperkembangkan antara lain : penggalian dan pemanfaatan daya dan dana kesejahteraan sosial di lingkungan masyarakat daerah setempat, baik di pedesaan maupun di kota; peningkatan kesejahteraan sosial keluarga-keluarga paling miskin melalui usaha ekonomis produktif, pada keluarga-keluarga tersebut, khususnya juga kaum wanitanya. Pada akhir Repelita III diharapkan jumlah keluarga yang paling miskin di daerah-daerah rawan di pedesaan maupun di kota semakin banyak yang berhasil meningkatkan mutu kesejahteraannya, begitu pula semakin banyak golongan-golongan masyarakat yang berkemampuan secara berswadaya mengatasi masalah-masalah kesejahteraan sosial dalam lingkungan masyarakatnya.

b. Pembinaan Kesejahteraan Masyarakat Terasing.Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan sosial kesatuan-kesatuan masyarakat tensing melalui kegiatan memukim- kan mereka secara menetap agar dapat melaksanakan kehidupan yang layak, serta berkemampuan pula untuk meningkatkan kesejahteraannya.

c. Bimbingan dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Perumahan,Dalam usaha kesejahteraan sosial ini akan

diperkembangkan kemampuan berswadaya kesejahteraan sosial daripada golongan- -golongan masyarakat miskin di daerah pedesaan maupun di kota terutama di daerah-daerah rawan sosial-ekonomis di kota untuk dapat mengatasi masalah-masalah/kesukaran-kesuk.aran perumahannya 142

Page 118:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

sen- diri secara bergotong-royong, antara lain dengan membangun perumahan rakyat untuk warga masyarakatnya yang miskin, dan dengan pemanfaatan lingkungan perumahannya untuk menciptakan suasana sejahtera.

d. Pengembangan Partisipasi Sosial Masyarakat.

Pengembangan partisipasi sosial masyarakat dimaksudkan untuk dapat meningkatkan, mengembangkan, menyebar-luaskan, dan me-

Page 119:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

lembagakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial khususnya, umumnya dalam kegiatan-kegiatan pembangunan bidang lainnya. Dengan semakin meluas dan semakin bermutunya kegiatan-kegiatan partisipasi sosial masyarakat dalam pembangunan secara melembaga dan berkelangsungan, maka di ka- langan masyarakat sendiri akan terwujud adanya prasarana dan sa- rana serta mekanisme pembangunan kesejahteraan sosial yang searah dan dalam kesatu-paduan dengan prasarana, sarana, dan mekanisme kesejahteraan sosial dari Pemerintah.

Sasaran kegiatan ini antara lain dan yang utama adalah :

(1) perkumpulan-perkumpulan sosial, organisasi-organisasi sosial masyarakat/swasta yang bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial, serta lembaga-lembaga lainnya ekonomi, industri, keuang- an;

(2) potensi-potensi tenaga kesejahteraan sosial masyarakat;(3) potensi-potensi dana kesejahteraan :sosial masyarakat;(4) potensi-potensi kepemimpinan sosial masyarakat : pria, wanita

dan remaja; dan(5) kesadaran, disiplin, kesetia-kawanan, dan rasa

tanggung jawab sosial masyarakat.

Kegiatan ,pokok dalam usaha ini antara lain ialah :(1) penyuluhan sosial;(2) bimbingan sosial dan motivasi partisipasi sosial masyarakat;(3) pembinaan dan pengembangan tenaga kesejahteraan sosial ma- syarakat pembimbing sosial masyarakat/PSM dan tenaga kese- jahteraan sosial sukarela;(4) bimbingan teknis usaha kesejahteraan sosial;(5) bimbingan ke-organisasian usaha kesejahteraan

sosial masyarakat;(6) bimbingan penertiban dan pengendalian lembaga

dan usaha kesejahteraan sosial masyarakat;

Page 120:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

(7) pengembangan kepemimpinan sosial masyarakat;

143

Page 121:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

(8) pengembangan dana kesejahteraan sosial masyarakat;(9) pemantapan kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat;(10) bantuan stimulan prasarana dan sarana

kesejahteraan sosial, dan bantuan stimulan untuk kegiatan operasional usaha ke-sejahteraan sosial;

(11) bimbingan pengembangan usaha kesejahteraan sosial masyara- kat dan bimbingan partisipasi sosial masyarakat dalam kegiat- an-kegiatan pembangunan.

2. Program Bantuan dan Penyantunan SosialProgram ini dimaksudkan untuk memberikan

pelayanan bantuan dan penyantunan/rehabilitasi, memelihara serta meningkatkan kesejahteraan sosial golongan-golongan masyarakat, keluarga dan atau kelompok sosial tertentu yang tidak dapat menjalankan fungsi sosial- nya karena berbagai faktor pathologis dan atau faktor non pathologis. Dengan pelayanan ini diharapkan mereka dapat dipelihara tingkat kesejahteraan sosialnya serta ditingkatkan kadar dan mutu kesejah- -teraan mereka, sehingga akan mampu menjaga kehidupan dan penghidupannya sendiri sesuai dengan kelayakan martabat manusia, tanpa ketergantungan pada pihak lain. Dengan demikian maka golongan masyarakat ini akan dapat pula diharapkan untuk ikut serta ber- fungsi dalam kegiatan pembangunan.

Kegiatan pokok usaha ini antara lain terdiri dari :(1) bimbingan sosial dan motivasi;(2) pemberian bantuan perlindungan tempat 144

Page 122:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

tinggal/pernaungan, bantuan penghidupan, dan bantuan perangsang untuk usaha- usaha ekonomis produktif;

(3) pemberian pelayanan rehabilitasi -sosial dan rehabilitasi usaha/ kerja;

(4) bimbingan persiapan darn pelaksanaan penyaluran pada lapang- an usaha/lapangan kerja; dan

(5) bimbingan pembinaan dan peningkatan kesejahteraan sosial.

Page 123:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Pelayanan tersebut dilakukan melalui sistem pelayanan kesejahte- raan sosial secara panti maupun secara non-panti dan dalam hal-hal tertentu dilakukan pula secara pemukiman setempat/baru.

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam lingkup program ini ada- lah

(1) Bantuan dan Penyantunan Anak Terlantar.Dalam usaha kesejahteraan sosial ini yang akan

dibina dan diperkembangkan adalah : kesejahteraan anak terlantar dan atau anak tidak/kurang terurus, melalui sistem panti (antara lain Panti Asuhan, Panti Petirahan Anak, Panti Penitipan Anak) dan melalui pelayanan kesejahteraan anak secara non-panti; pembinaan kesejahteraan ke- luarga dalam kesatuan dengan kesejahteraan anak, melalui kegiatan-kegiatan konsultasi masalah-masalah sosial-psikologis keluarga dan masalah anak; serta kegiatan-kegiatan perlindungan atas kesejahte- raan anak. Dalam Repelita III diharapkan dapat dilakukan kegiatan-kegiatan pembinaan dan pengembangan kesejahteraan anak yang semakin mampu menjangkau sasaran yang lebih luas.

(2) Bantuan dan Penyantunan Lanjut Usia/Jompo.Dalam usaha kesejahteraan sosial .ini, yang akan

dibina adalah kesejahteraan sosial para lanjut usia dan atau jompo, terutama yang terlantar dan atau yang kurang/tidak terurus, melalui sistem pelayanan kesejahteraan sosial secara panti (Panti Werdha) maupun secara nonpanti. Termasuk pula kegiatan-kegiatan pembinaan kerja/usaha bagi para lanjut usia yang masih potensial, serta kegiatan-kegiatan rekreasi, kemasyarakatan, dan pembinaan mental spiritual. Dalam Repelita III diharapkan kegiatan ini akan semakin diperluas.

(3) Bantuan dan Penyantunan Tuna Sosial.Dalam usaha kesejahteraan sosial ini rehabilitasi

kesejahteraan sosial mencakup rehabilitasi sosial bagi para pengemis, gelandangan, dan orang terlantar, melalui sistem panti, non-panti, dan

Page 124:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

secara pemukiman setempat/baru; rehabilitasi sosial bagi para tuna susila an- tara lain melalui sistem panti, non-panti, dan dimungkinkan pula secara rehabilitasi/pemukiman setempat; rehabilitasi sosial bagi para

145

Page 125:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

remaja korban narkotika, dan bagi anak-anak/remaja nakal; rehabili- tasi sosial bagi para bekas narapidana. Tercakup pula dalam kegiatan ini usaha pengembangan kesejahteraan sosial para tuna sosial yang sudah direhabilitasi dalam kehidupan masyarakat umum, antara lain melalui peningkatan usaha ekonomis produktif dan peningkatan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan mereka.

Kegiatan rehabilitasi sosial para remaja korban narkotika dilakukan terutama setelah mereka mendapatkan pelayanan medis untuk kemu- -dian dilanjutkan dengan pelayanan rehabilitasi sosial tersebut, baik melalui sistem panti, non-panti maupun secara kemasyarakatan. Kegiatan secara kemasyarakatan ini, terutama di dalam rangka usaha pencegahan terhadap meluasnya penyalah-gunaan abat-obatan narko- tika di kalangan para remaja. Kegiatan rehabilitasi bagi para anak nakal dan para bekas narapidana dilaksanakan pula secara panti maupun non-panti. Dalam periode Repelita III diharapkan jangkau- an pelayanan rehabilitasi sosial ini akan semakin luas.

(4) Bantuan dan Penyantunan cacat dan cacat veteran.Dalam usaha kesejahteraan sosial ini akan

dilaksanakan rehabilitasi sosial bagi para cacat tubuh, rehabilitasi sosial bagi para cacat netra; rehabilitasi sosial bagi para cacat mental, rehabilitasi sosial bagi para cacat tuli-bisu, dan penyantunan para cacat akibat penyakit khronis. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan melalui sistem panti dan nonpanti. Tercakup pula kegiatan pengembangan kesejahteraan sosial bagi para cacat dan cacat veteran yang telah direhabilitasi, dengan melalui kegiatan peningkatan usaha ekonomis produktif dan kegiatan-kegiatan pengembangan kehidupan kemasyarakatan

146

Page 126:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

mereka. Dalam masa Repelita III diharapkan akan dapat dilaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial bagi para cacat dan cacat veteran yang 1ebih luas.

(5) Bantuan Sosial bagi Keluarga Pahlawan dan Perintis,/Pejuang

Kemerdekaan.Dalam usaha kesejahteraan sosial ini akan

dilaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial bagi para keluarga pahlawan, pembinaan kesejahteraan sosial bagi para perintis/pejuang kemerdekaan dan keluarganya, pemeliharaan dan pembinaan Makam Pahlawan dan Taman Makam Pahlawan.

Page 127:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Dalam masa Repelita III diharapkan para keluarga pahlawan dan perintis/pejuang kemerdekaan di Indonesia terjangkau oleh usaha ini. Selain itu, dalam periode Repelita III diharapkan Makam Pahla- wan dan Taman Makam Pahlawan akan mendapat perhatian untuk ditingkatkan kondisinya sehingga menjadi semakin baik.

(6) Perintisan sistem jaminan Kesejahteraan Sosial Gotong Royong.

Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : penelitian dan perin- tisan sistem jaminan kesejahteraan sosial berdasarkan azas gotong royong kearah perlindungan dan pemberian bantuan kesejahteraan sosial, khususnya untuk golongan-golongan masyarakat/keluargakeluarga yang termasuk dalam kategori paling miskin/keserakat; penelitian dan perintisan kearah pengembangan dana jaminan kesejahteraan sosial dari masyarakat; penelitian dan perintisan ke arah usaha asuransi kesejahteraan sosial, khususnya untuk golongan-golongan ma-syarakat bukan pegawai maupun angkatan bersenjata. Dalam Repelita III sebagai usaha penelitian dan perintisan secara terbatas akan diusahakan penyelenggaraan jaminan kesejahteraan sosial gotong royong untuk memperoleh data yang lebih lengkap serta cara-cara penyelenggaraan yang tepat guna pengembangannya di masa yang akan datang.

(7) Bantuan dan Rehabilitasi Sosial bagi para Korban Bencana alam dan bencana lainnya.

a. Dalam usaha kesejahteraan sosial ini akan dilaksanakan pembinaan kelancaran dan ketertiban pelaksanaan bantuan kesejahteraan so- sial darurat atau sementara; pelaksanaan perlindungan dan pengamanan para- korban dan harta benda

147

Page 128:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

masyarakat dan negara/pemerintah; pelaksanaan rehabilitasi sosial bagi para korban bencana alam; peningkatan kesejahteraan sosial para korban bencana alam.

b. Usaha kesejahteraan sosial ini dimaksudkan untuk memberikan "bantuan tingkat pertama dan darurat" secara cepat dan tepat bagi para korban yang sedang mengalami musibah bencana alam dan atau bencana lainnya. Bagi para korban yang masih memer- lukan pertolongan lebih lanjut, program ini juga melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial bagi para korban bencana alam dan

Page 129:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

atau bencana lainnya. Hal ini dilakukan antara lain melalui ke- giatan-kegiatan rehabilitasi sosial di tempat kejadian, pemukiman setempat, pemukiman baru di daerah setempat dan pemukiman baru di daerah kepulauan lain (transmigrasi). Selain itu, usaha tersebut juga dimaksudkan untuk mengembangkan daerah dan masyarakat di daerah-daerah rawan bencana alam dan atau ben- cana lainnya, di dalam rangka mencegah terjadinya korban-korban serta mendayagunakan daerah-daerah tersebut bagi peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat setempat. Kegiatan ini dilaksana- kan antara lain dengan meningkatkan kemampuan masyarakat di daerah-daerah tersebut agar dapat memiliki kemampuan berswa-daya untuk mendayagunakan sumber-sumber kesejahteraan sosial di lingkungannya, serta berswadaya untuk mengatasi masalah-masa- lah sosial dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pencegahan terja- dinya musibah bencana alam dan atau bencana lainnya.

c. Kegiatan-kegiatan pokok dalam usaha ini antara lain, ialah :

(1) bimbingan sosial dan motivasi (keluarga, kelompok sosial atau kesatuan masyarakat);

(2) pembinaan kelancaran dan ketertiban pelaksanaan bantuan kesejahteraan sosial darurat dan sementara;

(3) pemberian bantuan penghidupan, perlindungan tempat tinggal/pemondokan sementara, stimulan prasarana dan sarana pemukiman serta stimulan usaha ekonomis produktif;

(4) pelaksanaan rehabilitasi sosial di tempat, secara pemukiman

setempat, pemukiman baru di daerah lain dan 148

Page 130:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

atau pemu-kiman baru di daerah kepulauan lain/transmigrasi;(5) bimbingan penyaluran pada lapangan usaha atau lapangan

kerja;(6) bimbingan sosial pencegahan dan

penanggulangan bencana alam dan bencana lainnya;

(7) bimbingan pengembangan kesejahteraan sosial;(8) rehabilitasi daerah-daerah bencana alam

dikaitkan dengan rencana pengembangan wilayah, bersama-sama dengan berbagai instansi yang bersangkutan.

Page 131:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Dalam periode Repelita III melalui usaha kesejahteraan sosial ini diharapkan pelaksanaan bantuan kesejahteraan sosial darurat/semen- tara bagi para korban bencana alam dapat diselenggarakan secara lebih tertib, terarah, dan efisien. Diharapkan pula, usaha ini akan lebih mampu menjangkau lebih banyak penderita korban bencana alam di Indonesia, sehingga para korban bencana alam ini terbebas dari, kemiskinan dan dapat memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Demikian pula diharapkan daerah-daerah yang semula rawan bencana alam atau bencana lainnya akan dapat didayagunakan dan dimanfaatkan bagi kepentingan kesejahteraan sosial masyarakat setempat dan bagi kepentingan pembangunan pada umumnya. Selain itu, dengan berkembangnya kemampuan swadaya sosial masya-rakat di daerah-daerah rawan tersebut, mereka akan lebih mampu pula meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya sendiri.

Program-program tersebut di atas, di samping menangani masalah kesejahteraan sosial juga sekaligus secara terpadu menunjang dan memantapkan pembinaan generasi muda, bimbingan motivasi keluarga berencana, perbaikan dan peningkatan gizi serta perbaikan perumahan rakyat dan lingkungan hidup.

3. Program Peranan Wanita

Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan kesejahteraan para wanita khususnya guna memantapkan ketrampilan dan kemam- puan para wanita pedesaan di kalangan keluarga di bawah garis ke, miskinan agar dapat berperan memperbaiki tingkat hidupnya serta semakin berintegrasi secara

149

Page 132:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

lebih besar dalam pembangunan masyarakatnya terutama dalam bidang kesejahteraan sosial. Selama Repe- lita III akan dibina dan dikembangkan kemampuan kelompok-ke-lompok organisasi sosial swasta ke arah peningkatan ketrampilan yang bersifat ekonomis produktif, kepemimpinan serta teknis pekerjaan sosial khususnya mengenai kesejahteraan anak dan keluarga.

4. Program Generasi Muda

Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan kesejahteraan para remaja khususnya guna mengisi kegiatan-kegiatan kelompok re-

Page 133:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

maja yang kurang mampu dalam rangka mencegah masalah kenakalan/kelainan sosial di kalangan remaja. Selama Repelita III akan dibina dan dikembangkan kemampuan Karang Taruna bagi kelompok-kelompok remaja tersebut ke arah peningkatan ketrampilan yang bersifat sosial, ekonomis serta produktif.

5. Program Penelitian Kesejahteraan SosialProgram penelitian kesejahteraan sosial akan

dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha-usaha kesejahteraan sosial yang langsung dapat menunjang peningkatan mutu kesejahteraan sosial secara luas. Kegiatan yang dilaksanakan men- cakup :

a. Penelitian yang menyangkut identifikasi permasalahan kesejahte- raan sosial di dalam masyarakat, baik mengenai ciri-ciri kekhu-susannya, pengaruh-pengaruh dan keterbatasan-keterbatasan serta luas permasalahannya.

b. Penelitian dan pengembangan teknologi usaha-usaha kesejahtera- an sosial termasuk pula administrasi kesejahteraan sosial, yang langsung diarahkan untuk menunjang peningkatan dan pengembangan usaha-usaha kesejahteraan sosial baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun yang dilakukan oleh masyarakat.Penataan dan penyajian data/informasi di bidang kesejahteraan sosial yang akan langsung bermanfaat bagi pengembangan kebijaksanaan, strategi dan program-program pembangunan bidang kesejahteraan sosial.Dalam Repelita III penelitian kesejahteraan sosial

diharapkan dapat dilaksanakan secara lebih intensif, dan diarahkan untuk lang- sung menunjang peningkatan kegiatan operasional. Kecuali itu akan dimanfaatkan pula untuk memberikan dasar bagi pengembangan ke- bijaksanaan, strategi dan program-program pembangunan bidang kesejahteraan 150

Page 134:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

sosial.6. Program Pendidikan dan Latihan Tenaga SosialMelalui program ini diharapkan pelaksanaan usaha

kesejahteraan sosial selalu dapat ditangani oleh tenaga-tenaga yang trampil serta selalu bertolak pada perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial yang ada di dalam masyarakat.

Page 135:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Dalam usaha memenuhi kebutuhan pelayanan, usaha peningkatan mutu .tenaga-tenaga pelaksana terutama akan ditujukan pada tenagatenaga pelaksana lapangan, baik yang langsung menggarap permasalahan/kasus-kasus masalah sosial maupun mereka yang bertang- gung jawab untuk mengorganisasikan dan mengendalikan pelayanan kesejahteraan sosial pada tingkat lapangan.

Dalam Repelita III usaha peningkatan kemampuan/ketrampilan tenaga pelaksana akan selalu dikembangkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pelayanan operasional, dengan demikian kemampuan se-bagian besar aparat pelaksana, baik pada tingkat tenaga-tenaga administrasi maupun tenaga-tenaga pelaksana di lapangan akan selalu dapat memenuhi kebutuhan usaha-usaha peningkatan pelayanan ke-sejahteraan sosial masyarakat.

Demikian pula dalam rangka penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pendidikan/latihan tenaga kesejahteraan sosial yang makin mening- kat, fasilitas-fasilitas pendidikan/latihan akan dikembangkan se- hingga akan lebih memenuhi kebutuhan.

7. Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah dan Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan

Dalam usaha menunjang berhasilnya pelaksanaan operasional sebagaimana yang telah direncanakan, maka diperlukan adanya pengatur- an-pengaturan yang dapat menjamin bahwa pencapaian hasil-hasil pelaksanaan kegiatan dapat dicapai dengan cara-cara yang efisien dan tertib administrasi. Oleh karena itu akan dilakukan usaha-usaha agar pengendalian pelaksanaan kegiatan-kegiatan dapat dimantapkan mulai dari kegiatan perencanaan sampai pada kegiatan pengendalian administratif

151

Page 136:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pelaksanaan serta pengawasannya. Di samping itu akan diusahakan pula agar semua penanggulangan masalah-masalah kesejahteraan sosial dapat dilandasi dengan peraturan-peraturan perundangundangan menurut keperluan.

Untuk lebih meningkatkan hasil-guna dan daya-guna pelaksanaan pembangunan akan ditingkatkan kemampuan menejemen kesejahte- raan sosial yang ada. Peningkatan kemampuan ini meliputi berbagai bidang kegiatan, terutama meliputi peningkatan kemampuan fungsi

Page 137:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

perencanaan serta penilaian, pengorganisasian, serta ketata-laksanaan dan pengawasan, juga peningkatan berbagai sarana termasuk usaha pengembangan hukum di bidang kesejahteraan sosial.

Agar pelaksanaan kebijaksanaan serta kegiatan berjalan menurut rencana dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan, fungsi peng- awasan akan makin ditingkatkan yang mencakup pengendalian dan penilaian pelaksanaan pembangunan, tatalaksana, kepegawaian, ke- uangan dan perlengkapan.

Tujuan pengawasan ini dimaksudkan agar pelaksanaan semua kebijaksanaan dan program di bidang kesejahteraan sosial dapat diikuti, dan dapat diambil tindakan perbaikan yang diperlukan bila terjadi hambatan,, penyimpangan dan penyelewengan lainnya. Fungsi pengawasan tidak semata-mata diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal dan lain-lain aparatur pengawasan, tetapi juga merupakan kegiatan dan tanggung jawab yang melekat pada fungsi Pimpinan setiap satu- an organisasi Departemen/ Instansi. Oleh karena itu baik pengawasan fungsional maupun pengawasan operasional oleh unsur pimpinan terhadap pelaksanaan tugas oleh pejabat bawahannya akan makin ditingkatkan. Usaha pengawasan yang bertujuan meningkatkan ketertiban demi terwujudnya aparatur pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab perlu dilaksanakan berdasarkan program yang berencana, ter- arah dan terpadu. Di samping itu akan dilanjutkan dan ditingkatkan pula usaha-usaha untuk terwujudnya aparatur pemerintah yang bersih berwibawa dan bertanggung jawab.

Unsur-unsur penunjang lain, seperti peningkatan penataan admi- nistrasi kepegawaian, sistem informasi keuangan dan perlengkapan serta kehumasan dalam Repelita III akan diselenggarakan 152

Page 138:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

sejalan dengan peningkatan dan pengembangan program-program operasi- onal. Dengan demikian diharapkan bahwa secara keseluruhan, baik administratif maupun teknis, pelaksanaan program-program akan dapat ditingkatkan secara nyata.

8. Program Penyempurnaan Prasarana Fisik PemerintahDalam rangka usaha meningkatkan pelayanan

kesejahteraan sosial, baik mutu maupun jangkauan pelayanan, fasilitas pelayanan kese-

Page 139:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

jahteraan sosial akan ditingkatkan. Termasuk dalam usaha pening- katan inl perlengkapan para petugas sosial lapangan, terutama yang bekerja di daerah terpencil.

B. PERANAN WANITA

I. PENDAHULUANDi dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan

bahwa Pembangunan yang menyeluruh mensaratkan ikut sertanya pria mau- pun wanita secara maksimal disegala bidang. Oleh karena itu wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan.

Peranan wanita dalam pembangunan tidak mengurangi peranan- nya dalam pembinaan keluarga sejahtera umumnya dan pembinaan generasi muda khususnya, dalam rangka pembinaan manusia Indo- nesia seutuhnya.

Untuk lebih memberikan peranan dan tanggung jawab kepada kaum wanita dalam pembangunan, maka pengetahuan dan ketram- pilan wanita perlu ditingkatkan diberbagai bidang yang sesuai de- ngan kebutuhannya.

Sesuai dengan apa yang dikemukakan di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tersebut di atas, dalam Repelita III akan diusahakan untuk lebih meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan. Se- cara langsung wanita membina perkembangan mental dan fisik gene- rasi-generasi penerus dalam keluarga masing-masing, yang merupa- kan kelompok-kelompok yang akan terjun dalam masyarakat, yaitu kelompok generasi muda, penerus cita-cita bangsa yang akan mewa- risi dan melanjutkan perjuangan bangsa generasi demi generasi.

Page 140:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

II. KEADAAN DAN MASALAHButa huruf dan kurangnya pendidikan dan latihan

dalam ketram- pilan-ketrampilan dasar serta hambatan sosial kebudayaan merupa- kan beberapa di antara penyebab "lingkaran setan" keterbelakangan, produktivitas yang rendah dan kondisi-kondisi kesehatan serta kesejahteraan yang buruk. Wanita yang kurang pendidikannya kurang

153

Page 141:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

dapat memenuhi fungsinya dalam pembinaan keluarga apalagi mengingat tuntutan dewasa ini.

Kurangnya Pengetahuan mengenai kesehatan mengakibatkan keti- dak mampuan ibu rumah tangga menerapkan pemeliharaan kesehatan yang tepat, penyajian makanan yang bergizi cukup, terutama kepada anak di bawah umur lima tahun (BALITA). Dengan tingkat pendi- dikan yang baik dapat ditingkatkan mutu hidup manusia dan akan lebih mampu untuk mengelola dan memanfaatkan lingkungan alam untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri, keluarga dan se-luruh masyarakat.

Kurangnya kemampuan wanita seperti disebutkan di atas dan belum meratanya kesempatan bagi kaum wanita tercermin pula dari peranannya di berbagai bidang kegiatan pembangunan antara lain di bidang ketenagakerjaan. Sebagian terbesar tenaga kerja wanita adalah pekerja tidak terdidik.

Wanita pedesaan sepanjang sejarah telah membuktikan bahwa me-reka dapat berperan di dalam kehidupan masyarakatnya. Secara tradisional wanita pedesaan antara lain turut serta di dalam kegiatan-kegiatan ekonomi, khususnya dalam proses produksi. Dengan ada- nya kemajuan dan peningkatan cara-cara berproduksi dan kelemba- gaan-kelembagaan di dalam sektor pertanian mulai timbul masalah mengenai berkurangnya peranan dan kedudukan wanita dalam pro- ses produksi. Masalah yang sama juga timbul dalam sektor industri dan jasa walaupun dalam tingkatan keadaan yang berlainan. Kurang memadainya peranan wanita dalam pembangunan merupakan pemborosan sumber daya manusia dan merugikan pembangunan itu sen- diri.

154

Page 142:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Masalah dan hambatan yang menyebabkan kaum wanita pada umumnya masih rendah tingkat partisipasinya dalam pembangunan, adalah antara lain sebagai berikut :

1. Besarnya jumlah wanita yang buta huruf dan pendidikan rendah, merupakan hambatan bagi pembangunan karenanya mereka tidak atau belum dapat mengambil bagian sepenuhnya dalam proses pembangunan:

Page 143:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

2. Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan, gizi, dan sanitasi mengakibatkan rendahnya tingkat kesehatan ibu-ibu dan anak- anak, sehingga tingkat kematian bayi dan anak-anak menjadi tinggi.

3. Tingkat penghasilan keluarga yang rendah mengharuskan kaum wanita mencari nafkah tambahan bagi keluarga, di samping kesibukannya sebagai ibu rumah tangga.

4. Keterbatasan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kaum wanita sendiri dalam hidup bermasyarakat dihadapkan kepada penempat- an kedudukan mereka dalam masyarakat yang belum sepenuhnya dapat diterima setingkat dengan kaum pria, merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan merupakan hambatan bagi pening- katan partisipasi wanita dalam pembangunan terutama untuk mendapatkan kedudukan dan kesempatan kerja yang layak.

5. Keadaan sosio budaya yang tidak menguntungkan bagi wanita. Di dalam masyarakat yang masih berpandangan tradisional terdapat norma dan adat istiadat yang kuat yang masih membatasi peranan wanita dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat formal.

Namun demikian dapat dikemukakan pula adanya faktor-faktor yang mendukung peningkatan peranan wanita dalam pembangunan.Hal-hal ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Adanya kehendak politik seperti dituangkan dalam Garis-garis. Besar Haluan Negara tentang "Peranan Wanita dalam pembangun- an dan pembinaan bangsa".

2. Telah meluasnya pergerakan wanita yang sejak kebangkitan bangsa Indonesia menunjukkan

155

Page 144:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

partisipasinya dan selalu berusaha meningkatkannya melalui perjuangan persamaan hak, kewajiban dan kesempatan.

3. Semangat dan kegairahan para pemimpin wanita baik di tingkat pusat maupun daerah untuk membantu keberhasilan kebijaksa- naan ini.

4. Telah tersusunnya Rencana Kegiatan Nasional Wanita Indonesia.

Page 145:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAHKebijaksanaan dan langkah-langkah untuk

meningkatkan peranan wanita dalam Repelita III berjalan secara terpadu dengan kebijaksa- -naan dan langkah-langkah di pelbagai bidang pembangunan. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan keadaan yang memungkinkan wanita ikut serta dan berintegrasi secara lebih baik dalam pembangunan material dan spiritual.Di bidang pertanian, wanita memainkan

peranannya secara lang- sung baik di dalam kegiatan produksi maupun penggunaan hasil- hasil pertanian. Tenaga kerja, wanita di daerah pedesaan adalah merupakan pemegang peranan utama yang melaksanakan pelbagai kegiatan pembangunan di bidang pertanian.

Dalam rangka meningkatkan pembangunan di bidang pertanian dipergunakan cara-cara dan teknologi baru yang dapat meningkatkan produksi dan mutu hasil-hasil pertanian, termasuk penggunaan jenis tanaman baru. Agar kaum wanita dapat menggunakan cara-cara dan teknologi baru tersebut dengan sebaik-baiknya, perlu diberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan. Dalam rangka ini akan diadakan dan ditingkatkan latihan-latihan serta kursus-kursus bagi kaum wanita agar mereka dapat mengenal dan memanfaatkan cara- cara serta teknologi baru di bidang pertanian.

Kecuali itu kaum wanita terutama di daerah pedesaan memegang peranan penting dalam cara-cara penyimpanan dan pemanfaatan hasil- hasil pertanian. Untuk itu akan diadakan kursus-kursus dan latihan- latihan tentang memperbaiki cara penyimpanan hasil-hasil pertanian untuk menghindarkan pemborosan karena pembusukan dan

156

Page 146:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

lain sebagainya. Begitu pula akan diberikan pengetahuan tentang pelbagai usaha yang dapat dilakukan oleh kaum wanita sendiri guna mening- katkan pemanfaatan hasil-hasil pertanian untuk perbaikan gizi keluarga, termasuk pemanfaatan tanaman pekarangan, peternakan, perikanan dan lain sebagainya.

Di samping pengetahuan dan ketrampilan di bidang pertanian akan diberikan pula latihan-latihan dan ketrampilan di bidang-bidang lain- nya agar kaum wanita terutama di daerah pedesaan memperoleh

Page 147:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

kemampuan yang lebih beset untuk memperbaiki tingkat hidupnya. Berbagai kegiatan tersebut akan diserasikan dengan kegiatan lembagalembaga yang telah ada sehingga peranan wanita dalam pembangunan masyarakat terutama di daerah pedesaan dapat ditingkatkan. Dalam rangka ini diusahakan meningkatkan ikut sertanya kaum wanita di sektor perkoperasian. Langkah-langkah dan usaha-usaha akan dila- kukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan serta latihan ketrampilan yang meliputi masalah keanggotaan, organisasi, penge- lolaan dan keuangan koperasi kepada kaum wanita. Perkoperasian tidak hanya dikembangkan di daerah pedesaan saja tetapi juga di daerah perkotaan sehingga dapat diciptakan iklim yang baik untuk penciptaan lapangan kerja bagi kaum wanita. Hal ini diserasikan dengan kebijaksanaan dan usaha-usaha di bidang pembangunan eko- nomi dan ketenagakerjaan serta pembangunan daerah yang bersang- kutan.

Masalah pangan dan perbaikan gizi serta usaha-usaha penanggulangannya, secara langsung menyangkut masalah kaum wanita. Seba- gian besar penduduk yang mengalami kekurangan gizi adalah wanita hamil dan wanita yang sedang menyusui serta anak-anak di bawah umur 5 tahun yang menderita kekurangan kalori dan protein maupun kekurangan vitamin A yang diancam kebutaan.

Oleh karena itu akan diusahakan lebih meningkatkan keikutsertaan kaum wanita dalam menanggulangi masalah gizi terutama di daerah pedesaan. Penanggulangan masalah gizi memerlukan pula penggunaan pelbagai bahan makanan yang dapat berbeda dengan kebiasaan sehari- hari, misalnya penggunaan garam yodium, makanan yang telah ditambahkan vitamin-vitamin, dan lain sebagainya. Dalam hubungan ini bagi para ibu akan diberikan penyuluhan dan pengertian tentang pemanfaatan berbagai bahan makanan tersebut yang diperlukan oleh mereka sendiri maupun oleh anak-anak guna perbaikan keadaan gizi keluarga. Kecuali itu akan lebih ditanamkan lagi pengertian manfaat air susu

Page 148:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

ibu bagi kesehatan dan pertumbuhan bayi.Usaha perbaikan gizi keluarga menyangkut pula segi-

segi kesehatan dan lingkungan hidup. Dalam hubungan ini bagi ibu-ibu rumah tangga akan diusahakan untuk memberikan penyuluhan dan ketram-

157

Page 149:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pilan tentang cara-cara sederhana untuk memelihara kesehatan dirinya serta anak-anak dan keluarganya agar sekaligus dapat mengatasi masalah gizi. Begitu pula akan dikembangkan usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh para ibu untuk kesehatan lingkungan. Pelbagai usaha tersebut diserasikan dengan kegiatan pembangunan di bidang pertain- an, kesehatan, pendidikan, penerangan dan lain sebagainya.

Pelbagai kebijaksanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan industri berhubungan erat dengan masalah peranan wanita dalam pembangunan. Hal ini pertama-tama menyangkut masalah tenaga wanita yang bekerja di bidang industri. Sebagian besar tenaga kerja wanita yang bekerja di bidang industri adalah tenaga-tenaga tidak terdidik dan hanya sebagian kecil yang memegang jabatan pimpinan. Untuk meningkatkan sumbangan wanita terhadap pembangunan di bidang industri dan sekaligus meningkatkan mutu barang-barang industri, akan diusahakan untuk meningkatkan pelbagai bentuk latahan ketrampilan bagi tenaga-tenaga wanita yang bekerja di bidang industri termasuk latihan-latihan untuk memperoleh kemampuan kepemimpinan.

Salah satu segi lain adalah batas umur terendah yang dapat di- izinkan untuk bekerja di bidang industri. Dalam hubungan ini akan lebih ditingkatkan pelaksanaan dan pengawasan terhadap ketentuanketentuan batas umur khususnya untuk kaum wanita yang bekerja di bidang industri. Begitu pula akan ditingkatkan langkah-langkah dalam pelaksanaan kesejahteraan pekerja wanita, seperti cuti hamil, penitipan bayi, pengawasan keselamatan kerja, pengupahan, asuransi kecelakaan dan lain sebagainya.

Di samping itu akan dikembangkan pula penyuluhan

158

Page 150:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

dan pendi- dikan yang diperlukan agar kaum wanita dapat mengambil bagian dan menjadi pembina atau wirausaha di bidang industri. Langkah-langkah tersebut akan diserasikan dengan kegiatan pembangunan di bidang pendidikan, ketenagakerjaan, perdagangan dan lain sebagainya.

Selanjutnya peranan wanita sangat erat hubungannya dengan pemasaran hasil-hasil industri. Kemampuan kaum wanita untuk memilih hasil-hasil barang industri yang bermutu akan turut menentukan perkembangan hasil-hasil industri itu sendiri. Dalam hubungan ini akan

Page 151:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

diusahakan penyuluhan dan pendidikan mengenai cara-cara untuk memilih barang konsumsi yang bermutu baik. Penyuluhan ini terutama ditujukan kepada kaum wanita yang tidak mendapat kesempatan memperoleh pendidikan sekolah termasuk mereka yang putus Sekolah Da- sar. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diusahakan tidak hanya kehidupan kaum wanita beserta keluarganya akan bertambah baik tetapi sekaligus juga untuk mendorong makin meningkatnya mutu barang- barang industri yang dihasilkan.

Masih rendahnya taraf pendidikan dan terbatasnya ketrampilan yang dimiliki oleh kaum wanita pada umumnya merupakan masalah pokok yang perlu diatasi dalam usaha meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan. Oleh karena itu kegiatan-kegiatan pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal serta latihan ketrampilan merupakan kegiatan-kegiatan utama dalam usaha meningkatkan keikutsertaan wanita di dalam pembangunan. Dalam hubungan ini perhatian khusus perlu diberikan oleh karena terdapat tanda-tanda kecenderungan para keluarga untuk mendahulukan anak pria dalam hal memperoleh pendidikan daripada anak wanita.

Dalam hubungan ini, di bidang pendidikan formal akan diambil langkah-langkah untuk mengurangi jumlah murid wanita yang putus sekolah. Hal ini dilakukan baik dengan mempergunakan berbagai ke-mungkinan yang telah ada maupun dengan memperkembangkan kemungkinan-kemungkinan baru seperti Sistem Pamong, Sekolah Ter- buka dan lain sebagainya. Di samping itu pendidikan formal diusa- hakan pula untuk mempersiapkan kaum wanita guna menghadapi lapangan kerja baru yang terbuka bersamaan dengan meningkatnya kegiatan

159

Page 152:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pembangunan. Melalui kegiatan pendidikan tersebut diusaha- kan pula untuk mengembangkan rasa harga diri dan kepercayaan terhadap diri sendiri di kalangan wanita, serta menanamkan moral Pancasila, pendidikan Agama, dan semangat untuk membangun.

Sementara itu melalui pendidikan luar sekolah diusahakan untuk menanamkan sikap makarya dan memberikan ketrampilan bagi kaum wanita agar dapat meningkatkan kemampuannya sehingga dapat me-nyesuaikan diri dengan kemajuan-kemajuan teknologi dalam lapangan pertanian, industri, jasa-jasa perhubungan dan lain sebagainya. Dalam

Page 153:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pelaksanaannya akan lebih dimanfaatkan sarana-sarana pendidikan dan latihan yang ada seperti Pusat Latihan Kerja, kursus-kursus Pendidikan Masyarakat, penyuluhan pertanian dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut ditujukan terutama untuk memberikan bekal kemampuan yang lebih besar dan menanamkan sikap percaya kepada kemampuan sendiri bagi kaum wanita guna meningkatkan taraf hidup dan ikut serta dalam usaha-usaha pembangunan pada umumnya.

Usaha meningkatkan harga diri pada kaum wanita tidak hanya dilakukan di sekolah-sekolah atau melalui pendidikan luar sekolah saja, melainkan lebih luas lagi ialah melalui pendidikan kewargane- garaan dan keikutsertaan kaum wanita dalam organisasi-organisasi, khususnya organisasi wanita. Untuk itu usaha-usaha akan dilakukan untuk memberikan pendidikan kepemimpinan bagi kaum wanita dan menciptakan iklim yang serasi agar organisasi-organisasi wanita dapat bekerjasama dengan organisasi-organisasi lain, balk di dalam maupun di luar negeri.

Betapapun peranan wanita dalam pembangunan tidak mengurangi peranan dan tanggung jawab mereka dalam membina keluarga sejah- tera pada umumnya dan pembinaan generasi muda khususnya. Untuk meningkatkan peranan ini kegiatan-kegiatan pendidikan kesejahteraan keluarga, pelayanan kesehatan dan keluarga berencana akan makin digiatkan secara terpadu dengan lembaga-lembaga yang mempunyai kewajiban menanganinya. Di tingkat desa penyelenggaraan pendidikan kesejahteraan keluarga dihimpun dalam gerakan-gerakan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, Lembaga Sosial Desa, penyuluhan gizi dan kesehatan, bimbingan sosial dan lain sebagainya. Usaha ini merupakan lanjutan dari 160

Page 154:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

langkah-langkah yang sudah dimulai dalam Repelita II.Selanjutnya keikutsertaan wanita dalam pelaksanaan

program ke- luarga berencana akan lebih ditingkatkan melalui usaha untuk men-dapatkan peserta keluarga berencana, memelihara kelestarian peserta, dan penyuluhan serta penerangan terutama bagi daerah-daerah yang belum terjangkau oleh pelaksanaan keluarga berencana. Kegiatan- -kegiatan wanita di lapangan ini diintegrasikan dengan pelbagai ke- giatan lainnya dalam rangka pelaksanaan program keluarga beren- cana.

Page 155:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

Usaha untuk lebih mengembangkan peranan tenaga kerja wanita dalam pembangunan pertama-tama menyangkut masalah usaha meningkatkan pendidikan dan latihan tenaga kerja wanita. Hal ini disebabkan oleh karena tenaga kerja wanita, baik yang bekerja di bidang pertanian, industri maupun di bidang pembangunan lainnya untuk sebagian besar adalah tenaga kerja tidak terdidik ataupun te- naga kerja yang putus sekolah. Dalam hubungan ini maka dalam Repelita III dilaksanakan kegiatan meningkatkan lapangan kerja bagi wanita terutama di desa-desa. Langkah-langkah ini antara lain ialah menciptakan proyek-proyek produktif yang dilaksanakan khusus oleh wanita seperti koperasi jahit menjahit, latihan dan pendidikan di bidang sekretariat dan tata usaha, dan lain-lain.

Sementara itu perkembangan pembangunan daerah membuka pula lapangan kerja baru di luar bidang pertanian. Untuk itu perhatian khusus diberikan terhadap pendidikan dan latihan bagi kaum wanita yang memungkinkan mereka untuk turut serta dalam lapangan-la- pangan kerja yang baru. Pusat-pusat Latihan Kerja akan dimanfa- atkan untuk memberikan kemungkinan tenaga kerja wanita mem- peroleh ketrampilan yang diperlukan. Hal ini diserasikan dengan ketenagakerjaan serta pembangunan daerah yang bersangkutan.

Pendidikan dan latihan tenaga kerja wanita untuk bidang-bidang pembangunan lainnya ditingkatkan pula. Hal ini diserasikan dengan berbagai kebijaksanaan dan langkah pembangunan di bidang pendidikan.

Selanjutnya dalam rangka pengembangan hukum akan dikembang- kan perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang dapat mendorong turut sertanya tenaga wanita di dalam kegiatan

161

Page 156:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

pembangunan dan sekaligus untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja wanita.

Terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh kaum wanita terutama di daerah pedesaan dan di daerah miskin di kota-kota merupakan masalah yang perlu diatasi untuk meningkatkan keikutsertaan kaum wanita dalam pembangunan daerah. Selain itu berbagai adat istiadat dan keadaan sosial lainnya masih merupakan hambatan untuk turut

Page 157:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

sertanya kaum wanita sebagai sumber daya manusia untuk menge- lola dan memanfaatkan kekayaan alam di sekitarnya.

Oleh karena itu setiap usaha untuk meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan daerah akan dilaksanakan secara terpadu de- ngan usaha-usaha pembangunan daerah pada umumnya yang bersifat lintas sektoral. Dalam rangka ini akan lebih dimanfaatkan kesem- patan-kesempatan yang telah tersedia seperti pendidikan luar sekolah. penyuluhan pertanian, pelayanan kesehatan melalui KIA dan PUSKESMAS, program bimbingan sosial dan lain sebagainya. Begitu pula akan lebih dimanfaatkan lembaga-lembaga Pembinaan Kesejah- teraan Keluarga, Lembaga Sosial Desa, Kelompok-kelompok belajar, lembaga-lembaga agama, pemuda, wanita dan lain sebagainya.

Di samping itu di dalam rangka meningkatkan keikutsertaan wa- nita dalam pembangunan, akan dikembangkan pusat informasi yang menangani soal-soal yang menyangkut peranan wanita. Pusat infor- masi tersebut akan didukung oleh penelitian-penelitian tentang pel- bagai masalah serta kemungkinan-kemungkinan untuk meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan yang akan dimanfaatkan untuk penyusunan kegiatan-kegiatan dan langkah-langkah selanjutnya. Penelitian akan meliputi antara lain tentang sumbangan pendidikan terhadap peningkatan peranan wanita, tentang cara-cara dan tekno- logi yang menghemat tenaga dan waktu bagi wanita dalam pekerjaan rumah tangga, tentang pekerjaan sambilan bagi wanita, dan peranan wanita dalam kehidupan ekonomi khususnya koperasi. Kecuali itu diperlukan pula penelitian tentang peranan PKK dalam peningkatan pelayanan sosial kepada kaum wanita, 162

Page 158:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

masalah pelaksanaan undangundang perkawinan, masalah kesempatan kerja bagi wanita dan lain sebagainya.

LANGKAH USAHAPenduduk wanita Indonesia yang merupakan lebih

dari 50% jum- lah penduduk, merupakan suatu potensi nyata dan sasaran yang stra- tegis. Sebagai subyek pembangunan, potensi ini akan nampak pera- nannya apabila dilaksanakan langkah-langkah usaha sebagai berikut:

Page 159:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

1. Langkah usaha wanita dalam peranan budaya.2. Langkah usaha peningkatan tenaga kerja wanita.3. Langkah usaha peningkatan ketrampilan wanita.

1. Langkah Usaha Wanita Dalam Peranan Budaya.a. Wanita dalam posisinya sebagai ibu rumah

tangga, isteri, pendidik, (dan anggota masyarakat perlu digalang dalam kelompokkelompok sosial yang sesuai melalui pendekatan-pendekatan yang bijaksana dan edukatif. Wadah-wadah kelompok-kelom- pok ini adalah untuk menggalang solidaritas sosial sebagai tahap pertama menuju pembaharuan dan perubahan sikap mental.

b. Sikap mental dalam lingkungan keluarga adalah dasar dari pertumbuhan budaya yang diawali dari lingkaran keluarga, masyarakat sekitar sampai kepada lingkaran yang lebih luas yaitu bangsa. Oleh karena itu secara terencana diterapkan langkah usaha yang dapat mengurangi sikap mental yang ne- gatif seperti sifat-sifat feadolistis, sifat boros, sifat konsumtif, sifat hipokrit dll. Sebaliknya dikembangkan sikap wanita yang harus mandiri sebagai subyek pembangunan yang positif se- perti: sifat-sifat yang produktif, sifat-sifat yang progressip, berorientasi jauh dll.

c. Meningkatkan lembaga-lembaga budaya dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan lebih banyak wanita sebagai langkah agar peranan dan kemampuan wanita dapat meningkat. Lang- kah-langkah ini adalah langkah-langkah fundamental menuju kepada peranan wanita dalam budaya yang terintegrasi dalam pembinaan bangsa.

163

Page 160:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

d. Wanita-wanita pedesaan, terlebih yang bertempat tinggal jauh di pelosok-pelosok akan dikelompokkan dan diarahkan kepada usaha-usaha dalam sektor-sektor pertanian, perindustrian, koperasi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.Dengan demikian inovasi modernisasi yang membawa perubah-an-perubahan dan budaya baru secara efektif bisa berjalan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya.

Page 161:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

2. Langkah Usaha Peningkatan Tenaga Kerja Wanita.a. Untuk dapat diketahui secara konsepsional

peranan wanita dalam keikut-sertaan pembangunan diperlukan perencanaan tenaga kerja wanita secara khusus, di samping perencanaan tenaga kerja yang umum secara nasional.

b. Meningkatkan pendataan tenaga kerja wanita yang seimbang dengan laju pembangunan. Data-data informasi kebutuhan tenaga kerja wanita, kesempatan kerja yang tersedia, serta jum- lah yang membutuhkan lapangan pekerjaan akan dibina secara khusus.

3. Langkah Usaha Peningkatan Ketrampilan Wanita.a. Usaha pendidikan ketrampilan wanita akan

dikembangkan baik secara horisontal maupun secara vertikal. Dalam hubungan ini akan ditingkatkan peranan wanita dalam usaha pengadaan pangan, kegiatan lepas panen yang sangat memerlukan tenaga wanita, usaha kesejahteraan keluarga, usaha rantai pemasaran yang banyak menyerap tenaga wanita, serta usaha lain yang khusus merupakan porsi peranan wanita.Untuk ini akan diadakan kursus-kursus yang praktis, mudah bergerak, sederhana dan populer untuk segala lapisan wanita. Kursus-kursus praktis ini akan dikaitkan secara terpadu de- ngan usaha penyuluhan lapangan dalam berbagai aspek kehidupan.

b. Latihan Kerja Khusus bagi tenaga-tenaga kerja wanita yang memerlukan ketrampilan tersendiri akan lebih ditingkatkan.

164

Page 162:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap

TABEL 20 — 3PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KETIGA

1979/80 — 1983/84(dalam jutaan rupiah)

KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PERANAN WANITA

1979/80 1979/80 -No. Kode SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM (Anggaran

Pembangunan)(AnggaranPembangunan

10 SEKTOR KESEHATAN, KESEJAHTERA-AN SOSIAL, PERANAN WANI-TA, KEPENDUDUKAN DAN KE-LUARGA BERENCANA 132.925 829.080,0

10.1 Sub Sektor Kesehatan 90.144,4 556.180,0

10.1.01 Program Penyuluhan Kesehatan 750,0 6.000,010.1.02 Program Pelayanan Kesehatan 65.494,4 431.480,010.1.03 Program Pemberantasan Penyakit Menu-

lar dan Penyakit Rakyat 17.650,0 78.000,010.1.04 Program Perbaikan. Gizi 5.000,0 31.200,010.1.05 Program Pengawasan Obat, Makanan

dan sebagainya 1.250,0 9.500,010.2 Sub Sektor Kesejahteraan Sosial dan

Peranan Wanita 17.176,8 70.900,0

10.2.01 Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial 4.451,8 20.000,010.2.02 Program Bantuan dan Penyantunan Sosial 10.525,0 40.900,010.2.03 Program Peranan Wanita 2.200,0 10.000,0

165

Page 163:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap
Page 164:  · Web viewDalam rangka pemerataan pelayanan kesehat- an di desa dan penduduk berpenghasilan rendah, dengan mempertimbangkan adanya usaha pelayanan kesehatan swasta, maka setiap