bab iii studi kasus
DESCRIPTION
contoh metodologiTRANSCRIPT
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB III
METODOLOGI
3.1 Umum
Tahapan pengerjaan studi kasus ini dibuat secara skematis untuk mempermudah
dalam menganalisis dan mengevalusi serta mempermudah pemilihan alternatif
solusi. Dalam studi kasus ini alur kerja dijelaskan dalam bentuk flowchart pada
Gambar 3.1. Tahap pertama dilakukan peninjauan dan pengamatan di kasus
dilapangan. Setelah ditemukan beberapa kasus yang terjadi kemudian dipilihlah
kasus yang akan dibahas dalam studi kasus ini. Kemudian dicari latar belakang
dari permasalahan kasus itu serta mengidentifikasi agar dapat ditentukan
metodologi yang akan digunakan.
Penentuan metodologi didapat dari studi literatur yang terkait dengan kasus yang
sama. Apabila metodologi telah ditentukan, dilanjutkan dengan pengumpulan
data, baik itu data primer maupun data sekunder. Untuk analisis data kerusakan
jalan pada studi kasus ini mengacu pada naskah ilmiah teknologi pemeliharaan
perkerasan kaku ISBN 978.-602-8758-62-8 yang dikeluarkan oleh pusat litbang
jalan dan jembatan, untuk alur kerjanya dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan
analisis data untuk kondisi drainase dapat dilihat pada Gambar 3.3. Setelah
dianalisis didapatkanlah alternatif solusi yang kemudian dijadikan rekomendasi
untuk pemeliharaan jalan. Berikut dibawah ini alur kerja pada proses pengerjaan
studi kasus.
Dahlia Nurul Mawadah (101134007) III - 1
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Sumber :DokumentasiPenulisGambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Studi Kasus
Dahlia Nurul Mawadah (101134007) III - 2
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Sumber :DokumentasiPenulisGambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Survey Kinerja Perkerasan yang Mengacu pada Teknologi
Pemeliharaan Perkerasan Kaku (ISBN 978-602-8758-62-8)
Dahlia Nurul Mawadah (101134007) III - 3
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 3.3 Diagram Alir Metodologi Survey Drainase
Dahlia Nurul Mawadah (101134007) III - 4
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
3.2 Metodologi Pengumpulan Data
Tujuan dari proses metodologi pengumpulan data ialah agar jenis data yang
diperlukan benar – benar sesuai dengan kebutuhan analisis. Kebutuhan data yang
terkumpul diperlukan untuk :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah kerusakan lapis perkerasan
kaku yang terjadi pada ruas jalan baru Kawasan Industri KIIC - Karawang.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah kerusakan drainase yang
terjadi pada ruas jalan baru Kawasan Industri KIIC - Karawang.
3. Menentukan alternatif solusi yang paling baik untuk konstruksi
perkerasan kaku pada ruas jalan baru Kawasan Industri KIIC - Karawang.
4. Menentukan alternatif solusi yang paling baik untuk kondisi drainase pada
ruas jalan baru Kawasan Industri KIIC - Karawang.
Data – data yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah
yang terjadi dilapangan disapatkan secara langsung dilapangan maupun
didapatkan dari instansi yang terkait. Data – data yang diperlukan dapat dilihat
pada Tabel. 3.1 dan Tabel. 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kebutuhan Data Primer
No Jenis Data Kebutuhan
1 Foto Kerusakan Mengidentifkasi jenis kerusakan yang terjadi dilapangan agar dapat dibandingkan jenis kerusakan yang ada dipedoman
2 Data Kerusakan Jalan
Mengetahui tingkat dan luasan kerusakan perkerasan lentur yang ada di ruas jalan baru Kawasan Industri KIIC
3 Data LHR (Lalu Lintas Harian Rata – Rata)
Mengetahui volume lalu lintas, serta jenis kendaraan yang melewati ruas jalan baru kawasan industri KIIC dalam satuan waktu (kendaraan/jam)
4 Data panjang ruas yang di tinjau
Untuk mengetahui banyaknya segmen kerusakan yang ditinjau.
5 Data Pelaksanaan dan pengawasan jalan
Data ini diperlukan untuk mengetahui detail konstruksi perkerasan existing dan penyebab kerusakannya.
6 Dimensi Drainase Mengetahui kapasitas existing kondisi drainase. (lebar, tinggi &kemiringan drainase)
Adapun alur metoda pengumpulan data primer dapat dilihat pada flowchart 3.4
dibawah ini :
Dahlia Nurul Mawadah (101134007) III - 5
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Sumber :Dokumentasi Penulis
Gambar 3.4 Alur Pengumpulan Data Primer
Tabel 3.2 Kebutuhan Data Sekunder
No. Jenis Data Kebutuhan1 Data Curah
HujanUntuk mengetahui debit curah hujan maksimum yang dapat ditampung oleh saluran drainase existing.
2 Data Geometrik
Data ini digunakan untuk memberikan informasi fisik mengenai kondisi existing geometrik ruas jalan baru Kawasan Industri KIIC
3.3. Metode Pemilihan Alternatif Solusi
Hasil dari pengolahan data primer maupun sekunder selanjutnya digunakan untuk
menentukan alternatif solusi yang sesuai. Selain mengacu pada naskah ilmiah dari
Dahlia Nurul Mawadah (101134007) III - 6
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Bina Marga untuk analisis kerusakan perkerasan dan menggunakan metode Bina
Marga dalam penentuan penanganan kondisi drainase, pemilihan alternatif solusi
juga ditinjau dari beberapa aspek yaitu, kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity) , ancaman (threat) dengan menggunakan
metode SWOT
3.3.1 Metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik.Dengan
menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal
dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan
cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para
perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh
perencana. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakanfaktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang
terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi
yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
Threats (ancaman)
Dahlia Nurul Mawadah (101134007) III - 7
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor SWOT diatas ditetapkan strategi-strategi
seperti Tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Matriks Strategi Analisis SWOT
Faktor-Faktor Internal
(S) Strength (Kekuatan) (W) Weakness (Kelemahan)
Faktor-Faktor Eksternal
(O) Opportunities (Kesempatan)
Strategi SO : Strategi WO :
Memanfaatkan Seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya inilah yang kami bahasakan strategi agresif positif
Strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
(T) Threats (Ancaman)
Strategi ST : Strategi TW :
Strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman
Strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman
Sumber : Google
3.3.2 Rencana Solusi
Rencana solusi merupakan alternatif – alternatif yang akan diajukan untuk
diseleksi dengan menggunakan metode SWOT pada bab evaluasi dan pembahasan
. Alternatif solusi yang coba ditawarkan adalah sebagai berikut :
1. Perbaikan Nilai CBR (Stabilisasi)
Nilai CBR minimal yang disyaratkan untuk konstruksi jalan adalah 6%,
namun bila dari hasil test DCP yang dilakukan, didapatkan hasil < 6%,
Dahlia Nurul Mawadah (101134007) III - 8
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
maka perlu adanya perbaikan nilai CBR dengan cara stabilisasi tanah atau
penggantian material pilihan.
2. Pemeliharaan Rutin, berupa :
a. Rekonstruksi Setempat (Parsial)
Menurut naskah ilmiah Teknologi Pemeliharaan Perkerasan Kaku bila
lebar retak melintang ≥ 5 mm maka dilakukan penanganan dengan cara
merekonstruksi setempat (parsial).
b. Crack Filling
Menurut naskah ilmiah Teknologi Pemeliharaan Perkerasan Kaku bila
lebar retak melintang < 5 mm dan juga bila retak sudut dan retak
diagonal tidak disertai pecah maka perkerasan dilakukan penanganan
dengan cara crack filling.
3. Re-design Struktur Perkerasan
Struktur perkerasan di re-design dari nilai CBR lapisan subgrade yang
perkerasan yang lama sebesar 3,8% menjadi dengan nilai CBR minimum
sebesar 6%. Dengan penambahan nilai CBR pada lapisan subgrade maka
kekuatan struktur perkerasan akan meningkat.
4. Perbaikan Tipe Saluran Drainase
Apabila hasil analisis drainase U-ditch runtuh karena tekanan tanah aktif
lebih besar daripada tekanan beton, maka diperlukan re-design saluran
drainase dari tipe U-ditch menjadi tipe trapesium agar dinding drainase
mampu menahan tekanan dari tanah. Selain itu re-design juga diperlukan
bila kecepatan aliran air pada saluran drainase melebihi ijin > 1.5 m/s.
Dahlia Nurul Mawadah (101134007) III - 9