bab iii setting lokasi penelitianeprints.umm.ac.id/56178/4/bab iii.pdframalan raja kediri pada abad...
TRANSCRIPT
44
BAB III
SETTING LOKASI PENELITIAN
Gambar 1. Monumen Simpang Lima Gumul
Sebagai salah satu ikon dari Kabupaten Kediri yang memiliki keunikan
tersendiri dari segi arsitektur, monumen Simpang Lima Gumul merupakan
bangunan yang memiliki empat sisi, dimana setiap sisi terdapat relief yang
menggambarkan tentang cerita asal – usul berdirinya Kediri dan pada masa
kerajaan, kehidupan bermasyarakat dengan perbedaan agama yang rukun dan saling
toleransi, dan gambaran tentang seni dan kebudayaan yang terdapat di Kediri.
Pembangunan monumen Simpang Lima Gumul di Kabupaten Kediri sesuai dengan
ramalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam
kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan bahwa pada masa depan akan
dibangun sebuah bangunan megah yang mampu menyatukan dan menghubungkan
lima wilayah Kediri dan menjadi tempat berkumpulnya orang – orang. Ramalan
45
tersebut memiliki ciri – ciri yang spesifik dengan gambaran monumen Simpang
Lima Gumul.
A. Sejarah Kabupaten Kediri
Pada masa awal sejarah Kediri diceritakan bahwa Kediri merupakan salah
satu kerajaan besar yang berpengaruh dalam sejarah, legenda, dan mitos yang sudah
lama ada di masyarakat Indonesia. Asal – usul Kediri berasal dari sebuah Kerajaan
Medang yang memiliki seorang raja bernama Prabu Airlangga, beliau merupakan
putra raja yang berasal dari Bali dan menikahi putri raja Medang. Ketika memasuki
usia yang mulai menua, Raja Prabu Airlangga berkeinginan untuk melepaskan tahta
kerajaannya dan menjadi seorang pertapa. Raja Prabu Airlangga memikirkan
bagaimana keadaan tahta kerajaan dan keberlanjutan dalam mengatur daerah yang
dikuasainya, sehingga muncul sebuah pemikiran bahwa tahta kerajaannya akan
diwariskan kepada putri dari permasuri raja yairu Dyah Sangramwijaya.
Mendapatkan tawaran dari sang ayah sebagai seorang raja mewariskan tahta
dan kepemimpinannya kepada dirinya, Dyah Sangramwijaya berniat untuk
menolak tawaran tersebut dan memilih juga untuk menghabiskan sisa usianya yang
masih belia untuk menjadi seorang pertapa juga. Setelah meminta izin dan restu
dari sang ayah yaitu Raja Prabu Airlangga, akhirnya Dyah Sangramwijaya
memutuskan menjadi pertapa dan melakukannya di Goa Selomangleng yang berada
di kaki Gunung Klotok yang kini berada di Kediri bagian barat Sungai Brantas
tepatnya berada di Kecamatan Mojoroto. Setelah menjadi seorang pertapa, Dyah
Sangramwijaya merubah namanya menjadi Dewi Kilisuci. Dalam sebuah legenda
kuno Kediri, Dewi Kilisuci merupakan seorang perempuan yang suci dan istimewa
46
karena semasa hidupnya selalu suci tidak pernah mengalami haid ataupun disentuh
oleh seorang laki – laki.
Raja Prabu Airlangga akhirnya memikirkan kembali mengenai tahta
kerajaan yang akan diteruskan oleh generasi keturunannya kelak, hingga akhirnya
Raja Prabu Airlangga ingin mewariskan tahtanya kepada salah satu dari dua
putranya. Kedua putra tersebut merupakan anak yang dilahirkan dari istri selir raja,
nama dari putra raja yaitu Raden Jayengnara dan Raden Jayanegara. Sebelum
membagi tahta kerajaan kepada putranya, Raja Prabu Airlangga mengutus Empu
Baradha untuk pergi ke Bali dimana raja berasal dari daerah tersebut untuk
menanyakan kepada sang ayah jika tahta kerajaan yang berada di Bali agar
diwariskan kepada salah satu putra Raja Prabu Airlangga sehingga putra yang satu
lagi mewarisi tahta kerajaan Medang.
Empu Baradha melaksanakan perintah Raja Prabu Airlangga untuk
melakukan perjalanan ke Bali dan pulang dari tempat tersebut dengan sebuah kabar
bahwa tahta kerajaan di Bali akan diwariskan oleh sang ayah raja kepada adik raja
yang bernama Anak Wungsu. Mendengarkan kabar yang didapat dari Empu
Baradha, akhirnya Raja Prabu Airlangga meminta solusi kepada Empu Baradha
mengenai pewarisan tahta kerajaan. Empu Baradha mengusulkan seuah ide kepada
raja untuk membagi wilayah kekuasaannya menjadi dua bagian sama rata untuk
diwariskan kepada dua putranya tersebut.
Raja Prabu Airlangga menerima saran dari Empu Baradha untuk membagi
dua wilayah kerajaannya. Pada keesokan harinya Empu Baradha terbang ke atas
langit untuk melihat seberapa luas
47
wilayah kerajaan yang dikuasai raja dan membawa sebuah kendi atau teko yang
berasal dari tanah liat dan berisi air dari angkasa. Setelah melihat luas wilayah
kerajaan, Empu Baradha menuangkan isi air dari dalam kendi yang dibawa untuk
dituangkan di tengah wilayah kerajaan hingga akhirnya air tersebut berubah
menjadi sungai yang besar membagi dua wilayah kekuasaan kerajaan antara timur
dan barat yang kini sungai tersebut disebut dengan Sungai Berantas.
Wilayah kerajaan telah terbagi menjadi dua bagian yang sama rata, Empu
Baradha menyerahkan kembali kepada Raja Prabu Airlangga untuk memutuskan
pewarisan tahta kerajaan akan dibagikan kepada kedua putranya untuk memimpin
sebelah mana dan oleh siapa. Raden Jayengnara mendapatkan tahta kerajaan di
bagian timur dan menjadikan wilayah kekuasaannya dengan nama Kerajaan
Jenggala, sedangkan Raden jayanegara mendapatkan wilayah kekuasaan di bagian
barat dan menjadikan wilayah yang dipimpin menjadi Kerajaan Kadiri.
Pada versi lain, sejarah dan asal – usul Kadiri berasal dari penemuan sebuah
penemuan sebuah prasasti yaitu Prasasti Harinjing yang ditemukan oleh pegawai
perkebunan kopi di daerah Sukabumi, Pare pada sekitar 1916 M. Prasasti Harinjing
tersebut mencantumkan sebuah tanggal 25 Maret 804 M yang akhirnya pada
tanggal tersebut yang menjadi patokan hari lahir Kabupaten Kediri. Dalam Prasasrti
Harinjing yang dituliskan dalam aksara jawa kuno yang secara tertulis
menyebutkan kata Kediri untuk penemuan yang pertama kalinya. Pada saat ini
prasasti Harinjing yang asli sudah disimpan di museum Airlangga dan terdapat satu
duplikat dari Prasasti Harinjing yang disimpan di monumen Simpang Lima Gumul.
48
Kediri pada zaman dahulu merupakan kerajaan besar yang juga terkenal
akan kesaktian raja yang memimpin, beberapa tokoh cerita legenda yang berasal
dari Kerajaan Kediri. Pada abad XII Kediri dipimpin oleh seorang raja yang
bernama Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso yang memiliki kesaktian dan memiliki
sebuah kitab yang terkenal dengan nama Jongko Joyoboyo yang berisi tentang
ramalan – ramalan peristiwa di masa depan. Salah satu ramalan dari Sri Aji
Joyoboyo Loka Mukso adalah mengenai berdirinya monumen Simpang Lima
Gumul yang disampaikan dan diramalkan bahwa pada masa depan tentang
keinginannya menyatukan wilayah Kediri yang sempat terbagi menjadi lima daerah
untuk menjadi satu akan terdapat satu bangunan besar megah yang nantinya akan
menjadi pusat pemerintahan yang membawa kemakmuran masyarakatnya.
Raja Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso memiliki tempat berdiam untuk bertapa
dan menambah ilmu kesaktiannya hingga pada akhirnya ditempat tersebut raja
menghilang bersama jasadnya. Karena kesaktian yang dimiliki dan dianggap sakral
tempat tersebut yang kini disebut dengan petilasan Sri Aji Joyoboyo, pada tiap
tanggal 1 Suro petilasan tersebut akan dilakukan upacara ritual oleh Yayasan
Hontodeonto dari Yogyakarta dan bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten
Kediri. Bentuk perwujudan fisik jika digambarkan di petilasan tersebut berupa
pelataran yang luas dan dilengkapi balai – balai serta kuluk berupa tiang setinggi
empat meter dan disebelah selatan terdapat kolam terdapat beberapa bilik
disebelahnya yang menurut sejarah dan legenda sering digunakan untuk berendam
oleh raja dan keluarga raja.
49
B. Kondisi Fisik Kabupaten Kediri
Gambar 2. Peta Kabupaten Kediri
Gambar 2. Peta Wilayah Kabupaten Kediri
1. Kondisi Geografis
Secara geografis wilayah Kabupaten Kediri terletak pada equatorial antara
70 36’ 12”-80 0’ 32” Lintang Selatan dan 1110 47’ 5” – 1120 18’ 20” Bujur Barat.
Sedangkan luas wilayah Kabupaten Kediri secara keseluruhan sekitar 1.386,05
km2 (138.605 ha), terbagi menjadi 23 kecamatan, 344 desa/kelurahan, 2.084 Rukun
Warga dan 8.954 Rukun Tetangga. Secara administrasi, Kabupaten Kediri
berbatasan dengan :
50
Sebelah Utara : Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Jombang
Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung
Sebelah Timur : Kabupaten Malang dan Kabupaten Jombang
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Tulungagung
2. Kondisi Topografi
Kabupaten Kediri merupakan wilayah dengan topografi yang berupa
pegunungan, perbukitan dan dataran rendah. Letak ketinggian tempat umumnya
berada antara 25 meter sampai dengan 2.300 meter diatas permukaan air laut (dpl).
Berdasarkan topografinya Kabupaten Kediri dapat dibagi menjadi 4 golongan :
a. Ketinggian 0 meter–100 meter dpl membentang seluas 32,45 % dari luas wilayah.
b. Ketinggian diatas 100 meter–500 meter dpl membentang seluas 53,83 % dari luas
wilayah.
c. Ketinggian diatas 500 meter–1.000 meter dpl membentang seluas 9,98 % dari
luas wilayah.
d. Ketinggian diatas 1.000 meter dpl membentang seluas 3,73 % dari luas wilayah.
3. Kondisi Geologi
Ditinjau dari jenis tanahnya, Kabupaten Kediri dapat dibagi menjadi 4
golongan, yaitu : regosol coklat keabuan, aluvial kelabu coklat, andosol coklat
kuning, mediteran coklat merah. Jenis tanah regosol coklat, yaitu tanah kering yang
baik dipakai untuk perumahan, daerah perdagangan dan industri. Wilayah Kediri
diapit oleh dua gunung yang berbeda sifatnya, yaitu Gunung Kelud di sebelah
51
wilayah timur yang bersifat vulkanik dan Gunung Wilis di sebelah Barat yang
bersifat non vulkanik, sedangkan tepat di bagian tengah wilayah Kabupaten Kediri
melintas aliran Sungai Brantas yang membelah wilayah Kabupaten Kediri menjadi
dua bagian, yaitu bagian barat Sungai Brantas dan bagian timur Sungai Brantas.
Karakteristik wilayah Kabupaten Kediri menurut kondisi geologi dibagi menjadi 3
daerah :
a. Bagian barat Sungai Brantas, merupakan perbukitan lereng Gunung Wilis dan
Gunung Klotok, sebagian besar merupakan daerah yang kurang subur.
b. Bagian tengah, merupakan dataran rendah yang sangat subur, melintas aliran
Sungai Brantas dari Selatan ke Utara yang membelah wilayah Kabupaten Kediri.
c. Bagian timur, merupakan perbukitan kurang subur yang membentang dari
Gunung Wilis yang di bagian Utara dan Gunung Kelud di bagian Selatan.
Pola penggunaan lahan di Wilayah Kediri antara lain meliputi areal
persawahan Kabupaten Kediri ditinjau dari pola penggunaan lahannya meliputi
areal lahan persawahan seluas 47.023 Ha (33,93%) dan areal tanah kering seluas
91.582 Ha (66,07%) yang mengandung pasir. Dari kondisi lahan kering tersebut
didominasi oleh perumahan dan tegal,adapun rincian detail pola penggunaan lahan
sebagai berikut :
52
Tabel 2 Penggunaan Lahan Kabupaten Kediri
Tanah Sawah Tanah Kering Tanah Tandus
Sawah teknis
35.801 Ha (25,83%)
Pekarangan dan
bangunan
30.688 Ha ( 22,14%)
Tanah tandus
2.608 Ha (1,88%)
Sawah setengah teknis
3.977 Ha (2,87%)
Tegal dan kebun
13.555 Ha (9,78%)
Sawah sederhana
5.637 Ha (4,07%)
Hutan negara
13.736 Ha (9,91%)
Sawah tadah hujan
1.037 Ha (0,75%)
Perkebunan rakyat
9.752 Ha (7,04%)
Irigasi Desa
571 Ha (0,41%)
Kolam/empang
25 Ha (0,02%)
Lahan kritis
14.904 Ha (10,75%)
C. Sejarah Pembangunan Monumen Simpang Lima Gumul
Kondisi awal sebelum berdirinya monumen Simpang Lima Gumul
merupakan lahan yang berupa sawah milik warga sekitar dan juga terdapat sejumlah
13 rumah warga dan satu masjid yang berdiri. Sesuai dengan namanya, Simpang
Lima Gumul berawal dari perlimaan yang menghubungkan lima jalur wilayah yang
ada di Kediri dilengkapi dengan lampu merah. Dari arah timur merupakan arah dari
daerah Plosoklaten dan jika dilewati sesuai arah jarum jam, sebelah selatan
merupakan arah dari Pesantren dan jalur Gunung Kelud kemudian dari arah barat
merupakan jalur Kota Kediri dari arah utara merupakan jalur ke Pamenang, Pagu
dan Papar, serta arah yang ke lima merupakan jalur Gurah dan Pare. Simpang Lima
berada di perbatasan Kecamatan Gurah dan Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
53
Kemudian pada tahun 2003 pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh Bupati
Sutrisno dan diresmikan pada tahun 2008. Lahan seluas 37 hektar milik warga yang
dibeli dan kini menjadi hak milik pemerintah Kabupaten Kediri dirubah menjadi
kawasan Simpang Lima Gumul.
Pembangunan Simpang Lima Gumul pada awalnya seluas 13 hektar dan
pemerintah melakukan pembebasan lahan sekitar sehingga kini mencapai luas 37
hektar. Awalnya dana yang dibutuhkan untuk pembangunan monumen Simpang
Lima Gumul mencapai Rp. 19.737.202.000,- yang diambil dari Dana Alokasi
Umum (DAU). Dalam proyek pembangunan besar tersebut, Bapak Sutrisno
memilih PT. Triple’s sebagai tim untuk pengerjaannya. Pada tahun 2007 anggaran
dana untuk pembangunan monumen tersebut ditambah sejumlah Rp. 71 miliar yang
berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan untuk tahun berikutnya ditambah
mencapai Rp. 45 miliar.
Kawasan wisata Simpang Lima Gumul merupakan sebuah monumen yang
dibangun setinggi 25 meter dengan panjang 17 meter dan lebar 15 meter serta luas
804 meter persegi ditambah tiga penyangga setinggi 3 meter. Angka – angka dalam
monumen tersebut memiliki arti unik yaitu sebagai lambang hari lahir dan hari jadi
Kabupaten Kediri, 25 Maret 804 Masehi. Relief yang terdapat di pinggir monumen
Simpang Lima Gumul teinspirasi oleh cerita pahlawan Jongko Joyoboyo dimana
dalam masa Kerajaan Kediri abad XII, pahlawan Joyoboyo berkeinginan untuk
menyatukan lima kawasan di Kediri yang jika nantinya terwujud akan membentuk
suatu peradaban baru yang lebih maju.
54
Hingga saat ini pembangunan kawasan monumen Simpang Lima Gumul
yang dilakukan secara bertahap, masih belum selesai. Dengan bangunan utama
berupa monumen yang menyerupai Arc De Triomphe tersebut kemudian ditambah
dengan beberapa gedung seperti ruang bawah tanah, bank daerah, convention hall,
Gumul Paradise Island, taman hijau, taman bermain dan olahraga, serta masih
menyusul juga gedung lain yang akan dibangun.
D. Gambaran Kawasan Wisata Monumen Simpang Lima Gumul
Kawasan wisata monumen Simpang Lima Gumul memiliki beberapa
tempat yang dapat dijadikan destinasi untuk pengunjung dan dapat dimanfaatkan
keberadaannya, diantaranya terdapat bangunan utama berupa monumen Simpang
Lima Gumul, ada juga pasar Tugu, bank daerah, convention hall, taman hijau,
lapangan basket, skate park, Gumul Paradise Island dengan deskripsi gambaran
sebagai berikut.
1. Monumen Simpang Lima Gumul
Simpang Lima Gumul Berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri,
Simpang Lima Gumul merupakan ikon Kabupaten Kediri yang dapat dijangkau
oleh semua jenis transportasi darat, dan membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit
dari pusat Kota Kediri dengan menggunakan kendaraan bermotor, sedangkan dari
stasiun Kediri dapat ditempuh dengan jarak sekitar 09 KM. Wilayah Simpang Lima
Gumul ini berada di Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri dan Kecamatan
Gurah. Pada hari biasa monumen ini tidak terlalu ramai pengunjung, namun pada
akhir pekan dan hari libur akan lebih padat pengunjung baik dari Kediri maupun
dari luar Kediri.
55
Di sisi setiap monumen terpahat relief–relief yang menggambarkan tentang
sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada saat ini. Di salah satu
sudut monumen terdapat sebuah arca Ganesha yang menjadi salah satu patung yang
dipuja oleh umat Hindu dengan gelar sebagai Dewa Kebijaksanaan, Dewa
Pengetahuan dan Kecerdasan, Dewa Penolak Bala dan Dewa Pelindung. Di dalam
bangunan monumen terdapat ruang-ruang untuk pertemuan di gedung utama dan
ruang auditorium di lantai atas yang beratapkan mirip kubah (dome), ruang serba
guna di ruang bawah tanah (basement), pada lantai dasar monumen terdapat ruang
penyimpanan replika Prasasti Harinjing, ruang informasi, juga terdapat tempat
penjualan souvenir seperti kaos, gantungan kunci, dan lainnya. Bangunan ini juga
memiliki tiga akses jalan bawah tanah untuk menuju monumen yang terhubung
dengan tempat parkir kendaraan, sehingga memudahkan pengunjung untuk menuju
monumen tanpa perlu menyebrangi jalan raya.
2. Pasar Tugu
Gambar 3. Pasar Tugu di Barat Monumen
56
Pasar Tugu ini berada di sebelah barat monumen Simpang Lima Gumul.
Setelah dari parkiran, pengunjung dapat berjalan kaki sejauh 20 meter untuk
menuju lokasi ini. Pasar Tugu merupakan destinasi wisata kuliner yang menjual
berbagai makanan, baik dari makanan berat sampai makanan ringan. Terdapat pula
makanan tradisonal khas Kediri seperti nasi sambal tumpang, yaitu nasi yang
disajikan dengan sayur dan sambal yang diolah berasal dari tempe busuk dengan
bumbu rempah, udang kering dan santan. Terdapat pula makanan khas Kediri
lainnya yaitu olahan bekicot yang dimasak dengan bumbu pedas, olahan sate, dan
keripik, makanan tradisional lain yang dijual di tempat ini adalah nasi jagung
goreng. Pasar Tugu buka setiap hari mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 22.00
WIB pada hari senin sampai Jumat, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu
pedagang mulai membuka usaha mereka pada pukul 06.00 WIB hingga pukul 24.00
WIB.
3. Convention Hall
Gambar 4. Gedung Convention Hall SLG Kediri
57
Gedung ini berlokasi di ujung barat dari monumen Simpang Lima Gumul.
Berdiri diatas lahan seluas 6.534 m2 dan mampu menampung sebanyak 6000 orang
dan terdiri dari dua lantai. Convention hall dibangun dengan fasilitas ruang VIP,
sub hall, main hall, service area, toilet, dan ruang prasmanan Gedung ini merupakan
salah satu gedung serba guna yang sering digunakan oleh pemerintah Kabupaten
Kediri dan kedinasan untuk melaksanakan kegiatan seperti job fair, pertemuan dan
rapat, seminar, seleksi duta pariwisata Inu Kirana, pameran kesenian, dan dapat
pula disewakan untuk umum dengan tarif mulai dari Rp. 15.000.000,-.
Pada tahun 2018 lalu, gedung ini digunakan sebagai lokasi tes CPNS, tes
tersebut dilakukan secara langsung dengan sistem marathon. Mulai pagi hingga sore
hari. Dalam sehari dilakukan lima kali tes. Sekali tes, ada sekitar 300 peserta
lengkap komputernya. Artinya dalam sehari hanya bisa digunakan untuk seribu
lima ratus orang saja. Jika pelamarnya mencapai 10.000 orang, berarti dibutuhkan
waktu sekitar satu minggu untuk menyelesaikannya, sedangkan tes CPNS terdapat
dua gelombang. Khusus untuk Kabupaten Kediri, kebutuhan lowongan CPNS
tahun 2018 lalu lebih banyak untuk tenaga guru. Sebab, kebutuhan tenaga pengajar
tergolong besar. Selama ini Kabupaten Kediri masih kekurangan tenaga guru. Yang
kedua adalah tenaga kesehatan. Sedangkan yang paling sedikit adalah kebutuhan
tenaga teknis. Tenaga teknis ini sendiri adalah tenaga yang mendukung proyek
infrastruktur. Momen seleksi PNS yang berlokasi di gedung convention hall
tersebut menjadi salah satu pemanfaatan gedung yang multifungsi.
58
4. Taman Hijau
Gambar 5. Taman Hijau SLG Kediri
Taman Hijau merupakan taman yang baru diresmikan pada bulan maret
tahun 2017 dan berlokasi di sebelah barat sekitar 50 meter dari pasar Tugu. Taman
hijau berisi tanah lapang yang ditanami rumput, sungai kecil buatan yang
dilengkapi dengan ikan hias, air mancur, terdapat pula tempat duduk dengan atap,
menara tangga setinggi 20 meter, jembatan dan tempat untuk pijat refkejsi kaki dari
batu – batuan. Di sebelah utara dari taman ini terdapat kepala kereta pengangkut
tebu dilengkapi dengan rel kereta sebagai hiasan tambahan dari taman hijau, salah
satu poin yang menarik dari taman hijau ini adalah terdapat fasilitas jalur khusus
bagi pengguna kursi roda sehingga dapat memudahkan pengunjung yang memiliki
kebutuhan khusus yang ingin mampir ke taman hijau di kawasan wisata monumen
Simpang Lima Gumul.
59
Untuk masuk ke kawasan taman hijau tersebut tidak terdapat tiket masuk,
jadi semua pengunjung dapat masuk secara gratis tanpa perlu membayar tiket,
namun bagi pengunjung yang membawa kendaraan bermotor akan dikenakan biaya
parkir dengan tarif Rp. 3.000,- untuk kendaraan roda dua dan Rp. 5.000,- untuk
kendaraan roda empat. Taman hijau dapat dikunjungi oleh pengunjung setiap
harinya untuk berwisata maupun untuk olahraga. Setelah resmi dibuka hingga saat
ini taman hijau menjadi destinasi yang banyak diminati oleh pengunjung setelah
mengunjungi monumen Simpang Lima Gumul.
5. Lapangan Basket
Gambar 6. Lapangan Basket di Utara Taman Hijau
Simpang Lima Gumul juga dilengkapi dengan fasilitas lapangan basket
untuk salah satu tempat olahraga bagi pengunjung atau siapapun yang ingin
menggunakan tempat tersebut. Lapangan basket ini terletak disebelah utara taman
60
hijau dan sebelah selatan dari skate park. Pada awal pekan dan hari biasa lapangan
ini sepi atau jarang digunakan, namun pada akhir pekan akan lebih ramai pengguna.
Lapangan basket ini sering dipakai pada sore hari hingga malam hari, rata – rata
yang menggunakan lapangan ini adalah dari kalangan pelajar dengan tim basket
mereka untuk melakukan sparing atau hanya untuk bermain biasa. Namun bagi
pengunjung yang ingin menggunakan lapangan basket di kawasan wisata monumen
Simpang Lima Gumul ini harus membawa bola basket mereka sendiri untuk bisa
bermain basket.
6. Skate Park
Gambar 7. Skate Park di Utara Lapangan Basket
Disebelah utara tepat dari lapangan basket terdapat skate park, kawasan ini
lebih dulu selesai dibangun pada tahun 2014. Dengan warna dasar cat merah,
tempat ini mulai didatangi oleh pengunjung yang bermain skateboard pada sore
hari mulai pukul 16.00 WIB. Terdapat pula komunitas skateboard yang biasa
menunjukkan aksi mereka dan berlatih untuk meningkatkan skill dalam bermain
papan seluncur tersebut yang rata – rata usia mereka berkisaran antara 20 tahun.
61
Selain digunakan sebagai skateboard, lapangan ini juga seringkali digunakan oleh
pemuda yang berlatih di arena tersebut dengan menggunakan sepeda BMX. Pada
akhir pekan ketika ramai pengunjung, biasanaya lapangan ini digunakan oleh anak
– anak sebagai tempat untuk bermain seluncur ketika tidak ada pengunjung yang
menggunakan sakteboard mereka, namun anak – anak yang bermain di tempat
tersebut masih dalam awasan dari orang tua mereka.
7. Gumul Paradise Island
Gambar 8. Gumul Paradise Island
Kawasan wisata monumen Simpang Lima Gumul juga memiliki destinasi
untuk olahraga dan wisata berupa kolam renang. Tempat ini berada di ujung utara
dan di seberang timur taman hijau, untuk memasuki kawasan ini dikenakan tarif
sebesar Rp.30. 000,- pada akhir pekan dan Rp. 15.000,- pada hari biasa, kawasan
ini dibuka pada hari Selasa hingga hari Minggu dan tutup pada hari Senin untuk
dilakukan pembersihan lokasi. Pengunjung dapat datang dan bermain di Gumul
62
Paradise Island pada jam tertentu sesuai jam operasional, pada hari Selasa sampai
Kamis dibuka pada pukul 09.00 WIB – 17.00 WIB, pada hari Jumat pukul 10.00
WIB – 17.00 WIB dan pada hari Sabtu dan Minggu pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB.
Fasilitas yang ditawarkan dari Gumul Paradise Island ini diantaranya adalah flying
fox, fun boomerang, speedslide, bodyslide, dan kolam jamur.