bab iii setting lokasi penelitianeprints.umm.ac.id/56178/4/bab iii.pdframalan raja kediri pada abad...

19
44 BAB III SETTING LOKASI PENELITIAN Gambar 1. Monumen Simpang Lima Gumul Sebagai salah satu ikon dari Kabupaten Kediri yang memiliki keunikan tersendiri dari segi arsitektur, monumen Simpang Lima Gumul merupakan bangunan yang memiliki empat sisi, dimana setiap sisi terdapat relief yang menggambarkan tentang cerita asal usul berdirinya Kediri dan pada masa kerajaan, kehidupan bermasyarakat dengan perbedaan agama yang rukun dan saling toleransi, dan gambaran tentang seni dan kebudayaan yang terdapat di Kediri. Pembangunan monumen Simpang Lima Gumul di Kabupaten Kediri sesuai dengan ramalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan bahwa pada masa depan akan dibangun sebuah bangunan megah yang mampu menyatukan dan menghubungkan lima wilayah Kediri dan menjadi tempat berkumpulnya orang orang. Ramalan

Upload: others

Post on 11-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

44

BAB III

SETTING LOKASI PENELITIAN

Gambar 1. Monumen Simpang Lima Gumul

Sebagai salah satu ikon dari Kabupaten Kediri yang memiliki keunikan

tersendiri dari segi arsitektur, monumen Simpang Lima Gumul merupakan

bangunan yang memiliki empat sisi, dimana setiap sisi terdapat relief yang

menggambarkan tentang cerita asal – usul berdirinya Kediri dan pada masa

kerajaan, kehidupan bermasyarakat dengan perbedaan agama yang rukun dan saling

toleransi, dan gambaran tentang seni dan kebudayaan yang terdapat di Kediri.

Pembangunan monumen Simpang Lima Gumul di Kabupaten Kediri sesuai dengan

ramalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam

kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan bahwa pada masa depan akan

dibangun sebuah bangunan megah yang mampu menyatukan dan menghubungkan

lima wilayah Kediri dan menjadi tempat berkumpulnya orang – orang. Ramalan

Page 2: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

45

tersebut memiliki ciri – ciri yang spesifik dengan gambaran monumen Simpang

Lima Gumul.

A. Sejarah Kabupaten Kediri

Pada masa awal sejarah Kediri diceritakan bahwa Kediri merupakan salah

satu kerajaan besar yang berpengaruh dalam sejarah, legenda, dan mitos yang sudah

lama ada di masyarakat Indonesia. Asal – usul Kediri berasal dari sebuah Kerajaan

Medang yang memiliki seorang raja bernama Prabu Airlangga, beliau merupakan

putra raja yang berasal dari Bali dan menikahi putri raja Medang. Ketika memasuki

usia yang mulai menua, Raja Prabu Airlangga berkeinginan untuk melepaskan tahta

kerajaannya dan menjadi seorang pertapa. Raja Prabu Airlangga memikirkan

bagaimana keadaan tahta kerajaan dan keberlanjutan dalam mengatur daerah yang

dikuasainya, sehingga muncul sebuah pemikiran bahwa tahta kerajaannya akan

diwariskan kepada putri dari permasuri raja yairu Dyah Sangramwijaya.

Mendapatkan tawaran dari sang ayah sebagai seorang raja mewariskan tahta

dan kepemimpinannya kepada dirinya, Dyah Sangramwijaya berniat untuk

menolak tawaran tersebut dan memilih juga untuk menghabiskan sisa usianya yang

masih belia untuk menjadi seorang pertapa juga. Setelah meminta izin dan restu

dari sang ayah yaitu Raja Prabu Airlangga, akhirnya Dyah Sangramwijaya

memutuskan menjadi pertapa dan melakukannya di Goa Selomangleng yang berada

di kaki Gunung Klotok yang kini berada di Kediri bagian barat Sungai Brantas

tepatnya berada di Kecamatan Mojoroto. Setelah menjadi seorang pertapa, Dyah

Sangramwijaya merubah namanya menjadi Dewi Kilisuci. Dalam sebuah legenda

kuno Kediri, Dewi Kilisuci merupakan seorang perempuan yang suci dan istimewa

Page 3: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

46

karena semasa hidupnya selalu suci tidak pernah mengalami haid ataupun disentuh

oleh seorang laki – laki.

Raja Prabu Airlangga akhirnya memikirkan kembali mengenai tahta

kerajaan yang akan diteruskan oleh generasi keturunannya kelak, hingga akhirnya

Raja Prabu Airlangga ingin mewariskan tahtanya kepada salah satu dari dua

putranya. Kedua putra tersebut merupakan anak yang dilahirkan dari istri selir raja,

nama dari putra raja yaitu Raden Jayengnara dan Raden Jayanegara. Sebelum

membagi tahta kerajaan kepada putranya, Raja Prabu Airlangga mengutus Empu

Baradha untuk pergi ke Bali dimana raja berasal dari daerah tersebut untuk

menanyakan kepada sang ayah jika tahta kerajaan yang berada di Bali agar

diwariskan kepada salah satu putra Raja Prabu Airlangga sehingga putra yang satu

lagi mewarisi tahta kerajaan Medang.

Empu Baradha melaksanakan perintah Raja Prabu Airlangga untuk

melakukan perjalanan ke Bali dan pulang dari tempat tersebut dengan sebuah kabar

bahwa tahta kerajaan di Bali akan diwariskan oleh sang ayah raja kepada adik raja

yang bernama Anak Wungsu. Mendengarkan kabar yang didapat dari Empu

Baradha, akhirnya Raja Prabu Airlangga meminta solusi kepada Empu Baradha

mengenai pewarisan tahta kerajaan. Empu Baradha mengusulkan seuah ide kepada

raja untuk membagi wilayah kekuasaannya menjadi dua bagian sama rata untuk

diwariskan kepada dua putranya tersebut.

Raja Prabu Airlangga menerima saran dari Empu Baradha untuk membagi

dua wilayah kerajaannya. Pada keesokan harinya Empu Baradha terbang ke atas

langit untuk melihat seberapa luas

Page 4: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

47

wilayah kerajaan yang dikuasai raja dan membawa sebuah kendi atau teko yang

berasal dari tanah liat dan berisi air dari angkasa. Setelah melihat luas wilayah

kerajaan, Empu Baradha menuangkan isi air dari dalam kendi yang dibawa untuk

dituangkan di tengah wilayah kerajaan hingga akhirnya air tersebut berubah

menjadi sungai yang besar membagi dua wilayah kekuasaan kerajaan antara timur

dan barat yang kini sungai tersebut disebut dengan Sungai Berantas.

Wilayah kerajaan telah terbagi menjadi dua bagian yang sama rata, Empu

Baradha menyerahkan kembali kepada Raja Prabu Airlangga untuk memutuskan

pewarisan tahta kerajaan akan dibagikan kepada kedua putranya untuk memimpin

sebelah mana dan oleh siapa. Raden Jayengnara mendapatkan tahta kerajaan di

bagian timur dan menjadikan wilayah kekuasaannya dengan nama Kerajaan

Jenggala, sedangkan Raden jayanegara mendapatkan wilayah kekuasaan di bagian

barat dan menjadikan wilayah yang dipimpin menjadi Kerajaan Kadiri.

Pada versi lain, sejarah dan asal – usul Kadiri berasal dari penemuan sebuah

penemuan sebuah prasasti yaitu Prasasti Harinjing yang ditemukan oleh pegawai

perkebunan kopi di daerah Sukabumi, Pare pada sekitar 1916 M. Prasasti Harinjing

tersebut mencantumkan sebuah tanggal 25 Maret 804 M yang akhirnya pada

tanggal tersebut yang menjadi patokan hari lahir Kabupaten Kediri. Dalam Prasasrti

Harinjing yang dituliskan dalam aksara jawa kuno yang secara tertulis

menyebutkan kata Kediri untuk penemuan yang pertama kalinya. Pada saat ini

prasasti Harinjing yang asli sudah disimpan di museum Airlangga dan terdapat satu

duplikat dari Prasasti Harinjing yang disimpan di monumen Simpang Lima Gumul.

Page 5: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

48

Kediri pada zaman dahulu merupakan kerajaan besar yang juga terkenal

akan kesaktian raja yang memimpin, beberapa tokoh cerita legenda yang berasal

dari Kerajaan Kediri. Pada abad XII Kediri dipimpin oleh seorang raja yang

bernama Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso yang memiliki kesaktian dan memiliki

sebuah kitab yang terkenal dengan nama Jongko Joyoboyo yang berisi tentang

ramalan – ramalan peristiwa di masa depan. Salah satu ramalan dari Sri Aji

Joyoboyo Loka Mukso adalah mengenai berdirinya monumen Simpang Lima

Gumul yang disampaikan dan diramalkan bahwa pada masa depan tentang

keinginannya menyatukan wilayah Kediri yang sempat terbagi menjadi lima daerah

untuk menjadi satu akan terdapat satu bangunan besar megah yang nantinya akan

menjadi pusat pemerintahan yang membawa kemakmuran masyarakatnya.

Raja Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso memiliki tempat berdiam untuk bertapa

dan menambah ilmu kesaktiannya hingga pada akhirnya ditempat tersebut raja

menghilang bersama jasadnya. Karena kesaktian yang dimiliki dan dianggap sakral

tempat tersebut yang kini disebut dengan petilasan Sri Aji Joyoboyo, pada tiap

tanggal 1 Suro petilasan tersebut akan dilakukan upacara ritual oleh Yayasan

Hontodeonto dari Yogyakarta dan bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten

Kediri. Bentuk perwujudan fisik jika digambarkan di petilasan tersebut berupa

pelataran yang luas dan dilengkapi balai – balai serta kuluk berupa tiang setinggi

empat meter dan disebelah selatan terdapat kolam terdapat beberapa bilik

disebelahnya yang menurut sejarah dan legenda sering digunakan untuk berendam

oleh raja dan keluarga raja.

Page 6: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

49

B. Kondisi Fisik Kabupaten Kediri

Gambar 2. Peta Kabupaten Kediri

Gambar 2. Peta Wilayah Kabupaten Kediri

1. Kondisi Geografis

Secara geografis wilayah Kabupaten Kediri terletak pada equatorial antara

70 36’ 12”-80 0’ 32” Lintang Selatan dan 1110 47’ 5” – 1120 18’ 20” Bujur Barat.

Sedangkan luas wilayah Kabupaten Kediri secara keseluruhan sekitar 1.386,05

km2 (138.605 ha), terbagi menjadi 23 kecamatan, 344 desa/kelurahan, 2.084 Rukun

Warga dan 8.954 Rukun Tetangga. Secara administrasi, Kabupaten Kediri

berbatasan dengan :

Page 7: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

50

Sebelah Utara : Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Jombang

Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung

Sebelah Timur : Kabupaten Malang dan Kabupaten Jombang

Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Tulungagung

2. Kondisi Topografi

Kabupaten Kediri merupakan wilayah dengan topografi yang berupa

pegunungan, perbukitan dan dataran rendah. Letak ketinggian tempat umumnya

berada antara 25 meter sampai dengan 2.300 meter diatas permukaan air laut (dpl).

Berdasarkan topografinya Kabupaten Kediri dapat dibagi menjadi 4 golongan :

a. Ketinggian 0 meter–100 meter dpl membentang seluas 32,45 % dari luas wilayah.

b. Ketinggian diatas 100 meter–500 meter dpl membentang seluas 53,83 % dari luas

wilayah.

c. Ketinggian diatas 500 meter–1.000 meter dpl membentang seluas 9,98 % dari

luas wilayah.

d. Ketinggian diatas 1.000 meter dpl membentang seluas 3,73 % dari luas wilayah.

3. Kondisi Geologi

Ditinjau dari jenis tanahnya, Kabupaten Kediri dapat dibagi menjadi 4

golongan, yaitu : regosol coklat keabuan, aluvial kelabu coklat, andosol coklat

kuning, mediteran coklat merah. Jenis tanah regosol coklat, yaitu tanah kering yang

baik dipakai untuk perumahan, daerah perdagangan dan industri. Wilayah Kediri

diapit oleh dua gunung yang berbeda sifatnya, yaitu Gunung Kelud di sebelah

Page 8: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

51

wilayah timur yang bersifat vulkanik dan Gunung Wilis di sebelah Barat yang

bersifat non vulkanik, sedangkan tepat di bagian tengah wilayah Kabupaten Kediri

melintas aliran Sungai Brantas yang membelah wilayah Kabupaten Kediri menjadi

dua bagian, yaitu bagian barat Sungai Brantas dan bagian timur Sungai Brantas.

Karakteristik wilayah Kabupaten Kediri menurut kondisi geologi dibagi menjadi 3

daerah :

a. Bagian barat Sungai Brantas, merupakan perbukitan lereng Gunung Wilis dan

Gunung Klotok, sebagian besar merupakan daerah yang kurang subur.

b. Bagian tengah, merupakan dataran rendah yang sangat subur, melintas aliran

Sungai Brantas dari Selatan ke Utara yang membelah wilayah Kabupaten Kediri.

c. Bagian timur, merupakan perbukitan kurang subur yang membentang dari

Gunung Wilis yang di bagian Utara dan Gunung Kelud di bagian Selatan.

Pola penggunaan lahan di Wilayah Kediri antara lain meliputi areal

persawahan Kabupaten Kediri ditinjau dari pola penggunaan lahannya meliputi

areal lahan persawahan seluas 47.023 Ha (33,93%) dan areal tanah kering seluas

91.582 Ha (66,07%) yang mengandung pasir. Dari kondisi lahan kering tersebut

didominasi oleh perumahan dan tegal,adapun rincian detail pola penggunaan lahan

sebagai berikut :

Page 9: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

52

Tabel 2 Penggunaan Lahan Kabupaten Kediri

Tanah Sawah Tanah Kering Tanah Tandus

Sawah teknis

35.801 Ha (25,83%)

Pekarangan dan

bangunan

30.688 Ha ( 22,14%)

Tanah tandus

2.608 Ha (1,88%)

Sawah setengah teknis

3.977 Ha (2,87%)

Tegal dan kebun

13.555 Ha (9,78%)

Sawah sederhana

5.637 Ha (4,07%)

Hutan negara

13.736 Ha (9,91%)

Sawah tadah hujan

1.037 Ha (0,75%)

Perkebunan rakyat

9.752 Ha (7,04%)

Irigasi Desa

571 Ha (0,41%)

Kolam/empang

25 Ha (0,02%)

Lahan kritis

14.904 Ha (10,75%)

C. Sejarah Pembangunan Monumen Simpang Lima Gumul

Kondisi awal sebelum berdirinya monumen Simpang Lima Gumul

merupakan lahan yang berupa sawah milik warga sekitar dan juga terdapat sejumlah

13 rumah warga dan satu masjid yang berdiri. Sesuai dengan namanya, Simpang

Lima Gumul berawal dari perlimaan yang menghubungkan lima jalur wilayah yang

ada di Kediri dilengkapi dengan lampu merah. Dari arah timur merupakan arah dari

daerah Plosoklaten dan jika dilewati sesuai arah jarum jam, sebelah selatan

merupakan arah dari Pesantren dan jalur Gunung Kelud kemudian dari arah barat

merupakan jalur Kota Kediri dari arah utara merupakan jalur ke Pamenang, Pagu

dan Papar, serta arah yang ke lima merupakan jalur Gurah dan Pare. Simpang Lima

berada di perbatasan Kecamatan Gurah dan Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.

Page 10: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

53

Kemudian pada tahun 2003 pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh Bupati

Sutrisno dan diresmikan pada tahun 2008. Lahan seluas 37 hektar milik warga yang

dibeli dan kini menjadi hak milik pemerintah Kabupaten Kediri dirubah menjadi

kawasan Simpang Lima Gumul.

Pembangunan Simpang Lima Gumul pada awalnya seluas 13 hektar dan

pemerintah melakukan pembebasan lahan sekitar sehingga kini mencapai luas 37

hektar. Awalnya dana yang dibutuhkan untuk pembangunan monumen Simpang

Lima Gumul mencapai Rp. 19.737.202.000,- yang diambil dari Dana Alokasi

Umum (DAU). Dalam proyek pembangunan besar tersebut, Bapak Sutrisno

memilih PT. Triple’s sebagai tim untuk pengerjaannya. Pada tahun 2007 anggaran

dana untuk pembangunan monumen tersebut ditambah sejumlah Rp. 71 miliar yang

berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan untuk tahun berikutnya ditambah

mencapai Rp. 45 miliar.

Kawasan wisata Simpang Lima Gumul merupakan sebuah monumen yang

dibangun setinggi 25 meter dengan panjang 17 meter dan lebar 15 meter serta luas

804 meter persegi ditambah tiga penyangga setinggi 3 meter. Angka – angka dalam

monumen tersebut memiliki arti unik yaitu sebagai lambang hari lahir dan hari jadi

Kabupaten Kediri, 25 Maret 804 Masehi. Relief yang terdapat di pinggir monumen

Simpang Lima Gumul teinspirasi oleh cerita pahlawan Jongko Joyoboyo dimana

dalam masa Kerajaan Kediri abad XII, pahlawan Joyoboyo berkeinginan untuk

menyatukan lima kawasan di Kediri yang jika nantinya terwujud akan membentuk

suatu peradaban baru yang lebih maju.

Page 11: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

54

Hingga saat ini pembangunan kawasan monumen Simpang Lima Gumul

yang dilakukan secara bertahap, masih belum selesai. Dengan bangunan utama

berupa monumen yang menyerupai Arc De Triomphe tersebut kemudian ditambah

dengan beberapa gedung seperti ruang bawah tanah, bank daerah, convention hall,

Gumul Paradise Island, taman hijau, taman bermain dan olahraga, serta masih

menyusul juga gedung lain yang akan dibangun.

D. Gambaran Kawasan Wisata Monumen Simpang Lima Gumul

Kawasan wisata monumen Simpang Lima Gumul memiliki beberapa

tempat yang dapat dijadikan destinasi untuk pengunjung dan dapat dimanfaatkan

keberadaannya, diantaranya terdapat bangunan utama berupa monumen Simpang

Lima Gumul, ada juga pasar Tugu, bank daerah, convention hall, taman hijau,

lapangan basket, skate park, Gumul Paradise Island dengan deskripsi gambaran

sebagai berikut.

1. Monumen Simpang Lima Gumul

Simpang Lima Gumul Berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri,

Simpang Lima Gumul merupakan ikon Kabupaten Kediri yang dapat dijangkau

oleh semua jenis transportasi darat, dan membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit

dari pusat Kota Kediri dengan menggunakan kendaraan bermotor, sedangkan dari

stasiun Kediri dapat ditempuh dengan jarak sekitar 09 KM. Wilayah Simpang Lima

Gumul ini berada di Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri dan Kecamatan

Gurah. Pada hari biasa monumen ini tidak terlalu ramai pengunjung, namun pada

akhir pekan dan hari libur akan lebih padat pengunjung baik dari Kediri maupun

dari luar Kediri.

Page 12: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

55

Di sisi setiap monumen terpahat relief–relief yang menggambarkan tentang

sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada saat ini. Di salah satu

sudut monumen terdapat sebuah arca Ganesha yang menjadi salah satu patung yang

dipuja oleh umat Hindu dengan gelar sebagai Dewa Kebijaksanaan, Dewa

Pengetahuan dan Kecerdasan, Dewa Penolak Bala dan Dewa Pelindung. Di dalam

bangunan monumen terdapat ruang-ruang untuk pertemuan di gedung utama dan

ruang auditorium di lantai atas yang beratapkan mirip kubah (dome), ruang serba

guna di ruang bawah tanah (basement), pada lantai dasar monumen terdapat ruang

penyimpanan replika Prasasti Harinjing, ruang informasi, juga terdapat tempat

penjualan souvenir seperti kaos, gantungan kunci, dan lainnya. Bangunan ini juga

memiliki tiga akses jalan bawah tanah untuk menuju monumen yang terhubung

dengan tempat parkir kendaraan, sehingga memudahkan pengunjung untuk menuju

monumen tanpa perlu menyebrangi jalan raya.

2. Pasar Tugu

Gambar 3. Pasar Tugu di Barat Monumen

Page 13: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

56

Pasar Tugu ini berada di sebelah barat monumen Simpang Lima Gumul.

Setelah dari parkiran, pengunjung dapat berjalan kaki sejauh 20 meter untuk

menuju lokasi ini. Pasar Tugu merupakan destinasi wisata kuliner yang menjual

berbagai makanan, baik dari makanan berat sampai makanan ringan. Terdapat pula

makanan tradisonal khas Kediri seperti nasi sambal tumpang, yaitu nasi yang

disajikan dengan sayur dan sambal yang diolah berasal dari tempe busuk dengan

bumbu rempah, udang kering dan santan. Terdapat pula makanan khas Kediri

lainnya yaitu olahan bekicot yang dimasak dengan bumbu pedas, olahan sate, dan

keripik, makanan tradisional lain yang dijual di tempat ini adalah nasi jagung

goreng. Pasar Tugu buka setiap hari mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 22.00

WIB pada hari senin sampai Jumat, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu

pedagang mulai membuka usaha mereka pada pukul 06.00 WIB hingga pukul 24.00

WIB.

3. Convention Hall

Gambar 4. Gedung Convention Hall SLG Kediri

Page 14: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

57

Gedung ini berlokasi di ujung barat dari monumen Simpang Lima Gumul.

Berdiri diatas lahan seluas 6.534 m2 dan mampu menampung sebanyak 6000 orang

dan terdiri dari dua lantai. Convention hall dibangun dengan fasilitas ruang VIP,

sub hall, main hall, service area, toilet, dan ruang prasmanan Gedung ini merupakan

salah satu gedung serba guna yang sering digunakan oleh pemerintah Kabupaten

Kediri dan kedinasan untuk melaksanakan kegiatan seperti job fair, pertemuan dan

rapat, seminar, seleksi duta pariwisata Inu Kirana, pameran kesenian, dan dapat

pula disewakan untuk umum dengan tarif mulai dari Rp. 15.000.000,-.

Pada tahun 2018 lalu, gedung ini digunakan sebagai lokasi tes CPNS, tes

tersebut dilakukan secara langsung dengan sistem marathon. Mulai pagi hingga sore

hari. Dalam sehari dilakukan lima kali tes. Sekali tes, ada sekitar 300 peserta

lengkap komputernya. Artinya dalam sehari hanya bisa digunakan untuk seribu

lima ratus orang saja. Jika pelamarnya mencapai 10.000 orang, berarti dibutuhkan

waktu sekitar satu minggu untuk menyelesaikannya, sedangkan tes CPNS terdapat

dua gelombang. Khusus untuk Kabupaten Kediri, kebutuhan lowongan CPNS

tahun 2018 lalu lebih banyak untuk tenaga guru. Sebab, kebutuhan tenaga pengajar

tergolong besar. Selama ini Kabupaten Kediri masih kekurangan tenaga guru. Yang

kedua adalah tenaga kesehatan. Sedangkan yang paling sedikit adalah kebutuhan

tenaga teknis. Tenaga teknis ini sendiri adalah tenaga yang mendukung proyek

infrastruktur. Momen seleksi PNS yang berlokasi di gedung convention hall

tersebut menjadi salah satu pemanfaatan gedung yang multifungsi.

Page 15: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

58

4. Taman Hijau

Gambar 5. Taman Hijau SLG Kediri

Taman Hijau merupakan taman yang baru diresmikan pada bulan maret

tahun 2017 dan berlokasi di sebelah barat sekitar 50 meter dari pasar Tugu. Taman

hijau berisi tanah lapang yang ditanami rumput, sungai kecil buatan yang

dilengkapi dengan ikan hias, air mancur, terdapat pula tempat duduk dengan atap,

menara tangga setinggi 20 meter, jembatan dan tempat untuk pijat refkejsi kaki dari

batu – batuan. Di sebelah utara dari taman ini terdapat kepala kereta pengangkut

tebu dilengkapi dengan rel kereta sebagai hiasan tambahan dari taman hijau, salah

satu poin yang menarik dari taman hijau ini adalah terdapat fasilitas jalur khusus

bagi pengguna kursi roda sehingga dapat memudahkan pengunjung yang memiliki

kebutuhan khusus yang ingin mampir ke taman hijau di kawasan wisata monumen

Simpang Lima Gumul.

Page 16: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

59

Untuk masuk ke kawasan taman hijau tersebut tidak terdapat tiket masuk,

jadi semua pengunjung dapat masuk secara gratis tanpa perlu membayar tiket,

namun bagi pengunjung yang membawa kendaraan bermotor akan dikenakan biaya

parkir dengan tarif Rp. 3.000,- untuk kendaraan roda dua dan Rp. 5.000,- untuk

kendaraan roda empat. Taman hijau dapat dikunjungi oleh pengunjung setiap

harinya untuk berwisata maupun untuk olahraga. Setelah resmi dibuka hingga saat

ini taman hijau menjadi destinasi yang banyak diminati oleh pengunjung setelah

mengunjungi monumen Simpang Lima Gumul.

5. Lapangan Basket

Gambar 6. Lapangan Basket di Utara Taman Hijau

Simpang Lima Gumul juga dilengkapi dengan fasilitas lapangan basket

untuk salah satu tempat olahraga bagi pengunjung atau siapapun yang ingin

menggunakan tempat tersebut. Lapangan basket ini terletak disebelah utara taman

Page 17: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

60

hijau dan sebelah selatan dari skate park. Pada awal pekan dan hari biasa lapangan

ini sepi atau jarang digunakan, namun pada akhir pekan akan lebih ramai pengguna.

Lapangan basket ini sering dipakai pada sore hari hingga malam hari, rata – rata

yang menggunakan lapangan ini adalah dari kalangan pelajar dengan tim basket

mereka untuk melakukan sparing atau hanya untuk bermain biasa. Namun bagi

pengunjung yang ingin menggunakan lapangan basket di kawasan wisata monumen

Simpang Lima Gumul ini harus membawa bola basket mereka sendiri untuk bisa

bermain basket.

6. Skate Park

Gambar 7. Skate Park di Utara Lapangan Basket

Disebelah utara tepat dari lapangan basket terdapat skate park, kawasan ini

lebih dulu selesai dibangun pada tahun 2014. Dengan warna dasar cat merah,

tempat ini mulai didatangi oleh pengunjung yang bermain skateboard pada sore

hari mulai pukul 16.00 WIB. Terdapat pula komunitas skateboard yang biasa

menunjukkan aksi mereka dan berlatih untuk meningkatkan skill dalam bermain

papan seluncur tersebut yang rata – rata usia mereka berkisaran antara 20 tahun.

Page 18: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

61

Selain digunakan sebagai skateboard, lapangan ini juga seringkali digunakan oleh

pemuda yang berlatih di arena tersebut dengan menggunakan sepeda BMX. Pada

akhir pekan ketika ramai pengunjung, biasanaya lapangan ini digunakan oleh anak

– anak sebagai tempat untuk bermain seluncur ketika tidak ada pengunjung yang

menggunakan sakteboard mereka, namun anak – anak yang bermain di tempat

tersebut masih dalam awasan dari orang tua mereka.

7. Gumul Paradise Island

Gambar 8. Gumul Paradise Island

Kawasan wisata monumen Simpang Lima Gumul juga memiliki destinasi

untuk olahraga dan wisata berupa kolam renang. Tempat ini berada di ujung utara

dan di seberang timur taman hijau, untuk memasuki kawasan ini dikenakan tarif

sebesar Rp.30. 000,- pada akhir pekan dan Rp. 15.000,- pada hari biasa, kawasan

ini dibuka pada hari Selasa hingga hari Minggu dan tutup pada hari Senin untuk

dilakukan pembersihan lokasi. Pengunjung dapat datang dan bermain di Gumul

Page 19: BAB III SETTING LOKASI PENELITIANeprints.umm.ac.id/56178/4/BAB III.pdframalan Raja Kediri pada abad ke 12 yaitu Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso dalam kitabnya Jongko Joyoboyo yang menyebutkan

62

Paradise Island pada jam tertentu sesuai jam operasional, pada hari Selasa sampai

Kamis dibuka pada pukul 09.00 WIB – 17.00 WIB, pada hari Jumat pukul 10.00

WIB – 17.00 WIB dan pada hari Sabtu dan Minggu pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB.

Fasilitas yang ditawarkan dari Gumul Paradise Island ini diantaranya adalah flying

fox, fun boomerang, speedslide, bodyslide, dan kolam jamur.