bab iii proses penyelidikan kasus a. identifikasi...

23
20 BAB III PROSES PENYELIDIKAN KASUS Layanan dan bimbingan siswa ini memiliki beberapa tahapan yang dilakukan oleh praktikan dalam memberikan bantuan kepada klien yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Tahapan-tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. A. IDENTIFIKASI KASUS Identifikasi kasus merupakan langkah awal yang dilakukan oleh praktikan dalam melaksanakan layanan dan bimbingan siswa. Identifikasi kasus sendiri adalah usaha mengenal, mengetahui, dan memahami jenis masalah yang dialami oleh klien, yang dalam hal ini adalah siswa. Tujuan identifikasi kasus ini adalah untuk untuk mengumpulkan data-data klien sebagai proses awal untuk memahami masalah yang dihadapi oleh klien sehingga praktikan dapat menentukan faktor apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut dan pada akhirnya mampu mengatasinya dengan baik. Adapun langkah yang dilakukan dalam identifikasi kasus adalah sebagai berikut: 1. Mengamati sikap dan tingkah laku siswa selama mengikuti jam pelajaran dan di luar pelajaran. 2. Melihat hasil belajarnya melalui ulangan harian. 3. Mencari informasi dari teman sekelasnya. 4. Mencari informasi tentang prestasi belajarnya dari wali kelas

Upload: duonglien

Post on 30-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

20

BAB III

PROSES PENYELIDIKAN KASUS

Layanan dan bimbingan siswa ini memiliki beberapa tahapan yang dilakukan

oleh praktikan dalam memberikan bantuan kepada klien yang mengalami kesulitan

dalam belajarnya. Tahapan-tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

A. IDENTIFIKASI KASUS

Identifikasi kasus merupakan langkah awal yang dilakukan oleh praktikan

dalam melaksanakan layanan dan bimbingan siswa. Identifikasi kasus sendiri adalah

usaha mengenal, mengetahui, dan memahami jenis masalah yang dialami oleh klien,

yang dalam hal ini adalah siswa. Tujuan identifikasi kasus ini adalah untuk untuk

mengumpulkan data-data klien sebagai proses awal untuk memahami masalah yang

dihadapi oleh klien sehingga praktikan dapat menentukan faktor apa yang

menyebabkan terjadinya masalah tersebut dan pada akhirnya mampu mengatasinya

dengan baik. Adapun langkah yang dilakukan dalam identifikasi kasus adalah sebagai

berikut:

1. Mengamati sikap dan tingkah laku siswa selama mengikuti jam pelajaran dan di

luar pelajaran.

2. Melihat hasil belajarnya melalui ulangan harian.

3. Mencari informasi dari teman sekelasnya.

4. Mencari informasi tentang prestasi belajarnya dari wali kelas

21

Melalui langkah-langkah identifikasi kasus, setelah dilihat dan diamati siswa

mengalami kesulitan belajar, ini dibuktikan dari nilai beberapa mata pelajaran yang

kurang memuaskan atau masih dibawah kriteria nilai. (dapat dilihat pada lampiran

nilai Raport).

B. ANALISIS DATA

Tahap analisis data adalah tahap pengumpulan data dan pengorganisasian data

dengan baik yang berupa data pribadi maupun data tentang lingkungan sekitarnya

secara menyeluruh.

Untuk mengetahui informasi tentang klien secara lebih mendalam, diperlukan

data yang akurat dan lengkap. Untuk itu diperlukan berbagai teknik pengumpulan

data antara lain angket, observasi, dokumentasi, wawancara, dan check list. Namun,

mengacu pada kode etik layanan dan bimbingan siswa maka data siswa bersifat

rahasia sehingga segala informasi yang menyangkut identitas diri siswa dan orang tua

dibuat fiktif.

Dalam layanan dan bimbingan siswa ini, praktikan memilih siswa kelas VII-

A, karena praktikan mengajar di kelas tersebut sehingga klien mudah dipantau.

Selama mengikuti pelajaran, klien sering bercanda/ramai, pada saat-saat tertentu klien

sering terlihat melamun yang menyebabkan klien tidak konsentrasi pada pelajaran,

dan tidak bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran sehingga nilai-nilai klien selalu

kurang memuaskan. Berdasarkan kenyataan di atas, praktikan merasa perlu

melakukan identifikasi lebih jauh mengenai data-data klien sehingga nantinya dapat

memecahkan masalah yang dihadapi klien. Berikut merupakan data-data angket, hasil

observasi, dokumentasi serta wawancara praktikan bersama klien.

22

1. Identitas Klien Berdasarkan Angket

a. Identitas klien (siswa)

Nama : Aldi Fairus (fiktif)

Nama Panggilan : Aldi

Tempat tanggal lahir : Malang, 12 Februari 1994

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pelabuhan Ketapang RT. 03 RW. 04 Sukun Malang

b. Identitas orang tua

Nama Ayah : Rhoma Irama (fiktif)

Tempat tanggal lahir : Malang, 08 Juli 1971

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Pelabuhan Ketapang RT. 03 RW. 04 Sukun Malang

Nama Ibu : Yatti Oktavia (fiktif)

Tempat tanggal lahir : Malang, 03 Mei 1970

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Pelabuhan Ketapang RT. 03 RW. 04 Sukun Malang

23

c. Riwayat Pendidikan Klien

Riwayat pendidikan klien dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tahun TK SD SMP

Tahun masuk 1998 2000 2007

Tahun keluar 2000 2007 ......

Tempat

sekolah

Aisyiyah Bustanul

Atfal 28

Bakalan Krajan 2 SMPN 17 Malang

Lama belajar 2 Tahun 7 Tahun ......

d. Kegiatan Belajar Klien

Waktu belajar : Malam hari

Lama belajar rata-rata : 30 Menit

Partner belajar : -

Tempat belajar : Kamar

Dari data kegiatan belajar klien di atas, praktikan dapat menyimpulkan

bahwa klien malas belajar, ditunjukkan dengan durasi belajar yang hanya ½ -1

jam per hari. Belajar klien tidak ditemani oleh orang tua sehingga tidak ada

yang mengawasi. Selain itu, klien juga tidak mengikuti kursus di luar sekolah

sehingga juga kurang mendapatkan pengayaan yang lebih selain dari sekolah.

24

2. Identitas Klien Berdasarkan Daftar Cek Masalah (DCM /Problem Check List

(PCL)

Daftar Check Masalah atau Problem Check List adalah sebuah daftar

kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan

masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang yang menyangkut keadaan

pribadi individu, seperti sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan,

kondisi rumah dan keluarga, dan lain-lain (Hidayah, 1998:55).

Dari hasil Daftar Check Masalah yang telah diisi oleh klien pada lampiran 1,

dapat diketahui bahwa klien mengalami masalah sebagai berikut.

➢ Aspek Masalah Kesehatan

1. Kurang/tidak dapat tidur

2. Merasa lelah dan tidak semangat

3. Kurang hawa segar

4. Sering gemetar dan keluar keringat

5. Mudah kaget dan gugup

6. Perut saya sering terganggu

➢ Aspek Masalah Kehidupan Ekonomi

1. Ibu/Saudara ikut membantu mencari penghasilan tambahan

2. Saya tidak ingin orang tua terlalu mengekang

➢ Aspek Masalah Keluarga

1. Saya adalah anak sulung

2. Selalu bertengkar dengan kakak/adik

3. Pertengkaran ayah dan ibu menganggu pikiran saya

25

4. Orang tua kurang memperhatikan saya

5. Orang tua mencampuri urusanku

6. Sukar menyesuaikan diri dengan ayah

7. Di rumah saya merasa kurang senang

8. Kehidupan di rumah kurang teratur

➢ Aspek Masalah Agama dan Moral

1. Malas beribadah

2. Tidak sungguh-sungguh mengerjakan ibadah

3. Kurang merasakan manfaat ibadah

4. Sering berkata dusta

5. Sering mengingkari janji

6. Sering tidak mengakui kesalahan

7. Sering iri hati

8. Ucapan dan perbuatan sering tidak sesuai

9. Sering mengambil barang orang lain

10. Sering mempermainkan orang lain

11. Kurang dapat toleransi dengan agama lain

12. Mudah merasa iba terhadap penderitaan orang lain

13. Merasa hormat kepada orang yang lebih tua

14. Merasa hormat dengan wanita

15. Ada perasaan senang menceritakan hal-hal yang berbau porno

16. Sangat senang bergaul dengan pria/wanita yang uval-ugalan

26

➢ Aspek Masalah Pribadi

1. Merasa rendah diri

2. Senang merasa curiga dengan orang lain

3. Bersikap dingin dalam bergaul

4. Merasa pesimis (tidak punya harapan)

5. Saya ingin lebih menarik

6. Kurang bisa menghargai orang lain

7. Merasa lebih dari orang lain

8. Ingin selalu dihargai

➢ Aspek Masalah Hubungan Sosial Berorganisasi

1. Suka bergaul

2. Senang menjadi pusat perhatian

3. Tidak berminat pada organisasi

4. Mudah tersinggung

5. Sering bertentangan pendapat dengan orang lain

6. Sukar menerima kekalahan

7. Selalau ingin berkuasa dalam pergaulan

8. Mudah merasa malu

9. Mudah marah

10. Sering tidak sabar

11. Sering tidak menepati janji

12. Tidak dapat menerima kritikan

13. Lebih senang menjadi anggota daripada ketua

➢ Aspek Masalah Rekreasi/Hobi dan Penggunaan Waktu

1. Suka berolahraga tapi tidak ada desempatan

2. Lebih suka buku-buku hiburan daripada buku pelajaran

27

3. Setiap ada film baru saya nonton

4. Salah satu keluargaku selalu menghalangi hobiku

5. Kesenangan membaca majalah/komik sering menghabiskan waktu belajar

6. Habis waktuku untuk nonton TV

7. Waktu saya banyak terpakai untuk menuruti keinginan/hobi saya

8. Waktu saya habis untuk ngobrol

➢ Aspek Masalah Penyesuaian Terhadap Sekolah

1. Sering meninggalkan pelajaran

2. Sering membolos

3. Ingin pindah kelas lain

4. Ingin pindah sekolah

5. Sering merasa cemas jika ada ulangan

6. Bahan pelajaran sukar dikuasai

7. Ada beberapa pelajaran yang tidak saya senangi

8. Pelajaran di sekolah ini terlalu membosankan

9. Merasa kurang dimengerti oleh guru

10. Peraturan sekolah terlalu menekan

11. Beberapa mata pelajaran kuanggap tidak perlu

12. Di sekolah tidak dapat memusatkan konsentrasi

13. Di dalam kelas saya sering melamun

14. Saya sering datang terlambat

15. Seorang kawan selalu menjengkelkan saya

➢ Aspek Masalah Penyesuaian terhadap Kurikulum

1. Pelajaran di sekolah terlalu berat

2. Saya takut terhadap ulangan

3. Saya tidak suka belajar

4. Saya tidak berminat terhadap buku

5. Saya sering mendapat angka rendah

6. Saya tidak senang belajar bersama

28

7. Sering khawatir kalau-kalau mendapat giliran maju ke depan kelas

8. Sering mendapatkan kesukaran dalam menyelesaikan pekerjaan rumah

9. Pelajaran yang bersifat hitungan sukar bagiku

10. Merasa segan membaca buku perpustakaan

➢ Aspek Masalah Masa Depan yang Berhubungan dengan Jabatan

1. Sukar menetapkan pilihan sekolah tamatan

2. Merasa pesimis

3. Terhadap hari depan ragu karena sulitnya mencari pekerjaan

4. Khawatir nantinya tidak dapat mandiri

5. Ingin mengetahui bakat dan kemampuan diri

6. Bingung menentukan sikap setelah lulus nanti

7. Sering berdebar-debar jika mengingat masa depan

8. Ayah ibu ikut campur dalam mengarahkan cita-cita.

➢ Aspek Masalah Kebiasaan Belajar

1. Belajar kalau ada ulangan

2. Belajar tidak teratur waktunya

3. Belajar hanya waktu malam hari

4. Sukar memusatkan perhatian waktu belajar

Mengenai kebiasan klien dalam belajar, data didapatkan dari check list

kebiasaan belajar pada lampiran 2 yang dijelaskan sebagai berikut.

• Saya mempunyai tempat belajar

• Saya sering latihan soal-soal pelajaran di rumah

• Saya biasa membaca soal ulangan lebih dahulu daripada baru kemudian

mengerjakan soal yang lebih mudah, baru lainnya

• Saya ingin tahu cara belajar yang efisien

• Saya belajar kalau mengahadapi ujian

29

• Saya belajar kalau disuruh

• Pembagian waktu belajar saya kurang baik

• Kegiatan di luar sekolah menganggu belajar saya

• Saya lebih suka nonton TV daripada relajar

• Buku catatan pelajaran saya tidak menarik untuk dibaca

• Setelah dibaca berulang-ulang, saya baru mengerti isi pelajaran

• Saya hanya dapat belajar dengan baik jika mendengarkan radio/tape

• Karena tidak suka dengan mata pelajaran tertentu saya malas relajar

• Saya tidak mau belajar jika tidak suka gurunya

• Saya mengalami kesulitan pelajaran yang berhubungan dengan menghitung

• Saya sering menyelesaikan tugas tidak tepat pada waktunya

3. Identitas Klien Berdasarkan Observasi

Selama mengajar sebagai guru Geografi dan Sejarah di kelas klien, praktikan

telah melakukan pengamatan terhadap kebiasaan belajar klien di kelas. Berikut

merupakan hasil observasi tentang klien.

• Klien sering kehilangan konsentrasi saat pelajaran berlangsung ditandai

dengan pada setiap kali klien ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan klien

selalu tidak dapat menjawabnya.

• Klien sering terlihat mencontek jawaban teman sebangku baik dalam

menyelesaikan tugas maupun saat mengikuti ulangan (selalu menggantungkan

pada teman sebangkunya)

• Klien sering bercanda (ramai sendiri) ketika proses pembelajaran berlangsung

30

• Klien sekali waktu terlihat melamun sehingga mengganggu konsentrasi

belajar

• Klien sering tidak bersifat aktif dalam kegiatan diskusi dan selalu

menggantungkan pada teman

• Klien sering terlihat beberapa kali mengganggu teman-temannya pada saat

kegiatan pembelajaran berlangsung

Kebiasaan-kebiasaan klien di atas sangat berpengaruh terhadap prestasi klien

dalam penguasaan materi pelajaran yang disampaikan guru praktikan. Walaupun

klien mendapatkan nilai yang cukup bagus untuk penugasan individu tetapi

sebenarnya hasil tersebut bukan murni pekerjaan klien sendiri (tetapi klien

menyontek jawaban teman sebangkunya), sehingga ketika klien ditanya secara lisan

tentang materi yang telah diajarkan hasilnya, klien mengalami kesulitan dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan guru praktikan.

4. Identitas Klien Berdasarkan Wawancara

Selain melalui cara pengisian angket dan observasi, data atau informasi dari

klien juga diperoleh dari wawancara yang telah dilakukan beberapa kali oleh

praktikan terhadap klien. Dari wawancara diperoleh berbagai informasi tentang klien.

Klien merupakan anak sulung dalam keluarganya, yang mempunyai 2 orang

adik. Perhatian dari orang tua terutama dari Ibu menjadikan klien cenderung dekat

dengan sang ibu daripada ayahnya, hal ini disebabkan karena ayahnya bekerja

sebagai sopir sehinggadi waktu bersama di rumah bersama klien kurang. Sebagimana

orang tua pada umumnya selalu mengharapkan yang terbaik untuk anaknya, demikian

31

dengan orang tua klien menginginkan klien kelak menjadi anak yang berbakti kepada

kedua orang tua dan sukses dalam hidupnya, tetapi klien mempunyai hobi jalan-jalan

bersama teman-temannya daripada belajar di bangku sekolah. Perbedaan pendapat

tentang cita-cita antara orang tua dan klien mengakibatkan klien merasa terkekang,

tidak kerasan di rumah, klien sering beranggapan orang tua menghalangi dan terlalu

ikut campur dalam masa depannya.

Mengenai kebiasaan belajar, klien hanya menggunakan sedikit waktunya

untuk belajar yaitu 1/2-1 jam perhari dan menghabiskan waktunya untuk bermain

bersama teman-teman di luar bangku sekolah. Pergaulan bersama-sama teman diluar

terkadang membuat klien lupa waktu dan sering pulang malam. Sesampainya di

rumah orang tua klien sering mengeluh dan memarahi klien.

Dalam pelajaran Geografi khususnya, klien mengalami kesulitan terutama

dengan soal perhitungan skala, karena ada rumus yang harus dihafalkan. Dan klien

tidak menyukai pelajaran yang menggunakan rumus.

Berdasarkan hasil wawancara dengan teman klien, klien sangat pasif dalam

mengerjakan tugas terutama tugas dalam kelompok. Klien sering menggantungkan

hasil pekerjaan pada teman sekelompoknya. Hal ini juga dipngaruhi oleh

ketidaksukaan klien terhadap pelajaran . Mengenai pelajaran yang disukai, klien

meyukai pelajaran Seni dan Bahasa Indonesia karena klien menyukai cara mengajar

guru Seni, tetapi tidak suka pada cara mengajar guru Bahasa Indonesia. Tetapi klien

mengalami kesulitan dalam penguasaan materi untuk mata pelajaran Matematika dan

IPA karena harus menghafalkan rumus-rumus yang sangat banyak.

32

5. Identitas Klien Berdasarkan Dokumentasi

Berdasarkan catatan nilai yang dimiliki oleh guru, prestasi atau pencapaian

klien terhadap mata pelajaran Geografi dan Sejarah adalah sebagai berikut.

Rekapan Nilai Mata Pelajaran Geografi

No Penilaian Nilai Rata-rata

1

Tugas

a. Tugas 1

b. Tugas 2

c. Tugas 3

d. Tugas 4

50

50

100

57,2

64,3

2

Post Test

- Post Test 1 70 70

3

Ulangan Harian

a. Ulangan Harian 1

b. Ulangan Harian 2

35

45

40

Rekapan Nilai Mata Pelajaran Sejarah

No Penilaian Nilai Rata-rata

1

Tugas

a. Tugas 1

b. Tugas 2

65

80

72,5

2

Diskusi

a. Diskusi 1

b. Diskusi 2

75

70

72,5

33

4

Ulangan Harian

a. Ulangan Harian 1

54 54

C. SINTESA

Sintesa masalah adalah pemilihan terhadap data atau informasi yang tersedia

kemudian dipilih sesuai dengan kebutuhan klien yang mempunyai masalah.

Rangkuman dan penyusunan data atau informasi yang tersedia tentang kelebihan dan

kekurangan klien.

a. Kelebihan Klien

• Walaupun pasif, Klien menyukai pelajaran Seni dan pelajaran yang tidak

berhubungan dengan rumus

• Walaupun suka mengganggu teman-temanya ketika di kelas, tetapi klien

sangat menghargai guru yang mengajar dan orang yang lebih tua

• Nilai Diskusi harian cukup bagus, karena klien suka bicara/merespon guru IPS

pada saat pelajaran Sejarah

• Klien mempunyai gambaran yang jelas kemana setelah lulus dari SMP Negeri

17 Malang, yaitu ke STM Nasional

b. Kekurangan Klien

• Klien sulit berkonsentrasi saat menerima pelajaran dan cenderung ramai

sendiri saat pelajaran berlangsung dan sering terlihat mengganggu teman

lainnya

• Klien sering menggantungkan tugas dan ulangan harian pada teman

sebangku/menyontek

34

• Klien pada saat tertentu terlihat sering melamun pada saat pembelajaran

berlangsung

• Klien mengalami kesulitan jika mempelajari mata pelajaran yang bersifat

menghafal rumus, seperti Matematika dan IPA

• Klien tidak dapat membagi waktu luangnya untuk belajar karena klien lebih

suka bermain bersama teman-temannya daripada belajar

• Pada saat pembelajaran berlangsung klien sering mengganggu temannya

D. DIAGNOSA

Diagnosa adalah suatu langkah untuk mencari, menemukan dan menentukan

factor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah. Tujuan diagnosa adalah untuk

mengetahui letak kesulitan, jenis kesulitan dan mengetahui latar belakang kesulitan

siswa. Oleh karena itu akan dijabarkan dibawah ini:

1. Lokasi Kesulitan Belajar

Setelah melakukan berbagai pengumpulan data dan dilakukan analisis

terhadap data yang masuk, maka praktikan dapat menyimpulkan lokasi kesulitan

belajar siswa dalam pelajaran secara umum dan bidang studi Geografi dan Sejarah

secara khusus yaitu sebagai berikut.

a. Masalah belajar

• Secara umum, kesulitan belajar klien terletak pada mata pelajaran yang di

dalamnya terdapat unsur hafalan rumus seperti Matematika dan IPA. Klien

malas untuk menghafal sesuatu terutama yang menyangkut pelajaran.

35

• Klien sering telihat mengganggu temannya pada saat pembelajaran

berlangsung

• Klien merasa sulit konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Dia sering

ramai saat pembelajaran berlangsung

• Klien mudah menyerah saat mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dia

selesaikan. Sehingga pada akhirnya klien akan menggantungkan diri pada

pekerjaan temannya.

• Klien sekali waktu terlihat melamun saat proses pembelajaran berlangsung

• Klien tidak dapat membagi waktu luangnya untuk belajar

Kesulitan belajar klien yang berasal dari dirinya sendiri sangat berpengaruh

terhadap prestasi dan pemahamannya pada pelajaran. Faktor intern banyak

muncul dalam masalah ini.

b. Masalah sosial

Selain masalah belajar, masalah sosial juga menentukan lokasi kesulitan

belajar siswa. Beberapa masalah sosial yang menjadi lokasi kesulitan belajar klien

antara lain:

• Klien kurang bisa bekerja sama dengan temannya terutama pada saat tugas

kelompok.

• Klien banyak menggantungkan diri pada pekerjaan temannya.

• Klien sering bertentangan pendapat dengan orang lain

• Klien mudah terpengaruh dalam pergaulan teman-teman di luar bangku

sekolah

36

2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Faktor yang menyebabkan timbulnya masalah kesulitan belajar siswa dapat

berasal dari faktor intern maupun faktor ekstern. Berikut dijelaskan tentang

faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah kesulitan belajar klien.

a. Faktor Intern

Berdasarkan check list dan wawancara yang dilakukan terhadap klien, maka

praktikan dapat menyimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor intern yang

mempengaruhi belajar klien antara lain:

• Secara umum, kesulitan belajar klien terletak pada mata pelajaran yang di

dalamnya terdapat unsur hafalan rumus seperti Matematika dan IPA. Klien

malas untuk menghafal sesuatu terutama yang menyangkut pelajaran.

Selain itu menurut klien metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran juga sangat berpengaruh.

• Klien sering menggaggu teman-temannya pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung

• Klien merasa sulit konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Sekali waktu

klien terlihat melamun saat kegiatan pembelajaran berlangsung

• Klien mudah menyerah saat mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dia

selesaikan. Sehingga pada akhirnya klien akan menggantungkan diri pada

pekerjaan temannya.

• Klien tidak dapat membagi waktu luangnya untuk belajar

37

b. Faktor Ekstern

Sedangkan faktor ekstern yang dapat praktikan simpulkan dari check list

dan wawancara antara lain:

• Klien sering mengikuti ajakan temannya untuk bermain saat jam-jam

belajar di rumah / mudah terpengaruh teman.

• Klien sering bertetangan pendapat dengan orang lain.

• Klien merasa terkekang karena menurutnya orang tua klien terlalu

menggekang dan ikut campur dalam kehidupannya.

E. PROGNOSA

Setelah memahami masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh klien, maka

langkah selanjutnya adalah mempersiapkan bantuan-bantuan apa yang akan diberikan

untuk membantu masalah klien. Prognosa adalah langkah memprediksi kemungkinan

yang akan terjadi apabila siswa yang mempunyai masalah segera diberi bantuan dan

apabila tidak segera diberi bantuan yang akan diberikan adalah Bimbingan Konseling

(BK) dan hal-hal yang disepakati bersama dengan siswa. Tujuannya adalah untuk

menyelesaikan masalah belajar klien sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajarnya dan proses belajar akan berlangsung dengan baik.

Dalam masalah ini, praktikan berusaha memberikan solusi atas segala hal

yang menjadi hambatan belajar klien. Beberapa bantuan yang akan diberikan adalah

sebagai berikut.

1. Untuk menumbuhkan motivasi belajar, maka konseling secara individual akan

dilakukan terhadap klien. Klien akan diberi pengertian-pengertian tentang hak dan

38

kewajiban sebagai siswa, hak dan kewajiban seorang anak terhadap orang tua,

serta tanggung jawab diri terhadap penentuan masa depan yaitu kemana tujuan

hidupnya akan diarahkan.

2. Memberikan keyakinan kepada klien bahwa setiap manusia memiliki kemampuan

dan bakat masing-masing sehingga klien tidak perlu lagi cemas dan ragu akan

kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian, klien akan mendapatkan

kembali rasa percaya dirinya dalam mengerjakan sesuatu.

3. Memberikan pengertian tentang pentingnya belajar dan ilmu pengetahuan dan

meyakinkan bahwa semua ilmu tidak ada yang sia-sia. Semua ilmu yang

diberikan di sekolah memiliki tujuan masing-masing dan mempunyai manfaat

dalam bidang-bidang kehidupan.

4. Memberikan dorongan kepada klien agar klien selalu bertanya tentang apa yang

kurang jelas dimengerti secara langsung kepada guru, siswa lain yang lebih bisa,

atau kakak kelas.

5. Memberikan saran kepada klien agar membuat jadwal belajar di rumah sehingga

kegiatan belajarnya teratur dan akan meningkatkan prestasi belajarnya.

6. Meminta klien untuk melakukan kegiatan belajar sesuai dengan cara apa yang

disukainya misalnya sambil mendengarkan musik atau belajar di tempat yang

tenang sehingga klien akan dapat berkonsentrasi dan menikmati belajarnya. Siswa

diberikan bimbingan cara memanfaatkan waktu disekolah dan dirumah. Selain itu

siswa juga memerlukan cara pemanfaatan waktu dan cara menggunakan waktu

secara baik.

39

7. Membantu belajar klien secara langsung pada saat waktu luang atau saat istirahat

atau bahkan secara home visit.

8. Memberikan pengertian kepada klien agar dapat bekerja sama dengan teman-

temannya ketika menyelesaikan tugas secara berkelompok karena pekerjaan akan

lebih mudah dan cepat jika dikerjakan secara bersama-sama.

9. Memberikan gambaran kepada klien dalam bergaul, bahwa dalam pergaulan kita

juga harus mampu membedakan mana pergaulan yang bernilai positif dan mana

pergaulan yang bernilai negatif. Klien diberikan dampak negatif akibat pergaulan

yang salah.

10. Memberikan masukan kepada klien untuk bisa menghargai teman-temannya.

11. Memberikan dorongan untuk tetap dekat kepada Allah SWT, dengan melakukan

apa yang menjadi perintahNYA dan menjauhi apa yang menjadi laranganNYA.

F. TREATMENT (Pemberian Bantuan)

Penanganan masalah belajar siswa harus sesegera mungkin dilakukan karena

akan mempengaruhi pencapaian belajarnya. Bila masalah belajar siswa/klien terjadi

berlarut-larut, maka proses belajar akan terganggu sehingga tujuan pembelajaran

tidak akan berhasil. Untuk mengatasinya, setelah menemukan masalah serta penyebab

terjadinya masalah, maka dilakukan usaha pemberian bantuan belajar antara lain:

Bantuan masalah belajar dan pembagian waktu

Masalah ini merupakan masalah utama yang disalami siswa sehingga

diperlukan pemecahan yang tepat agar masalah ini segera dapat diatasi. Adapun

beberapa bantuan yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut :

40

1. Klien diberikan motivasi agar dia mau menjalankan tugasnya sebagai pelajar

yaitu belajar

2. Memberikan cara untuk melakukan belajar yang efisien. Dengan selalu mematuhi

jadwal belajar yang telah dibuat klien sendiri

3. Memberikan motivasi untuk selalu bertanya mengenai pelajaran yang tidak

dimengerti

4. Memberikan pengerahan tentang pentingnya belajar, baik untuk dirinya sendiri,

orang tua, dan bangsa

5. Menyarankan siswa untuk mengurangi waktu bermain dengan temannya (di luar

bangku sekolah), sehingga waktu belajar di malam hari tersita untuk bermain

bersama teman-temannya.

6. Menyarankan siswa untuk membaca ulang materi yang telah diberikan guru di

sekolah, Setelah pulang sekolah menjelang istirahat siang hendaknya diselingi

dengan membaca materi yang telah diperoleh di sekolah

Bimbingan masalah pribadi dan masalah sosial

1. Memberikan pengertian kepada klien bahwa harapan orang tua, supaya klien

menjadi orang yang sukses dan sejahtera, serta sukses untuk kehidupan rumah

tangganya kelak adalah benar karena setiap orang tua menginginkan yang terbaik

untuk anak-anaknya

2. Memberikan dorongan kepada klien bahwa setiap bakat yang kita miliki harus

dikembangkan selama tidak menyalahi aturan hukum dan agama

41

3. Memberikan pengertian bahwa dalam berteman harus tahu mana yang baik dan

mana yang menjerumuskan kepada kehancuran. Untuk itu yang baik boleh kita

ikuti tetapi yang buruk sebaiknya kita tinggalkan

4. Memberikan nasehat agar dapat menghargai pendapat orang lain, sekalipun

pendapat orang lain berbeda dengan kita. Karena setiap manusia memiliki

pemikiran yang berbeda terhadap suatu hal

5. Memberikan nasehat untuk tidak pernah lupa akan kewajiban seorang muslim

(sholat, mengaji, dan berbuat baik)

G. TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)

Follow up adalah suatu kegiatan untuk mengadakan pemantauan atau monitor

siswa setelah diadakan kegiatan layanan bimbingan. Tindak lanjut ini bertujuan untuk

mengetahui keberhasilan diagnostik kesulitan belajar dan usaha bantuan yang

diberikan terhadap permasalahan yang dihadapi siswa. Cara yang dilakukan untuk

tindak lanjut tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Memonitor atau mengawasi perkembangan siswa secara terus menerus baik

didalam kelas maupun diluar kelas.

b. Mengetahui perkembangan siswa setelah diberikan penyuluhan dengan cara

menganalisa hasil tes siswa

c. Mengadakan Home Visit ke tempat Klien

Berdasarkan hasil wawancara terhadap klien setelah proses treatment

(pemberian bantuan) dilaksanakan, perilaku klien di dalam kelas sudah mengalami

beberapa peningkatan yaitu: klien sudah mulai mau memperhatikan apa yang

diterangkan praktikan selama proses pembelajaran di dalam kelas, klien mampu

42

mengurangi kegiatan ramai sendiri di dalam kelas, pada saat pembelajaran

berlangsung sudah jarang terlihat klien mengganggu teman lainnya, tetapi pada saat

klien sudah mulai bosan dengan pelajaran kebiasaan itu muncul lagi (tetapi masih

bisa diatasi), klien merasa lebih baik dan sadar bahwa yang menetukan masa

depannya adalah dirinya sendiri, tanggung jawab terhadap dirinya mulai tumbuh klien

mau memperbaiki nilai yang dirasa kurang dengan mengumpulkan seluruh tugas

yang tidak dikerjakan.

Mengetahui perkembangan keberhasilan klien membutuhkan waktu yang

tidak sebentar. Oleh karena itu, langkah ketiga harus dilaksanakan yaitu mengadakan

home visit ke tempat klien, untuk mengetahui langsung bagaimana perilaku klien

selama di rumah menurut orang tua dan adik-adiknya belum dapat dilaksanakan,

maka sepenuhnya praktikan menyerahkan kepada pihak sekolah, yaitu guru BK dan

wali kelas. Hal ini juga dikarenakan terbatasnya waktu praktikan dalam memantau

perkembangan siswa oleh karena telah selesainya masa Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL) di SMP Negeri 17 Malang.