bab iii penyajian data a. menoropong masyarakat …digilib.uinsby.ac.id/14284/6/bab 3.pdf ·...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB III
PENYAJIAN DATA
A. Menoropong Masyarakat Pedalaman Fakfak Kampung Ugar
1. Letak geografis dan Populasi
Kabupaten Fakfak terdiri dari 9 distrik dan terbagi dalam 123 kampung,
diantara sembilan distrik tersebut adalah Distrik Kokas. Distrik Kokas terdiri dari
22 kampung yaitu: Kampung Kriawaswas, Mambunibuni, Mandoni, Batufiafas,
Patimburak, Sekar, Kokas Kota, Sisir, Kampung Baru, Ugar, Kinam, Andamata,
Agruni, Fior, Furir, Darembang, Goras, Waremu, Metimber, Arguni Barat, Wos,
Mbahamdandara. Kampung Ugar adalah salah satu kampung yang berada di
wilayah Distrik Kokas Kabupaten Fakfak1. Adapun secara adat dan tradisi Fakfak
yang sampai saat ini masih menjalankan system Kerajaan atau yang dikenal
dengan istilah Pertuanan, Ugar termasuk wilayah pertuanan Sekar di Kokas. Ugar
diapit dan di kelilingi laut dan pulau-pulau sehingga keberadaan pulau ini
tersembunyi di balik banyaknya pulau dan lautan. Akses ke kampung Ugar dapat
ditempuh dari Kota Fakfak ke Distrik Kokas sejauh ± 45 km menggunakan angkot
dengan waktu tempuh 84 menit (40 km/jam) kemudian dilanjutkan ke kampung
Ugar melalaui perjalanan laut menggunakan longboat sejenis perahu, jarak
1 Direktorat Jenderal Kebudayaan “Kerajaan Fatagar Dalam Sejarah Kerajaan-Kerajaan Di Fakfak
Papua Barat”, Jayapura: BPNB Jayapura, 2014. hlm. 13. Lihat juga. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Fakfak,“Statistik Daerah Distrik Kokas”, (Fakfak: Multi Bakti Kasuari, 2014), Hlm. 7.
https://fakfakkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Distrik-Kokas-2014.pdf. Lihat
juga: Badan Pusat Statistik Kabupaten Fakfak, “Kabupaten Fakfak Dalam Angka 2014”, (Fakfak:
BPS, 2014). Hlm. 33. https://fakfakkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kabupaten-Fakfak-
Dalam-Angka-2014.pdf. di akses, 14.48, 15 Juni 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
tempuh ± 7,6 km dengan waktu tempuh selama ± 25-30 menit.2 Tidak terdapat
angkutan umum laut dari kota Distrik ke kampung Ugar namun biasanya calon
penumpang menunggu perahu para nelayan Ugar yang merapat dan berlabuh di
pelabuhan Kokas, mulai dari pukul 13.00 sampai 17.00 WIT, nelayan-nelayan
tersebut menjajakan hasil tangkapan lautnya di kota Distrik (Kokas). Bagi
pendatang yang berkunjung ke kampung ini, sebaiknya memperhatikan arah
angin, Ugar memiliki dua musim yaitu musim hujan atau musim angin barat dan
musim kemarau atau musim angin timur. Pada musim hujan keadaan laut dan
kondisi alam sangat tidak bersahabat, kondisi cuaca yang ekstrem biasanya terjadi
pada bulan januari dan februari, kemudian september sampai bulan desember,
pada bulan-bulan ini berdampak kurang menguntungkan pada aktivitas
masyarakat Ugar yakni menghambat mereka untuk keluar kampung baik untuk
keperluan nelayan maupun ke kota distrik atau kabupaten, sementara dibulan-
bulan ini membawa sedikit dampak positif yaitu masyarakat bisa
memanfaatkannya untuk bercocok tanam. Musim ini disebut juga dengan dengan
musim angin barat. Musim panas atau kemarau yang distilahkan dengan angin
timur, terjadi pada bulan Mei sampai September sangat membantu proses aktivitas
masyarakat baik untuk bercocok tanam maupun mencari hasil laut, namun pada
bulan-bulan ini masyarakat sangat kesulitan air.3Secara geografis kampung Ugar
memilki batas-batas4 sebagai berikut: batas sebelah Selatan: bersebelahan dengan
2 Elpera Papua dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Fakfak 2006, Buku Induk
Penduduk Kampung Ugar Distrik Kokas-Kabupaten Fakfak), 3 3 Ibid., 19.
4 Ibid., 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
arus Kokas; batas sebelah Utara: bersebelahan dengan air merah Kokoda; batas
sebelah Timur: bersebelahan dengan Pulau Ambai (Pulai Bai-bai/Mbai-Mbai
Nusa Arguni; dan batas sebelah Barat: bersebelahan dengan Pulau Sariga Teluk
Patipi.
2. Aktivitas dan Rutinitas Masyarakat Ugar
a) Kehidupan Sosial dan Keadaan Penduduk Ugar
Kampung Ugar di kelilingi pulau dan lautan yang menjadikannya seakan-
akan terisolir nan jauh dari keramaian. Kampung Ugar memilki kekayaan alam
yang berlimpah mengundang banyak perhatian dari distrik atau pemerintah daerah
setempat bahkan memikat wisatawan luar mengunjunginya. Faktor inilah yang
menjadikan masyarakat Ugar lebih betah berada di kampungnya walaupun
konsekuensinya tidak banyak berinteraksi dengan daerah yang berada diluar
kampung tersebut. Keadaan Penduduk Ugar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Keadaan Penduduk Ugar
Keadaan Penduduk
Jumlah Penduduk 169 Jiwa
Jumlah Laki-laki 89 Jiwa
Jumlah Perempuan 80 Jiwa
Jumlah KK 35 KK
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Fakfak- Papua Barat, 2013, Hlm. 28
Tabel 2. Jumlah Rumahtangga dan Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan,
Distrik Kokas 2013
Kampung/Kelurahan Rumah
Tangga
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kriawaswas 21 49 48 97
Mambunibuni 55 178 132 310
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Mandoni 61 134 106 240
Batufiafas 28 52 53 105
Patimburak 21 57 47 104
Sekar 101 294 317 570
Kokas Kota 86 216 207 413
Sisir 117 283 287 570
Kampung Baru 84 216 199 415
Ugar 35 89 80 169
Kinam 37 102 61 163
Andamata 37 90 75 165
Agruni 55 105 100 205
Fior 39 104 82 186
Furir 33 61 58 119
Darembang 38 81 78 159
Goras 90 258 179 437
Waremu 15 34 34 68
Metimber 34 47 51 98
Arguni Barat 29 47 51 98
Wos 8 15 16 31
Mbahamdandara 5 9 9 18
Tabel 2. Penyebaran Penduduk menurut umur
Interval Umur (Tahun)
0 ≤ 1 > 1 ≤ 5 > 5 ≤ 12 > 12 ≤ 17 > 17 ≤ 55 > 55 Jumlah
L P L P L P L P L P L P L P
1 3 5 9 11 14 11 16 43 52 4 2 75 96
4 14 25 27 95 6 171
Sumber. Hasil Survey kerjasama Elpera Papua dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Fakfak 2006. Hlm. 5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Keharmonisan masyarakat Ugar tercermin dari beberapa aktivitas sosial
diantaranya: pertemuan-pertemuan warga kampung, upacara panen, upacara
perkawinan maupun upacara kematian. kerjabakti atau gotong royong warga
biasanya dilakukan menjelang romaḍan dan disetiap Jum’at, perayaan-perayaan
hari Nasional atau hari Raya keagamaan. Kegiatan PKK tak luput mewarnai
kegiatan ibu-ibu Ugar biasanya mereka membuat kerajinan tangan seperti tas
anyaman dari daun tikar atau souvinir lainnya baik berupa gantungan kunci dan
lain-lain. Kegiatan sosial lainnya berupa pemeriksaan kesehatan oleh tenaga
kesehatan. Sejauh ini paramedis yang bertugas sabanyak 1 orang bidan dan 3
orang dukun bayi terlatih.
Tabel 3. Aktivitas warga Ugar
Jenis Kegiatan Frekuensi
Pemeriksaan kesehatan Umum Jarang
Pemeriksaan kesehatan dan penimbangan
Bayi/balita
Rutin
Imunisasi Jarang
Pemberian Vitamin Rutin
Penyuluhan bagi Ibu-ibu dan Ibu Hamil Rutin
Sumber. Hasil Survey kerjasama Elpera Papua dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Fakfak 2006. Hlm. 9
Kebutuhan listrik menjadi kendala dan hambatan utama bagi warga Ugar,
pemerintah Kabupaten Fakfak melalui perwakilan Distrik telah memfasilitasi
mesin listrik sebanyak 25 mesin listrik di dua RT namun kondisi mesin yang tidak
terawat, dibiarkan begitu saja tak terurus oleh warga sehingga kampung ini pun
tidak memiliki sumber listrik yang memadai. Mesin listrik dioperasikan mulai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
pukul 18.30 atau menjelang Magrib sampai 22.00 WIT atau menjelang tidur
malam.5 Tatkala matahari akan terbenam menjelang waktu magrib pertanda gelap
akan segera menyelimuti kampung, sebagian warga yang memiliki mesin listrik
sibuk dengan mempersiapkannya sementara bagi warga yang tidak memiliki
mesin listrik mempersiapkan lampu pelita yaitu lampu penerang dari botol kaca
berisikan minyak dan sumbu digunakan sebagai alat penerang kemudian
diletakkan di setiap sudut rumahnya. Sementara itu anak-anak berlarian dan
bergegas berkumpul bersama teman-temannya menonton acara TV sementara
para pemuda lainnya sibuk antre mengisi ulang daya (charger) Hp mereka. Untuk
berkomunikasi dengan sanak saudara yang ada di luar kampung Ugar warga
masih harus mencari tempat-tempat dimana bisa didapatkan signal atau jaringan,
terkadang ditepi pantai dekat pelabuhan atau di atas bukit.
Tabel 4. Jenis Sarana Umum sebagai Media Informasi
Jenis Media Informasi Jumlah Milik Pribadi Jumlah Sarana Umum
TV dengan parabola 1 1
TV tanpa Parabola 10
TV umum (dengan Parabola) 1
Radio 8
Papan Informasi 1
VCD, DVD/MP3 15
Sumber. Hasil Survey kerjasama Elpera Papua dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Fakfak 2006
b) Taraf Pendidikan Masyarakat
5 Wawancara dengan M. Ali Saimima dkk, tanggal 9April 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Lembaga pendidikan yang aktif di kampung Ugar hanya terdapat satu
Sekolah Dasar (SD) Inpres Ugar yang berdiri di atas lahan 19 x 7 m2 didirikan
sejak 1987 yang terdiri dari 6 buah kelas dan 5 orang tenaga pengajar. Nama-
nama Guru SD Inpres Ugar adalah sebagai berikut: M. Taher Tianotak, A.Ma
selaku kepala sekolah, Ahmad Fatagar, S.PdI, Suwaryo, S.Pd, Taher Bauw, S.PdI,
Safar Biaruma, S.PdI, Kiana Lamin, A.Ma, Fattah Biaruma, S.PdI.6Penyebaran
penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan warga Ugar dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 6. Pendidikan Warga Ugar
Buta
Aksara
Belum
Sekolah
Tidak Tamat
SD SD SLTP SLTA
L P L P L P L P L P L P
1 2 7 13 16 13 46 46 4 5 8 9
3 20 29 92 9 17
Sumber. Hasil Survey kerjasama Elpera Papua dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Fakfak 2006. Hlm. 5
Siswa/i yang telah menyelesaikan Pendidikan Dasar dan ingin melanjutkan
pendidikannya ke Sekolah Menegah SMP atau SMA hanya bisa melanjutkannya
ke Kota Distrik atau Kabupaten Fakfak, kurangnya fasilitas dan transportasi serta
komunikasi yang tidak memadai sehingga menjadikan mayoritas anak-anak
Kampung Ugar tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Sebagaimana yang
tercantum pada tabel diatas hasil survey kantor BPM 2006 menunjukan interval
mayoritas angka tamatan hanya bertaraf Sekolah Dasar.
c) Keadaan Perekonomian Masyarakat Ugar
6 Ahmad Fatagar, Wawancara, Fakfak, 20 Maret 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Alam Ugar yang memanjakan masyarakatnya dengan sejuta kekayaan
sumber daya alamnya yang melimpah, terutama hasil laut dengan berbagai jenis
Ikan laut, Pasir maupun mutiaranya serta pemandangan keindahan alam yang
memanjakan mata. Dari 169 jiwa penduduk sebagian besarnya bermata
pencaharian sebagai nelayan. Kepala Suku Ugar Safar Biaruma menuturkan
bahwa: Pada umumnya warga Ugar berangkat mencari ikan pukul 03.30 pagi WIT
dan pulangnya ketika air laut mulai pasang sekitar jam 12.30 sampai jam 13.30
WIT. Hasil tangkapan yang diperoleh baik berupa ikan, udang dan lainnya akan
ditimbang dan dijual kepada pembeli atau pengusaha ikan yang datangnya dari
Kabupaten Fakfak, kemudian sisa ikan akan diambil sebagian oleh keluarga untuk
dimakan dan sebagiannya dijual ke Distrik Kokas dan hasil jualannya dipakai
untuk membeli keperluan dan kebutuhn hidup mereka baik berupa minyak goreng,
bensin sebagai bahan bakar perahu, beras dan kebutuhan keseharian lainnya.
Aktivitas warga Ugar seperti ini telah menjadi rutinitas sepanjang tahun, diantara
faktor pemuda dan pemudi kampung ini taraf pendidikan tertinggi hanya sekolah
dasar, disebabkan mereka lebih mengutamakan untuk membantu perekonomian
keluarga sehingga sangat sedikit yang menempuh pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi atau bahkan sampai ke jenjang sarjana (strata satu).
Tabel 7. Orientasi Lokasi Belanja Penduduk
Jenis Barang Belanjaan Lokasi Sarana Perdagangan
Sembako kebutuhan harian Belanja di kampung distrik
Sembako kebutuhan bulanan Belanja di kampung – distrik
Beras, sayuran, daging, lauk pauk dan
bumbu
Sebagian besar belanja di kampung
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Sandang/ pakaian Distrik – di kabupaten
Alat elektronik Di kabupaten- distrik
Perhiasan Kabupaten
Sarpras pertanian, peternakan, perkebunan
dan kehutanan
Kabupaten
Sumber. Hasil Survey kerjasama Elpera Papua dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Fakfak 2006. Hlm. 10
Kampung ugar tidak memiliki pasar ataupun toko besar yang menjadi pusat
perdagangan, sebagian besar kebutuhan keseharian mereka didapatkan dari Kota
Distrik atau ke Kabupaten Fakfak dengan membeli kebutuhan mereka selama
sebulan atau lebih.
Tabel 8. Kalender Musim Kampung Ugar
Musim Bulan
Udang Lobster Maret-Agustus
Ikan Januari-September
Teripang Maret-Agustus
Mangga Oktober –Desember
Jeruk Februari –April
Sumber. Hasil Survey jerjasama Elpera Papua dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Fakfak 2006. Hlm. 19
B. Ajaran Agama dan Tradisi Masyarakat Ugar
1. Sejarah Masuknya Islam dan Perkembangannnya
Pada pembahasan ini penulis memandang penting mengangkat sejarah
masuk dan berkembangnya Islam secara umum di Tanah Papua dan bagaimana
keadaan umat Islam di Papua. Mengingat keterbatasan maklumat dan informasi-
informasi terkait sehingga penulis berupaya merangkum dari beberapa buku yang
lebih dulu melakukan penelitian secara mendalam tentang sejarah masuknya Islam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
dan perkembangannya di Tanah Papua, khususnya di Semenanjung Onin. Kristen
dan Katholik sangat diidentikkan dengan agama penduduk asli Papua. Kesan ini
disebabkan karena beberapa factor berikut: letak geografis dan kondisi alam yang
berada di ujung paling timur Indonesia, hutan belantara yang menyelimutinya dan
banyaknya pegunungan yang mengelilingi pulau-pulau di Papua dan dipisahkan
oleh lautan, factor lainnya yang terpenting adalah keberadaan Kolonial Belanda di
Indonesia yang relative lama. Realitasnya Islam telah dipeluk oleh mayoritas
penduduk barat Papua beberapa abad lamanya, seperti penduduk di semenanjung
Onin (Fakfak) dan Kaimana, kepulauan Raja Ampat (Sorong), Teluk Bintuni dan
Babo (Manokwari). Islam masuk ke tanah Papua khususnya Kabupaten Fakfak
melalui ekspedisi perdagangan, kontak politik maupun budaya.7 Wanggai dalam
penelitiannya menyebutkan masuknya Islam di tanah cenderawasih ini berkisar
antara pertengahan abad XV-XVI yang didasarkan pada temuan sejarah baik
berupa lisan, cerita-cerita dan informasi sejarah maupun peninggalan sejarah
lainnya seperti masjid-masjid8, makam-makam, manuskrip
9 dan lainnya yang
merujuk pada abad XV atau jauh sebelum bercokolnya Belanda di Tanah Besar
7 Toni Victor Wanggai, Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua, (Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009), 1-2 8 Di Papua terdapat tiga masjid tua: 1) Masjid Tunasgain distrik Fakfak Timur diperkirakan
dibangun sejak 1587; 2) Masjid Tuberseram distrik Fakfak dan 3) Masjid Patimburak Distrik
Kokas- Fakfak di bangun tahun 1870 M. lih. Ya’cub Ibnu Musa’ad, Menelusuri Jejak Historis
Masuknya Islam di Tanah Papua, Makalah: disampaikan dalam Sejarah Masuknya Islam di
Fakfak dan MTQ II Papua Barat, 23 April 2008, hlm. 25-26. 9 Wanggai dalam penelitian mengemukakan bahwa di Fakfak tersimpan 5 buah manuskrip yang
telah berumur 800 tahun berbagai ukuran di amanhkan kepada Raja Patipi XVI Ahmad Iba.
Manuskrip berupa Al Qur’an tersebut berukuran 50 cm x 40 cm bertulis tangan di ats kulit kayu;
manuskrip lainnya ada yang tertulis diatas kulit rusa, diatas daun koba-koba yaitu pohon asli
Papua, ada pula manuskrip yang teertulis diatas pelepah kayu mirip daun lontara atau daun
pokpok. Wanggai, Rekonstruksi Sejarah, 100; lih juga. Majalah Sabili, Perjalanan Sebuah Mushaf
Tua”, Jakarta: No.01 TH. XVI 24 JULI 2008/21 Rajab 1429, hlm. 76-77.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
(Papua).10
Keberadaan Para Raja dari kesultanan Bacan dan Tidore di Tanah
Papua sangat mempengaruhi perkembangan Islam khususnya di Fakfak, hingga
kini warisan dengan sistem Raja-raja atau pertuanan masih diterapkan dan
berjalan, dipelihara dan dihormati secara turun temurun. Klein mengatakan
bahwa: “Pemimpin-pemimpin Papua mengunjungi kerajaan Bacan pada Tahun
1596 M dan dari kunjungan tersebut terbentuklah kerajaan-kerajaan kecil.11
Secara umum system kerajaan tradisional di Tanah Cenderawasih terbagi kedalam
tiga wilayah geografi utama:
a. Kerajaan-kerajaan yang terdapat di kepulauan Raja Ampat yaitu Raja
Salawati, Raja Misool, Raja Batanta dan Raja Waigeo.12
b. Kerajaan-kerajaan yang terletak di Semenanjung Onin atau Wwanin
(Fakfak) Papua bagian Barat antara lain: (1) Kerajaan Rumbati, (2)
Kerajaan Fatagar, dan (3) Kerajaan Atiati. Sedangkan di wilayah Distrik
Kokas terdapat empat pertuanan, yaitu: (1) Kerajaan Patipi terdapat di
ujung barat Semenanjung Onin, (2) Kerajaan Arguni terdapat di pulau
Arguni, (3) Kerajaan Sekar dan (4) Kerajaan Wertuar terdapat di Teluk
Berau.13
10
Ibid., 2, 9- 12., 54-78. 11
W.C. Klein, Niew Guinea, De Onttwikkeling Op Econimisch, Sosial, En Cultureel Gebeid, In
Nedherland Niew Guinea, Deel I, S’Gravenhage: Drukkerijen Uitgeverijbedrijf, 1953. Ibid., 63 12
Wanggai, Rekonstruksi Sejarah, 90. Lih.juga. Herry Rd. Nachrawy, Peranan Ternate Tidore
Dalam Pembebasan Irian Barat, (Ternate: yayasan Kie Raha, 2004), hlm,. 21. 13
Wanggai, Rekonstruksi Sejarah,33 dan 89 lihat pula: Johsz R. Mansoben, Sistem Pemerintahan
Tradisional di Salawati selatan,Raja Ampa, dalam Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, Jilid VIII
No.2, Jakarta: Bhratara, November 1978/1979, hlm. 165-166. Lih pula. BPNB Jayapura, Kerajaan
Fatagar, 34.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
c. Kerajaan-kerajaan yang terletak di wilayah Kowiai atau Sran (Pulau Adi,
Namatota dan Kaimana) yaitu:Kerajaan Namatota dan Kerajaan Komisi14
Nama-nama daerah, tempat, maupun gelar pemberian kesultanan Bacan
maupun Tidore masih diabadikan dan dipakai hingga kini. Nama dan Gelar
tersebut diantaranya adalah:
a) Papo Ua adalah sebutan dari Kesultanan Tidore untuk Wilayah Tanah
Besar beserta pulau-pulaunya yang berarti tidak bergabung atau tidak
bersatu.
b) Nama-nama tempat diantaranya: Rumbati bermakna Rum adalah nama
wilayah di Tidore dan Bati berarti batas/patok, Waigeo artinya air bah,
Aitinyo artinya air kabur, Ayan Maru artinya airmalu, Aifat artinya air
ampat, Teminabuan artinya tebing dan air terbuang.15
c) Pemberian Gelar, Pangkat atau jabatan seperti Kapitan, Mayor, Raja atau
Sangaji (Kepala Distrik), Dimara (Gimalaha berarti Kepala Kampung)
dan sebagainya.
Masuk dan berkembangnya Islam di Papua pada umumnya melalui berbagai
jalur, antara lain: jalur perdagangan, jalur politik, Tradisi dan Budaya, perkawinan
dan Pendidikan16
.
1) Jalur Perdagangan
14
Wanggai, Rekonstruksi Sejarah, 93. Lih.juga. Luksan Hutagaol, dkk, Peta Sejarah Di Tanah
Papua, Jayapura: Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Papua, 2007), hlm. 10. 15
Ibid., 56 dan 64. 16
Ibid., 79-88
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Awal Islamisasi di Papua melalui hubungan perdagangan antara para Raja di
kepulauan Maluku dan Raja Ampat pada abad XV17
. Elizabeth dalam skripsinya
menyebutkan bahwa orang-orang Buton/ Pouton membuka usaha dagang di
daerah pesisir Onin ( Fakfak) sambil menyebarkan agama Islam kira-kira tahun
1606 M. Perdagangan tumbuh pesat di wilayah Semenanjung Onin terutama di
kota-kota pelabuhan seperti Kokas, Namatota (Kaimana), Fakfak. Melalui
perdagangan inilah penyebaran Islam dibeberapa daerah dimulai18
. Perdagangan
di Semenanjung Onin dikuasai oleh pedagang Ternate, Tidore, Bugis-Makassar,
Gorom dan Seram serta bangsa-bangsa asing lainnya seperti Cina dan Arab. Para
pedagang tersebut membeli hasil hutan dari penduduk lokal wilayah tersebut
seperti pala, rotan, burung cenderawasih dan hasil laut seperti teripang, kerang,
mutiara dan lain-lain.19
2) Jalur Politik
Penyebaran Islam juga sangat ditentukan oleh pengaruh kekuasaan
kesultanan Bacan pada abad XVI yang mampu menguasai sebagian besar suku-
suku di Papua dan di sebelah Barat Papua seperti Waigeo, Misool, Waigama dan
Salawati demikian juga Tidore kekuasaannya yang mencakup Kepulauan Raja
17
Mansinambow, Halmahera dan Raja Ampat Konsep dan Strategi Penelitian, (Jakarta: Bharata-
Karya Aksara, 1980), 19. Dalam: Wanggai, Rekonstruksi Sejarah,79 18
Ibid., 80. Elizabeth Bahba, Profil Keagamaan di Kabupaten Fakfak dan Implikasinya Bagi
Gereja Kristen Injili diIrian Jaya, Skripsi, Malang: Sekolah Tinggi Teologia “1-3” Batu Malang
1997, hlm. 15. 19
BPNB Jayapura, Kerajaan Fatagar, 16. Lihat juga. Rosmaida Sinaga, Masa Kuasa Belanda di
Papua 1898-1962, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2013), hal. 120-121.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Ampat, bagian Utara Kepala Burung, Pulau-pulau dan pantai di Teluk
Cenderawasih.20
3) Jalur Tradisi dan Budaya
Faktor kesamaan dan kedekatan etnik maupun kebudayaan Maluku dan
Papua sangat mempengaruhi dan menentukan penyebaran Islam. Melalui faktor
ini agama Islam lebih mudah diterima oleh mayoritas masyarakat kepulauan
Raja Ampat, Fakfak, Kaimana, Babo dan Teluk Bintuni. Kesamaan Bahasa
diantaranya yang tergolong rumpun bahasa Austronesia seperti bahasa-bahasa di
Bacan dan Sulawesi, bahasa Biak di Raja Ampat dan Patani, Tobelo serta
Bahasa Onin di Fakfak dan Seram. Ataupun non Austronesia seperti di Ternate,
Tidore Jailolo, bahasa Halmahera Utara bahasa Galela.21
Perjumpaan
masyarakat Fakfak dengan pendatang dari luar Fakfak berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan penduduk setempat, selain pribumi Papua, di Fakfak
khususnya terdapat berbagai etnik baik Cina, Arab, Jawa, Bugis dan yang
lainnya sehingga mengakibatkan terjadinya asimilasi budaya mencakup agama,
busana, tradisi dan lain sebagainya.
4) Jalur Perkawinan
Para pedagang dari luar Papua seperti pedagang Seram, Gorom, Bugis,
Makassar, Arab dan Cina telah lama ada dan menetap sebelum datangnya Belanda
ke Papua. Perkawinan mempermudah aktifitas perdagangan dan penyebaran
Islam. Perkawinan campur dari berbagai daerah, suku dan Ras mempererat jalinan
20
Wanggai, Rekonstruksi Sejarah, 84-85 21
Mansinambow, Halmahera dan , hlm. 264-270.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
dan relasi antara para raja di Kesultanan Tidore, Raja Ampat maupun Para Raja di
Semenanjung Onin.22
5) Jalur Pendidikan
Pada umumnya penyebaran Islam di Tanah Papua tanpa adanya kekerasan
ataupun konflik. Melalui hubungan dagang dan adanya kesamaan budaya maupun
kawin campur, menunjukkan bahwa masyarakat Papua umumnya dan Fakfak
khususnya sangat menerima perbedaan yang datangnya dari luar. Penyebaran
Islam di Papua melalui cara pendidikan sudah tentu diawali dengan cara dan
metode yang tradisional yakni dilokasikan di muṣola-muṣola atau rumah-rumah
para imam dan guru-guru ngaji. Pendidikan Islam seperti pesantren belum dikenal
di Papua pada waktu itu, dan sampai saat ini pun pendidikan berbasis pesantren
masih terbilang sangat minim atau bahkan tidak terdapat di kabupaten Fakfak
khususnya. Hal menarik mengenai kehidupan beragama di Papua adalah adanya
agama keluarga maksudnya dalam satu keluarga bisa terdapat tiga pemeluk agama
yakni Islam Kristen dan Katolik. Sehingga sikap toleransi dan penghormatan
terhadap agama lain sangat tinggi, hidup damai dan rukun. Istilah “Satu Tunggku
Tiga Batu” sebagai perwujudan kerukunan umat beragama. Ikatan kekeluargaan
dan kerukunan umat beragama di semenanjung Onin telah terjalin sejak dulu dan
sangat kuat dalam kehidupan masyarakat Fakfak sehingga perbedaan agama
bukanlah pemisah atau bahkan menjadi penghalang dalam pergaulan kehidupan
22
BPNB Jayapura, Kerajaan Fatagar, 20-24. Lihat pula. ANRI, Memorie van Overgave
Onderafdeeling Fakfak Controleur A. Vesseur, September 1951- April 1952, Reel No. 39, MvO
Serie 1e, hal. 5-6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
kekeluargaan dan dalam pergaulan hidup sehari-hari.23
Komunitas Muslim pribumi
Papua banyak terdapat di daerah pesisir barat Papua seperti Kokas, Kaimana,
Patipi, Rumbati, Teluk Arguni dan Semenanjung Onin Kabupaten Fakfak, daerah
Kepulauan Raja Ampat, seperti Waigeo,Misool, Salawati, Doom dan
Teminambuan di wilayah pantai Sorong, Babo dan Teluk Bintuni (Manokwari),
sebagian masyarakat di wilayah Pegunungan Tengah Walesi di Kabupaten
Jayawijaya (Wamena). Sementara daerah perkotaan seperti Jayapura, Manokwari,
Sorong, Nabire, Timika dan Merauke didominasi oleh komunitas muslim perantau
dari Sulawesi, Jawa, Madura dan Maluku.24
Islam kian berkembang pada masa-
masa pemerintahan Raja Bacan dan Tidore hingga pemerintahan Belanda
menguasai Papua pada tahun 1828 M. Kondisi umat Islam di bawah Kolonial
Belanda semakin terjepit dan tertekan. Berbagai konflik dan perdebatan maupun
perebutan kekuasaan seringkali terjadi antara Kesultanan Tidore dan Kolonial
Belanda. Kemudian diikuti dengan masuknya Kristen dan Katolik pada tahun
1855 M dan 1894 M. Berkuasanya Belanda atas Papua sangat membuka ruang
yang lebar bagi penyebaran Kristen di Tanah Papua, Kristenisasi pada masa
kolonial Belanda diawali dengan diutusnya dua orang penginjil oleh pendeta
Gossner yaitu Carlll Willem Ottow dan Johan Gottlob Geissler pada 5 Februari
1855 M25
. Upaya kristenisasi ini terus di lakukan pemerintahan Belanda terus
23
BPNB Jayapura, Kerajaan Fatagar, 24. 24
Kasibi Suwiryadi, Sejarah dan Dinamika Perkembangan Islam di Irian Jaya, terangkum dalam
Wanggai, Rekonstruksi Sejarah, 6 25
Untuk mengenang jasa kedua tokoh Injil ini yakni Carll Wilem ottow dan Johan Gotlob Geisler
maka pihak Gereja Kristen Injil di Tanah Papua memperingati tanggal 5 Februari sebagai Hari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
diperluas dan berkesinambungan ke berbagai daerah di Tanah papua, berpangkal
dari Manokwari tahun 1872 M, di wilayah teluk Cenderawasi (Yapen) pada tahun
1908 M, daerah Kepala Burung tahun 1911 M, Kepulauan Raja Ampat tahun
1913 M, dan keseluruh daerah pantai utara tahun 1924 M.26
Pembangunan
Sekolah-sekolah Katolik sekitar wilayah Merauke tahun 1923 M, dan pada tahun
1934 M sekolah Katolik ini tersebar di bagian selatan Papua yaitu Agats dan
Mimika, Papua bagian Utara katolik semakin tersebar pada tahun 1936 M dan
Manokwari dijadikan sebagai pusat Penyebarannya. Berbagai Missionaris dari
luar-pun turut membantu kristenisasi diantaranya Organisasi Penyiaran Agama
Kristen dari Australia, Christian and Missionary Aliace (CAMA) dari Amerika
hingga akhir tahun 1950 M. Tercatat peningkatan pendeta pribumi yang signifikan
setelah Perang Dunia II dan pada Tahun 1956 M Gereja Kristen Irian (GKI)
menjadi satu organisasi yang mandiri.27
Umat Islam Papua dan bahkan
perkembangannya di era Kolonial Belanda sungguh terjepit disamping itu
semakin gencarnya penyiaran Kristen dan Katolik disegala lini yang
dilatarbelakangi oleh berbagai kepentingan baik kepentingan Bisnis maupun
politik Belanda di Bumi Cenderawasih. Kondisi ini mendorong umat Islam di
beberapa daerah di Tanah papua mengambil langkah dengan melakukan
pergerakan-pergerakan dakwah diantaranya pada tahun 1930-an dirintisnya
madrasah dan sekolah Islam di Fakfak dan Kaimana, pada tahun 1933 M Raja
Ulang tahun pekabaran Injil kemudian kedua penginjil ini dinobatkan sebagai Rasul Papua.
Wanggai, Rekonstruksi Sejarah,113 26
Ibid., 113. Lih juga. J.F. Onim, Islam dan Kristen di Tanah papua, (Bandung: Jurnal Info
Media, 2006), hlm. 127-129. 27
Wanggai, Rekonstruksi Sejarah, 115.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Rumbati mendirikan Muhammadiyyah di Fakfak.28
Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathon dari Muhammadiyyah di Merauke lahir pada 1920 M dan Gerakan
Rakyat Irian Barat di Fakfak pada tahun 1960 M.29
Bergabungnya Papua ke NKRI
pada 1 Mei 1963 M umat Islam di Tanah papua dapat menghirup udara segar
membuka lembaran putih dan babak baru bagi perkembangan Umat Islam.
Munculnya berbagai gerakan dan lembaga social keagamaan seperti
Muhamadiyyah, Nadhatululama, Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) selain itu
dengan adanya program transmigrasi oleh pemerintah mewarnai perkembangan
penyiaran Islam di papua pada umumnya yaitu dengan ditempatkannya berbagai
imigran dari Maluku, Sulawesi dan Jawa dibeberapa daerah di Papua.30
Peran
sosial politik di setiap masa sangat menentukan perkembangan Islam di Papua,
mulai masa kerajaan (pertuanan), dilanjutkan pada era Hindia Belanda yang
ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga dan gerakan-gerakan Masyarakat
Papua dan Umat Islam khususnya di berbagai daerah di papua terhadap
pemerintahan Belanda sejak 10 Juli 1946 M sampai 1 Mei 1963 M31
hingga era
Indonesia pasca Orde baru tahun 1960-an dan 1970-an umat Islam di Tanah
Papua pada umumnya menghadapi berbagai tantangan dan bahkan ditandai
lahirnya OTSUS yang identik dengan papuanisasi dan kristenisasi disemua lini
sehingga berdampak pada terpojoknya posisi dan peran umat Islam di Bumi
Cendereawasih.
28
Ibid., 122-123. Lih juga, Yayasan Pendidikan Islam, Sejarah Pendidikan Islam Yapis Irian Jaya,
(Jayapura: Yapis Irian Jaya, 1999), 49 29
Ibid., 123. 30
Ibid., 51 31
Wanggai, Rekonstruksi Sejarah, 109-139-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
2. Islam dan Tradisi Masyarakat Ugar
Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa relasi antara para
Raja Bacan atau Tidore dengan para raja di Semennanjung Onin adalah diikat
dengan hubungan perdagangan yang kemudian dilanjutkan dengan perkawinan
campur antara keduanya. Oleh karenanya Islam yang pertama kali diajarkan
kepada masyarakat sebatas keimanan kepada Allah dan ibadah secara garis besar.
Kendati demikian, keberadaan Kerajaan Bacan dan Tidore di Sememnanjung
Onin sangat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat Fakfak,
terutama pengaruhnya terhadap perkembangan Islam khususnya di pedalaman
Fakfak (Semenanjung Onin), oleh karenannya hingga kini Fakfak merupakan
basis Islam di bagian Barat Papua serta jumlah muslim pribumi terbanyak di pulau
Papua.
Tabel. 9. Persentase Pemeluk Agama Islam di Kabupaten-kabupaten di Provinsi Papua
Barat Tahun 2005-2006
Kabupaten/Kota Prosentase Umat Islam (%)
Fakfak 61,63 %
Kaimana 39,17 %
Teluk Wondama 8,22 %
Teluk Bintuni 44,19 %
Manokwari 36,08 %
Sorong Selatan 22,04 %
Sorong 52, 11 %
Raja Ampat 34,84 %
Kota Sorong 44,90
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat Tahun 200732
Persentase Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama dan Distrik
Tahun 2011
Distrik Islam Kristen Katholik Hindu Budha Jumlah
Fakfak Barat 3.33 1.41 0.50 - - 5.23
Fakfak Timur 2.97 1.82 2.81 - - 7.60
Fakfak 20.13 8.33 6.24 0.07 0.03 34.82
Kokas 6.15 4.27 0.40 - - 10.82
Karas 3.84 0.82 0.56 0.01 - 5.22
Fakfak Tengah 10.43 7.73 4.01 0.12 0.02 22.31
Kromongmongga 0.35 1.36 1.94 - - 3.65
Teluk Patipi 2.54 1.66 0.66 - - 4.86
Bomberay 4.07 0.96 0.47 - - 5.49
Total 53.80 28.35 17.59 0.20 0.05 100.00
Sumber. Departemen Agama Kabupaten Fakfak & Fakfak Dalam Angka 2014. Hlm. 180
32
Wanggai, Rekonstruksi Sejarah, 196
Fakfak Kaimana
Teluk
Wondam
a
Teluk
Bintuni
Manowa
ri
Sorong
selatanSorong
Raja
Ampat
Kota
Sorong
Sales 61.63 39.17 8.22 44.19 36.08 22.04 52.11 34.84 44.9
0
10
20
30
40
50
60
70
Persentase Pemeluk Agama Islam di Kabupaten-kabupaten di Provinsi Papua Barat
Tahun 2005-2006
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
Terkait dengan Kampung Ugar yang merupakan salah satu kampung Islam
yang berada di Pertuanan Sekar Kokas, menyimpan cerita dan peninggalan-
peninggalan sejarah perjuangan umat Islam33
. Pertuanan Sekar dahulunya adalah
kerajaan kecil yang mendapatkan pengakuan sebagai kerajaan atas nama Raja
Tidore setelah penegakkan Pemerintahan Kolonial Belanda yang sebelumnya
pertuanan Sekar dibawah kekuasaan Kerajaan Rumbati34
. Warisan para Raja
Bacan maupun Tidore hingga detik ini masih terlihat bekas-bekas peninggalannya
dalam tradisi kehidupan masyarakat Fakfak pada umumnya. Warisan dan
peninggalan tersebut antara lain sistem kerjaan ataupun tradisi keagamaan seperti
tradisi upacara perkawinan, upacara kematian dan lainnya. Tradisi dan agama
pada masyarakat di pedalaman Fakfak khususnya, hampir tidak bisa dibedakan
33
Diantara Tokoh Pejuang Muslim asal Ugar adalah Alwi Rahman dan Raja Alam Ugar Sekar dari
Kokas. Ibid., 68 34
Johszua Robert Mansoben, Sistem Politik Tradisional di Irian Jaya (Jakarta: LIPI-RUL, 1995),
hal. 224.
Lih. Juga. BPNB Jayapura, Kerajaan Fatagar., 83.
Hindu dan
Budha, 0.25
18%
28%54%
Persentase Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama dan Distrik
Tahun 2011
Hindu dan Budha
Katholik
Karisten
Islam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
antara tradisi dan agama, keduanya menduduki posisi terpenting bagi masyarakat.
Keeratan relasi antara Tradisi dan Agama terlihat pada system kerajaan di
semenanjung onin, seorang Raja dalam melakukan aktivitasnya, dibantu oleh
rajamuda. Raja muda membantu raja dalam urusan duniawi. Sementara untuk
persoalan agama, raja dibantu oleh imam.35
Akad Sasim selaku Kepala So (Kepala
Suku Mor) menceritakan tentang pemilihan Imam Masjid, bahwa para Imam
masjid dipilih atas kesepakatan dan pilihan dari berbagai keluarga (Marga) dari
satu pertuanan, selanjutnya marga terpilih tadi, ditugasi untuk belajar dan
mendalami Islam. Setelah selesai menuntut ilmu dan pulang ke kampungnya,
maka Imam dari marga inilah yang secara turun temurun diberikan otoritas dalam
urusan ibadah. Oleh karenanya semua urusan ibadah, dakwah, dan lainnya yang
berkaitan dengan keagamaan merupakan tanggung jawab imam masjid.36
Selain
itu, walaupun mayoritas masyarakat di wilayah Semennanjung Onim memeluk
Islam namun kepercayaan animisme masih kental disebagian daerah di wilayah
Fakfak. Kampung Ugar misalnya di tengah perkampungan di atas sebuah bukit
terdapat pohon besar, pohon tersebut adalah rumah bagi roh-roh atau jin-jin
(Panunggu) yang berada di kampung Ugar, sehingga warga setempat sekali dalam
seminggu memberi makan penghuni pohon besar tersebut, dengan cara tersebut
diyakini agar jin-jin tersebut tidak mengganggu warga kampung. Selain itu di
pantai Ugar yang tak jauh dari pemukiman warga terdapat Pohon beringin tua
bagi para pengunjung yang datang ke Ugar diharuskan untuk mengikat kain merah
35
L.L.A. Maurenbrecher, “Memorie van Overgave van de Afdeeling West Nieuw Guinea, Fakfak,
1953, hal 293-5. Hlm 66 36
Akad Sasim, Wawancara, Fakfak, 3 April 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
kecil pada ranting-ranting pohon beringin tersebut, hal ini di yakini akan
membawa kebahagiaan dan tidak diganggu oleh jin-jin di kampung Ugar, tak jauh
dari pohon beringin tua terdapat kuburan tua yang diyakini sebagai kuburan para
leluhur Ugar, bagi siapa saja yang pulang dari tanah suci setelah menunaikan
ibadah Haji hendaknya mengelilingi (tawaf) kuburan sebanyak tujuh
kali.37
Keyakinan animism dan tradisi yang telah bercampur diyakini dan
dipercayai masyarakat sebagai suatu kewajiban dan bagian dari ajaran Islam yang
tak bisa dipisahkan kondisi seperti ini sangat sulit untuk dirubah kecuali dalam
waktu yang sangat lama. Selain itu kewajiban dakwah dan semua urusan agama
hanya dibebankan kepada Imam Masjid. Nuraeni seorang da’iayyah selaku
HUMAS dari Yayasan Al Fatih Kaffah Nusantara Fakfak menceritakan tentang
Ugar: “Kami (Yayasan AFKN) pernah membuat kegiatan Jambore Internasional
yang bertempat di Ugar yang sebelumnya telah melakukan survey selama 4 bulan
lebih, Ugar sengaja kami pilih karena memiliki keunikan, keunikan dalam artian
Ugar ini tipe karakter atau watak kampung yang agak susah social
kemasyarakatannya bila dibandingkan dengan kampung lainnya yang ada di
Fakfak”. Kemudian beliau melanjutkan: “kalau katong (kami) pigi (pergi) ke satu
kampung, warga kampung itu pasti akan menyambut, mengerumuni atau
menyuguhkan ala kadarnya, justru di Ugar berbeda, tara pusing (cuek), bahkan
katong (tamu itulah) yang menyapa warga kampung satu-persatu, lebih-lebih
masalah ibadah, masjid itu kosong, tarada seorang pun yang azan apalagi shalat
37
Muhammad Ali Saimima, wawancara, Ugar 10 April 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
berjamaah.” Apa yang dituturkan oleh da’iyyah pada sepenggal wawancara diatas,
peneliti alami sendiri, ketika mendatangi langsung kampung Ugar yang luasnya ±
31 KM tak seluas UIN Sunan Ampel Surabaya atau bahkan lebih luas kampus
UINSA, di kampung ini hanya terdapat satu buah masjid yang berada di tengah-
tengah kampung.
Gambar 1. Masjid Robbulalam Ugar
Pertama kali menginjakkan kaki dikampung ini pukul 17.30-an WIT
menjelang magrib, terlihat anak-anak masih dilapangan bermain bola, sementara
para ibu duduk-duduk menghirup udara sore sambil menikmati matahari yang
akan terbenam, adapun para bapak sibuk dengan perahu, jala dan jaring ikan
karena baru saja pulang dari Kokas menjual ikannya. Satu jam lebih belum
terdengar suara azan bahkan warga kampung masih sibuk dengan aktivitas mereka
tadi. Hari semakin gelap karena dikampung ini tidak ada PLN, mesin listrik
pemberian Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak tidak dirawat dengan baik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
sehingga rusak dan tak ada yang memperbaikinya, demikianlah jawaban M. Ali
Saimima salah seorang pemuda Ugar, akhirnya berinisiatif ke masjid, dengan
mengajak beberapa pemuda Ugar yang ditemui di jalan, “belum mandi”, “Masih
capek”, “berangkat saja lebih dulu nanti disusul” demikianlah selusin jawaban bila
diajak ke masjid. Sesampainya di masjid, tertutup rapat pagar dan pintu masjid
dan serambi masjid. Ya mungkin saja mereka kecapean seharian di laut mencari
nafkah, demikianlah terbesit dalam hati. Menjelang subuh atau sekitar pukul 03.30
an WIT terdengar ramai suara para pemuda kampung di jalanan, setelah
mengintip jam di Hp sudah menunjukkan waktu subuh. Dalam batin mengatakan,
mungkin saja warga sini pada ramai menuju masjid, setelah keluar rumah dengan
membawa senter, yang memang kampung ini masih gelap karena tak ada lampu
penerangan sejak malam, suara ramai dan gaduh tadi ternyata tak didapatkan di
masjid, masjid tetap sepi, sunyi dan senyap, mereka tadi melanjutkan aktivitasnya
menjelang subuh, mendayung perahunya ke laut mencari Ikan dan akan kembali
pulang di siang hari menjelang waktu zuhur atau di sore hari, demikinalah
rutinitas dan aktivitas warga kampung Ugar sepanjang harinya. Siang hari sangat
sepi dan kampung ini mulai ramai lagi di malam hari. Sedih di hati dan mata
berkaca-kaca, Ugar adalah kampung dengan penduduk 100 % memeluk agama
Islam namun sayang tak terlihat tanda-tanda dan ciri-ciri pada busana atau pakaian
menunjukkan mereka ini atau kampung ini adalah kampung muslim. Masjid
hanyalah hiasan yang digunakan sekali dalam semingu itu pun bila Imam masjid
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
berada di kampung.38
Melihat kondisi kampung Ugar, menurut ketua Humas
AFKN, bahwa diantara faktor minimnya pengetahuan agama warga Ugar
disebabkan kepercayaan animism dan dinamisme yang tertancap kuat pada
keyakinan mereka, di kampung ini juga masih mempercayai dan menggunakan
ilmu-ilmu hitam atau dikenal dengan suanggi serta banyaknya tempat-tempat
keramat dan larangan-larangan yang ada di kampung Ugar.39
Sejalan dengan teori
jiwa yang dipelopori oleh ilmuwan Inggris Edward Burnet Taylor dan teori batas
akal oleh seorang ilmuwan asal Inggris James G. Frazer menyebutkan tahapan-
tahapan keyakinan dan kepercayaan manusia terhadap suatu agama. Teori jiwa
atau yang kemudian dikenal dengan teori animisme mengatakan bahwa manusia
percaya akan keberadaan makhluk-makhluk halus yang menempati alam
sekeliling tempat tinggal manusia, sehingga makhluk halus tersebut diberikan
berbagai penghormatan dan penyembahan dengan berbagai ritual atau upacara
keagamaan berupa doa, sesajen atau korban. Sementara teori batas akal muncul
sejalan dengan berkembangnya ilmu dan teknologi atau peradaban, berbagai
persoalan dan problematika hidup yang tak berujung dan tak dapat dipecahkan
sehingga ilmu ghaib (Magic) diyakini sabagi solusi terbaik untuk memecahkan
berbagai persoalan hidup40
. Ilmu ghaib atau lebih dikenal dengan Praanimisme
(Dinamisme) yaitu suatu bentuk keyakinan dan kepercayaan kepada kekuatan
sakti yang ada dalam segala hal. Penghambaan atau penghormatan ini terjadi
dikarenakan takut akan malapetaka atau karena balas jasa terhadap alam sekitar
38
Nuraieni, wawancara, Fakfak 27 Maret 2016. 39
Nuraeni, wawancara, Fakfak 27 Maret 2106 40
Dadang Kahmad, “Sosiologi Agama” (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 26-27.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
maupun makhluk-makhluk yang hidup dan berada disekitarnya. Berdasarkan pada
kedua teori evolusi agama ini, dapat ditarik satu asumsi bahwa apa yang terjadi di
Kampung Ugar berada pada tahap kepercayaan dan keyakinan mereka yang lebih
mempercayai Tuhan dalam bentuk realitas materi daripada Tuhan tanpa wujud
dari kepercayaan dan keyakinan seperti ini menghasilakn penghormatan dan
penghambaan yang tak seiring dengan apa yang diajarkan dan dilarang oleh Islam.
Gambar 2. Peta Papua Barat dan Peta Fakfak.
Sumber: Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 201541
41
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat, Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015, hlm. 1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
Gambar 3. Panorama Kampung Ugar, Distrik Kokas Kabupaten Fakfak, Papua Barat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
Gambar 4. Dermaga Distrtik
Gambar 5. Kampung Ugar, Distrik Kokas, Fakfak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
Gambar 6. Tempat-tempat Bersejarah Kampung Ugar, Kokas42
Gambar 7. Kuburan dan Pohon beringin yang diKeramatkan
Gambar 8. SD INPRES Ugar
42
Sumur ini diyakini oleh warga Ugar, bila dilewati oleh wanita yang sedang datang bulan (Haid)
maka wanita tersebut akan hilang. Sumur ini juga menurut sejarah lisan dari warga Ugar adalah
peninggalan dari Raja Namatota (kaimana) yang tatkala meninggalkan Ugar membuat sumur ini
agar Raja Namatota bila berkunjung ke Fakfak maka ia memiliki rumah di Ugar.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
Gambar 9. Bersama Kepala Suku Ugar Safar Biaruma, kepala kampung Ugar dan bersama guru
SD Inpres Ugar