bab iii pendekatan empirisrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/t1... · 2016-11-19 ·...

13
23 BAB III PENDEKATAN EMPIRIS A. Gambaran Umum 1. Keadaan Geografis dan Demografis 1 Negeri Titawai merupakan salah satu dari ketujuh desa yang berada di Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah. Luas wilayhnya mencapai 250 ha/m2, yang pada umumnya bermata pencarian nelayan dan bertani (cengkih, pala, kopra,dll), karena sebagian besar adalah wilayah lautan dan pegunungan. Tingkat pendidikan berdasarkan hasil pencatatan di kantor Camat pada umumnya adalah SD-SMP. Mayoritas penduduk negeri ini beragama Kristen Protestan. 2. Tatanan Sosial dan Spiritual 2 Komunitas negeri Titawai merupakan suatu kelompok adat yang tidak mengenal pembagian kelas atau strata sosial. Namun pada umumnya yang terjadi pada desa-desa adat, para petinggi negeri, termasuk raja, dan tua-tua adat beserta keluarga sangat dihormati dan disegani oleh komunitas setempat. Mereka hidup dalam tatanan kehidupan persaudaraan yang sangat erat. Walaupun berasal dari kelompok marga yang berbeda-beda, akan tetapi mereka hidup dan memiliki hubungan yang sangat dekat. Hal tersebut a.l dapat dilihat dari solidaritas yang terjadi antara satu sama lain. 1 Wawancara Bpk Agus Saiya. 1 oktober 2012 2 Ibid,.

Upload: vanthu

Post on 06-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

23

BAB III

PENDEKATAN EMPIRIS

A. Gambaran Umum

1. Keadaan Geografis dan Demografis1

Negeri Titawai merupakan salah satu dari ketujuh desa yang berada di Kecamatan

Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah. Luas wilayhnya mencapai 250 ha/m2, yang pada

umumnya bermata pencarian nelayan dan bertani (cengkih, pala, kopra,dll), karena sebagian

besar adalah wilayah lautan dan pegunungan. Tingkat pendidikan berdasarkan hasil pencatatan di

kantor Camat pada umumnya adalah SD-SMP. Mayoritas penduduk negeri ini beragama Kristen

Protestan.

2. Tatanan Sosial dan Spiritual2

Komunitas negeri Titawai merupakan suatu kelompok adat yang tidak mengenal

pembagian kelas atau strata sosial. Namun pada umumnya yang terjadi pada desa-desa adat, para

petinggi negeri, termasuk raja, dan tua-tua adat beserta keluarga sangat dihormati dan disegani

oleh komunitas setempat. Mereka hidup dalam tatanan kehidupan persaudaraan yang sangat erat.

Walaupun berasal dari kelompok marga yang berbeda-beda, akan tetapi mereka hidup dan

memiliki hubungan yang sangat dekat. Hal tersebut a.l dapat dilihat dari solidaritas yang terjadi

antara satu sama lain.

1 Wawancara Bpk Agus Saiya. 1 oktober 2012

2 Ibid,.

Page 2: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

24

Dalam sejarah orangNusalaut, sebagian besar berasal dari Pulau Seram, sehingga tradisi

dan agama suku tempat asalnya pun dibawa ke tempat yang baru. Negeri-negeri ini disebut

Hena atau aman, yang kemudian oleh penguasa Belanda pada saat itu dipindahkan ke tepi pantai

dan merubah nama persekutuan komunitas menjadi Negeri. Kehadiran negeri yang berada di

pegunungan kemudian menjadi “negeri lama”(atau negeri tua) yang sampai saat ini diyakini

sebagai tempat kediaman nenek moyang. Sistem kepercayaan yaitu Tuhan dan nenek Moyang

masih dipraktekkan. Sistem kepercayaan ini pada umumnya oleh komunitas di Nusalaut disebut

sebagai “adat” atau ”bikin adat” baik dalam praktek individual maupun dalam konteks komunal.

3. Upacara adat3

Upacara adat dilakukan dalam lingkup keluarga dan masyarakat. Dalam upacara ini

berlaku dua peristiwa pernikahan antara lain: kawin lari dan nikah dagang/minang/masuk minta.

Hal ini hampir sama dengan apa yang dilakukan di semua negeri Kristen di Maluku tengah.

Kawin lari adalah kawin yang pergi dengan meninggalkan pesan (surat), sedangkan nikah

dagang adalah pernikahan yang dilakukan dengan orang diluar negeri Titawai.

B. Nikah dagang dalam Lingkup adat setempat

1. Tradisi Nikah dagang4

Di negeri Titawai terdapat “26 fam (clan)” dan “tiga mata rumah”, yang akan mengatur dan

membagi harta perkawinan dalam adat.Hal ini sudah menjadi tradisi dalam perkawinan nikah

dagang dimana, 26 fam (clan) yang terdapat dalam tiga mata tumah negeri adalah: mata rumah

sembilan (siwasi), mata rumah lima (krima), dan mata rumah tujuh (hiwasi).Tiga mata rumah

3 Wawancara Bpk Agus Saiya

4 Ibid,.

Page 3: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

25

inilah yang akan menentukan harta tentang penulisan ini. Nikah dagang berawal dan dimulai

dengan „minang‟.

Minang5 adalah, pemberitahuan dari keluarga laki-laki melalui surat kepada keluarga

perempuan, setelah itu semua keluarga besar dari perempuan dikumpulkan untuk membaca surat

dan membicarakan maksud dari isi surat tersebut. Kemudian pihak perempuan mengundang

keluarga laki-laki (calon suami)untuk datang dan membicarakan maksudnya tersebut,dan

memutuskan kapan pernikahan dilaksanakan dan apa saja yang akan disiapkan untuk prosesi

adat.

Proses adat perkawinan iniberasal dari mata rumah „krima‟, di mana laki-laki (calon

suami) mempunyai kewajiban untuk membayar dua hasil dagang, yang sudah diputuskan oleh

mata rumah tersebut yaitu,„Harta Rumah tangga‟ dan „Harta Negeri‟. Harta Rumah Tangga yang

didagangkan semuanya berjumlah ‘serbalima’ karena mengikuti jumlah mata rumah, berupa:

Sopi lima botol, Rokok lima bungkus, Pinang lima buah, Sirih lima buah, Tabaku lima bola,

Kapur lima, Kain putih satu kayu, dan uang (jumlahnya berdasarkan perundingan antara

keluarga laki-laki dan keluarga perempuan), karena perempuan dari dalam negeri memilih

menikah dengan orang dagang dari luar desa Titawai, maka laki-laki dagang ini harus membayar

„hal yang sama‟ ke Baileo. Harta Negeri sama dengan Harta Rumah Tangga hanya di tambah

amplop berupa uang untuk Raja, penjaga pintu (Tua-tua adat atau Tua-tua Negeri) Baileo6 yang

menerima harta kemudian dibawa ke meja raja, dan untuk pemuda-pemuda negeri. Harta ini

tidak wajib untuk laki-laki dalam negeri, mereka hanya patut untuk membayar Harta rumah

tangga.

5Minang di sini sama halnya dengan Tunangan untuk, pasangan ‘sudah siap’ masuk dalam sebuah keluarga.

6 Baileo merupakan sebutan atau nama dari rumah adat orang Maluku, yang berfungsi sebagai tempat kegiatan

atau upacara adat bagi warga negeri.

Page 4: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

26

Sebelum laki-laki (calon suami) masuk dalam negeri, ia harus membayar pemuda-

pemuda desa yang pele pintu negeri (menjaga di depan pintu negeri), setelah dibayar barulah

mereka mempersilahkan laki-laki (calon suami) dagang tersebut untuk masuk. Tetapi ia belum

diharuskan untuk langsung ke rumah mempelainya ia harus singgah (mampir) ke rumah salah

satu warga, menunggu sampai acara pernikahan dilakukan.

Setelah semuanya telah disepakati dan disetujui untuk menikah, maka diadakan prosesi

mengantar pakaian kawin perempuan oleh keluarga dari laki-laki, yang disertai dengan harta

rumah tangga yang sudah penulis sebutkan diatas.Setelah prosesi ini selesai semua keluarga laki-

laki kembali ke rumah. Barulah sebaliknya, keluarga besar perempuan melakukan hal yang

sama. Aturannya, Pakaian kawin perempuan harus ditanggung oleh laki-laki, pakaian kawin laki-

laki harus ditanggung olehnya sendiri. „Pakaian dalam‟ dan perlengkapan mandi laki-laki

ditanggung oleh perempuan, sedangkan untuk perempuan semuanya tidak terkecuali ditanggung

oleh laki-laki. Disini dapat dilihat bahwa kaum laki-laki mempunyai tanggung jawab yang besar

dalam suatu pernikahan. Semua ini dilakukan sehari sebelum pernikahan gereja dan catatan cipil.

Setelah selesai melakukan ritual adat sehari sebelum berlangsungnya upacara pernikahan,

saatnya mempelai laki-laki datang dan menjemput mempelai perempuan.Pada saat mempelai

perempuan tidak berada di depan tetapi masih berada didalam kamar, dan juru bicara yang sudah

ditunjuk dari keluarga laki-laki -biasanya saudara laki-laki dari orang tua- akan berbicara maksud

dan tujuan mereka datang untuk memohan dan memberikan anak perempuan mereka untuk

dinikahkan. Kemudian ketika keluarga dari calon istri sudah memahami maksud dan tujuannya,

maka juru bicara dari pihak perempuan akan mengatakan “ia, anak perempuan kami telah siap

untuk dinikahkan, tetapi sementara ada didalam kamar dan kamar itu terkunci. Kami mintakan

supaya kalau kalian sudah membawakan kunci silakan masuk dan menjemput anak perempuan

Page 5: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

27

kami”. Kunci yang dimaksud disini adalah berupa Uang, sebagaimana sudah disebutkan diatas.

Ketika “kunci” tersebut sudah disiapkan, maka dipersilakan pihak laki-laki (calon suami) untuk

menjemput calon istrinya didalam kamar, dengan mengetuk pintu. Kemudian lalu dibuka oleh

saudara laki-laki kandungnya yang masih lajang -atau belum menikah – sambil berjabat tangan

(sementara didalam tangan laki-laki sudah ada uang) ke penjaga pintu. Kemudian pengantin

perempuan keluar dari kamar dan menerima bunga tangan dari pengantin laki-laki.

Sebelum para calon pengantin ini dibawa ke Gereja, terlebih dahulu mereka didoakan

oleh keluarga. Karena komunitas setempat menyakini, bahwa segala sesuatu ketika didasari

dengan Doa, akan berjalan dengan baik. Jadi hal itu tidak mengenyampingkan aturan tradisional

dari nenek moyangnya. Setelah itu mereka dibawa ke Gereja untuk diberkati oleh pendeta, dan

diberikan nilai-nilai Kristiani dalam membangun sebuah rumah tangga baru. Ketika ibadah usai

pasangan ini langsung mengadakan nikah Negara (catatan sipil). Sebab demi adanya kepastian

hukum tersebut, makawarga Titawai tetap mematuhi persyaratan pernikahan yang sudah

ditentukan oleh Negara.

Setelah semuanya selesai pasangan suami-istri kembali ke rumah laki-laki (suami) untuk

mengikuti ramah tamah dengan berbagai sajian makanan yang telah disiapkan. Tidak diikuti oleh

keluarga perempuan, karena adat yang harus dibayar dengan tata aturan yang sudah ditentukan

mereka harus mengantarkan harta dari perempuan ke rumah laki-laki (suami). Harta tersebut a.l.

berupa: semua pakaian, kasur, tikar, bantal, perabot rumah tangga dari dapur, ruang tamu

sampai kamar, kursi, meja diantarkan dengan cara semua keluarga perempuan keku7 dan

7“Keku” merupakan istilah bahasa daerah artinya menjungjung di kepala.

Page 6: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

28

menggunakan kapatta8; atau juru bicara dari keluarga perempuan dapat mengatakan “jangan

dilihat dari mewahnya barang ini, tapi kami mohon untuk dilihat dari ikatan keluarga (antara si A

dan si B), karena kedua keluarga ini sudah menjadi satu”.Ini merupakan kewajiban secara

tradisional dari pihak keluarga perempuan. Setelah itu keluarga perempuan diperbolehkan untuk

mengikut serta dalam acara ramah tamah.

Salah satu mata rumah yang menentukan harta dalam “nikah dagang”

2. Makna tradisi nikah dagang9

Asal mulanya nikah dagang ini dari negeri Titawai, Kecamatan Nusalut, Maluku Tengah.

Komunitas setempat biasa menyebutnya dengan menantu dagang, perempuan dagang, atau laki-

laki dagang tergantung dari mana pasangan yang kita nikahi. Nikah dagang ini biasanya

dilakukan pada saat, ada terjadinya perkawinan antara perempuan adat Titawai dengan laki-laki

8 Kapatta adalah tradisi menutur peristiwa dan sejarah masa lampau yang disampaikan setengah menyanyi

setengah bicara. Kapatta disini juga tidak diharuskan untuk dilakukan, kalau dari keluarga laki-laki tidak mengerti, hal ini juga tidak diberlakukan tidak masalah. 9Wawancara Bpk. Simon wattimuri

Page 7: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

29

dari luar negeri Titawai, yang mengambil pasangannya diluar desa itu. Setelah proses nikah

dagang ini sudah usai, maka komunitas setempat mempercayai, bahwa seorang anak negeri

“sudah laku terjual”. Singkatnya, nikah dagang berarti suatu upacara adat yang dibuat dan

dilakukan oleh pihak keluarga perempuan setelah dilamar oleh pihak laki-laki dari luar

komunitas atau pun wilayah pedesaan Titawai, dengan harga yang sudah ditentukan (bayar adat).

Supaya dengan demikian mereka dapat hidup sejahtera dan berkat selalu melimpah dalam

keluarga, hal mana dianggap sebagai suatu kewajiban untuk dilaksanakan. Budaya nikah dagang

ini tidak dapat dihilangkan, karena ini merupakan tradisi secara turun temurun. Berbanding

terbalik dengan kawin lari, yang boleh melunasi harta (bayar adat) kapan saja.

Setelah mengetahui makna dari budaya kawin adat ini,dapat dipahami tentang tujuan dari

penelitian ini ialah mengambil atau memilih pasangan hidupnya dari negeri Titawai maka harus

siap untuk membayar harta.

3. Pemaknaan atribut simbol-simbol dalam Tradisi Nikah Dagang10

Simbol-simbol yang dilakukan dalam upacara adat nikah dagang ini memiliki makna

keakraban hubungan tradisional menurut adat setempat. Hal ini diyakini sebagai berguna bagi

kedua belah pihak (suami dan istri) untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan keluarga

mereka ke depan. Sebagai contoh pemaknaan simbolikc adat demi untuk melestarikan keutuhan

Rumah Tangga11

yang baru memasuki jenjang pernikahan:

- Simbol pemuda berjaga di depan negeri (pemuda badiri di muka negeri)

10

Wawancara dengan Ibu Nina Tomasoa 11Ibid,.

Page 8: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

30

Maksudnya ketika seorang laki-laki yang mau menikah memasuki negeri, ia harus

membayar kepada para pemuda-pemuda setempat, agar dapat diizinkan lewat dan masuk

kedalam desauntuk melamar seorang calon istri (anak perempuan) untuk dikawinkan. Hal

ini konon diharuskan, karena para pemuda negeri adat tersebut secara tradisional,

diyakini harus “menjaga mata” dari negeri adat mereka yaitu seorang gadis desa.

- Sopi12

secara simbolis merupakan munuman adat yang menghangatkan. Karena ia

merupakan simbol yang memaknai hal pemberi kehangatan dan persekutuan,

kebersamaan juga akan diciptakan,sopi secara tradisional menjadi “tali pengikat” yang

erat. Jadi dampak yang dibawa dari minuman ini memberikan kedekatan antar hubungan

keluarga.

- Simbol tampa sirih (di dalamnya terdapat :kapur lima butir, daun sirih , tembakaulima

bola, pinang lima buah) adalah simbol dari pusat persekutuan. Sirih pinang itu

menandaiintipersektuuan keluarga besar melalui makan bersama. Dengan makan

bersama, diharapkan mereka dapat meningkatkan hubungan kekeluargaan yang erat,

saling berbagi rasa baik susah maupun senang.

- Simbol rokok merupakan pemberi kekuatan dalam rumah tangga, khususnya untuk laki-

laki.

- Simbol kain putih satu kayu melambangkan hubungan persaudaraan, dimana bukan dua

keluarga lagi tetapi sudah menjadi satu. Kain ini juga nantinya akan dipakai untuk

penutup meja tamu, meja makan, dan meja dapur dalam keluarga.

12Sopi adalah minuman berkadar alkohol tinggi, yang disuling dari air buah mayang.

Page 9: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

31

- Simbol uang, (bayar orang tatu pung cucuran karingat) uang ini akan diberikan kepada

kedua orang tua dari perempuan (istri) sebagai wujud tanda terima kasih sudah

mengandung sampai dilepaskan ke dalam rumah tangga. Tetapi karena dianggap ada

balas jasa, makanya adat ini mulai hilang seiring perkembangan moderen.

Simbol untuk Harta negeri13

:

- Simbol Amplop yang berisikan uang untuk Raja, penjaga pintu Baileo, dan Pemuda-

pemuda negeri Titawai, uang tidak dilihat dari nominal jumlahnya tetapi dilihat dari

ketulusan memberinya. Karena budaya yang diterapkan dikomunitas ini tidak

mengharuskan berapa jumlah uangnya, melainkan dari kerendahan diri dari pihak

pemberi. Sehingga komunitas setempat menyakini tidak menjadi beban dan bisa

memberikan kesejahteraan kepada keluarga.

4. Stratifikasi Sosial

Adapun factor-faktor sosial yang mendorong terjadinya pernikahan14

dapat dilihat dari

budaya setempat, yaitu a.l;ekonomi.Salah satu tujuan, yang membuat penduduk setempat

melakukan nikah dagang atau suatu pernikahan adalah perekonomian mereka.Sudah menjadi

budaya leluhur untuk daerah tersebut menikah lebih awal atau lebih muda, apalagi didalam suatu

keluarga terdapat banyak keturunan. Sehingga dengan melakukan pernikahan beban dalam

keluarga sedikit berkurang. Pendidikan, hampir setengah dari penduduk Titawai tidak dapat

menyelesaikan pendidikan mereka.Hal ini a.l. juga merupakan pengaruh dari factor ekonomi.

Karena hampir semua pekerjaanmasyarakat disana adalah nelayan dan bertani, sehingga tidak

mengherankan lagi bahwa penduduk tersebut mengalami keterbelakangan pengetahuan, sehingga

13

Wawancara Bpk agus Saiya 14Wawancara ibu Nina

Page 10: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

32

ini juga dijadikan alasan untuk melakukan perkawinan. Usia, rata-rata umur orang-orang disana

yang melakukan perkawinan 14 tahun keatas. Hal ini dapat dilihat dalam sebuah pernikahan

dalam keluarga Bpk Bobi Simon yang mempunyai 6 orang anak:

Anak pertama dari keluarga tersebut bernama Nita15

baru berumur 14

tahun dan masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, diakibatkan

kurangnya ekonomi, pendidikan, dan perhatian dari kedua orang tuanya karena

mereka sibuk bekerja di kebun dan mencari ikan dilaut, Nita akhirnya hamil

bersama pacarnya yang berasal dari negri Saparua. Akhirnya dengan tidak

menunggu lama kedua orang tua dari pacarnya langsung meminta nita untuk

dinikahkan dan tidak terjadi penolakan dari keluarga perempuan. Karena mereka

beranggapan lebih cepat menikah lebih baik. Disamping mendapat harta dari

pernikahan dagang anaknya tersebut, beban kedua orang tua perempuan sedikit

berkurang.

Tetapi hal ini tidak berlangsung untuk semua keluarga dia desa Titafwai, ada juga yang

menikah dengan usia yang sudah matang untuk melakukan hal tersebut yaitu usia 24-30 tahun.

C. Tradisi Nikah Dagang dalam prespektif jemaat

1. Pandangan Anggota Jemaat (Pendeta dan Majelis)

Yang sudah disinggung di atas bahwa, adat merupakan suatu pranata (institusi) yang

diberlakukan dalam komunitas yang dibentuk oleh para nenek-moyang atau datuk-datuk dan

menghasilkan suatu kehidupan yang bahagia, termasuk tradisi nikah dagang. Ia dilakukan untuk

memperkenalkan budaya setempat ke masyarakat luar. Tradisi ini menurut jemaat sendiri

15Nita bukan nama yang sebenarnya,nama tersebut disamarkan.

Page 11: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

33

merupakan kewajiban adat yang harus dilakukan serta menjadi warisan yang berharga dari nenek

moyang mereka sendiri.

Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan suatu hubungan persaudaraan yang

erat yang tidak dapat digantikan oleh apapun, tidak ada dampak buruk dalam tradisi ini. Warga

setempat mempercayai bahwa, ketika seseorang tidak melakukan dan memenuhi kewajiban adat

dengan seharusnya maka ia akan tertimpa suatu hal yang buruk, misalnya: menderita sakit secara

fisik, atau keluarga tidak harmonis.

Jemaat memandang tradisi ini sebagai suatu tanggung jawab yang dilakukan dengan

kesiapan penuh dan sungguh-sungguh dalam rangka menyambut warga baru yang akan tinggal

bersama-sama dengan mereka. Dari situlah dimana pun mata rumah yang melakukan tradisi ini,

akan disambut baik oleh komunitasnya, karena tradisi ini sangat mengandung nilai-nilai positif.

Tetapi jika tidak dilakukan dengan benar maka para leluhur akan marah. Maksudnya adalah

suatu kebiasaan baik yang telah (para leluhur) ciptakan melalui tradisi ini kiranya dapat

diteruskan dan dilakukan dengan benar oleh anak cucu mereka16

.

Jemaat setempat meyakini bahwa para leluhur pun percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhan

menghendaki sebuah kehidupan yang harmonis yang dihiasi dengan cinta kasih. Akan tetapi

jemaat juga mengakui bahwa telah terjadi pergeseran atau telah sedikit hilang tradisi ini dalam

pelaksanaa pernikahan adat. Hal ini terkait dengan bertambah maju budaya dan pengetahuan

jemaat, sehingga ada anggapan yang muncul bahwa yang terpenting pengenalan diri di Gereja

dan raja dan dilakukan dengan Doa, itu sudah cukup. Namun sebagian besar jemaat juga masih

mendukung melakukan adat nikah dagang ini dengan benar dan lengkap, seperti yang telah

16Wawancara dengan Bpk Pdt. Simon Wattimuri

Page 12: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

34

diatur oleh para leluhur. Bagi jemaat, adat dan Gereja harus berjalan bersama-sama, sebab adat

telah ditetapkan sejak dahulu oleh nenek moyang, jadi tidak boleh ditiadakan. Adat juga

dilakukan dengan Doa karena menurut jemaat setempat, mereka tidak dapat melaksanakan segala

sesuatu dengan baik tanpa Doa. Jemaat setempat meyakini bahwa Tuhan itu berkuasa atas segala

sesuatu termasuk adat.

2. Pandangan Gereja terhadap tradisi nikah dagang

Dalam tradisi ini,Gereja memahami sebagai suatu budaya yang telah diatur sedemikian

oleh para leluhur Titawai. Ia sebenarnya merupakan tradisi budaya Maluku. Dalam tradisi ini,

ketika laki-laki (suami) atau perempuan (istri) yang sudah melakukan adat nikah dagang mereka

boleh saja tinggal atau keluar dari negeri.Tetapi yang harus di dasari adalah mereka tidak boleh

lupa negeri adat sendiri, karena mereka bukan lagi dua melainkan satu, satu yang disatukan oleh

Tuhan dan adat.17

Tanggapan Gereja terhadap tradisi ini tentunya sangat positif karena ada nilai-

nilai ikatan kekerabata, nilai-nilai persekutuan, nilai-nilai persaudaraan yang diikat erat dengan

tradisi ini. Karena seluruh warga Titawai yang menjadi persekutuan/jemaat itu merupakan satu

keluarga. Oleh karena itu Gereja selalu memberikan dorongan dan apresiasi yang tinggi dan

sangat mendukungnya18

3. Keterlibatan gereja terhadap tradisi nikah dagang

Adat ini telah diatur oleh mata rumah yang telah disiapkan. Mereka yang akan mengatur

dan menyiapkan segala kebutuhan adat. Hal ini juga tidak terlepas dari keterlibatan para majelis

gereja yang aktif ikut serta untuk mendoakan kedua mempelai dalam hubungan-hubungan di

dalam kelaurga secara keseluruhan. Dan juga setelah melakukan prosesi adat, kedua pasangan

17

Wawancara Bpk Bram Nanulaita 18Wawancara Bpk pdt Simon wattimuri

Page 13: BAB III PENDEKATAN EMPIRISrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8879/4/T1... · 2016-11-19 · BAB III PENDEKATAN EMPIRIS. A. Gambaran Umum . ... Setelah mengetahui makna dari budaya

35

dibawah ke gereja untuk diberkati oleh Pendeta.19

Sehubungan dengan itu, maka firman Tuhan

yang disebutkan dalam Alkitab juga diletakan di dalamnya. Agar hal ini tidak hanya dipandang

sebagai tradisi adat saja, tetapi memeiliki nilai-nilai yang berlandaskan kerohanian dan iman.

Sebab gereja menyakini, bahwa Yesus juga menghendaki semua manusia untuk disatukan dalam

kehendak Allah.

Gereja Ebenhaezer Jemaat Titawai

19Ibid,.