bab iii analisa pendekatan program …repository.unika.ac.id/17034/4/14.a1.0012 tan grace...63 bab...

118
63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan pelaku Pengelompokkan pelaku untuk fungsi bangunan Pasar Tradisional Modern di Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut: Penjual / pedagang Petugas kebersihan Pembeli Petugas keamanan Pengelola Petugas MEE Petugas penitipan anak Petugas kesehatan b. Kategorisasi Kegiatan Kategorisasi kegiatan yang ada di proyek Pasar Tradisional Modern di Kabupaten Kendal terdiri atas kegiatan utama, penunjang dan servis. Kategori kegiatan utama: Kegiatan dan transaksi jual-beli komoditas pasar Menarik retribusi Melakukan kegiatan operasional oleh pengelola Kategori kegiatan penunjang: Pelayanan penitipan anak Pelayanan ruang bagi Ibu Menyusui Makan dan Minum

Upload: others

Post on 22-Apr-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

63

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur

a. Pengelompokkan pelaku

Pengelompokkan pelaku untuk fungsi bangunan Pasar Tradisional – Modern di

Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:

Penjual / pedagang Petugas kebersihan

Pembeli Petugas keamanan

Pengelola Petugas MEE

Petugas penitipan anak

Petugas kesehatan

b. Kategorisasi Kegiatan

Kategorisasi kegiatan yang ada di proyek Pasar Tradisional – Modern di

Kabupaten Kendal terdiri atas kegiatan utama, penunjang dan servis.

Kategori kegiatan utama:

Kegiatan dan transaksi jual-beli komoditas pasar

Menarik retribusi

Melakukan kegiatan operasional oleh pengelola

Kategori kegiatan penunjang:

Pelayanan penitipan anak

Pelayanan ruang bagi Ibu Menyusui

Makan dan Minum

Page 2: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

64

Beristirahat

Ishoma

Kategori kegiatan servis:

MCK

Ishoma

Membersihkan lingkungan luar dan dalam pasar

3.1.1 Studi Aktifitas

3.1.1.1 Pengelompokan Pelaku - Aktivitas – Sifat Aktivitas

Tabel 3.1: Pengelompokan Pelaku – Aktivitas – Sifat Aktivitas

Sumber: Analisis Pribadi

PELAKU AKTIVITAS WAKTU

KEGIATAN

SIFAT

AKTIVITAS

JENIS

RUANG

Penjual/

Pedagang

Datang ke pasar 03.00 – 03.15 Servis Drop off area

Parkir

kendaraan

03.15 – 03.30 Servis Area Parkir

Masuk ke pasar 03.30 – 04.00 Servis Main Entrance

Mendisplay

barang

dagangan

04.00 – 04.15 Semi Privat Lapak/Los/Kio

s

Berjual beli

barang

dagangan

04.15 – 11.30 Publik Lapak/Los/Kio

s

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola

MCK 12.00 – 12.30 Privat Toilet

Berjual beli

barang

dagangan

12.30 – 15.00 Publik Lapak/Los/Kio

s

Menyimpan

barang

dagangan

15.00 – 15.30 Semi Privat Lapak/Los/Kio

s

Membersihkan

lapak

15.30 – 16.00 Semi Privat Lapak/Los/Kio

s

Ambil

kendaraan

16.00 – 16.15 Servis Area Parkir

Pulang 16.15 - pulang

Pembeli Datang ke pasar 04.30 – 04.45 Servis Drop off area

Page 3: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

65

Parkir

Kendaraan

04.45 – 05.00 Publik Area parkir

Masuk ke pasar 05.00 – 05.15 Publik Main Entrance

Melihat barang

dagangan

05.15 – 05.45 Publik Lapak/Los/Kio

s

Transaksi jual-

beli

05.45 – 06.00 Publik Lapak/Los/Kio

s

MCK 06.00 – 06.15 Privat Toilet

Ambil

Kendaraan

06.15 – 06.30 Servis Area Parkir

Pulang 06.30 – pulang

Pengelola

pasar

Datang ke pasar 06.30 – 06.45 Servis Drop off area

Parkir

kendaraan

06.45 – 07.00 Publik Area parkir

Melakukan

kegiatan

operasional

pengecekan

07.00 - 08.00 Publik Area pasar

PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN

SIFAT AKTIVITAS

JENIS RUANG

Melakukan kegiatan pelayanan informasi

08.00 – 09.00 Publik Ruang pengelola

Melakukan kegiatan administrasi

09.00 – 11.30 Publik Ruang pengelola

Ishoma 11.30 – 12.30 Privat Mushola

MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet

Melakukan kegiatan rapat

13.00 – 14.00 Semi Privat Ruang rapat

Ambil Kendaraan

15.00 – 15.30 Servis Area parkir

Pulang 15.30 - pulang

Petugas penitipan anak

Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area

Parkir Kendaraan

06.15 – 06.30 Publik Area parkir

Melakukan pelayanan penitipan anak

06.30 – 11.30 Semi Privat Ruang penitipan anak

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola

Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang Penitipan Anak

MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet

Page 4: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

66

PELAKU AKTIVITAS WAKTU

KEGIATAN

SIFAT

AKTIVITAS

JENIS

RUANG

Ambil

Kendaraan

15.00 – 15.15 Servis Area parkir

Pulang 15.15 - pulang

Petugas

kesehatan

Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area

Parkir

Kendaraan

06.15 – 06.30 Publik Area parkir

Melakukan

pelayanan

kesehatan

06.30 – 11.30 Servis Ruang Klinik

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola

Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang

Klinik

MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet

Ambil

Kendaraan

15.00 – 15.15 Servis Area parkir

Pulang 15.15 - pulang

Petugas

Kebersihan

Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area

Parkir

Kendaraan

06.15 – 06.30 Publik Area parkir

Melakukan

kegiatan

kebersihan

06.30 – 11.30 Servis Area pasar

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola

PELAKU AKTIVITAS WAKTU

KEGIATAN

SIFAT

AKTIVITAS

JENIS

RUANG

Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang

Istirahat

MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet

Ambil

Kendaraan

15.00 – 15.15 Servis Area parkir

Pulang 15.15 - pulang

Petugas

Keamanan

Datang ke pasar 04.30 – 04.45 Servis Drop off area

Parkir

Kendaraan

04.45 – 05.00 Publik Area parkir

Melakukan

pelayanan

informasi

05.00 – 07.00 Servis Loket petugas

keamanan

Melakukan

kegiatan

pengamanan

07.00 – 11.30 Servis Area pasar

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola

Page 5: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

67

Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Ruang

istirahat

MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet

Ambil

Kendaraan

17.00 – 17.15 Servis Area parkir

Pulang 17.15 - pulang

Petugas

Mechanical

Engineering

Datang ke pasar 06.30 – 06.45 Servis Drop off area

Parkir

Kendaraan

06.45 – 07.00 Publik Area parkir

Melakukan

kegiatan

operasional

07.00 – 09.00 Servis Area pasar

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola

Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Ruang

istirahat

MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet

Ambil

Kendaraan

14.00 – 14.15 Servis Area parkir

Pulang 14.15 - pulang

Page 6: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

68

3.1.1.2 Pola Kegiatan

Penjual/Pedagang

Diagram 3.1: Pola Kegiatan Penjual

Sumber: Analisis Pribadi

Pembeli

Diagram 3.2: Pola Kegiatan Pembeli

Sumber: Analisis Pribadi

Datang

Parkir Masuk ke

pasar

Ambil

Kendaraan

Pulang

Melihat Barang

Dagangan

Datang

Parkir Masuk ke

pasar

Mendisplay barang

dagangan

Berjual-beli barang

dagangan

Berjual-beli barang

dagangan

Menyimpan barang

dagangan

Membersihkan lapak

Ambil

Kendaraan

Pulang

Ishoma, MCK, Istirahat

Transaksi Jual-Beli

MCK

Page 7: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

69

Pengelola pasar

Diagram 3.3: Pola Kegiatan Pengelola Pasar

Sumber: Analisis Pribadi

Petugas penitipan anak

Diagram 3.4: Pola Kegiatan Penitipan Anak

Sumber: Analisis Pribadi

Datang

Parkir Masuk ke

pasar

Ambil

Kendaraan

Pulang

Melakukan kegiatan

operasional

pengecekan

Melakukan kegiatan

pelayanan informasi

Melakukan kegiatan

administrasi

Ishoma, MCK, Istirahat

Melakukan kegiatan

rapat

Datang

Parkir Masuk ke

pasar

Ambil

Kendaraan

Pulang

Melakukan pelayanan

penitipan anak

Ishoma, MCK, Istirahat

Page 8: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

70

Petugas kesehatan

Diagram 3.5: Pola Kegiatan Petugas Kesehatan

Sumber: Analisis Pribadi

Petugas kebersihan

Diagram 3.6: Pola Kegiatan Petugas Kebersihan

Sumber: Analisis Pribadi

Datang

Parkir

Masuk ke

pasar

Ambil

Kendaraan

Pulang

Melakukan pelayanan

kesehatan

Ishoma, MCK, Istirahat

Datang

Parkir Masuk ke

pasar

Ambil

Kendaraan

Pulang

Melakukan kegiatan

kebersihan

Ishoma, Istirahat, MCK

Page 9: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

71

Datang

Ambil

Kendaraan

Pulang

Masuk ke

pasar Parkir

Melakukan kegiatan

operasional

Ishoma, Istirahat, MCK

Petugas keamanan

Diagram 3.7: Pola Kegiatan Petugas Keamanan

Sumber: Analisis Pribadi

Petugas Mechanical Engineering

Diagram 3.8: Pola Kegiatan Petugas Mechanical Engineering

Sumber: Analisis Pribadi

Datang

Parkir

Masuk ke

pasar

Ambil

Kendaraan

Pulang

Melakukan pelayanan

informasi

Melakukan kegiatan

pengamanan

Ishoma, Istirahat, MCK

Page 10: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

72

3.1.2 Studi Fasilitas

3.1.2.1 Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor/Outdoor

Pengelompokan ruang pada projek Pasar Tradisional-

Modern di Kabupaten Kendal dibedakan menjadi area, antara lain:

Tabel 3.2: Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor/Outdoor

Sumber: Analisis Pribadi

Jenis Ruang Sifat Indoor/Outdoor

Pasar

Tradisional-

Modern

Entrance Utama

Masuk dan Keluar

Publik Indoor

Area basah Publik Indoor

Area kering Publik Indoor

Area penjualan

unggas hidup

Publik Indoor

Area pemotongan

unggas

Publik Indoor

Area

Pengelola

Pasar

Lobby Kantor Publik Indoor

Ruang Kepala

Pengelola

Privat Indoor

Ruang Sekretaris Privat Indoor

Ruang Administrasi Privat Indoor

Ruang Karyawan Privat Indoor

Ruang Rapat Privat Indoor

Ruang Absen Privat Indoor

Pantry Semi

Privat

Indoor

Page 11: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

73

Leisure Semi

Privat

Indoor

Toilet Privat Indoor

Area

Penunjang

Pasar

Ruang terbuka

publik / Plaza

Publik Outdoor

Ruang penitipan

anak

Privat Indoor

Ruang ibu

menyusui

Privat Indoor

Ruang Informasi Publik Indoor

Pos Jaga Privat Indoor

Foodcourt Publik Indoor

Mushola Publik Indoor

Klinik Publik Indoor

ATM Center Publik Indoor

Area Servis

Pasar

Ruang Master

Control

Servis Indoor

Ruang Mechanical

& Engineering

Servis Indoor

Toilet Servis Indoor

Janitor Servis Indoor

Gudang Servis Indoor

Ruang Pompa Servis Indoor

Ruang Genset Servis Indoor

Ruang Panel Servis Indoor

Ruang MCB Servis Indoor

Area Pengolahan

Limbah

Servis Indoor

Drop Off/Drop In Servis Indoor

Loading Dock Servis Outdoor

Page 12: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

74

Parkir pengunjung Servis Outdoor

Parkir pengelola

dan karyawan

Servis Outdoor

Ruang Cuci

Perkakas

Servis Indoor

Page 13: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

75

3.1.2.2 Pola Tata Ruang

Pola Tata Ruang Mikro

Skema Alur Area Pasar Tradisional-Modern dan Area Penunjang Pasar

Zona A

(Fashion)

Zona B

(Barang

produksi

dan jasa) Zona C

(Makanan dan

bumbu dapur)

Zona D (hasil

bumi dan

daging)

Area

Penjualan

Unggas

Area

Pemotongan

Unggas

Ruang

Penitipan Anak

Ruang Ibu

Menyusui

Plaza

Pos

Jaga

Foodcourt

Mushola

Klinik

ATM Center

Kantor

Pengelola

Loading

Dock

Toilet

Parkir

Parkir

Foodcourt

Area

Pengolahan

Limbah

Area kering

Are

a b

asa

h

Ruang

Cuci

Perkakas

Diagram 3.9: Pola Tata Ruang Mikro Pasar dan

Area Penunjang

Sumber: Analisis Pribadi

Open Space

Drop Off

Main

Entrance

Main

Entrance

Ruang

Informasi

Gerbang Masuk

Pengunjung

Gerbang Keluar

Pengunjung

Toilet

Page 14: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

76

Skema Alur Area Pengelola Pasar

Diagram 3.10: Pola Tata Ruang Area Pengelola Pasar

Sumber: Analisis Pribadi

Skema Alur Area Servis Pasar

Diagram 3.11: Pola Tata Ruang Area Servis Pasar

Sumber: Analisis Pribadi

Ruang Kepala

Pengelola

Ruang

Sekretaris

Ruang

Administrasi

Ruang

Karyawan

Ruang Rapat

Ruang Absen

Lobby Kantor

Pantry Leisure Toilet

Ruang Master

Control

Ruang MEE

Janitor Gudang

Ruang Pompa

Ruang Genset

Ruang Panel Ruang MCB

Ruang IPAL

Loading Dock

Page 15: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

77

Pola Tata Ruang Makro

Diagram 3.12: Pola Tata Ruang Makro

Sumber: Analisis Pribadi

Page 16: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

78

3.1.2.3 Pola Aktifitas

a. Pasar Tradisional – Modern

Diagram 3.13 : Pola Aktifitas Pasar Tradisional - Modern

Sumber: Analisis Pribadi

Menarik Retribusi

Absen

Page 17: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

79

3.1.2.4 Rencana Kegiatan Setahun / Annual Yearly Agenda

Perencanaan Rencana Kegiatan Setahun adalah rencana yang

akan diadakan selama setahun yang ada di proyek Pasar Tradisional –

Modern di Kabupaten Kendal. Rencana kegiatan setahun untuk

mengidentifikasi acara kegiatan yang menyangkut kegiataan budaya dan

keagamaan yang ada di Kabupaten Kendal. Tidak hanya fungsi sebagai

pasar tempat untuk berjual-beli bahan pangan, tetapi pasar juga sebagai

tempat yang bergerak, sebagai motor penggerak untuk memicu dan

mengajak masyarakat agar berpartisipasi untuk mempertahankan budaya

masyarakat setempat. Dan juga melestarikan dan menjunjung perilaku

masyarakat paguyuban.

Tabel 3.3: Rencana Kegiatan Setahun

Sumber : Analisis Pribadi

NO Bulan Tema dan Waktu Kegiatan

1 8 Syawal pada

setiap tahun

Hijriyah (digelar

tujuh hari setelah

hari raya Idul Fitri)

Syawalan

Kaliwungu

Berziarah ke makam

pahlawan terdahulu.

Dan mengadakan

karnaval makanan.

2 Sebelum musim

tandur dan musim

panen

Kesenian Srandul Menampilkan kesenian

drama melibatkan tarian

dan alat musik.

Page 18: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

80

Bisa dilakukan

semalam suntuk.

3 Menjelang hari

raya Maulid Nabi

Muhammad SAW

Tradisi weh-

wehan

Mempersiapkan jajanan

tradisional kemudian

melakukan tukar

menukar sesama

kerabat.

4 Setelah musim

panen

Kesenian

Rampek

Menampilkan kesenian

tari dan syair sebagai

ucapan syukur setelah

panen. Sarana

menghibur diri dari masa

tandur sampai panen. Waktu pukul

21.00 – 05.00

WIB

Page 19: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

81

3.1.2.5 Studi Ruang Khusus

A. Lapak

Lapak adalah tempat dasaran yang ditempatkan di luar kios dan luar los,

tipe tempat berjualan yang terbuka dan dibatasi secara tetap.

Komoditas yang diperjualkan dalam lapak adalah sayur-sayuran, bumbu dapur,

buah-buahan, gerabah, dan lainnya. Dimensi untuk lapak terdapat 1 ukuran yaitu

2,00 x 2,00.

Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan

membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua

barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD).

Pencahayaan : lapak beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan

pencahayaan alami yang cukup. Peletakkan lapak bisa memanfaatkan

orientasi timur dengan tujuan untuk mendapat sinar matahari yang cukup

untuk pencahayaan.

Drainase : diberikan saluran drainase disekeliling lapak, dengan

kedalaman kurang lebih 3 – 4 cm. Lapak memiliki ketinggian +0,30 cm dari

permukaan. Dengan perbedaan leveling tinggi ini memudahkan dalam

membersihkan lapak, kotoran langsung jatuh ke permukaan lantai pasar.

Kebutuhan listrik : kebutuhan listrik disediakan untuk 150 watt per lapak.

Guna untuk kebutuhan penghawaan buatan berupa kipas angin, atau

kebutuhan elektronik lainnya.

Visibilitas : pandangan yang bebas untuk melihat ke lapak. Pembeli

dengan leluasa melihat barang display jualan.

Page 20: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

82

Tabel 3.4: Studi Ruang Khusus Lapak

Sumber: Analisis Pribadi

Nama ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran Ruang

Lapak Material:

1. Rangka Besi/Aluminium 4 cm x

4 cm x 2 mm

2. Papan Multiplek T=12 mm

3. Engsel Kupu-kupu

4. Mur Baut 24 x 30 mm

5. Papan nama menggunakan

papan kayu dan cat 90 cm x 30

cm.

Dimensi perabot:

Lapak berada pada ketinggian

+0,30. Disekeliling tapak terdapat

saluran drainase.

1. Meja : memiliki panjang 138 cm,

lebar 70 cm, tinggi 75 cm

2. Lemari penyimpan : panjang

200 cm, lebar 50 cm, tinggi 150

cm.

3. Pintu masuk lapak : panjang

62cm, tinggi 75 cm.

4. Rangka penggantung untuk

penyanggah penutup lapak tinggi

180cm.

Total Luasan 4 m2

Page 21: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

83

B. Los

Los adalah lahan dasaran berbentuk bangunan tetap, terbuka, tanpa

dinding,telah dibatasi secara pasti yang penggunaannya terbagi dalam petak-

petak. Didalamnya terdapat perabot lemari, meja, kursi dan sebagainya (dibatasi

dengan barang-barang yang sukar bergerak).

Los penjualan daging dan hasil laut terdapat kait penggantung daging

unggas untuk mendisplay unggas yang dijual oleh pedagang. Tujuan dari kait

penggantung supaya pembeli dengan mudah melihat unggas yang dijual, dan

dapat melihat secara langsung kondisi daging unggas. Dibawah kait penggantung

terdapat tempat aliran darah berada di lantai. Tempat aliran darah tersebut

memiliki kedalaman tertentu yaitu sekitar 4 – 5 cm. Lapak penjualan unggas perlu

diperhatikan mengenai meja untuk mengemas daging unggas, mengenai material

meja yang digunakan, hendaknya tidak menyerap kotoran atau cairan yang dapat

menimbulkan vektor kuman. Bahan meja sebaiknya terbuat dari bahan yang

kedap air atau dilapisi dengan material keramik

Komoditas yang diperjualbelikan adalah macam-macam daging dan hasil

laut. Contoh daging seperti daging ayam, unggas, sapi, kambing, kerbau, dan

lainnya. Contoh hasil laut seperti macam-macam ikan, udang, gurita, cumi-cumi,

kerang, dan lainnya. Direncanakan los terdapat 2 bentuk. Bentuk pertama adalah

los dengan tiang penggantung untuk daging. Bentuk kedua adalah los tanpa tiang

penggantung untuk hasil laut.

Page 22: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

84

Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan

membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua

barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD).

Pencahayaan : los beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan

pencahayaan alami yang cukup. Peletakkan lapak bisa memanfaatkan orientasi

timur dengan tujuan untuk mendapat sinar matahari yang cukup untuk

pencahayaan. Membutuhkan sinar matahari yang cukup dialokasikan ke los-los

dengan tujuan untuk mematikan bakteri dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan

los. Limbah seperti genangan air kotor, darah, atau tumpukan limbah lainnya.

Kelembaban : lingkungan los yang tidak lembab dan tidak terlalu kering.

Lingkungan los yang memiliki kelembaban yang sesuai. Los yang terlalu lembab

akan menimbulkan bakteri, vector kuman, atau jamur.

Drainase : diberikan saluran drainase disekeliling lapak, dengan

kedalaman kurang lebih 3 – 4 cm. Lapak memiliki ketinggian +0,05 - +0,10 cm dari

permukaan. Dengan perbedaan leveling tinggi ini memudahkan dalam

membersihkan lapak, kotoran langsung jatuh ke permukaan lantai pasar.

Kebutuhan listrik : tidak dibutuhkan listrik, karena dalam kegiatan di los daging

pemotongan menggunakan manual. Dan kegiatan di los daging menimbulkan

percikan air limbah yang dapat mengancam konslet bila ada sumber aliran listrik.

Kebutuhan air : dibutuhkan sumber air untuk fasilitas cuci daging,

pembersihan alat perkakas secara sederhana. Direncanakan kebutuhan air untuk

per los adalah 30 liter/los.

Page 23: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

85

Tabel 3.5: Studi Ruang Khusus Los Daging dan Hasil Laut

Sumber: Analisis Pribadi

Ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran Ruang

Los daging

Spesifikasi:

1. Di los daging terdapat tiang

penggantung untuk mendisplay

daging. Tetapi tidak

mengganggu visibilitas antar

pedagang dan pembeli.

Dimensi Perabot:

1. Meja ukuran 1,20 x 0,7 =

0,84 m2

2. Ruang gerak 200%

Total luasan 2,52 m2

Keterangan:

A : Lantai Conus

Untuk lantai memiliki kedalaman 5 cm (-0.05). dengan penutup lantai keramik. B : Dinding Cagak Bisa terbuat dari beton atau material bata ringan. Dengan pelapis keramik. Supaya mudah dibersihkan dari percikan limbah dari unggas. C : Hook / Penggantung

Terbuat dari stainless steal anti

karat.

A B

C

Page 24: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

86

Los Hasil Laut Dimensi Perabot:

Wastafel : 0,50 x 0,4 = 0,2 m2

Sirkulasi 150%

Meja display : 1,70 x 0,7 = 1,19

m2

Meja : 1,3 x 0,5 = 0,65 m2

Total Luasan 5,1 m2

Page 25: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

87

C. Kios

Kios adalah lahan dasaran berbentuk bangunan tetap, tertutup, beratap,

memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan dipisahkan dengan dinding pemisah

mulai dari lantai sampai dengan langit-langit serta dilengkapi dengan pintu. Dalam

kios ditemukan berbagai macam alat display. Antara kios satu dengan yang

lainnya dipisahkan oleh dinding massif berupa dinding bata. Kios pasar ini memiliki

keamanan yang tinggi karena sudah terdapat pintu berupa pintu harmonica dan

ada juga yang menggunakan rolling door. Sirkulasi yang pada kios adalah dengan

lebar 3,00. Terdapat 2 tipe ukuran untuk kios yaitu tipe A ukuran 3,00 x 3,25 dan

tipe B ukuran 3,00 x 4,00.

Komoditas yang dijual di dalam kios seperti barang-barang konsumsi

seperti sandang, perhiasan, barang-barang elektronik, gerabah, kelonthong,

bahan kue, makanan grosir, dan lainnya.

Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan

membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua

barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD). Namun untuk

keleluasaan untuk akses bongkar muat barang diperlukan sirkulasi gang 3,00

meter.

Pencahayaan : kios beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan

pencahayaan alami yang cukup dan juga pencahayaan buatan yang cukup.

Kelembaban : lingkungan los yang tidak lembab dan tidak terlalu kering.

Lingkungan los yang memiliki kelembaban yang sesuai. Los yang terlalu lembab

akan menimbulkan bakteri, vector kuman, atau jamur.

Page 26: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

88

Kebutuhan listrik : membutuhkan pasokan listrik untuk per kiosnya adalah 450

watt.

Page 27: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

89

Tabel 3.6: Studi Ruang Khusus Kios

Sumber: Analisis Pribadi

Ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran

Ruang

Kios Kios ukuran A: Dimensi per perabot:

Etalase : 2,22 x 0,5 = 1,11 m2

Rak : 1,6 x 0,5 = 0,8 m2 x 2

unit = 1,6 m2

Rak serbaguna : 1,00 x 0,5 =

0,5 m2

Total 3,21 m2

Sirkulasi 200%

Total Besaran 9,63 m2

Page 28: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

90

Kios ukuran B: Dimensi Perabot per kios

Meja = 1,20 x 0,6 = 0,72

m2

Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2

x 3 orang = 1,08 m2

Ruang gerak 3 orang =

1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3

orang = 3 m2

Etalase = 1,20 x 0,5 =

0,6 m2 x 2 etalase = 1,2

m2

Lemari = 1,20 x 0,6 =

0 ,72 m2

Total 6,72 m2

Sirkulasi 100%

Total Besaran 13,44 m2

Page 29: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

91

Tempat Pemotongan Unggas

Tempat pemotongan unggas menjadi ruang khusus karena kegiatannya

menghasilkan sisa-sisa buangan atau limbah hasil pemotongan unggas, limbah

tersebut antara lain bulu, darah, isi perut dan lainnya. Maka limbah hasil

pemotongan unggas tersebut harus diberikan fasilitas yang dapat membersihkan

limbah dengan baik, bersih dan tertata. Diberikan fasilitas dengan tujuan agar

terhindarkan dari vektor kuman yang menumpuk, sehingga membuat lingkungan

pasar menjadi tidak sehat, kotor, dan kurang nyaman dari indera penciuman dan

indera penglihatan. Dalam ruang pemotongan unggas yang diperhatikan adalah

penataan tata ruang mengenai ruang penjagalan, ruang sanitasi, dan ruangan

untuk pembersih. Alasan pemotongan unggas diletakkan dalam ruang khusus,

tidak berada di tempat penjualan unggas langsung karena supaya

menghindarkan resiko penyebaran penyakit, dan menghindarkan pencemaran

limbah di pasar.

Gambar 3.1: Denah Pemotongan Unggas

Sumber: Neuferts, Data Arsitek Jilid 2

Page 30: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

92

Tabel 3.7: Studi Ruang Khusus Tempat Pemotongan Unggas

Sumber : Analisis Pribadi

Gambar Perabot Keterangan

Gambar 3.2: Cone Bleeding Sumber:

http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/

Gambar 3.3: Hanger Bleeding Sumber:

http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/

Gambar 3.4: Stunner Electric Sumber:

http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/

Proses Penyembelihan adalah

sebagai berikut:

Menggantung unggas ke

sakel

Penyembelihan

Penirisan darah (Bleeding)

Scalding (Perebusan)

Plucking (Pembersihan

bulu)

Peralatan yang digunakan

adalah

Cone Bleeding, gunanya

untuk menyembelih ayam

tanpa proses Stunning

(untuk penyembelihan skala

besar). Kapasitas bisa untuk

12 ekor ayam/batch.

Spesifikasi sebagai berikut:

1. Bahan Cone dari plat

aluminium.

Penyanggah dari alat ini

terbuat dari pipa

stainless diameter 1-2’’.

Dudukan cone terbuat

dari bahan besi

diameter 12 mm lapis

Galvanis.

Page 31: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

93

2. Ukuran secara

keseluruhan 1,50 meter,

tinggi meja 0,75 meter,

lebar meja 0,75 meter.

Hanger Bleeding, memiliki

fungsi yang sama dengan

Cone Bleeding yaitu

sebagai penyembelihan,

namun kapasitas Hanger

Bleeding lebih banyak.

Ayam digantung dan darah

dibiarkan menetes

ditampung di bak

penampung sebelum

dibuang ke penampungan

limbah. Spesifikasi sebagai

berikut:

1. Memiliki ukuran 3,00 x

0,55 x 1,80 meter.

2. Sakel (Hook

Penggantung)

berjumlah 20-30 pcs

dengan bahan sus 304

3. Bak penampung darah

berbahan SS Sus 304

4. Tiang cagak bak terbuat

dari rangka hollow 40

x40 mm Sus 201.

Stunner Electric, gunanya

untuk peralatan pendukung

Page 32: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

94

untuk proses Hanger

Bleeding. Caranya adalah

menyetrumkan kepada

ayam (membuat pingsan,

bukan mati). Spesifikasi

sebagai berikut:

1. Dimensi 2,50 x 2,50 x

2,50 meter

2. Tegangan kerja 600

Volt/150 mA

3. Sumber elektrik 220

Volt/50 hZ/1HP

4. Ada saklar on/off

5. Material Plate SS

Sus 304.

Gambar 3.5 : Besaran Ruang Tempat Pemotongan Unggas Sumber: Analisis Pribadi

Keterangan:

A : Hanger Bleeding

B : Cone Bleeding

C : Meja

D : Wastafel

A

B C

B

D

B

Page 33: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

95

3.1.2.6 Studi Besaran Ruang

Tabel 3.8: Studi Besaran Ruang

Sumber: Analisis Pribadi

Area Pasar Tradisional - Modern

Besaran Ruang Keterangan

Los Penjualan Unggas

Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang unggas

Perabot:

Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 20

orang = 7,2 m2

Ruang gerak 20 orang = 1,00 x

1,00 = 1 x 20 orang = 20 m2

Meja lapak 20 orang = 1,2 x 0,7

= 0,84 m2 x 20 orang = 16,8 m2

Total 44 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 88 m2 : 20

unit = 4,4 m2

Tempat Pemotongan Unggas

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

Perabot:

Hanger Bleeding= 3,00 x 0,55

= 1,65 m2

Ruang gerak 4 orang = 1,00 x

1,00 x 4 orang = 4 m2

Meja = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 x 2

unit = 1,68 m2

Cone Bleeding = 0,75 x 0,75 =

0,5625 m2

Wastafel : 2,00 x 0,55 = 1,1 m2

x 2 unit = 2,2 m2

Total 10 m2

Sirkulasi 250%

Total Keseluruhan 35 m2

Page 34: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

96

Los Penjualan Daging

Jumlah: 20 unit . Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang daging

Perabot:

Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 20

orang = 7,2 m2

Ruang gerak 20 orang = 1,00

x 1,00 = 1 m2 x 20 orang = 20

m2

Meja lapak 20 orang = 1,2 x

0,7 = 0,84 m2 x 20 orang =

16,8 m2

Total 44 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 88 m2 : 20

unit = 4,4 m2

Los Penjualan Hasil Laut

Jumlah: 20 unit . Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang hasil laut

Dimensi Perabot:

Wastafel : 0,50 x 0,4 = 0,2 m2

Meja display : 1,70 x 0,7 = 1,19 m2

Meja : 1,3 x 0,5 = 0,65 m2

Total 2,04 m2

Sirkulasi 150%

Total Luasan 5,1 m2 x 20 unit =

102 m2

Page 35: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

97

Lapak Penjualan Sayur-Sayuran

Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang sayur-sayuran dan buah-

buahan.

Dimensi perabot:

Lapak berada pada ketinggian

+0,30. Disekeliling tapak terdapat

saluran drainase.

1. Meja : memiliki panjang 138 cm,

lebar 70 cm, tinggi 75 cm

2. Lemari penyimpan : panjang 200

cm, lebar 50 cm, tinggi 150 cm.

3. Pintu masuk lapak : panjang

62cm, tinggi 75 cm.

4. Rangka penggantung untuk

penyanggah penutup lapak tinggi

180cm.

Total keseluruhan 4 m2 x 20 unit

= 80 m2

Page 36: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

98

Pedagang lesehan / oprokan

Jumlah: 36 unit. Jumlah Pelaku: 36 orang pedagang lesehan

Dimensi:

Ruang gerak dan dimensi alas

karung = 2,10 x 1,50 x 36 orang =

113,4 m2

Total 113,4 m2

Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 181,44 m2

Kios tipe A

Jumlah: 72 unit. Jumlah Pelaku: 72 orang pedagang jasa dan barang

produksi lainnya

Dimensi per perabot:

Etalase : 2,22 x 0,5 = 1,11 m2

Rak : 1,6 x 0,5 = 0,8 m2 x 2 unit =

1,6 m2

Rak serbaguna : 1,00 x 0,5 = 0,5 m2

Total 3,21 m2

Sirkulasi 200%

Total Besaran 9,63 m2 x 72 unit =

693 m2

Page 37: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

99

Kios tipe B

Jumlah: 48 unit. Jumlah Pelaku: 48 orang pedagang jasa dan barang

produksi lainnya

Perabot per kios

Meja = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2

Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3

orang = 1,08 m2

Ruang gerak 3 orang = 1,00 x

1,00 = 1 m2 x 3 orang = 3 m2

Etalase = 1,20 x 0,5 = 0,6 m2 x

2 etalase = 1,2 m2

Lemari = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2

Total 6,72 m2

Sirkulasi 100%

Total Besaran 13,44 m2 x 48 unit = 645 m2

Page 38: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

100

Pedagang kaki lima

Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang kaki lima

Dimensi lapak= 2,00 x 1,20 = 2,4

m2

Total 2,4 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 4,8 m2 x 20

lapak = 96 m2

TOTAL 1.953 m2

Area Pengelola Pasar

Besaran Ruang Keterangan

Lobby Kantor Jumlah 1 unit. Jumlah Pelaku 4 Tamu, 1 Pekerja Staff.

Perabot:

Meja tamu 1,5 x 0,6 = 0,9 m2

Kursi tamu 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 2 orang = 0,72 m2

Sofa 1,7 x 0,8 = 1,36 m2

Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

Total 4,48 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 8,96 m2

Page 39: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

101

Ruang Kepala Pengelola Jumlah 1 unit. Jumlah Pelaku 1 Kepala Pengelola, 1 Pekerja Staff, 4 Tamu

Perabot:

Meja kerja 1,35 x 0,7 = 0,945 m2

Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2

Sofa 1,7 x 0,8 = 1,36 m2

Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,8 m2

Total 5,185 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 10,37 m2

Ruang Tata Usaha Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 2 Pekerja Tata Usaha, 3 Tamu

Perabot:

Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2

Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2

Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2

Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2

Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

Total 3,94 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 7,88 m2 x 2 unit = 15,76 m2

Ruang Administrasi Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 2 Pekerja Administrasi, 2 Tamu

Perabot:

Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2

Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2

Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2

Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2

Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

Total 3,94 m2

Page 40: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

102

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 7,88 m2 x 2 = 15,76 m2

Ruang Karyawan Jumlah: 5 unit. Jumlah Pelaku 4 Penarik Retribusi, 1 Pekerja Humas

Perabot:

Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2

Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2

Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2

Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2

Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

Total 3,94 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 7,88 m2 x 5 unit = 39,4 m2

Ruang Rapat Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 1 Kepala Pengelola, 8 Pekerja Staff, 2 Tamu

Perabot:

Meja meeting 3,2 x 1,5 = 4,8 m2

Meja operator = 1,00 x 0,6 = 0,6 m2

Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 11 orang = 3,96 m2

Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2

Ruang gerak 11 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 11 orang = 3,3 m2

Total 13,5 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 27 m2

Ruang Absen Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 5 orang

Perabot:

Loker = 0,5 x 1,8 = 0,9 m2

Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

Total 2,4 m2

Sirkulasi 100%

Page 41: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

103

Total Keseluruhan 4,8 m2

Pantry Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 6 orang

Perabot:

Kompor = 0,4 x 0,9 = 0,36 m2

Wastafel = 0,6 x 0,4 = 0,24 m2

Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2

Meja makan = 1,8 x 1,2 = 2,16 m2

Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 6 orang = 2,16 m2

Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,8 m2

Total 7,08 m2

Sirkulasi 120%

Total Keseluruhan 15,56 m2

Leisure Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 6 orang

Perabot:

Sofa = 0,8 x 1,8 = 1,44 m2

Meja = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2

Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 2 kursi = 0,72 m2

Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,6 m2

Total 4,36 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 8,72 m2

Page 42: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

104

Toilet Wanita Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 3 orang

Perabot Toilet Wanita:

Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2

x 2 = 0,8 m2

Ruang gerak 3 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3 = 3 m2

Tempat menaruh tas = 1,5 x 0,5 = 0,75 m2

Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 2 = 0,6 m2

Total 5,15 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 10,3 m2

Toilet Pria Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang

Perabot Toilet Pria:

Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2

x 2 = 0,8 m2

Urinoir = 0,7 x 0,6 = 0,42 m2 x 2 orang = 0,84 m2

Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2

Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 2 = 0,6 m2

Total 6,24 m2

Sirkulasi 80%

Total Keseluruhan 11,2 m2

TOTAL 163 m2

Page 43: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

105

Area Penunjang Pasar

Besaran Ruang Keterangan

Plaza Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 200 orang

Ruang gerak 200 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 200 orang = 200 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 400 m2

Ruang Penitipan Anak Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku 13 orang

Ruang gerak 13 orang = 1,00 x 1,00 = 1,00 m2 x 13 orang = 13 m2

Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2

Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2

Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2

Rak buku = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2

Toilet = 3 m2

Meja = 0,4 x 0,8 = 0,32 m2 x 6 = 1,92 m2

Total 19,63 m2

Sirkulasi 80%

Total Keseluruhan 35,31 m2 x 3 unit = 105, 93 m2

Page 44: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

106

Ruang Ibu Menyusui Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku: 10 orang

Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1,00 m2 x 2 orang = 2 m2

Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2

Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2

Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2

Rak buku = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2

Toilet = 3 m2 x 2 unit = 6 m2

Tempat tidur bayi = 0,7 x 0,9 = 0,63 m2 x 4 = 2,52 m2

Total 12,23 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 24,46 m2 x 3 unit = 73,38 m2

Ruang Informasi Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang x 6 unit = 12 orang

Podium meja = 1,00 x 0,6 = 0,6 m2

Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2

Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2

Total 1,96 m2

Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 3,1 m2 x 6 unit = 18,6 m2

Pos Jaga Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku 2 orang x 3 unit = 6 orang

Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2

Meja = 1,30 x 0,6 = 0,78 m2

Ruang gerak 2 orang = 0,5 x 0,6 = 0,3 m2 x 2 orang = 0,6 m2

Total 1,74 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 3,48 m2 x 3 unit = 10,44 m2

Page 45: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

107

Foodcourt Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 72 orang

Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 72 kursi = 25,92 m2

Meja makan 1,00 x 1,00 = 1 m2

x 12 meja = 12 m2

Meja serving makanan = 1,30 x 0,7 = 0,91 m2 x 12 meja = 10,92 m2

Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2

Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2

Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2

Ruang gerak 72 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 72 orang = 72 m2

Total 121,95 m2

Sirkulasi 50%

Total keseluruhan 182,92 m2

Mushola Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 50 orang

Ruang gerak 50 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 50 orang = 50 m2

Tempat wudhu = 0,7 x 2,00 = 1,4 m2 = 2,8 m2 x 2 unit = 5,6 m2

Toilet = 3 m2 x 4 unit = 12 m2

Total 67,6 m2

Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 108,16 m2

Page 46: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

108

Klinik Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 3 orang x 2 unit = 6 orang

Ruang gerak 3 orang = 0,5 x 0,6 = 0,3 m2 x 3 orang = 0,9 m2

Tempat tidur = 1,00 x 2,00 = 2 m2.

Toilet = 3 m2

Total 5,9 m2

Sirkulasi 200%

Total keseluruhan 17,7 m2 x 2 unit = 35,4 m2

ATM Center Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku 4 orang

Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2

Mesin ATM= 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 x 4 unit = 1,92 m2

Total 5,92 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 11,84 m2

TOTAL 946,67 m2

Area Servis Pasar

Besaran Ruang Keterangan

Ruang Master Control Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2

Meja = 1,50 x 0,7 = 1,05 m2 x 4 kursi = 4,2 m2

Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 kursi = 1,44 m2

Total 9,64

Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 15,424 m2

Page 47: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

109

Toilet Wanita Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 8 orang

Perabot Toilet Wanita:

Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 4 = 1,6 m2

Ruang gerak 8 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 8 = 8 m2

Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2

x 4 = 1,2 m2

Bak pencuci alat kebersihan = 1,8 x 0,5 = 0,9 m2

Tempat menaruh belanjaan = 2,00 x 1,00 = 2 m2

Total 13,7 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 27,4 m2 x 4 unit = 109,6 m2

Toilet Pria Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 8 orang

Perabot Toilet Pria:

Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 2 = 0,8 m2

Urinoir = 0,7 x 0,6 = 0,42 m2 x 4 orang = 1,68 m2

Ruang gerak 10 orang = 1,00 x 1,00 = 10 m2

Bak pencuci alat kebersihan = 1,8 x 0,5 = 0,9 m2

Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2

x 4 = 1,2 m2

Total 14,58 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 29,16 m2 x 4 unit = 116,64 m2

Page 48: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

110

Janitor Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

Perabot:

Lemari besi loker = 2,00 x 0,6 = 1,2 m2

Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2

Total 5,2 m2

Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 8,2 m2 x 6 unit = 49,92 m2

Gudang Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

Rak alat kebersihan = 1,5 x 0,5 = 0,75 m2 x 2 = 1,5 m2

Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2

Total 5,2 m2

Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 8,8 m2 x 6 unit = 52,8 m2

Ruang Pompa Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

Pompa Air + Plat Beton

2,00 x 2,5 = 5 m2

Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2

Total 9 m2

Sirkulasi 50%

Total keseluruhan 13,5 m2 x 4 unit = 54 m2

Page 49: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

111

Ruang Genset Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku:

Ruang gerak 2 orang =

1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2

Mesin genset = 1,54 x 0,70 = 1,078 m2 x 2 unit = 2,156 m2

Total 4,156 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 8,312 m2 x2 unit = 16,624 m2

Ruang Panel Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang

Panel Cabinet = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 unit = 1,44 m2

Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2

Total 3,44 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 6,88 m2

Ruang MCB Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang

Panel Wall Mounting = 0,3 x 0,2 = 0,06 m2 x 2 panel = 0,12 m2 x 6 unit = 0,72 m2

Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2

Total 2,72 m2

Sirkulasi 20%

Total keseluruhan 3,2 m2 x 4 unit = 13 m2

Page 50: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

112

Area Pengolahan Limbah Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

Tandon Filter = 2,00 x 1,80 = 3,6 m2

Tandon Utama = 4,50 x 1,80 = 8,1 m2

Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2

Total 15,7 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 31,4 m2 x 2 unit = 62,8 m2

Drop Off / Drop In Jumlah: 2 unit. Jumlah Kendaraan: 3 unit

Mobil Angkot = 4,57 x 1,65 = 7,54 m2

Mobil pribadi = 4,56 x 1,70 = 7,75

Motor = 2,25 x 0,75 = 1,68

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 33,94 m2 x 2 unit = 67,88 m2

Loading Dock Jumlah: 2 unit. Jumlah Kendaraan: 3 unit

Truck sampah = 8,60 x 2,5 = 21,5 m2

Truck pemadam = 11,50 x 3,0 = 34,5 m2

Truck mobil bak = 6,5 x 2,3 = 14,95 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 141,9 m2 x 2 unit = 283,8 m2

Page 51: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

113

Ruang Cuci Perkakas Jumlah: 4 unit. Jumlah pelaku: 8 orang x 4 unit = 32 orang

Dimensi Perabot: Wastafel khusus bahan aluminium: 2,00 x 0,5 = 1,00 m2 x 2 unit = 2 m2

Ruang gerak manusia: 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 8 = 8 m2

Total 10 m2

Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 16 m2 x 4 unit = 64 m2

TOTAL 914 m2

JUMLAH 3.968 m2

Sirkulasi 30% 1.190,4 m2

TOTAL Keseluruhan

5.158,4 m2

3.1.2.7 Area Parkir Pengunjung

Perhitungan kebutuhan area parkir pengunjung Pasar Tradisional-Modern di

Kabupaten Kendal dengan pendekatan jumlah pedagang adalah sebagai berikut:

Kios = 120 orang

Lapak daging dan hasil laut = 60 orang

+0.00

-0.10

-0.10 +0.00

Page 52: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

114

Pedagang lesehan/oprokan = 20 orang

Los pedagang sayur-sayuran = 20 rang

Pedagang kaki lima = 20 orang

Total pedagang = 240 orang

Dari perhitungan tersebut dapat diasumsikan jumlah pengunjung pada Pasar

Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal pada saat peak hour adalah 500 orang.

Fasilitas yang disediakan dalam bangunan pasar ini adalah mobil pribadi, motor,

delman, sepeda, becak, dan mini bus.

Perhitungan kebutuhan parkir

Perhitungan akan kebutuhan parkir dapat dihitung dengan rumus berikut,

kebutuhan parkir meliputi daya tampung dan luasan yang dibutuhkan. Daya

tampung dihitung dari jumlah pengunjung waktu sibuk.

1) Fungsi bangunan Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal.

Untuk fungsi bangunan Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal,

diharapkan dapat menampung 1.000 pengunjung per hari, dengan begitu

kebutuhan parkir harus sesuai dengan jumlah pengunjung waktu sibuk.

Asumsi jumlah pedagang dan pembeli pasar berjumlah 500 orang.

Mobil : 40% x 500 orang = 200 orang. Diasumsikan 1

mobil terdapat 4 orang. Jadi, 200 orang : 4 orang adalah 50 mobil.

Kendaraan Bermotor : 50% x 500 orang = 250 orang. Diasumsikn 1

motor terdapat 2 orang. Jadi, 250 orang : 2 orang adalah 125 motor.

Sepeda kayuh : 10% x 500 orang = 50 orang. Diasumsikan 1

sepeda terdapat 2 orang. Jadi, 50 orang : 2 orang adalah 25 sepeda kayuh.

Page 53: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

115

Asumsi jumlah pengelola pasar berjumlah 15 orang.

Mobil : 25% x 15 orang = 4 orang. Diasumsikan 1

mobil terdapat 1 orang. Jadi ada 4 mobil.

Kendaraan Bermotor : 50% x 15 orang = 7 orang. Diasumsikan 1

motor terdapat 1 orang. Jadi ada 7 motor.

Sepeda kayuh : 25% x 15 orang = 4 orang. Diasumsikan 1

sepeda terdapat 1 orang. Jadi ada 4 sepeda kayuh.

Asumsi jumlah sopir transportasi umum tradisional berjumlah 50 orang

Becak : 30% 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 becak.

Delman : 30% x 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 delman.

Bus : 10% x 50 orang = 5 orang. Jadi ada 5 Bus

Angkutan Umum: 30% x 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 angkutan umum

Asumsi jumlah pengendara alat transportasi servis di pasar berjumlah 40

orang

Truk kecil : 60% x 40 orang = 24 orang.

Diasumsikan 1 truk kecil terdapat 2 orang. Jadi, 24 orang : 2 orang = 12

truk kecil

Mobil Pemadam Kebakaran : 20% x 40 orang = 8 orang. Diasumsikan

1 mobil pemadam kebakaran terdapat 4 orang. Jadi 8 orang : 4 orang = 2

mobil pemadam kebakaran

Page 54: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

116

Truk Pengangkut Sampah : 20% x 40 orang = 8 orang. Diasumsikan

1 truk pengangkut sampah terdapat 4 orang. Jadi 8 orang : 4 orang = 2

mobil pemadam kebakaran

Tabel 3.9: Rekapitulasi Kebutuhan Parkir Pasar Tradisional – Modern

Sumber: Analisis Pribadi

Rekapitulasi Pasar Tradisional - Modern

Jenis alat

transportasi

Jumlah alat

transportas

i (a)

Kebutuhan

Luas (b)

Jumlah

Kebutuhan

Luas (a x b =

c)

Sumber

Mobil 54 1,70 x

4,56 =

7,752 m2

418,7 m2 DA

Kendaraan

Bermotor

132 0,75 x

2,25 =

1,68 m2

221,76 m2 DA

Sepeda

Kayuh

29 0,6 x 1,7 =

1,02 m2

29,58 m2 DA

Becak 15 0,9 x 1,8 =

1,62 m2

16,2 m2 DA

Delman 15 1,5 x 3,0 =

4,5 m2

45 m2 DA

Bus 5 2,5 x

11,92 =

29,8 m2

149 m2 DA

Angkutan

Umum

15 1,65 x

4,57 =

7,54 m2

113,1 m2 DA

Page 55: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

117

Truk Kecil 12 2,37 x

6,54 =

15,49 m2

185,88 m2 DA

Mobil

Damkar

2 2,5 x

11,50 =

28,75 m2

57,5 m2 DA

Truk

Pengangkut

Sampah

2 2,5 x 8,60

= 21,5 m2

43 m2 DA

Jumlah 1.279,72 m2

Sirkulasi

200%

2.035,24 m2

TOTAL 3.839,16 m2

3.1.2.8 Kebutuhan Luas Lahan

Berdasarkan lokasi pemilihan tapak, tapak berada di wilayah Kabupaten

Kendal, Kecamatan Brangsong. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang

Daerah (RUTRD) Kabupaten Kendal memiliki ketentuan bangunan perdagangan

dan jasa, yaitu ketinggian maksimal lantai adalah 3. Sedangkan untuk Koefisien

Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, dan Garis Sempadan Bangunan

belum diatur dan belum tertera di Perarturan RUTRD. Sebagai pertimbangan

rasional maka mengambil perartuan RDTRK Semarang sebagai dasar

perhitungan KDB, KLB, dan GSB. Maka, ditentukan KDB 40%, ketinggian, KLB

0,8 , GSB 32 meter.

Total luas lahan = total luas bangunan + lahan parkir

= 5.158,4 m2 + 3.839,16 m2

= 8.997,56 m2 : KLB

Page 56: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

118

= 8.997,56 m2 : 0,8 = 11.246,95 m2

Total lantai dasar = KDB x luas lahan

= 40% x 11.246,95 m2 = 4.499 m2

Luas open space = luas lahan – luas lantai dasar

= 11.246,95 m2 - 4.499 m2

= 6.747,95 m2

Luas RTH = luas open space – luas parkir

= 6.747,95 m2 – 3.839,16 m2

= 2.908,79 m2

Total kebutuhan lahan = luas lantai dasar + luas parkir + luas open space

= 4.499 m2 + 3.839,16 m2 + 6.747,95 m2

= 15.086,11 m2

3.1.2.9 Studi Ruang Luar

Kondisi eksisting penutup tanah masih berupa sedimentasi tanah

sawah, tanah lembek atau Clay. Belum ditanamani vegetasi peneduh.

Penataan dan pemilihan vegetasi menjadi faktor penting, karena harus

menciptakan kawasan lingkungan yang nyaman, aman dan aksesibel bagi

semua kalangan.

Pengaturan ruang luar atau Landskap dibutuhkan kesatuan ruang

dalam lingkungan sekitar, dan mendukung penampilan bangunan.

Page 57: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

119

Kriteria vegetasi yang dipilih adalah:

a. Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan public

(terbuka, dapat diakses oleh masyarakat), sirkulasi kendaraan,

parkir dan jalur pedestrian.

b. Perencanaan penghijauan dan fungsi resapan air hujan sekaligus

penyejuk.

c. Pelindung, peneduh dan filter terhadap populasi dan kebisingan

d. Ruang Interaksi Sosial.

Penggunaan material ruang luar terdiri atas hard material dan soft

material.

Tabel 3.10: Penggunaan Material untuk Ruang Luar

Sumber: Analisis Pribadi

Hard Material

Perkerasan Beton Batu Alam

Perkerasan Aspal Batu Pebble Putih

Perkerasan Paving Block Grass Block

Soft Material

Vegetasi rendah / pengisi tanah

Rumput Jepang Rumput Gajah

Tanaman Perdu

Pucuk Merah Soka

Vegetasi Pengarah

Palem-paleman : palem raja,

palem putri

Pohon Cemara

Vegetasi Peneduh

Pohon Ketapang Pohon Angsana

Pohon Mahoni Pohon Waru

Page 58: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

120

Vegetasi Estetika

Oleander Kenanga

Bunga Bugenvil Bunga Kamboja

3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1 Studi Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan adalah struktur rangka kaku / Rigid

Frame dengan bahan beton bertulang. Alasan menggunakan struktur beton

karena tahan terhadap korosif dan pembusukan, beton mudah dicetak

sesuai keinginan, mudah dilaksanakan oleh tukang, tahan terhadap aus

dan tahan terhadap bakar, struktur beton yang kedap air harus

direncanakan secara teliti.

Tetapi struktur beton juga memiliki kelemahan terkait retaknya

struktur apabila terjadi perubahan tanah, pengerjaan yang kurang teliti

menyebabkan beton menjadi melendut.

Bagian sistem struktur terdiri atas 3 yaitu: struktur atas, struktur

tengah dan pondasi yang akan dijelaskan pada uraian dibawah ini:

a. Struktur atas (Upper Structure)

Struktur Shell

Kelebihan struktur shell adalah mudah dibersihkan dari vector

sarang laba-laba karena terbuat dari material solid beton bertulang.

Sedangkan kekurangan struktur shell adalah material beton yang

mudah menyerap panas.

Page 59: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

121

Solusi agar tidak menyerap panas secara langsung diberikan ruang

udara pada atap. Ruang udara berupa rangka tonggak bahan

aluminium dengan tujuan sebagai lapisan untuk mereduksi panas

radiasi matahari (lihat gambar 3.6).

Gambar 3.6: Atap Shell dan Ruang udara pada bangunan bandara

Queen Alia

Sumber: https://www.kingspan.com/nz/en-nz/products/architectural-

roofing-systems/projects/queen-alia-international-airport

Alasan menggunakan struktur shell karena bukan material

fabrikasi oleh pabrik, sehingga mudah diterapkan oleh tenaga yang

masih menggunakan cara konvensional.

Rekapitulasi material yang digunakan: Bahan struktur atap: agregat

beton bertulang. Pelapis atap (sebagai ruang udara): panel

aluminium Galvalum dengan rangka tonggak aluminium.

Struktur Rangka

Kelebihan struktur rangka adalah struktur rangka yang

digunakan terbuat dari bahan baja konvensional. Sedangkan

kekurangan struktur rangka adalah rangkaian dari rangka-rangka

yang kelamaan akan menimbulkan sarang laba-laba dan tikus.

Sehingga membutuhkan perawatan intensif.

Page 60: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

122

Solusi untuk mengurangi timbunan sarang laba-laba dan

vector kuman lainnya, diperlukan lapisan pada rangka atap juga

sebagai plafon (lihat gambar 3.7). Supaya memudahkan dari segi

perawatan. Ketinggian plafon bisa mencapai 4 – 6 meter, dengan

anggapan masih mudah dijangkau untuk perawatan.

Gambar 3.7: Atap Rangka pada bangunan Sri Geylang Serai Market

Singapore

Sumber: https://www.theurbanwire.com/wp-

content/uploads/Geylang-Serai-Ramadhan-8.jpg

b. Struktur tengah (Middle Structure)

Sloof/Tie Beam

Sloof atau Tie Beam sebagai pengikat struktur diatas tanah,

meratakan bebang yang diterima oleh pondasi, sebagai pengunci

dinding agar saat terjadi pergerakan tanah, dinding tidak mengalami

roboh. Memiliki dimensi lebar 30 cm, tinggi 60 cm.

Kolom

Kolom terbagi atas kolom struktur dan kolom pengisi. Kedua kolom

tersebut menggunakan bahan beton bertulang. Penentuan modul

kolom dipengaruhi oleh dimensi lapak, kios, los, lesehan, dan

pedagang kaki lima. Untuk bentuk kolom adalah persegi, pada

Page 61: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

123

selimut kolom akan diberikan bahan penutup kedap air seperti

lapisan keramik, supaya mudah dibersihkan dalam perawatan,

mengingat aktifitas pasar yang menimbulkan limbah oleh aktifitas

pengguna pasar. Perhitungan dimensi kolom akan dijelaskan

sebagai berikut:

Tabel 3.11: Penentuan modul kolom

Sumber: Analisis Pribadi

Keterangan

ukuran media

berjualan

Konfigurasi modul kolom

Lapak penjualan

sayur-sayuran,

buah-buahan dan

bumbu dapur:

2,00 x 2,00.

Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah

6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x

600 = 50 ~ 50 cm.

Gambar 3.8 : Modul Kolom Struktur Area Lapak

Sumber: Analisis Pribadi

Page 62: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

124

Kios terbagi atas

2 yaitu

Kios tipe A:

3,00 x 3,00

Kio stipe B:

3,00 x 4,00

Gambar 3.9: Modul Kolom Struktur Area Kios Tipe A

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3.10: Modul Kolom Struktur Area Kios Tipe B

Sumber: Analisis Pribadi

Page 63: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

125

Dimensi Los

Los

penjualan

unggas: 1,20

x 2,20

Los

penjualan

daging: 1,20

x 2,20

Los

penjualan

hasil laut:

2,30 x 2,00

Gambar 3.11: Modul Kolom Struktur Area Los Daging

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3.12: Modul Kolom Struktur Area Hasil Laut

Sumber: Analisis Pribadi

Page 64: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

126

Pedagang

lesehan: 2,10 x

1,50

Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah

6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x

600 = 50 ~ 50 cm.

Gambar 3.13: Modul Kolom Struktur Area Pedagang

Lesehan

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3D Kolom Struktur

Gambar 3.14: Kolom Struktur

Sumber: Analisis Pribadi

Kolom Struktur 50 x 50

Jarak 6,00 meter.

Page 65: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

127

Balok

Balok sebagai penyalur beban dari slab/lantai. Balok terbagi atas

balok induk dan balok anak. Perhitungan dimensi balok akan

dijelaskan sebagai berikut:

Balok Induk = 1/11 – 1/14 x L

Balok Anak = 1/14 – 1/16 x L

L= panjang bentang yang terpanjang

Balok anak dibutuhkan apabila luas lantai melebihi 25 m2.

1. Balok Induk

h = (1/12 x L)

= 1/12 x 600 = 50 cm ~ 50

b = (1/2 x 50 cm) = 25 cm ~ 25

2. Balok Anak

h = (1/15 x L)

= 1/15 x 600 = 40 cm ~ 40

b = (1/2 x 40 cm) = 20 cm ~ 20

Gambar 3.15: Balok Induk

Sumber: Analisis Pribadi

Balok Induk lebar 25 cm,

tinggi 50 cm

Page 66: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

128

Slab

Slab atau plat lantai. Berfungsi sebagai penyalur beban menuju ke

balok. Perhitungan dimensi slab akan dijelaskan sebagai berikut:

Tebal plat = 1/40 x bentang

= 1/40 x 600 = 15 cm ~ 15

Gambar 3.16: Slab

Sumber: Analisis Pribadi

Dinding

Penutup dinding terdiri atas dinding pengisi dan dinding pelingkup.

Dinding pengisi dalam artian dinding partisi yang bukan elemen

struktural. Penerapan dinding pengisi maupun pelingkup akan

dijelaskan sebagai berikut:

Slab tebal 15 cm

Slab tebal 30 cm

Page 67: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

129

Tabel 3.12: Penggunaan jenis bahan untuk dinding Sumber: Analisis Pribadi

Dinding Pengisi Dinding Pelingkup

Kalsiboard, dengan

rangka besi hollow.

Digunakan pada ruang-

ruang pengelola. Yang tidak

menimbulkan air.

Gambar 3.17: Papan

Kalsiboard

Sumber: google.com

Dinding Hebel

Dinding hebel merupakan

elemen struktural karena juga

berfungsi sebagai penyalur

beban. Dinding hebel bisa

diterapkan di kios-kios, ruang

pengelola maupun ruang

penunjang lainnya. Sifat dari

dinding hebel ini adalah tahan

terhadap air dan menyerap

panas. Bisa diterapkan pada

elemen interior dan eksterior

bangunan pasar.

Gambar 3.19: Dinding Hebel

Sumber: google.com

Dinding bata ekspos

Penerapan dinding bata ekspos

bisa dilakukan bervariasi

dengan bentuk Addictive dan

Subtractive.

Gambar 3.18: Bata Ekspos

Sumber: google.com

Dinding Terakota Rooster

Dinding terakota rooster adalah

material dinding bernafas yang

ramah lingkungan karena

terbuat dari tanah liat. Dinding

terakota bisa disusun dengan

motif yang berbeda-beda.

Warna coklat yang ada di

rooster/krawang ini

memberikan penekanan

kelokalan

Gambar 3.20: terakota

rooster/kerrawang

Page 68: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

130

Laminate Board

Laminate board merupakan

dinding partisi yang relatif

ringan. Mudah dalam

perawatan. Memberikan

kesan modern dan tertata.

Namun apabila terkena air

terus menerus lama

kelamaan akan mengelupas

di bagian pelapis waterproof

pada panel laminate board.

Gambar 3.21: Laminate

Board

Sumber: google.com

Sumber: google.com

Panel GRC

Sama seperti blok terakota

rooster, namun pada panel

GRC ini bisa dibuat dengan

dimensi yang lebih luas, berupa

panel-panel modular yang

dibuat fabrikasi. Motif Panel

GRC bisa dibentuk sesuai

keinginan.

Gambar 3.22: Panel GRC

Sumber: google.com

Page 69: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

131

Penutup Lantai

Tabel 3.13: Penggunaan jenis material untuk lantai Sumber: Analisis Pribadi

Lantai Plester

Gambar 3.23: Lantai Plester

Sumber: google.com

Lantai plester digunakan pada

area berjualan pasar.

Paving Terakota

Gambar 3.24: Lantai Plester

Sumber: google.com

Lantai Paving Terakota bisa

diterapkan di bagian area

penerimaan pasar atau area

pedestrian way.

Granite Tile

Gambar 3.25: Granite Tile

Sumber: google.com

Lantai Granite diterapkan pada

area pengelola pasar. meliputi

ruang pengelola UPT, ruang

meeting, ruang staff.

Granite Paver Texture

Gambar 3.26: Granite Paver

Sumber: google.com

Lantai Granite Paver Texture

diterapkan di area pasar yang

menimbulkan genangan air dalam

aktifitasnya. Karena teksturnya yang

kasar, membuat aman bagi

penggunanya supaya tidak mudah

tergelincir.

Page 70: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

132

Lantai Keramik

Gambar 3.27: Lantai Keramik

Sumber: google.com

Lantai keramik diterapkan di

ruang toilet. Penggunaan lantai

keramik ada yang bertekstur dan

tidak tekstur.

Batu Alam Andesit

Gambar 3.28: Batu Alam Andesit

Sumber: google.com

Lantai batu alam andesit bisa

diterapkan di area penerimaan

pasar atau area outdoor pasar.

c. Struktur bawah / pondasi (Low Structure/Foundation)

Penentuan jenis pondasi yang digunakan terkait dengan identifikasi

keadaan tanah. Lokasi tapak berada di Kecamatan Brangsong, jenis tanah

adalah tanah alluvial bersifat hidromorf, biasanya tanah berwarna kelabu,

coklat dan hitam. Topografi pada lokasi tapak memiliki ketinggian 0 – 10

mdpl. Tekstur tanah yang ada di Kecamatan Brangsong adalah lempung

liat berpasir. Lempung memiliki sifat plastis dalam kisaran kadar air tertentu

dan tanah ini dapat menjadi kuat apabila tanah dalam kondisi kering.

Daya dukung tanah di lokasi tapak terpilih adalah buruk, karena

berada di jenis tanah lembek / clay, tanah yang selalu berair.

Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi Bore Pile. Pondasi

Bore Pile adalah jenis pondasi yang memiliki bentuk seperti tabung

memanjang terdiri atas campuran beton dan besi bertulang. Pondasi ini

Page 71: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

133

dibuat secara in-situ saat proyek dilakukan. Proses in-situ dilalui dengan

proses penulangan bore pile sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan.

Panjang tiang pondasi Bore Pile harus mencapai kedalaman tanah keras.

Metoda pelaksanaan yang digunakan adalah dengan metoda wash boring

/ bor basah.

Gambar 3.29: 3D Struktur Bawah / Pondasi

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3.30: Pondasi Bore Pile

Sumber: http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/pondasi-strauss-pile-

atau-bored-pile.html

Pondasi Bore Pile D=80

cm

Pile Cap 250 x 250 x 80

cm

Tie Beam lebar 30cm,

tinggi 60 cm

Slab tebal 30 cm

Page 72: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

134

Dimensi yang biasa dilakukan untuk pembuatan tiang Bore Pile

adalah 20 cm, 30 cm, 40 cm, 45 cm, 50 cm, 55 cm, 60 cm, 70 cm, 80cm.

Kedalaman untuk pondasi Bore Pile bisa mencapai 30 meter. Alat yang

digunakan untuk membuat adalah Mini Crane dan gawang. Salah satu

kelebihan dari pondasi Bore Pile adalah tidak mengganggu dengan

getaran, kebisingan atau gangguan suara pada bangunan disekelilingnya.

3.2.2 Studi Sistem Utilitas

3.2.2.1 Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM. Pengadaan air bersih ini untuk

ruang-ruang antara lain, toilet atau WC, lalu fasilitas cuci yang ada di Los ,

Kios atau Lapak.

Diagram 3.14: Sistem Jaringan Air Bersih PDAM

Sumber: Analisis Pribadi

Perhitungan kebutuhan air bersih untuk lavatory Pasar

Diketahui:

Asumsi pengunjung datang per hari = 1.000 orang (maksimal)

Kebutuhan air per orang = 19 liter/orang (diibaratkan fungsi taman umum)

Jadi total kebutuhan air = 1.000 orang x 19 liter

PDAM Tandon Bawah Pompa Air Menara Air

Kamar Mandi/WC Distribusi ke

Los/Kios

Page 73: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

135

= 19.000 liter / hari = 19 m3/hari...............(1)

Asumsi pedagang menggunakan fasilitas cuci per hari = 250 orang (maksimal)

Kebutuhan air per orang = 30 liter/orang

Jadi total kebutuhan air = 250 orang x 30 liter

= 7500 liter / hari = 7.5 m3/hari...............(2)

Total kebutuhan air (1) + (2) adalah 26,5 m3/hari. Dari hasil tersebut telah

ditemukan kapasitas Ground Water Tank (dalam m3/hari ). Ground Water Tank

tersebut terbagi atas 8 zona. Per zona memiliki kemampuan menampung 4,4 m3.

3.2.2.2 Sistem Drainase

Hasil kegiatan dari aktifitas pasar yang menghasilkan limbah oleh bahan

pangan basah. Dan juga limpahan air hujan. Maka drainase terbagi atas dua yaitu

untuk penampungan limbah dan air hujan. Keduanya dimanfaatkan kembali oleh

proses Water Treatment, yang dapat dimanfaatkan sebagai penyiram tanaman,

sumber air untuk Fire Hydrant dan Hydrant Pump. Dibawah ini adalah skema

distribusi dan filtrasi air hujan dan limbah cair oleh bahan pangan basah:

Diagram 3.15: Sistem Drainase

Sumber: Analisis Pribadi

Air Hujan Talang Bak Kontrol Riol Pasar

Penampungan air hujan

Pompa Penyiraman Tanaman

Fire Hydrant Hydrant Pump

Page 74: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

136

3.2.2.3 Sistem Pengolahan Limbah Manusia

Pengelompokkan limbah berdasarkan karakteristiknya, yaitu:

- Limbah cair, berasal dari air buangan bekas wastafel, toilet dan tempat

pencucian harus menempuh pengolahan air daur ulang supaya

mengurangi pencemaran air yang berbahaya bila dibuang langsung ke

lingkungan.

- Limbah padat, berasal dari kotoran manusia di lavatory. Pengolahan

limbah padat dilakukan dengan penggunaan IPAL (Instalasi Pengolahan

Air Limbah).

Cara-cara penghematan dalam tujuan konservasi air:

Penggunaan fitur hemat air seperti Dual Flush pada water closet dan

autostop pada keran air. Dual Flush adalah sistem toilet hemat air

sadar lingkungan. Sistem Flush ini menggunakan perbandingan 3:6

liter dimana tombol kecil mengeluarkan 3 liter air dan tombol besar

mengeluarkan 6 liter air.

Penggunaan air daur ulang untuk menggantikan penggunaan air

bersih seperti pada penyiraman taman (irigasi) dan pemanfaatan air

hujan, atau air waduk sebagai alternatif sumber air bersih.

3.2.2.4 Sistem Distribusi Listrik

Sumber aliran listrik berasal dari gardu PLN yang ada di lokasi tapak.

Kemudian dari gardu dialirkan ke trafo, dari trafo ke meteran. Ruang-ruang

yang membutuhkan aliran listrik di pasar adalah los, kios dan lapak. Supaya

Page 75: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

137

memudahkan distribusi listrik, maka terdapat meteran di setiap area luas

distribusi listrik. Sebagai tenaga cadangan terdapat Generator Set.

Diagram 3.16: Sistem Distribusi Listrik

Sumber: Analisis Pribadi

3.2.2.5 Sistem Pengolahan Sampah

Sumber sampah yang ada di area pasar tradisional-modern antara

lain:

a. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di lingkungan pasar tradisional-modern

diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-

daun kering yang terurai menjadi tanah.

b. Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia)

pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang

ke tempat sampah.

Kubikal Trafo

Genset

Meteran PLN

LVMDP

Panel Distribusi

Induk

SDB 1

SDB 2

PP1

PP2

Listrik Dari PLN

Page 76: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

138

Untuk mempermudah sistem pembuangan sampah pada bangunan area

pasar tradisional-modern, tempat sampah diletakkan di titik-titik tertentu

baik di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Sampah akan ditampung

dan diangkut oleh petugas kebersihan (cleaning service). Pengangkutan

sampah dilakukan tiga kali pergantian / shift yaitu pagi jam 07.00, siang jam

10.00, dan sore jam 14.00. Setelah sampah ditampung akan dijadikan satu

dengan tempat pembuangan akhir yang sudah ditentukan. Penggolongan

tempat sampah dibedakan atas warna, untuk membedakan antara sampah

organik dan anorganik.

Gambar 3.31: Pengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya

Sumber: google.com

Gambar 3.32: alur pengangkutan sampah

Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-

efBae7aAZwg/UL4eYW76jpI/AAAAAAAAAm0/WVitj5IPxM0/s1600/Pengel

olaan+sampah+konvesional.png

Cara pengelolaan sampah dengan mengumpulkan sesuai

pengelompokkan nya, lalu diangkut ke tempat pembuangan akhir. Sampah-

sampah tersebut seperti sampah hasil dari aktifitas manusia seperti setelah

Page 77: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

139

membuang bungkus makanan plastik, botol minuman plastik, kertas , dan

lain-lain (kategori anorganik).

3.2.2.6 Sistem Pengolahan Limbah Hasil Dari Kegiatan Pasar

Jenis limbah yang ada di Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten

Kendal adalah limbah yang berasal dari pemotongan hewan unggas dan

perikanan. Karakteristik limbah adalah kandungan bahan organik yang

cukup tinggi dan mudah terurai di perairan. Berupa darah, kulit, bulu, lemak,

tanduk, tulang dan kuku (Manual Kesmavet, 1993). Dikategorikan menjadi 2

yaitu:

1) Limbah cair, limbah cari yang dihasilkan dari kegiatan pemotongan

hewan yaitu air dari pemotongan, pembersihan lantai tempat

pemotongan, pembersihan kandang penampung, pembersihan isi perut,

air sisa peredaman, darah, air pencucian perkakas, cairan rumen dan

cairan isi perut.

2) Limbah padat, limbah padat dari rendering, isi perut, dan pemotongan

bagian-bagian yang tidak berguna. Contohnya kepala, kulit, tulang ikan,

sisik, insang, potongan daging dan saluran pencernaan.

Proses pengolahan limbah cair dan padat

Proses pengolahan limbah cair terdiri dari beberapa tahapan yaitu

primer (secara fisik), sekunder (secara biologis), dan tersier (secara

kimiawi).

1. Pengolahan fisik

Page 78: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

140

Pengolahan ini bertujuan untuk melarutkan limbah yang tidak larut

(bersifat tersuspensi) dalam arti lain buangan cair yang mengandung

padatan, sehingga membutuhkan metode pemisahan. Kemudian proses

floatasi digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung

seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya

(Tjokrokusumo, 1995).

2. Pengolahan kimia

Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang

menggunakan bahan kimia , dengan tujuan mengurangi zat-zat pencemar

dalam air limbah. Proses kimia ini mengubah air limbah yang berbahaya

menjadi tidak berbahaya. Proses-proses yang terjadi adalah netralisasi,

presipitasi, khlorinasi, koagulasi, dan flokulasi. Pengolahan tahap ini

bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah

mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phosphor dan zat

organic beracun lainnya . Pengolahan ini dianggap efisien namun tergolong

mahal karena memerlukan bahan kimia untuk prosesnya (Tjokrokusumo,

1995).

3. Pengolahan biologi

Pengolahan limbah secara biologi, bertujuan untuk menghilangkan

bahan organik dan anorganik, zat amoniak, posfat dengan bantuan

mikroorganisme. Penggunaan saringan telah dikenal untuk keperluan

rumah tangga, namun bisa diterapkan dengan jenis media filter lain yaitu

seperti pasir dan antrasit. Filter ini disebut sistem anaerobik, media filter

Page 79: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

141

ditempatkan pada bak atau tangka, lalu air limbah disaring melewati proses-

proses yang telah ada (Laksmi dan Rahayu, 1993)

Proses pengolahan limbah padat, sumber limbat padat yang

dihasilkan berasal dari limbah perikanan. Mengingat salah satu komoditas

yang terkenal di Kabupaten Kendal adalah budidaya hasil laut perikanan

(seperti: gurita, udang, ikan, kerang,dan lainnya) limbah ini tidak

menimbulkan zat-zat beracun bagi lingkungan, tetapi merupakan limbah

padat yang mudah membusuk dan menimbulkan bau menyengat.

Pengolahan limbah padat dilakukan untuk menjadikan produk hasil

pemanfaatan limbah padat, contohnya seperti: tepung tulang ikan, kitin dan

kitosan, kolagen dan gelatin, dan kulit tersamak.

3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi

3.2.3.1 Penangkal Petir

Sistem penangkal petir bertujuan untuk menangkap petir untuk

disalurkan ke air terminal lalu dialirkan ke grounding. Penangkal petir yang

digunakan adalah jenis Franklin dengan Tiang Triangle/Fourangle . Tiang

Triangle ini adalah tiang penyangga berupa pipa-pipa penegak untuk

menaikkan posisi head protector / air terminal penangkal petir. Jenis tiang

menara yang dirancang ringan dan dapat dibongkar pasang (Knock down)

dengan sifat konstruksi semi permanen dengan usia layak pakai dan waktu

yang relatif panjang. Tinggi Menara bisa mencapai 3 – 15 meter, dengan

bahan pipa bervariasi mulai dari pipa 2 inch – 3 inch.

Page 80: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

142

Gambar 3.34: Penangkal Petir Jenis Franklin

Sumber: google.com

Gambar 3.35: Air Terminal Penangkal Petir yang diaplikasikan ke tiang

menara Triangle. Sumber: google.com

3.2.3.2 Sistem Komunikasi

Telepon

Sistem komunikasi telepon dengan menggunakan sistem PABX

merupakan singkatan dari Private Automatic Branch eXchange, PABX

adalah sebuah sistem telepon yang biasa disebut juga dengan switchboard

yang digunakan sebagai sistem telepon. Sistem PABX memiliki beberapa

sambungan kabel yang disambungkan ke sebuah switchboard, ini yang

disebut sebagai branch karena cabang memiliki banyak sambungan yang

dihubungkan ke PABX. Kegunaan tidak hanya untuk telepon, PABX bisa

Page 81: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

143

untuk modem, mesin fax, dan alat komunikasi internal karyawan di dalam

kantor. Penggunaan PABX sangat penting untuk kebutuhan bisnis, guna

untuk mencapai efisiensi telekomunikasi.

Gambar 3.36: Alur Kerja PABX

Sumber: google.com

3.2.3.3 Sistem Pemberian Informasi

Sistem pemberian informasi disebut sebagai sistem alamat publik

atau Public Address System (PA System), artinya adalah amplifikasi suara

elektronik dan sistem distribusi dengan mikrofon, amplifier dan pengeras

suara. Sistem ini digunakan untuk memberikan pengumuman di situasi

publik yang besar dan berisik. Untuk fungsi bangunan pasar diperlukan

sistem PA besar karena pemberian informasi secara menyeluruh di

bangunan pasar. Selain sebagai pemberian informasi, sistem besar ini

berfungsi sebagai sistem peringatan dalam keadaan darurat. Komponen

perangkatnya antara lain: Mikrofon, Mixer, Amplifier, Speaker, Recorder.

Page 82: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

144

Gambar 3.37: Komponen PA System

Sumber: google.com

Cara kerja:

Pengeras suara (Speaker) diletakan di area Amplifier dan Mixer

menyesuaikan pengguna berbicara ke Microfon suara di transmisi ke

kabel atau nirkabel / PABX suara keluar melalui Speaker.

3.2.3.4 Sistem Bahaya Kebakaran

APAR

APAR atau Alat Pemadam Api Ringan merupakan alat pemadam

kebakaran yang mudah dibawa dan dioperasikan satu orang. APAR harus

dipilih dan ditempatkan sesuai ketentuan dalam SNI 03-3987- edisi terakhir,

tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Pemadaman Api Ringan

untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan

Gedung. APAR dengan berat tabung 1 – 9 kg. Jenis APAR terdapat tiga

yaitu Foam, Dry Chemical Powder, CO2 (Carbon Dioxide). Jenis

penggunaan APAR disesuaikan oleh kelas kebakaran yang terbagi atas 5

kelas yaitu:

1. Kelas Kebakaran A : Benda Padat (Kain, Kayu, Kertas)

Page 83: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

145

2. Kelas Kebakaran B : Benca Cair (Minyak, Bensin Colar)

3. Kelas Kebakaran C : Benda Gas (Elpiji, Tinner)

4. Kelas Kebakaran D : Logam (Magnesium, Misiu)

5. Kelas Kebakaran E : Elektrikal (Dinamo, Motor Listrik)

Untuk APAR Foam digunakan untuk kelas kebakaran A, B dan D. Untuk

APAR Dry Chemical Powder digunakan untuk kelas kebakaran A, B, C, dan

E. Untuk APAR CO2 digunakan untuk kelas kebakaran B, C, D dan E.

Gambar 3.38: Alat Pemadam Api Ringan

Sumber: google.com

APAB (Alat Pemadam Api Berat)

Alat pemadam jenis ini berbentuk Trolley yang memiliki roda. Alat

pemadam api ini dilengkapi Regulator yang berfungsi sebagai mengatur

tekanan dari gas CO2 / N2. Alat pemadam api Trolley ini memiliki berat 20

– 80 kg dan dioperasikan 2 orang atau lebih.

Page 84: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

146

Gambar 3.39: Alat Pemadam Kebakaran Berat bentuk Trolley

Sumber: google.com

Sprinkler

Sprinkler adalah sistem yang digunakan untuk memadamkan

kebakaran pada sebuah bangunan. Sprinkler secara otomatis menyala

apabila terjadi kebakaran

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem Fire Sprinkler:

1. Jenis sistem dan fungsi bahaya kebakaran

2. Sistem penyediaan air

3. Penempatan dan letak kepala sprinkler

4. Jenis kepala sprinkler (57 0C – jingga, 68 0C – merah , 93 0C – hijau,

141 0C – biru, 182 0C – ungu, 203/260 0C – hitam

Untuk fungsi bangunan pasar, sistem bahaya kebakaran termasuk

kebakaran ringan dan sedang.

1. Untuk sistem bahaya kebakaran ringan, kepadatan pancaran yang

direncanakan adalah 2,25 mm / menit,dengan daerah kerja maksimum

diperkirakan 84 m2.

Page 85: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

147

2. untuk sistem bahaya kebakaran sedang, kepadatan pancaran yang

direncanakan adalah 5 mm / menit, dengan daerah kerja maksimum

diperkirakan 72 – 360 m2.

Perencanaan Sprinkler:

1. Arah pancaran ke bawah, karena kepala sprinkler diletakkan di plafon

ruangan.

2. Sprinkler yang dipakai ukuran ½” dengan kapasitas (Q) = 80 liter/menit.

3. Kepadatan pancaran adalah 2,25 mm / menit.

4. Jarak maksimum antar titik sprinkler adalah 4,6 meter

5. Jarak maksimum sprinkler dari dinding tembok 1,7 meter.

Perhitungan titik sprinkler yang dibutuhkan

Diketahui:

Luas lantai total = 514 m2

Satu buah sprinkler mencakup area sebesar 4,6 m x 4,6 m

Direncanakan antara satu sprinkler dengan sprinkler lain terjadi

overlapping sebesar ¼ area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang

tidak terkena pancaran air.

Perhitungan:

X = 4,6 m – (1/4 x 4,6 m)

= 4,6 m – 1,15 m

= 3,45 m

Maka, L = 3,45 x 3,45 m = 11,9 m2

Page 86: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

148

Jadi jumlah sprinkler yang dibutuhkan = 514 m2 / 11,9 m2 = 37,64 atau 38

buah sprinkler.

Fire Alarm System

Fire Alarm System adalah alat yang berfungsi untuk meberikan

tanda bahaya (alert) apabila terjadi kebakaran atau kebocoran gas. Fire

Alarm System terbagi atas deteksi gumpalan asap / Smoke Detector,

temperatur tinggi / Heat Detector, dan gas berbahaya / Gas Detector

Gambar 3.40 : Fire Alarm Control Panel

Sumber: google.com

Gambar 3.41: Heat Detector

Sumber: google.com

Gambar 3.42: Smoke Detector

Sumber: google.com

Page 87: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

149

Hydrant Pillar

Hydrant Pillar adalah bagian dari rangkaian sistem hydrant yang

berfungsi untuk menyuplai air bertekanan dari sumber air. Biasanya berada

di luar ruangan dan diatur pada jarak tertentu. Berdasarkan SNI (Standar

Nasional Indonesia) peletakkan Hydrant Pillar ditentukan berdasarkan

lokasi dan jarak umumnya sekitar 35-38 meter antara satu dengan yang

lainnya. Peletakkan juga harus mudah ditemukan dalam keadaan darurat.

Alat ini menyuplai air yang bersumber dari PDAM atau Ground Watertank

lalu disalurkan ke mobil pemadam kebakaran sehingga pemadam

kebakaran dapat memadamkan bangunan yang terbakar.

Gambar 3.43: Hydrant Pillar Two Way

Sumber: google.com

Sign System

Sign System dalam fungsinya di suatu lokasi atau ruang umum.

Dibedakan menjadi Traffic Sign, Commercial Sign, Wayfinding Sign, dan

Safety Sign.

Page 88: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

150

Traffic Sign

Gambar 3.44 : Traffic Sign

Sumber: google.com

Sign system yang berada di jalan yang berguna untuk memberikan

informasi kepada pengguna jalan seperti penunjuk arah, peringatan dan

larangan.

Wayfinding Sign

Gambar 3.45 : Wayfinding Sign

Sumber: google.com

Sign system yang bersifat mengarahkan dan menjadi penunjuk jalan atau

ke suatu lokasi tertentu.

Page 89: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

151

Commercial Sign

Gambar 3.46: Commercial Sign

Sumber: google.com

Sign system yang berfungsi sebagai keperluan atau bangunan komersil.

Safety Sign

Gambar 3.47: Safety Sign

Sumber: google.com

Sign system yang berfungsi untuk menginformasikan pesan yang bersifat

peringatan, larangan maupun himbauan untuk mengingatkan kepada

pengguna agar mencegah sesuatu hal yang tidak diinginkan demi

terwujudnya keamanan.

Page 90: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

152

Pedestrian Walk (Sumber: Hendrawan, Christianto. Konsep Active

Living dalam Perancangan Jalur Pedestrian).

Gambar 3.48: Pedestrian Walk

Sumber: google.com

Menurut Urban Street Design Guide, lebar jalur pedestrian terbagi

atas 4 zona. Tiap-tiap zona terdapat 4 jenis aktifitas yang ada di jalur

pedestrian, zona-zona itu adalah:

1) Frontage Zone

Zona ini adalah ruang interaksi yang terjadi oleh pengguna jalur

pedestrian dengan fungsi bangunan. Rangkaian frontage zone akan

membentuk pejalan kaki masuk ke dalam fungsi bangunan. Terdapat

alur secara berlanjut dari jalur pedestrian ke bangunan.

2) Pedestrian Through Zone

Zona ini adalah jalur gerak lalu-lalang bagi pejalan kaki. Zona ini

memberikan kebebasan bagi pejalan kaki tanpa gangguan dari alat

transportasi seperti motor, mobil, dan lainnya. Zona ini dapat digunakan

oleh penyandang disabilitas.

Page 91: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

153

3) Street Furniture/Curb Zone

Zona ini adalah ruang optional activities seperti duduk, beristirahat,

makan atau kegiatan yang bersifat penunjang bagi pejalan kaki. Curb

Extension Zone dapat dijadikan menjadi area on street parking, pada

titik-titik padat aktifitas, sehingga pejalan kaki memiliki lebih banyak

ruang dan ragam aktifitas.

4) Enhancement/Buffer Zone

Zona ini adalah ruang perantara yang menjadi pemisah antara area

pejalan kaki dengan area kendaraan bermotor. Area ini bisa berupa

area vegetasi, area on street parking atau zona sepeda. Buffer Zone ini

memberikan rasa aman bagi pejalan kaki dan dapat memicu intensitas

pejalan kaki.

Gambar 3.49: Zona dalam Pedestrian Walk

Sumber: Urban Street Design Guide

Page 92: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

154

Penerangan lampu jalan

Gambar 3.50: Penerangan Lampu Jalan

Sumber: google.com

Penerangan jalan berfungsi sebagai alat bantu navigasi pengguna

jalan, untuk menghasilkan kekontrasan antara obyek dan permukaan jalan,

untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan

khususnya pada malam hari, mendukung keamanan lingkungan dan juga

sebagai estetika.

Untuk menekan biaya operasional penerangan jalan oleh karena

biaya penggunaan listrik PLN. Untuk mengatasi biaya operasional tersebut

diterapkan menggunakan lampu penerangan jalan tenaga surya atau istilah

PJU tenaga surya, PJU LED tenaga surya dan PJU Solar Cell. Semuanya

mengacu kepada lampu yang daya listriknya berasal dari energi matahari.

Gambar 3.51: Penerangan Jalan Umum LED Tenaga Surya

Sumber: google.com

Page 93: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

155

3.2.3.5 Sistem Transportasi Vertikal

Ramp

Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan

tertentu, sebagai alternative bagi orang yang tidak dapat

menggunakan tangga.

Persyaratan-persyaratan:

a. Kemiringan suatu ram tidak boleh melebihi 7o, dengan

perbandingan antara tinggi dan kelandaian 1:8. Perhitungan

kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ramp (curb

rams/landing). Sedangkan kemiringan suatu ram yang ada di luar

bangunan maksimum 6o, dengan perbandingan antara tinggi dan

kelandaian 1:10

b. Permukaan lantai ramp harus dengan bahan yang tidak licin.

c. Panjang mendatar dari satu ram dengan perbandingan antara tinggi

dan kelandaian 1:8 tidak boleh lebih dari 900 cm. Panjang ram dengan

kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang.

d. Muka datar / bordes pada awalan atau akhiran dari suatu ram harus

bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk

memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm.

Page 94: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

156

Gambar 3.52: Ukuran Ramp

Sumber: Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan

Gedung dan Lingkungan

Tangga

Tangga memiliki ketentuan:

1. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam

2. Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60o

3. Harus dilengkapi handrail. Dengan ketinggian 65 – 80 cm dari lantai.

4. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang

sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.

Page 95: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

157

Gambar 3.53: Ukuran Tangga

Sumber: Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan

Gedung dan Lingkungan

3.2.3.6 Sistem Penghawaan

AC Multisplit

Penggunaan AC Multisplit adalah AC Split dengan indoor lebih dari

2 unit dengan outdoor 1 unit. Keunggulan multi split adalah hemat tempat,

dapat dioperasikan 2 unit AC sekaligus dengan pilihan 650 W dan 380 W,

hemat listrik dengan teknologi inverter, proses pendinginan lebih cepat.

Gambar 3.54: AC Multi Split

Sumber: google.com

Page 96: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

158

Ex-haust Fan

Exhaust Fan berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang

untuk dibuang ke luar dan juga untuk mengurangi kelembaban dalam

ruangan. Exhaust Fan terbagi atas beberapa tipe yaitu : Wall Mount,

Window Mount, dan Ceiling Mount. Ketiganya memiliki perbedaan pada

letak pemasangannya.

3.2.3.7 Sistem Pencahayaan

Pencahayaan berperan penting dalam penampilan sebuah desain

dan menciptakan suasana ruang yang diinginkan. Sumber pencahayaan

terbagi atas 2 yaitu:

1) Pencahayaan alami, adalah cahaya alam yang dimanfaatkan ke dalam

ruangan dengan bantuan sinar matahari.

2) Pencahayaan buatan, adalah penerangan bisa diterapkan di dalam atau

luar bangunan dengan bantuan lampu. Jenis pencahayaan disesuaikan

dengan fungsi yang diinginkan terbagi atas:

General Lighting

Jenis penerangan ini sering digunakan pada umumnya, dan

diletakkan pada ceiling / plafon. General lighting ini mampu

menerangi seluruh ruangan. Contoh dari General Lighting ini adalah

armature downlight dengan lampu LED atau lampu hemat energi

yang berwarna putih.

Page 97: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

159

Gambar 3.55: Lampu Downlight LED

Sumber: http://www.dx.com/p/hesion-hs03007a-3-5-7w-660lm-

3000k-7-led-warm-white-spotlight-ceiling-down-lamp-ac-85-265v-

276529#.WnK496iWZPY

Accent Lighting

Jenis penerangan ini membuat suasana ruang terasa lebih hidup

dan menarik. Memberikan penekanan tertentu pada suatu ruang.

Contoh dari Accent Lighting ini adalah lampu spotlight, mini-spot,

tungsten dan halogen.

Gambar 3.56: Mini Spotlight Accent Lamp

Sumber: https://images-na.ssl-images-

amazon.com/images/I/41WdLPi15AL._SL500_AC_SS350_.jpg

Decorative Lighting

Jenis pencahayaan dekoratif ini adalah pencahayaan sebagai

elemen dekoratif , bukan menjadi penerangan utama.

Page 98: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

160

Gambar 3.57: Decorative Lamp

Sumber :

https://i.pinimg.com/originals/97/38/71/973871959a9a6e1254cb35e

ec1f20f69.jpg

Gambar 3.58: Decorative Lamp

Sumber :

https://i.pinimg.com/736x/f7/e4/b7/f7e4b780efd8accfe3f071a87c64

2941--sustainable-ideas-sustainable-environment.jpg

3.2.3.8 Sistem Utilitas

Pompa air

Pompa air yang digunakan adalah Booster Pump Package. Pompa

ini cocok digunakan untuk bangunan komersial seperti pusat perbelanjaan.

Mencukupi untuk kebutuhan supply air.

Page 99: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

161

Gambar 3.59 : Booster Pump Package

Sumber: http://www.lukesindonesia.com/booster-pump/

Genset

Sumber energi listrik utama pada Pasar Tradisional – Modern di

Kabupaten Kendal ini berasal dari PLN dan menggunakan genset apabila

terjadi pemadaman listrik. Genset yang akan digunakan untuk taman

margasatwa ini adalah 2 buah genset dengan kapasitas 500 kVA silent

type.

Gambar 3.60: Genset kapasitas 500 kVa silent type

Sumber: http://www.lukesindonesia.com/booster-pump/

Page 100: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

162

3.3 Analisa Konteks Lingkungan

3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi

3.3.1.1 Deskripsi Alternatif Lokasi

Kebijakan Spasial Kabupaten Kendal, Menurut Perda RUTRD

(Rencana Umum Tata Ruang Daerah) Kabupaten Kendal

1990/1991 – 1995/1996 menyebutkan sebagai berikut:

a. Sub wilayah dan Potensi Pengembangan

berdasarkan kondisi dan potensi daerah Kabupaten Kendal terdiri

dari 4 sub wilayah pengembangan sebagai berikut:

Tabel 3.14: Pembagian Sub Wilayah dan Potensi Pengembangan

Kabupaten Kendal

Sumber: RUTRD Kabupaten Kendal tahun 1990/1991 – 1995/1996

SWP Pusat Sub

Wilayah

Pengembangan

Wilayah Kecamatan Potensi

Pengembangan

I Kendal Kaliwungu,

Brangsong, Patebon,

Pegandon, Cepiring

dan Kangkung

Industri,

Perdagangan

dan Pertanian

II Weleri Weleri, Rowosari,

Gemuh, dan

Kangkung

Pertanian,

Perikanan dan

Industri

III Sukorejo Sukorejo, Patean,

Plantungan dan

Pageruyung

Perkebunan,

Pertanian,

Peternakan dan

Pariwisata

IV Boja Boja, Limbangan dan

Singorojo.

Perkebunan,

Pertanian,

Peternakan,

Perdagangan

dan Pariwisata.

Page 101: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

163

Di Kabupaten Kendal memiliki ruang kelautan dengan

panjang wilayah pantai/pesisir yang membentang antara

Kecamatan Weleri hingga Kecamatan Kaliwungu sekitar kurang

lebih 41 km. Sumber daya kelautan ini merupakan salah satu

potensi andalan Kabupaten Kendal, baik potensi perikanan darat

dan laut, agrobisnis, maupun potensi wisata.

Berdasarkan Perarturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 20

Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Kendal Tahun 2011 – 2031.

Gambar 3.61:Peta Jawa Tengah Sumber: google.com

Gambar 3.62: Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal Sumber: Perda Kab. Kendal

Page 102: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

164

Berikut adalah alternatif rencana lokasi proyek terbagi atas

alternatif A dan alternatif B, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Alternatif A

Kecamatan Brangsong adalah sebuah kecamatan di

Kabupaten Kendal. Kecamatan Brangsong termasuk dalam Sub

Wilayah Pengembangan terkait potensi perdagangan , industri, dan

pertanian. Luas wilayahnya 124.000 km2. Kecamatan Brangsong

terletak pada 6 0 53’ 28” - 7 0 00’ 48” LS Lintang Selatan dan 1100

11’ 06” - 1100 15’ 05” Bujur Timur dengan ketinggian tanah dari ± 0

sampai ± 29 m di atas permukaan laut.

Gambar 3.63: Peta Grafis Kecamatan Brangsong

Sumber: http://desnantara-tamasya.blogspot.co.id/2011/10/peta-

kecamatan-kecamatan-di-kabupaten.html

Page 103: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

165

Gambar 3.64: Peta Grafis Tapak di Kecamatan Brangsong

Sumber: Peta CAD Kabupaten Kendal

Batas-batas wilayah Kecamatan Brangsong:

Utara : Laut Jawa

Timur : Kecamatan Kaliwungu

Barat : Kecamatan Kendal, Kecamatan Ngampel

Selatan : Kecamatan Kaliwungu Selatan dan Kecamatan

Ngampel

Alternatif B

Kecamatan Cepiring adalah salah satu kecamatan yang ada

di Kabupaten Kendal. Kecamatan Cepiring termasuk dalam Sub

Wilayah Pengembangan terkait potensi perdagangan , industri, dan

pertanian. Jarak dari pusat kota Kendal ke Cepiring adalah 7 km.

Page 104: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

166

Wilayahnya merupakan dataran rendah dan sebagian adalah

daerah pesisir berbatasan langsung dengan laut jawa. Luas

wilayahnya adalah 30,07 km2. Secara geografis Kecamatan

Cepiring terletak pada 1 0 08’ 00” LS - 1 0 20’ 00” Lintang Selatan

dan 1090 52’ 24” BT - 1100 09’ 48” Bujur timur. Dengan ketinggian

tanah 11 meter di atas permukaan air laut.

Batas-batas wilayah Kecamatan Cepiring:

Utara : Laut Jawa

Timur : Kecamatan Patebon

Selatan : Kecamatan Gemuh

Barat : Kecamatan Gemuh dan Kecamatan

Kangkung

Terdapat industri besar dan sedang yaitu PT. Industri Gula

Nusantar, PT. Sari Tembakau Harum, PT. Sandang Rakyat, PT.

Laut Jaya Abadi dan sebagainya. Pada Kecamatan Cepiring masih

ada industri rumah tangga, bergerak dalam bidang perikanan,

industri pengeringan ikan teri, terasi dan lainnya.

Page 105: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

167

Gambar 3.65: Peta Grafis Kecamatan Cepiring

Sumber: http://desnantara-tamasya.blogspot.co.id/2011/10/peta-

kecamatan-kecamatan-di-kabupaten.html

Gambar 3.66: Peta Grafis Tapak di Kecamatan Cepiring

Sumber: Peta CAD Kabupaten Cepiring0

Page 106: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

168

3.3.1.2 Kriteria Pemilihan Tapak

Kriteria pemilihan tapak disesuaikan menurut Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 519/Menkes/Vi/2008 Tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat Menkes RI)

Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat

(RUTR)

Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti:

bantaran sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir dan

sebagainya.

Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur

pendaratan penerbangan , termasuk sempadan jalan.

Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir

sampah atau bekas lokasi pertambangan.

Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan

lingkungannya.

3.3.1.3 Penilaian Lokasi Kawasan

Jarak pada Pasar Tradisional Cepiring dengan lokasi tapak

adalah 2,5 km (lihat gambar 16). Lokasi tapak sudah sesuai dengan

rencana Pola Tata Ruang Kabupaten Kendal. Pada lokasi tapak

terdapat potensi yaitu terletak di daerah permukiman, dimana

permintaan akan barang akan bertambah. Di Kecamatan Cepiring

terdapat industri gula nasional, dengan begitu keberadaan industri

besar dapat menyerap tenaga kerja.

Page 107: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

169

Gambar 3.67: Konstelasi bangunan pasar eksisting dan

perencanaan pada Kecamatan Cepiring

Sumber: googleearthpro.com

Jarak antara Pasar Harjosari dan Pasar Cangkring adalah 1,5

km. Pasar Harjosari dan Pasar Cangkring adalah pasar umum

dengan pelayanan kecil. Mengenai jarak antara pasar dengan pasar

lainnya tidak diberikan batasan. Ekonomi masyarakat kecamatan

Brangsong lebih kepada pertanian, perkebunan, holtikultura,

perikanan. Pada Kecamatan Brangsong memiliki potensi yaitu

terletak pada daerah permukiman dan banyak lahan pertanian. Hasil

pertanian yang dominan adalah padi, jagung, palawija. Lokasi tapak

sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Kendal, dimana

terletak pada daerah permukiman yang akan menjadi potensi

pengembangan daerah dalam bidang ekonomi.

Pasar Wage Cepiring

Pasar Tradisional

Lokasi Tapak

Page 108: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

170

Gambar 106: Konstelasi pasar eksisting dan perencanaan baru di

Kecamatan Brangsong

Sumber: googleearthpro.com

Lokasi Tapak A

Pasar Harjosari

dan Pasar

Cangkring

Page 109: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

171

3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak

3.3.2.1 Deskripsi Alternatif Tapak

Alternatif 1

Lokasi : Rencana lokasi berada di Jalan Raya Kaliwungu,

Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Gambar 3.69: Foto Udara Lokasi Proyek Sumber: googleearthpro.com

Pusat Pelayanan Kesehatan Sumber: Dokumentasi Pribadi

Jalan Raya Kaliwungu - Kendal Sumber: Dokumentasi Pribadi

Jalan Lingkungan Permukiman Sumber: Dokumentasi Pribadi

Area Persawahan Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 110: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

172

Tabel 3.15: Konteks Lingkungan Alternatif Tapak 1: Sumber: Analisis Pribadi

Penjelasan

Studi

Kekuatan

Alami

Lingkungan sekitar: tapak merupakan area persawahan

yang berseberangan langsung dengan jalan raya

Kaliwungu – Kendal. Lingkungan sekitar terdapat

wilayah permukiman, pemerintahan, pelayanan dan jasa

kesehatan, pendidikan.

Vegetasi:

Pohon Glodokan Tiang

Pohon Mahoni

Pohon Kersen

Page 111: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

173

Studi

Kekuatan

Buatan

Regulasi:

Perarturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kendal

Nomor: 16 Tahun 1995 Tentang Rencana Umum Tata

Ruang Kota (RUTRK) dengan kedalaman materi Rencana

Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Ibukota Kecamatan

Brangsong dan sekitarnya tahun 1994/1995 sampai dengan

tahun 2014/2015.

Ketinggian bangunan: pada jalan arteri primer adalah 3

lantai.

Studi

Amenitas

Alami

Utilitas air: berasal dari PDAM

Topografi: Memiliki ketinggian 0 – 10 mdpl.

Jenis tanah adalah tanah alluvial (bersifat hidromorf

dan warna kelabu, coklat dan hitam)

Kebisingan: cukup tinggi dengan rata-rata 85-90 dB,

dan kelembaban 53-65%.

Temperature rata-rata 26-32 derajat Celcius.

Studi

Amenitas

Buatan

Lalu lintas: tingkat kepadatan lalu lintas di Jalan Raya

Kaliwungu – Kendal memiliki frekuensi kepadatan

transportasi yang cukup tinggi, karena jalan ini

merupakan jalan arteri yang sering dilewati untuk

melewati perjalanan ke arah Barat seperti Jakarta,

Bandung, dll. Kecepatan rata-rata adalah 35 – 50 km /

jam.

Jaringan transportasi: angkutan umum

Citra arsitektur sekitar: bangunan di sekitar tapak

adalah bangunan sederhana dan tradisional. Untuk

gaya bangunan permukiman menggunakan gaya joglo

dengan ornamentasi Jawa dan material yang

digunakan berasal dari setempat.

Page 112: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

174

Analisis SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threat)

1. Strength

Lokasi berada di jalan yang memiliki pergerakan orang dan

transportasi. Sehingga memudahkan dari segi pencapaian.

Lokasi berada pada wilayah industri dan permukiman, dimana

Permintaan akan kebutuhan barang akan bertambah.

Relatif Dekat dengan terminal mangkang semarang.

Wilayah lokasi tapak memiliki potensi yaitu terletak pada daerah

yang melimpah akan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan

holtikultura.

Terdapat potensi wisata: Rawa Bladon, Kedung Pengilon.

Terdapat Home Industri: produk olahan bandeng desa Purwokerto,

produk minuman jahe merah desa Penjalin.

2. Weakness

Terletak pada kawasan pesisir, rawan bencana banjir, abrasi, longsor,

gelombang pasang.

3. Opportunity

Pengembangan terhadap daerah Hinterland sebagai upaya pemerataan

pembangunan dari segi ekonomi. Pengembangan ekonomi masyarakat

setempat sebagai salah satu langkah pemecahan tenaga kerja informal

baik sebagai pekerja, pedagang kecil maupun jasa untuk

memberdayakan potensi ekonomi rakyat dengan cara menghimpun

mitra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Page 113: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

175

4. Threat

Mengurangi proses migrasi daerah hinterland ke pusat kota, karena

dapat munculnya sektor informal kota seperti Pedagang Kaki Lima yang

tidak diakui keberadaanya. Adanya PKL membuat kemacetan dan

kesemrawutan pada pusat kota.

Page 114: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

176

Alternatif 2

Lokasi : Jalan Raya Karangsono, Kecamatan Cepiring.

Gambar 3.70: Foto Udara Lokasi Projek Sumber: googleearthpro.com

Jalan Raya Karangsono Sumber: Google Earth

Permukiman Penduduk Sumber: Google Earth

Permukiman Penduduk Sumber: Google Earth

Permukiman Penduduk Sumber: Google Earth

Page 115: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

177

Tabel 25: Konteks Lingkungan Alternatif Tapak 2: Sumber: Analisis Pribadi

Penjelasan

Studi

Kekuatan

Alami

Lingkungan sekitar: tapak merupakan area

persawahan yang berseberangan langsung

dengan jalan raya Karangsono. Lingkungan sekitar

terdapat wilayah industri, permukiman,

pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan,

pelayanan kesehatan.

Studi

Kekuatan

Buatan

Regulasi: Rencana Tata Ruang dan Wilayah

Kabupaten Kendal.

Studi

Amenitas

Alami

Topografi: memiliki ketinggian 0 – 10 mdpl.

Jenis tanah yang ada di Kecamatan Cepiring

adalah tanah Alluvial bersifat hidromorf.

Temperatur rata-rata 26-32 derajat Celcius.

Studi

Amenitas

Buatan

Data Infrastruktur:

Jaringan jalan termasuk dalam Kolektor Sekunder

dan Arteri Primer.

Rumah sakit : tidak ada

Rumah bersalin: 1 unit

Puskesmas: 1 unit

Pasar Induk: 1 unit

Pasar Tradisional: 1 unit

Jaringan Listrik: 100%

Jaringan Telepon: terlayani

PDAM: terlayani

Jaringan Transportasi Publik: angkot

Page 116: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

178

Analisis SWOT

1. Strength

Terdapat Pabrik Gula Cepiring, yang dapat menjadi sumber

pemasok bagi sektor formal perdagangan di daerah sekitar.

Lokasi tapak terletak pada daerah permukiman sesuai dengan

rencana tata ruang Kabupaten Kendal.

2. Weakness

Terletak pada kawasan pesisir, rawan bencana banjir, abrasi, longsor,

gelombang pasang.

3. Opportunity

Rencana pengembangan sektor formal perdagangan pada batas barat

wilayah kecamatan Cepiring. Pada batas timur wilayah kecamatan

Cepiring sudah ada pasar eksisting yaitu Pasar Cepiring.

4. Threat

Mengurangi proses migrasi daerah hinterland ke pusat kota, karena

dapat munculnya sektor informal kota seperti Pedagang Kaki Lima yang

tidak diakui keberadaanya. Adanya PKL membuat kemacetan dan

kesemrawutan pada pusat kota.

Page 117: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

179

3.3.2.2 Kriteria Penilaian Alternatif Tapak

Berikut adalah kriteria penilaian tapak menurut Perarturan

Daerah Kabupaten Kendal Nomor 22 Tahun 2011 Tentang

Penataan, Pembinaan, dan Perlindkungan Pasar Tradisional, Pusat

Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Kendal.

Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan

keberadaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko

modern serta usaha kecil, termasuk koperasi, yang ada di

wilayah bersangkutan

Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir

1 (satu) buah kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2

(seratus meter per segi) luas lantai penjualan pasar tradisional.

Menyediakan fasilitas yang menjamin pasar tradisional yang

bersih, sehat, aman, tertib, dan ruang publik yang nyaman. Jarak

lokasi pendirian pasar tradisional dengan pasar tradisional

lainnya, dengan pusat perbelanjaan dan/atau dengan toko

modern, tidak dibatasi.

Tabel 3.17: Penentuan Nilai Bobot Alternatif Tapak Sumber: Analisis Pribadi

Kriteria Bobot Alternati 1

(bobot x

skor)

Alternatif 2

(bobot x

skor)

Pencapaian

mudah

30 60 50

Fasilitas

Umum

30 50 40

Lahan parkir

mencukupi

20 30 30

Page 118: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM …repository.unika.ac.id/17034/4/14.A1.0012 TAN GRACE...63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur a. Pengelompokkan

180

Kondisi

ekonomi

masyarakat

mikro

30 60 40

Jarak antara

pasar dengan

pasar lain

30 60 50

Terdapat

utilitas kota

yang

memenuhi

20 60 50

Terletak di

daerah

keramaian

20 30 20

Lahan tidak

terlalu curam

10 20 20

Daerah yang

tidak rawan

banjir

10 10 10

Tingkat

kemacetan

20 30 20

Total 410 330

Berdasarkan perhitungan penilaian terhadap kriteria tapak,

hasil menunjukkan bahwa lokasi yang akan dibangun proyek

Pasar Tradisional – Modern di Kabupaten Kendal adalah lokasi

tapak alternatif 1 yaitu di Kecamatan Brangsong.