bab iii pembahasan...memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. distribusi info...
TRANSCRIPT
31
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Artha Utama Plasindo didirikan pada tanggal 7 Juni 2003 yang
didirikan oleh Bapak Jouw Marthin.
PT Artha Utama Plasindo memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :
1. Visi
Menjadi Perusahaan Manufaktur Terdepan dan Pilihan Utama Pelanggan
dalam Penyediaan Komponen Plastik untuk Automotive dan Electronic.
2. Misi
a. Menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.
b. Melakukan upaya peningkatan potensi dan keahlian karyawan yang
berintegrasi tinggi, yang dengan sendirinya akan diiringi dengan
peningkatan kesejahteraan karyawan.
c. Menciptakan lingkungan dan kondisi kerja terbaik sebagai perusahaan
kebanggaan karyawan untuk berkarya dan berprestasi.
d. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar.
32
PT Artha Utama Plasindo bergerak di bidang Manufacturing tepatnya
bergerak di bidang Plastic Injection Industry. PT Artha Utama Plasindo kini
sudah memiliki sekitar 69 (enam puluh sembilan) mesin produksi yang berjalan
setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Perusahaan ini juga telah menjadi vendor tetap di 12 (dua belas)
perusahaan manufacturing diantaranya yang menjadi pelanggan dari perusahaan
ini adalah :
1. PT Indoneisia Epson Industri
2. PT Muramoto
3. PT Kiyokuni
4. PT Patco
5. PT Yamaha Indonesia
6. PT Suzuki Indomobil Motor
7. PT Sugitiy Creative
8. PT Sanko Gosei
9. PT Ttec (Toyota Auto Body – Tokai)
10. PT Maruhachi Indonesia
11. PT Yutaka Manufacturing Indonesia
12. PT Kasai Teck See Indonesia
33
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi Department QC/QA PT Artha Utama
Plassindo :
Sumber : PT Artha Utama Plasindo (2018)
Gambar. III.1 Struktur Organisasi Department Quality Control dan
Quality Assurance (QC/QA).
34
Penjelasan tugas dari masing-masing bagian yang ada dalam Departmen
Quality Control dan Quality Assurance (QC/QA) pada PT Artha UtamaPlasindo
adalah sebagai berikut :
1. Senior Supervisor
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memimpin dan mengkoordinasi aktivitas initial production control
untuk model baru dan part dengan perubahan 4M
(Material,Machine,Methode and Man).
b. Memastikan setiap ketidak sesuaian produk dievaluasi, diperbaiki
dan dicegah.
c. Memastikan pelaksanaan perbaikan dan pencegahan terhadap
ketidaksesuian produk efisien dan efektif.
d. Mengevaluasi dan membuat rencana kerja perbaikan terhadap
Performance Quality Internal.
e. Customer Service dan Follow Up Customer Complaint.
f. Merencanakan dan memastikan pengendalian mutu efektif dan
sesuai persyaratan customer.
g. Mengevaluasi dan membuat rencana kerja perbaikan terhadap
Performance Quality Customer.
h. Memastikan proses subkont berjalan sesuai standar dan persyaratan
customer.
i. Mengatur dan menetapkan metode pengendalian alat ukur.
j. Memastikan pengendalian dan pencegahan terhadap pencemaran
lingkungan dari aktivitas QC/QA.
35
k. Menetapkan dan memastikan pencapaian target sasaran mutu dan
lingkungan Dept QC/QA.
l. Menetapkan dan memastikan pencapaian target reject pada masa
initial production control.
m. Membuat dan menetapkan rencana kerja untuk mencapai sasaran
mutu dan lingkungan Dept QC/QA.
n. Mengatur dan memastikan proses kerja Dept QC/QA sesuai dengan
prosedur Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan dan K3 (Keamanan,
Kesehatan, Keselamatan) .
o. Mengatur dan memastikan proses kerja Dept QC/QA sesuai dengan
Standar ISO 9001 – 2008.
p. Memastikan pelaksanaan pengendalian mutu dan RoHS dari proses
penerimaan bahan baku, proses produksi dan proses outgoing part ke
customer berjalan sesuai standar yang sudah ditetapkan.
q. Memastikan produk yang diterima Customer sesuai dengan
persyaratan, termasuk standar RoHS.
r. Merencanakan dan mengatur efisiensi fungsi kerja QC/QA dan
peningkatan skill personel QC/QA.
s. Merencanakan program peningkatan skill personnel pada Dept
QC/QA.
t. Mengatur dan memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
u. Mengatur dan memastikan penerapan 5S (Seiri = Ringkas, Seiton =
Rapi, Seisho = Resik, Seiketsu = Terawat, Shitsuke = Rajin) di area
kerja QC.
36
v. Menindaklanjuti instruksi Direktur.
2. Supervisor QA (Eksternal)
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memastikan standar kerja untuk Dept QA dan aktivitas pengecekan
untuk QC tersedia dan valid (Check Point, Inspection Standard,
Pedoman Kerja dan lain-lain)
b. Mengawasi kesesuaian proses Inspeksi IPQC, OQC dan Q-GATE
dengan standar kerja (QCPC, SOP, Check Point dan lain - lain).
c. Follow Up Customer Complaint, menganalisa dan membuat aktivitas
perbaikan terhadap customer complaint.
d. Memastikan informasi problem part atau claim customer dan
perbaikannya diketahui dan dipahami Inspektor.
e. Memastikan pengendalian terhadap stock part yang bermasalah agar
tidak terkirim dan atau sudah diperbaiki sebelum dikirim ke customer.
f. Mengawasi dan follow up setiap tindakan perbaikan tersebut berjalan
efisien dan efektif.
g. Ikut serta follow up realisasi model baru.
h. Mengatasi masalah dan kesulitan yang dihadapi Leader dan Inspektor
QC.
i. Membuat laporan Performance Quality Customer setiap bulan dan
menetapkan aktivitas perbaikan.
j. Mengawasi dan mengarahkan Fungsi kerja Leader dan Inspector.
k. Membuat pemetaan skill Leader dan Inspektor.
l. Melaksanakan program peningkatan skill Leader & Inspektor.
37
m. Melaksanakan aktivitas perbaikan untuk mencapai sasaran mutu dan
lingkungan Dept QC/QA.
n. Monitoring aspek dampak lingkungan dan update IADL bila ada
perubahan terkait aktivitas QC.
o. Mengawasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Personnel QC.
p. Mengawasi kegiatan 5S (Seiri = Ringkas, Seiton = Rapi, Seisho =
Resik, Seiketsu = Terawat, Shitsuke = Rajin) di area QC/QA.
q. Menindaklanjuti instruksi atasan.
3. Supervisor QC (Internal)
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Distribusi info customer claim ke Inspektor & Produksi.
b. Melakukan perbaikan hasil follow up customer complaint.
c. Memberi training operator terkait dan info problem,perbaikan dan
pemberian garansi part sesuai kriteria problem.
d. Mengeluarkan dan follow up NCR (Non Conformance Part) untuk
abnormality part.
e. Follow up perbaikan proses dan part NG hasil inspeksi (request
perbaikan setting,mould atau material).
f. Memverifikasi first piece dan cutting point.
g. Memverifikasi hasil inspeksi Inspektor QC secara reguler.
h. Memeriksa kesesuaian metode inspeksi yang Inspektor lakukan.
i. Memeriksa kelengkapan tools pengecekan Inspektor (Check Sheet,
SOP, Check Point, Limit Sample, cahaya dan lain - lain).
j. Memeriksa laporan harian Inspektor QC.
38
k. Melakukan pengaturan shift dan jadwal istirahat Inspektor QC.
l. Mengatasi masalah dan kesulitan yang dihadapi Inspektor QC.
m. Memastikan pelaksanaan 5S (Seiri = Ringkas, Seiton = Rapi, Seisho =
Resik, Seiketsu = Terawat, Shitsuke = Rajin) di area kerja.
n. Menindaklanjuti instruksi atasan.
4. Leader Q-GATE
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Follow up perbaikan proses dan part NG hasil inspeksi (request
perbaikan setting, mould, material ).
b. Mengeluarkan dan follow up NCR (Non Conformance Report) untuk
abnormality part.
c. Melakukan perbaikan hasil follow up customer complaint.
d. Memeriksa kesesuaian metode inspeksi yang Inspektor lakukan.
e. Memverifikasi hasil inspeksi Inspektor QC secara reguler.
f. Memeriksa kelengkapan tools pengecekan Inspektor (Check Sheet,
SOP, Check Point, Limit Sample, cahaya dan lain - lain).
g. Mengatasi masalah dan kesulitan yang dihadapi Inspektor Q-Gate.
h. Memeriksa laporan harian Inspektor QC-Gate.
i. Melakukan pengaturan shift Inspektor Q- Gate.
j. Distribusi info customer claim ke Inspektor.
k. Merawat dan memeriksa validasi approval dan limit sampel
appearance.
l. Menindaklanjuti instruksi atasan
39
5. Leader OQC
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memberi informasi pada IPQC mengenai part NG hasil inspeksi.
b. Mengeluarkan dan follow up NCR (Non Conformance Part) untuk
abnormality part.
c. Memastikan aktivitas perbaikan hasil follow up customer complaint
dilaksanakan.
d. Memeriksa kesesuaian metode inspeksi yang Inspektor lakukan.
e. Memverifikasi hasil inspeksi Inspektor OQC secara reguler.
f. Memeriksa kelengkapan tools pengecekan Inspektor (Check Sheet,
SOP, Check Point, Limit Sample, cahaya dan lain - lain).
g. Mengatasi masalah dan kesulitan yang dihadapi Inspektor OQC.
h. Memeriksa laporan harian Inspektor OQC.
i. Merawat dan memeriksa validasi approval dan limit sampel
appearance.
j. Menindaklanjuti instruksi atasan.
6. Leader Measuring
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memeriksa laporan harian hasil inspeksi dimensi, fuction (fitting test)
dan hasil inspeksi dengan menggunakan Checking Fixture Part
Injection milik Inspektor.
b. Memverifikasi kesesuaian part yang akan dikirim sesuai Inspection
Standard & SOP.
40
c. Memastikan aktivitas perbaikan hasil follow up customer complaint
dilaksanakan.
d. Mengeluarkan dan follow up NCR (Non Conformance Part) untuk
abnormality part.
e. Mengeluarkan SPK dan follow up permintaan repair mould.
f. Memverifikasi kesesuaian kondisi, quantity, dan membuat ketepatan
jadwal kalibrasi semua alat ukur dan jig.
g. Melakukan kontrol perawatan pada semua alat ukur.
h. Merawat, mengendalikan dan memeriksa validasi approval dan sampel
fitting part.
7. Leader IQC
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memeriksa kesesuaian metode inspeksi yang Inspektor lakukan.
b. Melakukan perbaikan hasil follow up customer complaint.
c. Memberi training operator terkait dan info problem, perbaikan dan
pemberian garansi part sesuai kriteria problem.
d. Follow up perbaikan proses dan part NG hasil inspeksi (request
perbaikan setting, mould atau material).
e. Merawat dan memeriksa validasi approval dan limit sampel
appearance.
f. Mengeluarkan dan follow up NCR (Non Conformance Part) untuk
abnormality part.
g. Distribusi info customer claim ke Inspektor dan Produksi.
h. Memverifikasi first piece dan cutting point.
41
i. Memverifikasi hasil inspeksi Inspektor QC secara reguler.
j. Memeriksa kelengkapan tools pengecekan Inspektor (Check Sheet,
SOP, Check Point, Limit Sample, cahaya dan lain - lain)
k. Mengatasi masalah dan kesulitan yang dihadapi Inspektor QC
l. Memeriksa laporan harian Inspektor QC
m. Melakukan pengaturan shift dan jadwal istirahat Inspektor QC
n. Membuat SPK dan follow up permintaan repair mould.
o. Cek colour part reguler.
p. Memastikan pelaksanaan 5S (Seiri = Ringkas, Seiton = Rapi, Seisho =
Resik, Seiketsu = Terawat, Shitsuke = Rajin) di area kerja.
q. Menindaklanjuti instruksi atasan
8. Admin QA
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menerima, mencatat, mengendalikan dan distribusi Customer Claim
b. Input data harian hasil Inspeksi Q-Gate dan membuat laporan rekap
bulanan.
c. Membuat & mengendalikan standard kerja terkait aktivitas QA/QC
(SOP, Check Point dan lain -lain).
d. Membuat data performance claim customer.
e. Input data history claim setiap part.
f. Menyimpan dan mengendalikan test report RoHS Supplier dan
Internal.
g. Membuat data material certificate customer.
h. Membuat dan melengkapi dokumen persyaratan RoHS Customer.
42
i. Mengendalikan dan filling dokumen standar kerja yang dibuat QA
(Check Point, Inspection Standard, Pedoman kerja dan lain-lain).
j. Mengendalikan dan filling dokumen eksternal QA (Drawing, Customer
Manual, Standar QA, Standar Engineering dan lain – lain) .
k. Membuat, mengatur dan menyimpan semua kebutuhan administrasi QA
(absen, lembur, surat, memo dan lain – lain)
l. Menyediakan dan kontrol stock kebutuhan kerja Inspektor dan staff QA
dan membuat permintaan pembelian.
m. Membantu membuat & menyiapkan materi presentasi Spv QA.
n. Menerapkan 5S (Seiri = Ringkas, Seiton = Rapi, Seisho = Resik,
Seiketsu = Terawat, Shitsuke = Rajin) di area ruangan QA
9. Admin QC
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Input data harian hasil Inspeksi IPQC & OQC dan membuat laporan
rekap bulanan.
b. Filing dan memeriksa kelengkapan record harian hasil Inspeksi.
c. Filing dan mengendalikan SPK yang dibuat Inspektor dan staff QC.
d. Mencatat, mengendalikan dan membantu follow up CPAR Internal.
e. Mencatat, mengendalikan dan membantu follow up NCR (Non
Conformance Report).
f. Filing dan mengendalikan dokumen terkait part dan bahan baku.
g. Kontrol dokumen standar kerja Dept QC.
h. Membuat, mengatur dan menyimpan semua kebutuhan administrasi QC
(absen, lembur, surat dan lain-lain).
43
i. Menyediakan dan kontrol stock kebutuhan kerja Inspektor dan staff QC
dan membuat permintaan pembelian.
j. Input data permintaan dan penyerahan part Q-Gate.
k. Input hasil rework atau sortir dari NCR (Non Conformance Report) dan
part return customer.
l. Membantu membuat presentasi, notulen meeting.
m. Menerapkan 5S (Seiri = Ringkas, Seiton = Rapi, Seisho = Resik,
Seiketsu = Terawat, Shitsuke = Rajin) di area ruangan QC.
10. Inspektor Q-GATE
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan Inspeksi kesesuaian kualitas part yang akan dikirim ke
customer berdasarkan kanban.
b. Melakukan Inspeksi terhadap kesesuaian part yang akan dikirim sesuai
SOP dan check point.
c. Melakukan marking point pada part yang diperiksa sesuai dengan SOP.
d. Melakukan pengecekan ulang pada part hasil rework.
e. Melaporkan kondisi abnormal ke atasan.
f. Membuat laporan harian hasil Inspeksi.
g. Merawat approval dan limit sampel appearance.
h. Mengikuti briefing QC 15 menit sebelum bekerja dan 15 menit sebelum
pulang.
i. Memelihara area kerja agar sesuai standar 5S (Seiri = Ringkas, Seiton =
Rapi, Seisho = Resik, Seiketsu = Terawat, Shitsuke = Rajin).
44
11. Inspektor OQC
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan Inspeksi terhadap kesesuaian part yang akan dikirim sesuai
SOP dan check point.
b. Memberi identifikasi pada barang sesuai dengan status kualitasnya
c. Menggantikan IPQC yang sedang istirahat
d. Mengeluarkan dan follow up NCR (Non Conformance Report) untuk
abnormality part.
e. Memverifikasi hasil rework.
f. Membuat memo ke warehouse dan delivery.
g. Melaporkan kondisi abnormal ke atasan.
h. Membuat laporan harian hasil Inspeksi.
i. Merawat approval dan limit sampel appearanc.
j. Menjaga kerapihan line OQC dan merapikan part reject.
12. Inspektor IPQC
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan Inspeksi kesesuaian kualitas part yang akan dikirim ke
customer berdasarkan kanban.
b. Melakukan Inspeksi terhadap kesesuaian part yang akan dikirim sesuai
SOP dan check point.
c. Melakukan marking point pada part yang diperiksa sesuai dengan SOP.
d. Melakukan pengecekan ulang pada part hasil rework.
e. Melaporkan kondisi abnormal ke atasan.
f. Membuat laporan harian hasil Inspeksi.
45
g. Merawat approval dan limit sampel appearance.
h. Mengikuti briefing QC 15 menit sebelum bekerja dan 15 menit sebelum
pulang.
i. Memelihara area kerja agar sesuai standar 5S (Seiri = Ringkas, Seiton =
Rapi, Seisho = Resik, Seiketsu = Terawat, Shitsuke = Rajin).
13. Inspektor Measuring
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Inspeksi dimensi, fuction (fitting test) dan Inspeksi dengan
menggunakan Checking Fixture Part injection.
b. Melakukan Inspeksi terhadap kesesuaian part yang akan dikirim sesuai
Inspection Standard & SOP.
c. Membuat laporan harian pengukuran dan filing dengan baik.
d. Mengeluarkan dan follow up NCR (Non Conformance Report) untuk
abnormality part.
e. Membuat SPK dan follow up permintaan repair mould.
f. Memeriksa kesesuaian kondisi, quantity, dan ketepatan jadwal kalibrasi
semua alat ukur dan jig.
g. Melakukan perawatan pada semua alat ukur.
h. Merawat, mengendalikan dan memeriksa validasi approval dan sampel
fitting part.
14. Inspektor IQC
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan Inspeksi terhadap kesesuaian Bahan baku yang diterima
dari Supplier sesuai SOP dan check point.
46
b. Melakukan Inspeksi terhadap kelengkapan dokumen terkait bahan baku
yang diterima ( Millsheet atau COA dan lain - lain)
c. Memverifikasi return part dan melakukan rework.
d. Memberi identifikasi pada barang sesuai dengan status kualitasnya.
e. Melakukan inspeksi terhadap part material yang masa simpannya
melebihi standard.
f. Melaporkan kondisi abnormal ke atasan.
g. Membuat laporan harian hasil Inspeksi,
h. Merawat, mengendalikan dan memeriksa validasi approval dan limit
sampel appearance.
3.1.3 Kegiatan Usaha Perusahaan
PT. Artha Utama Plasindo berlokasi di JL Flores Blok C1 Kawasan
Industri MM2100 Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Perusahaan ini bergerak di bidang Manufacturing tepatnya bergerak di
bidang Plastic Injection Industry. PT Artha Utama Plasindo memproduksi
komponen plastik untuk otomotif dan elektronik, dimana perusahaan ini membuat
produknya dari bahan dasar biji plastik.
PT Artha Utama Plasindo memproses biji plastik menjadi bahan setengah
jadi yang diproses dengan teknik molding injeksi yang diasembling sesuai
dengan kebutuhan customer, sehingga perusahaan ini hanya memproduksi
produknya sesuai dengan kanban maksudnya adalah perusahaan ini hanya
memproduksi produk sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan.
47
Berikut adalah gambaran produk yang diproduksi oleh PT Artha Utama
Plasindo :
Sumber : PT Artha Utama Plasindo (2018)
Gambar. III.2 Otomotif Part
BOX COMP FLOOR COVER MUFFLER VISOR
SUPPORT RR BUMPER
SIDE RH &LH
POCKET QUARTER
TRIM RH/LH
PLUG OIL
PROTECTOR COWLING COMP
FAN
48
3.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang telah diperoleh penulis baik secara tertulis maupun
praktik langsung dan juga wawancara di PT Artha Utama Plasindo. Penulis akan
memaparkan dan menganalisis bagaimana kegiatan pengendalian kualitas produk
yang ada di PT Artha Utama Plasindo berdasarkan dari data hasil inspeksi di
bagian Q-Gate.
Q-Gate adalah bagian divisi QC/QA yang bertugas memeriksa atau
menginspeksi produk sebelum produk dikirim ke pelanggan dan memastikan
semua produk dalam kondisi OK tidak NG pada saat dikirim ke pelanggan.
Untuk itu data yang penulis ambil adalah data hasil pemeriksaan kualitas
terakhir yang dilakukan oleh divisi QC/QA.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil sample data hasil
inspeksi produk part otomotif sebanyak lima sample produk. Pengambilan data
hasil inspeksi tersebut diambil berdasarkan check sheet inspeksi harian inspekstor
Q-Gate dari bulan Januari – Maret 2018 sebagai bahan analisis pengendalian
kualitas produk pada PT Artha Utama Plasindo.
3.2.1 Tinjauan Performa Kualitas Produk
Data performa kualitas produk adalah data yang diambil berdasarkan
check sheet harian hasil inspeksi dari inspektor setiap harinya, check sheet
tersebut setiap harinya akan diisi oleh Inspektor Q-Gate.
Dalam check sheet ini berisikan data informasi tentang jumlah OK dan NG
produk serta rincian tentang jenis cacat atau kerusakan produk. Data ini kemudian
49
diinput lalu diklasifikasikan berdasarkan jenis cacat atau kerusakan yang terjadi
pada produk lalu dilakukan perekapan setiap minggu dan juga setiap bulannya.
Data ini berfungsi sebagai rekaman data dan juga gambaran tentang
kualitas produk yang ada dilapangan, sehingga data ini bisa menjadi acuan dalam
perbaikan kualitas produk dan juga pengendaliannya.
Berikut adalah data hasil inspeksi otomotif part oleh PT Artha Utama
Plasindo dari bulan Januari – Maret 2018.
Tabel III.1
Data Hasil Inspeksi Produk Bulan Januari – Maret 2018
Date
Sa
tua
n
JANUARI - MARET 2018
TOTAL Part Name &
Part No
QUARTER
TRIM RH
D30D
62594-
BZ250
QUARTER
TRIM LH
D30D
62595-BZ240
SUPPORT
RR
BUMPER
SIDE RH
D30D
52155-
BZ180
SUPPORT RR
BUMPER
SIDE LH
D30D
52156-BZ180
Plug Oil 5
LW+E5363
-00
TOTAL
CHECK Pcs 32.614 30.820 30.211 29.039 428.942 122.684
QTY OK Pcs 23.134 23.060 28.203 26.956 425.994 527.347
QTY NG Pcs 9.480 7.760 2.008 2.083 2.948 24.279
NG % % 29,07% 25,18% 6,65% 7,17% 0,69% 19,79%
Over Cut Pcs 5.082 3.866 9 1 44 9.002
Burry Pcs 2.006 1.187 1.158 1.340 2.803 8.494
Shinning Pcs 696 650 - - - 1.346
Gap Pcs - - 520 400 - 920
Flow Mark Pcs 569 74 8 178 - 829
Scratch Pcs 400 416 4 - - 820
Silver Pcs 118 537 7 20 - 682
Hair Liner Pcs 224 423 - - - 647
Sink Mark Pcs 183 414 - - - 597
Weld line Pcs 5 - 108 37 6 156
Mix Part Pcs - - 102 33 - 135
NG Assy Pcs - - 62 46 - 108
Dented Pcs 67 27 - - - 94
Flex Pcs 37 43 8 2 - 90
Deform Pcs 46 29 - - - 75
Short Mould Pcs 38 17 1 1 4 61
Dirty Pcs 1 53 - - - 54
Gate long Pcs 6 - 21 25 - 52
Black Dot Pcs - - - - 47 47
Other Pcs - - - - 23 23
NG Finishing Pcs - - - - 21 21
Peel Off Pcs - 16 - - - 16
Contaminasi Pcs 2 8 - - - 10
NG TOTAL
9.480 7.760 2.008 2.083 2.948 24.279
TARGET
0.5% 0.5 % 0.5 % 0.5 % 0.5 %
Sumber : Data Hasil Penelitian (2018)
50
Berdasarkan tabel hasil inspeksi part otomotif PT Artha Utama Plasindo
dari bulan January – Maret 2018 dapat kita ketahui bahwa dalam periode bulan
tersebut untuk ke lima produk otomotif yang menjadi sampel menghasilkan
produk NG 24.279 pcs dan produk OK sekitar 524.347 pcs dengan Total Check
122.684 pcs.
Kemudian data performa tersebut dimasukkan kedalam grafik ratio NG
part yang berupa diagram batang atau yang biasa disebut dengan histogram, dalam
grafik memuat jumlah hasil cek part secara keseluruhan dan jumlah NG secara
keseluruhan serta presentase NG dari part. Grafik ini membantu untuk
menggambarkan lebih jelas bagaimana tingkat kualitas antar produk apakah
tingkat kualitas produk sudah sesuai dengan yang ditargetkan oleh perusahaan
atau belum, grafiknya adalah sebagai berikut :
Sumber : Data Hasil Penelitian (2018)
Gambar III.3 Grafik Ratio NG Part Otomotif
32.614 30.820 29.039 30.211
428.942
9.480 7.760 2.083 2.008 2.948
29,07% 25,18%
7,17% 6,65% 0,69% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
500.000
62594-BZ250 62595-BZ240 52156-BZ180 52155-BZ180 5 LW+E5363-
00
QUARTER
TRIM RH
D30D
QUARTER
TRIM LH
D30D
SUPPORT RR
BUMPER
SIDE LH
D30D
SUPPORT RR
BUMPER
SIDE RH
D30D
Plug Oil
SUMMARY RATIO ON DEFECT AUTOMOTIVE PART BASE ON
Q-GATE INSPECTION JANUARY - MARCH2018
TOTAL CHECK QTY NG NG % TARGET
51
Dari grafik di atas maka dapat diketahui yang memiliki NG ratio paling
tinggi yaitu Pocket Quarter Trim RH D30D yaitu sekitar 29,07%. Kedua yaitu
Pocket Quarter Trim RH sekitar 25,18% kemudian di urutan ketiga ada Support
RR Bumper Side LH D30D dengan presentase 7,17%. Sedangkan di urutan
keempat adalah Support RR Bumper Side LH D30D dengan presentase 6,65%
dan di urutan terakhir yaitu Plug Oil 5LW dengan presentase 0,69%.
Berdasarkan data yang telah disajikan dalam tabel dan grafik dapat
diketahui bahwa jumlah kerusakan pada produk masih banyak dan belum sampai
pada target yang telah ditetapkan, sehingga masih perlu banyak perbaikan yang
harus dilakukan untuk memperbaiki tingkat kualitas pada produk.
3.2.2 Jenis Cacat atau Kerusakan Produk
Untuk mendukung proses perbaikan dan pengendalian kualitas produk
perlu diketahui tentang jenis cacat atau kerusakan produk apa saja yang terjadi di
lapangan. Data ini diambil dari check sheet harian hasil inspeksi inspektor Q-
Gate, karena dalam check sheet tersebut tidak hanya memuat data jumlah OK dan
NG namun jumlah rincian jenis cacat atau kerusakan yang terjadi pada produk.
Rincian cacat atau kerusakan pada produk yang telah dituangkan dalam
check sheet dan diinput serta telah diklasifikasikan berfungsi untuk membantu
dalam proses analisis masalah, sehingga ketika telah diketahui jenis cacat atau
kerusakan apa saja yang sering terjadi pada produk.
Maka dapat segera dilakukan tindakan perbaikan dan pencegahan
sementara ataupun permanen agar kerusakan atau cacat pada produk dapat segera
ditangani dan diminimalisir agar tidak terulang.
52
Berikut adalah data rincian cacat atau kerusakan yang terjadi pada produk
part otomotif oleh PT Artha Utama Plasindo selama periode Januari – Maret
2018.
Tabel III.2
Rincian Jenis Cacat atau Kerusakan Produk Bulan Januari – Maret 2018
No DEFECT QTY RATIO
1 Over Cut 9002 37,08%
2 Burry 8494 34,98%
3 Shinning 1346 5,54%
4 Gap 920 3,79%
5 Flow Mark 829 3,41%
6 Scratch 820 3,38%
7 Silver 682 2,81%
8 Hair Liner 647 2,66%
9 Sink Mark 597 2,46%
10 Weld line 156 0,64%
11 Mix Part 135 0,56%
12 NG Assy 108 0,44%
13 Dented 94 0,39%
14 Flex 90 0,37%
15 Deform 75 0,31%
16 Short Mould 61 0,25%
17 Dirty 54 0,22%
18 Gate long 52 0,21%
19 Black Dot 47 0,19%
20 Other 23 0,09%
21 NG Finishing 21 0,09%
22 Peel Off 16 0,07%
23 Contaminasi 10 0,04% Sumber : Data Hasil Penelitian (2018)
53
Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui ada 23 jenis cacat atau
kerusakan produk yang terjadi selama bulan Januari – Maret 2018 dan dari 23
jenis cacat atau kerusakan produk yang terjadi ada tiga jenis cacat yang menjadi
penyumbang terbesar pada ke lima produk otomotif yang menjadi sample data
yaitu Over Cut dengan presentase 37,08%, yang kedua ada Burry dengan 34,98%
dan urutan ketiga ada Shinning dengan presentase 5,54%.
Setealah itu data cacat atau kerusakan produk tersebut juga harus
dimasukkan kedalam pareto chart, fungsi dari pareto chart adalah untuk
memperjelas faktor cacat atau kerusakan yang paling penting atau yang paling
besar) dari beberapa faktor yang ada, sehingga penyebab utama jenis kerusakan
pada produk bisa mudah terdeteksi. Berikut adalah tabel pendukung pareto chart :
Tabel III.3
Tabel Pendukung Pareto Chart
No DEFECT QTY RATIO
1 Over Cut 9002 9002 37,08%
2 Burry 8494 17496 72,06%
3 Shinning 1346 18842 77,61%
4 Gap 920 19762 81,40%
5 Flow Mark 829 20591 84,81%
6 Scratch 820 21411 88,19%
7 Silver 682 22093 91,00%
8 Hair Liner 647 22740 93,66%
9 Sink Mark 597 23337 96,12%
10 Weld line 156 23493 96,76%
11 Mix Part 135 23628 97,32%
12 NG Assy 108 23736 97,76%
13 Dented 94 23830 98,15%
14 Flex 90 23920 98,52%
15 Deform 75 23995 98,83%
16 Short Mould 61 24056 99,08%
17 Dirty 54 24110 99,30%
18 Gate long 52 24162 99,52%
19 Black Dot 47 24209 99,71%
20 Other 23 24232 99,81%
21 NG Finishing 21 24253 99,89%
22 Peel Off 16 24269 99,96%
23 Contaminasi 10 24279 100,00%
Sumber : Data Hasil Penelitian (2018)
54
Dari tabel di atas dapat terlihat gambaran dari prinsip hukum Pareto yang
menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil yang bernilai
atau memiliki dampak terbesar.
Jadi tabel di atas mengidentifikasi presentase terkecil penyebab masalah
utama untuk mewujudkan improvement atau perbaikan secara keseluruhan. Pareto
chart dari data tabel di atas adalah sebagai berikut :
Sumber : Hasil Data Penelitian (2018)
Gambar III.4 Pareto Chart Tingkat Jenis Kerusakan Produk Otomotif
Dari pareto chart di atas dapat kita ketahui rincian jenis kerusakan apa saja
yang sering terjadi pada ke 5 lima produk part otomotif yang menjadi sample dan
sumber kerusakan apa yang terbanyak selama periode bulan Januari – Maret 2018.
Dari 23 kerusakan yang terinci ada tiga kerusakan yang paling dominian
yaitu adalah Over Cut dengan jumlah kerusakan 9.002 pcs , Burry dengan jumlah
9002 8494
1346 920 829 820 682 647 597
156 135 108 94 90 75 61 54 52 47 23 21 16 10
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000
10000
Over
Cut
Burr
y
Shin
nin
g
Gap
Flo
w M
ark
Scr
atch
Sil
ver
Hai
r L
iner
Sin
k M
ark
Wel
d l
ine
Mix
Par
t
NG
Ass
y
Den
ted
Fle
x
def
orm
Sho
rt M
ould
Dir
ty
Gat
e lo
ng
Bla
ck D
ot
Oth
er
NG
Fin
ishin
g
Pee
l O
ff
Co
nta
min
asi
QT
Y
SUMMARY WORST DEFECT AUTOMOTIVE PART BASE ON
Q-GATE INSPECTION JANUARY - MARCH 2018
QTY RATIO
55
kerusakan 8.494 pcs dan yang terakhir yang menjadi sumber kerusakan produk
adalah Shinning dengan jumlah kerusakan 1.346 pcs.
Berdasarkan data yang telah disajikan di atas, gambaran tentang jenis cacat
atau kerusakan yang menjadi sumber utama cacat atau kerusakan pada produk
akan terlihat lebih jelas dan dari semua jenis cacat atau kerusakan pada produk
yang ditemukan maka diambilah tiga faktor utama yang menjadi penyebab utama
dari kerusakan produk untuk kemudian dianalisis lebih dalam tentang sebab
terjadinya kerusakan tersebut.
3.2.3 Analisis Penyebab Cacat atau Kerusakan Produk Berdasarkan 4M
(Material, Machine, Methode and Man)
Berdasarkan data sebelumnya dapat diketahui yang menjadi penyebab
faktor utama dalam kerusakan ke lima produk part otomotif pada PT Artha Utama
Plasindo adalah Over Cut, Burry, dan Shinning berikut adalah analisis
berdasarkan 4M (Material, Machine, Methode and Man) terhadap kerusakan
tersebut.
1. Over Cut
Adalah kondisi dimana produk dicutting (dipotong) berlebihan pada saat
proses finishng, sehingga mengenai bagian dari inti produk yang
seharusnya tidak dicutting (dipotong) berikut adalah analisis penyebab
terjadinya Over Cut berdasarkan 4M yang terjadi pada produk.
56
Tabel III.4
Tabel Analisis 4M Penyebab Kerusakan Produk ‘Over Cut’
FACTOR SUBJECT STANDARD ACTUAL
Man
Operator
Proses cutting dan
finishing
tidakmenimbulkan
defect over cut.
Operator mendapat
kesulitan dalam
proses cutting dan
finishing burry
Inspektor
Inspektor dapat
mendeteksi defect
over cut saat proses
inspeksi
Inspektor tidak
mendeteksi defect
(cacat) Over Cut saat
proses inspeksi dan
Inspektor tidak fokus
pada urutan check
point saat melakukan
proses inspeksi
Machine
Alat bantu
manual
proses
(Pisau Cutter)
Pisau cutter dibuat
lancip supaya lebih
lentur, untuk
memudahkan
dalam proses
cutting
Pisau cutter yang
digunakan kaku dan
tidak dapat
menjangkau profile
part dan sering
menimbulkan defect
over cut.sehingga
potensi terjadi over
cut.
Methode Cutting
Proses cutting
burry dilakukan
dengan hati-hati
sehingga tidak
terjadi over cut.
Saat proses cutting
dan finishing burry
terjadi Over Cut
Material Spesifikasi
dan QTY
Sesuai Spesifikasi
dan Planning
Production
Sesuai
Sumber : Hasil Data Penelitian (2018)
Berdasarkan tabel analisis 4M di atas dapat diketahui penyebab sumber
terjadinya kerusakan pada produk dan berikut adalah langkah perbaikan
dari hasil analisis di atas :
a. Cek sisa stock yang ada di gudang berdasarkan lot produksi.
b. Part after check digaransi marking OK pada area yang sering terjadi
defect (cacat).
57
c. Re-Training operator dan inspector terkait masalah tersebut dan training
bagaiman cara cutting (potong) yang benar.
d. Dilakukannya kontrol terhadap alat yang dipakai dalam proses cutting.
2. Burry
Adalah kondisi dimana produk tercetak dengan kondisi kelebihan
material di sekitar part biasanya ukuran Burry pada part sangat kecil
sekitar 0.2 mm, sehingga harus dilakukan proses finishing pada part.
Berikut adalah analisis penyebab terjadinya Burry berdasarkan 4M.
Tabel III.5
Tabel Analisis 4M Penyebab Kerusakan Produk ‘Burry’
FACTOR SUBJECT STANDARD ACTUAL
Man Skill
Mendeteksi
defect (cacat)
Burry saat
appearance
check.
Operator dan Inspector
tidak mendeteksi defect
(cacat) burry , sehingga
terjadi miss judgement.
Machine Mold
Sambungan
insert core
dalam kondisi
OK
Insert core bocor
sebelum mencapai batas
shoot maksimum
sehingga material keluar
dari core dan cavity
Methode
Cutting &
Finishing
Part
Melakukan
Cuttting &
Finishing sesuai
SOP dan sample
Cutting Point
Proses cutting dan
finishing part tidak
dilakukan sampai tuntas.
Inspeksi
Urutan check
part sesuai
dengan SOP
Urutan proses check
tidak dilakukan pada
seluruh permukaan
belakang part
Material Qty
Material
Sesuai
Spesifikasi dan
Planning
Production
Adanya kelebihan
material yang
dimasukkan
Sumber : Hasil Data Penelitian (2018)
58
Berdasarkan tabel analisis 4M di atas dapat diketahui penyebab sumber
terjadinya kerusakan pada produk dan berikut adalah langkah perbaikan
dari hasil analisis di atas :
a. Disediakannya limit sample part di meja kerja operator dan inspektor.
b. Dilakukannya sortir dan rework pada part
c. Dilakukannya repair mold di area Insert Core.
d. Penambahan point check area rawan burry di insert core pada check
sheet teknisi.
e. Operator wajib verifikasi sample 1st piece dengan limit sample part dan
mengisi data check sheet.
f. Part after check area rawan burry dimarking menggunakan marker
warna hijau.
g. Perlu adanya check sheet control material pada setiap mesin untuk
mengkontrol kesesuaian jumlah material yang harus dimasukan
kedalam mesin yang disesuaikan dengan planning production.
3. Shinning
Adalah kondisi dimana permukaan part terlihat mengkilat dan seperti
berminyak, sehingga harus ada proses tambahan dengan melakukan
rework terhadap part. Berikut adalah analisis penyebab terjadinya shinning
berdasarkan 4M.
59
Tabel III.6
Tabel Analisis 4M Penyebab Kerusakan Produk ‘Shinning’
FACTOR SUBJECT STANDARD ACTUAL
Man Skill
Mendeteksi defect
(cacat) shinning
saat appearance
check
Terjadi miss judgement di
proses produksi, sehingga
defect (cacat) shinning
terdeteksi dan di judgemnt
OK oleh Operator dan
inspektor
Machine Setting
Parameter
Setting shot size
sesuai dengan
standard
parameter setting
Setting shot size melebihi
standard setting sehingga
berat part lebih dan
menimbulkan defect
shining
Methode Part awal
running
Part awal running
dilakukan
verifikasi 10 shot
awal oleh
pengawas
produksi
Belum dilakukan verifikasi
10 shot awal
Methode Flow
Informasi
Operator dan
inspektor
melaporkan
kondisi part
terhadap
pengawas jika
menemukan
keraguan
Defect part terlihat samar
sehingga operator
beranggapan defect tersebut
masih masuk kategori limit
(miss judgement), sehingga
defect (cacat) part tidak di
informasikan terhadap
pengawas, melainkan di
judgement langsung oleh
operator.
Material Spesifikasi
dan QTY
Sesuai Spesifikasi
dan Planning
Production
Sesuai
Sumber : Hasil Data Penelitian (2018)
Berdasarkan tabel analisis 4M di atas dapat diketahui penyebab sumber
terjadinya kerusakan pada produk dan berikut adalah langkah perbaikan
dari hasil analisis di atas :
a. Dilakukannya sortir dan rework pada part.
b. Re-training operator dan inspektor IPQC (skill up) dan Flow Informasi
60
c. Setting ulang parameter mesin (data setting dikembalikan ke data
setting standard).
d. Buat sample part defect dan warning sheet tentang problem Shinning
e. Buat leveling defect shinning ke customer dengan trial dan pengajuan
special accept.