bab iii pembahasan-lak

11
BAB III PEMBAHASAN LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut: a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah. b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Negara/Daerah. Standar Akuntansi Pemerintahan Pernyataan Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas menyebutkan bahwa tujuan pelaporan arus kas adalah untuk memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi arus kas ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Lebih mendalam, informasi arus kas mempunyai manfaat sebagai berikut : a) Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. b) Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan. c) Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).

Upload: christantoherywibowo

Post on 07-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Pembahasan-lak

BAB III PEMBAHASANLAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut:

a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah.

b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Negara/Daerah.

Standar Akuntansi Pemerintahan Pernyataan Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas menyebutkan bahwa tujuan pelaporan arus kas adalah untuk memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi arus kas ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Lebih mendalam, informasi arus kas mempunyai manfaat sebagai berikut :

a) Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.

b) Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.

c) Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).

Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut juga mengklasifikasikan arus kas menjadi 4 bagian, yaitu :

a) Aktivitas operasib) Aktivitas investasi non keuanganc) Aktivitas Pembiayaand) Aktivitas Nonanggaran

Klasifikasi arus kas SAP ini berbeda dengan klasifikasi arus kas pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 2. PSAK tersebut mengklasifikasi arus kas menjadi tiga aktivitas, yaitu sebagai berikut :

Page 2: Bab III Pembahasan-lak

a) Aktivitas operasiArus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:(a) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;(b) penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;(c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;(d) pembayaran kas kepada karyawan;(e) penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan

premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya;(f) pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika

dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

(g) penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

b) Aktivitas investasiPengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas mass depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :(a) pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka

panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;

(b) penerimaan kas dan penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;

(c) perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain;(d) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya

(kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);(e) pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option

contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

c) Aktivitas pendanaanPengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:(a) penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;

Page 3: Bab III Pembahasan-lak

(b) pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan;

(c) penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya;(d) pelunasan pinjaman;(e) pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo

kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

1. AKTIVITAS OPERASIArus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Pada LKPP 2009 telah terdapat kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintah sebagai berikut :a) Penyajian arus kas dari aktivitas operasi dengan metode langsung

LKPP menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan metode langsung, yaitu mengurangkan arus kas masuk dari penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak, dan penerimaan hibah dengan arus kas keluar dari belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja lain-lain/tak terduga, dan transfer keluar. Sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 3 tentang Laporan Arus Kas pada poin 33 dan 34, entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah sebaiknya menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Metode langsung adalah metode yang mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto. Keuntungan penggunaan metode langsung adalah sebagai menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas di masa yang akan datang; lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan; dan data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi.

b) Penyajian arus kas dari aktivitas operasi sesuai dengan format SAPLKPP 2009 telah menyajikan arus kas dari aktivitas operasi sesuai dengan format sebagaimana diatur dalam Contoh Format Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat Lampiran VA Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005. Penyajian arus kas dari aktivitas operasi pada LKPP 2009 adalah sebagai berikut :

Page 4: Bab III Pembahasan-lak

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASII. ARUS KAS MASUK

1. Penerimaan Perpajakana. Pajak Penghasilanb. Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewahc. Pajak Bumi dan Bangunand. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunane. Cukaif. Pajak Lainnyag. Pajak Perdagangan Internasional

Total Penerimaan Perpajakan2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

a. Penerimaan Sumbar Daya Alamb. Penerimaan Bagian Pemerintah atas Laba BUMNc. PNBP Lainnya

Total PNBP3. Penerimaan Hibah

JUMLAH ARUS KAS MASUK

II. ARUS KAS KELUAR1. Belanja Pegawai2. Belanja Barang3. Bunga Utang4. Subsidi5. Bantuan Sosial6. Belanja Lain-Lain7. Bagi Hasil Pajak8. Bagi Hasil Sumber Daya Alam9. Dana Alokasi Umum10. Dana Alokasi Khusus11. Dana Otonomi Khusus12. Dana Penyesuaian

JUMLAH ARUS KAS KELUARARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI

2. AKTIVITAS INVESTASI NON KEUANGANArus kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi

Page 5: Bab III Pembahasan-lak

yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang. Arus kas dari aktivitas investasi non keuangan diperoleh dengan mengurangkan arus kas masuk yaitu penjualan aset tetap dan aset lainnya dengan arus kas keluar dari pembelian atau perolehan aset tetap atau aset lainnya. Pada LKPP 2009 telah terdapat kesesuaian isi dan format dengan standar akuntansi pemerintah. Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi pemerintah diklasifikasikan kedalam investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waktu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun. Penyajian investasi pada Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2009 meliputi investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek yang disajikan pada Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2009 adalah investasi berupa deposito berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan yang ada di BLU. Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non permanen dan permanen.a) Investasi Non PermanenInvestasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk dalam investasi permanen dan dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham melainkan berupa pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan investasi perusahaan negara/daerah, pemerintah daerah, dan pihak ketiga lainnya.Investasi Non Permanen meliputi: Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar negeri yang

diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement (SLA), dan dana dalam negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) yang dipinjamkan kepada BUMN/BUMD, dan Pemda.

Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman Dana Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan Pinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR.

Seluruh pencairan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) eks dana Surat Utang (SU).

b) Investasi PermanenInvestasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan untuk mendapatkan dividen atau menanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan Modal Negara (PMN) pada perusahaan negara, lembaga

Page 6: Bab III Pembahasan-lak

internasional, dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara. PMN pada badan usaha atau badan hukum lainnya yang sama dengan atau lebih dari 51 (lima puluh satu) persen disebut sebagai Badan Usaha Milik Negara/Badan Hukum Milik Negara (BUMN/BHMN). PMN pada badan usaha atau badan hukum lainnya yang kurang dari 51 persen (minoritas) disebut sebagai Non BUMN. Termasuk dalam investasi permanen adalah nilai ekuitas (kekayaan bersih) Bank Indonesia (BI).Sehubungan dengan definisi Investasi tersebut, arus kas dari aktivitas investasi dalam laporan arus kas hanya merupakan arus kas dari aktivitas investasi non keuangan. Kas yang berasal aktivitas investasi keuangan masuk ke dalam aktivitas pembiayaan. Pembedaan arus kas aktivitas investasi ini berbeda dengan standar akuntansi komersial (PSAK). Arus kas masuk dari aktivitas investasi yang dimasukkan dalam arus kas dari aktivitas pembiayaan adalah Pengeluaran Penyertaan Modal Negara (PMN)/Dana Investasi Pemerintah. Pengeluaran Penyertaan Modal Negara (PMN)/Dana Investasi Pemerintah merupakan penyertaan modal Pemerintah Pusat dalam rangka pendirian, pengembangan, dan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau Badan Hukum lainnya yang dimiliki Negara/Daerah, serta investasi dalam bentuk dana bergulir.Arus kas dari aktivitas investasi non keuangan perlu dipisahkan dari aktivitas investasi keuangan dilakukan dengan pertimbangan :

Pemerintah sebagai sebuah organisasi nonprofit yang berkewajiban menyediakan fasilitas umum kepada seluruh rakyatnya, mulai dari jalan, gedung-gedung untuk pelayanan umum, bangunan untuk pendidikan dan kesehatan serta fasilitas lainnya. Arus kas dari aktivitas investasi non keuangan menggambarkan perubahan arus kas yang dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi kewajiban tersebut.

Jumlah arus kas dari aktivitas investasi non keuangan dapat dibandingkan dengan pertambahan aset tetap pada Neraca dan belanja modal pada Laporan Realisasi Anggaran.

Sejak TA 2009, investasi Pemerintah dalam bentuk dana bergulir dianggarkan sebagai pembiayaan.

3. AKTIVITAS PEMBIAYAANArus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang. Arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:(a) Penerimaan Pinjaman;(b) Penerimaan Hasil Penjualan Surat Utang Negara;(c) Penerimaan dari Divestasi;(d) Penerimaan Kembali Pinjaman;

Page 7: Bab III Pembahasan-lak

(e) Pencairan Dana Cadangan.Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:(a) Penyertaan Modal Pemerintah;(b) Pembayaran Pokok Pinjaman;(c) Pemberian Pinjaman Jangka Panjang; dan(d) Pembentukan Dana Cadangan.Pada LKPP 2009 telah terdapat kesesuaian isi dan format dengan standar akuntansi pemerintah.

4. AKTIVITAS NON ANGGARANArus kas dari aktivitas nonanggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas nonanggaran antara lain Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan kiriman uang. PFK menggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antar rekening kas umum negara/daerah. Arus masuk kas dari aktivitas nonanggaran meliputi penerimaan PFK dan kiriman uang masuk. Arus keluar kas dari aktivitas nonanggaran meliputi pengeluaran PFK dan kiriman uang keluar. Berdasarkan SAP, penyajian arus kas dari aktivitas non anggaran telah sesuai dengan standar. Arus kas dari aktivitas non anggaran diperoleh dari dari :1) Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) berasal dari penerimaan pemerintah yang berasal

dari sejumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar (SPM)/Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atau diterima secara tunai untuk fihak ketiga, seperti potongan gaji, pensiun, beras BULOG, dan PFK lainnya dikurangi dengan jumlah pembayaran yang telah dilakukan pemerintah kepada fihak ketiga yang berhak menerimanya dan Non Anggaran Fihak Ketiga.

2) PFK Prefinancing dan PFK Lainnya merupakan transaksi yang dilakukan BUN berupa prefinancing (pembiayaan pendahuluan), penerimaan/pengembalian dana talangan, dan pembayaran rekening khusus kosong (reksus kosong).

3) Kiriman Uang (KU) Neto merupakan penerimaan dan pengeluaran kiriman uang antar rekening pemerintah yang berasal dari KPPN ke Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan-Departemen Keuangan dan sebaliknya, Pemindahbukuan intern rekening BUN, pemindahbukuan intern KPPN, dan Wesel Pemerintah.

4) Transito (Neto) merupakan transaksi BUN yang terkait dengan Pengeluaran Uang Persediaan (UP) tahun berjalan kepada Kuasa Pengguna Anggaran dan Penerimaan atas Pengembalian UP tersebut. Pengembalian UP dari Kuasa Pengguna Anggaran dapat berupa UP yang diterima tahun berjalan maupun tahun yang lalu.