bab iii pembahasan · ... kalibrasi alat kesehatan, sarana dan ... pengion baik di bidang...

33
39 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Perusahaan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta merupakan salah satu institusi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang berwenang sesuai dengan Permenkes Nomor 530/MENKES/PER/IV/2007. BPFK Jakarta melakukan pelayanan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan dengan cakupan wilayah kerja meliputi 9 Provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat). BPFK Jakarta atau kantor pusat beralamat di Jl. Percetakan Negara No. 23 A Jakarta Pusat, sedangkan kantor cabang BPFK Palembang terletak di kota Palembang. 3.1.1. Sejarah Perusahaan Pada tahun 1975 dibawah naungan Direktorat Instalasi Kesehatan Direktorat Jenderal. Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan RI atas bantuan Word Health Organisation (WHO) Pelayanan Monitoring Dosis Radiasi Perorangan mulai dilakukan yang pada saat itu bernama Film Badge Service. Pada tahun 1983/1984 sudah ada 2 (dua) orang staf elektro medik, namun pelayanan kalibrasi alat kesehatan masih dilakukan di Direktorat Instalasi Medik, dan nama Film Badge Service sudah berubah menjadi Balai Pemeliharaan Peralatan Proteksi Radiasi dan Kalibrasi (BPFK) yang sudah menjadi embrio dari

Upload: hanguyet

Post on 26-Jul-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

39

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Perusahaan

Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta merupakan salah satu

institusi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang berwenang sesuai dengan

Permenkes Nomor 530/MENKES/PER/IV/2007. BPFK Jakarta melakukan pelayanan

pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan dengan cakupan wilayah kerja meliputi 9

Provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Sumatera

Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat). BPFK Jakarta atau kantor

pusat beralamat di Jl. Percetakan Negara No. 23 A Jakarta Pusat, sedangkan kantor

cabang BPFK Palembang terletak di kota Palembang.

3.1.1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1975 dibawah naungan Direktorat Instalasi Kesehatan Direktorat

Jenderal. Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan RI atas bantuan Word Health

Organisation (WHO) Pelayanan Monitoring Dosis Radiasi Perorangan mulai

dilakukan yang pada saat itu bernama Film Badge Service. Pada tahun 1983/1984

sudah ada 2 (dua) orang staf elektro medik, namun pelayanan kalibrasi alat kesehatan

masih dilakukan di Direktorat Instalasi Medik, dan nama Film Badge Service sudah

berubah menjadi Balai Pemeliharaan Peralatan Proteksi Radiasi dan Kalibrasi

(BPFK) yang sudah menjadi embrio dari

40

Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Tahun 1989/1990 BPF3K menempati

gedung di Jl. Percetakan Negara 23 A Jakarta Pusat, dengan jumlah pegawai dan

peralatan yang semakin berkembang. Tahun 1993 BP3K dan berubah nama menjadi

Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) dengan anggaran yang dikelola

sendiri. Pada tanggal 3 Agustus 2000 Terbit Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1164/MENKES/SK/VIII/2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan

fasilitas Kesehatan Jakarta, pelayanan kalibrasi alat kesehatan mulai dilaksanakan.

Pada tanggal 27 April 2007 Terbit Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Pengamanan fasilitas Kesehatan. Tahun 2009 Laboratorium Kalibrasi terakreditasi

oleh Komite Akreditasi nasional (KAN), dan tahun 2010 Laboratorium Pengujian

Pemantauan Dosis Radiasi Perorangan juga terakreditasi Komite Akreditasi nasional

(KAN) Pada tanggal 22 November 2011 terbit Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.2351/MENKES/PER/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan

RI.No.530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan tata Kerja Balai

Pengamanan Fasilitas Kesehatan.

41

3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta saat ini

mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

2351/Menkes/Per/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

530/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata kerja BPFK. Keputusan

Menkes RI Nomor:1202/MENKES/SK/XII/2008 tentang Susunan dan Uraian Jabatan

Serta Tata Hubungan Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan seperti terlihat

pada gambar berikut.

Sumber : Kepegawaian BPFK Jakarta

Gambar III.1

Struktur Organisasi BPFK Jakarta

42

2. Fungsi Jabatan

a. Kepala BPFK Jakarta

Memimpin pelaksanaan tugas Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perumusan kebijakan

operasional meliputi pelaksanaan perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan

pengendalian serta evaluasi pelaksanaan pelayanan pengamanan fasilitas kesehatan.

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan

pengendalian layanan ketatausahaan kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan

Balai yang meliputi penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi dan

laporan, urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga

Balai.

c. Kepala Seksi Pelayanan Teknis

Melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan

pengendalian pelayanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, sarana dan prasarana

kesehatan, pengamanan dan pengukuran paparan radiasi, pelayanan monitoring dosis

radiasi personal dan pengukuran luaran radiasi terapi secara efektif dan efisien.

d. Kepala Seksi Kemitraan dan Bimbingan Teknis

Melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan

pengendalian dalam penyiapan jejaring kerja dan kemitraan serta bimbingan teknis di

bidang pengamanan fasilitas kesehatan secara efektif dan efisien.

43

e. Kepala Seksi Tata Operasional

Melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan

evaluasi pengendalian mutu, dan pengembangan teknologi pengamanan fasilitas

kesehatan, pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi sarana dan prasarana kesehatan

secara efektif dan efisien.

f. Kepala Instalasi

Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan teknis dan penyediaan fasilitas

pelayanan pada Instalasi secara efektif dan efisien.

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Melaksanakan pelayanan teknik elektromedik, radiologi dengan menggunakan

energi radiasi pengion dan non pengion baik di bidang diagnostik maupun terapi

sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan radiologi.

44

3.2. Analisa Jaringan

3.2.1. Skema Jaringan

1. Blok Diagram Jaringan

Sumber : Dokumentasi BPFK Jakarta.

Gambar III.2

Blok Diagram Jaringan BPFK Jakaprta

Jaringan komputer yang ada di BPFK Jakarta adalah jaringan komputer yang

masih dalam tahap berkembang. Sistem jaringan komputer yang digunakkan adalah

client server yang seluruh kontrol terkendali.

ISP

Laptop 1

Switch 24

Port

Server

BPFK

Printer

Switch LT 4

Switch LT 3

PC

PC

PC

PC

Modem

PC

PC

PC

PC Switch LT 2

Switch LT 1

Printer

Printer

Printer

45

Skema jaringan kantor pusat BPFK Jakarta terbagi menjadi 4 lantai, yaitu

lantai 1,2 dan 3 gedung lama dipergunakan Unit Kerja Tata Usaha, Pelayanan Teknis,

Kemitraan dan Bimbingan Teknis, dan Tata Operasional dan Ruang Server.

Sedangkan lantai 1A, 2A,3A dan 4 gedung baru dipergunakan Unit Laboratorium

Pemantauan Dosis Radiasi Personal, Laboratorium Uji Kesesuain Pesawat SinarX,

dan Laboratorium Saran Prasarana.

a. Di dalam jaringan Balai Pengamanan Fasiliatas Kesehatan (BPFK) Jakarta,

terdapat satu buah Server yang berfungsi sebagai Database server, Web Server,

Email Server, yang ditempatkan pada Lantai 3 (BPFK) Jakarta.

b. Internet Service Provider yang digunakan adalah ISP Cyber Network Indonesia

yang dihubungkan kabel Fiber Optic melalui jaringan kabel didalam tanah.

c. Pada setiap jaringan masing-masing Lantai terdapat satu buah Switch, dimana

setiap switch terhubung ke Client.

d. Jaringan yang ada di BPFK Jakarta adalah menggunakan topologi star, seluruh

komputer client yang ada terhubung pada satu komponen yaitu switch, topologi

ini dipilih karena terpusat dalam melakukan pengontrolan dan mudah untuk

melakukan pengembangan jaringan komputer. Jaringan yang ada di BPFK

Jakarta sangat tergantung dengan switch yang ada, jika salah satu switch

bermasalah maka seluruh client yang terhubung akan mengalami masalah.

46

2. Gambar Jaringan Komputer

Skema Jaringan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta

Switch Sentral

Printer 2

Internet

Modem

Server BPFK

PC7PC6

PC5

Printer 3PC2

PC8

PC12PC10

PC9PC11

Lantai 3

Lantai 2

Sw

itch

La

nta

i 3

Sw

itch

La

nta

i 2

Printer 4

PC14PC12

PC11PC13

Lantai 4

Printer 1PC2

PC4 PC3

PC1PC2

Lantai 3

Sw

itch

La

nta

i 1

Sw

itch

La

nta

i 4

Sumber: IT BPFK Jakarta

Gambar III.3

Skema Jaringan BPFK Jakarta

Tabel III.1

Unit Kerja dan IP Address Perlantai

Ket Unit Kerja IP Address

Lantai 1 Pelayanan Teknis, Kemitraan Bimtek 192.168.2.1 s/d 192.168.2.10

Lantai 2 Lab Dosimetri, Lab. Kalibrasi, TU 192.168.2.11 s/d 192.168.2.35

Lantai 3 Lab. Uji Kesesuaian, Tata Operasional 192.168.2.36 s/d 192.168.6.48

Lantai 4 Lab. Sarana dan Prasarana 192.168.2.49 s/d 192.168.2.53

47

Tabel IP Address Jaringan (BPFK) Jakarta :

Tabel III.2

Unit Kerja dan range IP Address

No Unit Kerja Jumlah IP Address IP DNS IP Gateway

1 ISP 1 116.66.206.198

2 Modem 1 192.168.1.1 116.66.200.28 192.168.1.1

3 Tata Usaha 9 PC

192.168.2.2 s/d

192.168.2.10

116.66.200.28

192.168.2.1

4 Pelayanan Teknis 5 PC

192.168.2.11s/d

192.168.2.15

116.66.200.28 192.168.2.1

5 Kemitraan Bimtek 5 PC

192.168.2.16 s/d

192.168.2.20

116.66.200.28 192.168.2.1

6 Tata Operasional 5 PC

192.168.2.21 s/d

192.168.2.25

116.66.200.28 192.168.2.1

7 Lab Kalibrasi 10 PC

192.168.2.26 s/d

192.168.2.35

116.66.200.28 192.168.2.1

8 Lab Dosimetri 5 PC

192.168.2.36 s/d

192.168.2.40

116.66.200.28 192.168.2.1

9 Lab Uji Kesusaian 8 PC

192.168.2.41 s/d

192.168.2.48

116.66.200. 28 192.168.2.1

10 Lab Sarana 5 PC

192.168.2.49 s/d

192.168.2.53

116.66.200.28 192.168.2.1

48

3.2.2. Spesifikasi Perangkat Keras

Dalam sebuah jaringan dibutuhkan beberapa perangkat keras selain perangkat

lunak. Perangkat keras yang digunakan oleh BPFK Jakarta meliputi komputer server,

client atau workstation, media transmisi, Network Interface Card (NIC) dan terminal

atau switch.

1. Server

Komputer server adalah komputer dalam jaringan yang memungkinkan

sumber seperti file dan printer untuk dapat digunakan oleh banyak orang atau user

dan komputer client. Jadi server merupakan perangkat keras yang berfungsi untuk

melayani jaringan client atau workstation yang terhubung padanya melalui switch

jaringan.

Tabel III.3

Spesifikasi Komputer Server

No Server Merk Spesifikasi

4. File Server IBM Intel Xeon 3Ghz, Hdd: 1 Terra, Ram: 4

Gb, LAN Port Internal, Sistem Operasi :

Ubuntu Desktop 12.04 32 Bit

2. Client atau Worktation

Komputer workstation atau client adalah sebagai tempat login untuk

memproses source data di komputer server, artinya workstation digunakan sebagai

tempat kerja dari network. Komputer client di BPFK Jakarta terlihat pada

49

penggunaan PC sebagai client atau workstation dengan spesifikasi pada tabel

dibawah ini :

Tabel III.4

Spesifikasi Komputer Client

No Client Merk Spesifikasi

1 Tahun 2010 Rakitan Intel Core 2 Duo 2,0 GHz, Memori: 2

Gb, Harddisk: 250 Gb, LAN port

Internal, Sistem Operasi : Windows

XP Professional SP3, Windows 7

Professional

2. Tahun 2012 Acer Intel Core i3 2,8 GHz, Memori: 4 Gb,

Harddisk: 500 Gb, LAN port Internal,

Sistem Operasi : Windows 7

Professional

3. Tahun 2013 DELL Intel Core i3 3 GHz, Memori: 4 Gb,

Harddisk: 500 Gb, LAN port Internal,

Sistem Operasi : Windows 7

Professional

4. Laptop Sony Vaio Intel Core i7 2,8 GHz, Memori: 4 Gb,

Harddisk: 500 Gb, LAN port Internal,

Sistem Operasi : Windows 7

Professional

3. Switch

Peralatan yang digunakan oleh BPFK Jakarta untuk menghubungkan antar PC

pada lantai yang berbeda sehingga saling terkoneksi, switch yang dipakai adalah

Switch D-Link DES-1024D 24 port 10/100 Mbps.

50

Sumber: IT BPFK Jakarta

Gambar III.4

Switch

Sedangkan media untuk menghubungkan antara port switch satu dengan

lainnya dipakai kabel UTP Category 5. Alasan utama untuk memilih switch karena

jumlah PC dalam jaringan masih di bawah 100 client.

4. Pengkabelan

Media yang digunakan untuk menghubungkan antar perangkat dalam jaringan

LAN BPFK Jakarta menggunakan kabel UTP dengan menggunakan RJ-45 sebagai

konektornya.

5. Modem ADSL TP-Link TD-8840

Tabel III.5

Spesifikasi Komputer Client

Tampilan

1 RJ 11 DSL Port

1 10/100 Mbps RJ 45 Port

Tombol

1 Power On/Off Switch

1 Wps Button

1 Wi-fi On/Off Button

Catu Daya Eksternal 9 VCD/06.1

51

Standar IEEE IEEE 802.3, 802.3u

Standar ADSL2

ITU G.992.3 (G.dmt.bis) Annex A/L/M, ITU

G.992.3 (G.dmt.bis) Annex A

Standar ADSL2+ ITU T G.992.3 Annex A/L/M,

Data Rate

Downstream Up to 24 Mbps

Upstream Up to 3.5 Mbps (With Annex

Dimensi (WxDxH) 7.1 x 4.9 x 1.4 in (181 x 125 x 36 mm)

Tipe Antena Omni directional, Fixed

Gambar III.5

Modem ADSLTP-Link

3.2.3. Spesifikasi Perangkat Lunak

1. Software Server

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan pada komputer Server utama

pada (BPFK) Jakarta yaitu meliputi sistem operasi jaringan (Network Operating

System-NOS), Linux Server untuk Server (Website, Email dan Elektronik Dokumen)

52

dan Mikrotik untuk Server Router. Dengan adanya jaringan komputer sangat

membantu dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan di BPFK Jakarta.

2. Software Client

Sistem operasi yang digunakan oleh komputer client yang yang ada pada

Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta, Menggunakan Windows 7

Ultimate. Selain itu didukung oleh Software seperti seperti Microsoft Office 2007 dan

2010, Photoshop, Foxit Reader, Kaspersky & Smadav Anti-Virus, Mozila Firefox,

Google Chrome, Ccleaner, Yahoo Mesenger, Winamp dan lain-lain.

3.2.4. Keamanan Jaringan

Keamanan komputer maupun jaringan komputer terutama yang terhubung ke

internet harus direncanakan dan dikordinasikan dengan baik agar dapat melindungi

sumber daya dan investasi didalamnya. di BPFK Jakarta untuk keamanan jaringan

komputer client menggunakan anti virus Avast Free (untuk virus Internasional),

Smadav (untuk virus lokal) dan firewall, sedangkan di sisi server menggunakan anti

virus clamav dan firewall (iptables) . Anti virus adalah sejenis perangkat lunak untuk

mendeteksi dan menghapus virus dari komputer, sedangkan firewall adalah alat yang

digunakan untuk mencegah orang luar memperoleh akses suatu jaringan.

53

3.3. Permasalahan Pokok

Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta bergerak dibidang

Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan. Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan

(BPFK) Jakarta ini belum menerapkan pembagian bandwidth di setiap lanatai untuk

setiap user. Oleh karena itu berikut hasil evaluasi yang didapat dari hasil analisi awal

dan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya:

1. Bandwidth yang tidak merata

Jaringan dikantor Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta

Penggunaan bandwidthnya yang kurang teratur menyebabkan koneksi beberapa

client di setiap devisi terasa lambat. Apalagi banyak keperluan di setiap masing-

masing usernya. Hal ini disebabkan adanya pengguna yang tidak sama rata antara

yang lainnya, ada yang mendownload dan ada juga yang mengupload, menyebabkan

ketidaksetabilan bandwidth yang ada pada Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan

(BPFK) Jakarta.

2. Sistem Keamanan yang minim untuk media sosial

Selama ini user dengan bebas mengakses intenet, seperti membuka facebook,

youtube, streaming dll. Saat jam kerja berlangsung Sehingga mengganggu aktifitas

kinerja di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta.

54

3.4. Pemecahan Masalah

Bedasarkan hasil pengamatan serta analisis yang telah dilakukan, maka

didapat beberapa hal penting yang harus segera diperbaiki pada kantor BPFK Jakarta

agar tidak terjadi kesalahan yang berulang oleh karena itu penulis memiliki beberapa

solusi untuk mengatasi permasalahan yang timbul diantaranya adalah:

1. Pembagian bandwidth secara merata

Dengan membatasi bandwidth di setiap user penggunanya dengan

menggunakan Simple Queues pada menu winbox di mikrotik tidak ada lagi

pengguna yang memonopoli, karena sudah mendapatkan jatah bandwidth masing

masing.

2. Blok media sosial

Dengan memblokir situs media sosial seperti facebook, streaming, youtube

dll. Diharapkan user tidak lagi dengan bebas mengaksaes internet di saat jam kerja

berlangsung.

55

Untuk mengkonfigurasi mikrotik pada awal pemakaian di PC router, dapat

digunakan terminal login CLI (Command Line Interface). Tetapi selain setting CLI

(Command Line Interface) dapat juga menggunakan langsung setting via winbox dan

untuk mendapatkan winbox dapat mengakses PC router mikrotik dengan web

browser dan memasukkan address http://192.168.2.1. Setelah winbox dijalankan,

maka isi IP router 192.168.2.1. lalu klik tombol Connect.

Gambar III.6

Tampilan Winbox Loader

Setelah Connect, maka akan masuk ke tampilan winbox dengan menu-menu

disebelah kiri.

Gambar III.7

Tampilan Winbox

56

Langkah awal diwinbox, pada jaringan kabel dan pada jaringan wireless. Pada BPFK

Jakarta adalah membuat interfaces.

1. Interfaces LAN pada eth2 (LAN)

2. Interfaces Internet pada eth1 (INT)

Untuk interfaces pada LAN menggunakan eth1 (LAN), dan interfaces pada Internet

menggunakan eth2.

Interfaces LAN : Klik Interfaces pada Interfaces list klik eth2 (LAN)

Gambar III.8

Interfaces Internet

1. Interfaces LAN : Klik Interfaces pada Interfaces list klik eth1 (LAN)

Gambar III.9

Interfaces Local

57

Setelah konfigurasi interfaces yaitu pengaturan IP. Pengaturan IP konfigurasinya

adalah : klik IP pilih Address kemudian klik Add

2. IP Internet 192.168.1.2/30

Gambar III.10

Configurasi IP Internet

3. IP Local 192.168.2.1/26

Gambar III.11

Configurasi IP Local

58

Setelah konfigurasi jaringan LAN yang menggunakan IP static di mikrotik,

langkah selanjutnya adalah setting IP pada seluruh client secara manual yang

berjumlah 53, hal ini diharapkan jaringan yang akan penulis buat tidak bercampur

dengan jaringan yang lain, sehingga bila ada jaringan lain sedang mengalami

gangguan tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan yang ada. Pembagian IP

Address client dilakukan dengan memasukkan range IP yang tersedia setiap unit

kerja. Kemudian isi subnet mask : 255.255.255.0, dan dengan default gateway sesuai

dengan IP Address LAN di mikrotik dan isi juga DNS internet 192.168.2.1.

Gambar III.12

Setting IP Client

4. Berikut langkah-langkah pengaturan DHCP Server pada mikrotik

1) Pilih menu IP – DHCP Server

59

Gambar III.13

Pengaturan DHCP Server

2) Lalu pilih DHCP Setup, keluar konfigurasi pilih interface yang tersambung ke

PC host, tekan Next

Gambar III.14

Sambungan ke PC host

3) Lalu muncul DHCP address space dimana IP address tersebut IP range dari

mikrotik

60

Gambar III.15

Pengaturan IP DHCP

4) Setelah itu masukan gateway untuk DHCP networknya, biasanya sudah

otomatis, ketika interface anda sudah terkonfigurasu IP address

Gambar III.16

Pengaturan Gateway

5) Kemudian masukan address range yang akan keluar ke client DHCPnya, anda

dapat membatasi jumlah IP address yang digunakan untuk DHCP.

61

Gambar III.17

Pembatasan IP

6) Masukan DNS server apabila mikrotik anda terkoneksi internet, disini saya

masukan DNS google.

Gambar III.18

Pengaturan DNS Server

7) Konfigurasi untuk DHCP Server di mikrotik OS sudah selesai, konfigurasi

yang dibuat tadi, tersimpan pada list DHCP Server

62

Gambar III.19 list

DHCP Server

5. Konfigurasi NAT

Setting NAT, dengan cara buka IP-Firewall-pada tab NAT pilih tanda (+)

untuk menambah konfigurasi NAT

Gambar III.20

Konfigurasi NAT

Pilih chain srcnat dan out interface pilih ether1

63

Gambar III.21

NAT Rule

Pada Tab Action pilih masquerade lalu OK

Gambar III.22

NAT Rule

Setelah membuat filterisasi, langkah selanjutnya adalah melakukan

manajemen bandwidth. Sebelum melakukan manajemen bandwidth internet dengan

mikrotik pastikan dulu berapa bandwidth internet yang didapat dari ISP yang di

pakai. Sehingga nantinya nilai bandwidth yang dilimit tidak melebihi alokasi

bandwidth dari ISP. Misalnya bandwidth dari ISP sebesar 1 Mbps, maka limit

bandwidth nya diset lebih kecil atau sama dengan 1 Mbps. Untuk melakukan

64

manajemen bandwidth dapat dilakukan dengan fitur Simple Queues yang terdapat

pada mikrotik yaitu dengan cara mengklik Queues – Simple Queues - + (Add), di tab

general, misal Name = Bandwidth, Target Address = 192.168.2.0/26, pada max limit

misal target upload 512 Kbps target download 1 Mbps. Besar limit bandwidth untuk

upload lebih rendah daripada download nya karena memang user biasanya lebih

banyak melakukan download (browsing, download musik, file, dll) daripada upload.

Konfigurasi ini dapat di sesuaiankan dengan kebutuhan di setiap jaringan.

Gambar III.23

Setting Simple Queues General

Kemudian klik tab Advanced, pada interface masukkan eth1(LAN) untuk

membatasi koneksi internet jaringan LAN. Jika ingin membatasi bandwidth di semua

interface pilih all. Target Upload terendah yang didapat missal Limit at 128 kbps dan

target download terendah yang didapatkan masing-masing user missal 256 kbps. Dari

konfigurasi tersebut, maka hasilnya jika semua user sedang memakai koneksi internet

dan kondisi jaringan sibuk maka tiap user akan mendapatkan bandwidth sebesar

65

128kbps/256kbps. Jika satu atau beberapa user tidak sedang menggunakan koneksi

maka alokasi bandwidth akan diberikan ke user yang sedang terkoneksi. Dan jika

hanya satu user yang menggunakan koneksi maka user itu akan mendapatkan alokasi

bandwidth maksimal 512kbps/1Mbps.

Gambar III.24

Setting Simple Queues Advanced

Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap Management Bandwidth

menggunakan mikrotik, didapatkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini terlihat

pada Gambar di bawah ini, bandwidth yang diperoleh oleh user ketika mengunduh

file memiliki jumlah bandwidth pada kisaran angka 50 kbps, yang artinya bandwidth

telah termanajemen dengan baik.

66

Gambar III.25

Kecepatan download dengan management bandwidth

Langkah selanjutnya adalah membuat filterisasi. Filterisasi ini dilakukan untuk

membatasi user dalam mengakses internet, seperti memblokir situs jejaring sosial

pada jam tertentu, memblokir konten yang mengandung extention tertentu, dan lain

sebagainya.

Untuk memblokir situs pada jam tertentu yaitu dengan cara mengklik IP – Firewall -

tab Layer7 Protocols - + (Add), di New Firewall L7 Protocol, misal Name =

facebook, Regexp = ^.+(facebook.com).*$ dan O

Gambar III.26

Setting Layer7 Protocols facebook

67

Kemudian klik tab Filter Rules - + (Add), di New Firewall Rule masukkan Chain

forward, Src Address 192.168.2.0/26

Gambar III.27

Setting Filter Rules

Kemudian klik tab Advaced, pada Layer7 Protocol masukkan facebook.

Gambar III.28

Setting Filter Rules Advanced

68

Pada tab Extra – Time, masukkan pada jam berapa situs facebook di blokir, misal

time 07:00:00 – 15:00:00, ceklist hari apa saja yang mau di blokir.

Gambar III.29

Setting Filter Rules Extra

Kemudian klik tab Action, Action : drop, dan OK.

Gambar III.30

Setting Filter Rules Action

69

Selanjutnya memblokir kontent berekstensi .exe, langkah-langkannya dapat dilakukan

seperti contoh di atas.

Gambar III.31

Setting Layer7 Protocols .exe

70

a. Jaringan Usulan

1. Skema jaringan yang hendak diusulkan tidak jauh berbeda dengan skema

jaringan dalam sistem yang sudah berjalan, Ditambahkan sebuah Mikrotik

router agar lebih efisien.

Switch Sentral

Printer 2

Internet

Modem

Server BPFK

PC7PC6

PC5

Printer 3PC2

PC8

PC12PC10

PC9PC11

Lantai 3

Lantai 2

Sw

itch

La

nta

i 3

Sw

itch

La

nta

i 2

Printer 4

PC14PC12

PC11PC13

Lantai 4

Printer 1PC2

PC4 PC3

PC1PC2

Lantai 3

Mikrotik

Sw

itch

La

nta

i 4

Sw

itch

La

nta

i 1

Sumber: IT BPFK Jakarta

Gambar III.32

Skema Jaringan Usulan BPFK Jakarta

71

2. Analisa Biaya

Berdasarkan hasil pengamatan permasalahan pokok jaringan Balai

Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakart dapat disimpulkan beberapa biaya

yang harus dikeluarkan untuk pemecahan masalah pokok, yang ditunjukkan pada

tabel analisa biaya sebagai berikut :

Tabel III.6

Analisa Biaya

No Nama Hardware /

Software

Jumlah Harga Satuan Total

1 Router Mikrotik RB

450 G

1 buah Rp. 1,950,000,- Rp. 1,950,000,-

Jumlah Rp.1.950.000,-

Sumber : tokopedia.co.id