bab iii pembahasan - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah...

24
28 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjuan Perusahaan 3.1.1. Sejarah Pada awal pelaksanaan tugas Kabinet Persatuan Pembangunan era pemerintahan Presiden Gus Dur (periode 1999-2004) dalam susunan kabinet yang ditetapkan, nama organisasi Departemen Kehakiman diganti menjadi Departemen Hukum dan Perundang-undangan, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tentang Kedudukan, Fungsi, Tugas, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen. Nama organsasi Departemen Hukum dan Perundang-undangan diambil dari dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan. Hal ini berakibat pada visi, misi, rencana strategis, program kerja dan pelaksanaan yang akan ditetapkan kemudian. Oleh karena itu terjadi pengembangan dan pemekaran organisasi dan tata kerja secara menyeluruh baik ditingkat satuan kerja unit eselon I, II, III, maupun IV. Dengan adanya nomenklatur yang sama antara Departemen dengan unitnya, maka nomenklatur Direktoral Jenderal Hukum dan Perundang-undangan harus diadakan perubahan.

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

28

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjuan Perusahaan

3.1.1. Sejarah

Pada awal pelaksanaan tugas Kabinet Persatuan Pembangunan era

pemerintahan Presiden Gus Dur (periode 1999-2004) dalam susunan kabinet yang

ditetapkan, nama organisasi Departemen Kehakiman diganti menjadi Departemen

Hukum dan Perundang-undangan, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 136

Tahun 1999 tentang Kedudukan, Fungsi, Tugas, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Departemen.

Nama organsasi Departemen Hukum dan Perundang-undangan diambil dari

dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada

Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan.

Hal ini berakibat pada visi, misi, rencana strategis, program kerja dan pelaksanaan

yang akan ditetapkan kemudian. Oleh karena itu terjadi pengembangan dan

pemekaran organisasi dan tata kerja secara menyeluruh baik ditingkat satuan kerja

unit eselon I, II, III, maupun IV. Dengan adanya nomenklatur yang sama antara

Departemen dengan unitnya, maka nomenklatur Direktoral Jenderal Hukum dan

Perundang-undangan harus diadakan perubahan.

Page 2: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

29

Pada 5 April 2000, Menteri Hukum dan Perundang-undangan mengeluarkan

Keputusan Menteri Hukum dan Perundangan-undangan Nomor M.03-PR.07.10

Tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan Perundang-

undangan. Dengan keputusan Menteri ini Direktorat Hukum dan Perundang-

undangan dimekarkan menjadi 2(dua) Direktorat Jendral baru yaitu Direktorat

Jenderal Perundang-undangan dan Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum

pada tingkat satuan unit eselon I. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung posisi dan

peran Departemen Hukum dan Perundang-undangan sebagai law centre serta untuk

meningkatkan pelayanan hukum pada masyarakat, karena beban pekerjaan Direktorat

Jenderal Hukum dan Perundang-undangan, baik yang bersifat substantive maupun

teknis, sangat kompleks dan bervariasi.

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum hanya akan menangani dan

melaksanakan tugas dan fungsi yang bersifat pelayanan. Sedangkan Direktorat

Jenderal Perundang-undangan akan menangani dan melaksanakan tugas dibidang

penyusunan peraturan perundang-undangan.

Nama Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dipilih karena

mencakup tujuan dan sasaran yaitu melaksanakan tugas terhadap pelayanan hukum

pada masyarakat, dengan pertimbangan teknis bahwa bidang pelayanan hukum yang

terdiri dari Direktorat Perdata, Direktorat Pidana, Direktorat Tata Negara, dan

Direktorat Hukum Internasional mencakup hampir semua bidang hukum secara

umum.

Page 3: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

30

Pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum terdapat 1(satu)

Sekertariat dan 5(lima) Direktorat yang kedudukannya setingkat eselon II. Penjabaran

lebih lanjut organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum

terdapat dalam Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan dan dari

hitungan jumlah unit organisasi tidak mengalami perubahan. Namun dari segi

substansi pelaksanaan tugas mengingat pertimbangan beban kerja dan fungsi

daktiloskopi yang semakin meningkat, maka dikembangkan menjadi satuan

organisasi setingkat eselon II (Direktorat). Hal ini tentunya amat berpengaruh

terhadap unit satuan kerja yang berada dibawahnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia, Direktorat Daktiloskopi diganti dengan Direktorat

Teknologi dan Informasi. Dengan demikian, jumlah unit satuan kerja setingkat eselon

II pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum sama dengan sebelum

adanya pemekaran. Hal yang baru adalah Sub Direktorat Teknologi Informasi yang

melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum

dibidang teknologi informasi.

Alamat Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Gedung Direktorat Jenderal Administrasi

Hukum Umum Jalan HR. Rasuna Said Kav 6-7 Kuningan, Jakarta Selatan, DKI

Jakarta 12940 Indonesia.

Page 4: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

31

3.1.3. Visi dan Misi

1. Visi dari Ditjen AHU adalah :

Visi dari Ditjen AHU adalah “Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum.,

menciptakan supremasi hukum, dan memberdayakan masyarakat untuk sadar

hukum dan hak asasi manusia, memperkuat manajemen dan kelembagaan

nasional”.

2. Misi dari Ditjen AHU adalah :

Untuk mencapai visi tersebut, Ditjen AHU memiliki misi, yaitu :

a. Melindungi Hak Asasi Manusia.

b. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mampu menjawab kebutuhan

masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu.

c. Seluruh masyarakat terutama kelompok rentan dan minoritas memperoleh

perlindungan dan pemenuhan atas hak asasinya.

d. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukan

secara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat.

e. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai target

kinerjanya dengan administrasi yang akuntabel.

Page 5: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

32

3.1.3. Logo

Sumber : ahu.go.id

Gambar III.1

Logo AHU

Makna :

Logo ini diberi nama “BANGKUMHAMNAS”, logo ini memberikan makna

bahwa Pembangunan Hukum dan HAM Nasional terus tumbuh dalam rangka menuju

negara kesejahteraan (welfare state) yang mengayomi dan melindungi seluruh rakyat

dan tanah air.

BANGKUMHAMNAS juga bermakna kepastian hukum, perlindungan

hukum serta keadilan untuk segenap rakyat Indonesia (justice for all) dalam

Page 6: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

33

pengertian secara filosofis bersandar pada adagium “The Greatest Happiness for the

Greatest Number.”

BANGKUMHAMNAS selain itu juga bermakna tujuan hukum yang paling

mendasar yaitu tercapainya keadilan, kebenaran, keamanan, dan ketertiban.

Kombinasi kedua variabel ini (keadilan dan ketertiban) adalah pilar utama negara

hukum karena tidak mungkin tercipta keadilan dan ketidaktertiban.

Pemaknaan :

1. Lima bentuk ½ lingkaran (Pancasila).

2. Kehidupan dan kebijaksanaan nilai trasenden yang membumi. (Pertumbuhan

keatas = trasenden & akar>horizontal = material).

3. Pilar Kiri melambangkan demokrasi.

4. Pilar Tengah melambangkan Negara Hukum, keadilan dan ketertiban.

5. Pilar Kanan melambangkan HakAsasiManusia.

6. Pilar-pilar tersebut menopang Pancasila sebagai landasan falsafah negara.

7. Warna Biru Tua :warna dasar yang melambangkan kepercayaan, keamanan,

keteraturan, kedalaman jati diri bangsa, percaya diri, ketertiban, kewibawaan,

dan inovasi teknologi (wawasan dan cakrawala yang luas).

8. Warna Emas pada logo melambangkan keagungan, keluhuran, dan

kewibawaan.

Page 7: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

34

3.1.4. STRUKTUR ORGANISASI

Sumber : ahu.go.id

Gambar III.2

Struktur organisasi Ditjen AHU

Page 8: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

35

Sumber : ahu.go.id

Gambar III.3.

Struktur organisasi Ditjen AHU bagian Sekertariat

Page 9: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

36

3.1.5. TUGAS DAN FUNGSI HUMAS

1. Tugas

Bagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Administrasi Hukum

Umum mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penyiaran pembinaan hubungan masyarakat.

b. Menyebarkan pemberitaan dan memberikan layanan informasi serta

dokumentasi dilingkungan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.

c. Mengelola website ahu.go.id dan membuat newsletter AHU.

d. Melakukan perjalanan dinas dan surat-menyurat.

2. Fungsi

Dalam menjalankan tugasnya, bagian humas Direktorat Jenderal Administasi

Hukum Umum mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan peliputan dan penyajian berita.

b. Pelaksanaan falilitas hubungan pers, media massa dan analisa berita.

c. Pelaksanaan layanan informasi dan fasilitas penanganan permohonan

informasi.

d. Pengelolaan arsip, dokumentasi, dan perpustakaan.

Page 10: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

37

3.2. PROSES KERJA HUMAS

3.2.1. Perencanaan

Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum membuat sebuah kegiatan adalah

perecanaan. Seperti halnya pihak Humas Direktorat Jenderal Administrasi Hukum

Umum yang melakukan perencanaan sebelum melakukan atau membuat sebuah

kegiatan.

1. Analisa Situasi

Menurut Key Informan Bapak Andri Irwan, situasi di masyarakat saat ini

masih banyak yang belum tahu mengenai bagaimana peran dan fungsi dari Direktorat

Jenderal Administrasi Hukum Umum. Sebagian masyarakat belum mengerti tentang

tata cara mengurus proses legalisasi, sehingga cukup banyak masyarakat yang

mengira bahwa mengurus proses legasisasi adalah hal yang rumit dan membutuhkan

waktu yang cukup lama serta merepotkan.

Oleh karena itu, untuk membantu masyarakat dalam menangani permasalahan

tersebut dan untuk mengubah stigma di mata masyarakat, Sub Direktorat Jenderal

Administrasi Hukum Umum menyelenggarakan kegiatan berupa pemberian

informasi, pengertahuan, pemahaman atas peran, dan fungsi Direktorat Jenderal

Administrasi Hukum Umum. Salah satunya yaitu melalui kegiatan Mal Pelayanan

Publik yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dan juga

atas respon terhadap permintaan dari Gubernur DKI Jakarta saat itu Bapak Djarot

Syaiful Hidayat. Melalui kegiatan tersebut, Humas Direktorat Jenderal Adminstrasi

Page 11: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

38

Hukum Umum dapat langsung berinteraksi dengan masyarakat umum yang hendak

mengurus proses legalisasi dan memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat

yang masih belum mengerti atau masih belum terlalu paham tentang bagaimana

proses pengurusan legaliasi di AHU.

Adapun SWOT dari Direktorat Jenderal Adminstrasi Hukum Umum :

a. Strength (Kekuatan)

1) Merupakan sub unit dibawah Kementerian Hukum dan HAM Republik

Indonesia.

2) Memiliki sistem pelayanan hukum yang sudah berbasis IT.

3) Memiliki fungsi dan tugas memberikan pelayanan masyarakat yang

berintegrasi.

b. Weakness (Kelemahanan)

1) Banyaknya jumlah pegawai menyebabkan lemahnya pengawasan.

2) Luasnya wilayah kerja menyebabkan lamanya waktu penyelesaian suatu

pekerjaan.

3) Pengelolaan IT yang belum maksimal.

c. Opportunity (Peluang)

1) Satu dari dua sub unit Kementerian Hukum dan HAM yang bersifat

memberikan pelayanan langsung (selain Ditjen Imigrasi) memberikan

peluang kepada Ditjen AHU untuk menjadi sub unit dari kementerian

Hukum dan HAM yang memiliki nilai lebih dimata masyarakat

2) Keinginan masyarakat yang selalu menginginkan pelayanan maksimal bisa

memberi peluang bagi Ditjen AHU untuk terus memberi pelayanan yang

Page 12: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

39

terbaik

d. Threath (Ancaman)

1) Stigma masyarakat yang masih memandang bahwa kepengurusan di

instansi pemerintahan terlalu rumit dan memakan waktu lama sehingga

membuat mereka enggan mengurus keperluan di instansi pemerintahan.

2) Terkadang masih adanya oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang bisa

membuat menurunnya citra instansi.

Adapun SWOT dari kegiatan Mal Pelayanan Publik yang diikuti oleh

Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum adalah :

a. Strength (Kekuatan)

1) Mal Pelayanan Publik terselenggara atas kerjasama pihak pemerintah pusat

dan pemerintah provinsi DKI Jakarta.

2) Memudahkan masyarakat yang akan mengurus berbagai keperluan

mengenai administrasi.

3) Lokasi MPP strategis.

b. Weakness (Kelemahan)

1) Karena terlalu banyak pusat layanan yang tersedia bisa membuat

masyarakat bingung.

2) Sosialasi MMP yang masih belum maksimal.

c. Opportunity

1) Keinginan masyarakat yang menginginkan kemudahan dalam mengurus

berbagai hal yang berhubungan dengan instansi pemerintahan.

2) Dengan kemajuan teknologi saat ini memungkinkan AHU dalam

Page 13: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

40

melakukan pelayanan yang maksimal melalui MPP.

d. Treath (Ancaman)

1) Karena sistem dalam MPP rata-rata berbasis online, maka ancaman yang

terjadi adalah apabila terjadi sistem down, maka hal tersebut akan

mengganggu proses kerja dan pelayanan yang ada.

2) Masih memungkinkan adanya peluang ruang suap oleh oknum-oknum

yang tidak bertanggungjawab.

2. Tujuan

Berdasarkan analisa situasi dan juga berdasarkan informasi yang penulis

peroleh dari Key Informan, kegiatan Mal Pelayanan Publik ini memiliki beberapa

tujuan, antara lain :

a. Memberikan informasi kepada masyarakat yang belum mengetahui proses

pengurusan legalisasi di Ditjen AHU.

b. Mempermudah dan membantu masyarakat dalam pengurusan legalisasi.

c. Agar lebih dekat dengan masyarakat.

d. Serta untuk mengubah citra lembaga yang bergerak dibidang pembangunan

dan HAM dengan sedemikian rupa agar mengurangi sikap apatis masyarakat

terhadap lembaga/instansi pemerintahan.

Seperti penuturan dari key informan :

“Yang pertama jelas untuk meningkatkan pelayanan, terus tentunya juga

untuk sosialisasi ke masyarakat dan supaya masyarakat lebih mudah kalau

mau mengurus admistrasi, terutama untuk AHU Online.”

Page 14: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

41

3. Target

Sasaran atau target khalayak dari kegiatan ini secara umum adalah publik

eksternal/masyarakat yang akan melalukan layanan administrasi hukum umum.

Secara detailnya :

a. Demogfis

Secara demografis yang menjadi target dari kegiatan ini adalah laki-laki

maupun perempuan, usia tidak dibatasi, tetapi tidak mungkin untuk usia anak

dibawah 17 tahun.

Seperti informasi dari key informan :

“ya ini untuk siapa saja yang mau mengurus administrasi ya mas, untuk

usianya ya tidak dibatasi. Cuma masa iya anak-anak, kan tidak mungkin.”

b. Geografis

Secara geografis yang menjadi target dari kegiatan ini adalah mereka yang

berdomisili di wilayah DKI Jakarta.

Seperti informasi dari key informan :

“ini sih untuk yang berada di wilayah DKI saja. Kan MPP ini juga sudah ada

di beberapa kota di Indonesia.”

4. Pesan

Menurut Key Informan adapun pesan yang ingin disampaikan melalui

kegiatan ini adalah agar layanan AHU ini bisa terintegrasi dan masyarakat bisa

memanfaatkannya dengan baik. Selain itu, dengan turut hadir dalam kegiatan Mal

Pelayanan Publik, Ditjen AHU berharap bisa terus meningkatkan pelayanannya agar

Page 15: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

42

bisa dekat dengan masyarakat dan agar masyarakat bisa sadar dan taat administrasi.

Seperti penuturan key informan :

“agar layanan AHU ini terintegrasi dan semoga masyarakat bisa

memanfaatkannya dengan baik dan juga makin banyak masyarakat yang mau

mengurus administrasi dan sadar akan hukum.”

5. Strategi dan Taktik

Adapun strategi dan taktik yang diterapkan dalam oleh humas Direktorat

Jendral Administrasi Hukum Umum dalam kegiatan Mal Pelayanan Publik adalah :

Tabel III.1.

Strategi dan Taktik Ditjen AHU

STRATEGI TAKTIK

Sosialisasi

Memberi informasi kepada masyarakat

Membuka stand

Menjelaskan secara langsung apabila ada

masyarakat yang ingin bertanya

Pelayanan

Memberikan pelayanan AHU Online

Memberikan pelayanan sebaik mungkin

dan melayani dengan ramah

Melayani dengan cepat dan

menempatkan orang yang berkompeten

agar pelayanan berjalan dengan baik

Page 16: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

43

6. Media

Adapun media publikasi yang digunakan oleh Direktorat Jenderal

Administrasi Hukum Umum dalam kegiatan ini adalah :

a. Melalui website resmi Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum yaitu

ahu.go.id.

Sumber : ahu.go.id

Gambar III.4

Media publikasi melalui website ahu.go.id

Page 17: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

44

b. Melalui instagram @ditjen_ahu dan instagram @layananjakarta.

Sumber : instagram @ditjen_ahu, @layananjakarta

Gambar III.5

Media publikasi melalui instagram Ditjen AHU dan Layanan Jakarta

Page 18: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

45

c. Beberapa media seperti, CNN Indonesia, Metro TV, SCTV, RCTI, GTV,

TVONE, Indosiar, NET TV.

Sumber : instagram @layananjakarta

Gambar III.6

Media publikasi melalui beberapa media nasional

7. Anggaran

Dalam hal ini, Key Informan tidak bersedia memberikan informasi kepada

penulis karena menurutnya hal tersebut bersifat rahasia dan tidak boleh sembarangan

diketahui oleh banyak pihak. Ketika penulis menanyakan berapa kisaran

anggarannya, pihak AHU juga tetap tidak mau mengatakan kepada penulis dengan

mengatakan “Oh, Mohon maaf mas, itu rahasia.”

Page 19: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

46

8. Kriteria Evaluasi

Tabel III.2.

Kriteria Evaluasi

Tujuan Strategi Indikator Keterangan

1. Memberikan

informasi

kepada

masyarakat

yang belum

mengetahui

proses

pengurusan

legalisasi di

Ditjen AHU.

Melakukan

sosialiasi.

Masyarakat dapat

memahami dan

minimal tahu dan

mengenal bagaimana

mengurus proses

legalisasi di AHU

melalui AHU online.

Pemahaman

masyarakat bisa

dilihat dari

banyaknya

pemohon,

berdasarkan

informasi dari Key

Informan

pemahaman

masyarakat

meningkat sekitar

10% dari kegiatan

MPP

2. Mempermudah

dan membantu

masyarakat

dalam

pengurusan

Pelayanan Masyarakat merasa

terbantu dengan

layanan yang diberikan

oleh Ditjen AHU.

Berdasarkan

informasi dari Key

Informan dan

Informan, kepuasan

masyarakat

Page 20: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

47

legalisasi. meningkat, dilihat

dari waktu

mengurus perizinan

yang menjadi

relatif singkat dan

masyarakat sangat

terbantu

3. Agar lebih

dekat dengan

masyarakat.

Melalui kegiatan

MPP.

Meningkatnya jumlah

masyarakat yang ingin

melakukan pelayanan.

Berdasarkan

informasi Key

Informan jumlah

pemohon naik

sebesar 10%

dimana rata-rata

perharinya kurang

lebih 100 orang

yang datang untuk

melakukan

pelayanan

4. Serta untuk

mengubah citra

lembaga agar

mengurangi

Melalui kegiatan

MPP.

Investasi dimasa

mendatang agar

pandangan masyarakat

kepada instansi

Citra instansi yang

tadinya terkesan

berbelit perlahan

akan berubah,

Page 21: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

48

sikap apatis

masyarakat

terhadap

instansi

pemerintahan.

masyarakat berubah. dengan

peningkatan

pelayanan yang

diberikan, dan

tingkat kepuasan

masyarakat yang

meningkat, maka

citra lembaga yang

tadinya kurang baik

akan berubah

3.2.2. Pelaksanaan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Key Informan, kegiatan Mal

Pelayanan Publik ini pertama kali dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2017.

Kegiatan ini pertama kali dibuka oleh Plt Gubernur DKI Jakarta saat itu, Bapak

Djarot Saiful Hidayat dan juga dihadiri oleh beberapa menteri, salah satunya adalah

Menteri Hukum dan HAM Bapak Yasona Laoly. Kegiatan ini berlangsung di Gedung

Mal Pelayanan Publik di jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan

Kegiatan Mal Pelayanan Publik ini beroperasi dari pukul 07.30-16.00 WIB

dan khusus hari Jumat beroperasi pada pukul 07.30-16.30 WIB. Masyarakat yang

hendak mengurus keperluannya selanjutnya tinggal mendatangi stand Ditjen AHU

yang terletak dilantai 3 loket 21-22. Selanjutnya disana ada petugas AHU yang sudah

Page 22: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

49

siap melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan AHU.

Kegiatan Mal Pelayanan Publik ini awalnya dibuka pada hari kerja saja, tapi

melihat cukup banyaknya pemohon atau masyarakat yang ingin melakukan

pelayanan, pihak MPP menambah operasional pelayanan, termasuk Ditjen AHU juga

menambah operasional pelayanan pada hari Sabtu. Dan pada hari Sabtu pelayanan

beroperasi pada jam 07.30-12.00 WIB.

Setiap harinya ada sekitar 100 pemohon yang datang melakukan permohonan

pelayanan publik ke Mal Pelayanan Publik termasuk ke stand milik Ditjen AHU.

3.2.3. Evaluasi

Kegiatan Mal Pelayanan Publik merupakan strategi pemerintah untuk

mempermudah dan memberikan berbagai pelayanan secara maksimal. Dan sebagai

sub unit dari Kementerian Hukum dan HAM yang bertugas memberikan pelayanan,

tentunya Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum berusaha memberi

pelayanan yang terbaik demi nama baik instansi.

Menurut Key Informan, berhasil atau tidaknya program ini tergantung pada

meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai bagaimana mengurus proses

legalisasi dan kesadaran masyarakat akan kewajibannya dan ketaatannya pada

administrasi.

Kegiatan di Mal Pelayanan Publik yang diikuti oleh Ditjen AHU akan

dijadikan bahan evaluasi apakah selama ini pelayanan di AHU sudah maksimal atau

belum dan tergantung dari pemahaman masyarakat. Berdasarkan kriteria evaluasi

yang ada, pemahaman masyarakat mengenai program Ditjen AHU sudah cukup baik.

Page 23: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

50

Mereka sudah mengenal AHU, meskipun belum secara mendetail.

Selain itu, berdasarkan informasi dari informan, pelayanan yang diberikan

oleh Ditjen AHU sudah baik dan kegiatan Mal Pelayanan Publik membantu

masyarakat dalam memudahkan mengurus keperluannya.

Dengan adanya Mal Pelayanan Publik, menjadi sumber investasi masa depan

yang baik bagi citra lembaga atau instansi. Dimana karena hal tersebut akan

mengubah pandangan masyarakat kepada lembaga pemerintahan yang tadinya kurang

baik menjadi lebih baik.

Dan menurut Key Informan meskipun AHU sudah tidak beroperasi di MPP,

tapi pelayanan Ditjen AHU akan terus diberikan secara maksimal dan bagi

masyarakat yang ingin melakukan pelayanan AHU bisa melakukannya melalui AHU

online atau bisa mendatangi bagian pelayanan di AHU di gedung Ciks, Cikini, Jakarta

Pusat.

3.3. Kendala dan Pemecahan

3.3.1. Kendala

Dalam kegiatan Mal Pelayanan Publik yang diikuti oleh Direktorat Jendral

Administrasi Hukum Umum tidak selalu berjalan lancar, ada beberapa kendala seperti

:

1. Pemahaman masyarakat. Dalam hal ini masih ada beberapa masyarakat yang

belum mengetahui tentang bagaimana mengurus administrasi di AHU online.

2. Karena di MPP ada 340 jenis layanan, jadi tidak semua masyarakat yang

datang untuk mengurus keperluan di Ditjen AHU. Hal tersebut menjadi

Page 24: BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id … · dan atau sebelumnya dipakai sebagai nama salah satu unit satuan eselon I pada Departemen Kehakiman, yaitu Direktorat Jenderal Hukum

51

sedikit kendala karena sosialiasi yang dinilai kurang menyebabkan masih ada

masyarakat yang belum mengetahui dimana harus mengurus keperluannya.

3. Meningkatnya jumlah pemohon juga menjadi suatu kendala tersendiri karena

jumlah personil dan waktu operasional yang dirasa kurang menyebabkan

pelayanan yang dinilai belum maksimal.

3.3.2. Pemecahan

Dengan adanya beberapa kendala yang terjadi membuat Direktorat Jendral

Administrasi Hukum Umum harus memberikan solusi atau pemecahan terhadap

kendala yang ada sebagai bahan evaluasi agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Adapun pemecahan dari kendala yang ada selama kegiatan MPP adalah :

1. Pihak Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum terus melakukan

sosialisasinya kepada masyarakat. Di MPP pun pihak Ditjen AHU juga tidak

hanya melayani masyarakat yang ingin melakukan pelayanan, tapi juga

memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada masyarakat mengenai

program AHU dan tata cara kepengurusan legalisasi di AHU.

2. Sosialisasi kembali harus dilakukan pihak AHU agar masyarakat yang ingin

melakukan pelayanan ke AHU tidak bingung dalam mencari stand AHU yang

berada dilantai 3. Sosialisasi tersebut dilakukan oleh pihak AHU melalui

website ahu.go.id.

3. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian pelaksanaan, pemecahan yang

dilakukan adalah menambah jam operasional. Bahkan menambah hari yaitu

pada hari Sabtu.