bab iii pembahasan - bsi · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak...
TRANSCRIPT
21
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi
Pusat Pemerintahan Bogor semula masih berada di wilayah Kota Bogor yaitu
tepatnya di Panaragan, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
1982, Ibu Kota Kabupaten Bogor dipindahkan dan ditetapkan di Cibinong. Sejak
tahun 1990 pusat kegiatan pemerintahan menempati Kantor Pemerintahan di
Cibinong.
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BAPPENDA) Kabupaten Bogor
adalah suatu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 70 Tahun
2016 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2016 Nomor 70).
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah, Badan merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang
melaksanakan fungsi penunjang keuangan di bidang pendapatan daerah, dipimpin
oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
BAPPENDA memiliki peran yang strategis, yakni di satu sisi merupakan
pengelola pajak daerah, di sisi lain merupakan koordinator pendapatan daerah yang
ikut bertanggung jawab atas keberhasilan penerimaan pendapatan daerah secara
keseluruhan.
22
Adapun visi dan misi dari BAPPENDA Kab. Bogor yaitu :
1. Visi :
“Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten termaju di Indonesia”
2. Misi :
a. Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat
b. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Masyarakat dan Pengembangan Usaha
Berbasis Sumber Daya Alam dan Pariwisata
c. Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur
Wilayah dan Pengeloaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan
d. Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelayanan Kesehatan
e. Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama Antar
Daerah dalam Kerangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
1. Struktur Organisasi
BAPPENDA Kabupaten Bogor mempunyai fungsi pokok untuk Membantu
Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan di bidang pendapatan daerah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, BAPPENDA Kabupaten
Bogor mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis pengelolaan pendapatan daerah;
b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis pengelolaan pendapatan daerah;
23
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis
pengelolaan pendapatan daerah;
d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan
pemerintahan daerah di bidang pengelolaan pendapatan daerah; dan
e. Pelaksanaan administrasi Badan.
Struktur Organisasi BAPPENDA Kabupaten Bogor dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
BAPPENDA KABUPATEN BOGOR
Sumber : BAPPENDA Kabupaten Bogor
Gambar III.1
Struktur Organisasi BAPPENDA Kabupaten Bogor
2. Tata Kerja Organisasi
Dari struktur organisasi diatas, BAPPENDA Kabupaten Bogor memilik uraian
tugas sebagai berikut :
KEPALA
BADAN
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN
PROGRAM DAN
PELAPORAN
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN
KEUANGAN
BIDANG
RENCANA DAN
PEMBANGUNAN
BIDANG PAJAK
DAERAH
BIDANG PAJAK BUMI
DAN BANGUNAN P2
BIDANG BEA
PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN
BANGUNAN
24
a. Kepala Badan
Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan.
b. Sekretariat
Membantu sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan dan penyusunan program
dan pelaporan Badan.
Fungsi :
1) Pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan
Badan.
2) Pengelolaan rumah tangga, tata usaha, dan Kepegawaian Badan.
3) Penyusunan kebijakan penataan organisasi Badan.
4) Pengelolaan situs web Badan, dan
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya.
c. Sub Bagian Program dan Pelaporan
Membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan dan penyusunan program
dan pelaporan Badan.
Fungsi :
1) Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi,
dan pelaporan Badan.
2) Pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat.
3) Pengelolaan penyusunan anggaran Badan.
4) Pengelolaan situs wen Badan, dan
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugasnya.
25
d. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan rumah tangga, tata usaha,
dan kepegawaian Badan.
Fungsi :
1) Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Badan.
2) Pengelolaan barang/jasa Badan.
3) Penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan organisasi Badan.
4) Pengelolaan pelayanan administrasi kepegawaian Badan, dan
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya.
e. Sub Bagian Keuangan
Membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dinas.
Fungsi :
1) Penatausahaan keuangan Badan.
2) Penyusunan pelaporan keuangan Badan, dan
3) Pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya.
f. Bidang Perencanaan dan Pembangunan
Membantu Kepala Badan dalam melaksanakan perencanaan, pengembangan,
pengendalian, dan evaluasi serta koordinasi penerimaan pendapatan daerah.
Fungsi :
1) Perencanaan target penerimaan pajak daerah.
2) Pengoordinasian penyusunan target pendapatan daerah.
3) Pengembangan pengelolaan pendapatan daerah.
4) Penyusunan rancangan produk hukum di bidang pendapatan daerah.
5) Pengendalian dan evaluasi pengelolaan pendapatan daerah.
26
6) Pengolahan data bagian desa dari penerimaan pajak daerah dan retribusi
daerah.
7) Pengelolaan dana transfer.
8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan pelaporan Bidang
Perencanaan dan Pengembangan, dan
9) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya.
g. Bidang Pajak Daerah
Membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan pajak
daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame,
pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker, dan
pajak air tanah.
Fungsi :
1) Pengelolaan pendaftaran wajib pajak daerah.
2) Pendataan dan pengadministrasian objek dan subjek pajak daerah.
3) Pengelolaan penagihan pajak daerah.
4) Pengelolaan perhitungan dan penerbitan dokumen-dokumen ketetapan pajak
daerah.
5) Pelaksaan pemeriksaan pajak daerah.
6) Pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah.
7) Pelaaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan pelaporan bidang pajak
daerah, dan
8) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuainya bidang
tugasnya.
27
h. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
Fungsi :
1) Penyusunan kebijakan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan.
2) Pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan.
3) Pengolahan data Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
4) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan.
5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyususnan pelaporan Bidang Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan
6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya.
i. Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Fungsi :
1) Pengelolaan validasi dan keberatan BPHTB.
2) Pelaksanaan verifikasi surat setoran pajak daerah BPHTB.
3) Pelaksanaan pendataan potensi BPHTB.
4) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan BPHTB, dan
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya.
28
3.1.3. Kegiatan Organisasi
Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai oleh Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah, maka program dan kegiatan yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
1. Program Dan Kegiatan Utama
Program Peningkatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah :
a. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-Sumber Pajak Daerah
b. Penyusunan Data dan Perhitungan Bagian Desa Dari Hasil Penerimaan
Pendapatan Daerah
c. Penagihan Pajak Daerah
d. Pemeriksaan dan Pengendalian Pajak Daerah
e. Perhitungan dan Penetapan Pajak Daerah
f. Pengolahan Data Penerimaan Pendapatan Daerah
g. Pendistribusian dan Pengendalian SPPT PBB
h. Penagihan PBB
i. Pelayanan Validasi BPHTB
j. Penelitian dan Verifikasi SSPD BPHTB
k. Evaluasi dan Pengendalian BPHTB
l. Pendaftaran Wajib Pajak Daerah
m. Pendataan Wajib Pajak Daerah
n. Penerbitan dan Pendistribusian Dokumen Ketetapan Pajak Daerah
o. Penyusunan Target Penerimaan Pendapatan Daerah
p. Analisis Zona Nilai Tanah
q. Up Dating Data PBB
29
r. Pemeliharaan Basis Data Obyek Pajak PBB
s. Monitoring dan Pelaporan Pajak Daerah
t. Pendataan dan Pengolahan Data BPHTB
u. Penanganan Keberatan dan Pengurangan PBB
v. Verifikasi Data Obyek Pajak Bumi dan Bangunan
w. Monitoring dan Evaluasi PBB
x. Penetapan Nilai Perolehan (NPA) Air Tanah
y. Penerapan ISO Pelayanan Pajak Daerah
z. Pelayanan Loket PBB Perdesaan dan Perkotaan
2. Program Dan Kegiatan Penunjang
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran :
a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
b. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
c. Penyediaan Alat Tulis Kantor
d. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
e. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
f. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
g. Penyediaan Bahan Logistik Kantor
h. Penyediaan Makanan dan Minuman
i. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah
j. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran
k. Pelayanan dokumentasi dan arsip SKPD
l. Penyediaan Pelayanan Administrasi Kepegawaian
m. Penyediaan Pelayanan Administrasi Barang
n. Penyediaan Sewa Tempat
30
o. Penyediaan Pelayanan Keamanan Kantor
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur :
a. Pengadaan Peralatan Kantor
b. Pengadaan Perlengkapan Kantor
c. Pengadaan Jaringan Listrik, Air, dan Telekomunikasi
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
e. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
g. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
h. Pemeliharaan rutin/berkala taman halaman kantor
Program Peningkatan Disiplin Aparatur :
a. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
b. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur :
a. Pendidikan dan pelatihan formal
b. Pembinaan Mental dan Rohani bagi Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan :
a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
b. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran
c. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
d. Penyusunan Perencanaan Anggaran
e. Penatausahaan Keuangan SKPD
31
f. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SKPD
g. Publikasi Kinerja SKPD
h. Penyusunan Renja SKPD
i. Penyusunan Renstra SKPD Transisi Tahun 2019 -2020
3.2. Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana diperlukan
sebuah pendekatan yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hotel terhadap
PAD. Untuk mempermudah, peneliti menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 21.
3.2.1. Data Variabel X (Pajak Hotel)
Berikut adalah data laporan target dan realisasi penerimaan pajak hotel
Kabupaten Bogor tahun anggaran 2008-2018 :
Tabel III.2
Laporan target dan realisasi penerimaan pajak hotel
TAHUN TARGET
PENERIMAAN
REALISASI
PENERIMAAN
%
BERTAMBAH/(BER
KURANG)
2008 12.365.188.000,00 13.012.064.649,00 105,23% 646.876.649,00
2009 14.659.304.000,00 14.701.662.155,00 100,29% 42.358.155,00
2010 17.655.073.000,00 19.007.679.533,00 107,66% 1.352.606.533,00
2011 20.787.322.000,00 22.837.918.638,00 109,86% 2.050.596.638,00
2012 27.071.495.000,00 30.212.920.492,00 111,60% 3.141.425.492,00
2013 36.706.422.000,00 38.273.161.944,00 104,27% 1.566.739.944,00
2014 43.115.356.000,00 44.871.730.571,61 104,07% 1.756.374.571,61
2015 45.932.246.000,00 46.272.337.687,51 100,74% 340.091.687,51
2016 53.617.308.000,00 57.210.871.840,68 106,70% 3.593.563.840,68
2017 66.600.604.000,00 67.949.597.982,43 102,03% 1.348.993.982,43
2018 69.080.940.000,00 81.532.621.496,75 118,02% 12.451.681.496,75
Sumber : BAPPENDA Kab. Bogor Tahun Anggaran 2008-2018
Dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2008, realisasi penerimaan pajak
hotel sebesar Rp13.012.064.649,00 dari target penerimaan sebesar
Rp12.365.188.000,00. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar
32
Rp14.701.662.155,00 dari target penerimaan sebesar Rp14.659.304.000,00. Pada
tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp19.007.679.533,00 dari target
penerimaan sebesar Rp17.655.073.000,00. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan
sebesar Rp22.837.918.638,00 dari target penerimaan sebesar Rp20.787.322.000,00.
Pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp30.212.920.492,00 dari target
penerimaan sebesar Rp27.071.495.000,00. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan
sebesar Rp38.273.161.944,00 dari target penerimaan sebesar Rp36.706.422.000,00.
Pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp44.871.730.571,00 dari target
penerimaan sebesar Rp43.115.356.000,00. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan
sebesar Rp46.272.337.687,51 dari target penerimaan sebesar Rp45.932.246.000,00.
Pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp57.210.871.840,68 dari target
penerimaan sebesar Rp53.617.308.000,00. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan
sebesar Rp67.949.597.982,00 dari target penerimaan sebesar Rp66.600.604.000,00.
Dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar Rp81.532.621.496,75 dari
target penerimaan sebesar Rp69.080.940.000,00.
Berdasarkan data tabel III.2 diketahui bahwa penerimaan pajak hotel terus
terjadi peningkatan rata-rata sebesar 106,41% selama sebelas tahun terakhir (2008-
2018). Dari data diatas dapat kita lihat bahwa realisasi penerimaan pajak hotel dari
tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan pemungutan dan
penagihan yang dilakukan oleh BAPPENDA Kabupaten Bogor sudah baik hingga
tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya sangat sesuai dan
bertanggung jawab.
33
3.2.2. Data Variabel Y (Pendapatan Asli Daerah)
Berikut adalah data laporan target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Bogor tahun anggaran 2008-2018 :
Tabel III.3
Laporan target dan realisasi penerimaan PAD
TAHUN ANGGARAN REALISASI % BERTAMBAH/(BER
KURANG)
2008 290.940.055.000,00 316.635.690.464,00 108,83% 25.695.635.464,00
2009 321.074.025.000,00 337.903.884.329,00 105,24% 16.829.859.329,00
2010 381.351.329.000,00 399.263.956.504,00 104,70% 17.912.627.504,00
2011 597.836.367.000,00 685.121.399.928,00 114,60% 87.285.032.928,00
2012 911.453.125.000,00 1.068.548.454.296,00 117,24% 157.095.329.296,00
2013 1.164.506.393.000,00 1.261.034.564.121,00 108,29% 96.528.171.121,00
2014 1.481.027.789.000,00 1.712.937.376.136,16 115,66% 231.909.587.136,16
2015 1.785.300.132.000,00 2.002.320.991.117,09 112,16% 217.020.859.117,09
2016 2.065.822.879.000,00 2.292.175.034.011,00 110,96% 226.352.155.011,00
2017 2.282.578.507.000,00 3.041.872.447.905,35 133,26% 759.293.940.905,00
2018 2.475.535.726.000,00 2.791.260.275.141,18 112,75% 315.724.549.141,18
Sumber : BAPPENDA Kab. Bogor Tahun Anggaran 2008-2018
Dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2008, realisasi penerimaan
Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp316.635.690.464,00 dari anggaran sebesar
Rp290.940.055.000,00. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar
Rp337.903.884.329,00 dari anggaran sebesar Rp321.074.025.000,00. Pada tahun
2010 mengalami peningkatan sebesar Rp399.263.956.504,00 dari anggaran sebesar
Rp381.351.329.000,00. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar
Rp685.121.399.928,00 dari sebesar Rp597.836.367.000,00. Pada tahun 2012
mengalami peningkatan sebesar Rp1.068.548.454.296,00 dari anggaran sebesar
Rp911.453.125.000,00. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar
Rp1.261.034.564.121,00 dari anggaran sebesar Rp1.164.506.393.000,00. Pada tahun
2014 mengalami peningkatan sebesar Rp1.712.937.376.136,16 dari anggaran sebesar
Rp1.481.027.789.000,00. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar
Rp2.002.320.991.117,09 dari anggaran sebesar Rp1.785.300.132.000,00. Pada tahun
34
2016 mengalami peningkatan sebesar Rp2.292.175.034.011,00 dari anggaran sebesar
Rp2.065.822.879.000,00. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar
Rp3.041.872.447.905,35 dari anggaran sebesar Rp2.282.578.507.000,00. Dan pada
tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar Rp2.791.260.275.141,18 dari anggaran
sebesar Rp2.475.535.726.000,00.
Berdasarkan data tabel III.3 diketahui bahwa penerimaan Pendapatan Asli
Daerah terus terjadi peningkatan rata-rata sebesar 113,06% selama sebelas tahun
terakhir (2008-2018).
3.2.3. Tabel Penolong
Tabel III.4
Tabel Penolong TAHUN X Y XY X
2 Y
2
2008 23,29 26,48 616,72 542,38 701,24
2009 23,41 26,55 621,48 548,09 704,69
2010 23,67 26,71 632,24 560,18 713,58
2011 23,85 27,25 650,03 568,90 742,72
2012 24,13 27,70 668,38 582,33 767,14
2013 24,37 27,86 678,96 593,80 776,34
2014 24,53 28,17 690,91 601,58 793,51
2015 24,56 28,33 695,61 603,09 802,32
2016 24,77 28,46 704,97 613,55 810,00
2017 24,94 28,74 716,92 622,10 826,19
2018 25,12 28,66 720,00 631,23 821,25
TOTAL 266,64 304,91 7396,21 6467,23 8458,99
Sumber : Hasil Olahan Penulis (2019)
3.3. Analisis pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah
3.3.1. Uji Koefisien Korelasi
Menurut Quadratullah (2014) analisis korelasi adalah alat statistik yang
digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara variabel yang satu
dengan yang lainnya. Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya
35
hubungan antara dua variabel. Karakeristik korelasi dilambangkan dengan R dengan
nilai korelasi -1 sampai dengan 1. Koefisien korelasi (R) adalah keeratan hubungan
antara variabel X dengan variabel Y. Berikut hasil korelasi menggunakan IBM SPSS
Statistics 21 :
Tabel III.5
Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Pajak Hotel PAD
Pajak Hotel
Pearson Correlation 1 ,987**
Sig. (2-tailed) ,000
N 11 11
PAD
Pearson Correlation ,987** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 11 11
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data Olahan Penulis (2019)
Rumus yang digunakan dalam analisis korelasi adalah :
=
√
=
√
=
= 0,987
H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai Sig > 0.05, artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
rxy = 𝑥𝑦
𝑥2 𝑦2
36
H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai sig < 0.05, artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan
tabel korelasi diatas diketahui nilai sig. 0.000 < 0.05 maka H1 diterima.
Hipotesis :
H0 : Tidak ada hubungan antara pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara pajak hotel terhadap Pendapatan Asli
Daerah.
Ada hubungan antara pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah, hubungan
dapat dilihat pada person correlation sebesar 0.987, yang artinya bahwa pajak hotel
memiliki hubungan yang sangat kuat dan searah terhadap Pendapatan Asli Daerah.
3.3.2. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Quadratullah (2014) koefisien determinasi dilambangkan dengan r2.
Koefisien determinasi digunakan untuk mencari seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, maka digunakanlah koefisien determinasi.
Dalam penelitian ini nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah R Square.
Berikut hasil determinasi menggunakan IBM SPSS Statistics 21 :
Tabel III.6
Uji Koefisien Determinasi
Sumber : Data Olahan Penulis (2019)
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,987a ,974 ,971 ,14368 ,974 340,422 1 9 ,000
a. Predictors: (Constant), Pajak Hotel
37
Koefisien determinasi yang dapat dijadikan persen dengan rumus :
KD = r2
x 100%
KD = (0,987)2
x 100%
KD = (0.974) x 100%
KD = 97,4%
H0 diterima dan H2 ditolak jika nilai Sig > 0.05, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
H0 ditolak dan H2 diterima jika nilai sig < 0.05, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan
table summary tersebut diketahui nilai sig. 0.000 < 0.05 maka H2 diterima.
Berdasarkan tabel III.6, dapat diketahui bahwa R Square adalah 0,974
memiliki arti bahwa pajak hotel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah sebesar 97,4%, sedangkan sisanya yaitu 2,6% di pengaruhi
oleh faktor lain.
3.3.3. Uji Persamaan Regresi
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel dependen
terhadap variabel independen dengan skala pengukuran dalam suatu persamaan linier
regresi sederhana. Pada persamaan tersebut, nilai a dan b harus terlebih dahulu
ditentukan. Berikut hasil regresi menggunakan IBM SPSS Statistics 21 :
KD = r2
x 100%
38
Tabel III.7
Uji Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -5,120 1,780 -2,876 ,018
Pajak Hotel 1,355 ,073 ,987 18,451 ,000
a. Dependent Variable: PAD
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 7,028 1 7,028 340,422 ,000b
Residual ,186 9 ,021
Total 7,214 10
a. Dependent Variable: PAD
b. Predictors: (Constant), Pajak Hotel
Sumber : Data Olahan Penulis (2019)
Persamaan umum dari regresi adalah:
Y = a + bX
a =
b =
2 2
b = –
2
=
=
=
= 1,355
a =
39
=
=
= -5,120
Berdasarkan tabel III.7 pada tabel anova diketahui nilai sig. 0.000 < 0.05
maka persamaan regresi yang terbentuk signifikan. Jadi persamaan yang terbentuk
adalah Y = -5,120+1,355X. Dapat disimpulkan bahwa jika pajak hotel 0 maka
Pendapatan Asli Daerah (-5,120). Apabila pajak hotel bertambah Rp1, maka
Pendapatan Asli Daerah bertambah pula sebesar Rp1,355. Koefisien tersebut bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif dan signifikan antara pajak hotel dan
Pendapatan Asli Daerah. Semakin meningkat pajak hotel, semakin meningkat pula
Pendapatan Asli Daerah.