bab iii pembahasan a. gambaran umum pt. bank tabungan ... · 2. sejarah singkat pt. bank tabungan...
TRANSCRIPT
18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk.
1. Sejarah Singkat Bank Tabungan Negara
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., atau yang lebih dikenal
dengan nama Bank BTN (selanjutnya disebut Perseroan) memiliki sejarah
yang sangat panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah
berdiri sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era
kemerdekaan, tepatnya tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia
mengubah nama Postspaarbank menjadi Bank Tabungan Pos, dan
kemudian berganti nama lagi menjadi Bank Tabungan Negara pada tahun
1963.
Pada tahun 1974, Perseroan ditunjuk Pemerintah sebagai satu-
satunya institusi yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi
golongan masyarakat menengah ke bawah, sejalan dengan program
Pemerintah yang tengah menggalakkan program perumahan untuk rakyat.
Perseroan mencatatkan saham perdana pada 17 Desember 2009 di Bursa
Efek Indonesia, dan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan
sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif -
Efek Beragun Aset (KIK-EBA). Sebagai Bank yang fokus pada
pembiayaan perumahan, Perseroan berkeinginan untuk membantu
masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki
rumah idaman.
19
Keinginan ini ditunjukkan dengan konsistensi selama lebih dari
enam dekade, dalam menyediakan beragam produk dan layanan di bidang
perumahan, terutama melalui KPR, baik KPR Subsidi untuk segmen
menengah ke bawah maupun KPR Non-Subsidi untuk segmen menengah
ke atas.
Sebagai Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, Perseroan
juga sukses meningkatkan posisinya menjadi peringkat ke-10 bank
terbesar di Indonesia dari segi aset serta penyaluran kredit. Dengan tujuan
memberikan hasil terbaik kepada para pemangku kepentingan, Perseroan
senantiasa konsisten dalam menekankan fokusnya sebagai pemimpin
pembiayaan perumahan, Perseroan bercita-cita menjadi The Leading
Housing Bank in Indonesia with World Class Service.
Saat ini, Perseroan fokus pada pembiayaan sektor perumahan
melalui tiga produk utama, yakni perbankan konsumer, perbankan
komersial dan perbankan syariah. Pada tahun 2015 Perseroan berperan
penting dalam membantu program Pemerintah: Sejuta Rumah Untuk
Rakyat, Perseroan telah ditunjuk sebagai salah satu Bank yang mendukung
program pemerintah melalui pembiayaan KPR.
2. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor
cabang Surakarta
PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor cabang
Surakarta merupakan perpanjangan dari kantor pusat, dimana bank BTN
kantor cabang Surakarta pertama kali berdiri pada tahun 1990 yang
20
merupakan pecahan dari bank BTN kantor cabang Yogyakarta.
Pertimbangan pembukaan kantor cabang karena dinilai mempunyai
potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Sejak tahun 1990 bank
BTN cabang Surakarta mengalami perpindahan sebanyak tiga kali.
Pertama kali bank BTN kantor cabang Surakarta didirikan
bertempat di jalan Slamet Riyadi No. 228, saat itu status lokasi masih
sewa, kemudian tahun 1993 mengalami perpindahan kantor yaitu di Ruko
Beteng Plasa blok A 11-12, Jl. Kapten Mulyadi yang masih bersifat sewa.
Bank BTN kantor cabang Surakarta bertahan di ruko Beteng Plasa sampai
dengan November 1997.
Pada Desember tahun 1997 bank BTN kantor cabang Surakarta
mempunyai gedung sendiri sampai saat ini, yaitu bertempat di jalan
Slamet Riyadi No. 282 Surakarta, 57141 Telepon: (0271) 226930, Fax:
(0271) 726931.
21
3. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor
cabang Surakarta
Adapun visi dan misi bank BTN yang digunakan sebagai idealisme
dalam menjalankan program-programnya sebagai berikut:
a. Visi
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
b. Misi
1) Memberikan pelayanan yang unggul dalam pembiayaan
perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi, dan
usaha kecil menengah.
2) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
pengembangan produk, jasa, dan jaringan strategis berbasis
teknologi terkini.
3) Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang
berkualitas, profesional, dan memiliki integritas tinggi.
4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan
prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance untuk
meningkatkan Shareholder Value.
5) Memedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.
22
4. Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk.
Kantor cabang Surakarta
PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor cabang
Surakarta dipimpin oleh Branch Manager dan di bawahnya terdapat
beberapa kepala seksi yaitu Operation Section Head, Ritel Service Section
Head, Accounting Section Head, dan Spv. Collection Work Out. Berikut
bagan struktur organisasi bank BTN cabang Surakarta :
Sumber: Bank BTN Cab. Surakarta
Bagan 3.1
Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor cabang
Surakarta
23
Struktur organisasi pada PT. Bank Tabungan Negara (persero)
Tbk. Kantor cabang Surakarta, untuk susunan dan wewenang masing-
masing bagian sebagai berikut:
a. Branch Manager
1) Pengembangan Bisnis Cabang
a) Mengelola hubungan dengan nasabah prima.
b) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang.
c) Membimbing kampanye promosi dan upaya pemasaran.
2) Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan
a) Menyusun kebijakan cabang sesuai kantor pusat.
b) Menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang.
c) Membuat perencanaan Sumber Daya Manusia.
3) Pengawasan dan Persetujuan Transaksi Bisnis Cabang
a) Mengambil kepentingan bisnis.
b) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak
lazim.
c) Memotivasi Bawahan dan Pekerjaan.
b. Accounting and Control
1) Bookkeeping and Control
a) Kontrol dan transaksi harian.
b) Mengelola buku besar cabang.
c) Mengelola pembukuan transaksi.
24
d) Pembuatan jurnal transaksi.
e) Melakukan pencocokan transaksi.
2) Financial Reporting
a) Membuat laporan cabang.
b) Sistem informasi cabang.
c) Mengadministrasi pelaporan cabang.
c. Operation, Section Head
1) General Branch Administration (GBA)
a) Administrasi kepegawaian.
b) Pengelolaan logistik.
c) Menjaga keamanan.
d) Mengelola anggaran cabang.
e) Kesekretariatan.
f) Mengelola keamanan.
2) Loan Administration
a) Melakukan On The Spot (OTS)
b) Taksasi.
c) Laporan pemeriksaan akhir.
d) Dokumentasi kredit.
e) Maintenance pelaksanaan kredit.
25
3) Transaction Processing
a) Melakukan proses kliring.
b) Memproses transaksi angsuran kredit.
c) Mengadministrasikan transaksi tabungan kantor pos.
d) Melakukan proses transaksi kolektif KPR.
e) Melakukan proses on-line melalui RTGS (Real Time Gross
Settlement).
f) Melakukan pemprosesan transaksi pemindah bukuan non
tunai.
4) Fund Administration Officer (FAO) – Debt Administration
Officer (DAO)
a) Administrasi transaksi loket cabang.
b) Administrasi pembiayaan dan pinjaman atau hutang.
c) Melaksanakan penjualan keluar.
d. Ritel Service, Section Head
1) Loan Service
a) Memberikan pelayanan informasi kredit dan klaim.
b) Wawancara.
c) Memproses permohonan kredit.
d) Menganalisa permohonan kredit.
26
e) Menyelenggarakan realisasi kredit.
f) Memproses pelunasan kredit.
2) Customer Service
a) Memberikan pelayanan tabungan loket cabang.
b) Memberikan pelayanan tabungan kantor pos.
c) Melayani proses pembukuan rekening rupiah dan valas.
d) Melayani proses penutupan dan perpanjangan rekening
rupiah dan valas.
e) Administrasi loket cabang.
f) Melaksanakan penjualan keluar.
3) Teller Service
a) Melayani setoran tunai, angsuran KPR cabang sendiri dan
cabang lain.
b) Melayani penabungan dan penarikan uang tunai.
c) Melayani setoran dan pembayaran deposit.
d) Mengelola proses kas cabang.
e) Melayani kebutuhan nasabah lainnya.
f) Menerima transaksi penyempitan uang tunai.
g) Melakukan penjualan dana keluar.
h) Memelihara rekening saldo.
27
e. Supervisor Collection and Work Out
a) Pembinaan dan penyelamatan kredit.
b) Penyelsesaian kredit.
c) Pemeliharaan rekening.
5. Produk PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor cabang
Surakarta
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, terlihat
dari produk dana dan produk kredit bank BTN kantor cabang Surakarta
sebagai berikut:
a. Produk Dana
1) Tabungan BTN Batara
Tabungan serba bisa yang dilengkapi dengan berbagai
kemudahan transaksi untuk menunjang aktivitas keuangan
nasabah.
2) Tabungan BTN Prima
Tabungan BTN Prima Tabungan investasi dengan
berbagai keuntungan yang mengantarkan nasabah pada
kehidupan lebih baik.
28
3) Tabungan BTN Payroll
Tabungan yang tersegmentasi untuk nasabah yang
penyaluran gaji atau salary creditingnya melalui Bank BTN.
4) Tabungan BTN Junior
Tabungan untuk edukasi dengan kebutuhan generasi
muda dengan usia 12 s.d 23 tahun.
5) Tabungan BTN Juara
Tabungan untuk edukasi keuangan dan transaksi sesuai
kebutuhan generasi muda.
6) Tabungan BTN E’batarapos
Tabungan yang hadir lebih dekat dan lebih mudah
untuk masyarakat karena dapat melakukan transaksi di Kantor
Pos online seluruh Indonesia.
7) Tabunganku
Tabungan perorangan dengan persyaratan mudah dan
ringan untuk menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
8) Tabungan BTN Haji
Tabungan yang diperuntukan kepada calon jama’ah haji
yang akan mempersiapkan ibadah haji yang diselenggarakan
oleh Kantor Kementrian Agama. Yang terdiri dari :
29
a) Tabungan BTN Haji-Reguler
b) Tabungan BTN Haji-Plus
9) Tabungan BTN Batara Pensiunan
Tabungan yang diperuntukkan bagi para pensiunan
sebagai sarana penerimaan pensiun setiap bulan yang
dibayarkan oleh PT. Taspen (Persero) dan PT. Asabri
(Persero).
10) Tabungan BTN Simpanan Pelajar
Tabungan untuk siswa dengan persyaratan mudah dan
sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan
inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak
dini.
11) Tabungan BTN Perumahan
Tabungan yang diperuntukan dalam rangka membantu
lebih banyak masyarakat di Indonesia menabung dengan tujuan
membeli rumah, khususnya rumah pertama.
12) Deposito BTN
Simpanan berjangka dalam mata uang Rupiah yang
menguntungkan.
30
13) Deposito BTN Valas
Simpanan berjangka dalam mata uang Dollar Amerika
Serikat yang menguntungkan.
14) Giro BTN
Produk simpanan dengan fleksibilitas tinggi yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
Cek dan Bilyet Giro atau media lainnya.
15) Giro BTN Valas
Produk Giro BTN dengan fasilitas mata uang USD.
b. Produk Kredit
1) KPR BTN Subsidi
KPR BTN Subsidi adalah kredit pemilikan rumah
program kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dengan suku bunga ringan dan cicilan
ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit, terdiri atas
KPR untuk pembelian rumah tapak dan rumah susun.
2) KPR BTN Platinum
Kredit pemilikan rumah dari Bank BTN untuk
keperluan pembelian rumah dari developer ataupun non
developer, baik untuk pembelian rumah baru atau second,
31
pembelian rumah belum jadi (indent) maupun take over kredit
dari Bank lain.
3) KPA (Kredit Pemilikan Apartemen) BTN
Kredit pemilikan apartemen dari Bank BTN untuk
keperluan pembelian apartemen, baik untuk pembelian baru
atau second, pembelian apartemen belum jadi (indent) dan take
over kredit dari Bank lain.
4) KAR (Kredit Agunan Rumah)
Kredit untuk memenuhi segala keperluan debitur,
seperti renovasi rumah, modal kerja, sekolah dan kebutuhan
konsumtif lainnya.
5) Kring BTN
Kredit bagi karyawan dari perusahaan/instansi
pengguna jasa payroll dengan agunan gaji karyawan.
6) Kredit Ruko BTN
Kredit untuk pembelian rumah toko, rumah usaha,
rumah kantor dan kios.
7) Kredit Bangun Rumah
Kredit untuk membangun rumah di atas tanah milik
sendiri.
32
8) Kredit Swadana BTN
Kredit bagi nasabah yang memerlukan dana segera
dengan jaminan tabungan atau deposito yang ditempatkan di
Bank BTN.
9) PRR-KB (Program Renovasi Rumah- Kerjasama Bank) BTN
Jamsostek
Kredit peruntukan renovasi rumah hasil kerjasama
dengan PT. Jamsostek, yang diberikan kepada para peserta
Jamsostek.
10) TBUM-BAPERTARUM (Tabungan Bantuan Uang Muka-
Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan)
BTN bersama Bapertarum-PNS memberikan fasilitas
kemudahan kepada PNS Golongan I, II, III, dan IV yang
mengajukan KPR BTN Sejahtera.
11) TBM (Tambahan Bantuan Membangun) BAPERTARUM
Bantuan Dana Taperum-PNS yang diberikan kepada
PNS yang memenuhi syarat dan ketentuan, untuk membantu
sebagian biaya membangun rumah di atas tanah milik sendiri
dengan fasilitas Kredit Membangun Rumah (KBR) melalui
Bank BTN, di daerah lokasi tempat PNS bekerja.
33
B. Pembahasan Masalah
1. Mekanisme KPR Subsidi dan KPR Non-subsidi pada PT. Bank
Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor cabang Surakarta
Mekanisme merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
bank dalam pemberian kredit kepada nasabahnya. Mekanisme dilakukan
mulai dari nasabah mengajukan permohonan kredit sampai dengan kredit
dinyatakan selesai oleh bank BTN cabang Surakarta. Dalam mekanisme
untuk KPR subsidi dan KPR non-subsidi pada bank BTN cabang
Surakarta tidak jauh berbeda. Berikut mekanisme KPR bank BTN cabang
Surakarta :
Sumber: Bank BTN Cab. Surakarta
Bagan 3.2 Mekanisme KPR
34
a. Permohonan kredit
Tahapan awal dalam pengajuan KPR adalah dengan
mengajukan permohonan kredit. Dalam pengajuan permohonan,
nasabah harus mengetahui syarat dan ketentuan untuk kredit KPR,
pada bagian ini Loan Service berperan penting dalam mengenalkan
dan menjelaskan syarat dan ketentuan dalam kredit perumahan. Syarat
pengajuan KPR adalah sebagai berikut:
1) Karyawan/ Pegawai Tetap
a) Mengisi form permohonan kredit.
b) FC. Identitas diri (KTP, KK. Surat nikah).
c) FC. Identitas kerja (karpeg, NIP, slip gaji. Ket. Instansi).
d) FC. Tabungan BATARA.
e) NPWP/ SPPT Pasal 21.
2) Wiraswasta/ Pegawai Tidak Tetap
a) Mengisi form permohonan kredit.
b) FC. Identitas diri (KTP, KK. Surat nikah).
c) FC. Tabungan BATARA.
d) SIUP/ TDP/ NPWP.
e) Neraca/ laba-rugi/ kwitansi penjualan.
35
f) SPT tahunan/ surat keterangan penghasilan tidak tetap
minimal dari kades.
3) Syarat Khusus Wajib untuk KPR Subsidi
a) Pemohon belum memiliki rumah.
b) Gaji pokok maksimal 4.000.000/ bulan.
c) Memiliki NPWP.
Ketentuan dalam pengajuan kredit untuk KPR subsidi dan
KPR non-subsidi adalah sebagai berikut :
1) KPR Subsidi
a) Agunan: Sertipikat dan IMB.
b) Maksimal kredit: 99% dari taksasi agunan.
c) Jangka waktu maksimal 20 tahun.
Biaya proses kredit
d) Provisi: 0.5% dari maksimal kredit.
e) Notaris: Rp. 200.000.
f) Biaya admin: Rp. 250.000.
2) KPR Non-subsidi
a) Maksimal kredit: 70-80%.
b) Jangka waktu maksimal 25 tahun.
c) Penjual perorangan dilampiri denah lokasi.
36
Biaya proses kredit
d) Provisi: 1% dari maksimal kredit.
e) Notaris: Rp. 200.000.
f) Biaya admin: Rp. 400.000.
g) Appraisal: minimal Rp. 350.000.
h) APHT: tergantung pinjaman.
3) Asuransi kredit:
a) Jiwa: sesuai maksimal kredit.
b) Kebakaran: sesuai maksimal kredit dan harga bangunan.
Setelah nasabah mengetahui syarat dan ketentuan untuk KPR,
maka nasabah harus melengkapi persyaratan dan diserahkan kepada
Loan service.
b. Verifikasi
Tahap ini Loan Service menerima berkas-berkas pada tahapan
awal yang selanjutnya berkas-berkas dianalisa dan diverifikasi. Tujuan
dilakukannya verifikasi untuk mengetahui kebenaran, kelengkapan
serta keaslian berkas-berkas yang diberikan oleh nasabah.
c. Wawancara
Pada tahapan ini merupakan penyelidikan oleh Loan Service
kepada calon nasabah dengan cara berhadapan langsung. Tujuan dari
wawancara yaitu untuk mengetahui tentang nasabah yang lebih detail
37
sesuai 5C (character, capacity, collateral, capital, dan condition of
economic) dan 7P (personality, party, purpose, prospect, payment,
profitability, and protection).
Saat wawancara Loan Service melakukan BI checking kepada
calon nasabah melalui bagian bookkeeping and control untuk
mengetahui track record nasabah apakah termasuk dalam black list BI
atau tidak, dan apakah nasabah memiliki hutang di bank lain atau
tidak.
Setelah Loan Service selesai wawancara, kemudian
menindaklanjuti dengan memberikan hasil rekomendasinya kepada
analisis kredit.
d. Analisa Pemohon dan On The Spot (OTS)
Tahap selanjutnya melakukan analisa terhadap pemohon kredit
yang di ajukan nasabah dengan melakukan analisis kredit. Analisis
kredit merupakan bagian dari tahapan proses pemberian kredit.
Setelah wawancara pada bagian Loan Service yang kemudian
memberikan rekomendasi. Analisis ini dilakukan kembali untuk
mematangkan rekomendasi yang diberikan sesuai aspek 5C dan 7P,
karena sebagai bahan pertimbangan dalam pemutusan kredit.
On the spot merupakan tinjauan langsung kelapangan untuk
melihat berbagai obyek yang dijadikan usaha atau jaminan yang
38
dimiliki nasabah sekiranya memenuhi kriteria atau tidak. Hal ini
dilakukan untuk mengindari kredit macet dikemudian hari.
e. Persetujuan kredit
Apabila permohonan kredit direkomendasikan setelah selesai
di analisa, maka dari hasil tersebut kemudian di berikan kepada
kelompok pemutus kredit untuk diteliti dan diberikan keputusan
apakah kredit diberikan atau di tolak. Kelompok keputusan kredit
antara lain yaitu Loan And Retail Service Head, Branch Manager dan
Loan Service.
f. Akad kredit
Apabila dalam persetujuan kredit telah di setujui oleh
kelompok pemutus kredit, maka Loan Service menerbitkan Surat
Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) yang akan di
tandatangani oleh pemohon kredit dan di sahkan oleh Branch
Manager.
Tahun 2016 ini pada bank BTN kantor cabang Surakarta
dalam kebijakan akad kredit KPR subsidi dan KPR non-subsidi
menggunakan mekanisme PPJB (Perjanjian Pengikat Jual Beli).
Mekanisme PPJB ini merupakan kesepakatan penjual untuk
mengikatkan diri kepada pembeli dengan disertai tanda jadi atau DP
berdasarkan kesepakatan. PPJB dibuat untuk melakukan pengikatan
sementara sebelum dibuatnya Akta Jual Beli (AJB) resmi dihadapan
39
Notaris. Namun pada bank BTN kantor cabang Surakarta memiliki
ketentuan sebagai berikut:
1) KPR Subsidi
a) Sudah terbit sertifikat induk dan perjanjian proyek yang
telah lengkap.
b) Berlaku untuk pengembang berbentor Perseroan Terbatas.
c) Bagunan sudah selseai 100%.
d) Batas penyelesaian AJB dalam kebijakan PPJB selambat-
lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak penandatanganan akad
kredit.
e) Pengembang menandatangani buyback guarantee.
2) KPR Non-subsidi
a) Berlaku untuk rumah dengan kondisi 100%.
b) Telah terbit sertifikat induk atas nama pengembang dan
perijinan proyek lengkap.
c) Batas penyelesaian AJB dalam kebijakan PPJB selambat-
lambatnya 9 (sembilan) bulan sejak kredit.
d) Pengembang menandatangani buyback guarantee.
Kebijakan akad kredit dengan mekanisme PPJB pada bank
BTN kantor cabang Surakarta dimulai di Januari 2016 ini.
40
g. Realisasi kredit
Realisasi dilakukan setelah akad kredit, pada tahap ini bank
melakukan serah terima rumah kepada nasabah. Bank BTN
memberikan hak kepada nasabah untuk menempati rumah tersebut.
2. Realisasi Pemberian Kredit KPR Subsidi dan Non-subsidi pada PT.
Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor cabang Surakarta
Setiap tahun bank BTN memiliki realisasi kredit. Berikut data
kredit pada bank BTN kantor cabang Surakarta :
Tabel 3.1 Data Kredit Bank BTN Cabang Surakarta
Sumber: Bank BTN Cab. Surakarta
Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat jenis dan jumlah keseluruhan
penyaluran kredit pada bank BTN cabang Surakarta, dan pencapaian
realisasi dari target yang di tetapkan bank BTN cabang Surakarta.
target realisasi target realisasi target realisasi
Pemberian kredit konsumer
1 KPR Subsidi 53.675.000Rp 20.201.756Rp 23.410.000Rp 29.611.840Rp 43.432.000Rp 47.169.593Rp
2 KPR Non Subsidi 163.507.000Rp 159.130.573Rp 184.668.000Rp 122.162.013Rp 189.312.000Rp 117.923.089Rp
KPR BTN PLAT s.d Rp. 50jt 76.787.000Rp 69.473.082Rp 73.098.000Rp 46.696.147Rp 136.752.000Rp 98.992.169Rp
KPR BTN PLAT > Rp. 50jt 85.280.000Rp 88.765.191Rp 109.654.000Rp 74.055.866Rp 50.795.000Rp 18.540.920Rp
KP-Ruko 1.440.000Rp 892.300Rp 1.916.000Rp 1.410.000Rp 1.765.000Rp 390.000Rp
total 217.182.000Rp 179.332.329Rp 208.078.000Rp 151.773.853Rp 232.744.000Rp 165.092.682Rp
3 Equity loan & other
KAR/KGM 61.491.000Rp 46.128.790Rp 53.782.000Rp 41.818.960Rp 41.176.000Rp 39.034.704Rp
KBR BTN 361.000Rp 535.600Rp 755.000Rp 396.000Rp 525.000Rp 1.420.500Rp
PUM-KB BTN Jamsostek 640.000Rp 303.000Rp 472.000Rp 290.500Rp 259.000Rp 80.000Rp
PRR-KB BTN jamsostek 920.000Rp 50.000Rp 244.000Rp 1.845.000Rp 15.000Rp
TBUM Bapertarum 260.000Rp 26.700Rp 6.000Rp 26.400Rp 209.000Rp 60.000Rp
TBM Bapertarum 9.000Rp 5.000Rp 3.000Rp
total 63.681.000Rp 47.044.090Rp 55.264.000Rp 44.376.860Rp 42.187.000Rp 40.595.204Rp
Personal Loan
Kring BTN 4.708.000Rp 5.931.400Rp 5.472.000Rp 5.498.500Rp 11.367.000Rp 1.644.500Rp
Kring BTN Pensiun 160.000Rp 129.000Rp 521.000Rp 70.000Rp 877.000Rp 85.000Rp
Swadana 4.543.000Rp 1.458.700Rp 2.504.000Rp 2.707.500Rp 9.244.000Rp 40.007.400Rp
Kredit Pegawai 8.032.000Rp 3.922.613Rp 388.000Rp 434.400Rp 1.283.000Rp 4.702.600Rp
total 17.443.000Rp 11.441.713Rp 8.885.000Rp 8.710.400Rp 22.771.000Rp 46.439.500Rp
298.306.000Rp 237.818.132Rp 272.227.000Rp 204.861.113Rp 297.702.000Rp 252.127.386Rp Total kredit
jenis kreditno 2013 2014 2015
41
KPR subsidi tahun 2013 dengan target Rp. 53.675.000 pada
realisasinya Rp. 20.201.675 tidak memenuhi target, 2014 dengan target
Rp. 23.410.000 realisasinya Rp. 29.611.840 telah melampaui dari target,
dan target 2015 Rp. 43.432.000 realisasinya melampaui dari target yaitu
Rp. 47.169.593.
Sedangkan KPR non-subsidi yang terbagi menjadi 2 yaitu KPR
BTN PLAT dan KP-ruko dari total KPR non-subsidi target 2013 sebesar
Rp. 163.507.000 realisasinya Rp. 159.130.573, target tahun 2014 Rp.
184.668.000 realisasinya Rp. 122.162.013, dan tahun 2015 dengan target
Rp. 189.312.000 realisasinya Rp. 117.923.089. Jika dilihat dari target dan
realisasinya untuk KPR non-subsidi dari tahun 2013 hingga 2015
realisasinya tidak memenuhi dari target yang di inginkan.
Sebuah perusahaan mempunyai suatu perencanaan dalam
tercapainya tujuan atau target, sehingga anggaran perusahaan di perlukan
sebagai alat untuk melaksanakan perencanaan dan pengendalian.
Anggaran perusahaan menurut Sirait (2006: 6) adalah rencana
kegiatan perusahaan mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Anggaran adalah hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan
fungsi perencanaan (Sirait, 2006: 7).
Angaran menurut Nafarin dalam Hafid (2000: 9) merupakan
rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan
42
secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk
jangka waktu tertentu.
Tujuan penyusunan anggaran menurut Ellen, dkk dalam Hafid
(2001: 4) adalah sebagai berikut:
a. Menyatakan harapan sasaran perusahaan secara jelas dan formal,
sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap
apa yang hendak dicapai manajemen.
b. Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait
sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilasanakan.
c. Menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pegarahan yang jelas
bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan
perusahaan.
d. Mengkoordinasi cara atau metode yang akan ditempuh dalam rangka
memaksimalkan sumber daya.
e. Menyediakan alat pengukur dan pengendalian kinerja individu dan
kelompo, dan menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya
tindakan koreksi.
43
Karakteristik anggaran menurut Mulyadi dalam Hafid (1993: 490)
sebagai berikut:
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan selain satuan uang.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti
bahwa para manajemen setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai sasaran ang ditetapkan dalam anggaran.
d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
e. Sekali disetujui anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi
tertentu.
f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran, selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran
menurut Sirait (2006: 8) yaitu:
a. Realistis, tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis.
b. Luwes, tidak terlalu kaku dan mempunyai peluang untuk disesuaikan
dengan keadaan yang mungkin berubah.
c. Kontinu, membutuhkan perhatian yang terus menerus, dan tidak
merupakan usaha insidentil.
44
Jenis-jenis anggaran menurut Sirait (2006: 8-9) sebagai berikut:
a. Jenis anggaran dipandang dari segi ruang lingkup atau intensitas
penyusunannya, anggaran dibedakan atas anggaran komprehensif dan
anggaran parsiil:
1) Anggaran Komprehensif
Penyusunan anggaran dengan ruang lingkup
perusahaan yang menyeluruh. Kegiatan yang dicakupnya
meliputi seluruh aktivitas perusahaan bidang pemasaran,
produksi, keuangan, personalia, dan administrasi.
2) Anggaran Parsiil
Anggaran yang ruang lingkupnya terbatas. Alasan
perusahaan hanya membuat anggaran parsiil adalah:
a) Perusahaan tidak mempunyai masalah dibidang lain, selain
bidang anggaran parsiil dibuat.
b) Karena perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk
menyusun anggaran komprehensif.
45
b. Berdasarkan fleksibelitasnya, anggaran dapat dikelompokan menjadi 2
macam, yaitu anggaran tetap dan anggaran kontinu.
1) Anggaran Tetap
Anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu
dimana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume
tersebut direncanakan penghasilan dan biaya atau pengeluaran.
2) Anggaran Kontinu
Karakteristiknya sebagai berikut:
a) Disusun untuk periode tertentu, volume tertentu, dan
berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya
revenue, cost, dan expenses.
b) Mengetahui apakah asumsi dasar masih dapat
dipergunakan atau tidak, maka secara periodik dilakukan
penilaian kembali.
c) Ditambahkan anggaran untuk periode berikutnya dengan
menggunakan data terakhir yang dimiliki.
46
Penyusunan anggaran kontinu hanya dimungkinkan jika dipenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a) Memerlukan perekaman data eksternal secara terus
menerus.
b) Memerlukan sistem dan personel akuntansi yang dapat
merekam, menganalisis, dan melaporkan adanya
penyimpangan secara cepat.
Prosedur penyusunan anggaran menurut Stoner dan Freeman
dalam Hafid (1996: 480) mengemukakan dua prosedur penyusunan
anggaran yang biasa digunakan suatu organisasi, yaitu:
a. Top-down Budgeting
Top-down budjeting adalah prosedur penyusunan anggaran
dimana anggaran ditentukan oleh manajer tingkat atas dengan sedikit
atau bahkan tidak ada konsultasi dengan manajer tingkat bawah.
Mekanisme prosedur Top-down budgeting adalah sebagai berikut:
1) Manajer tingkat atas menetapkan usulan anggaran.
2) Usulan anggaran diserahkan pada komite anggaran untuk
dinilai.
3) Jika usulan anggaran sudah dinilai maka akan diserahkan oleh
manajer tingkat atas.
47
4) Setelah itu dilaksanakan oleh manajer tingkat menengah dan
bawah.
b. Bottom-up Budgeting
Bottom-up budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran
dimana anggaran disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan
anggaran tersebut kemudian anggaran akan diberikan kepada pihak
yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan. Mekanisme
prosedur bottom-up budgeting sebagai berikut:
1) Manajer tingkat bawah membuat usulan anggaran.
2) Usulan anggaran diserahkan pada manajer tingkat
menengah untuk dibahas.
3) Jika usulan anggaran sudah dibahas, maka akan diserahkan
pada komite anggaran untuk dinilai.
4) Setelah itu diserahkan pada manajer tingkat atas untuk
disahkan sebagai anggaran yang siap dilaksanakan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
anggaran menurut Nafarin dalam Hafid (2000: 9) adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksamaam umum perusahaan.
b. Mengetahui terlebih dahulu data-data yang akan disusun pada masa
yang lalu dan masa yang akan datang.
48
c. Menyusun anggaran perusahaan harus disesuaikan pada kondisi-
kondisi yang terjadi sekrang atau waktu yang akan datang.
d. Mengetahui dengan jelas apakah taktik, strategi, dan gerak gerik telah
tersusun dengan baik agar terlaksana suatu anggaran yang baik dan
benar.
e. Melakukan Penelitian untuk mengembangkan perusahaan.
Bank BTN kantor cabang Surakarta dalam menentukan targetnya
ditentukan oleh kantor pusat yaitu dengan prosedur top-down budgeting
dimana penyusunan dilakukan oleh manajer tingkat atas, kemudian dengan
pengunaan jenis anggaran komprehensif dengan melihat potensi pasar
wilayah Surakarta dan anggaran jenis kontinu melihat pencapaian target
dari tahun-tahun sebelumnya menjadi acuan yang paling utama.
49
Selanjutnya proporsi total kredit untuk mengetahui berapa banyak
porsi yang diberikan untuk tiap jenis kredit sebagai berikut:
Sumber: Data Sekunder Bank BTN Cab. Surakarta Diolah
Grafik 3.1 Proporsi Jenis Kredit
Bank BTN merupakan bank yang fokus pada kredit perumahan
terlihat dari grafik 3.1 yang menunjukan bahwa kredit kepemilikan rumah
(KPR) memiliki porsi terbesar dari semua jenis kredit yang diberikan pada
bank BTN kantor cabang Surakarta dengan porsi target dan realisasinya
65-78%. Kemudian equity loan & other yang terdiri dari kredit agunan
rumah (KAR), Kredit Bangun Rumah (KBR) dan lainnya menempati porsi
kedua sebesar 14-22%, karena equity loan & other juga termasuk dalam
kredit perumahan.
Selain memberikan kredit perumahan, bank BTN juga
memberikan kredit non perumahan karena memiliki pasar potensial yang
mampu bertahan dari krisis keuangan global dengan porsi realisasinya
target realisasi target realisasi target realisasi
2013 2014 2015
KPR 73% 75% 76% 74% 78% 65%
Equity loan & other 21% 20% 20% 22% 14% 16%
Personal Loan 6% 5% 3% 4% 8% 18%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
50
yang lebih sedikit yaitu pada personal loan 3-18% yang terdiri dari Kring
BTN, swadana dan lainnya.
Selanjutnya proporsi jenis kredit KPR untuk mengetahui besar
proporsi KPR subsidi dan KPR non-subsidi sebagai berikut:
Sumber: Data Sekunder Bank BTN Cab. Surakarta Diolah
Grafik 3.2 Proporsi Jenis Kredit KPR
Pada grafik 3.2 menunjukan data proporsi untuk jenis KPR, dari
data tersebut terlihat dari porsi target dan realisasi terbesar terdapat pada
KPR non-subsidi yaitu 71-88% terdiri dari KPR BTN PLAT dan KP-
Ruko. Sedangkan untuk KPR subsidi 11-28%.
KPR non-subsidi merupakan produk KPR dari bank BTN sendiri
yang diperuntukan untuk umum atau semua kalangan masyarakat baik
yang sudah memiliki rumah atau belum memiliki rumah dan atau ingin
target realisasi target realisasi target realisasi
2013 2014 2015
KPR Subsidi 24,7% 11,3% 11,3% 19,5% 18,7% 28,6%
KPR Non Subsidi 75,3% 88,7% 88,7% 80,5% 81,3% 71,4%
KPR BTN PLAT s.d Rp. 50jt 35,4% 38,7% 35,1% 30,8% 58,8% 60,0%
KPR BTN PLAT > Rp. 50jt 39,3% 49,5% 52,7% 48,8% 21,8% 11,2%
KP-Ruko 0,7% 0,5% 0,9% 0,9% 0,8% 0,2%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
80,0%
90,0%
100,0%
51
membeli rumah kembali dengan bunga kredit mengambang 9-11%, dan
jangka waktu fleksibel s.d 25 tahun.
KPR subsidi bank BTN merupakan program bantuan dari
pemerintah untuk penyediaan fasilitas perumahan bagi masyarakat
Indonesia, khususnya untuk masyarakat menengah kebawah yang belum
memiliki rumah layak dengan bunga kredit ringan yaitu 7.25%. Hingga
akhir maret 2015 program baru pemerintahan Presiden Jokowi yaitu Satu
Juta Rumah, bunga kredit menurun menjadi 5% fixed, dengan jangka
waktu maksimal 20 tahun.
Sehingga KPR non-subsidi memiliki porsi yang besar karena
merupakan produk dari bank BTN, dan risikonya lebih kecil terlihat dari
pemberian bunga kredit KPR non-subsidi yang lebih besar dibanding KPR
subsidi yang bunga kreditnya ringan. Menurut Suyatno dkk (1995: 101)
makin panjang jangka waktu kredit makin tinggi risiko yang mungkin
muncul, maka bank pun akan membebankan bunga yang lebih tinggi.
Selain itu porsi dan bunga kredit KPR non-subsidi yang lebih besar dari
KPR subsidi akan lebih menguntungkan bagi bank BTN cabang Surakarta
karena makin besar bunga yang diberikan, makin besar pula tingkat
pengembaliannya.
52
3. Performa KPR Subsidi dan KPR Non-subsidi pada PT. Bank
Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor cabang Surakarta
Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi
dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan perilaku yang diharapkan (Mulyadi, 2007: 337). Kinerja menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai. Salah satu
indikator untuk menilai kinerja atau performa keuangan bank adalah
kualitas aset. Kualitas aset menurut Martono (2002:89) merupakan
penilaian jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank, yaitu dengan cara
membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan
aktiva produktif.
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset
antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen
sebagai berikut (Budisantoso dan Triandaru, 2006: 53):
a. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan total aktiva
produktif.
b. Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total
kredit.
c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah (Non Performing Asset)
dibandingkan dengan aktiva produktif.
d. Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva
produktif (PPAP).
53
e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif.
f. Dokumentasi aktiva produktif.
g. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
Dalam pembahasan performa KPR subsidi dan KPR non-subsidi,
disini peneliti membahas performa dengan melihat tingkat pencapaian
penyaluran kredit KPR selama tiga tahun dengan membandingkan data
target dan realisasi kredit KPR subsidi dan KPR non-subsidi.
Adapun keterbatasan dalam pembahasan mengenai performa
kredit KPR bank BTN cabang Surakarta, yaitu kurangnya data NPL (Non
Performing Loan) dari tahun 2013 sampai 2015 untuk mengukur
persentase jumlah kredit bermasalah terhadap total kredit yang disalurkan
produk KPR. NPL mencerminkan kualitas aset kredit, khususnya produk
KPR, data terakhir Per Desember 2015 menjelaskan nilai produk KPR
(subsidi dan non-subsidi) bank BTN cabang Surakarta sebesar 0.11%.
Angka tersebut menjelaskan besaran produk KPR yang disalurkan bank
BTN adalah berkualitas baik, karena 0.11% atau kurang dari 5% sebagai
acuan batas maksimum NPL menurut Peraturan Bank Indonesia No.
17/11/PBI/2015.
54
Sumber: Data Sekunder Bank BTN Cab. Surakarta, 2016 Diolah
Grafik 3.3 Perbandingan Proporsi Target dan Realisasi KPR Subsidi
Pada grafik 3.3 perbandingan antara proporsi target dan realisasi
KPR subsidi, tahun 2013 proporsi target sebesar 24.7% lebih besar
dibanding realisasinya hanya 11.3%, sedangkan tahun 2014 realisasi
19.5%, dan tahun 2015 realisasinya 28.6% melebihi dari target.
Tabel 3.2 Perbandingan Target KPR subsidi 2013-2015
A B C
Target 2013 Target 2014 Target 2015
24.7% 11.3% 18.7%
Sumber: Data Bank BTN Cab. Surakarta, 2016 Diolah
Mengacu tabel 3.2 dasar target KPR subsidi tahun 2013-2015 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Target tahun 2013 > target tahun 2014 (24.7% > 11.3%)
- target tahun 2013-2014 mengalami penurunan sebesar 13.4%
(24.7%-11.3%).
24,7%
11,3%
18,7%
11,3%
19,5%
28,6%
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
30,0%
35,0%
th 2013 th 2014 th 2015
KPR Subsidi
target realisasi target realisasi
55
- Berdasarkan hasil observasi selama magang pada bank BTN Cab.
Surakarta menurut bagian kredit konsumer, penurunan target di
tahun 2014 karena kondisi properti yang setiap tahun diwilayah
Surakarta naik, kebijakan pemerintah mengenai harga KPR
subsidi dan persiapan menghadapi era ekonomi baru, era
persaingan bebas ASEAN ditahun 2015.
- Penurunan target di tahun 2014 KPR subsidi (www.solopos.com,
26/04/2016, 20.49) penyaluran KPR Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan perumahan (FLPP) awal tahun ini menurun jika
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on
year/ yoy). Hal tersebut karena adanya aturan terkait harga baru
rumah bersubsidi belum keluar.
b. Target tahun 2014 < target tahun 2015 (11.3% < 18.7%)
- Target tahun 2014-2015 mengalami peningkatan sebesar 7.4%
(11.3%-18.7%).
- Peningkatan target didasari karena kinerja KPR subsidi yang baik
dan dukungan bank BTN pada Program Satu Juta Rumah yang
dibuat oleh Pemerintah Indonesia dengan bunga ringan 5% fixed
yang pastinya menarik perhatian masyarakat.
56
Tabel 3.3 perbandingan realisasi KPR subsidi 2013-2015
A B C
Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015
11.3% 19.5% 28.6%
Sumber: Data Bank BTN Cab. Surakarta, 2016 Diolah
Tabel 3.3 menunjukan realisasi KPR subsidi tahun 2013-2015
dijelaskan sebagai berikut:
a. Realisasi tahun 2013 < 2014 (11.3% < 19.5%).
- Realisasi tahun 2013-214 mengalami peningkatan sebesar 8.2%
(11.3%-19.5%).
- Peningkatan realisasi tahun 2013-2014 karena minat masyarakat
surakarta akan bunga kredit KPR subsidi yang ringan dan kinerja
KPR bank BTN yang cukup baik dengan beberapa strategi salah
satunya dengan tabungan perumahan untuk uang muka membeli
rumah.
b. Realisasi tahun 2014 < 2015 (19.5% < 28.6%).
- Realisasi tahun 2014-2015 mengalami peningkatan sebesar 9.1%
(19.5%-28.6%)
- Peningkatan realisasi tahun 2014-2015 karena minat masyarakat
dengan bunga kredit yang turun menjadi 5% dari program
pemerintah satu juta rumah yang dimulai tahun 2015 dan kualitas
aset KPR Per Desember dengan NPL yang sangat baik yaitu
0.11%.
57
Selanjutnya perbandingan proporsi target dan realisasi KPR non-
subisidi bank BTN Cab. Surakarta sebagai berikut:
Grafik 3.4 Perbandingan Proporsi Target dan Realisasi KPR Non-subsidi
Sumber: Data Sekunder Bank BTN Cab. Surakarta Diolah
Pada grafik 3.4 terlihat untuk proporsi target KPR non-subsidi
mengalami peningkatan, tahun 2013 75.3%, 2014 sebesar 88.7% dan
2015 81.3%. Jika dibanding dengan proporsi realisasi KPR non-subsidi,
tahun 2013 proporsi realisasi sebesar 88.7%, tahun 2014 realisasinya
80.5%, tahun 2015 dengan realisasi 71.4%. Terlihat untuk realisasinya
mengalami penurunan dan proporsi realisasinya tidak melebihi dari
proporsi target pada KPR non-subsidi.
75,3%
88,7% 81,3%
88,7% 80,5%
71,4%
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
100,0%
th 2013 th 2014 th 2015
KPR Non-subsidi
target realisasi target realisasi
58
Tabel 3.4 Perbandingan Target KPR Non-Subsidi Tahun 2013-2015
A B C
Target 2013 Target 2014 Target 2015
75.3% 88.7% 81.7%
Sumber: Data Bank BTN Cab. Surakarta, 2016 Diolah
Mengacu tabel 3.4 dasar target KPR non-subsidi tahun 2013-2015
dapat dijelasakan sebagai berikut:
a. Target tahun 2013 < tahun 2014 (75.3% < 88.7%)
- Target tahun 2013-2014 mengalami peningkatan sebesar 13.4%
(75.3%-88.7%).
- Peningkatan target didasari karena permintaan masyarakat
Surakarta akan KPR meningkat dan melihat tahun realisasi
sebelumnya melampaui dari target, sehingga bank BTN cabang
Surakarta di tahun 2014 meningkatkan targetnya.
b. Target tahun 2014 > tahun 2015 (80.5% > 71.4%)
- Target tahun 2014-2015 mengalami penurunan sebesar 6.4%
(88.7%-81.7%).
- Penurunan target didasari karena dilihat permintaan masyarakat
dari realisasi tahun 2014 tidak terlampaui dari targetnya yang
kemudian menurunkan targetnya.
59
Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi KPR Non-Subsidi Tahun 2013-2015
A B C
realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015
88.7% 80.5% 71.4%
Sumber: Data Bank BTN Cab. Surakarta, 2016 Diolah
a. Realisasi tahun 2013 > tahun 2014 (88.7% > 80.5%)
- Realisasi tahun 2013-2014 mengalami penurunan sebesar 8.2%
(88.7%-80.5%).
b. Realisasi tahun 2014 > tahun 2015 (80.5% > 71.4%).
- Realisasi tahun 2014-2015 mengalami penurunan sebesar 9.1%
(80.5% > 71.4%).
Realisasi KPR non-subsidi mengalami penurunan dari tahun 2013
hingga 2015 didasari karena minat masyarakat yang menurun, dan
ketertarikan akan KPR subsidi bank BTN cab. Surakarta yang semakin
diminati.
60
Selanjutnya melihat perbandingan pertumbuhan KPR subsidi dan
KPR non-subsidi sebagai berikut:
Sumber: Data Sekunder Bank BTN Cab. Surakarta Diolah
Grafik 3.5 Pertumbuhan KPR Subsidi dan KPR Non-subsidi
Pada grafik 3.5 pertumbuhan KPR subsidi tahun 2013-2014 untuk
target KPR subsidi mengalami penurunan sebesar 56%, penurunan target
memberikan dampak positif pada pertumbuhan realisasinya yang
mengalami peningkatan sebanyak 47%. Peningkatan pertumbuhan
realisasi 2013-2014 membuat pertumbuhan target 2014-2015 meningkat
86% yang di ikuti dengan realisasinya juga meningkat 59%. Sedangkan
untuk pertumbuhan KPR non-subsidi pada grafik 3.5, pertumbuhan 2013-
2014 mengalami peningkatan 13%, akan tetapi peningkatan target tidak di
ikuti dengan pertumbuhan realisasinya yang menurun 23%, pertumbuhan
tahun 2014-2015 targetnya meningkat 3% dan realisasinya menurun 3%.
th 2013-2014
th 2014-2015
target -56% 86%
realisasi 47% 59%
-80%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
KPR Subsidi
th 2013-2014
th 2014-2015
target 13% 3%
realisasi -23% -3%
-30%
-25%
-20%
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
KPR non-subsidi
61
Jika dibandingkan pertumbuhan realisasi KPR subsidi dan KPR
non-subsidi yang lebih mengalami peningkatan yaitu pertumbuhan
realisasi KPR subsidi. Sedangkan KPR non-subsidi target pertumbuhannya
meningkat, namun pada realisasi pertumbuhannya tidak mengikuti
peningkatan.
Berdasarkan hasil observasi selama magang pada bank BTN
cabang Surakarta, menurut bagian Loan Service memang benar setelah
dianalisis, untuk kredit KPR realisasinya selalu melebihi dari target adalah
KPR subsidi, dibanding KPR non-subsidi yang realisasinya tidak melebihi
dari target, karena tingkat bunga kredit KPR subsidi yang ringan membuat
masyarakat tertarik akan KPR subsidi.
Terlihat dari data diatas KPR subsidi dengan proporsi yang lebih
sedikit, tetapi jika dilihat realisanya mulai tahun 2014 hingga 2015 selalu
melebihi dari target, dan memiliki pertumbuhan yang sangat baik. Maka,
performa kredit KPR dengan membandingkan data target dan realisasi
yang bagus dalam performanya adalah KPR subsidi. Sedangkan untuk
KPR non-subsidi pada performa dan pertumbuhannya yang kurang
memuaskan, tetapi dengan proporsi KPR non-subsidi yang lebih besar dan
bunga kredit KPR non-subsidi yang lebih tinggi sangat memberikan
keuntungan bagi bank BTN cabang Surakarta.