bab iii pbl.doc

6
BAB III PEMBAHASAN 3.1Daftar Permasalahan Pasien sudah tidak mengeluhkan nyeri perut maupun keluarnya darah dari vagina, kadang-kadang masih muncul flek kecoklatan namun sudah mulai berkurang. Pasien mengatakan tidak ada keluhan buang air besar dan buang air kecil, serta buang angin normal. Saat ini pasien menyusui anaknya, ASI dikatakan keluar lancar dan volume cukup. Nafsu makan pasien baik. Pasien sudah mampu beraktivitas seperti biasa dan kembali bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien sudah mampu memasak dan melakukan aktivitas ringan. Pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami. Saat ini pasien masih memikirkan perkembangan anaknya karena lahir dengan berat badan rendah, pasien memiliki ketakutan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya. 3.2Analisis Kebutuhan Pasien 3.2.1 Kebutuhan Fisik Biomedis Kecukupan Gizi Keadaan gizi pasien dikatakan cukup. Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien biasa makan 3 kali sehari dengan menu berupa nasi, daging, sayur

Upload: pandekrisnabayupramana

Post on 09-Nov-2015

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1Daftar Permasalahan

Pasien sudah tidak mengeluhkan nyeri perut maupun keluarnya darah dari vagina, kadang-kadang masih muncul flek kecoklatan namun sudah mulai berkurang. Pasien mengatakan tidak ada keluhan buang air besar dan buang air kecil, serta buang angin normal. Saat ini pasien menyusui anaknya, ASI dikatakan keluar lancar dan volume cukup. Nafsu makan pasien baik. Pasien sudah mampu beraktivitas seperti biasa dan kembali bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien sudah mampu memasak dan melakukan aktivitas ringan. Pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami.

Saat ini pasien masih memikirkan perkembangan anaknya karena lahir dengan berat badan rendah, pasien memiliki ketakutan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

3.2Analisis Kebutuhan Pasien

3.2.1Kebutuhan Fisik Biomedis

Kecukupan Gizi

Keadaan gizi pasien dikatakan cukup. Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien biasa makan 3 kali sehari dengan menu berupa nasi, daging, sayur dan kadang-kadang buah. Sejak dikatakan hamil pasien tidak ada mengubah pola makannya serta makan seperti biasa.

Akses Pelayanan Kesehatan

Akses kesehatan pasien terbilang mudah. Jarak rumah pasien dengan Puskesmas adalah kurang lebih 1 km dan dengan praktek bidan swasta sekitar 500 meter. Pasien mengatakan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan swasta namun belum pernah melakukan USG. Pasien mengatakan bahwa ia juga sudah sering control ke bidan sebelum hamil.

Lingkungan

Rumah : Pasien tinggal di sebuah rumah kos dengan luas kamar sekitar 4 m x 4 m. Kamar pasien terlihat terawat baik dan bersih. Bangunannya masih dalam proses pembangunan, beratapkan genteng, tembok bata yang sudah diplester dan dicat dengan warna kuning dan bagian dalam dilapisi keramik, plafon terbuat dari triplek dan lantai terbuat dari keramik. Kamar pasien terdiri dari atas satu tempat tidur, satu televisi, kamar mandi dalam beserta dapur, lemari, rak yang berisikan barang rumah tangga dan meja yang digunakan untuk sembahyang. Penerangan kamar cukup baik dan cahaya matahari dapat masuk saat pagi dan siang hari. Ventilasi kamar cukup memadai. Kamar mandi pasien dikatakan cukup baik dengan menggunakan toilet duduk, pemampungan air dengan ember, saluran pembuangan limbah lancar. Sumber air menggunakan air dari PDAM.Tempat tinggal pasien berada di kompleks perumahan dan masih banyak tanah kosong serta bentangan sawah yang terletak sangat dekat. Warga disekitar rumah cukup ramah, namun pasien dan suami jarang berinteraksi dengan warga.

Kebutuhan Emosi / Kasih Sayang

Pasien tinggal jauh dari keluarga kandungnya di Flores. Pasien tinggal bersama dengan suaminya. Namun suami pasien masih memiliki kerabat yang juga tinggal di Bali. Pasien tetap menjaga komunikasi dan memberikan dukungan dengan keluarganya. Dari sini, dapat dilihat bahwa pemenuhan kebutuhan kasih sayang pasien sudah cukup terpenuhi. Pasien juga mendapat dukungan dari rekan-rekannya di Gereja.

3.2.2Analisis Biopsikososial

Lingkungan Biologis

Penyebab : pasien seorang wanita usia 25 tahun dan belum memiliki anak. Pasien baru menikah selama satu bulan. Menurut pengakuan pasien, pasien belum siap untuk memiliki anak, dan memang sebenarnya pasien dan suami berencana menunda kehamilan. Secara biologis tidak tampak terdapat hal-hal yang menjadi faktor resiko terjadinya abortus

Gizi

Gizi pasien tergolong cukup. Pasien dapat makan tiga kali sehari. Setelah hamil pasien memperbanyak konsumsi makanan tinggi protein seperti daging, tempe, tahu dan ikan. Sebelumnya pasien jarang mengkonsumsi ikan laut oleh karena pasien alergi terhadap beberapa jenis ikan laut seperti udang, cumi dan kepiting. Saat remaja pasien tinggal dipegunungan dan lebih sering mengkonsumsi sayur-sayuran.

Akses Pelayanan Kesehatan

Rumah pasien dengan pusat pelayanan kesehatan tergolong dekat. Jarak rumah pasien ke Puskesmas terdekat kira-kira hanya satu kilometer. Hal ini membuat pasien lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan rutin kehamilan. Pasien mengatakan bahwa akan rutin memeriksakan diri dan anak ke puskesmas terdekat.

2.9.2Faktor Psikososial

Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, sebelum hamil pasien bekerja sebagai distributor bahan bangunan. Setelah mengandung pasien berhenti bekerja dan hanya beraktivitas dirumah. Pasien kadang keluar rumah dan tetap melakukan aktivitas keagaaman. Suami pasien bekerja sebagai distributor alat rumah tangga. Pasien tinggal di kos-kosan berukuran 4 meter x 4 meter. Pasien berobat menggunakan sistem pembayaran BPJS kelas tiga.

Pasien selalu mendapat dukungan dari suami. Hubungan keluarga harmonis. Sampai saat kunjungan keluarga kandung pasien belum sempat mengunjunginya karena asal pasien jauh. Namun keluarga pasien senantiasa menghubungi dan memberi dukungan melalui telepon.

2.10Saran

Melakukan komunikasi dan memberikan informasi serta edukasi yang tepat kepada pasien dan keluarga tentang proses persalinan dan masa nifas, agar pasien dan keluarganya mengerti tentang keadaan pasien saat ini. Teratur untuk kontrol ke pusat pelayanan kesehatan terdekat dan juga memeriksakan anak. Memberikan penjelasan bahwa pasien disarankan untuk tidak hamil dulu dan merencanakan penggunaan alat kontrasepsi. Memberikan penjelasan keluarga (suami pasien) bahwa saat ini pasien membutuhkan motivasi dan dukungan secara emosional dan moral. Memberikan informasi kepada pasien agar menjaga kesehatan, istirahat yang cukup serta mengkonsumsi makanan sehat seimbang sehingga dapat memberikan nutrisi optimal kepada anak melalui ASI.