bab iii - oke.doc

31
BAB III METODE PENELITIAN A. Pola/Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan tehnik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. 1 Sesuai dengan data yang peneliti butuhkan memang tepat apabila peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Dikarenakan data yang dibutuhkan disini dalam bentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka ataupun hitungan. 1 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Riduwan, (ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.25 29

Upload: nur-rahman

Post on 03-Feb-2016

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pola/Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian

yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan

secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan tehnik pengumpulan data dan

analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.1

Sesuai dengan data yang peneliti butuhkan memang tepat apabila

peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Dikarenakan data yang

dibutuhkan disini dalam bentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka ataupun

hitungan.

”Jenis penelitian ini dapat digunakan untuk meneliti organisasi,

kelompok, dan individu. Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik oleh tim

peneliti, beberapa orang, maupun satu orang saja”.2 Dalam kesempatan ini

peneliti melakukannya sendirian. Jadi dalam pengumpulan data, proses analisis

sampai hasil akhirnya peneliti lakukan sendiri.

1 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Riduwan, (ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.25

2 Anselm Strauss dan Juliet Carbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan Tehnik-Tehnik Teoritis Data, terj. Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 4-6

29

30

Dalam penelitian ini, penulis arahkan pada kenyataan-kenyataan

lapangan yaitu berhubungan dengan dispensasi kawin yang terdaftar dan sudah

ditetapkan di Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 2010.

Pertimbangan penulis dalam menggunakan model pendekatan

kualitatif ini adalah:

a. Pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung hakikat

hubungan peneliti dan responden, sehingga peneliti dapat lebih mudah dalam

menyajikan data-data deskriptif.

b. Kevalidan data-data yang diperoleh lebih dapat dipertanggung

jawabkan, karena didukung oleh sumber-sumber data yang akurat.

c. Permasalahan yang diteliti merupakan sebuah kenyataan yang

keberadaanya memang benar-benar terjadi di lapangan.

Penelitian ini memiliki beberapa pola, yaitu sebagai berikut :

1. Ditinjau dari segi tempat dilaksanakannya penelitian, penelitian ini

merupakan penelitian lapangan, yaitu suatu penelitian yang dilakukan di

lapangan atau di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi

untuk menyelidiki gejala obyektif yang terjadi di lapangan, yang dilakukan juga

untuk penyusunan laporan ilmiah.3

Dalam hal ini, peneliti mengambil tempat penelitian di Pengadilan

Agama Tulungagung.

3 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hal. 96

31

2. Ditinjau dari segi dasar analisis data yang akan digunakan,

merupakan Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk

membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-

kejadian.4

Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan

dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian

berlansung dan penyajiannya apa adanya.5

3. Ditinjau dari segi karakteristik masalah atau gejalanya, penelitian

ini merupakan Penelitian Studi Kasus, kasus artinya kejadian dan peristiwa.

Studi kasus artinya penelitian terhadap suatu kejadian atau suatu peristiwa.

Suatu kejadian atau peristiwa yang mengandung masalah atau perkara, sehingga

perlu ditelaah kemudian dicarikan cara penanggulangannya, antara lain melalui

penelitian.6

Secara lebih jelas penulis tegaskan disini bahwa penelitian studi kasus

yang dimaksud disini adalah sebatas pada wilayah kasus atau perkara tentang

dispensasi kawin karena hubungan luar nikah, yakni sebagaimana yang sudah

ditetapkan oleh Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 2010.

4 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo, ,Cet. II, 1998), hal.765 Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 896 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan …., hal. 99

32

B. Lokasi Penelitian.

Untuk lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pengadilan Agama

Tulungagung. Dipilihnya pengadilan Agama Tulungagung sebagai tempat

penelitian ini karena permasalahan dispensasi kawin karena hubungan luar

nikah merupakan kewenangan Pengadilan Agama Tulungagung.

1. Profil Pengadilan Agama Tulungagung

Pengadilan Agama Tulungagung merupakan Pengadilan tingkat

pertama dalam wilayah yuridiksi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dan

berpuncak pada Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pengadilan Agama

Tulungagung sebelumnya beralamatkan di Jl. Pahlawan Gg.III, No.1

Telp/Fax. (0355) 321385, email mail@ pa.tulungagung.go.id dan alamat

situs www.pa- tulungagung.go.id dan telah pindah ke kantor baru yang

beralamatkan di Jl. Ir. Soekarno Hatta No.17 Tulungagung Tlp.

(0355)336516, Fax. (0355) 336121.7

Kondisi obyektif Kabupaten Tulungagung yang juga menjadi

wilayah hukum atau yuridiksi pengadilan Agama Tulungagung adalah

sebagai berikut:

a. Letak Goegrafis kabupaten Tulungagung:111o 43’ - 112 o 07’ : Bujur Timur7 o 51’ - 8 o 18’ : Lintang Selatan

b. Luas dan batas-batas wilayah:Sebelah Utara : Kabupaten Kediri

7 Team IT PA Tulungagung, Pengadilan Agama Tulungagung, dalam http:// www.pa- tulungagung.go.id //, diakses 04 Mei 2011

33

Sebelah Timur : Kabupaten BlitarSebelah Selatan : Samudera IndonesiaSebelah Barat : Kabupaten Trenggalek

c. Yuridiksi

Secara administratif kabupaten Tulungagung luas wilayahnya mencapai 1.150,41 km2, terbagi menjadi 19 kecamatan dan 271 desa/kelurahan.8

Gambar: I

PETA KABUPATEN TULUNGAGUNG

8 Team IT PA Tulungagung, Pengadilan Agama Tulungagung, dalam http:// www.pa- tulungagung.go.id //, diakses 04 Mei 2011

34

2. Visi dan Misi Pengadilan Agama Tulungagung

a. Visi Pengadilan Agama Tulungagung

Mengacu pada visi Mahkamah Agung, Mewujudkan Supremasi Hukum melalui Kekuasaan Kehakiman yang mandiri, efektif, efisien serta mendapatkan kepercayaan publik, profesional dalam memberi pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya rendah bagi masyarakat, serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik.

b. Misi Pengadilan Agama Tulungagung

Mengacu pada misi Mahkamah Agung1. Mewujudkan rasa keadilan sesuai dengan undang-undang dan

peraturan-peraturan, serta memenuhi rasa keadilan masyarakat.2. Mewujudkan peradilan yang mandiri dan independen, bebas dari

campur tangan pihak lain.3. Memperbaiki akses layanan dibidang peradilan pada masyarakat.4. Memperbaiki kualitas input internal pada proses peradilan.5. Mewujudkan institusi peradilan yang efektif, efisien, dan bermartabat

serta dihormati.6. Melaksanakan kekuasaan kehakiman yang mandiri, tidak memihak

dan transparan.9

C. Kehadiran Peneliti.

Dalam penelitian kualitatif ”the researcher is the key instrument”,

jadi peneliti adalah merupakan kunci dalam penelitian ini. Dengan demikian,

peneliti memiliki keunggulan dalam prosedur dan etika penelitian, personalitas,

intelektualitas, maupun cara-cara merepresentasikan komunikasinya dalam

pergaulan di lapangan.10

9 Team IT PA Tulungagung, Pengadilan Agama Tulungagung, dalam http:// www.pa- tulungagung.go.id //, diakses 04 Mei 2011

10Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Ilmu Sosial lainnya, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 62-63

35

Peran peneliti sekaligus pengumpul data, penulis realisasikan dengan

mendatangi Pengadilan Agama Tulungagung. Kehadiran penulis dalam

pengumpulan data mencari celah kesibukan dari subyek yang peneliti

kehendaki untuk melakukan observasi langsung, wawancara dan meminta data

yang peneliti perlukan. Untuk mendukung pengumpulan data dari sumber yang

ada dilapangan, peneliti memanfa’atkan buku tulis, bolpoint sebagai alat

pencatat data.

D. Sumber Data.

Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh. Sumber data

dalam sebuah kajian meliputi barang cetakan, teks, buku-buku, majalah, koran,

dokumen, catatan, dan lain-lain.11

Data juga merupakan saah satu komponen riset, artinya tanpa data

tidak aka nada riset. Data yang dipakai dalam riset haruslah data yang benar,

karena data salah akan menghasilkan informasi yang salah.12

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan sumber

primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data.13

11 Mordolis, Metode Penelitian Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IV, 1999), hal. 28

12 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 49

13 Komariah, Riduwan, (ed.), Metodologi Penelitian…, hal. 145

36

Dari uraian penjelasan diatas, maka dalam penulisan yang penulis

lakukan sumber yang perlu dikumpulkan meliputi:

1. Data primer yang diambil langsung dari Pengadilan Agama Tulungagung

yang terdiri atas: 14

a) Nara Sumber (Informant)

Jenis sumber data ini dalam penelitian pada umumnya dikenal

sebagai responden. Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat

penting, sebagai individu yang memiliki informasi. Peneliti dan nara

sumber memiliki posisi sama, dan nara sumber bukan sekedar

memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih

memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki.

Dalam penelitian ini sumber datanya adlah hasil wawancara hakim

Pengadilan Agama Tulungagung, Panitera dan Pegawai Pengadilan

lainnya.

b) Tempat atau Lokasi.

Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permasalahan

penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bias

dimanfa’atkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi peristiwa atau

aktifitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang

merupakan tempat maupun lingkungannya. Sumber datanya meliputi

14 Muhammad Tholchah Hasan, et,all, Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Surabaya: Visipress, 2003), hal. 111-113

37

hasil pengamatan langsung di gedung Pengadilan Agama Tulungagung

terkait dengan sarana dan prasarananya, informasi apa saja yang bisa

didapatkan dari instansi tersebut.

c) Dokumen dan Arsip.

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang bergayutan

dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Banyak peristiwa yang

telah lama terjadi bisa diteliti dan difahami atas dasar kajian dari

dokumen atau arsip-arsip, baik yang secara langsung atau tidak sangat

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu, dokumen

dan arsip bukan hanya menjadi sumber data yang penting bagi penelitian

kesejarahan, tetapi juga dalam penelitian kualitatif pada umumnya.

Sumber datanya meliputi: salinan penetapan perkara dispensasi kawin

oleh Hakim Pengadilan Agama Tulungagung.

2. Data Sekunder, yaitu: data yang digunakan sebagai

pelengkap dari pendukung data primer. Data ini diambil dari membaca buku-

buku teks dan literature lainnya mengenai perkawinan yang datanya masih

relevan untuk digunakan sebagai bahan rujukan penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

E. Prosedur Pengumpulan Data

38

Dalam pengumpulan data yang dijadikan sebagian dari pembahasan

untuk penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan beberapa metode antara

lain:

1. Observasi

Obervasi ini biasanya diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

dengan fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi adalah kemampuan

seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca

indra serta dibantu dengan panca indra lainnya.”15

Dari pemahaman obvervasi diatas, metode observasi adalah metode

pengumpulan data ang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data

penelitian tersebut dapat diamati peneliti.

Dengan demikian pengertian observasi penelitian kualitatif adalah

pengamatan langsung terhadap obyek untuk mengetahui keberadaan obyek,

situasi, konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data

penelitian.16

Jadi, jenis observasi yang peneliti lakukan dalam penelitian ini

adalah partisipan. Menurut Sugiyono observasi berperanserta (observasi

partisipan) adalah penelitian terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. 17

15 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif Dan Kualitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), hal. 142

16 Ibid., hal. 105 17 Sugiyono, dan Apri Nur Yanto, (ed,), Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta,

2007), hal. 139

39

Dimana peneliti melibatkan diri atau berinteraksi pada kegiatan yang

dilakukan subyek dalam lingkungannya dengan mengumpulkan data secara

sistematis dari data yang diperlukan. Sehingga tidak dianggap orang asing,

melainkan sudah warga sendiri. Lebih-lebih diketahui bahwa peneliti

merupakan mahasiswa yang pernah PPL dilokasi tersebut. Dengan metode

observasi ini, peneliti gunakan untuk menggunakan data secara langsung dan

detail mengenai lokasi penelitian dan hal-hal yang diperlukan dalam

pemutusan dan penetapan suatu perkara dalam Pengadilan Agama serta

segala aspek yang terkait permasalahan dispensasi kawin di Pengadilan

Agama Tulungagung.

2. Wawancara Mendalam

Metode pengumpulan data selanjutnya ialah dengan jalan wawancara

yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada

responden. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang

hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. 18

Pengertian wawancara menurut Abdurrahmat Fathoni, wawancara

adalah tehnik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang

datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang

diwawancarai.19

18 Masri Singarimbun, dan Sofian Effendi, (ed.), Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1989), hal. 192

19 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan …, hal. 105

40

Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak

terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga

disebut wawancara mendalam, wawancara kualitatif dan wawancara terbuka

(open ended interview); sedangkan wawancara terstruktur sering juga

disebut wawancara baku (standardized interview), yang susunan

pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan

pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan.20

Dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, peneliti dapat

menggunakan metode wawancara mendalam tak terstruktur.

Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data

atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan,

dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. 21

Dalam melakukan wawancara peneliti tidak menggunakan pedoman

(guide) tertentu, dan semua pertanyaan bisa spontan sesuai dengan apa yang

dilihat, didengar, dirasakan pada saat pewawancara bersama responden

dalam hal ini hakim, panitera, dan pegawai Pengadilan Agama

Tulungagung.

3. Dokumentasi

20 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: …, hal. 18021 Burhan Bungin (ed.) Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada,

2008), hal. 157-158

41

Metode dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat

berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.22

Dengan tehnik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi

bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi

dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada

informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir. 23

Dokumen yang ada secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

dokumen resmi seperti, surat keputusan, surat instruksi dan dokumen tidak

resmi misalnya seperti surat nota, dan surat pribadi yang dapat memberikan

informasi pendukung terhadap suatu peristiwa.24

Metode dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu

mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam

permasalahan penelitian lalu ditelaah secara mendalam sehingga dapat

mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.25

Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang ada di

Pengadilan Agama Tulungagung. Di Pengadilan Agama meliputi salinan

22 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Tehnik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 70

23 Komariah, Riduwan, (ed.), Metodologi Penelitian…, hal. 14824 Ibid., hal. 148-14925 Ibid., hal. 149

42

penetapan, struktur organisasi, prosedur berperkara, dan dokumen yang

terkait lainnya. Dokumen ini, penulis gunakan untuk mendapatkan data-data

yang berupa catatan-catatan yang tersimpan dari dokumen-dokumen yang

penulis perlukan untuk mendapatkan informasi yang belum penulis dapati

ketika melaksanakan wawancara dan observasi.

F. Tehnik Analisis Data

Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar

kajian (analisis atau kesimpulan). Agar data yang diperoleh mempunyai makna,

maka data tersebut perlu diolah dan disusun. Penyusunan data dapat dilakukan

dengan mengikuti urutan waktu pengumpulan secara penuh atau sebagian

saja.26

Pengertian analisa data adalah proses yang memerlukan usaha untuk

secara formal mengindentifikasi tema-tema dan menyusun hipotesa- hipotesa

(gagasan-gagasan) yang ditampilkan oleh data, serta upaya yang menunjukkan

bahwa tema dan hipotesa tersebut didukung oleh data. Pembentukan hipotesa

ini untuk membantu peneliti memahami gejala yang sebelumnya tidak

dimengerti.27 Analisis data yang dilakukan disesuaikan dengan tujuan

penelitian.28

26 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Tehnik Penelitian Bidang…, hal. 21 27 Robert Bogdan, dan Syeven J. Taylor, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif Suatu

Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial, Alih Bahasa: Arif Furchan (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), hal. 137-138

28 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Tehnik Penelitian Bidang…, hal. 93

43

Merujuk pada pandangan Miles dan Huberman (1992:15), mereka

menganggap bahwa analisis kualitatif terdiri dari alaur kegiatan yang terjadi

secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan

atau verifikasi.29 Hal ini penulis uraikan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan

perhatian pada penyerdehanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi

selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menulis memo dan lain

sebagainya). Reduksi data/proses transformasi ini berlanjut terus sesudah

penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

2. Penyajian Data

Penyajian sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai

pengumpulan data berakhir tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan

catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian

ulang yang digunakan, kecakapan peneliti; tetapi seringkali kesimpulan itu

29 Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal Dan Laporan Penelitian Lapangan, (Malang: UM Pres, 2008), hal. 53-55

44

telah dirumuskan sejak awal, sekalipun seorang peneliti menyatakan telah

melanjutkannya secara induktif.

Penelitian kualitatif dalam cara analisis datanya dilanjutkan secara

induktif. Peneliti kualitatif menemukan fakta-fakta yang banyak dan

beragam. Fakta-fakta tersebut dalam konteksnya ditelaah peneliti dan

menghasilkan suatu kesimpulan yang berarti. Analisis data/fakta-fakta

secara khusus untuk menuju pada suatu yang umum atau dimulai dari yang

khusus atau kenyataan menuju hal-hal yang umum atau teori.30

Dengan demikian data yang berhasil dikumpulkan dari lokasi

penelitian, selanjutnya dianalisa dan kemudian disajikan secara tertulis

dalam lapaoran tersebut, yaitu berupa data yang ditemukan dari observasi

partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi yang diperoleh

dari Pengadilan Agama Tulungagung.

Data yang didapat dalam penelitian ini berupa kalimat, kata-kata

yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data merupakan

sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan

kemungkinan untuk ditarik kesimpulan. Dengan kata lain penyajian data ini

merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis dalam rangka

memperoleh kesimpulan sebagai temuan penelitian.

Pada saat kegiatan analisa data yang berlangsung secara terus-

menerus selesai dikerjakan. Langkah selanjutnya adalah melakukan

30 Komariah, Riduwan, (ed.), Metodologi Penelitian …, hal. 28-29

45

penarikan kesimpulan. Untuk mengarah pada hasil kesimpulan ini

didasarkan pada hasil analisa data baik yang berasal dari catatan lapangan,

observasi partisipan, wawancara mendalam, studi dokumentasi yang didapat

saat melakukan kegiatan dilapangan. Penerapannya adalah dengan cara

mengolah data yang masih umum yang berupa jawaban dari hakim, panitera

dan pegawainya.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Penelitian berangkat dari data. Data adalah segala-galanya dalam

penelitian. Oleh karena itu, data harus benar-benar valid. Ukuran validitas suatu

penelitian terdapat pada alat untuk menjaring data, apakah tepat, benar, sesuai

dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat untuk menjaring data

penelitian kualitatif terletak pada peneltiannya yang dibantu dengan metode

interview, observasi, dan metode dokumentasi. Dengan demikian, yang diuji

ketepatannya adalah kapasitas peneliti dalam merancang fokus, menetapkan

dan memilih informan, melaksanakan metode pengumpulan data, menganalisis

dan menginterprestasi dan melaporkan hasil penelitian yang kesemuannya itu

perlu menunjuk konsistensinya satu sama yang lain.31

Ada beberapa cara meningkatkan kredibilitas data (kepercayaan)

terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain perpanjangan pengamatan,

31 Ibid.,, hal. 164

46

trianggulasi, dan diskusi dengan teman sejawat. Penjelasan dari ketiganya,

sebagai berikut :

a. Perpanjangan Pengamatan.

Sulit mempercayai hasil penelitian kualitatif apabila peneliti hanya

sekali saja ke lapangan. Walaupun dengan dalih bahwa dalam waktu

seharian itu dipadatkan waktu dan kumpulkan data sebanyaknya. Peneliti

mesti memperpanjang pengamatan karena hanya datang sekali sulit

memperoleh link dan chemistry/engagement dengan informan. Perpanjangan

pengamatan memungkinkan terjadinya hubungan antara peneliti dengan

narasumber menjadi akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga

tidak ada informasi yang disembunyikan lagi dan peneliti dapat memperoleh

data secara lengkap.32

Dalam pengumpulan data kualitatif, perpanjangan waktu dalam

penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan situasi dan kondisi di

lapangan serta data yang telah terkumpul. Dengan perpanjangan waktu

tersebut peneliti dapat meningkatkan derajat kepercayaan atas data yang

dikumpulkan, mempertajam rumusan masalah, dan memperoleh data yang

lengkap.

b. Trianggulasi.

Karena yang dicari adalah kata-kata, maka tidak mustahil ada kata-

kata yang keliru yang tidak sesuai anatar yang dibicarakan dengan kenyataan

32 Ibid., hal. 169

47

sesungguhnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kredibilitas informannya, waktu

pengungkapan, kondisi yang dialami dan sebagainya.33

Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan data hasil wawancara

mendalam dengan data hasil observasi partisipan, serta dari dokumen yang

berkaitan. Selain itu, peneliti menerapkan trianggulasi dengan mengadakan

pengecekan derajat kepercayaan beberapa subyek penelitian selaku sumber

data dengan metode yang sama.

c. Diskusi dengan Teman Sejawat

Kalau penelitian itu dilakukan oleh tim, peneliti dapat mendiskusikan

hasil temuan sementaranya dengan teman sejawat peneliti. Atau bisa

dilakukan dalam suatu moment pertemuan sumber data lalu dilakukan

diskusi untuk mendapatkan data yang benar-benar teruji.34

Berhubung dengan penelitian ini, peneliti melakukan sendiri, maka

peneliti berdiskusi dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dalam

bidang dispensasi kawin, metode penelitian, dan yang bisa diajak bersama-

sama membahas data yang peneliti temukan. Dalam diskusi ini juga dapat

dipandang sebagai usaha untuk mengenal persamaan dan perbedaan teman

terhadap data yang diperoleh.

H. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan atau Pendahuluan

33 Ibid., hal. 17034 Ibid., hal. 172

48

Pada tahap ini, peneliti mulai mengumpulkan buku penunjang dan

pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan untuk

memperoleh data yang diinginkan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data di lokasi penelitian, dalam

proses ini penulis menggunakan metode observasi, wawancara dan

dokumentasi.

3. Tahap Analisa Data

Pada tahap ini, peneliti mulai menyusun semua data yang terkumpul secara

sistematis sehingga mudah dipahami.

4. Tahap Laporan.

Pada tahap ini, peneliti membuat laporan tertulis dari hasil penelitian yang

telah dilakukan, kemudian ditulis dalam bentuk skripsi.