bab iii metodologi penelitian - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. perilaku yang...
TRANSCRIPT
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu:
1) Variabel Kepemimpinan transformasional.
Variabel ini dipilih karena Kepemimpinan merupakan salah satu elemen
penting dalam mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi.
2) Variabel Kualitas Kehidupan Kerja (quality of work life)
Kualitas kehidupan kerja karyawan sangat penting diperhatikan oleh
pimpinan, karena secara langsung maupun tidak langsung akan memotivasi karyawan
untuk bekerja dengan baik. Kedudukan karyawan telah menjadi mitra strategis bagi
organisasi dan bukan hanya menjadi alat produksi semata.
3) Variabel Perilaku Ekstra Peran (organizational citizenship behavior)
Variabel ini sangat menarik untuk dikaji, karena perilaku karyawan tidak
semata inrole, namun juga bagaimana extra role, atau OCB ini dapat membantu
karyawan mewujudkan tanggung jawab perannya. Karena dengan OCB, karyawan
dapat saling membantu satu sama lain sehingga dapat menciptakan kondisi yang
mampu memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
Ketiga variabel di atas dapat dijelaskan dengan konsep sebagai berikut:
1. Definisi variabel kepemimpinan transformasional
Konsep kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini mengacu pada
teori yang dikembangkan oleh Bernard Bass, dimana kepemimpinan transformasional
diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati, karena mampu membentuk konsensus
bersama anggota grup dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kuesioner yang
dipakai adalah MLQ (Multifactor Leadership Questionnaire) yang dikembangkan
Ivancevich (1999). Kuesioner ini mengukur empat dimensi dari kepemimpinan
transformasional, yaitu idealized influence, inspirational motivation, intelectual
54
stimulation, dan individualized consideration. Masing-masing dimensi diberikan 5-7
pertanyaan dalam bentuk skala likert.
2. Definisi variabel kualitas kehidupan kerja (QWL)
Konsep kualitas kehidupan kerja pada penelitian ini merujuk pada teori Cascio
(2006), yaitu mengatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah sejumlah keadaan
dan praktek dari tujuan organisasi. Variabel QWL ini memiliki sembilan indikator
yang masing-masing indikator memuat 6-7 pertanyaan. Kuesioner tentang QWL ini
memiliki banyak versi, dan pada penelitian ini mengadopsi dari Quality of Worklife
Module-NIOSH, dan sebagian pertanyaan mengadaptasi dari penelitian Leo
Lingham.
3. Definisi variabel perilaku ekstra peran (OCB)
Konsep variabel perilaku ekstra peran atau OCB pada penelitian ini
didasarkan dari teori Organ, yang mengasumsikan bahwa perilaku ekstra peran dapat
mewakili sebuah bentuk kinerja yang lebih luas yang dapat dan berkaitan dengan tipe
kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui
lima (5) dimensi, yaitu altruism, civic virtue, constiusness, courtesy dan
sportmanship. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini mengadaptasi dari
penelitian Podsakoff et al (2000).
Mengapa pada penelitian ini mengaitkan ketiga variabel di atas adalah karena
manusia sebagai sumber daya berperan sangat penting di dalam kehidupan organisasi.
Setiap strategi yang dilaksanakan organisasi diharapkan akan membawa perubahan ke
arah yang baik. Peran aktif sumber daya manusia tersebut salah satunya sebagai
pemimpin organisasi. Pemimpin yang baik dapat bertindak cepat dalam mengambil
keputusan dan merumuskan kebijakan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup
suatu organisasi. Berbagai manusia dengan tipe kepemimpinan dapat ditemukan di
dalam organisasi, salah satunya adalah kepemimpinan transformasional.
Kepemimpinan ini bertindak sebagai motor penggerak organisasi. Kebutuhan dan
keinginan yang beragam dari karyawan perlu dicermati oleh pemimpin karena dapat
menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif, yang disebut dengan kualitas
kehidupan kerja (quality of work life).
55
Berbagai dimensi di dalam kualitas kehidupan kerja tersebut diharapkan akan
menghasilkan lingkungan kerja yang lebih manusiawi dan berupaya agar dapat
memenuhi kebutuhan karyawan yang lebih pokok. Bila karyawan merasa telah
terpenuhi segala kebutuhan pokoknya, maka akan tercipta lingkungan kerja yang
kondusif dan mereka akan merasa diberi penghargaan, tidak saja secara materi namun
juga immaterial.
Dengan konsep kualitas kehidupan kerja ini diharapkan karyawan akan
memiliki motivasi untuk lebih bekerja dengan baik. Tugas dan tanggungjawab yang
diberikan kepada karyawan akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Karyawan
memainkan peran yang berkontribusi kepada sesama karyawan. Kontribusi tersebut
seperti perilaku menolong sesama yang lain, kerelaan melakukan pekerjaan
tambahan, menjunjung prosedur dan aturan kerja tanpa menghiraukan permasalahan
pribadi. Perilaku ini disebut dengan perilaku ekstra peran. Identifikasi faktor-faktor
perilaku ekstra peran akan membantu pimpinan menerapkan gaya kepemimpinan di
dalam organisasi yang nantinya berkontribusi pada pencapaian visi dan misi
organisasi (Gambar 3).
56
Gambar 3. Konsep Kerangka Pemikiran konseptual
= Lingkup Penelitian Gambar 3 Kerangka pemikiran
3.2 Perumusan Hipotesa
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 1: Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan
transformasional terhadap perilaku ekstra peran (OCB)
Hipotesis 2: Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan
transformasional terhadap kualitas kehidupan kerja (QWL)
Hipotesis 3: Terdapat pengaruh yang signifikan kualitas kehidupan kerja
(QWL) terhadap perilaku ekstra peran (OCB).
Visi , Misi dan Tujuan UT
Strategi SDM
Kepemimpinan Transformasional
Kualitas kehidupan Kerja
Perilaku Ekstra Peran
Masukan Bagi Pimpinan UT
Visi , Misi dan Tujuan UT
Strategi SDM
Kepemimpinan Transformasional
Kualitas kehidupan Kerja
Perilaku Ekstra Peran
Masukan Bagi Pimpinan UT
57
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Universitas Terbuka, Jl. Cabe Raya Pondok
Cabe Tangerang. Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Pusat
khususnya staf Administrasi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan cara
sengaja karena UT merupakan salah satu universitas negeri yang melaksanakan
pendidikan jarak jauh dan terbuka dan beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.
Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai bulan Nopember 2011.
3.4. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini tampak pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis dan Sumber Data
No. Jenis Data Sumber Data
1. Primer Staf administrasi UT Pusat
2. Sekunder Literatur, Buku, Jurnal, Tesis, Disertasi serta data kepegawaian
dan SDM UT.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei dengan menggunakan
kuesioner. Bentuk kuesioner adalah kuesioner tertutup. Instrumen penelitian
menggunakan skala likert dari 1-5, pengukuran yang digunakan dengan memberikan
bobot tertentu pada setiap jawaban pernyataan. Likert digunakan untuk menganalisi
pengaruh penerapan kepemimpinan transformasional dan kualitas kehidupan kerja
terhadap perilaku ekstra peran karyawan dengan analisis regresi berganda. Variabel
yang ada terdiri dari variabel:
1. Variabel laten eksogen (ξ) adalah kepemimpinan transformasional, dan kualitas
kehidupan kerja (QWL), yang terdiri dari :
a. Indikator kepemimpinan transformasional (Robbins, 2001) terdiri dari:
58
KT.1 = Kharisma
KT.2 = Perhatian Individu
KT.3 = Memotivasi secara intelektual
KT.4 = Memberi aspirasi
b. Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life) (ξ1) adalah persepsi-persepsi
karyawan bahwa organisasi mengenal peranan sumber daya manusia dan
perbaikan produktivitas dan menghargai kekuatan tenaga kerja yang
mempunyai komitmen, terutama diarahkan pada sumber daya dan manajemen,
dimana karyawan dapat memberikan kontribusi ada perbaikan kinerja
maksimum. Usaha ini dinamakan quality of work life (Wibowo,2009). Indikator
QWL terdiri dari :
QWL.1 = Partisipasi karyawan
QWL.2 = Pengembangan Karir
QWL.3 = Komunikasi
QWL.4 = Keselamatan Kerja
QWL.5 = Kebanggaan
QWL.6 = Kompensasi yang Layak
QWL.7 = Keamanan Kerja
QWL.8 = Kesehatan Kerja
QWL.9 = Penyelesaian Konflik
2. Variabel laten endogen adalah perilaku ekstra peran (η). Perilaku ekstra peran atau
organizational citizenship behavior (OCB) adalah perilaku kerja karyawan yang
bekerja tidak hanya pada tugasnya (in-role) tetapi juga tidak berdasarkan pada
kontrak. Indikator OCB, yaitu :
OCB.1= Altruism
OCB.2= Civic virtue
OCB.3= Conscientiousness
OCB.4= Courtesy
OCB.5= Sportmanship
59
Jenis skala pengukuran yang digunakan pada kedua variabel yaitu, variabel
eksogen dan variabel endogen adalah skala ordinal. Skala pengukuran instrument
berupa kuesioner menggunakan skala Likert, yaitu pertanyaan tertutup yang
mengukur sikap dari keadaan yang negatif ke jenjang yang positif. Digunakan untuk
mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari variabel-variabel yang dianalisis
dalam penelitian ini, dengan 5 alternatif nomor untuk mengukur sikap responden.
Dalam penelitian ini penskoran atas kuesioner skala Likert yang digunakan
dalam merunjuk pada lima alternatif jawaban, sesuai Tabel 3. Instrumen penelitian
skala Likert dari 1 – 5, yang memuat dimensi kualitas kehidupan kerja meliputi:
sistem imbalan yang memadai, partisipasi dalam penyelesaian masalah,
restrukturisasi kerja, kondisi lingkungan kerja yang aman, keseimbangan kehidupan
kerja dan kehidupan pribadi, dan perilaku ekstra peran yang berintikan: altruism,
civic virtue, conscientiousness, courtesy, sportsmanship.
Tabel 3. Skor skala Likert
a. Sangat Tidak Setuju Nilai 1
b. Tidak Setuju Nilai 2
c. Netral Nilai 3
d. Setuju Nilai 4
e. Sangat Setuju Nilai 5
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian sosial. Cara penilaian terhadap
hasil jawaban kuesioner dengan skala likert dilakukan dengan rumus :
Setelah memperoleh rataan skor dari masing-masing pertanyaan, kemudian dihitung
skor rataan akhir dengan rumus :
60
Keterangan :
= Skor rataan pernyataan
= frekuensi yang memiliki pernyataan ke – i
n = jumlah responden
= skor rataan akhir
Wawancara dilakukan kepada karyawan-karyawan untuk mengetahui persepsi
mereka mengenai penerapan kepemimpinan transformasional dan kualitas kehidupan
kerja terhadap perilaku ekstra peran karyawan.. Wawancara yang dilakukan kepada
pimpinan, ditujukan untuk mengetahui tanggapan mengenai kinerja bawahannya yang
berkaitan dengan penerapan QWL dan perilaku ekstra perannya. Pengumpulan data
melalui studi pustaka akan dilakukan berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan
teori-teori yang sudah ada. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 220
responden.
3.6. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Data penelitian yang terkumpul dari observasi, kuesioner, wawancara, dan
studi literatur yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan
model persamaan struktural (Structural Equation Modeling – SEM) dengan
menggunakan Software SmartPLS (Partial Least Structural) dan bantuan SPSS
(Statistical Program for Social Sciences) 17.00. Untuk keperluan penolakan atau
penerimaan hipotesis, digunakan taraf signifikansi P < 0,05. SPSS digunakan untuk
menghitung validitas dan realibitas dari instrument penelitian yang digunakan. Data
kuisioner dalam bentuk skala ordinal dikonfersi ke dalam bentuk skala interval.
3.6.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan data
dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna.
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menabulasi hasil kuisioner secara manual,
61
bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas kehidupan kerja dan perilaku ekstra
peran karyawan berdasarkan karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin,
golongan dan lama waktu bekerja.
Analisis deskriptif mengGambarkan proporsi jawaban responden terhadap
berbagai pilihan jawaban yang mendeskripsikan tentang perilaku ekstra peran melalui
butir-butir peryataan yang tersedia dalam kuesioner.
3.6.2 Analisis SEM dengan PLS
Analisa pengaruh kepemimpinan transformasional dan kualitas kehidupan
kerja terhadap perilaku ekstra peran karyawan menggunakan model Structual
Equation Model (SEM) dengan PLS.
Terdapat beberapa alasan untuk menggunakan alat analisis PLS, antara lain:
1. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala
nominal sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama)
2. Dapat digunakan pada sample kecil. Minimal direkomendasikan sample > 30
telah dapat digunakan.
3. PLS selain digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga
digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel
laten.
4. PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indicator
refleksif dan formatif.
5. PLS mampu mengestimasi model yang besar dan komplek dengan ratusan
variabel laten dan ribuan indikator (Ghozali, 2006).
3.6.3 Model Spesifikasi dengan PLS
1) Inner Model (Inner relation, structural model dan substantive theory)
Inner Model atau disebut juga inner relation mengGambarkan hubungan
antar variabel laten berdasarkan pada teori. Model struktural dievaluasi dengan
melihat nilai R-Square untuk konstruk laten dependen, Stone Geisser Q-square
test untuk predictive relevance dan uji t, serta signifikansi dari koefisien
62
parameter jalur struktural. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk
menilai pengaruh variabel laten independen terhadap variabel laten dependen.
2) Outer Model (Outer Reletion atau Measurement Model)
Outer Model atau outer relation mendefinisikan bagaimana hubungan
antar variabel laten dengan indikator. Outer Model terdiri dari 2 (dua) macam
mode, yaitu mode reflective (mode A) dan mode formative (mode B). Mode
reflektif merupakan relasi dari peubah laten ke peubah indikator atau ”effect”.
Sedangkan mode formative merupakan relasi dari perubah indikator membentuk
peubah laten ”causal”.
Model pengukuran dengan indikator reflesi dievaluasi dengan Convergent
Validity dan Discriminant Validity dari indikatornya. Convergent Validity dari
model pengukuran dengan refleksif indikator dengan penilaian didasarkan pada
korelasi antara item score dengan construk score. Ukuran refleksif individual
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin
diukur. Namun demikian untuk penelitian awal dari pengembangan skala
pengukuran nilai loading 0,50 sampai dengan 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998
dalam Imam Ghozali, 2006).
Discriminat validity dari model pengukuran dengan indikator refleksif
dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi
konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya,
maka hal itu menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok
mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Cara lain adalah melihat
nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan
korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar
AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan
konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant
validity yang baik (Ghozali, 2006). Selain itu dievaluasi juga composite
reliability dari blok indikator. Composite reliabilty blok indikator yang
mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu
internal consistensy dan Cronbach’s Alpha.
63
3) Weight Relation, Inner dan Outer model memberikan spesifikasi yang diikuti
dalam estimasi algoritma PLS.
Ghozali (2006) mengutip pendapat dari Chin bahwa karena PLS tidak
mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik
parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan. Model evaluasi
PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non parametrik.
Metode SEM menggunakan dua macam komponen yaitu :
1. Variabel Laten
Variabel laten adalah variable kunci yang menjadi perhatian. Variabel laten tidak
dapat diobservasi, sehingga tidak dapat diukur secara langsung. Variabel laten
dibagi menjadi dua macam variabel yaitu variabel eksogen (ξ) dan variabel
endogen (η). Variabel eksogen adalah suatu variabel yang tidak dapat dipengaruhi
oleh variabel lain (atau disebut variabel independen didalam model regresi).
Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang dapat dipengaruhi variabel lain.
Pada penelitian ini, variabel eksogen adalah penerapan kepemimpinan
transformasional dan kualitas kehidupan kerja sedangkan variabel endogen adalah
perilaku ekstra peran.
2. Variabel teramati atau indikator. Merupakan variabel yang dapat diamati atau
dapat diukur secara empiris. Notasi matematik untuk variable teramati yang
merupakan ukuran dari variable eksogen (ξ) adalah X, sedangkan yang
merupakan efek dari variable laten endogen adalah Y. pada penelitian ini
indikator sebagai refleksi dari variabel laten. Indikator yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan refleksi dengan variabel laten dapat dilihat pada Tabel 4
dan Gambar 4 pada halaman berikutnya.
64
Tabel 4. Variabel dan Indikator Kepemimpinan Transformasional, Quality of Work Life (QWL), dan Perilaku Ekstra Peran.
Variabel Indikator Pengukuran Variabel eksogen Kepemimpinan Transformasional
X1 = Karisma X2 = Perhatian Individu X3 = Memotivasi secara intelektual X4 = Memberi aspirasi
Skala Likert 1 s/d 5 yang Merupakan pendapat Sangat Tidak Setuju (STS) Sampai dengan Sangat Setuju (SS) dari responden
Variabel eksogen Quality of Work Life (QWL)
X5 = Partisipasi karyawan X6 = Pengembangan karir X7 = Penyelesaian konflik X8 = Komunikasi X9 = kesehatan kerja X10 = Keselamatan Kerja X11 = Keamanan Kerja X12 = Kompensasi yang layak X13 = Kebanggaan
Skala Likert 1 s/d 5 yang Merupakan pendapat Sangat Tidak Setuju (STS) Sampai dengan Sangat Setuju (SS) dari responden
Variabel endogen Perilaku Ekstra peran
Y1= Altruism Y2= Civic virtue Y3= Conscientiousness Y4= Courtesy Y5= Sportmanship
Skala Likert 1 s/d 5 yang Merupakan pendapat Sangat Tidak Setuju (STS) Sampai dengan Sangat Setuju (SS) dari responden
Untuk menganalisis hubungan variabel dengan menggunakan software
SmartPLS. Langkah-langkah analisis SEM dengan PLS dapat dilihat pada Gambar 4
65
Gambar 4. Langkah-langkah Analisis PLS
Merancang Model Struktural (inner model)
Merancang Model Pengukuran (outer model)
Mengkonstruksi Diagram Jalur
Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan
Estimasi: Koef. Jalur, Loading dan Weight
Evaluasi Goodness of Fit
Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)
66
δ15δ14
δ16
δ17δ18
ζ2
Model dalam penelitian ini ditampilkan dalam Gambar 5 berikut.
δ4δ3 δ2 δ1
δ6 δ5
δ10 δ11 δ12
δ13
δ7
δ8
δ9 ζ1
γ1
β1
γ2
Gambar 5. Penerapan Kerangka Pemikiran Pada Model Persamaan Structural
67
Untuk persamaan model :
1. Outer model
Hubungan antara konstruk laten first order dengan Indikator
X1.1.1 = λX1.1.1 ξKarisma + εX1.1.1 s/d X1.1.7 = λX1.1.7 ξKarisma + εX1.1.7
X1.2.1 = λX1.2.1 ξPerhatian + εX1.2.1 s/d X1.2.4 = λX1.2.4 ξPerhatian + εX1.2.4
X1.3.1 = λX1.3.1 ξMI + εX1.3.1 s/d X1.3.5 = λX1.3.5 ξMI + εX1.3.5
X1.4.1 = λX1.4.1 ξInspirasi + εX1.4.1 s/d X1.4.3 = λX1.4.3 ξInspirasi + εX1.4.3
X2.1.1 = λX2.1.1 ξPartisipasi + εX2.1.1 s/d X2.1.5 = λX2.1.5 ξPartisipasi + εX2.1.5
X2.2.1 = λX2.2.1 ξP. Karir + εX2.2.1 s/d X2.2.5 = λX2.2.5 ξP. Karir + εX2.2.5
X2.3.1 = λX2.3.1 ξKomunikasi + εX2.3.1 s/d X2.3.4 = λX2.3.4 ξKomunikasi + εX2.3.4
X2.4.1 = λX2.4.1 ξKeselamatan + εX2.4.1 s/d X2.4.5 = λX2.4.5 ξKeselamatan + εX2.4.5
X2.5.1 = λX2.5.1 ξKebanggaan + εX2.5.1 s/d X2.5.5 = λX2.5.5 ξKebanggaan + εX2.5.5
X2.6.1 = λX2.6.1 ξKeamanan + εX2.6.1 s/d X2.6.3 = λX2.6.3 ξKeamanan + εX2.6.3
X2.7.1 = λX2.7.1 ξKompensasi + εX2.7.1 s/d X2.7.5 = λX2.7.5 ξKompensasi + εX2.7.5
X2.8.1 = λX2.8.1 ξKesehatan + εX2.8.1 s/d X2.8.4 = λX2.8.4 ξKesehatan + εX2.8.4
X2.9.1 = λX2.9.1 ξP. Konflik + εX2.9.1 s/d X2.9.4 = λX2.9.4 ξP. Konflik + εX2.9.4
Y1.1 = λY1.1 ξAtuisme + εY1.1 s/d Y1.5 = λY1.5 ξAtuisme + εY1.4
Y2.1 = λY2.1 ξAcivic virtue + εY2.1 s/d Y2.3 = λY2.3 ξAcivic virtue + εY2.3
Y3.1 = λY3.1 ξConsient + εY3.1 s/d Y3.5 = λY.3.5 ξConsient + εY3.5
Y4.1 = λY4.1 ξCortesy + εY4.1 s/d Y4.3 = λY4.3 ξCortesy + εY4.3
Y5.1 = λY5.1 ξspotnas + εY5.1 s/d Y5.3 = λY5.3 ξsportnas + εY5.3
68
1. Inner model :
a. Hubungan antara konstruk laten first order dengan konstruk laten second order
Karisma = γKarisma ξkepemimpinan + δ1
Pengembangan Karir = γPerhatian ξ kepemimpinan + δ2
MI = γMI ξ kepemimpinan + δ3
Inspirasi = γInspirasi ξ kepemimpinan + δ4
Partisipasi = γPartisipasi ξQWL + δ5
Pengembangan Karir = γP. Karir ξQWL + δ6
Komunikasi = γKomunikasi ξQWL + δ7
Keselamatan = γKeselamatan ξQWL + δ8
Kebanggaan = γKebanggaan ξQWL + δ9
Keamanan = γKeamanan ξQWL + δ10
Kompensasi = γKompensasi ξQWL + δ11
Kesehatan = γKesehatan ξQWL + δ12
Penyelesaian Konflik = γP. Konflik ξQWL + δ13
Atuisme = γ Atuisme ξOCB + δ14
Acivic virtue = γ Acivic virtue ξOCB + δ15
Consient = γ Consient ξOCB + δ16
Cortesy = γ Cortesy ξOCB + δ17
Sportnas = γ Sportnas ξOCB + δ18
b. Hubungan antar konstruk laten second order ηOCB = γkepemimpinan 1 ξkepemimpinan + ζ1 ηOCB = β1ηQWL + ζ2 ηOCB = γkepemimpinan 2 ξkepemimpinan + ζ2 ηOCB = β1ηQWL + γ kepemimpinan 2 ξkepemimpinan + ζ2
69
Keterangan ξ = Ksi, konstruk latent first order dan second order berupa konstruk
eksogen ηi = Eta, konstruk laten second order dimana i = 1 dan 2 λ = Lamnda (kecil), loading faktor konstruk latent berupa konstruk laten
first order, β1 = Beta (kecil), koefisien pengaruh kepuasan (variabel endogen 1)
terhadap OCB karyawan (variabel endogen 2) γi = Gamma (kecil), koefisien parameter antara konstruk laten second
order ke konstruk laten first order dan koefisien parameter antar konstruk laten second order
ζ i = Zeta (kecil), galat model pada konstruk laten second order endogen dimana i = 1 dan 2
δ = Delta (kecil), galat model pada konstruk laten first order e = Error, galat pengukuran (indikator) pada konstruk laten first order