bab iii metodologi penelitian - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. perilaku yang...

17
53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu: 1) Variabel Kepemimpinan transformasional. Variabel ini dipilih karena Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi. 2) Variabel Kualitas Kehidupan Kerja (quality of work life) Kualitas kehidupan kerja karyawan sangat penting diperhatikan oleh pimpinan, karena secara langsung maupun tidak langsung akan memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik. Kedudukan karyawan telah menjadi mitra strategis bagi organisasi dan bukan hanya menjadi alat produksi semata. 3) Variabel Perilaku Ekstra Peran (organizational citizenship behavior) Variabel ini sangat menarik untuk dikaji, karena perilaku karyawan tidak semata inrole, namun juga bagaimana extra role, atau OCB ini dapat membantu karyawan mewujudkan tanggung jawab perannya. Karena dengan OCB, karyawan dapat saling membantu satu sama lain sehingga dapat menciptakan kondisi yang mampu memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi. Ketiga variabel di atas dapat dijelaskan dengan konsep sebagai berikut: 1. Definisi variabel kepemimpinan transformasional Konsep kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikembangkan oleh Bernard Bass, dimana kepemimpinan transformasional diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati, karena mampu membentuk konsensus bersama anggota grup dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kuesioner yang dipakai adalah MLQ (Multifactor Leadership Questionnaire) yang dikembangkan Ivancevich (1999). Kuesioner ini mengukur empat dimensi dari kepemimpinan transformasional, yaitu idealized influence, inspirational motivation, intelectual

Upload: truongnhan

Post on 25-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

53  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu:

1) Variabel Kepemimpinan transformasional.

Variabel ini dipilih karena Kepemimpinan merupakan salah satu elemen

penting dalam mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi.

2) Variabel Kualitas Kehidupan Kerja (quality of work life)

Kualitas kehidupan kerja karyawan sangat penting diperhatikan oleh

pimpinan, karena secara langsung maupun tidak langsung akan memotivasi karyawan

untuk bekerja dengan baik. Kedudukan karyawan telah menjadi mitra strategis bagi

organisasi dan bukan hanya menjadi alat produksi semata.

3) Variabel Perilaku Ekstra Peran (organizational citizenship behavior)

Variabel ini sangat menarik untuk dikaji, karena perilaku karyawan tidak

semata inrole, namun juga bagaimana extra role, atau OCB ini dapat membantu

karyawan mewujudkan tanggung jawab perannya. Karena dengan OCB, karyawan

dapat saling membantu satu sama lain sehingga dapat menciptakan kondisi yang

mampu memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.

Ketiga variabel di atas dapat dijelaskan dengan konsep sebagai berikut:

1. Definisi variabel kepemimpinan transformasional

Konsep kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini mengacu pada

teori yang dikembangkan oleh Bernard Bass, dimana kepemimpinan transformasional

diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati, karena mampu membentuk konsensus

bersama anggota grup dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kuesioner yang

dipakai adalah MLQ (Multifactor Leadership Questionnaire) yang dikembangkan

Ivancevich (1999). Kuesioner ini mengukur empat dimensi dari kepemimpinan

transformasional, yaitu idealized influence, inspirational motivation, intelectual

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

54  

stimulation, dan individualized consideration. Masing-masing dimensi diberikan 5-7

pertanyaan dalam bentuk skala likert.

2. Definisi variabel kualitas kehidupan kerja (QWL)

Konsep kualitas kehidupan kerja pada penelitian ini merujuk pada teori Cascio

(2006), yaitu mengatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah sejumlah keadaan

dan praktek dari tujuan organisasi. Variabel QWL ini memiliki sembilan indikator

yang masing-masing indikator memuat 6-7 pertanyaan. Kuesioner tentang QWL ini

memiliki banyak versi, dan pada penelitian ini mengadopsi dari Quality of Worklife

Module-NIOSH, dan sebagian pertanyaan mengadaptasi dari penelitian Leo

Lingham.

3. Definisi variabel perilaku ekstra peran (OCB)

Konsep variabel perilaku ekstra peran atau OCB pada penelitian ini

didasarkan dari teori Organ, yang mengasumsikan bahwa perilaku ekstra peran dapat

mewakili sebuah bentuk kinerja yang lebih luas yang dapat dan berkaitan dengan tipe

kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui

lima (5) dimensi, yaitu altruism, civic virtue, constiusness, courtesy dan

sportmanship. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini mengadaptasi dari

penelitian Podsakoff et al (2000).

Mengapa pada penelitian ini mengaitkan ketiga variabel di atas adalah karena

manusia sebagai sumber daya berperan sangat penting di dalam kehidupan organisasi.

Setiap strategi yang dilaksanakan organisasi diharapkan akan membawa perubahan ke

arah yang baik. Peran aktif sumber daya manusia tersebut salah satunya sebagai

pemimpin organisasi. Pemimpin yang baik dapat bertindak cepat dalam mengambil

keputusan dan merumuskan kebijakan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup

suatu organisasi. Berbagai manusia dengan tipe kepemimpinan dapat ditemukan di

dalam organisasi, salah satunya adalah kepemimpinan transformasional.

Kepemimpinan ini bertindak sebagai motor penggerak organisasi. Kebutuhan dan

keinginan yang beragam dari karyawan perlu dicermati oleh pemimpin karena dapat

menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif, yang disebut dengan kualitas

kehidupan kerja (quality of work life).

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

55  

Berbagai dimensi di dalam kualitas kehidupan kerja tersebut diharapkan akan

menghasilkan lingkungan kerja yang lebih manusiawi dan berupaya agar dapat

memenuhi kebutuhan karyawan yang lebih pokok. Bila karyawan merasa telah

terpenuhi segala kebutuhan pokoknya, maka akan tercipta lingkungan kerja yang

kondusif dan mereka akan merasa diberi penghargaan, tidak saja secara materi namun

juga immaterial.

Dengan konsep kualitas kehidupan kerja ini diharapkan karyawan akan

memiliki motivasi untuk lebih bekerja dengan baik. Tugas dan tanggungjawab yang

diberikan kepada karyawan akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Karyawan

memainkan peran yang berkontribusi kepada sesama karyawan. Kontribusi tersebut

seperti perilaku menolong sesama yang lain, kerelaan melakukan pekerjaan

tambahan, menjunjung prosedur dan aturan kerja tanpa menghiraukan permasalahan

pribadi. Perilaku ini disebut dengan perilaku ekstra peran. Identifikasi faktor-faktor

perilaku ekstra peran akan membantu pimpinan menerapkan gaya kepemimpinan di

dalam organisasi yang nantinya berkontribusi pada pencapaian visi dan misi

organisasi (Gambar 3).

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

56  

Gambar 3. Konsep Kerangka Pemikiran konseptual

= Lingkup Penelitian Gambar 3 Kerangka pemikiran

3.2 Perumusan Hipotesa

Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis 1: Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan

transformasional terhadap perilaku ekstra peran (OCB)

Hipotesis 2: Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan

transformasional terhadap kualitas kehidupan kerja (QWL)

Hipotesis 3: Terdapat pengaruh yang signifikan kualitas kehidupan kerja

(QWL) terhadap perilaku ekstra peran (OCB).

Visi , Misi dan Tujuan UT

Strategi SDM

Kepemimpinan Transformasional

Kualitas kehidupan Kerja

Perilaku Ekstra Peran

Masukan Bagi Pimpinan UT

Visi , Misi dan Tujuan UT

Strategi SDM

Kepemimpinan Transformasional

Kualitas kehidupan Kerja

Perilaku Ekstra Peran

Masukan Bagi Pimpinan UT

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

57  

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Universitas Terbuka, Jl. Cabe Raya Pondok

Cabe Tangerang. Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Pusat

khususnya staf Administrasi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan cara

sengaja karena UT merupakan salah satu universitas negeri yang melaksanakan

pendidikan jarak jauh dan terbuka dan beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai bulan Nopember 2011.

3.4. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini tampak pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis dan Sumber Data

No. Jenis Data Sumber Data

1. Primer Staf administrasi UT Pusat

2. Sekunder Literatur, Buku, Jurnal, Tesis, Disertasi serta data kepegawaian

dan SDM UT.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei dengan menggunakan

kuesioner. Bentuk kuesioner adalah kuesioner tertutup. Instrumen penelitian

menggunakan skala likert dari 1-5, pengukuran yang digunakan dengan memberikan

bobot tertentu pada setiap jawaban pernyataan. Likert digunakan untuk menganalisi

pengaruh penerapan kepemimpinan transformasional dan kualitas kehidupan kerja

terhadap perilaku ekstra peran karyawan dengan analisis regresi berganda. Variabel

yang ada terdiri dari variabel:

1. Variabel laten eksogen (ξ) adalah kepemimpinan transformasional, dan kualitas

kehidupan kerja (QWL), yang terdiri dari :

a. Indikator kepemimpinan transformasional (Robbins, 2001) terdiri dari:

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

58  

KT.1 = Kharisma

KT.2 = Perhatian Individu

KT.3 = Memotivasi secara intelektual

KT.4 = Memberi aspirasi

b. Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life) (ξ1) adalah persepsi-persepsi

karyawan bahwa organisasi mengenal peranan sumber daya manusia dan

perbaikan produktivitas dan menghargai kekuatan tenaga kerja yang

mempunyai komitmen, terutama diarahkan pada sumber daya dan manajemen,

dimana karyawan dapat memberikan kontribusi ada perbaikan kinerja

maksimum. Usaha ini dinamakan quality of work life (Wibowo,2009). Indikator

QWL terdiri dari :

QWL.1 = Partisipasi karyawan

QWL.2 = Pengembangan Karir

QWL.3 = Komunikasi

QWL.4 = Keselamatan Kerja

QWL.5 = Kebanggaan

QWL.6 = Kompensasi yang Layak

QWL.7 = Keamanan Kerja

QWL.8 = Kesehatan Kerja

QWL.9 = Penyelesaian Konflik

2. Variabel laten endogen adalah perilaku ekstra peran (η). Perilaku ekstra peran atau

organizational citizenship behavior (OCB) adalah perilaku kerja karyawan yang

bekerja tidak hanya pada tugasnya (in-role) tetapi juga tidak berdasarkan pada

kontrak. Indikator OCB, yaitu :

OCB.1= Altruism

OCB.2= Civic virtue

OCB.3= Conscientiousness

OCB.4= Courtesy

OCB.5= Sportmanship

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

59  

Jenis skala pengukuran yang digunakan pada kedua variabel yaitu, variabel

eksogen dan variabel endogen adalah skala ordinal. Skala pengukuran instrument

berupa kuesioner menggunakan skala Likert, yaitu pertanyaan tertutup yang

mengukur sikap dari keadaan yang negatif ke jenjang yang positif. Digunakan untuk

mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari variabel-variabel yang dianalisis

dalam penelitian ini, dengan 5 alternatif nomor untuk mengukur sikap responden.

Dalam penelitian ini penskoran atas kuesioner skala Likert yang digunakan

dalam merunjuk pada lima alternatif jawaban, sesuai Tabel 3. Instrumen penelitian

skala Likert dari 1 – 5, yang memuat dimensi kualitas kehidupan kerja meliputi:

sistem imbalan yang memadai, partisipasi dalam penyelesaian masalah,

restrukturisasi kerja, kondisi lingkungan kerja yang aman, keseimbangan kehidupan

kerja dan kehidupan pribadi, dan perilaku ekstra peran yang berintikan: altruism,

civic virtue, conscientiousness, courtesy, sportsmanship.

Tabel 3. Skor skala Likert

a. Sangat Tidak Setuju Nilai 1

b. Tidak Setuju Nilai 2

c. Netral Nilai 3

d. Setuju Nilai 4

e. Sangat Setuju Nilai 5

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian sosial. Cara penilaian terhadap

hasil jawaban kuesioner dengan skala likert dilakukan dengan rumus :

Setelah memperoleh rataan skor dari masing-masing pertanyaan, kemudian dihitung

skor rataan akhir dengan rumus :

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

60  

Keterangan :

= Skor rataan pernyataan

= frekuensi yang memiliki pernyataan ke – i

n = jumlah responden

= skor rataan akhir

Wawancara dilakukan kepada karyawan-karyawan untuk mengetahui persepsi

mereka mengenai penerapan kepemimpinan transformasional dan kualitas kehidupan

kerja terhadap perilaku ekstra peran karyawan.. Wawancara yang dilakukan kepada

pimpinan, ditujukan untuk mengetahui tanggapan mengenai kinerja bawahannya yang

berkaitan dengan penerapan QWL dan perilaku ekstra perannya. Pengumpulan data

melalui studi pustaka akan dilakukan berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan

teori-teori yang sudah ada. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 220

responden.

3.6. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Data penelitian yang terkumpul dari observasi, kuesioner, wawancara, dan

studi literatur yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan

model persamaan struktural (Structural Equation Modeling – SEM) dengan

menggunakan Software SmartPLS (Partial Least Structural) dan bantuan SPSS

(Statistical Program for Social Sciences) 17.00. Untuk keperluan penolakan atau

penerimaan hipotesis, digunakan taraf signifikansi P < 0,05. SPSS digunakan untuk

menghitung validitas dan realibitas dari instrument penelitian yang digunakan. Data

kuisioner dalam bentuk skala ordinal dikonfersi ke dalam bentuk skala interval.

3.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan data

dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna.

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menabulasi hasil kuisioner secara manual,

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

61  

bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas kehidupan kerja dan perilaku ekstra

peran karyawan berdasarkan karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin,

golongan dan lama waktu bekerja.

Analisis deskriptif mengGambarkan proporsi jawaban responden terhadap

berbagai pilihan jawaban yang mendeskripsikan tentang perilaku ekstra peran melalui

butir-butir peryataan yang tersedia dalam kuesioner.

3.6.2 Analisis SEM dengan PLS

Analisa pengaruh kepemimpinan transformasional dan kualitas kehidupan

kerja terhadap perilaku ekstra peran karyawan menggunakan model Structual

Equation Model (SEM) dengan PLS.

Terdapat beberapa alasan untuk menggunakan alat analisis PLS, antara lain:

1. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala

nominal sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama)

2. Dapat digunakan pada sample kecil. Minimal direkomendasikan sample > 30

telah dapat digunakan.

3. PLS selain digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga

digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel

laten.

4. PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indicator

refleksif dan formatif.

5. PLS mampu mengestimasi model yang besar dan komplek dengan ratusan

variabel laten dan ribuan indikator (Ghozali, 2006).

3.6.3 Model Spesifikasi dengan PLS

1) Inner Model (Inner relation, structural model dan substantive theory)

Inner Model atau disebut juga inner relation mengGambarkan hubungan

antar variabel laten berdasarkan pada teori. Model struktural dievaluasi dengan

melihat nilai R-Square untuk konstruk laten dependen, Stone Geisser Q-square

test untuk predictive relevance dan uji t, serta signifikansi dari koefisien

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

62  

parameter jalur struktural. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk

menilai pengaruh variabel laten independen terhadap variabel laten dependen.

2) Outer Model (Outer Reletion atau Measurement Model)

Outer Model atau outer relation mendefinisikan bagaimana hubungan

antar variabel laten dengan indikator. Outer Model terdiri dari 2 (dua) macam

mode, yaitu mode reflective (mode A) dan mode formative (mode B). Mode

reflektif merupakan relasi dari peubah laten ke peubah indikator atau ”effect”.

Sedangkan mode formative merupakan relasi dari perubah indikator membentuk

peubah laten ”causal”.

Model pengukuran dengan indikator reflesi dievaluasi dengan Convergent

Validity dan Discriminant Validity dari indikatornya. Convergent Validity dari

model pengukuran dengan refleksif indikator dengan penilaian didasarkan pada

korelasi antara item score dengan construk score. Ukuran refleksif individual

dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin

diukur. Namun demikian untuk penelitian awal dari pengembangan skala

pengukuran nilai loading 0,50 sampai dengan 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998

dalam Imam Ghozali, 2006).

Discriminat validity dari model pengukuran dengan indikator refleksif

dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi

konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya,

maka hal itu menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok

mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Cara lain adalah melihat

nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar

AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan

konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant

validity yang baik (Ghozali, 2006). Selain itu dievaluasi juga composite

reliability dari blok indikator. Composite reliabilty blok indikator yang

mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu

internal consistensy dan Cronbach’s Alpha.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

63  

3) Weight Relation, Inner dan Outer model memberikan spesifikasi yang diikuti

dalam estimasi algoritma PLS.

Ghozali (2006) mengutip pendapat dari Chin bahwa karena PLS tidak

mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik

parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan. Model evaluasi

PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non parametrik.

Metode SEM menggunakan dua macam komponen yaitu :

1. Variabel Laten

Variabel laten adalah variable kunci yang menjadi perhatian. Variabel laten tidak

dapat diobservasi, sehingga tidak dapat diukur secara langsung. Variabel laten

dibagi menjadi dua macam variabel yaitu variabel eksogen (ξ) dan variabel

endogen (η). Variabel eksogen adalah suatu variabel yang tidak dapat dipengaruhi

oleh variabel lain (atau disebut variabel independen didalam model regresi).

Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang dapat dipengaruhi variabel lain.

Pada penelitian ini, variabel eksogen adalah penerapan kepemimpinan

transformasional dan kualitas kehidupan kerja sedangkan variabel endogen adalah

perilaku ekstra peran.

2. Variabel teramati atau indikator. Merupakan variabel yang dapat diamati atau

dapat diukur secara empiris. Notasi matematik untuk variable teramati yang

merupakan ukuran dari variable eksogen (ξ) adalah X, sedangkan yang

merupakan efek dari variable laten endogen adalah Y. pada penelitian ini

indikator sebagai refleksi dari variabel laten. Indikator yang digunakan untuk

menjelaskan hubungan refleksi dengan variabel laten dapat dilihat pada Tabel 4

dan Gambar 4 pada halaman berikutnya.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

64  

Tabel 4. Variabel dan Indikator Kepemimpinan Transformasional, Quality of Work Life (QWL), dan Perilaku Ekstra Peran.

Variabel Indikator Pengukuran Variabel eksogen Kepemimpinan Transformasional

X1 = Karisma X2 = Perhatian Individu X3 = Memotivasi secara intelektual X4 = Memberi aspirasi

Skala Likert 1 s/d 5 yang Merupakan pendapat Sangat Tidak Setuju (STS) Sampai dengan Sangat Setuju (SS) dari responden

Variabel eksogen Quality of Work Life (QWL)

X5 = Partisipasi karyawan X6 = Pengembangan karir X7 = Penyelesaian konflik X8 = Komunikasi X9 = kesehatan kerja X10 = Keselamatan Kerja X11 = Keamanan Kerja X12 = Kompensasi yang layak X13 = Kebanggaan

Skala Likert 1 s/d 5 yang Merupakan pendapat Sangat Tidak Setuju (STS) Sampai dengan Sangat Setuju (SS) dari responden

Variabel endogen Perilaku Ekstra peran

Y1= Altruism Y2= Civic virtue Y3= Conscientiousness Y4= Courtesy Y5= Sportmanship

Skala Likert 1 s/d 5 yang Merupakan pendapat Sangat Tidak Setuju (STS) Sampai dengan Sangat Setuju (SS) dari responden

Untuk menganalisis hubungan variabel dengan menggunakan software

SmartPLS. Langkah-langkah analisis SEM dengan PLS dapat dilihat pada Gambar 4

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

65  

Gambar 4. Langkah-langkah Analisis PLS

Merancang Model Struktural (inner model)

Merancang Model Pengukuran (outer model)

Mengkonstruksi Diagram Jalur

Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan

Estimasi: Koef. Jalur, Loading dan Weight

Evaluasi Goodness of Fit

Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

66  

δ15δ14

δ16

δ17δ18

ζ2

Model dalam penelitian ini ditampilkan dalam Gambar 5 berikut.

δ4δ3 δ2 δ1

δ6 δ5

δ10 δ11 δ12

δ13

δ7

δ8

δ9 ζ1

γ1

β1 

γ2

Gambar 5. Penerapan Kerangka Pemikiran Pada Model Persamaan Structural

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

67  

Untuk persamaan model :

1. Outer model

Hubungan antara konstruk laten first order dengan Indikator

X1.1.1 = λX1.1.1 ξKarisma + εX1.1.1  s/d X1.1.7 = λX1.1.7 ξKarisma + εX1.1.7

X1.2.1 = λX1.2.1 ξPerhatian + εX1.2.1  s/d  X1.2.4 = λX1.2.4 ξPerhatian + εX1.2.4

X1.3.1 = λX1.3.1 ξMI + εX1.3.1  s/d  X1.3.5 = λX1.3.5 ξMI + εX1.3.5

X1.4.1 = λX1.4.1 ξInspirasi + εX1.4.1  s/d  X1.4.3 = λX1.4.3 ξInspirasi + εX1.4.3

X2.1.1 = λX2.1.1 ξPartisipasi + εX2.1.1  s/d X2.1.5 = λX2.1.5 ξPartisipasi + εX2.1.5

X2.2.1 = λX2.2.1 ξP. Karir + εX2.2.1  s/d  X2.2.5 = λX2.2.5 ξP. Karir + εX2.2.5

X2.3.1 = λX2.3.1 ξKomunikasi + εX2.3.1  s/d  X2.3.4 = λX2.3.4 ξKomunikasi + εX2.3.4

X2.4.1 = λX2.4.1 ξKeselamatan + εX2.4.1  s/d  X2.4.5 = λX2.4.5 ξKeselamatan + εX2.4.5

X2.5.1 = λX2.5.1 ξKebanggaan + εX2.5.1  s/d  X2.5.5 = λX2.5.5 ξKebanggaan + εX2.5.5

X2.6.1 = λX2.6.1 ξKeamanan + εX2.6.1  s/d  X2.6.3 = λX2.6.3 ξKeamanan + εX2.6.3

X2.7.1 = λX2.7.1 ξKompensasi + εX2.7.1  s/d  X2.7.5 = λX2.7.5 ξKompensasi + εX2.7.5

X2.8.1 = λX2.8.1 ξKesehatan + εX2.8.1  s/d  X2.8.4 = λX2.8.4 ξKesehatan + εX2.8.4

X2.9.1 = λX2.9.1 ξP. Konflik + εX2.9.1  s/d  X2.9.4 = λX2.9.4 ξP. Konflik + εX2.9.4

Y1.1 = λY1.1 ξAtuisme + εY1.1  s/d  Y1.5 = λY1.5 ξAtuisme + εY1.4

Y2.1 = λY2.1 ξAcivic virtue + εY2.1 s/d  Y2.3 = λY2.3 ξAcivic virtue + εY2.3

Y3.1 = λY3.1 ξConsient + εY3.1 s/d  Y3.5 = λY.3.5 ξConsient + εY3.5

Y4.1 = λY4.1 ξCortesy + εY4.1 s/d  Y4.3 = λY4.3 ξCortesy + εY4.3

Y5.1 = λY5.1 ξspotnas + εY5.1 s/d  Y5.3 = λY5.3 ξsportnas + εY5.3

 

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

68  

1. Inner model :

a. Hubungan antara konstruk laten first order dengan konstruk laten second order

Karisma = γKarisma ξkepemimpinan + δ1

Pengembangan Karir = γPerhatian ξ kepemimpinan + δ2

MI = γMI ξ kepemimpinan + δ3

Inspirasi = γInspirasi ξ kepemimpinan + δ4

Partisipasi = γPartisipasi ξQWL + δ5

Pengembangan Karir = γP. Karir ξQWL + δ6

Komunikasi = γKomunikasi ξQWL + δ7

Keselamatan = γKeselamatan ξQWL + δ8

Kebanggaan = γKebanggaan ξQWL + δ9

Keamanan = γKeamanan ξQWL + δ10

Kompensasi = γKompensasi ξQWL + δ11

Kesehatan = γKesehatan ξQWL + δ12

Penyelesaian Konflik = γP. Konflik ξQWL + δ13

Atuisme = γ Atuisme ξOCB + δ14

Acivic virtue = γ Acivic virtue ξOCB + δ15

Consient = γ Consient ξOCB + δ16

Cortesy = γ Cortesy ξOCB + δ17

Sportnas = γ Sportnas ξOCB + δ18

b. Hubungan antar konstruk laten second order ηOCB = γkepemimpinan 1 ξkepemimpinan + ζ1 ηOCB = β1ηQWL + ζ2 ηOCB = γkepemimpinan 2 ξkepemimpinan + ζ2 ηOCB = β1ηQWL + γ kepemimpinan 2 ξkepemimpinan + ζ2

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui ... terhadap perilaku ekstra peran (OCB). Visi

69  

Keterangan ξ = Ksi, konstruk latent first order dan second order berupa konstruk

eksogen ηi = Eta, konstruk laten second order dimana i = 1 dan 2 λ = Lamnda (kecil), loading faktor konstruk latent berupa konstruk laten

first order, β1 = Beta (kecil), koefisien pengaruh kepuasan (variabel endogen 1)

terhadap OCB karyawan (variabel endogen 2) γi = Gamma (kecil), koefisien parameter antara konstruk laten second

order ke konstruk laten first order dan koefisien parameter antar konstruk laten second order

ζ i = Zeta (kecil), galat model pada konstruk laten second order endogen dimana i = 1 dan 2

δ = Delta (kecil), galat model pada konstruk laten first order e = Error, galat pengukuran (indikator) pada konstruk laten first order