bab iii metodologi penelitian -...
TRANSCRIPT
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1.1. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan ini adalah penelitian tindakan
kelas/ Classroom action research (CAR). “Penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas.”1 Penelitian ini terdiri dari dua siklus .Setiap
siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Adapun siklus tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut
Gambar 3.1. Siklus Penelitian
1 Aqib,Zainal.(2006).Penelitian Tindakan Kelas.Bandung. hal
13.
Kondisi awal Siklus I
Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi Kondisi akhir
32
1.2. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di
SMK Pelita Salatiga yang terletak di Jalan Hasanudin
Gg. Mangga RT.02/RW.06 Ngawen, Kelurahan
Mangunsari, Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
2. Waktu Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada
semester dua tahun ajaran 2012/2013, yaitu bulan
Februari sampai dengan Mei 2013. Penelitian ini
dilakukan dengan rencana jadwal sebagai berikut.
Tabel 3.2.1. Jadwal Penelitian di Kelas X-B Program Keahlian
Akomodasi Perhotelan Semester II Tahun Ajaran 2012/2013
SMK Pelita Salatiga
SIKLUS I
Pertemuan
ke
Hari Tanggal Jam
ke- Keterangan
1 Senin 1 April 2013
1-2 X-B
33
2 Selasa 2 April 2013
1-2 X-B
SIKLUS II
Pertemuan
ke
Hari Tanggal Jam
ke- Keterangan
1
Senin 8 April 2013 1-2 X-B
2
Selasa 9 April 2013 1-2 X-B
1.3. Subyek Penelitian dan Kondisi Awal
1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-B program
keahlian akomodasi perhotelan semester II tahun
ajaran 2012/2013 di SMK Pelita Salatiga. Kelas X-B
terdiri dari tiga puluh siswa yang didominasi siswa
laki-laki yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda.
2. Observasi kondisi awal yang dilakukan di kelas kelas
X-B program keahlian akomodasi perhotelan ini,
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
34
kondisi siswa dalam proses pembelajaran. Hasil
observasi awal menunjukkan bahwa guru dalam
mengajar mata pelajaran kewirausahaan masih
menggunakan metode ceramah bervariasi. Siswa
masih bergantung pada penjelasan dari guru. Data
nilai ulangan harian kompetensi dasar menunjukkan
sikap pantang menyerah dan ulet yang diperoleh siswa
menunjukkan bahwa masih banyak yang belum
mencapai KKM yang ditentukan yaitu tujuh belas
siswa (56,67%).
1.4. Siklus Penelitian
Terdapat dua siklus pada penelitian tindakan kelas ini,
yang tujuannya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
kelas X-B program keahlian akomodasi perhotelan di SMK Pelita
Salatiga dalam mengikuti pelajaran Kewirausahaan melalui
metode kooperatif tipe jigsaw.Setiap siklus terdapat empat
langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
35
1.5. Prosedur Penelitian
Siklus I
A. Perencanaan
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai dengan kompetensi yang dicapai.
2. Membuat lembar observasi yang terdiri dari :
a. Lembar observasi kesiapan siswa dalam
menerima pelajaran.
b. Lembar observasi proses pembelajaran
terhadap guru dengan model jigsaw.
c. Lembar observasi proses pembelajaran
terhadap siswa dengan model jigsaw.
d. Lembar angket motivasi siswa.
e. Angket tanggapan siswa terhadap
pembelajaran jigsaw.
f. Berita acara penelitian di setiap siklusnya.
3. Membuat pembagian kelompok ahli dan kelompok
asal.
4. Menyiapkan lembar kerja yang terdiri dari :
36
a. Soal diskusi Kelompok Siklus I
b. Kunci jawaban diskusi kelompok siklus I
c. Evaluasi individu siklus I
d. Kunci jawaban evaluasi individu siklus I
B. Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan sesuai RPP siklus I dengan model pembelajaran
tipe Jigsaw.
a. Guru menyampaikan tujuan dan menjelaskan langkah –
langkah pembelajaran tipe jigsaw.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara
heterogen untuk anggota kelompok ahli dan kelompok
asal.
c. Guru memberikan materi serta mengarahkan kelompok
saat diskusi. Tiap anggota kelompok dituntut untuk
menguasai materi pada saat di kelompok ahli.
37
d. Guru mengarahkan siswa untuk kembali ke kelompok
asal kemudian menyampaikan materi diskusi yang telah
didiskusikan oleh kelompok ahli.
e. Guru memberikan kesimpulan dan evaluasi individu.
f. Siswa mengerjakan soal evaluasi individu.
C. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati situasi proses
pembelajaran, apakah kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan
skenario dalam RPP dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pelajaran. Selain itu, observasi bertujuan untuk mengetahui
kekurangan serta hambatan yang terjadi selama proses
pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw. Pengamatan juga dilakukan pada guru, agar dapat
diketahui apakah guru telah mengajar sesuai dengan skenario
dalam RPP.Peneliti menggunakan tiga observer yaitu peneliti
sendiri, mahasiswi uksw bernama Defiana Sedes dan Bapak
Istiyanto, S.Pd. yang merupakan guru Kewirausahaan SMK Pelita
Salatiga.
38
D. Refleksi
Tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil pengamatan
dan hasil tes yang diberikan pada siswa.Apabila pada siklus I
tujuan pembelajaran belum tercapai maka perlu adanya perbaikan
pada siklus II.
Siklus II
Sama seperti pada siklus I, Siklus II pun terdiri dari
Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi.
A. Perencanaan
Peneliti melakukan persiapan untuk memperbaiki refleksi
siklus I, berdasarkan informasi dari siklus I. Refleksi siklus I
merupakan data yang digunakan untuk membuat perencanaan
siklus II. Yang di persiapkan di siklus II Adalah :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Menyiapkan lembar kerja yang terdiri dari :
Tugas diskusi kelompok Siklus II
Kunci jawaban tugas diskusi kelompok siklus II
Soal Evaluasi individu siklus II
39
Kunci jawaban evaluasi individu siklus II
B. Tindakan
Seperti pada tahap pelaksanaan siklus I, guru
menyampaikan kembali tujuan, garis besar materi, menjelaskan
langkah – langkah model pembelajaran tipe jigsaw, dan
membagikan soal. Guru juga membimbing siswa dalam
pembelajaran.
C. Observasi
Sama seperti siklus I, peneliti mengamati apakah
pembelajaran sudah sesuai dengan skenario RPP atau belum.
D. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus
II.Dalam tahap refleksi siklus II ini, peneliti merekap lembar
observasi.Jika tujuan dalam pembelajaran mengalami
peningkatan yang signifikan maka penelitian dianggap berhasil.
1.6. Sumber Data
Sumber data pada PTK ini adalah :
40
1. Siswa, yaitu mendapatkan data mengenai motivasi
yang berdampak pada hasil belajar dalam proses
belajar mengajar.
2. Guru, yaitu untuk melihat tingkat keberhasilan
pembelajaran dengan menggunakan tipe jigsaw
dalam hal motivasi dan hasil belajar siswa dalam
proses belajar mengajar.
1.7. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan beberapa tehnik yaitu :
a. Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data hasil
belajar siswa, yang artinya sebagi alat ukur belajar.Tes
dilakukan pada akhir pertemuan.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data
untuk mengetahui kesiapan guru maupun siswa dalam
mengikuti pelajaran.Dan apakah pembelajaran sudah
sesuai dengan skenario atau belum.
41
c. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan
siswa terhadap metode kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran.
d. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto untuk memberikan
gambaran secara lebih nyata mengenai kegiatan kelompok
dan suasana kelas.
1.8. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam pelitian ini
menggunakan dua jenis yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif.
1. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif,
dengan mencari presentase keberhasilan belajar.
a. Data hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Nilai = ∑
x 100%
42
b. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa
dihitung dengan menggunakan rumus :
% Pencapaian = ∑
x 100 %
c. Hasil observasi kesiapan siswa dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
% Kesiapan = ∑
∑ x 100 %
d. Menghitung keberhasilan kelas yaitu :
% Ketuntasan Belajar Siswa = ∑
∑ x 100 %
e. Data hasil observasi motivasi belajar siswa melalui
angket :
Berdasarkan ketertarikan dari siswa dengan skor 1=
tidak pernah, skor 2 = jarang, skor 3 = sering ,dan
skor 4 = Selalu. Skor terendah 10 dan skor tertinggi
40. Untuk skala 10-16 dikategorikan tidak
termotivasi, skala 17-24 dikategorikan kurang
termotivasi, skala 25-32 dikategorikan termotivasi,
dan skala 33- 40 dikategorikan sangat termotivasi.
43
2. Data kualitatif digunakan untuk menganalisis data – data non
tes, yaitu data observasi, data angket, dan data wawancara.
Data observasi dan angket untuk siswa yang mengalami
kesulitan dalam wawancara. Dan data wawancara bertujuan
untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam
proses belajar mengajar.
Data Kualitatif dapat dianalisis dengan :
1. Data reduction (Reduksi data)
Reduksi data merupakan penyederhanaan data
yang telah diperoleh dari observasi, angket, dan
wawancara.Data yang didapat dirangkumkan dan dipilih
sesuai dengan tema yang ada. Data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah dalam pengumpulan data selanjutmya.
2. Data display (Penyajian data)
Setelah dilakukan penyederhanaan (reduksi) maka
langkah selanjutnya yaitu mendisplay data. Data display
dilakukan dengan cara menyajikan hasil data dalam
bentuk kalimat dan tabel.
44
3. Conclucion drawing (penarikan kesimpulan)
Tahap terakhir yaitu kesimpulan dari data yang
telah disederhanakan dan disajikan.
1.9. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Jigsaw dikatakan berhasil apabila:
1. Motivasi belajar siswa sudah mencapai skor lebih dari
atau sama dengan 25 (dua puluh lima) yaitu siswa
dikategorikan termotivasi. Motivasi ditandai dengan
siswa memberikan dukungan kepada siswa lain dalam
pembelajaran dan membangun kerjasama dalam tim
serta mengikuti pelajaran dengan baik.
2. Siswa yang tuntas belajar sudah lebih dari atau sama
dengan 75%.
Batas tuntas belajar 75% mengacu pada ketetapan
pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, bahwa kriteria ideal ketuntasan
untuk masing-masing indikator adalah 75 %. Sedangkan
siswa dikatakan telah tuntas apabila hasil belajar telah
45
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu sebesar 70.