bab iii metodologi penelitian a. tujuan penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. bab iii.pdf ·...

41
58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris tentang pengaruh pola asuh orangtua terhadap efikasi diri anak usia 6-7 tahun di kelurahan Harapan Jaya Cibinong, Bogor, Jawa Barat. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada anak usia 6-7 tahun yang setara dengan kelas I Sekolah Dasar di MI Alfalah yang berlokasi di Jl. Alfalah, Harapan Jaya, Cibinong, dan SD Salman Alfarisi Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Sekolah tersebut cukup mewakili untuk dijadikan tempat penelitian karena memiliki siswa kelas I berusia 6- 7 tahun yang dapat dijadikan sebagai subjek penelitian. Peneliti berupaya untuk melihat bagaimana efikasi diri yang dimiliki siswa kelas I di sekolah dan melihat apakah perbedaan pola asuh orang tua mempengaruhi efikasi diri dari masing-masing anak. 2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2019 Februari 2019.

Upload: others

Post on 02-Aug-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara

empiris tentang pengaruh pola asuh orangtua terhadap efikasi diri

anak usia 6-7 tahun di kelurahan Harapan Jaya Cibinong, Bogor, Jawa

Barat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada anak usia 6-7 tahun yang setara

dengan kelas I Sekolah Dasar di MI Alfalah yang berlokasi di Jl.

Alfalah, Harapan Jaya, Cibinong, dan SD Salman Alfarisi Cibinong,

Bogor, Jawa Barat. Sekolah tersebut cukup mewakili untuk

dijadikan tempat penelitian karena memiliki siswa kelas I berusia 6-

7 tahun yang dapat dijadikan sebagai subjek penelitian. Peneliti

berupaya untuk melihat bagaimana efikasi diri yang dimiliki siswa

kelas I di sekolah dan melihat apakah perbedaan pola asuh orang

tua mempengaruhi efikasi diri dari masing-masing anak.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2019

– Februari 2019.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

59

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Pengajuan Judul Januari 2016

Pembuatan Proposal Februari 2016 – Juli 2017

Seminar Proposal Agustus 2017

Turun Lapangan Januari 2019

Sidang Skripsi Februari 2019

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat ex post facto.

Penelitian ini bersifat ex post facto karena variabel bebas tidak diberi

perlakuan tertentu dan tidak dikendalikan. Penelitian ini akan menguji

apa yang telah terjadi pada subjek penelitian. Alasan penggunaan

metode ini adalah karena variabel tindakan tidak dimanipulasi.1 Hal ini

sesuai dengan pendapat Kerlinger dalam Nazir, bahwa:

“Penyelidikan empiris yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi atau karena perwujudan variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang hubungan diantara variabel-variabel itu dilakukan tanpa intervensi langsung, berdasarkan perbedaan-perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat.”2

Hal ini berarti bahwa peneliti memeriksa efek kelakuan yang

telah berlangsung dan bukan menciptakan perlakuan. Berdasarkan 1 Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), h. 410

2 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Galia Indonesia, 2005), h. 73

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

60

uraian di atas, maka penelitian ini tidak mengadakan perlakuan

terhadap variabel yang diteliti, melainkan hanya memeriksa efek

perlakuan yang sudah berlangsung secara alamiah. Pengertian lain

dari penelitian ini adalah menguji apa yang sudah terjadi pada subjek

penelitian.

Metode ex post facto dikatakan juga sebagai penelitian kausal

komparatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

sebab yang mungkin untuk suatu pola perilaku yang dilakukan

dengan cara membandingkan subjek dimana pola tersebut tidak ada

atau berbeda. Untuk mengetahui hal tersebut terdapat tiga kelompok

yang digunakan sebagai sumbernya. Ketiga kelompok tersebut

adalah anak yang mendapat penerapan pola asuh otoriter, anak yang

mendapat penerapan pola asuh demokratis, dan anak yang

mendapat penerapan pola asuh permisif. Pola asuh orang tua

sebagai variabel bebas dalam penelitian ini dan tidak dikendalikan

secara langsung melainkan telah terjadi atau sudah diterapkan

kepada anak sebelum penelitian ini dilaksanakan.

Dalam penelitian expost facto biasanya ditetapkan suatu desain

penelitian. Desain penelitian adalah suatu uraian tentang prosedur

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

61

yang akan diikuti dalam pengujian hipotesis.3 Berdasarkan pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa desain penelitian expost facto

pada penelitian ini adalah sebagi berikut:

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Variabel Bebas Variabel Terikat

E X1 Y1

P1 X2 Y2

P2 X3 Y3

Keterangan:

X1 : Kelompok Pendamping Pola Asuh Demokratis

X2 : Kelompok Pendamping Pola Asuh Otoriter

X3 : Kelompok Pendamping Pola Asuh Permisif

Y1 : Efikasi Diri Anak Cenderung Tinggi

Y2 : Efikasi Diri Anak Cenderung Sedang

Y3 : Efikasi Diri Anak Cenderung Rendah

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi menunjukkan pada sekumpulan orang atau

objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal

dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset 3 Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 134

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

62

khusus.4 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa berusia 6-7

tahun di SD yang berlokasi di kelurahan Harapan Jaya,

Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

2. Sampel

Sampel adalah sebagai data wakil populasi yang diteliti,

yang dimaksudkan untuk menggenerasikan kesimpulan yang

diperoleh dalam penelitian.5 Berdasarkan hal tersebut peneliti

harus mengambil sampel yang dapat mewakili populasi yang

akan diteliti dan digeneralisasikan. Sampel dari populasi ini

akan dibagi dalam tiga kriteria yaitu orang tua dengan pola asuh

demokratis, orangtua dengan pola asuh otoriter, dan orangtua

dengan pola asuh permisif. Dari 5 sekolah swasta yang berada

di kelurahan Harapan Jaya ditentukanlah sampel dalam

penelitian ini secara random yaitu orang tua siswa berusia 6-7

tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong,

Bogor, Jawa Barat.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik Random Sampling di mana dari 5 sekolah swasta yang

berlokasi di kelurahan Harapan Jaya dipilih 2 sekolah secara

4 Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono, Riset Pemasaran (Jakarta: Gramedia, 2002), h. 79.

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),

h. 104.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

63

acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi

tersebut. Dalam hal ini berarti anggota populasi adalah

homogen, sehingga semua anggota populasi mempunyai

peluang yang sama dan tidak terikat untuk dimasukkan ke

dalam sampel. Dari jumlah sekolah dasar swasta yang berada

di kelurahan Harapan Jaya, Cibinong, Bogor dipilih secara acak.

Pilihan jatuh pada Sekolah Salman Al-Farisi dan MI Alfalah.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti oleh peneliti terdiri dari dua variabel.

Variabel adalah suatu sifat atau nilai dari orang, objek, atau

kejadian yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya.6 Dalam

penelitian ini, yang menjadi variabel bebas (x) adalah pola asuh

orang tua sedangkan variabel terikat (y) adalah efikasi diri anak

usia 6-7 tahun.

a. Pola Asuh Orang Tua

1) Definisi Konseptual

Pola asuh orang tua adalah cara orang tua yang dilakukan

berulang-ulang dalam berinteraksi dengan anak-anaknya untuk

menanamkan kepribadian, nilai-nilai moral, aturan, hukuman dan

6 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2002), h. 2

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

64

hadiah, serta memberikan perhatian dan menunjukkan kasih

sayangnya.

2) Definisi Operasional

Pola asuh orang tua adalah skor total yang diperoleh berdasarkan

angket mengenai cara orang tua yang dilakukan berulang-ulang

dalam berinteraksi dengan anak-anaknya untuk menanamkan

kepribadian, nilai-nilai moral, aturan, hukuman dan hadiah, serta

memberikan perhatian dan menunjukkan kasih sayangnya.

3) Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian variabel

bebas (pola asuh orang tua) adalah angket. Angket adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang diketahui.7 Dengan kata lain, angket merupakan

alat yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi

seputar data pribadi dari responden (sumber yang diambil datanya

melalui angket) yang akan diteliti. Angket yang digunakan peneliti

berbentuk tertutup agar dapat terlihat jelas perbedaan persepsi

pola asuh pada responden.

Dalam angket ini peneliti menggunakan Parenting Styles and

Dimensions Quisionner (PSDQ) sebagai acuan dalam

7 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta 2007), h. 128

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

65

pembuatannya. Untuk mengadaptasi poin-poin dalam PSDQ

menjadi sebuah instrument, perlu melalui beberapa proses

penerjemahan dari bahasa asli (Inggris) ke bahasa Indonesia,

kemudian kembali diterjemahkan kedalam bahasa Inggris untuk

menguji keabsahannya. Peneliti dibantu oleh penerjemah dari

Translatia Team dalam prosesnya, dan kemudian instrument yang

sudah teradaptasi diuji oleh dosen uji ahli yang sudah ditentukan

sebelumnya.

Pada dasarnya PSDQ memiliki 62 poin untuk menentukan pola

asuh mana yang dianut oleh orangtua, namun pada penelitian ini

peneliti menggunakan PSDQ short form yang dikembangkan oleh

Robinson dimana form tersebut tetap memiliki tujuan dan poin yang

sama namun dengan butir yang lebih sedikit yaitu 32 butir8. Hal ini

dilakukan agar mempermudah orangtua dalam pengisian angket.

Berikut adalah kisi-kisi instrument pola asuh orangtua yang akan

digunakan.

8 Robinson, C. C., Mandleco, B., Olsen, S. F., & Hart, C. H., The Parenting

Styles and Dimensions Questionnaire (PSDQ). In B. F. Perlmutter, J.

Touliatos, & G. W. Holden (Eds.), Handbook of family measurement

techniques: Vol. 3. Instruments & indeks,(Thousand Oaks: Sage, 2001), h. 319 -

321

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

66

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua Full Form

Sub-Variabel Indikator Sebaran

Butir

Pernyataan

I. Authoritative

(Demokratis)

A. Kehangatan dan

Keterlibatan

I.A.1. Mengetahui nama teman-

teman anak

I.A.2. Waspada akan masalah

atau khawatir dengan anak

di sekolah

I.A.3. Memberikan pujian ketika

anak berperilaku baik

I.A.4. Memberikan kenyamanan

dan memahami kondisi

anak ketika bersedih

I.A.5. Menunjukkan afeksi

dengan pelukan, ciuman,

dan bergenggaman

dengan anak

I.A.6. Bersimpati ketika anak

terluka atau frustrasi

I.A.7 Mengapresiasi apa yang

telah anak coba dan capai

I.A.8. Responsif terhadap

perasaan atau kebutuhan

anak

I.A.9. Mengajak anak untuk

bercerita tentang

masalahnya

I.A.10. Memiliki waktu untuk

mengakrabkan diri dengan

anak

I.A.11. Meminta maaf pada anak

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

67

ketika melakukan

kesalahan

B. Pertimbangan/Pen

gambilan

Keputusan

I.B.1 Menjelaskan konsekuensi

atas perilaku yang anak

lakukan

I.B.2 Memberikan anak

penjelasan mengapa harus

mematuhi peraturan

I.B.3 Mempertegas alasan dari

sebuah peraturan

I.B.4 Membantu anak untuk

mengerti dampak dari

perilaku yang dilakukan

dengan mengajak anak

untuk berbicara tetang

konsekuesi dari aksinya

sendiri

I.B.5 Menjelaskan apa yang

orangtua rasakan terhadap

perilaku baik dan buruk

anak

I.B.6 Membahas dan membuat

pertimbangan dengan

anak ketika mereka

berperilaku buruk

I.B.7 Memberitahu ekspektasi

yang telah terbentuk

terhadap suatu perilaku

sebelum anak

melakukannya

C. Partisipasi

Demokratis

I.C.1 Membuat rencana

keluarga berdasarkan

pilihan anak

I.C.2 Memperbolehkan anak

untuk turut andil dalam

membuat peraturan

keluarga

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

68

I.C.3 Memahami keinginan anak

sebeum memintanya untuk

melakukan sesuatu

I.C.4 Mengajak anak untuk

mengekspresikan dirinya

dengan bebas bahkan

ketika sedang tidak

bersetuju dengan orang

tua

I.C.5 Mengarahkan perilaku

buruk anak ke dalam

aktivitas yang lebih dapat

diterima

D. Adaptif/Mudah

Berbaur

I.D.1 Adaptif dan mudah

berbaur dengan anak

I.D.2 Menunjukkan kesabaran

terhadap anak

I.D.3 Bermain dan bercanda

dengan anak

I.D.4 Menghargai opini anak

dengan mengajak anak

untuk

mengekspresikannya

II. Authoritarian

(Otoriter)

A. Perkataan Buruk II.A.1 Marah kepada anak

II.A.2 Berteriak atau membentak

ketika anak berperilaku

buruk

II.A.3 Berdebat dengan anak

II.A.4 Tidak bersetuju dengan

anak

B. Hukuman Fisik II.B.1 Menggunakan hukuman

fisik sebagai cara untuk

mendisiplinkan anak

II.B.2 Memukul anak ketika tidak

patuh

II.B.3 Menampar anak ketika

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

69

berperilaku buruk

II.B.4 Menarik anak ketika tidak

patuh

II.B.5 Membimbing anak lebih

sering dengan hukuman

daripada memberikan

pengertian

II.B.6 Mendorong anak ketika

tidak patuh

C. Tanpa

Pertimbangan/Strat

egi Hukuman

II.C.1 Menghukum dengan

mengambil hak anak tanpa

penjelasan

II.C.2 Menghukum dengan

menempatkan anak

sendirian di suatu tempat

tanpa penjelasan

II.C.3 Menggunakan ancaman

sebagai hukuman tanpa

pemberanan

II.C.4 Ketika dua anak sedang

berkelahi, anak-anak

terlebih dahulu dihukum

lalu nanti setelahnya

ditanyakan

II.C.5 Lebih khawatir terhadap

perasaan sendiri daripada

perasaan anak

II.C.6 Ketika anak bertanya

kenapa, menjawab: karena

saya bilang begitu, atau

saya orang tuamu dan

saya mau kamu

melakukannya

D. Memberikan

Perintah

II.D.1 Memberitahu apa yang

harus anak lakukan

II.D.2 Meminta anak untuk

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

70

melakukan sesuatu

II.D.3 Menegur dan mengkritik

untuk membuat anak lebih

baik

II.D.4 Menegur atau mengkritik

ketika perilaku anak tidak

sesuai ekspektasi

I. Permissive

(Permisif)

A. Kurangnya Tindak

Lanjut

III.A.1 Menyatakan hukuman

pada anak dan tidak

terlaksana

III.A.2 Lebih sering mengancam

anak dengan hukuman

dibanding memberikan

hukuman tersebut

III.A.3 Memanjakan anak

III.A.4 Membiarkan anak ketika

membuat keributan

III.A.5 Melakukan hukuman

setelah anak bertindak

buruk

III.A.6 Menyuap anak dengan

hadiah agar menurut

B. Membiarkan

Perilaku Buruk

III.B.1 Mengizinkan anak untuk

menyela ucapan orang lain

III.B.2 Mengizinkan anak untuk

mengganggu orang lain

III.B.3 Mengabaikan perilaku

buruk anak

III.B.4 Menahan teguran dan/atau

kritik ketika anak bertindak

berlawanan dengan

keinginan orang tua

C. Kepercayaan Diri III.C.1 Terlihat percaya diri dalam

kemampuan mengasuh

anak.

III.C.2 Terlihat tidak yakin dalam

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

71

menyelesaikan perilaku

buruk anak

III.C.3 Susah untuk

mendisiplinkan anak

III.C.4 Menetapkan aturan yang

ketat untuk anak

III.C.5 Takut jika mendisiplinkan

anak jika bertindak buruk

akan membuat mereka

tidak menyukai orang

tuanya

Jumlah Butir 62

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orangtua Short Form

Sub-variabel Indikator Sebaran Butir

Pernyataan

I. Authoritative (Demokratis)

A. Kehangatan dan Keterlibatan

I.A.1. Memberikan pujian ketika anak berperilaku baik

I.A.2. Memberikan kenyamanan kepada anak dan memahami kondisi anak ketika bersedih

I.A.3. Responsif terhadap perasaan atau kebutuhan anak

I.A.4. Mengajak anak untuk bercerita tentang masalahnya

I.A.5. Memiliki waktu untuk mengakrabkan diri dengan anak

B. Pertimbangan/pengambilan Keputusan

I.B.1. Menjelaskan konsekuensi atas perilaku yang anak

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

72

lakukan I.B.2. Memberikan anak

penjelasan mengapa harus mematuhi peraturan

I.B.3. Mempertegas alasan dari sebuah peraturan

I.B.4. Membantu anak untuk mengerti dampak dari perilaku yang dilakukan dengan mengajak anak untuk berbicara tetang konsekuesi dari aksinya sendiri

I.B.5. Menjelaskan apa yang orangtua rasakan terhadap perilaku baik dan buruk anak

C. Partisipasi Demokratis I.C.1. Membuat rencana keluarga berdasarkan pilihan anak

I.C.2. Memperbolehkan anak untuk turut andil dalam membuat peraturan keluarga

I.C.3. Memahami keinginan anak sebelum memintanya untuk melakukan sesuatu

I.C.4. Mengajak anak untuk mengekspresikan dirinya dengan bebas bahkan ketika sedang tidak bersetuju dengan orangtua

D. Adaptif/Mudah Berbaur I.D.1. Menghargai opini anak dengan mengajak anak untuk mengekspresikannya

II. Authoritarian (Otoriter)

A. Perkataan Buruk II.A.1. Marah kepada anak II.A.2. Berteriak atau

membentak ketika anak

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

73

berperilaku buruk

B. Hukuman Fisik II.B.1. Menggunakan hukuman fisik sebagai cara untuk mendisiplinkan anak

II.B.2. Memukul anak ketika tidak patuh

II.B.3. Menampar anak ketika berperilaku buruk

II.B.4. Menarik anak ketika tidak patuh

C. Tanpa Pertimbangan/Strategi Hukuman

II.C.1. Menghukum dengan mengambil hak anak tanpa penjelasan

II.C.2. Menghukum dengan menempatkan anak sendirian di suatu tempat tanpa penjelasan

II.C.3. Menggunakan ancaman sebagai hukuman tanpa pemberanan

II.C.4. Ketika anak bertanya kenapa, menjawab: karena saya bilang begitu, atau saya orang tuamu dan saya mau kamu melakukannya

D. Memberikan Perintah II.D.1. Menegur dan mengkritik untuk membuat anak lebih baik

II.D.2. Menegur atau mengkritik ketika perilaku anak tidak sesuai ekspektasi

III. Permissive (Permisif)

A. Kurangnya Tindak Lanjut

III.A.1. Menyatakan hukuman pada anak dan tidak terlaksana

III.A.2. Lebih sering mengancam anak

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

74

dengan hukuman dibanding memberikan hukuman tersebut

III.A.3. Memanjakan anak III.A.4. Membiarkan anak

ketika membuat keributan

B. Kepercayaan Diri III.B.1. Susah untuk mendisiplinkan anak

Jumlah Butir 32

Instrumen penilaian ini terdiri dari 32 item pernyataan yang berbeda

yang dapat diisi oleh ayah atau ibu. Tiap item dinilai menggunakan jenis

skala Likert dengan 5 menunjukkan bahwa orangtua "Selalu Melakukan", 4

menunjukkan bahwa orangtua “Sering Melakukan”, 3 menunjukkan bahwa

orangtua “Kadang-kadang Melakukan”, 2 menunjukkan bahwa orangtua

“Jarang Melakukan”, dan 1 menunjukkan bahwa orang tua "Tidak Pernah

melakukan". Berikut adalah bagaimana kriteria dari masing-masing pola asuh

ditentukan.

a. Kriteria objektif pola asuh demokratis.

1. Skoring

a. Jumlah pertanyaan sebanyak 13 nomor

b. Pertanyaan yang diskoring mempunyai 5 pilihan jawaban

c. Masing- masing jawaban diberi skor, yang tertinggi = 5

dan terendah = 1

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

75

d. Skor tertinggi dari seluruh jawaban responden = jumlah

pertanyaan x skor jawaban tertinggi = 13 x 5 = 65

e. Skor terendah dari seluruh jawaban responden = jumlah

pertanyaan x skor jawaban terendah = 13 x 1 = 13

f. Skor antara = skor tertinggi – skor terendah (dari seluruh

jawaban responden) = 65 - 13 = 52

2. Kriteria Objektif

a. Kriteria objektif dibagi 2 kategori yaitu : otoriter dan tidak

otoriter.

b. Interval : skor antara/kategori = 52 / 2 = 26

c. Skor standar = 65 - 26 = 39

d. Jadi kriteria tersebut adalah :

1. Demokratis, bila skor jawaban responden ≥ 39

2. Tidak demokratis, bila skor jawaban responden < 39

b. Kriteria objektif pola asuh otoriter.

1. Skoring

a. Jumlah pertanyaan sebanyak 12 nomor

b. Pertanyaan yang diskoring mempunyai 5 pilihan jawaban

c. Masing- masing jawaban diberi skor, yang tertinggi = 5

dan terendah = 1

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

76

d. Skor tertinggi dari seluruh jawaban responden = jumlah

pertanyaan x skor jawaban tertinggi = 12 x 5 = 60

e. Skor terendah dari seluruh jawaban responden = jumlah

pertanyaan x skor jawaban terendah = 12 x 1 = 12

f. Skor antara = skor tertinggi – skor terendah (dari seluruh

jawaban responden) = 60 – 12 = 48

2. Kriteria Objektif

a. Kriteria objektif dibagi 2 kategori yaitu : permisif dan tidak

permisif

b. Interval : skor antara/kategori = 48 / 2 = 24

c. Skor standar = 60 – 24 = 36

d. Jadi kriteria tersebut adalah :

1. Otoriter, bila skor jawaban responden ≥ 36

2. Tidak otoriter, bila skor jawaban responden < 36

c. Kriteria objektif pola asuh permisif.

1. Skoring

a. Jumlah pertanyaan sebanyak 5 nomor

b. Pertanyaan yang diskoring mempunyai 5 pilihan jawaban

c. Masing- masing jawaban diberi skor, yang tertinggi = 5

dan terendah = 1

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

77

d. Skor tertinggi dari seluruh jawaban responden = jumlah

pertanyaan x skor jawaban tertinggi = 5 x 5 = 25

e. Skor terendah dari seluruh jawaban responden = jumlah

pertanyaan x skor jawaban terendah = 5 x 1 = 5

f. Skor antara = skor tertinggi – skor terendah (dari seluruh

jawaban responden) = 25 – 5 = 20

2. Kriteria Objektif

a. Kriteria objektif dibagi 2 kategori yaitu : demokratif dan

tidak demokratif.

b. Interval : skor antara/kategori = 20 / 2 = 10

c. Skor standar = 25 – 10 = 15

d. Jadi kriteria tersebut adalah :

1. Permisif, bila skor jawaban responden ≥ 15

2. Tidak permisif, bila skor jawaban responden < 15

4) Uji Persyaratan Instrumen

Instrumen yang baik untuk dipakai sebagai alat penilaian data

harus memenuhi persyaratan tertentu. Sudjana menyatakan bahwa

suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik

apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yaitu

ketepatannya atau validitasnya atau keajegannya atau

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

78

reliabilitasnya.9 Hal ini berarti alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.

a) Validitas Instrumen

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan

suatu instrument. Menurut Arikunto, Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan

suatu instrument10. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum instrument

digunakan maka perlu diketahui terlebih dahulu tingkat

kevalidannya dengan diujikan kepada sampel yang sejenis dengan

sampel penelitian.

Uji validitas yang dilakukan pada instrument angket, yakni

memilih item-item yang dapat digunakan dengan menguji korelasi

skor dari masing-masing item dengan skor total. Instrument ini

dinilai berdasarkan indikator dari variable penelitian yang

setelahnya dikonsultasikan dengan para ahli yang berwenang di

dalamnya termasuk dosen pembimbing skripsi. Rumus yang

digunakan untuk menguji tingkat validitas variable pola asuh

orangtua adalah menggunakan rumus product moment sebagai

berikut: 9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) h.

35 10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka CIpta, 2005), h. 162

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

79

rxy =

} }

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Banyaknya data

∑X : Jumlah variabel X

∑Y : Jumlah variabel Y

∑XY : Jumlah perkalian antar skor X dan skor Y

∑X2 : Jumlah skor yang dikuadratkan pada variabel X

∑Y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan pada variabel Y

Setiap butir instrumen dikatakan valid jika rhitung>rtabel dengan

taraf signifikasi α = 0,05. Syarat bahwa butir soal dikatakan valid

adalah rhitung > rtabel maka butir dinyatakan drop atau tidak valid.

Butir soal yang valid akan digunakan atau dimasukkan ke dalam

instrumen yang akan diberikan kepada sampel. Sebaliknya, butir

soal yang sudah didrop tidak akan digunakan atau dimasukkan ke

dalam instrumen. Instrument penelitian ini sudah diuji coba terlebih

dahulu kepada sekolah yang memiliki persamaan yang

memungkinkan dengan sekolah yang ditujukan untuk penelitian ini.

Dari uji coba menggunakan 32 butir pernyataan telah drop 3 butir,

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

80

sehingga penelitian lanjutan di sekolah selanjutnya hanya

menggunakan 29 butir pernyataan.

b) Reliabilitas Instrumen

Perhitungan reliabilitas adalah syarat lain dalam mendapatkan

instrumen yang baik sebagai alat penelitian. Reliabilitas alat

penelitian adalah ketetapan atau keajegan alat penelitian tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya.11 Sebuah instrumen yang baik

akan bekerja secara konsisten dalam memberi penilaian dari apa

yang diukur. Hal ini berarti alat penelitian atau instrumen dapat

dikatakan reliabilitas ketika memberikan hasil pengukuran yang

tetap kapanpun alat tersebut digunakan.

Reliabilitas juga terkait dengan keterpercayaan suatu

instrumen. Arikunto menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada

satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik.12 Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya. Oleh karena itu suatu

instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut dapat dipercaya

sehingga data yang dihasilkan dapat dipercaya juga.

11

Nana Sudjana, op.cit., h.16 12

Suharsimi Arikunto, op.cit., h.221

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

81

Pengujian tingkat reliabilitas dalam instrumen ini

menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk

mencari realibilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0.

Rumus Alpha adalah sebagai berikut:13

r1 1= (

) (

)

Keterangan:

r1 1 = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir angket

∑σb2 = jumlah varians butir

Σ2t = varians total

Hasil perhitungan koefisien reliabiitas kemudian

diinterprestasikan dengan tabel kriteria nilai r berikut ini:14

Tabel 3.5

Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

13

Suharsimi Arikunto, ibid, h. 239 14

Ibid, h.319

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

82

Setelah melakukan validitas instrument dan menghitung

reliabilitasnya mendapatkan hasil r sebesar 0.978 yang mana

termasuk kedalam interpretasi reliabilitas yang tinggi.

b. Efikasi Diri

1) Definisi Konseptual

Efikasi diri adalah persepsi anak terkait dengan keyakinan akan

kemampuannya dalam menghadapi suatu situasi tertentu

berdasarkan hal yang dilakukannya secara terkontrol dengan

harapan mendapatkan hasil yang positif dengan tiga aspek dimensi

yang mempengaruhi efikasi diri anak yaitu level (taraf kesulitan

yang akan dihadapi), strength (kekuatan atau keyakinan anak

dalam menyelesaikan suatu situasi), dan generality (keadaan

umum suatu situasi).

2) Definisi Operasional

Efikasi diri adalah skor total dari persepsi anak terkait dengan

keyakinan akan kemampuannya dalam menghadapi suatu situasi

tertentu berdasarkan hal yang dilakukannya secara terkontrol

dengan harapan mendapatkan hasil yang positif dengan tiga aspek

dimensi yang mempengaruhi efikasi diri anak yaitu level (taraf

kesulitan yang akan dihadapi), strength (kekuatan atau keyakinan

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

83

anak dalam menyelesaikan suatu situasi), dan generality (keadaan

umum suatu situasi).

3) Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dipandang sebagai alat pengukur data

variabel yang diteliti. Hal ini diungkapkan oleh Sugiyono bahwa

instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.15 Instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes yaitu observasi

dan wawancara dengan guru kelas, yang peneliti letakkan pada

lampiran 14. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui

metode observasi dengan cara sistematis atau disebut juga

observasi sistematis. Arikunto menjelaskan bahwa observasi

sistematis adalah observasi yang dilakukan pengamat dengan

pedoman observasi berupa daftar jenis kegiatan yang mungkin

timbul dan akan diamati dalam proses observasi pengamat

memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa terjadi.16

Tahap-tahap penyusunan instrumen efikasi diri anak mengacu

pada kisi-kisi yang disusun berdasarkan definisi operasional

dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkandung dalam teori-

teori yang berisi pernyataan-pernyataan efikasi diri anak. Untuk

15

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2002), h. 57 16

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 312

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

84

memperoleh data tentang efikasi diri perlu disusun format

observasi. Format observasi diisi dengan memberikan tanda

checklist pada tiap indikator yang nampak pada responden yang

telah disediakan alternatif dari butir pernyataan dan pengamat

(observer) dapat memilih jawaban yang sekiranya cocok dengan

pengamatannya. Setiap item jawaban bernilai 1-5 sesuai dengan

tingkat jawabannya. Skala penilaian dalam mengukur data yang

diperoleh tentang efikasi diri anak melalui format observasi

menggunakan teknik kuantifikasi dimana setiap item pernyataan

terdapat lima pilihan jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang,

jarang dan tidak pernah.

Instrumen ini diadaptasi dari Children’s Self-Efficacy Scale

Questionnare milik Bandura17 sebagai acuan dalam

pembuatannya. Untuk mengadaptasi poin-poin dalam Children’s

Self-Efficacy Scale Questionnare menjadi sebuah instrument, perlu

melalui beberapa proses penerjemahan dari bahasa asli (Inggris)

ke bahasa Indonesia, kemudian kembali diterjemahkan kedalam

bahasa Inggris untuk menguji keabsahannya. Peneliti dibantu oleh

penerjemah dari Translatia Team dalam prosesnya, dan kemudian

17

Albert Bandura, Self-Efficacy Beliefs of Adolescents, (United States of America: Information Age Publishing, Inc., 2005) h. 326-327.

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

85

instrument yang sudah teradaptasi diuji oleh dosen uji ahli yang

sudah ditentukan sebelumnya.

Dalam questionnaire ini jika disamakan dengan versi orisinil

terdapat beberapa hal yang kurang sesuai dengan keadaan di

sekolah-sekolah Indonesia pada umumnya, oleh sebab itu peneliti

menghilangkan beberapa item atas persetujuan dosen uji ahli.

Berikut ini dikemukakan tabel kisi-kisi instrumen format observasi

efikasi diri anak.

Tabel 3.6

Panduan Observasi Efikasi Diri Anak Usia 6-7 Tahun

Indikator Sebaran

Butir

Pernyataan

Generality II. 1. Anak dapat mempelajari matematika

II. 2. Anak dapat mempelajari IPA

II. 3. Anak dapat membaca, menulis, dan berbahasa

II. 5. Anak dapat mempelajari suatu Bahasa asing

II. 6. Anak dapat mempelajari bidang IPS

III. 2. Anak dapat berinisiatif untuk mempelajari sesuatu

ketika ada kegiatan yang menarik untuk dilakukan

III. 4. Anak dapat membuat catatan penting selama instruksi

pelajaran berlangsung

III. 6. Anak dapat menjadwalkan tugas-tugas sekolah

III. 7. Anak dapat mengorganisir tugas sekolah

III. 8. Anak dapat mengingat informasi yang telah

dipaparkan di dalam kelas maupun buku pelajaran

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

86

III. 9. Anak dapat mengatur tempat untuk belajar tanpa

adanya gangguan

III. 10. Anak dapat berinisiatif dalam mengerjakan setiap

tugas sekolah

IV. 5. Anak dapat melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk

melayani warga sekolah di dalam suatu organisasi

kepemimpinan

VI. 1. Anak dapat hidup dengan apa yang orang tua

harapkan dari dirinya

VI. 2. Anak dapat hidup dengan apa yang para guru

harapkan dari dirinya

VI. 3. Anak dapat hidup dengan apa yang teman-teman

sebaya harapkan dari dirinya

VI. 4. Anak dapat hidup dengan apa yang ia harapkan dari

diri sendiri

VII. 1. Anak dapat berteman dan memegang teguh

pertemanan dengan teman lawan jenis

VII. 2. Anak dapat berteman dan memegang teguh

pertemanan dengan teman sesama jenis

VII. 3. Anak dapat berinisiatif dalam melakukan berbagai

percakapan dengan orang lain

VII. 4. Anak dapat bekerja dengan baik dengan semua orang

yang terdapat di dalam suatu kelompok

IX. 3. Anak dapat membuat orang lain berhenti mengganggu

atau menyakiti perasaannya dengan tegas

IX. 4. Anak dapat bersikap tegas kepada seseorang yang

memintanya melakukan segala sesuatu yang tidak

masuk akal atau tidak menguntungkan

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

87

Strength I.1. Anak meminta guru untuk turut membantu ketika

merasa kebingungan dalam mengerjakan tugas-tugas

sekolah

I.2. Anak meminta temannya untuk turut membantu ketika

merasa kebingungan dalam mengerjakan tugas-tugas

sekolah

I.3. Anak meminta orang dewasa untuk turut membantu

ketika dilanda masalah-masalah sosial

I.4. Anak meminta teman atau rekan untuk turut

membantu ketika dilanda masalah-masalah sosial

V.1. Anak dapat menahan diri dari tekanan ajakan teman

sebaya untuk melakukan sesuatu yang dapat menarik

saya masuk ke dalam suatu masalah

V.2. Anak dapat menghentikan keinginan untuk bolos

sekolah apabila saya merasa bosan atau terganggu

V.3. Anak dapat menahan diri dari tekanan ajakan teman

sebaya untuk merokok

V.4. Anak dapat mengendalikan amarah

VIII.1. Anak dapat menyatakan pendapat apabila terdapat

teman sekelas yang tidak setuju dengan pendapatnya

VIII.2. Anak dapat membela diri ketika saya diperlakukan

secara tidak adil oleh orang lain

VIII.3. Anak dapat membuat orang lain berhenti mengganggu

atau menyakiti perasaannya dengan tegas

VIII.4. Anak dapat bersikap tegas kepada seseorang yang

memintanya melakukan segala sesuatu yang tidak

masuk akal atau tidak menguntungkan

IX.1. Anak dapat meminta orang tua untuk membantunya

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

88

dalam suatu permasalahan

IX.2. Anak dapat meminta kakak/adik untuk membantunya

dalam suatu permasalahan

Level III.1. Anak dapat menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum

masa tengat waktu

III.3. Anak dapat selalu fokus pada pelajaran-pelajaran

sekolah yang dipelajari selama jam pelajaran

berlangsung

III.5. Anak dapat menggunakan fasilitas yang tersedia di

dalam perpustakaan untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan terkait tugas mata pelajaran

IV.1. Anak dapat mempelajari bidang olahraga dengan baik

IV.8. Anak dapat mempelajari hal-hal yang dibutuhkan untuk

melakukan kegiatan olahraga beregu (seperti basket,

voli, renang, football, sepak bola)

Instrumen peneltian dibuat dalam bentuk tabel yang alternatif

jawabannya sudah disediakan dari butir pernyataan dengan model

skala Likert. Pengisian jawaban ditandai dengan tanda ceklist (√) pada

tiap butir pernyataan. Setiap butir pernyataan bernilai 1 sampai

dengan 5 sesuai dengan tingkat jawabannya dalam bentuk skala

interval. Skala interval instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 32: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

89

Tabel 3.7

Skala Instrumen Efikasi Diri Anak Usia 6-7 Tahun

Pilihan Jawaban Nilai

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

4) Uji Persyaratan Instrumen

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini perlu

diukur tingkat validitas dan realibilitasnya agar data yang dihasilkan

benar-benar valid dan reliabel. Arikunto menggungkapkan bahwa

instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting

yaitu valid dan reliabel.18 Hal ini menjadi suatu persyaratan lazim,

karena bermutu tidaknya hasil penelitian yang ditentukan oleh

kedua syarat ini.

a) Validitas Instrumen

Pengujian validitas merupakan salah satu syarat penting

dalam pembuatan instrumen penelitian yang baik. Validitas

berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep

yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya

dinilai.19 Pengujian validitas ditujukan untuk mengetahui tingkat

18

Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hal 144 19

Nana Sudjana, loc.cit.

Page 33: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

90

kevalidan suatu instrumen. Instrumen yang valid akan

menghasilkan gambaran dari aspek yang diukur. Hal ini

mengacu pada pendapat Sukmadinata yang menyatakan

bahwa validitas instrumen menunjukkan bahwa validitas

instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran

menggambarkan aspek yang diukur.20 Oleh karena itu

instrumen yang akan digunakan dibuat berdasarkan indikator

dari variabel penelitian yang kemudian dikonsultasikan kepada

pembimbing skripsi untuk mendapatkan saran, koreksi, dan

pertimbangan.

Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menganalisis butir instrumen dan membandingkan rhitung dengan

rtabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh

Pearson. Rumus product moment adalah sebagai berikut:21

rxy =

} }

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Banyaknya data

20

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 228 21

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 72

Page 34: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

91

∑X : Jumlah variabel X

∑Y : Jumlah variabel Y

∑XY : Jumlah perkalian antar skor X dan skor Y

∑X2 : Jumlah skor yang dikuadratkan pada variabel X

∑Y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan pada variabel Y

Setiap butir instrumen dikatakan valid jika rhitung>rtabel

dengan taraf signifikasi α = 0,05. Syarat bahwa butir soal

dikatakan valid adalah rhitung > rtabel maka butir dinyatakan drop

atau tidak valid. Butir soal yang valid akan digunakan atau

dimasukkan ke dalam instrumen yang akan diberikan kepada

sampel. Sebaliknya, butir soal yang sudah didrop tidak akan

digunakan atau dimasukkan ke dalam instrumen. Instrumen ini

sudah diuji cobakan kepada salah satu sekolah yang sistem

pembelajarannya mendekati atau menyerupai dengan sekolah

yang dituju untuk melakukan penelitian ini dengan hasil dari 48

butir soal yang divalidasi dan drop 24 butir soal, sehingga 24

butir lainnya dapat digunakan dalam pengambilan data

selanjutnya.

b) Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas berhubungan dengan hasil pengukuran.

Realibilitas menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrument

Page 35: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

92

tersebut sudah baik. Melalui pengujian tingkat reliabilitas

sebuah instrument maka akan didapat sebuah instrument yang

baik dan mampu menghasilkan data yang dipercaya. Pengujian

tingkat reliabilitas dalam instrumen ini menggunakan rumus

alpha. Rumus alpha adalah sebagai berikut:22

r11 =

Keterangan:

r = koefisien reliabilitas instrument

k = banyaknya butir soal

∑Si2 = jumlah varians butir

St2 = varians total

Untuk mengetahui besarnya koefisien reliabilitas dapat dilihat

pada tabel interpretasi nilai r di bawah ini:

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

22

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h.239

Page 36: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

93

Setelah melakukan validitas instrument dan menghitung

reliabilitasnya mendapatkan hasil r sebesar 0.900 yang mana

termasuk kedalam interpretasi reliabilitas yang tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Untuk penelitian dengan pendekatan kuatitatif, maka teknik analisis

data ini berkenan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan.23 Data-data tersebut

dianalisis dengan beberapa tahapan, antara lain:

1. Statistik Deskriptif

Salah satu teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif

menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah suatu

teknik pengolahan data yang tujuannya untuk menggambarkan dan

menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik

kesimpulan atas populasi yang diamati.24 Statistik deskriptif tidak

berupaya membuat kesimpulan dari populasi yang diamati tetapi

hanya sekedar melakukan penggambaran data dan analisis

kelompok data yang diolah. Statistik deskriptif ini dilakukan dengan

mengolah data awal untuk mencari rata-rata, median, modus,

23

Sugiyono, op.cit., h. 307. 24

Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabbar, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 143.

Page 37: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

94

simpangan baku, nilai maksimum dan minimum yang dijelaskan

dalam deskriptif data.

2. Statistik Inferensial

Pada penelitian ini diperlukan pula teknik analisis data yaitu

inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang

digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya digunakan

untuk populasi.25 Pada statistik inferensial terdapat pula dua jenis

statistik, namun jenis statistik yang digunakan adalah statistik

parametris. Penggunaan statistik parametris memerlukan syarat

antara lain data harus berdistribusi normal dan homogen.26 Dengan

demikian dilakukan pengujian normalitas dan pengujian

homogenitas seperti berikut ini:

a. Pengujian Pesyaratan Analisis

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah salah satu proses pengujian

statistik yang penting dalam menganalisis data penelitian. Uji

normalitas dilakukan untuk mengadakan pengujian terhadap

normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis.27

Pengujian normalitas pada penelitian ini dilakukan melalui uji

Kolmogrov-Smirnov mengunakan program SPSS.

25

Sugiyono, op.cit., h. 148 26

Sugiyono, op.cit., h145 27

Suharsimi Aikunto, op.cit., h.301

Page 38: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

95

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat homogen

tidaknya sampel dari kelompok penelitian. Uji homogenitas

dilakukan dengan menggunakan uji F(Fisher) pada taraf

signifikansi α= 0,05 sebagai berikut:28

Keterangan :

Fhitung = Persamaan dua varians

Varianterbesar = Varian terbesar dari hasil penelitian

Varianterkecil = Varian terkecil dari hasil penelitian

3) Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah data tersebut berdistribusi

secara normal. Uji hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis varian 1 arah (one way –

anova). Asumsi kenormalan distribusi member penjelasan

terhadap karakteristik data setiap kelompok. Asumsi adanya

homogenitas varian menjelaskan bahwa varian dalam

masing-masing kelompok dianggap sama, sedangkan

asumsi bebas menjelaskan bahwa variansi masing-masing

28

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 249

Page 39: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

96

terhadap rata-ratanya pada setiap kelompok bersifat saling

bebas.

Statistic Anova satu arah dilakukan untuk menguji

hipotesis nol (Ho) apakah diterima yang berarti tidak terdapat

pengaruh antara variable pola asuh orangtua dengan efikasi

diri anak usia 6-7 tahun dan apakah ditolak yang berarti

terdapat pengaruh antara pola asuh orangtua dengan efikasi

diri anak usia 6-7 tahun. Ho dapat dikatakan diterima jika

Fhitung< Ftabel yang artinya terdapat pengaruh antara

variable pola asuh dengan efikasi diri anak usia 6-7 tahun,

sedangkan Ho ditolak jika Fhitung>Ftabel yang artinya tidak

terdapat pengaruh antara pola asuh orangtua terhadap

efikasi diri anak usia 6-7 tahun. Kemudian setelahnya di uji

kembali perkelompok guna mencari perbedaan dari masing-

masing kelompok efikasi diri anak usia 6-7 tahun dengan

pola asuhnya dengan uji t sampel berpasangan.

Hipotesis statistika yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. H0 : µd = µo = µp

H1 : bukan H0

2. H0 : µo ≥ µd

Page 40: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

97

H1 : µo < µd

3. H0 : µd ≤ µp

H1 : µd > µp

4. H0 : µo ≥ µp

H1 : µp < µo

Keterangan:

H0 = Hipotesis nol

H1 = Hipotesis alternatif

µo = Rata-rata pola asuh orang tua otoriter terhadap

efikasi diri anak usia 6-7 tahun

µd = Rata-rata pola asuh orang tua demokratis terhadap

efikasi diri anak usia 6-7 tahun

µp = Rata-rata pola asuh orang tua permisif terhadap

efikasi diri anak usia 6-7 tahun

Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap efikasi diri

anak usia 6-7 tahun. Apabila hipotesis nol ditolak, maka

hipotesis alternatif (H1) diterima yang artinya terdapat

pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap efikasi diri

anak usia 6-7 tahun.

Page 41: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitianrepository.unj.ac.id/65/9/9. c. BAB III.pdf · 2019. 10. 1. · tahun di Sekolah Salman Al-Farisi, dan MI Alfalah Cibinong, Bogor,

98

Berikut ini adalah langkah-langkah bagaimana

mengunakan anova satu arah:

1. Menghitung jumlah kuadrat untuk sumber variasi

dengan rumus:

∑Yi2 = ∑Yi2 -

2. Mencari jumlah kuadrat total

JK(T) =

3. Mencari Jumlah Kuadrat Antar JK (A)

JK(A) =

-

4. Jumlah kuadrat dalam JK (D)

JK (D) = ∑Yt2 -

-

5. Menentukan derajat bebas

db (T)= nt-1 db (D) = nt - na

db (A)= na-1

6. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat(RJK)

RJK (A) =

RJK (D) =

7. Menentukan Fhitung

Fhitung =