bab iii metodologi penelitian a. populasi dan sampel...

34
75 Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi “(Arikunto. S, 2010:173). Selanjutnya Sugiyono (2009:117) memberikan penjelasan bahwa: populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Akdon dan Hadi (2004:96) menjelaskan bahwa: Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Memperhatikan pendapat di atas, maka faktor yang perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati. Oleh sebab itu, penentuan karakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian, karena sejatinya suatu permasalahan itu baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan populasi yang relevan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada obyek-obyek yang dipelajari, namun meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. 75

Upload: dangkiet

Post on 12-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

75

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seorang peneliti ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi

“(Arikunto. S, 2010:173). Selanjutnya Sugiyono (2009:117) memberikan penjelasan

bahwa: populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Akdon dan Hadi (2004:96)

menjelaskan bahwa: Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Memperhatikan pendapat di atas, maka faktor yang perlu diperhatikan dalam

populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati. Oleh sebab itu, penentuan

karakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian,

karena sejatinya suatu permasalahan itu baru akan memiliki makna apabila dikaitkan

dengan populasi yang relevan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek

dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada

obyek-obyek yang dipelajari, namun meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki

oleh subyek atau obyek itu.

75

76

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mendapatkan data yang representatif peneliti mengambil populasi kepala

sekolah pada SMPN di Kabupaten Cirebon. Berdasarkan prasurvey diseluruh SMPN

di Kabupaten Cirebon tersebut diperoleh jumlah populasi sebanyak 33 kepala sekolah

yang tersebar pada 33 sekolah. Gambaran penyebaran populasi dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3.1

Keadaan Populasi Penelitian

NO Nama Sekolah

Pendidikan Masa Kerja Jumlah

Kepala

sekolah D3 S1 S2 0-5

tahun

6-10

tahun

10

tahun

keatas

1 SMP N 1 ARJAWINANGUN - - 1 - - 1 1

2 SMP N 1 ASTANAJAPURA - - 1 - - 1 1

3 SMP N 1 BABAKAN - - 1 - - 1 1

4 SMP N 1 BEBER - - 1 - - 1 1

5 SMP N 1 CILEDUG - - 1 - - 1 1

6 SMP N 1 CIWARINGIN - - 1 - - 1 1

7 SMP N 1 DEPOK - - 1 - - 1 1

8 SMP N 1 DUKUPUNTANG - - 1 - - 1 1

9 SMP N 1 GEBANG - - 1 - - 1 1

10 SMP N 1 GEGESIK - - 1 - - 1 1

11 SMP N 1 GEMPOL - - 1 - - 1 1

12 SMP N 1 GREGED - - 1 - - 1 1

13 SMP N 1 GUNUNG JATI - - 1 - - 1 1

14 SMP N 1 JAMBLANG - - 1 - - 1 1

15 SMP N 1 KALIWEDI -

1 -

1 1

16 SMP N 1 KAPETAKAN - - 1 - - 1 1

17

SMP N 1

KARANGSEMBUNG - - 1 - - 1 1

18 SMP N 1 KARANGWARENG - - 1 - - 1 1

19 SMP N 1 KEDAWUNG - - 1

- 1 1

20 SMP N 1 KLANGENAN - - 1

- 1 1

21 SMP N 1 LEMAHABANG - - 1

- 1 1

22 SMP N 1 LOSARI - 1 - - - 1 1

77

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NO Nama Sekolah

Pendidikan Masa Kerja Jumlah

Kepala

sekolah D3 S1 S2 0-5

tahun

6-10

tahun

10

tahun

keatas

23 SMP N 1 MUNDU - 1 - - - 1 1

24 SMP N 1 PABEDILAN - 1 - - - 1 1

25 SMP N 1 PABUARAN - 1 - - - 1 1

26 SMP N 1 PALIMANAN - - 1 - - 1 1

27 SMP N 1 PANGENAN

- 1

1 1

28 SMP N 1 PANGURAGAN - - 1 - - 1 1

29 SMP N 1 PASALEMAN - - 1 - - 1 1

30 SMP N 1 PLERED - 1 - - - 1 1

31 SMP N 1 PLUMBON - 1 - - - 1 1

32 SMP N 1 SEDONG - 1 - - - 1 1

33 SMP N 1 SUMBER - 1 - - - 1 1

34 SMP N 1 SURANENGGALA - - 1 - - 1 1

35 SMP N 1 SUSUKAN - - 1 - - 1 1

36 SMP N 1 SUSUKAN LEBAK - - 1 - - 1 1

37 SMP N 1 TALUN - - 1 - - 1 1

38 SMP N 1 TENGAH TANI - - 1 - - 1 1

39 SMP N 1 WALED 1 1 1

40 SMP N 1 WERU - - 1 - - 1 1

41 SMP N 2 ARJAWINANGUN - - 1 - - 1 1

42 SMP N 2 BABAKAN - - 1 - - 1 1

43 SMP N 2 CILEDUG - - 1 - - 1 1

44 SMP N 2 CIWARINGIN - - 1 - - 1 1

45 SMP N 2 DEPOK - - 1 - - 1 1

46 SMP N 2 GEBANG - - 1 - - 1 1

47 SMP N 2 GEGESIK - - 1 - - 1 1

48 SMP N 2 GEMPOL - - 1 - - 1 1

49 SMP N 2 GREGED - - 1 - - 1 1

50 SMP N 2 GUNUNG JATI - - 1 - - 1 1

51 SMP N 2 JAMBLANG 1 1 1

52 SMP N 2 KALIWEDI - - 1 - - 1 1

53 SMP N 2 KAPETAKAN - - 1 - 1 - 1

54

SMP N 2

KARANGSEMBUNG - - 1 - 1 - 1

78

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NO Nama Sekolah

Pendidikan Masa Kerja Jumlah

Kepala

sekolah D3 S1 S2 0-5

tahun

6-10

tahun

10

tahun

keatas

55 SMP N 2 KLANGENAN - - 1 - - 1 1

56 SMP N 2 LEMAHABANG - - 1 - - 1 1

57 SMP N 2 LOSARI - - 1 - - 1 1

58 SMP N 2 MUNDU - - 1 - - 1 1

59 SMP N 2 PABEDILAN - - 1 - - 1 1

60 SMP N 2 PALIMANAN - - 1 - 1 1

61 SMP N 2 PANGENAN - - 1 - - 1 1

62 SMP N 2 PLERED - - 1 - - 1 1

63 SMP N 2 PLUMBON - - 1 - - 1 1

64 SMP N 2 SEDONG - - 1 - - 1 1

65 SMP N 2 SUMBER - - 1 - - 1 1

66 SMP N 2 SURANENGGALA - - 1 - - 1 1

67 SMP N 2 SUSUKAN - - 1 - - 1 1

68 SMP N 2 SUSUKANLEBAK - - 1 - - 1 1

69 SMP N 2 WERU 1 1 - 1

70 SMP N 3 GEGESIK - - 1 - - 1 1

71 SMP N 3 GUNUNG JATI - - 1 - - 1 1

72 SMP N 3 PALIMANAN - - 1 - - 1 1

73 SMP N 3 PLERED - - 1 - - 1 1

74 SMP N 3 SUMBER - - 1 - - 1 1

75 SMP N 4 PALIMANAN - - 1 - - 1 1

76

SMP SATU ATAP

KARANGSEMBUNG - - 1 - - 1 1

77

SMP SATU ATAP

KARANGWARENG - - 1 - - 1 1

78 SMP SATU ATAP LOSARI - 1 - 1 - 1

79 SMP SATU ATAP TALUN - - 1 - - 1 1

80 SMP SATU ATAP WALED - - 1 - - 1 1

JUMLAH 8 72 4 76 80

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2007: 118). Melalui sampel ini sebagian dari jumlah

79

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi yang ada tersebut diambil datanya. Data yang terkumpul tersebut kemudian

dianalisis. Hasil akhir penelitian yang didapatkan, kemudian digunakan untuk

merefleksikan keadaan populasi yang ada (Sukardi, 2007: 54).

Arikunto (2010:176) menjelaskan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan

sedemikian rupa sehingga diperoleh sample (contoh) yang benar-benar dapat

berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang

sebenarnya. Dengan kata lain, sampel harus representative. Untuk sekedar ancer-

ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua, sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian

ini dengan mengambil 33 sekolah dari jumlah seluruh sekolah yang ada di SMP

Negeri di Kabupaten Cirebon yang berjumlah 80 kepala Sekolah dengan

pertimbangan. Sehingga, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 33 sekolah

dengan mengambil 33 responden yang terdiri dari 33 kepala sekolah dengan

mempertimbangkan, (1) hanya seluruh SMPN 1 di Kabupaten Cirebon, (2) Sekolah

Standar Nasional, dan (3) terakreditasi A. Dengan menggunakan simple random

sampling.

80

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Alokasi Proporsi Pengambilan Responden Terhadap Sekolah

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan

menggunakan metode studi deskriptif, yaitu metode yang diarahkan untuk

No Nama Sekolah

Populasi Sampel

Kepala

Sekolah Jumlah

Kepala

Sekolah Jumlah

1 SMP N 1 ARJAWINANGUN 1 1 1 1

2 SMP N 1 ASTANAJAPURA 1 1 1 1

3 SMP N 1 BABAKAN 1 1 1 1

4 SMP N 1 BEBER 1 1 1 1

5 SMP N 1 CILEDUG 1 1 1 1

6 SMP N 1 CIWARINGIN 1 1 1 1

7 SMP N 1 DEPOK 1 1 1 1

8 SMP N 1 DUKUPUNTANG 1 1 1 1

9 SMP N 1 GEBANG 1 1 1 1

10 SMP N 1 GEGESIK 1 1 1 1

11 SMP N 1 GEMPOL 1 1 1 1

12 SMP N 1 GREGED 1 1 1 1

13 SMP N 1 GUNUNG JATI 1 1 1 1

14 SMP N 1 JAMBLANG 1 1 1 1

15 SMP N 1 KALIWEDI 1 1 1 1

16 SMP N 1 KAPETAKAN 1 1 1 1

17 SMP N 1 KRANGSEMBUNG 1 1 1 1

18 SMP N 1 KARANGWARENG 1 1 1 1

19 SMP N 1 KEDAWUNG 1 1 1 1

20 SMP N 1 KLANGENAN 1 1 1 1

21 SMP N 1 LEMAHABANG 1 1 1 1

22 SMP N 1 LOSARI 1 1 1 1

23 SMP N 1 MUNDU 1 1 1 1

24 SMP N 1 PABEDILAN 1 1 1 1

25 SMP N 1 PABUARAN 1 1 1 1

26 SMP N 1 PALIMANAN 1 1 1 1

27 SMP N 1 PANGENAN 1 1 1 1

28 SMP N 1 PANGURAGAN 1 1 1 1

29 SMP N 1 PASALEMAN 1 1 1 1

30 SMP N 1 PLERED 1 1 1 1

31 SMP N 1 PLUMBON 1 1 1 1

32 SMP N 1 SEDONG 1 1 1 1

33 SMP N 2 PANGENAN 1 1 1 1

Jumlah 33 33

81

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya

hasil penelitian. Hal ini didasarkan pendapat, Bungin, (2010:36) bahwa penelitian

kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan

berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul yang menjadi

objek penelitian berdasarkan apa yang terjadi. Analisis deskriptif dimaksudkan juga

untuk memberikan informasi mengenai data yang diamati agar bermakna dan

komunikatif, (Purwanto dan Sulistyastuti, 2011:109)

Penelitian ini termasuk penelitian survey. Menurut Kerlinger dalam Akdon dan

Hadi ( 2004:91) penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi

besar maupun kecil denn gan mengkaji sampel yang dipilih dari populasi tersebut,

sehingga menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar

variabel sosiologis maupun psikologis. Sedangkan menurut, Sugiono (2009:12)

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah

dan melakukan pengumpulan data dengan mengedarkan kuesioner atau angket.

C. Definisi operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang

sedang diteliti. Singarimbun dan Effendi (2003:46-47) memberikan pengertian

tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara

mengukur satu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam

petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi

operasional dari penelitian ini:

82

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, variabel penelitian terdiri dari dua variabel yaitu, variabel

bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). (X1) Perilaku

kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel bebas, (X2) Iklim sekolah sebagai

variabel bebas dan (Y) Mutu sekolah sebagai variabel terikat. Secara rinci variabel-

variabel tersebut akan dijelaskan menggunakan definisi operasional. Purwanto dan

Sulistyastuti (2011:18) mengemukakan bahwa; “definisi operasional merupakan

jembatan yang menghubungkan conceptual-theoretical level dengan empirical-

observation level” .

Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan rujukan-rujukan

empiris apa saja yang dapat ditemukan dilapangan untuk menggambarkan secara

tepat konsep yang dimaksud sehingga konsep tersebut dapat diamati dan diukur.

Agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi mengenai masalah yang akan

diteliti, serta dapat menjadi arah bagi peneliti, maka diperlukan penjelasan mengenai

pengertian dan makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

1. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Engkoswara dan Aan (2010:180) menelaah perilaku kepemimpinan dari dua

aspek yaitu dari fungsi kepemimpinan yang dijalankan dan dari gaya yang

ditunjukkan pemimpin. Sehingga peneliti, mengambil tiga indikator, (1) aspek

keterampilan, Robert L. Kazt (Danim, 2007:215-216) mengatakan bahwa

keterampilan yang harus dimiliki oleh administrator yang efektif adalah

keterampilan teknis (technical skill), keterampilan hubungan manusiawi (human

83

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

raltion skill), dan keterampilan konseptual (conceptual skill). Dengan memiliki

tiga keterampilan tersebut, kepemipinan kepala sekolah dapat membimbing dan

memotivasi warga sekolah dalam menjalankan tugas-tugasnya, (2) aspek

komitmen, Muladi dan Sujanto (2011:66). Artinya bahwa kepemimpinan tidak

hanya dilihat dari segi teknis semata, akan tetapi berkaitan dengan kepemilikan

terhadap nilai-nilai, moral dan keyakinan yang dimiliki pemimpin personal

values, komitmen dan efektivitas yang diaktualisasikan dalam peran dan

tindakannya sebagai seorang pemimpin, dan (3) aspek motivasi, menurut Danim

(2007: 211) kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu menjalin

komunikasi dengan masyarakat sekolah, mengelola sumber-sumber, memotivasi

dan membimbing guru dalam mengajar, bekerja sama dengan orang tua murid,

serta membuat kebijakan dan praktik kerja yang baik untuk perbaikan prestasi

belajar siswa.

2. Iklim Sekolah (X2)

Hoy dan Miskel (2008:198) bahwa, iklim sekolah merujuk kepada hati dan jiwa

dari sebuah sekolah, psikologis dan atribut institusi yang menjadikan sekolah

memiliki kepribadian, yang relatif bertahan dan dialami oleh seluruh anggota,

yang menjelaskan persepsi kolektif dari perilaku rutin, dan akan mempengaruhi

sikap dan perilaku di sekolah.

3. Mutu Sekolah (Y)

Menurut Sallis (2010: 51) mutu merupakan suatu ide yang dinamis maka

definisinya tidak boleh kaku karena sama sekali tidak akan membantu

84

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami mutu. Dalam pandangannya, mutu merupakan sebuah konsep yang

absolut sekaligus relatif. Mutu dalam konsep absolut merupakan bagian dari

standar yang sangat tinggi yang tidak dapat diungguli. Sedangkan mutu dalam

konsep relatif memandang mutu bukan suatu atribut produk atau layanan, tetapi

sesuatu yang dianggap berasal dari produk atau layanan tersebut, dalam konsep

relatif ini tidak harus mahal atau ekslusif.

D. Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala. Skala digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2008:93). Jadi dengan skala ini peneliti ingin

mengetahui bagaimana perilaku kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan

mutu sekolah pada sekolah SMPN di Kabupaten Cirebon Jawa Barat.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian

ini adalah skala likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR),

Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Pemberian bobot masing-

masing kontinum atau berturut-turut, untuk pernyataan positif diberi bobot : 5 – 4 – 3

– 2 – 1, sedangkan bobot untuk pernyataan negatif diberi bobot : 1 – 2 – 3 – 4 – 5.

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing-

masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui

pendefinisian dan studi kepustakaan.

85

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah

sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, (2) menyusun

butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan analisis

rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun

angket dari aspek yang diukur. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen penelitian

untuk dijadikan landasan dalam menyusun butir pernyataan:

Tabel. 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah

Variabel Sub Variabel Indikator Item

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

(X1)

1. Aspek keterampilan Robert L. Kazt

(Danim, 2007:215-216)

2. Aspek komitmen, Muladi dan Sujanto

(2011:66).

3. Aspek motivasi, menurut Danim

(2007: 211)

1. Keterampilan Aspek kepribadian 1-4

Kemampuan manajerial 5-11

Perilaku enterpreneur 12-15

2. Komitmen Loyalitas terhadap

organisasi

16-17

Keterikatan secara

psikologis

18-20

Keterlibatan tugas 21-22

3. Motivasi Dorongan 23-24

Cita-cita atau harapan 25-27

Tabel. 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Iklim Sekolah

Variabel Sub Variabel Indikator Item

Iklim Sekolah (X2)

Hoy dan Miskel (2001:216)

mengemukakan bahwa

terdapat tingkah laku di

dalam setiap organisasi

mempunyai fungsi yang tidak

sederha

1. Standar disiplin bagi

seluruh personil sekolah

Adanya Standar

disiplin bagi kepala

sekolah, guru, siswa

dan karyawan

1-2

Memberikan

peringatan bagi para

pelanggar aturan dan

disiplin

3-5

2. Lingkungan fisik yang

mendukung, aman dan

nyaman untuk proses

PMB

Kondisi kelas yang

aman dan nyaman

6-8

Kondisi prasarana

yang memadai

9-11

86

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penghargaan dan insentif Penghargaan terhadap

guru dan siswa yang

berprestasi

12-14

Pemberian insentif

yang adil dan sesuai

dengan kapasitas para

pegawai

15-17

4. Harapan yang tinggi dari

komunitas sekolah

Memiliki visi yang

merupakan harapan

orang tua dan

masyarakat

18-20

Mengembangkan dan

menyalurkan bakat

dan minat siswa baik

didalam dan diluar

sekolah

21-22

5. Menciptakan suasana

harmonis dengan

personil sekolah

Memberi rasa aman

thd anggota

23-24

Sikap kekeluargaan 25-26

Bersikap terbuka

dalam melaksanakan

tugas pokok dan

fungsi

27-28

Tabel. 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Mutu Sekolah

Variabel Sub Variabel Indikator Item

Mutu Sekolah (Y)

Usman (2009: 513)

mutu di bidang pendidikan

meliputi mutu input,

proses, output, dan

outcome.

Input Siswa 26

Staff TU 28-30

Kepala Sekolah, guru 18

Sarana dan Prasarana 11, 15

Output Hasil belajar akademik

tinggi

14-16

Hasil belajar non akademik

tinggi

19-21

Outcome Lulusannya melanjutkan ke

SMAN

22-25

Perilaku Lulusan 27

Proses Pembelajaran Aktif 1-4

Pembelajaran kreatif 5-8

Pembelajaran Efektif 9-10

Pembelajaran

Menyenangkan

12-15

Pembelajaran bermakna 17

87

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indikator dari masing-masing variabel dibuat berdasarkan uji validitas dari item

pertanyaan, sehingga diperoleh item pertanyaan yang valid baik pada variabel

perilaku kepemimpinan kepala sekolah memiliki 27 item pertanyaan, iklim sekolah

memiliki 28 item pertanyaan, dan mutu sekolah memiliki 30 item pertanyaan.

3. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden uji coba sebanyak 33

sekolah (tiga puluh tiga) sekolah pada SMPN di Kabupaten Cirebon. Jumlah ini

dianggap sudah memenuhi syarat untuk diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan

dengan langkah-langkah: (a) membagikan angket pada kepala sekolah, (b)

memberikan keterangan tentang cara pengisian angket, (c) para kepala sekolah

melakukan pengisian angket, dan (d) setelah kepala sekolah selesai mengisi angket,

segera dikumpulkan kembali.

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan

kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik dalam hal

redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pernyataan dan jawaban

tersebut. Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui

sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada

masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan pada valid

dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

88

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara

variabel X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiyono, (2008:95):

( ) ( )( )

√[ ( ) ][ ( ) ]

Keterangan:

n = jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y

X = Jumlah skor tiap butir

Y = Jumlah skor total

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan

Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uju t atau uji signifikansi. Uji ini adalah untuk

menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variable Y. Uji signifikasi

ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh sugiyono, dalam Akdon

(2008:144) yaitu:

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi

89

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = Banyak populasi

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2), dengan

keputusan, jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya jika thitung < ttabel berarti tidak

valid.

1) Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel perilaku

kepemimpinan kepala sekolah (X1), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan

rtabel. Jika nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Perilaku Kepemimpinan Sekolah (X1)

Item Pertanyaan r hitung r tabel

α = 0,05 n = 10

Keputusan

1 0,6571 > 0,632 Valid

2 0,8115 > 0,632 Valid

3 0,7598 > 0,632 Valid

4 0,1133 < 0,632 Tidak Valid

5 0,7773 > 0,632 Valid

6 0,8722 > 0,632 Valid

7 0,7800 > 0,632 Valid

8 0,9279 > 0,632 Valid

9 0,7137 > 0,632 Valid

10 -0,0333 < 0,632 Tidak Valid

11 0,8905 > 0,632 Valid

12 0,6335 > 0,632 Valid

13 0,6959 > 0,632 Valid

14 0,8963 > 0,632 Valid

15 0,6342 > 0,632 Valid

16 0,8427 > 0,632 Valid

17 0,6896 > 0,632 Valid

18 0,6589 > 0,632 Valid

19 0,6880 > 0,632 Valid

20 0,8470 > 0,632 Valid

21 0,6665 > 0,632 Valid

22 0,9152 > 0,632 Valid

23 0,8241 > 0,632 Valid

24 0,7762 > 0,632 Valid

25 0,2537 < 0,632 Tidak Valid

26 0,7981 > 0,632 Valid

27 0,8530 > 0,632 Valid

90

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 0,9095 > 0,632 Valid

29 0,7705 > 0,632 Valid

30 0,8475 > 0,632 Valid

Setelah diuji coba dan divaliditaskan item pertanyaan pada variabel perilaku

kepemimpinan kepala sekolah memiliki item pertanyaan yang valid dan tidak valid,

item pertanyaan yang valid dapat dilanjutkan untuk digunakan dalam melakukan

pengolahan data selanjutnya, sedangkan item pertanyaan yang tidak valid dengan

membuangnya, sehingga pada tahapan pengujian selanjutnya dapat dilakukan dengan

uji reliabilitas, uji normalitas, uji korelasi, dan uji regresi. Total 30 item pertanyaan

dengan data yang valid berjumlah 27 item pertanyaan dan yang tidak valid 3 item

pertanyaan. Jadi, pada penelitian ini mengambil 27 item pertanyaan yang digunakan

untuk pengolahan data selanjutnya, sehingga memperoleh data yang benar-benar

valid.

2) Variabel Iklim Sekolah (X2)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel iklim

sekolah (X2), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai rhitung

lebih besar daripada nilai r tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Uji Validitas Variabel Iklim Sekolah (X2)

Item Pertanyaan r hitung r tabel

α = 0,05 n = 10

Keputusan

1 0,6677 > 0,632 Valid

2 0,7683 > 0,632 Valid

3 0,7039 > 0,632 Valid

4 0,6449 > 0,632 Valid

5 0,6466 > 0,632 Valid

6 0,8951 > 0,632 Valid

7 0,6754 > 0,632 Valid

91

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 0,8398 > 0,632 Valid

9 0,6877 > 0,632 Valid

10 0,2290 < 0,632 Tidak Valid

11 0,7440 > 0,632 Valid

12 0,7319 > 0,632 Valid

13 0,8294 > 0,632 Valid

14 0,8410 > 0,632 Valid

15 0,9047 > 0,632 Valid

16 0,9342 > 0,632 Valid

17 0,9286 > 0,632 Valid

18 0,6850 > 0,632 Valid

19 0,8077 > 0,632 Valid

20 0,9041 > 0,632 Valid

21 0,7714 > 0,632 Valid

22 0,6283 > 0,632 Valid

23 0,4930 < 0,632 Tidak Valid

24 0,8563 > 0,632 Valid

25 0,7071 > 0,632 Valid

26 0,7913 > 0,632 Valid

27 0,8462 > 0,632 Valid

28 0,8321 > 0,632 Valid

29 0,6882 > 0,632 Valid

30 0,2711 < 0,632 Tidak Valid

31 0,8479 > 0,632 Valid

Setelah diuji coba dan divaliditaskan item pertanyaan pada variabel mutu

sekolah memiliki item pertanyaan yang valid dan tidak valid, item pertanyaan yang

valid dapat dilanjutkan untuk melakukan pengolahan data selanjutnya, sedangkan

item pertanyaan yang tidak valid dengan membuangnya untuk digunakan pada

tahapan pengujian selanjutnya, yaitu: Uji reliabilitas, uji normalitas, uji korelasi, dan

uji regresi. Total 31 item pertanyaan dengan data yang valid berjumlah 28 item

pertanyaan dan yang tidak valid 3 item pertanyaan. Jadi, penelitian ini mengambil 28

item pertanyaan yang digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

3) Variabel Mutu Sekolah (Y)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel mutu

sekolah (Y), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai rhitung

92

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Uji Validitas Variabel Mutu Sekolah (Y)

Item Pertanyaan r hitung r tabel

α = 0,05 n = 10

Keputusan

1 0,5841 < 0,632 Tidak Valid

2 0,8290 > 0,632 Valid

3 0,9073 > 0,632 Valid

4 0,7273 > 0,632 Valid

5 0,8745 > 0,632 Valid

6 0,6839 > 0,632 Valid

7 0,8606 > 0,632 Valid

8 0,8207 > 0,632 Valid

9 0,8582 > 0,632 Valid

10 0,6495 > 0,632 Valid

11 0,5582 < 0,632 Tidak Valid

12 0,8775 > 0,632 Valid

13 0,6691 > 0,632 Valid

14 0,6077 > 0,632 Valid

15 0,6832 > 0,632 Valid

16 0,5443 < 0,632 Tidak Valid

17 0,8213 > 0,632 Valid

18 0,7449 > 0,632 Valid

19 0,7846 > 0,632 Valid

20 0,7882 > 0,632 Valid

21 0,8545 > 0,632 Valid

22 0,7950 > 0,632 Valid

23 0,7525 > 0,632 Valid

24 0,6749 > 0,632 Valid

25 0,8217 > 0,632 Valid

26 0,8472 > 0,632 Valid

27 0,8724 > 0,632 Valid

28 0,5799 < 0,632 Tidak Valid

29 0,8744 > 0,632 Valid

30 0,7753 > 0,632 Valid

31 0,7966 > 0,632 Valid

32 0,7301 > 0,632 Valid

33 0,7342 > 0,632 Valid

34 0,7984 > 0,632 Valid

93

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah diuji coba dan divaliditaskan item pertanyaan pada variabel mutu sekolah

memiliki item pertanyaan yang valid dan tidak valid, item pertanyaan yang valid

dapat dilanjutkan untuk melakukan pengolahan data selanjutnya, Dengan melalui

tahapan pengujian selanjutnya, yaitu: Uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji

korelasi, dan uji regresi. Total 34 item pertanyaan dengan data yang valid berjumlah

30 item pertanyaan dan yang tidak valid 4 item pertanyaan. Jadi, penelitian ini

mengambil 30 item pertanyaan yang digunakan untuk pengolahan selanjutnya.

Masing-masing variabel baik variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah,

iklim sekolah dan mutu sekolah membuang atau tidak menggunakan data yang tidak

valid tersebut pada pengolahan data selanjutnya.

b) Uji Reliabilitas Instrumen

Sedangkan untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung reabilitas

seluruh item angket dengan menggunakan rumus Spearman Brown berikut

(Sugiyono, 2008:95):

(1) Mencari r tabel apabila dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n -1)

(2) Menbuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel. Dengan kaidah

pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika r11 > rtabel berarti item angket reliabel,

sebaliknya jika r11 < rtabel berarti item angket tidak reliabel.

Mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 170) yang menyatakan

bahwa: “Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk

94

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah cukup

baik.” Maksud dapat “dipercaya” disini bahwa data yang dihasilkan harus memiliki

tingkat kepercayaan yang tinggi.

Dalam penelitian ini, langkah-langah pengujian reliabilitas angket dilakukan

dengan bantuan SPSS. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah: jika r hitung > r

tabel maka instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak reliabel.

Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalah sebagai berikut:

1) Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Uji reliabilitas variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah terlihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value ,929

N of Items 18a

Part 2 Value ,966

N of Items 14b

Total N of Items 30

Correlation Between Forms ,921

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,959

Unequal Length ,959

Guttman Split-Half Coefficient ,956

a. The items are: q1, q2, q3, q5, q6, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16, q17, q18.

b. The items are: q19, q20, q21, q22, q23, q24, q26, q27, q28, q29, q30.

Pengujian reliabilitas pada variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah ini

dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,956.

Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632

maka rhitung lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

item pertanyaan pada variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1) reliabel.

95

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Variabel Iklim Sekolah (X2)

Uji reliabilitas variabel iklim sekolah terliha pada abel dibawah ini: Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Variabel Iklim Sekolah (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value ,971

N of Items 16a

Part 2 Value ,967

N of Items 16b

Total N of Items 31

Correlation Between Forms ,867

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,929

Unequal Length ,929

Guttman Split-Half Coefficient ,928

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16.

b. The items are: q17, q18, q19, q20.q21, q22, q23, q24, q25, q26, q27, q28, q29, q31.

Pengujian reliabilitas pada variabel iklim sekolah ini dengan melihat nilai

korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,928. Korelasi berada pada

kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung lebih besar

daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada

variabel iklim sekolah (X2) reliabel.

3) Variabel Mutu Sekolah (Y)

Uji reliabilitas variabel mutu sekolah terliha pada abel dibawah ini:

Tabel 3.11

Uji Reliabilitas Variabel Mutu Sekolah (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value ,953

N of Items 19a

Part 2 Value ,956

N of Items 18b

Total N of Items 34

Correlation Between Forms ,939

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,968

Unequal Length ,968

Guttman Split-Half Coefficient ,968

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16, q17, q18, q19.

b. The items are: q20, q21, q22, q23, q24, q25, q26, q27, q28, q29, q30, q31, q32, q33, q34.

96

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian reliabilitas pada variabel Mutu Sekolah ini dengan melihat nilai

korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,968. Korelasi berada pada

kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung lebih besar

daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada

variabel Mutu Sekolah (Y) reliabel.

Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukkan bahwa

instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, selanjutnya

adalah melaksankan penyebaran angket untuk memperoleh data yang diinginkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Nazir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan

alat-alat ukur yang diperlukan untuk melaksanakan suatu penelitian. Data yang

dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan

beragam fakta yang berhubungan dengan focus penelitian yang diteliti. Maka dalam

penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi

dokumentasi dan teknik angket.

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan

sebagai cara pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian

yang dianggap penting Studi Dokumentasi diajukan untuk memperoleh data langsung

dari instansi atau lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatan yang releven

(Sugiyono, 2008:98).

97

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Teknik Angket

Kuesioner/angket secara umum sering disebut sebagai daftar pertanyaan.

Menurut Moh. Nazir (2003:203) kuesioner adalah daftar pertanyaan yang cukup

terperinci dan lengkap.

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 33 responden.

Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden

memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan,

(b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas

pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan

jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari

banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Indikator-indikator yang merupakan

jabaran dari variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah

terhadap mutu sekolah merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah

pernyataan didalam angket.

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi

frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-

masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata

98

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan

rumus:

Keterangan:

= skor rata-rata yang dicari

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk

setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 6 kriteria dan penafsiran

seperti dibawah ini:

Tabel 3.12 :

Kriteria dan Penafsiran Analisis Deskrriptif

Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi

3,01 – 4,00 Sering Tinggi

2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup

1,01 – 2,00 Jarang Rendah

0,01 – 1,00 Tidak pernah Sangat rendah

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Untuk melakukan analisis regresi, korelasi maupun pengujian hipotesis terlebih

dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis variabel perilaku kepemimpinan

kepala sekolah (x1), iklim sekolah (X2) dan mutu sekolah (Y).

99

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persyaratan analisis yang dimaksud adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar

analisis dapat dilakukan, baik untuk memprediksi atau keperluan pengujian hipotesis.

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik

regresi linear sederhana ataupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah : (a)

Syarat normalitas, (b) Syarat kelinieran regresi X atas Y.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik

apa yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya

normal maka akan digunakan statistik parametrik, namun apabila penyebaran datanya

tidak normal maka akan digunakan teknik statisti non parametrik.

Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik kolmogorov-smirnov

goodness of fit test. Teknik ini digunakan karena data yang akan diuji berada dalam

level internal (Enguneering Stastic Handbook) dan Garson (2003). Selain itu, teknik

memperlakukan observas individual secara terpisah sehingga X2, tidak kehilangan

informasi karena pembuatan kategorisasi (siegel, 1956:51).

Suatu data dikatakan normal jika nilai p> 0,05 (Field, 2000:46). Data dianalisis

dengan bantuan komputer spss 20.0 dasar pengambilan keputusan berdasarkan

probabilitas. Hasil uji normalitas data penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.13

Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mutu sekolah Perilaku

kepemimpinan

Iklim sekolah

N 33 33 33

Normal Parametersa,b

Mean 4,1739 4,1400 4,1633

Std. Deviation ,31982 ,29507 ,34327

100

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Most Extreme Differences

Absolute ,109 ,099 ,127

Positive ,109 ,099 ,113

Negative -,061 -,064 -,127

Kolmogorov-Smirnov Z ,627 ,571 ,730

Asymp. Sig. (2-tailed) ,826 ,900 ,660

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari output diatas diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig.(2-tailed) untuk

dua sisi diperoleh nilai signifikansi variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah

(X1) sebesar 0,900. Untuk variabel iklim sekolah (X2) sebesar 0,660. Dan untuk

variabel mutu sekolah (Y) diperoleh nilai sebesar 0,826. Nilai signifikansi dari

masing-masing variabel > 0,05 yang berarti bahwa data dari masing-masing variabel

berdistribusi norma. Oleh karena itu, maka teknik alalisis data yang digunakan adalah

teknik statistik paramterik data.

Tabel 3.14

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data

No Variabel Sig Kriteria Keterangan

1 Perilaku kepemimpinan

kepala sekolah (X1) 0,900 0,900>0,05 Normal

2 Iklim sekolah (X2) 0,660 0,660>0,05 Normal

3 Mutu sekolah (Y) 0,826 0,723>0,05 Normal

2) Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel

independen X1 dan X2 terhadap variabel dependen Y. Uji linearitas antara variabel

independen X1 dan X2 terhadap variabel dependen Y dengan memanfaatkan bantuan

program SPSS versi 20.0. suatu data dikatakan linear jika nilai signifikansinya (P) <

0,005 (Field,200:46). Hasil uji linearitas data penelitian dapat dilihat berikut ini :

101

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Uji linieritas perilaku kepemimpinan kepala sekolah ( X1 ) terhadap mutu

sekolah (Y)

Uji linieritas perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap mutu sekolah

diperoleh sebagai berikut:

Tabel 3.15

Uji linieritas perilaku kepemimpinan kepala sekolah ( X1 )

terhadap mutu sekolah (Y) ANOVA Table

Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

Mutu sekolah * Perilaku kepemimpinan

Between Groups

(Combined) 1,367 16 ,085 1,540 ,198

Linearity ,544 1 ,544 9,809 ,006

Deviation from Linearity

,823 15 ,055 ,989 ,506

Within Groups ,888 16 ,055

Total 2,254 32

Terlihat dari tabel diatas diperoleh nilai signifikansi 0,006 yang berarti nilai

tersebut kurang dari nilai 0,05 (0,006 < 0,05). Oleh karena itu, terdapat linieritas

variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap mutu sekolah (Y).

1) Uji linieritas iklim sekolah ( X1 ) terhadap mutu sekolah (Y)

Uji linieritas iklim sekolah terhadap mutu sekolah diperoleh sebagai berikut:

Tabel 3.16

Uji linieritas iklim sekolah (X1) terhadap mutu sekolah (Y) ANOVA Table

Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

Mutu sekolah * Iklim sekolah

Between Groups

(Combined) 1,364 15 ,091 1,736 ,137

Linearity ,556 1 ,556 10,622 ,005

Deviation from Linearity

,808 14 ,058 1,102 ,419

Within Groups ,890 17 ,052

Total 2,254 32

Terlihat dari tabel diatas diperoleh nilai signifikansi 0,010 yang berarti nilai

tersebut kurang dari nilai 0,05 (0,005 < 0,05). Oleh karena itu, terdapat linieritas

variabel iklim sekolah (X1) terhadap mutu sekolah (Y)

102

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menguji Hipotesis Penelitian

a. Untuk menguji hipotesis ada pengaruh perilaku kepemimpinan kepala

sekolah (X1) terhadap mutu sekolah (Y)

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel,

dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho: tidak terdapat hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah

dengan mutu sekolah

Ha: terdapat hubungan antara perilaku kepemimpinan

kepala sekolah dengan mutu sekolah

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

Dengan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2009:259)

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat

kebebasan, dk= n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho : diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan

Ha: diterima, Jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel

Analisis selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan

regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel

√( )(( )

103

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono,

2009:261)

Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:

, Dimana;

Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X= nilai variabel independen

Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan

rumus

Sugiyono, 2009:262)

Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai , untuk

menentukan potensi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

(Sugiyono, 2009:259)

b. Untuk menguji hipotesis ada pengaruh iklim sekolah (X2) terhadap mutu

sekolah (Y)

( )(

) ( )( )

( )

( )( )

( )

104

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertama kali yang dilakukan adalah menguji korelasi antara variabel dengan

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho: Tidak ada hubungan antara iklim sekolah

dengan peningkatan mutu sekolah

Ha: ada hubungan antara iklim sekolah

dengan mutu sekolah

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

(Sugiyono, 2009:259)

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2009:259)

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat

kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5% dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilait t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan

Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan

regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel

dependen bila nilai variabel independendi manipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono,

2009: 262).

Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:

√( )(( )

105

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana;

Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X= nilai variabel independen

Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan

rumus

Sugiyono, 2009:262)

Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai , untuk

menentukan potensi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

(Sugiyono, 2009:259)

c. Untuk menguji hipotesis ada pengaruh perilaku kepemimpinan kepala

sekolah (X1) dan iklim sekolah (X2) secara bersama-sama terahdap mutu

sekolah (Y)

Pertama kali yang dilakukan adalah menguji korelasi antara variabel dengan

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho: Tidak ada hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan

iklim sekolah secara bersama-sama dengan mutu sekolah.

( )(

) ( )( )

( )

( )( )

( )

106

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ha: Ada hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan

iklim sekolah secara bersama-sama dengan mutu sekolah.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

Dimana,

Korelasi antara dan secara bersama-sama dengan variabel Y

= Korelasi Product Moment antara dengan Y

= Korelasi product moment antara dengan Y

= Korelasi Product Moment antara dengan

(Sugiyono, 2009:266)

Dan dilanjutkan dengan uji signifikansi dengan menggunakan rumus

=

( ) ( )

Dimana ,

R : Koefisien korelasi ganda

K : Jumlah variabel independen

n : Jumlah sampel

(Sugiyono, 2009:266)

Kemudian nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel dengan derajat

kebebasan, dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%,

dengan ketentuan:

107

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ho: diterima, jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel dan

Ha: diterima, Jika nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresi ganda. Persamaan

regresi ganda ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai

variabel dependen bila nilai kedua variabel independen secara bersama-sama

dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2009: 267). Adapun persamaan regresi

ganda yang dimaksud adalah:

Dimana

Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta

= Koefisien regresi Independen 1

= Koefisien regresi independen 2

= nilai variabel independen 1

nilai variabel independen 2

Untuk mencari nilai a dan dan pada persamaan regresi ganda, dengan

menggunakan persamaan:

(Sugiyono, 2009:256)

( )

Y= a ( )

Y= a + ........... (3)

108

Imam Sibaweh, 2013 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada SMPN Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian untuk mengetahui tingkat kekuatan korelasi dari masing-masing hasil

hitungan korelasinya dikonsultasikan dulu dengan tabel interpretasi koefisien korelasi

di bawah ini:

Tabel 3.17

Interpretasi koefisien Korelasi r

Koefisien Korelasi Kategori

0,80 < r < 1.00 Sangat kuat

0,60 < r < 0, 79 Kuat

0,40 < r < 0, 59 Cukup kuat

0,20 < r < 0,39 Rendah

0,00 < r < 0, 19 Sangat rendah

Sumber Sugiono (2009:257)

4. Pengolahan dan analisis Data dengan alat bantu

Pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan yang penting dalam

penelitian. Dengan pengolahan data akan dapat diketahui makna data yang berhasil

dikumpulkan, dengan demikian hasil penelitian akan segera di ketahui. Dalam

pelaksanaannya, secara keseluruhan pengolahan data dilakukan dengan bantuan

komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).