bab iii metodologi penelitian a. metode...

23
20 Ema Nurliany, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Agar proses penelitian dapat berjalan dengan mudah dan terarah maka dibutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan desain riset yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yang mengimplementasikan metode penelitian Didactical Design Research (DDR). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktif pendidikan dan praktik sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan” Carr dan Kemmis, (dalam buku Kunandar 2013. hlm. 43). Menurut Kunandar (2013, hlm. 44) ada tiga prinsip dalam penelitian tindakan kelas yaitu: 1. Adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program atau kegiatan. 2. Adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut. 3. Adanya tindakan tretment untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan. “Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan nyata guru dalam kegiatan pembagian profesinya.” (Kunandar 2013:45) Jadi Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang menitik beratkan pada proses penelitian guru terhadap peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas dengan cara melakukan kegiatan perencanaan, melaksanakan hasil perencanaan, dan merefleksi hasil tindakan.

Upload: phungthien

Post on 19-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

20 Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Agar proses penelitian dapat berjalan dengan mudah dan terarah maka

dibutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan desain riset yang akan

diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yang

mengimplementasikan metode penelitian Didactical Design Research (DDR).

“Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif

yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan

penalaran dan keadilan praktif pendidikan dan praktik sosial mereka serta

pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat

praktik-praktik tersebut dilakukan” Carr dan Kemmis, (dalam buku Kunandar

2013. hlm. 43).

Menurut Kunandar (2013, hlm. 44) ada tiga prinsip dalam penelitian

tindakan kelas yaitu:

1. Adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program atau kegiatan.

2. Adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan

melalui penelitian tindakan tersebut.

3. Adanya tindakan tretment untuk meningkatkan kualitas suatu program atau

kegiatan.

“Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan

permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru

dalam kegiatan nyata guru dalam kegiatan pembagian profesinya.” (Kunandar

2013:45)

Jadi Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang menitik beratkan

pada proses penelitian guru terhadap peningkatan mutu praktik pembelajaran di

kelas dengan cara melakukan kegiatan perencanaan, melaksanakan hasil

perencanaan, dan merefleksi hasil tindakan.

21

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian Didactical Design Research (DDR) menurut Suryadi

(2010, hlm.12) metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang

menitik beratkan pada proses pengembangan situasi didaktis, analisis situasi

belajar yang terjadi sebagai respon atas situasi didaktis, yang dikembangkan

serat keputusan-keputusan yang diambil guru selama proses pembelajaran

berlangsung.

Selain itu Suryadi (dalam buku Suryadi & Suratno, 2014, hlm. 134)

mengemukakan pula bahwa “Proses berpikir guru dalam konteks pengajaran

dan pembelajaran yang berkembang di Eropa Sejak tahun 2007 dirumuskan

sebuah kerangka berfikir reflektif. Kerangka tersebut meliputi tiga hal, yakni

berfikir sebelum, pada saat dan setelah pengajaran dan pembelajaran”. Ketiga

proses berpikir tersebut mencerminkan kerangka pengembangan kurikulum

pada level implementasi praktis (enacted curriculum) di kelas (pembelajaran)

dan disebut sebagai penelitian Didactical Design Reaserch (DDR).

Melalui kegiatan Lesson Study para guru dibimbing untuk terus

meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik profesional. Siklus Plan-Do-See

menyediakan aktivitas berpikir guru yang alamiah sejalan dengan aktivitas

rutin sehari-hari. Namun demikian, potensi tersebut dirasakan belum terwujud

secara optimal (Suratno, 2012).

Hubungan guru, siswa dan materi tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajran

maka Hubungan Guru-Siswa-Materi digambarkan oleh Kansanen dalam

Suryadi (2013. Hlm. 9) sebagai sebuah Segitiga Didaktik yang

menggambarkan hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta

hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Ilustrasi segitiga didaktik dari

Kansanen tersebut belum memuat hubungan guru-materi dalam konteks

pembelajaran. Dalam pandangan penulis, hubungan didaktis dan pedagogis

tidak bisa dipandang secara parsial melainkan perlu dipahami secara utuh

karena pada kenyataannya kedua hubungan tersebut dapat terjadi secara

bersamaan. Dengan demikian, seorang guru pada saat merancang sebuah

situasi didaktis, sekaligus juga perlu memikirkan prediksi respons siswa atas

situasi tersebut serta antisipasinya sehingga tercipta situasi didaktis baru.

22

Antisipasi tersebut tidak hanya menyangkut hubungan siswa-materi, akan

tetapi juga hubungan guru-siswa baik secara individu maupun kelompok atau

kelas. Atas dasar hal tersebut, maka pada segitiga didaktis Kansanen perlu

ditambahkan suatu hubungan antisipatif guru-materi yang selanjutnya bisa

disebut sebagai Antisipasi Didaktis dan Pedagogis (ADP)

Gambar 3.1

Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi

Dari gambar segitiga didaktis diatas dapat diartikan bahwa hubungan antara guru,

materi dan siswa memiliki keterkaitan.

Didactical Design Research (DDR). Penelitian Disain Didaktis pada

dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu:

1. analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain

Didaktis Hipotetis termasuk ADP,

2. analisis metapedadidaktik, dan

3. analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi

didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan

ini akan diperoleh Disain Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan

untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.

23

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi Penelitian Tindakan Kelas meiliki kesamaan komponen dalam

prosedur penelitian metode DDR yaitu adanya perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi.

B. Prosedur Penelitian

Model PTK Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat

atau untaian-untaian dengan atu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu

meliputi beberapa tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan dan serta

refleksi.yang keempatnya merupakan satu siklus”. (Tukirah Taniredja, dkk.

2012. Hlm. 24). Tahapan-tahapan tersebut dalam Didactical Design Research

yaitu prospektif, metapedadidaktik dan retrospektif. Sedangkan tahapan PTK

yang diterapkan DDR yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, perencanaan

(prospektif), pelaksanaan & pengamatan (metapedadidaktik) dan refleksi

(retrospektif).

Berikut ini merupakan penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian

Tindakan Kelas yang telah diterapkan Didactical Design Research yang

digunakan dalam penelitian ini.

24

Tabel 3.1

Siklus PTK yang Menerapkan DDR

Siklus PTK model Kemmis

Prasiklus Perencanaan Pelaksanaan Refleksi

Siklus DDR

Praimplementasi Lesson

Design

Implementasi Refleksi

Proses Pemetaan

Kurikulum

Pembuatan maind

map dari materi ajar

Analisis penyajian

buku teks

Repersonalisasi

Learning Obstacle

Prediksi respon siswa

Chapter

Desain

Lesson

Design

Fleksibilitas

Unity

Coherence

(observasi

kelas)

Bagaimana

hubungan

antara desain

desain

dengan

implementasi

pembelajaran

1. Perencanaan (Prospektif)

Pada tahap ini peneliti merumuskan perencanaan yang akan dilakukan

pada tahap selanjutnya. Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan

dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang telah

ditemukan. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang

perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian membuat

25

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama

tindakan berlangsung.

2. Tindakan

Pada tahapan ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan

pada pada pembelajaran. Tindakan harus sesuai dengan apa yang telah

direncanakan sebelumnya, sebagai upaya perbaikan.

3. Pengamatan (Metapedadidaktik)

Pada tahapan ini Peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang

terjadi.

4. Refleksi (Retrospektif)

Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap

apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi

kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung.

Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan

metapedadidaktik.

Bagan 3.1

Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart dengan

Penerapan DDR.

Perencanaan

(Prosfektif)

Tindakan

Pengamatan

(Metapedadidaktik)

Refleksi

(Retrospektif)

26

C. Prosedur Tindakan

Tindakan (Metapedadidaktik)

Menerapkan desain pembelajaran

(RPP) dalam pembelajaran IPA

tentang sifat-sifat cahaya

Pengamatan

Mengamati situasi pembelajaran yang

dilakukan oleh guru sebagai observer

Mengamati cara guru menyajikan materi

yang ada dalam buku pegangan

Repersonalisasi buku teks

Refleksi

Merumuskan yang ditemukan pada

proses pembelajaran

Perencanaan (Prospektif)

Melakukan pretest pada siswa untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa

Membuat Chapter Design

Membuat desain pembelajaran (RPP) IPA

tentang sifat-sifat cahaya

Siklus 2

Siklus 1

Refleksi (Retrospektif)

Menganalisis hubungan antara prospektif

dengan metapedadidaktik

Mengkategorikan tipe learning obstacle baru

setelah penerapan desain pembelajaran

Hasil refleksi digunakan untuk menentukan

langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji

tujuan penelitian

Pengamatan (Metapedadidaktik)

Mengamati, apakah ada kesulitan dan

kemajuan yang dialami siswa dalam

pembelajaran tersebut

27

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Prasiklus

a. Observasi

1) Repersonalisasi Learning Obstacle pada Buku Teks

Tahapan ini merupakan suatu tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui kesulitan belajar siswa melalui analisis materi yang akan

dipelajari oleh siswa. Pada tahapan ini peneliti membaca buku IPA siswa dan

mencoba menjadi siswa kelas V Sekolah Dasar yang sedang belajar materi

tentang sifat-sifat cahaya. Dengan menjalankan kegiatan tersebut menjadi

langkah awal untuk menganalisis kesulitan belajar siswa ketika memahami

materi tentang sifat-sifat cahaya.

2) Observasi kelas

Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap pembelajaran IPA di kelas V

SDN Kadumerak 5, peneliti mengamati kegiatan guru salama proses kegiatan

pembelajaran mengenai materi yang didajarkan yaitu pada materi sifat-sifat

cahaya.

3) Pretest

Langkah ini merupakan tahapan penilaian dengan memberikan soal ujian

kepada siswa untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal mengenai

materi sifat-sifat cahaya. Peneliti melakukan pretest kepada siswa kelas V

Sekolah Dasar mengenai sifat-sifat cahaya. Siswa mengerjakan soal pilihan

ganda sebanyak 20 dengan klasifikasi kesulitan soal mulai dari sukar, sedang

dan mudah. Tiap soal yang dijawab dengan benar maka akan diberi skor 1.

4) Refleksi

Jika hasil pembelajaran belum maksimal, maka

melakukan perbaikan dan menyusun desain

pembelajaran baru untuk siklus berikutnya

Bagan 3.2

Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Takirah Taniredja,

Dkk.) dengan Penerapan DDR dalam pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya Berbasis model

Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT).

28

Pada tahapan ini peneliti dan guru mitra melkukan diskusi mengenai kesulitan

belajar siswa berdasarkan hasil observasi yang peniliti lakukan ketika

kegiatan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya berlangsung. Dari

kegiatan refleksi ini akan didapatkan suatu masukan yang dapat menentukan

tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum

maksimal, maka peneliti an dilanjutkan ke siklus berikutnya.

2. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Tahapan perencanaan ini meliputi kegiatan:

1) Tahap Pembuatan Chapter Design

Tahap ini merupakan rancangan peta konsep materi yang sesuai dengaan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada di dalam

kurikulum.Peneliti membuat rancangan peta konsep untuk materi sifat-

sifat cahaya. Dalam peta konsep yang dibuat memuat materi yang akan

diajarkan beserta analisis keterkaitan materi ajar di kelas IV, V dan VI

serta kelas VIII SMP. Apakah materi sifat-sifat cahaya tersebut sudah

perah dipelari atau belum di kelas tersebut.

2) Pembuatan Lesson Design

Tahap ini merupakan sebuah rancangan pembelajaran atau yang disebuut

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat Komponen RPP

hampir sama dengan RPP pada uumumnya, didalamnya terdapat standar

kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi esensial,

media belajar, tahapan kegiatan pembelajaran, terdapat pula prediksi

respon siswa disertai dengan antisipasi didaktis guru dan kegiatan evaluasi.

Peneliti membuat RPP yang meliputi serangkaian kegiatan mulai dari

analisis SK dan KD, menganalisis tujuan pembelajaran agar desain RPP

mencangkup tujuan dari pembelajarn, analisis materi esensial, menentukan

metode pembelajaran dan media sesuai kebutuhan penyampaian materi.

Peneliti juga memprediksikan respon siswa yang akan mempelajari sifat-

29

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sifat cahaya berdasarkan disain pembelajaran yang sudah peneliti rancang

hal ini untuk menentukan antisipasi didaktik apa yang harus diberikan oleh

peneliti untuk membantu ketika siswa mengalami kesulitan belajar.

3) Prediksi respon siswa merupakan suatu analisis memprediksikan situasi

belajar siswa berdasarkan respon siswa ketika mempelajari materi tentang

sifat-sifat cahaya. Dengan memperhatikan respon siswa, akan membantu

peneliti untuk menentukan apakah siswa mengalami kesulitan atau tidak

dan membantu pula untuk memberikan antisipasi didaktis pada siswa.

b. Tahap Tindakan

Pada tahapan tindakan ini meliputi kegiatan menerapkan desain

pembelajran yang sudah dibuat peneliti sekaligus untuk mengamati kesulitan

belajar selama proses pembelajran berlangsung. Terdapat tiga komponen

yang terintegrasi yaitu kesatuan, fleksibilitas, dan koherensi. Maksud dari

kesatuan, fleksibilitas dan koherensi dalam tahapan penelitian ini adalah:

1) kesatuan (unity) adalah kesatuan utuh dari komponen-komponen situasi

didaktis.

2) fleksibilitas (flexibility) adalah intervensi guru dalam mengantisipasi dan

mengembangkan alur belajar siswa.

3) koherensi (coherence) adalah keterpaduan logis antar situasi didaktis

(situasi aksi-formulasi-validasi) yang dikembangkan.

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

a) menerapkan desian pembelajran (RPP) yang menerapkan model

pembelajaran kooperatife learning tipe Number Head Together

(NHT). Adapun langkah-langkah pembelajraan dengan menerapkan

model pembelajaran pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number

Head Together (NHT) adalah sebagai berikut:

(1) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok.

(2) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor.

30

(3) Guru member tugas/pertanyaan pada masing-masing siswa

dalam kelompok untuk mengerjakannya.

(4) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban

yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota

kelompok mengetahui jawaban tersebut.

(5) Guru memanggil salah satu nomor secara acak.

(6) Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan

jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.

(7) Tahap pengamatan merupakn tahapan melakukan analisis

kesulitan dan kemajuan siswa dalam belajar yang baru selama

proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model

pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number Head

Together (NHT).

c. Tahap Refleksi

Pada tahapan ini meliputi kegiatan menganalisis hubungan antara desain

dengan implementasi pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 308) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Dalam penelitian yang berjudul Desain Pembelajaran

Konsep Cahaya Berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together

(NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle) Kelas

V Semester 2, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara

observasi kelas dan tes.

Teknik pengumpulan data dengan, observasi, wawancara dan juga tes.

1. Observasi

“Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran” (Kunandar, 2013,

hlm. 143). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Teknik Observasi Langsung, cara mengumpulkan data yang dilakukan yaitu

31

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek

penelitian secara langsung, mengobservasi keadaan atau situasi yang terjadi di

tempat penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap guru dan

siswa. Observasi guru dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas guru dalam proses

mengajarkan sifat-sifat cahaya. sedangkan observasi siswa dimaksudkan untuk

mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan untuk mengetahui

kesulitan siswa ketika mempelajari sifat-sifat cahaya.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Aktivitas Guru pada Materi Sifat-Sifat Cahaya

Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head

Together (NHT).

No Indikator Nilai

1 2 3 4

1 Kegiatan Orientasi

a. Menentukan unit pebelajaran

b. Menarik perhatian siswa

c. Menumbuhkan motivasi siswa

d. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

2 Kegiatan penyajian materi, metode, media

pembelajaran

a. Kejelasan materi

b. Metodebelajar Cooperative

Learning Tipe Number Head

32

Together (NHT)

c. Penggunaan alat peraga yang

sesuai

3 Kegiatan belajar mengajar

a. Guru membagi Siswa ke dalam

kelompok-kelompok.

b. Guru memberi nomor pada Masing-

masing siswa dalam kelompok

c. Guru memberi tugas untuk semua

kelompok

d. Guru memberi pertanyaan pada

masing-masing siswa dalam

kelompok untuk mengerjakannya.

e. Guru memberikan kesempatan

kepada Setiap kelompok untuk

memulai diskusi menemukan jawaban

yang dianggap paling tepat dan

memastikan semua anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut.

f. Guru memanggil salah satu nomor

secara acak.

g. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa dengan nomor yang

dipanggil mempresentasikan jawaban

dari hasil diskusi kelompok mereka.

Jumlah skor

Nilai rata-rata

Tingkat penguasaan

Keterangan : 1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

33

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 = Sangat Baik

Skor maksimal = Jumlah deskriptor x Nilai tertinggi

Presentasi Pencapaian = Skor yang diperoleh

skor maksimal X 100% =

Nilai rata-rata = skor yang diperoleh

jumlah deskriptor=

Kriteria penilaian kemampuan mengajar guru dalam pendekatan pembelajaran

Cooperative Tipe Number Head Together.

2. Tes

“Tes adalah pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan,

sikap, bakat dan lainnyadapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal atau

hasil belajar dengan berbagai prosedur penelitian” (Kunandar, 2013, hlm.186).

Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Peneliti memilih tes tertulis

yang berbentuk tes objektif yaitu dibuat dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG)

yang berjumlah 10 soaldengan 4 pilihan jawaban yaitu a, b,c, dan d., dan 10 soal

isian singkat Setiap soal diberi skor 1 pada jawaban yang benar.

Kriteria pengkategorian nilai hasil belajar siswa sebagai berikut;

85-100 = Baik Sekali (A)

65-84 = Baik (B)

45-64 = Cukup (C)

25-44 = Kurang (D)

0-24 = Gagal (E)

(Dalam Sudjana Nana, 2010, hlm.204)

34

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Pretest

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : V / 2

Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat

suatu karya atau model.

Kompetensi Dasar Indikator

Tingkat

Kesulitan

Ingatan Pemahaman Aplikasi Jumlah

PG Isian PG Isian PG Isian

Menjelaskan Sifat-

Sifat Cahaya

Mengidentifikasi

cahaya merambat

lurus (sifat-sifat

cahaya)

Mudah

1

1

Sedang

2

1

Sukar

35

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membedakan sifat

cahaya yang

mengenai berbagai

benda (bening,

berwarna, dan

gelap).

Mudah

1,4

2

Sedang

5, 6

2

Sukar

Mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya

yang mengenai

cermin datar ,

cermin cekung,

dan cermin

cembung.

Mudah

7

7

2

3

Sedang

3

3

2

Sukar

5

1

Menunjukkan

contoh peristiwa

pembiasan cahaya

dalam kehidupan

sehari-hari melalui

percobaan.

Mudah

4

8

2

Sedang

8

9

2

Sukar

10

1

Menunjukkan

bukti bahwa

cahaya putih

terdiri dari

berbagai warna.

Mudah

Sedang

6

10

2

Sukar

9

1

Jumlah

5

10

5

20

36

A. Isilah soal di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada a, b, c, d

dengan jawaban yang benar!

1. Dibawah ini manakah yang bukan termasuk sifat-sifat cahaya…….

a. Cahaya merambat lurus c. cahaya dapat diuraikan

b. Cahaya dapat dipantulkan d. cahaya dapat menembus dinding

2. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya merambat lurus adalah…

a. Terbentuknya pelangi saat turun hujan

b. Pemantulan cahya pada cermin

c. Rambatan cahaya matahari lurus ketika melewati genting kaca

d. Cahaya menembus benda bening

3. Jarak bayang-bayang ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin. Itu

adalah salah satu sifat bayang-bayang pada….

a. Cermin datar

b. Cermin cekung

c. Cermin cembung

37

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Cermin lengkung

4. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukan pembiasan cahaya

adalah…..

a. Pelangi

b. Fatamorgana

c. Terbentuknya bayang-bayang

d. Dasar kolam tampak lebih dangkal

5. Jika cahaya mengenai cermin datar maka sifat bayangan dari cermin

tersebuut adalah…

a.maya, tegak, sama besar

b. nyata tegak diperkecil

c. maya, tegak lebih, besar

d. maya, terbalik, lebih besar

6. di bawah ini manakh yang menunjukan peristiwa cahaya terdiri dari

beberapa warna…

a. fatamorgana

b. pelangi

c. gerhana

d. hujan

7. permukaan air kolam jika dilihat dari atas kolam akan nampak terlihat..

a. dalam

b. surut

c. dangkal

d. sedang

8. kaca spion termasuk kedalam cermin….

a. lengkung

b. cekung

c. datar

d. cembung

38

9. dibawah ini manakah yang termasuk kedalam warna pelangi

a. jingga kuning, abu-abu, nila, hijau

b. coklat, biru, hijau unggu,

c. merah kuning, biru, hitam, putih

d. merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu

10. jika sebuah pensil dimasukan kedalam segelas air bening maka pinsil akan

nampak terlihat

a. patah

b. lurus

c. tegak

d.terbalik

A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk

benda….

2. Jika berkas cahaya seajar jatuh pada permukaan yang licin, maka akan

terjadi pemantulan….

3. Benda terlihat lebih besar jika dipantulkan oleh cermin…..

4. Benda-benda yang dapat meneruskan cahaya secara sempurna disebut…

5. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai benda yang

permukaannya…

6. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk

benda…….

7. Benda terlihat lebih besar daripada benda aslinya jika dipantulkan oleh

cermin………

8. Pada saat melihat dari permukaan air, dasar bak mandi tampak

…………….. dari pada ukuran sebenarnya

39

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Pembiasan cahaya menghasilkan warna-warna cahaya. Peristiwa itu

disebt……

10. Cahaya putih matahari jika diuraikan akan menghasilkan warna…….

Kunci Jawaban

Soal Pilihan Ganda

1. c

2. c

3. a

4. a

5. a

6. b

7. a

8. d

9. d

10. c

Soal Isian

1. benda bening

2. teratur

3. cembung

4. benda bening

5. kasar

6. bening

7. cembung

8. dangkal

9. dispersi cahaya

10. me ji ku hi bi ni u (warna pelangi)

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan

hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut yaitu:

1. Pengolahan Data Hasil Observasi

40

Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang diamati adalah aktivitas belajar siswa.

Sebelum data diolah terlebih dahulu membuat aspek-aspek yang dinilai.Setiap

aspek dibuat kriteria pengamatan dan melakukan pengamatan di kelas V SDN

Kadumerak 5 terhadap aktivitas yang diamati baru dikumpulkan.

Rumus tabel observasi hasil belajar dalam pembelajaran IPA dengan model

Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) pada materi sifat-sifat

cahaya.

Nilai: 1 = Kurang 3 = Baik

2 = Cukup 4 = SangatBaik

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

(Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin, 2006 hlm. 67)

2. Pengolahan Data dari Tes Hasil Belajar Siswa

Untuk memperoleh data yang reliable dengan tes yang akan diberikan

yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan soal isian

singkat sebanyak 5 soal.

Makaskor tes hasil belajar siswa ditentukan dengan rumus:

Keterangan:

S = nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N = skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto Ngalim, 2009, hlm. 112)

S = 𝑅

𝑁 X 100

41

Ema Nurliany, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE)

KELAS V SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun nilai rata-rata kelas ditentukan dengan rumus:

Keterangan:

X = rata-rata (mean)

∑X = jumlah seluruh skor

N = banyaknya subjek

(Sudjana Nana, 2010, hlm. 109)

F. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subyek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Sekolah Dasar

Kelas V SDN Kadumerak 5 pada mata pelajaran IPA khususnya materi sifat-

sifat cahaya. Jumlah murid kelas V di SDN Kadumrak 5 berjumlah 20 orang,

yang terdiri dari laki-laki 10 siswa perempuan 10 siswa.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti di kelas V SDN Kadumerak 5

Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang. Adapun alasanpenelitian

ini dilakukan di SD tersebut yaitu:

1. Lokasi dekat dengan peneliti sehingga lebih memudahkan peneliti untuk

melakukan penelitian.

X = ∑𝑋

𝑁

42

2. Pada sekolah tersebut siswa mengalami kesulitan dalam memahami

konsep cahaya.

3. Pada sekolah tersebut nilai siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya

pada materi sifat-sifat cahaya masih di bawah KKM.