bab iii. metodologi penelitian 3.1 tempat dan waktu …eprints.umm.ac.id/46054/4/bab...
TRANSCRIPT
24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Waktu
pelaksanaan dimulai pada bulan September 2018 sampai Januari 2019.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbagan analitik,
kompor, cabinet dryer, beaker glass, spatula, alumunium foil, waterbath, kertas
saring, botol gelap, corong, filler, mortal-martil, texture analyzer, colour reader,
cawan porselin, oven, desikator, tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, kuvet,
vortex, tube sentrifuse, spektrofotometer, freezer, plastik klip, tisu, pengukur pH,
alat tulis.
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air, aquades yang
dibeli di laboratorium Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Malang, asam
sitrat yang dibeli di toko bahan kimia didaerah Malang, methanol, 2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl (DPPH) dan ethanol 96% yang dibeli di laboratorium Ilmu dan
Teknologi Pangan Universitas Muhmmaadiyah Malang, pepaya mengkal jenis
california yang dibeli ditoko buah daerah Malang, buah naga merah matang yang
dibeli di toko buah daerah Malang, gula yang dibeli di toko sembako daerah
Malang, kelopak bunga mawar yang dibeli di pasar besar Malang.
25
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
disusun secara faktorial. Faktor yang dicobakan terdiri dari 2 macam dan masing-
masing perlakuan diulang 3 kali. Faktor yang dicobakan adalah faktor 1 adalah
perbandingan ekstrak bunga mawar dan kulit buah naga dan faktor 2 adalah
penambahan gula
Faktor I: Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar dan Buah Naga
P1 : Bunga Mawar 25% : Kulit Buah Naga 25% (b/v)
P2 : Bunga Mawar 30% : Kulit Buah Naga 20% (b/v)
P3 : Bunga Mawar 40% : Kulit Buah Naga 10% (b/v)
Faktor II: Penambahan Gula
G1 : Konsentrasi 30 % (b/v)
G2 : Konsentrasi 40 % (b/v)
G3 : Konsentrasi 50 % (b/v)
Tabel 5. Perlakuan perbedaan porporsi ekstrak bunga mawar merah dan kulit buah
naga merah dengan penambahan gula pada pembuatan manisan pepaya
kering
G
P
G1 G2 G3
P1 P1G1 P1G2 P1G3
P2 P2G1 P2G2 P2G3
P3 P3G1 P3G2 P3G3
Keterangan :
P1G1 = Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar 25%: Kulit Buah Naga 25%, dengan
konsentrasi gula 30 %
P2G1 = Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar 30%: Kulit Buah Naga 20%, dengan
konsentrasi gula 30 %
P3G1 = Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar 40%: Kulit Buah Naga 10%, dengan
konsentrasi gula 30 %
P1G2 = Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar 25%: Kulit Buah Naga 25%, dengan
konsentrasi gula 40 %
P2G2 = Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar 30% dan Kulit Buah Naga 20%,
dengan konsentrasi gula 40 %
P3G2 = Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar 40%: Kulit Buah Naga 10%, dengan
konsentrasi gula 40 %
P1G3 = Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar 25%: Kulit Buah Naga 25%, dengan
konsentrasi gula 50 %
P2G3 = Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar 30%: Kulit Buah Naga 20%, dengan
konsentrasi gula 50 %
P3G3 = Perbandingan Ekstrak Bunga Mawar 40%: Kulit Buah Naga 10%, dengan
konsentrasi gula 50 %
Kontrol = Tanpa Penambahan Pigmen
26
Sortasi
Aquades :
Asam
sitrat
(98:2)
Pencucian
Kelopak mawar
Penimbangan 110 gram
Maserasi (T = 85oC, t = menit)
)20))menit)
Pigmen mawar
Penyaringan (kertas Whatman No. 41)
Ampas
3.4 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
3.4.1 Pembuatan Ekstrak Bunga Mawar Merah
Pigmen antosianin dari bunga mawar merah diekstraksi dengan metode
yang dilakukan oleh Saati, dkk. (2011) dengan adanya modifikasi, yakni bahan
baku berupa bunga mawar merah yang disortasi terlebih dahulu kemudian
ditimbang sebanyak 90 gram dan dilakukan pencucian. Bunga mawar kemudian
diekstrak (dengan perbandingan 90 gram bahan dalam 300 ml pelarut) dalam
larutan aquades : asam sitrat (98:2). Hancuran selanjutnya disimpan pada lemari
pendingin pada suhu 10-12oC selama 1 jam, kemudian dilakukan filtrasi dengan
menggunakan kertas saring Whatman No. 41.
Gambar 4. Diagram Alir Ekstraksi Pigmen Bunga Mawar Merah (Saati, dkk.
2011)
27
Ampas
3.4.2 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Naga
Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Naga
(Wahyuni, 2011)
3.4.3 Proses Pembuatan Manisan Pepaya Kering
Pembuatan manisan pepaya kering dengan menggunakan buah papaya
mangkal dikupas dan menghilangkan bijinya. Timbang sebanyak 1000g, diiris
tipis-tipis, cuci dan meniriskannya. Selanjutnya perendaman menggunakan
larutan gula selama 24 jam. Setelah dilakukan perendaman pengeringan pada
alat pengering dengan lama ±24 jam (Basuki dkk., 2015).
Sortasi
Pencucian
Kulit buah naga
merah
Penimbangan110 gram
Blanching (t = 5) menit T = 80ºC
Ekstrak kulit
buah naga
Penyaringan
28
Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Manisan Kering
(Nada, dkk. 2009 Modifikasi peneliti)
Pepaya
mengkal
Pengupasan
Penimbangan 1000 g
Pencucian
Blanching t= 5 menit
T= 90ºC
Rendam 24 jam
Pengeringan t=24 jam
T=50ºC menggunakan
cabinet dryer
Analisis
Kulit buah
Gula ( 30,40,50 )
Eksrak mawar dan
kulit buah naga
(25:25), (30:20),
(40:10)
Kadar air,
antosianin,
aktivitas
antioksidan, pH,
gula, organoleptik,
tekstur,
Produk
29
3.5 Parameter Pengamatan
3.5.1 Analisis Kimia Manisan Pepaya Kering
3.5.1.1 Kadar Air Metode Gravimetri (Sudarmadji dkk., 1997)
1. Preparasi alat dan bahan yang digunakan
2. Botol vial di oven pada suhu 100°C selama 24 jam kemudian letakkan
botol vial pada desikator selama 15 menit
3. Botol vial ditimbang dan dicatat beratnya
4. Sampel ditimbang sebanyak 2 gram dan catat beratnya kemudian
dimasukkan kedalam botol vial
5. Botol vial berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105°C
selama 3-5 jam, tergantung jenis bahan. letakkan kedalam desikator
selama 15 menit dan timbang kembali serta catat
6. Berat akhir botol vial ditimbang dan hitung kadar air dengan rumus:
( )
3.5.1.2 Analisa Kadar Antosianin dengan Menggunakan Metode pH
Differensial
Prinsip analisis kadar antosianin dengan metode perbedaan pH adalah
penentuan total antosianin monomer konten, berdasarkan perubahan struktur
kromofor antosianin pada pH 1 dan pH 4,5. Pada pH 1, antosianin secara
keseluruhan berbentuk kation, flavillum atau oxonium yang berwarna. Sedangkan
pada pH 4,5 antosianin berbentuk karbinol atau hemixal yang tidak berwarna
(Tensiska dkk., 2005).
30
A. Pembuatan Larutan Buffer
1. Buffer pH 1
Larutan KCL: 0,025 M KCl (1,86 g dalam 980 ml aquades)
Untuk membuat buffer pH 1, sebanyak 980 Ml HCl 37%
2. Buffer pH 4,5
Larutan Na-asetat: 0,4 M larutan Na-asetat (54,43 q dalam 960 ml
aquades)
B. Penentuan Total Antosianin
1. Sampel dilarutkan dengan pelarut methanol dengan perbandingan
(1:1) kedalam beaker glass
2. Larutan sampel dihomogenkan dan menutup seluruh bagian wadah
dengan penutup gelap
3. Sampel dimaserasi pada suhu -23ºC, selama 1 jam
4. Sampel dimasukkan sebanyak 1 ml kedalam 2 tabung reaksi. Tabung
pertama larutan buffer pH 1 sebanyak 9 ml tabung kedua ditambahkan
larutan buffer pH 4,5 sebanyak 9 ml
5. Scanning antosianin dengan rentang panjang gelombang 400nm – 550nm
pada kedua buffer larutan sampel ekstrak untuk mengetahui panjang
gelombang maksimal antosianidin yang dimiliki sampel ekstrak
6. Selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi pada panjang
gelombang maksimal dan panjang gelombang 700nm pada masing-
masing sampel dan hasilnya dikalkulasi berdasarkan persamaan
berikut :
A = (Avis-maks –A700nm) pH1 – (Avis-maks – A700nm) pH4,5
31
3.5.1.3 Kadar Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (Burda dan
Oleszek., 2001)
Pengujian aktivitas antioksidan ini dibuat larutan uji dengan konsentrasi
50, 100, 150, 200, 250 mg/L. Sebanyak 0,5 ml masing-masing larutan uji
ditambahkan dengan 1mL larutan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dalam
etanol. Setelah itu, diinkubasi selama 30 menit kemudian absorbansi diukur pada
panjang gelombang 517 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Aktivitas penangkal radikal bebas dihitung dengan menggunakan rumus:
Aktivitas penangkal radikl bebas (%) =
A. Analisa Nilai pH dengan Menggunakan pH Meter tipe Lab 875
1. pH meter di hidupkan
2. Elektroda dan temperature probe dibilas menggunakan aquades, dan
mengeringkannya
3. Kalibrasi dilakukan dengan mencelupkan elektroda pada larutan
penyangga netral (pH 7) serta asam (pH 4) dan membersihkanya
4. Elektroda dibilas menggunakan aquades, dan mengeringkanya
5. Elektroda dicelupkan pada sampel, dengan menekan tombol Ar (hold) dan
enter kemudian menunggu pembacaan pada layar stabil serta muncul
indikator autolock pada layar
6. Nilai yang tertera pada layar digital dicatat.
32
3.5.1.4 Analisa Nilai pH dengan Menggunakan pH Meter tipe Lab 875
1. pH Meter dihidupkan dengan menekan tombol power
2. Elektroda dan temperature probe dibilas menggunakan aquades lalu
dikeringkan
3. Kalibrasi dengan cara mencelupkan elektroda pada penyangga netral (pH
7) dan asam (pH 4)
4. Elektroda dibilas menggunakan aquades dan dikeringkan
5. Elektroda dicelupkan pada sampel dengan menekan tombol Ar(hold) dan
enter
6. Hasil tertera pada layar yang stabil serta muncul indikator autolock pada
layar
7. Nilai yang tertera dicatat.
3.5.1.5 Kadar Gula Total (Sudarmaji dkk, 1997)
1. Kurva standar diambil
2. Sampel ditimbang sebanyak 20-30 gram lalu ditambahkan alkohol 80%
perbandingan (1:1)
3. Bahan diambil sampai gula terekstrak
4. Sampel disaring menggunakan kapas dan sisa padatan dicuci
menggunakan alkohol
5. pH filtrat diukur jika asam ditambahkan CaCO3 sampai basa
6. Filtrat dipanaskan dengan suhu 100ºC selama 30 menit
7. Filtrat disaring menggunakan kertas whattman no.2 atau kapas
8. Filtrat dipanaskan untuk menghilangkan alkohol dengan suhu 85ºC
33
9. pb asetat jenuh ditambahkan sebanyak 1 ml
10. Filtrat diambil 1 ml dan diencerkan dalam 100 ml volume
11. Filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml dan
ditambahkan 5 ml pereaksi anthrone secara cepat
12. Tabung reaksi ditutup dan dihomogenkan
13. Filtrat dipanaskan pada penangas dengan suhu 100ºC selama 12 menit
14. Filtrat didinginkan menggunakan air mengalir
15. Filtrat dipindahkan dalam kuvet dan membaca absorbansi larutan dengan
Panjang gelombang 650 nm dengan spektrofotometer
16. Konsentrasi gula total ditentukan dengan menghubungkan kurva standar
rumus
( )
3.5.2 Analisis Fisik Manisan Pepaya Kering
3.5.2.1 Intensitas warna (Yuwono, 2001)
1. Sampel disiapkan dalam plastik PP (polypropilene) atau transparan
2. Colour reader dihidupkan dengan menekan tombol power
3. Sampel ditarget L, a, b. dimana, L adalah kecerahan, nilai positif (+)
berarti cerah, nilai negatif (-) berarti suram ; Axis a nilai positiff (+) berarti
merah, nilai (-) berarti hijau ; Axis b, nilai (+) berarti kuning, nilai (-)
berarti biru
4. Warna yang tertera pada layar dicatat.
34
3.5.2.2 Analisis Organoleptik (Setyaningsih dkk., 2010)
Pengujian organoleptik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
kenampakan, rasa, tekstur (kerenyahan), dan aroma. Pelaksanaan uji organoleptik
ini menggunakan panelis 30 orang yang berbeda-beda dan tidak punya keahlian
dalam bidang tersebut.
Tabel 6. Kategori skor uji organoleptik
Uji Organoleptik Score sheet
Aroma 1 = Sangat tidak menyengat
2 = Kurang menyengat
3 = Menyengat
4 = Cukup menyengat
5 = Sangat menyengat
Rasa 1 = Sangat tidak manis
2 = Tidak manis
3 = Cukup manis
4 = Manis
5 = Sangat manis
Warna 1 = Sangat tidak merah
2 = Tidak merah
3 = Cukup merah
4 = Merah
5 = Sangat merah
3.6 Analisis Tekstur
Sampel atau bahan disiapkan ketebalanya dengan menggunakan
penggaris. Kemudian sampel diletakan pada meja objek tekstur analyzer. Pilih
probe yang sesuai dengan sampel. Untuk sampel yang padat pilih probe yang
silinder, sampel liquid atau semi padat pilih probe yang plate. Pada computer
dipilih program “Tekstur Pro Lite”. Probe pada alat diturunkan sampai
menyentuh sampel. Angka pada alat dinolkan terlebih dahulu. Alat instrumen
dinyalakan dan kurva provil tekstur diperoleh. Sifat tekstur yang didapatkan
Hardness, cohesiveness, adhesiveness.
35
3.7. Analisa Data
Pengolahan data menggunakan analisis sidik ragam taraf 5%. Selanjutnya
bila terjadi beda nyata atau interaksi pada masing-masing perlakuan maka data
yang diperoleh akan dilanjutkan dengan uji pembeda menggunakan uji DMRT
(Duncan’s Multiple Range Test) uji Beda pada taraf 5%.