bab iii metodelogi penelitian - uksw · 2017. 5. 4. · wawancara yang dilakukan terjadi pada hari...
TRANSCRIPT
67
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub judul ini peneliti akan menguraikan mengenai seting tempat
penelitian, seting waktu penelitian dan karakteristik subjek penelitian.
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan
Getasan yang terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan
kepala sekolah yang dijabat oleh ibu Sunarmi, S.Pd.,M.Pd. Penelitian ini
khususnya dilaksanakan di kelas 4 SD.
Pemilihan SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan sebagai lokasi
penelitian dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1) Sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakannya kegiatan penelitian
dengan tujuan meningkatkan kualitas sekolah maupun hasil belajar siswa.
2) Sekolah bersedia memberikan data yang diperlukan peneliti
3) Hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa khususnya pada kelas 4
masih membutuhkan kualitas dan proses dalam pencapaiannya.
3.1.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setelah peneliti
mengajukan ijin kepada pihak sekolah yang bersangkutan dan dilaksanakan
pada bulan 19 Februari–Mei 2016. Pada bulan Februari peneliti mulai
mengadakan persiapan, yaitu menyusun beberapa lembar observasi yang akan
digunakan sebagai pedoman pada saat peneliti melakukan pengamatan selama
pembelajaran berlangsung, menyusun lembar wawancara antara peneliti dan
juga guru kelas 4 SD, dan mempersiapkan instrumen penilaian.
Pada bulan Maret minggu pertama dan ketiga peneliti mulai
melaksanakan kegiatan wawancara maupun melaksanakan observasi secara
68
langsung ketika guru sedang mengadakan proses belajar-mengajar di dalam
kelas.
Wawancara yang dilakukan terjadi pada hari Selasa, 03 Maret
2016.Peneliti sebagai pewancara sedangkan Ibu Sri Astuti, S.Pd.,SD (guru
kelas 4 SD) dan beberapa siswa kelas 4 SD sebagai narasumber. Wawancara
terhadap guru kelas 4 SD dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya
pedoman wawancara sudah disusun oleh peneliti kemudian hasil wawancara
ditulis secara ringkas.
Wawancara terhadap siswa dilakukan secara tidak terstruktur artinya
bahwa wawancara yang peneliti lakukan pada saat itu adalah wawancara
dilakukan tanpa mempersiapkan pedoman wawancara dan pertanyaan
diberikan secara langsung (spontan) sesuai pemahaman peneliti terhadap
situasi kelas tersebut.
Pengamatan awal (prasiklus) proses pembelajaran berbicara di kelas 4
SD dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Maret 2016 pukul 08.55-10.05 WIB.
Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas 4 SD (Ibu Sri Astuti.,
S.Pd.SD) bertindak sebagai guru/pengajar. Peneliti mengamati Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan guru dan proses
pembelajaran keterampilan berbicara yang sedang berlangsung. Pengamatan
dilakukan berpedoman pada lembar observasi penilaian proses dan hasil belajar
siswa yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti.
Pada bulan April, yaitu tepatnya pada tanggal 14-19 April 2016 peneliti
mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I. Sedangkan pada bulan
April, yaitu tepatnya pada tanggal 21-26 April 2016, peneliti melakukan
tindakan kelas siklus II untuk. Setelah itu, bulan Mei peneliti mulai membuat
laporan hasil penelitian.
69
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan penelitian Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal PTK
2
SIKLUS I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3
SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Pelaporan
3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe
1 Kecamatan Getasan tahun pelajaran 2015/2016 yang memiliki jumlah 36
siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan dengan ibu
Sri Astuti, S.Pd.,SD selaku wali kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan
Getasan. Di kelas tersebut kondisi siswa heterogen (berbeda-beda
kemampuannya).
Sebagian besar siswa kelas 4 yang bersekolah di SD Negeri Sumogawe
1 Kecamatan Getasan tersebut adalah anak karyawan pabrik, buruh, swasta,
dan hanya ada beberapa siswa yang orang tuanya berkerja sebagai pegawai
negeri sipil. Sehingga dapat dikatakan bahwa pola asuh orang tua terhadap
siswa yang bersangkutan tergolomg kurang. Hal ini dikarenakan kondisi orang
tua yang sibuk bekerja. Tentu juga hal ini berpengaruh pada perkembangan
belajar si anak pada saat pembelajaran. Selain itu, kemajuan hasil belajar siswa
diduga kurang maksimal.
Secara umum, tingkat kemampuan siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe
1 Kecamatan Getasan bervariasi, dan terdapat satu siswa laki-laki yang sedikit
mengalami perbedaan diantara teman-temannya yang lain. Gaya belajar anak
70
yang berbeda tersebut mengakibatkan hasil belajar dalam setiap mata pelajaran
tidak maksimal sesuai harapan guru. Daya serap siswa tersebut terhadap materi
yang diajarkan oleh guru mengalami ketidakseimbangan dalam pembelajaran
yang sedang berlangsung di dalam kelas sehingga menyebabkan nilai-nilai
hasil belajar siswa tersebut kurang maksimal sesuai harapan.
Berdasarkan pengamatan sementara, di dalam kelas siswa banyak yang
ribut dan kurang memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas,
misalnya siswa mengobrol dengan teman sebangkunya. Jadi, peningkatan
proses pembelajaran yang berkualitas masih perlu dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar yang optimal.
3.2 Variabel Penelitian
Kerlinger dalam Sugiyono (2011: 63) menyatakan bahwa variabel
adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari variabel bebas (variabel x) dan variabel terikat (variabel y) yang
akan dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel y). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran SAVI dengan metode role
playing.
Berdasarkan pada kajian teori dan kajian penelitian yang relevan bahwa
model pembelajaran SAVI adalah model pembelajaran yang menekankan
bahwa belajar haruslah memanfaatkan seluruh alat indra yang dimiliki siswa,
jadi pada saat melakukan pembelajaran yang berkaitan dengan model SAVI,
siswa dapat belajar dengan gerakan tubuh, belajar menggunakan kemampuan
berpikir, belajar mengemukakan, mendengarkan, menyimak, berbicara,
argumentasi pendapat dan menanggapi, menemukan, mencipta,
mengkonstruksi, memecahkan masalah, kemudian menerapkannya pada saat
pembelajaran.
71
Sedangkan dalam pembelajaran role playing(bermain peran), siswa
dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Kemudian guru
menyajikan materi/masalah kepada siswa. Siswa bekerja dalam kelompok
masing-masing untuk memecahkan dan menemukan masalah yang sedang
dihadapinya dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman-
teman sekelasnya tersebut, selain itu siswa haruslah saling bekerjasama pada
kelompok untuk memastikan agar semua anggotanya dapat menguasai
pelajaran dengan baik. Sehingga dengan kegiatan belajar yang bervariasi
seperti ini akan menumbuhkan minat, kerjasama, keaktifan maupun
kesungguhan dalam pembelajaran siswa yang semakin meningkat, selain itu
juga dapat menumbuhkansikap saling membantu teman agar pengetahuan
mereka meningkat. Selain berdampak pada proses belajar yang semakin
membaik juga berdampak pada hasil belajar siswa sehingga hal ini sesuai
dengan tujuan peneliti dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel Bebas (X)
No. LangkahModel
SAVI dan Role
Playing
Indikator Item
1. Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
dan memotivasi
siswa belajar
1) Apakah guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran?
2) Apakah guru memotivasi
siswa?
2. Menyajikan/
menyampaikan
informasi
Menyampaikan
materi/informasi
kepada siswa
dengan media
berbantu video
dan powerpoint
1) Apakah guru
menyampaikan materi
dengan media berbantu
video dan powerpoint?
2) Apakah guru menyajikan
pembelajaran dengan
mengaitkan pada
kehidupan nyata?
3. Mengorganisasikan
siswa dalam
kelompok -
kelompok belajar
Mengorganisasi-
kan siswa ke
dalam
kelompok-
1) Apakah guru
mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok kecil?
2) Apakah guru membagi
72
kelompok kecil kelompok secara
heterogen?
4. Membimbing
kelompok bekerja
dan belajar
Membimbing
kelompok-
kelompok pada
saat mereka
melakukan
diskusi
1) Apakah guru
membimbing kelompok-
kelompok saat melakukan
diskusi?
5. Evaluasi Menyampaikan
kembali
mengenai
pembelajaran
dan role playing
1) Apakah guru memberikan
evaluasi di akhir
pembelajaran?
6. Memberikan
penghargaan
kepada setiap
kelompok
Penghargaan
kelompok
1) Apakah guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang maju
memerankan drama?
3.2.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat dalam variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
peningkatan proses dan hasil keterampilan berbicara siswa kelas 4 SD Negeri
Sumogawe 1 Kecamatan Getasan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun
ajaran 2015/2016. Karena berbicara merupakan salah satu penentu
keberhasilan dalam setiap aspek penilaian, maka dalam penelitian ini
diadakannya suatu penilaian berdasarkan proses dalam melakukan
pembelajaran berbicara tersebut. Karena penilaian dalam setiap aspek sangat
menentukan hasil belajar siswa. Dengan melakukan/melaksanakan tindakan
ini, tentu akan berdampak pada hasil belajar siswa dalam berbicara.
Hasil belajar siswa dapat diartikan sebagai nilai siswa setelah
mendapatkan proses pembelajaran di kelas setelah satu pokok bahasan selesai.
Kemudian nilai siswa dianalisis menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam proses belajar yang telah
dilakukan.
73
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research), yaitu merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersamaan (Winarni: 135).
Dikategorikan sebagai bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena
penelitian ini berupa suatu tindakan yang menggunakan model Somatic
Auditory Visualization Intellectually (SAVI) dengan metode role playing
untuk mengatasi permasalahan rendahnya keterampilan berbicara siswa terkait
dengan kegiatan proses belajar mengajar pada suatu kelas dengan pendekatan
deskriptif kualitatif.
Iskandar (2009: 20) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas
tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas proses pembelajaran di kelas.
Penelitian ini diadakan dalam dua siklus, penelitian tindakan kelas
sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi dengan melakukan
tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru
dalam kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan
professional pendidik dalam menangani proses pembelajaran (Arikunto,
2009:5). Ada empat tahap yang sangat penting dalam melaksanakan penelitian
tindakan kelas, yaitu:
1) Tahap perencanaan, yaitu merupakan langkah pertama dalamsetiap
kegiatan.
2) Tahap pelaksanaan, yaitu realisasi dari rencana yang telah dibuat.
3) Tahap pengamatan, bertujuan untuk melihat/merenungkan kembali
apa yang telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar
siswa.
4) Refleksi, bertujuan untuk melihat/merenungkan kembali apa yang
telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.
Berdasarkan keempat tahapan dalam penelitian ini, merupakan unsur
untuk membentuk sebuah siklus, dimana pada masing-masing siklus adalah
74
tahap satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula atau
siklus berulang yang artinya adalah, jika siklus pertama telah usai dilakukan,
maka akan berlanjut ke siklus selanjutnya dan pelaksanaan siklus selanjutnya
merupakan tindak lanjut dari siklus pertama.
3.3.1 Jenis Penelitian Kolaborasi
Kolaborasi adalah kerjasama antara guru (orang yang melakukan
tindakan), observer (orang yang bertindak sebagai pengamat untuk
mendapatkan masukkan dari guru selama tindakan dilakukan), dan peserta
didik sebagai kelompok belajar yang keberhasilan belajarnya tanggung jawab
guru. Untuk menjamin terjadinya kolaborasi, semua pihak yang terlibat perlu
memandang dari sudut pandang yang berbeda sehingga akan memberikan
perluasan pandangan sehingga tindakan guru akan semakin lebih bermakna.
Kolaborator dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) adalah orang
yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang
dikerjakan. Yang melaksanakan pembelajaran adalah guru bahasa Indonesia
kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan yaitu ibu Sri Astuti.
S.Pd.,SD. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang
bertindak sebagai pengamat. Dalam hal ini peneliti sudah paham mengenai
materi yang akan diajarkan
3.4 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dimana pada
penelitian ini peneliti berkolaborasi dan bekerjasama dengan guru kelas 4 SD
Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan. Ada dua siklus yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu:
Siklus I : Ada 3 pertemuan
Siklus II : Ada 3 pertemuan
Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) tahap
perencanaan (planning), (2) tahap pelaksanaan tindakan (acting), (3) tahap
pengamatan (observing), dan (4) tahap refleksi (reflecting).
75
Dalam keempat tahapan tersebut juga, dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian (Arikunto,2015)
3.4.1 Deskripsi Persiklus
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri
dari 3 kali pertemuan. Tiap-tiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun, peneliti baru melakukan
penelitian dalam siklus 1 yang hanya meliputi tahapan perencanaan yang di
lakukan oleh guru yang mengajar, tindakan dan pengamatan.
Sedangkan tahapan pelaksanaan yang dilakukan oleh si observe belum
dilakukan berhubungan karena ini hanyalah merupakan bagian dari observasi
dan baru pada tahap mengamati karakter siswa serta metode ajar yang sering
digunakan selama pembelajaran berlangsung di dalam kelas.
1) Siklus 1
3.4.2 Prosedur Perencanaan
Prosedur penelitian yang diterapkan antara lain:
Perencanaan
pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan Siklus II
Pengamatan Siklus I
II
76
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Membuat lembar pengamatan tentang keterampilan berbicara
menggunakan bahasa yang tepat
c) Membuat lembar evaluasi
d) Identifikasi, analisis dan perumusan masalah
3.4.3 Pelaksanaan Tindakan
a) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
b) Mengamati kegiatan guru dan siswa oleh observe
c) Melakukan penilaian
3.4.4 Observasi
a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan.
Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Guru
a) Apersepsi
b) Guru menjelaskan materi
c) Guru memberi tugas
d) Guru menilai dan menganalisa hasil tes
2. Siswa
a) Siswa membaca cerita pendek dan memahami karakter
b) Siswa mendengarkan penjelasan guru
c) Siswa memerankan tokoh
d) Siswa menyampaikan materi
3.4.5 Refleksi
Hasil observasi yang telah dilakukan, dianalisis dan direfleksi untuk
menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan pada saat tahapan
pelaksanaan observe diadakan sehingga dapat menentukan tindakan pada
siklus II.
3.4.6 Rencana Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan pada tahap
perencanaan. Pada saat kegiatan pembelajaran dimulai, maka dilakukan
77
observasi terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung yang
ditujukan oleh aktivitas guru dan siswa guna mengetahui proses pembelajaran
yang dilakukan pada penelitian ini mencakup, antara lain:
A. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Penelitian merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan RPP
sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan model SAVI
dan metode role playing, (2) menyiapkan sarana pendukung seperti ruang
kelas, materi, sumber, dan media pembelajaran, (3) menyiapkan
instrument tes keterampilan berbicara, dan (4) mempersiapkan lembar
observasi siswa dan guru.
b. Tindakan dan Observasi
Pelaksanakan tindakan yang telah direncanakan dalam skenario
pembelajaran pada siklus I merupakan implementasi kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan, berikut ini ini rincian
pelaksanaan tindakan:
a) Guru member motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
c) Apersepsi, dalam kegiatan apersepsi guru melakukan tanya jawab
terkait materi yang dipelajari.
d) Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 kelompok yang
masing-masing kelompoknya terdapat 8-9 anak.
e) Guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia.
f) Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok.
g) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok
di depan kelas.
h) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab
materi yang belum dipahami atau belum jelas.
i) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa (penilaian proses) dan
kerja guru di dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara di
78
kelas dengan berpedoman pada lembar observasi aktivitas siswa dan
guru.
j) Melakukan penilaian keterampilan berbicara siswa kelas 4 dengan
berpedoman pada lembar penilaian tes unjuk kerja berbicara.
k) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
l) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dalam
memerankan drama (pertemuan 3).
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati
keaktifan siswa di dalam kelas. Pengamat mencatat aktivitas siswa
dengan menggunakan lembar observasi terstruktur. Selain itu, dalam
proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru diamati oleh
observer. Observer mengamati jalannya kegiatan pembelajaran untuk
mengamati dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
penerapan model pembelajaran SAVI dan metode Role Playing.
c. Refleksi
Peneliti bersama guru kelas 4 membuat refleksi atas tindakan pada
siklus I. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap proses
pelaksanaan pembelajaran dan belajar siswa pada siklus I tentang
keterampilan berbicara dengan menggunakan model SAVI dan metode
role playing. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk
menemukan temuan-temuan pada siklus II.
a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi
b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan
model pembelajaran SAVI dan metode Role Playing.
c) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat
memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.
B. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Penelitian merencanakan tindakan, meliputi: (1) menganalisis
kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk menentukan suatu
79
perbaikan, (2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan
dengan menggunakan model SAVI dan metode role playing, (3)
menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber, dan
media pembelajaran, (4) menyiapkan instrument tes keterampilan
berbicara, dan (5) mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.
b. Tindakan dan Observasi
Peneliti melakukan tindakan perbaikan dari temuan pada siklus I.
langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus II sesuai dengan
perencanaan yang diprogramkan, perbaikan tindakan yang akan
dilakukan dari hasil refleksi siklus I, yaitu sebagai berikut:
a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil
refleksi pada siklus I.
b) Guru meningkatkan kualitas proses dari aspek minat, keaktifan,
kerjasama, dan kesungguhan di dalam proses pembelajaran dengan
menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan
memotivasi siswa untuk belajar.
c) Memperbaiki naskah drama pendek yang sudah dibuat pada siklus I
dengan melakukan diskusi kelompok kembali. Siswa yang belum
aktif berdiskusi diberikan semangat sehingga diskusi yang
dilaksanakan bermanfaat untuk menyempurnakan hasil kerja
kelompoknya.
d) Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri saat tampil
berbicara di depan kelas dengan cara penguatan verbal dan
pemberian hadiah bagi pemeran drama terbaik.
e) Guru menciptakan setting panggung bermain peran seperti keadaan
sebenarnya dengan perlengkapan sederhana seperti meja dan kursi
serta menyarankan siswa untuk menggunakan perlengkapan yang
digunakan sehingga kegiatan berbicara dalam role playing tampak
lebih hidup.
80
f) Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa
semakin berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan lebih
meningkatkan keaktifannya.
g) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya.
h) Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas diri disaat lupa berbicara dan tidak
menyimpang dari isi drama.
i) Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara
pendekatan individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada
proses pembelajaran.
j) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa (penilaian proses) dan
kerja guru di dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara
dengan berpedoman pada lembar observasi aktivitas siswa dan guru.
k) Melakukan penilaian keterampian berbicara siswa dengan
berpedoman pada lembar penilaian tes unjuk kerja berbicara.
c. Tahap Refleksi
Peneliti bersama guru kelas 4 SD membuat refleksi atas tindakan
pada siklus II. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap
proses pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus II
tentang keterampilan berbicara dengan menggunakan model SAVI dan
metode role playing. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk
menemukan temuan-temuan pada siklus II.
3.5 Sumber Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari
data kualitatif dan data kuantitatif. Informasi data tersebut diperoleh dari
berbagai sumber data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
81
1. Data nilai pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan berbicara yang
berlangsung di dalam kelas dengan menggunakan metode bermain peran
(role playing)
2. Informan; informasi yaitu data yang diperoleh dari narasumber ketika
wawancara. Sebagai informan yaitu siswa dan guru kelas 4 SD Negeri
Sumogawe 1 Kecamatan Getasan.
3. Hasil observasi; data yang diperoleh dari pengamatan peneliti
mengenaipembelajaran keterampilan berbicara yang dilakukan oleh guru
kelas 4 SD Negeri Sumogawe Kecamatan Getasan.
4. Dokumen; data nilai ulangan harian keterampilan berbicara siswa tahun
2015/2016 semester I dan arsip pendukung penelitian sepertiRPP dan
daftar kelas 4 SDNegeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan tahun ajaran
2015/2016.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Ada empat teknik atau cara pengumpulan data yang digunakan sebagai
alat untuk mengumpulkan data secara lengkap dan akurat sehubungan dengan
masalah yang diteliti, antara lain:
1) Teknik Interview (Wawancara)
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dari informan terkait
proses dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa sebelum, selama,
dan sesudah proses dan hasil pembelajaran. Wawancara dilakukan oleh peneliti
dengan menanyakan beberapa pertanyaan tentang data yang berkenaan dengan
aspek permasalahan pembelajaran keterampilan berbicara siswa. Wawancara
kepada siswa dilakukan secara tidak tersruktur atau tanpa mempersiapkan
sejumlah pertanyaan terlebih dahulu.
2) Teknik Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan disaat proses pembelajaran
berbicara untuk mengumpulkan data perkembangan pembelajaran berbicara
yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1
Kecamatan Getasan.
82
Menurut Arikunto (2009: 127) observasi adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan yang telah
mencapai sebuah tindakan. Pengamatan akan dilakukan saat terjadinya proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Hal ini untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran. Lembar
pengamatan juga digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap afektif dan
psikomotor siswa saat pembelajaran berlangsung.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Aspek yang diamati
dalam langkah-langkah
pembelajaran
Indikator
Item
1. Pra
Pembelajaran
Guru mengecek kesiapan ruang dan
media pembelajaran
1
Guru mengecek kehadiran siswa 2
Guru memberikan motivasi kepada
siswa sebelum pembelajaran (Penerapan
model SAVI dengan metode Role
Playing)
3
2. Membuka Pelajaran Guru melakukan apersepsi tanya jawab
sesuai materi ajar (Penerapan model
SAVI dengan metode Role Playing)
4
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran (Penerapan model SAVI
dengan metode Role Playing)
5
Guru menjelaskan materi pelajaran
melalui powerpoint dan video yang
ditampilkan (Penerapan model SAVI)
6
3. Kegiatan Inti Guru menyajikan materi dengan
powerpoint dan video pembelajaran
(Penerapan model SAVI)
7
Guru menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
8
Guru menjelaskan materi pembelajaran
secara runtut
9
Guru mengaitkan materi pembelajaran
dengan realitas kehidupan (Penerapan
model SAVI)
10
Guru membagi siswa ke dalam 11
83
Keterangan
Berilah tanda check list ( ) pada kolom jawaban yang tersedia untuk setiap
aspek yang diamati dengan ketentuan:
Ya (ya, jika sesuai pada kriteria/aspek yang diamati)
Tidak (Tidak, jika tidak sesuai pada kriteria/aspek yang diamati
kelompok diskusi secara heterogen
(Penerapan model SAVI dengan metode
Role Playing)
Guru menjelaskan aturan diskusi
kelompok sebelum memulai kegiatan
diskusi (Penerapan metode Role
Playing)
12
Guru membimbing siswa dalam diskusi
kelompok (Penerapan metode Role
Playing)
13
Guru bersikap terbuka dan luwes serta
membantu mengembangkan sikap
positif siswa terhadap belajar
(Penerapan model SAVI)
14
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan presentasi
(Penerapan metode Role Playing)
15
Guru menugaskan siswa untuk
memerankan tokoh drama sesuai
kelompok masing-masing (Pnerapan
metode Role Playing)
16
Guru mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam pembelajaran (Penerapan
model SAVI)
17
Guru mememberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal yang
belum dipahami (Penerapan metode
Role Playing)
18
3. Penutup Guru dan siswa melaksanakan evaluasi/
menyimpulkan materi pembelajaran
(Penerapan model SAVI dan metode
Role Playing)
19
Guru menyampaikan materi
pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
20
Guru menutup pembelajaran dengan
salam penutup
21
84
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa
Aspek yang
diamati dalam
langkah-langkah
pembelajaran
Indikator
Item
1. Pra
Pembelajaran
Siswa mempersiapkan perlengkapan belajar 1
2. Membuka
Pembelajaran
Siswa menjawab apersepsi dari guru 2
Siswa memperhatikan secara seksama ketika
guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3
3. Kegiatan Inti
Pembelajaran
Siswa memperhatikan materi yang
disampaikan guru
4
Siswa dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru
5
Siswa aktif bertanya ketika proses
pembelajaran (terdapat model SAVI dan
metode Role Playing)
6
Adanya interaksi positif di antara siswa
(terdapat model SAVI dan metode Role
Playing)
7
Ketertarikan siswa terhadap materi yang
disajikan oleh guru saat menampilkan video
dan powerpoint pada pembelajaran (terdapat
model SAVI dan metode Role Playing)
8
Siswa merasa senang dalam pembelajaran
(terdapat model SAVI dan metode Role
Playing)
9
Siswa mengerjakan lembar kegiatan
kelompok yang disiapkan oleh guru
(terdapat model SAVI dan metode Role
Playing)
10
Siswa berpartisipasi aktif dalam diskusi
kelompok (terdapat model SAVI dan metode
Role Playing)
11
Keseriusan siswa dalam melaksanakan
diskusi (terdapat model SAVI dan metode
Role Playing)
12
Bekerjasama dengan teman sekelompok
(terdapat model SAVI dan metode Role
Playing)
13
Siswa berani mempresentasikan hasil
kelompok di depan kelas (terdapat model
SAVI dan metode Role Playing)
14
85
Siswa dapat memerankan hasil diskusi
dengan menggunakan lafal, intonasi dan
ekspresi yang tepat (terdapat metode Role
Playing)
15
4. Penutup Siswa dapat membuat kesimpulan dari
materi pembelajaran (terdapat model SAVI
dan metode Role Playing)
16
Merefleksikan pembelajaran 17
Keterangan
Berilah tanda check list ( ) pada kolom jawaban yang tersedia untuk setiap
aspek yang diamati dengan ketentuan:
Ya (ya, jika sesuai pada kriteria/aspek yang diamati)
Tidak (Tidak, jika tidak sesuai pada kriteria/aspek yang diamati)
3) Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil belajar
keterampilan berbicara siswa. Tes adalah suatu alat untuk mengumpulkan data
atau informasi tentang ketercapaian tujuan pendidikan atau tujuan dari
pembelajaran. Tes sebagai alat penilaian pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk tes lisan,
tulisan atau perbuatan (Sudjana, 2006:35).
Metode tes ini digunakan sebagai instrument penelitian untuk
mengumpulkan data sehingga dapat diketahui data mengenai keterampilan
berbicara Bahasa Indonesia kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan
Getasan setelah penerapan tindakan melalui model SAVI dan metode role
playing.
4) Kajian Dokumen
Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang
ada seperti buku atau materi pelajaran, dan arsip nilai yang diberikan oleh guru
(Sarwiji Wuwanti, 2009:59). Studi atau kajian dokumen digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data-data yang sudah tersedia sebagai pendukung
penelitian ini. Oleh sebab itu, kajian dokumen ini dilakukan terhadap berbagai
dokumen atau arsip berupa KTSP SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan
86
Getasan, RPP yang digunakan oleh guru dan kelas dalam pembelajaran
berbicara, dan nilai ulangan harian tes keterampilan berbicara sebelumnya.
Dalam penelitian ini, kajian dokumen juga digunakan untuk memperoleh daftar
nama siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan tahun ajaran
2015/2016.
3.7 Validasi Data
Semua data yang dikumpulkan harus mencerminkan apa yang
sebenarnya diukur dan diteliti. Untuk memperoleh data yang valid dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan tes
keterampilan berbicara yang dilakukan secara perkelompok yang sudah dibagi
oleh peneliti sebelum melakukan tes keterampilan berbicara tersebut. Adapun
kelompok tersebut meliputi 9 siswa dalam satu kelompoknya.
Dalam penelitian ini juga, peneliti mengumpulkan data melalui teknik
triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling
banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moeleng, 2005:
330).
Dapat diartikan bahwa teknik triangulasi dilakukan untuk menarik
kesimpulan yang mantap dan bisa diterima kebenarannya, peneliti perlu
mengkajinya dari berbagai sudut pandang.
Adapun teknik dalam uji validitas/validasi data yang dilakukan peneliti
adalah melalui triangulasi sumber data. Teknik “Triangulasi Sumber Data”, itu
sendiri digunakan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dari satu
informan dengan informan yang lain.
Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah
membandingkan data/informasi yang diperoleh dari: guru kelas dan beberapa
siswa kelas 4, hasil observasi pembelajaran keterampilan berbicara (prasiklus),
RPP, dan data nilai keterampilan berbicara saat tindakan. Hasil perbandingan
data dari sumber data yang berbeda tersebut dapat ditarik simpulan data yang
87
lebih kuat validitasnya kemudian ditarik simpulan sehingga data benar-benar
mendekati kevalidan.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
model interaktif yang merupakan interaksi dari tiga komponen utama, yaitu:
(1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan simpulan. Langkah-
langkah analisis model interaktif yang dilakukan dalam penelitian ini menurut
Miles dan Huberman (dalam Iskandar, 2009: 76) teknik analisis interaktifdapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui
seleksi data mentah menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk
digunakan dan mendukung dalam penelitian ini adalah hasil observasi proses
belajar dan hasil belajar sebelum tindakan, hasil wawancara dengan guru dan
siswa, dan hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa serta hasil
keterampilan berbicara siswa kelas 4 setelah siklus I dan siklus II.
2) Sajian Data
Data yang sudah terkumpul terseleksi kemudian dikelompokkan dalam
beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya menjadi
lebih jelas dipahami.Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk
paparan naratif, tabel, dan grafik.
3) Penarikan Simpulan/Verifikasi
Penarikan simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan
sajian data. Penarikan simpulan dilakukan sebagai proses pengambilan intisari
dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan
kalimat yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
3.9 Indikator Ketercapaian
Indikator ketercapaian merupakan rumusan indikator ketercapaian yang
akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau
keefektifan penelitian (Sarwiji, 2009: 61). Hal yang melandasi sebagai
indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah meningkatnya proses dan
hasil keterampilan berbicara pada siswa kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1
Kecamatan Getasan melalui model SAVI dan metode role playing.
88
Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dirumuskan indikator-
indikator pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Indikator Ketercapaian pada Penilaian Proses dan Hasil
Pembelajaran Keterampilan Berbicara
No. Aspek yang Dinilai Persentase
Pencapaian
Cara Mengukur
1. Proses pembelajaran
keterampilan berbicara
formal Bahasa Indonesia:
a. Minat
b. Keaktifan
c. Kerjasama
d. Kesungguhan
Masing-masing
aspek proses
pembelajaran
mencapai minimal
60%.
Diamati saat
pembelajaran
dengan
menggunakan
lembar observasi
penilaian proses
siswa kemudian
dihitung dari
jumlah siswa
yang
menunjukkan
sikap: minat,
keaktifan,
kerjasama, dan
kesungguhan
untuk dibuat
presentase dari
jumlah siswa
yang ada.
2. Hasil keterampilan
berbicara Formal Bahasa
Indonesia, meliputi
sebagai berikut:
a. Lafal yang jelas saat
berbicara
b. Penampatan intonasi
yang tepat
c. Kelancaran saat
berbicara
d. Ekspresi berbicara
yang tepat/komunikatif
mencakup
mimik/pantomimik
sesuai tokoh yang
diperankan
e. Pemahaman terhadap
80% dari jumlah
siswa mendapat
nilai lebih dari atau
sama dengan 70.
Diamati saat
pembelajaran
dengan
menggunakan
lembar penilaian
tes unjuk kerja
kemudian
dihitung dari
jumlah skor yang
didapat siswa
dari aspek
berbicara: lafal,
intonasi,
kelancaran,
ekspresi
berbicara, dan
pemahaman isi
89
isi drama/pembicaraan
yang diperankan
drama yang
disajikan.
Dihitung juga
dari jumlah
siswa yang
mendapat nilai
lebih dari atau
sama dengan 70.
3.10 Kisi-kisi Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Keterampilan
Berbicara
Tes keterampilan berbicara ini dikategorikan sebagai tes subjektif
(Djiwandono, 20011:55). Dalam sebuah diskusi terdiri dari tiga komponen
utama, yakni moderator, pemakalah dan peserta. Namun, dalam penelitian ini
peneliti hanya menggunakan dua komponen dalam diskusi yaitu:
pemakalah/pemeran drama dalam (role playing), serta moderator dalam
pemeran drama (role playing). Oleh karena itu, kisi-kisi keterampilan berbicara
ini disesuaikan dengan kesertaannya dalam diskusi maupun penerapan metode
role playing dalam pembelajaran di kelas 4 SD Negeri Sumogawe 1
Kecamatan Getasan. Adapun kisi-kisi penilaiain dalam proses dan hasil dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.6 Kisi-kisi Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan
Berbicara
Berilah tanda check list (√) untuk setiap aspek yang diamati pada kolom
di bawah ini!
No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Minat Keaktifan Kerja-
sama
Kesungguh
an
Y T Y T Y T Y T
1.
2.
3.
4
5.
6.
90
7.
8.
9.
Jumlah Skor
Format diadaptasi dari S. Suwandi, (2008:92)
Keterangan :
1. Ya : Siswa yang menunjukkan aspek yang diinginkan
2. Tidak : Siswa yang tidak menunjukkan aspek yang diiginkan
Untuk mencari nilai setiap siswa menggunakan teknik penilaian
yang dikembangkan oleh Foreign Service Institue (FSI) sebagai
berikut:
1) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai
setiap unsur penilaian yang diperoleh siswa
2)
=Nilai akhir
Tabel 3.7 Kisi-kisi Penilaian Hasil Pembelajaran Keterampilan
Berbicara
No.
Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor
Nilai
Akhir
Keterangan
I II III IV V
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jumlah
Nilai rata-rata
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Ketuntasan Klasifikasi
Format diadaptasi dari Arsjad dan Mukti U. S. (1991:86-93)
91
Keterangan:
Aspek yang dinilai:
I. Lafal
II. Intonasi
III. Kelancaran
IV. Ekspresi Berbicara
V. Pemahaman Isi
Petunjuk penilaian:
1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala 1 sampai 5
2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap
aspek penilaian yang diperoleh siswa.
3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Keterangan Skor:
1 = tidak baik
2 = kurangbaik
3 = cukup baik
×100=
4 = baik
5 = sangat baik
4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:
= Nilai Rata-rata
5) Persentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
x 100% =
Persentase Ketuntasan
Nilai Akhir
92
Skala penilaian aspek keterampilan berbicara dari tiap-tiap deskriptor dapat
diperinci pada tabel 3.8 di bawah ini:
Tabel 3.8 Kisi-kisi Penilaian Pembelajaran Keterampilan
Berbicara
No. Aspek yang
Dinilai
Deskripsi Skor Keterangan
1. Lafal a. Pelafalan sangat jelas
b. Pelafalan jelas
c. Pelafalan cukup jelas
d. Pelafalan kurang jelas
e. Pelafalan tidak jelas
5
4
3
2
1
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
2. Intonasi a. Intonasi kata/suku kata
sangat tepat
b. Intonasi kata/suku kata
tepat
c. Intonasi kata/suku kata
cukup tepat
d. Intonasi kata/suku kata
kurang tepat
e. Intonasi kata/suku kata
tidak tepat
5
4
3
2
1
3. Kelancaran a. Berbicara sangat lancar
b. Berbicara dengan lancar
c. Berbicara cukup lancar
d. Berbicara kurang lancar
e. Berbicara tidak lancar
5
4
3
2
1
4. Ekspresi
Berbicara
a. Ekspresi berbicara sangat
tepat
b. Ekspresi berbicara tepat
c. Ekspresi berbicara cukup
tepat
d. Ekspresi berbicara kurang
tepat
e. Ekspresi berbicara tidak
tepat
5
4
3
2
1
5. Pemahaman
Isi
a. Sangat memahami isi
pembicaraan
b. Memahami isi pembicaraan
c. Cukup memahami isi
pembicaraan
d. Kurang memahami
pembicaraan
e. Tidak memahami isi
pembicaraan
5
4
3
2
1
93
3.11 Rincian Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas
4 SD Negeri Sumogawe 1 Kecamatan Getasan dengan menggunakan model
SAVI dan metode Role Playing pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Berdasarkan ketercapaian keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan oleh
peneliti, maka dalam pencapaian keberhasilan pada pembelajaran keterampilan
berbicara bahasa Indonesia meliputi indikator proses dan hasil yang akan
dijabarkan sebagai berikut:
3.11.1 Indikator Proses
Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses tindakan
yang dilakukan oleh guru untuk siswa dalam menerapkan model SAVI dan
metode Role Playing pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa
Indonesia baik secara individu maupun kelompok.
Indikator keberhasilan proses dilihat dari perkembangan jalannya
kegiatan atau sikap siswa dalam hal (1) siswa merasa tertarik terhadap
pembelajaran, (2) siswa termotivasi utuk melakukan pembelajaran, (3) siswa
berperan aktif selama pembelajaran berlangsung (4) keberanian siswa untuk
aktif menyampaikan gagasan dan bekerja sama dengan baik selama proses
kegiatan diskusi berlangsung, serta (5) tanggung jawab siswa dalam
menggunakan waktu yang telah diberikan oleh guru.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara formal
dapat dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan secara siginifikan minimal
60% dari masing-masing keempat aspek yang dinilai/diamati oleh guru pada
saat pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Indonesia, yaitu meliputi
aspek minat, keaktifan, kerjasama dan kesungguhan.
3.11.2 Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar keterampilan
berbicara formal bahasa Indonesia. Penerapan model SAVI dan metode Role
Playing pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat
dikatakan berhasil apabila siswa mengalami ketuntasan belajar individual
94
dengan nilai hasil belajar Bahasa Indonesia ≥70 dan mengalami ketuntasan
belajar klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia meningkat
minimal 10 nilai dari KKM ≥70 yaitu 80 atau mengalami ketuntasan belajar
Bahasa Indonesia klasikal ≥80% atau sebanyak 28 siswa dari 36 siswa (kriteria
tinggi).
3.12 Uji Validitas
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep
yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai,
(Sudjana, 2009 :12).
Berdasarkan pernyataan tersebut, mengingat bahwa untuk menentukan
kevalidan suatu data yang telah dibahas oleh peneliti pada pembahasan
sebelumnya yaitu tentang “Validasi Data” pada penelitian ini, untuk itu peneliti
melakukan uji validitas data sesuai dengan pembahasan yang telah
dikemukakan tersebut di atas, yaitu dengan teknik triangulasi data dan
triangulasi metode, dimana pada masing-masing pembahasan tersebut
membahas mengenai bagaimana cara pengumpulan data yang sesungguhnya.
Dari teknik tersebut, peneliti mengumpulkan beberapa data yang
berasal dari hasil observasi mupun informasi yang diperoleh dari guru kelas 4
SD setempat. Adapun data yang terkumpul yaitu, dari teknik observasi
(prasiklus) yang meliputi penilaian proses dan hasil keterampilan berbicara
siswa pada saat pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas 4 SD setempat,
dan hasil wawancara, kemudian ditarik kesimpulan sehingga data benar-benar
mendekati ke validan.
Berdasarkan hasil perolehan nilai pada prasiklus di atas, peneliti
melakukan penilaian dengan menggunakan kriteria penilaian yang diadaptasi
dari S. Suwandi, (2008:92) untuk penilaian proses danArsjad dan Mukti U. S.
(1991:86-93) untuk penilaian hasil keterampilan berbicara. Dengan penilaian
yang diadaptasi dari ahli tersebut, membuktikan bahwa penilaian proses dan
hasil keterampilan berbicara siswa dapat digunakan sebagai acuan dalam
penilaian uji validitas pembelajaran khususnya pada keterampilan berbicara.
95
Untuk masing-masing keterangan lebih jelas mengenai kriteria/aspek-aspek
yang dinilai dalam penilaian proses dan hasil dapat di lihat pada tabel 3.9 dan
tabel 3.10 di bawah ini.
Adapun data yang telah dikemukakan oleh peneliti di atas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.9 Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Bahasa IndonesiaPrasiklus
Berilah tanda check list (√) untuk setiap aspek yang diamati pada kolom
di bawah ini!
No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Minat Keaktifan Kerjasama Kesungguhan
Y T Y T Y T Y T
1. ……………..
2. ……………..
3. ……………..
4 ……………..
5. ……………..
6. ……………..
7. ……………..
8. ……………..
9. ……………..
Jumlah Skor 8 13 7 9
Format diadaptasi dari S. Suwandi, (2008:92)
Keterangan :
1. Ya : Siswa yang menunjukkan aspek yang diinginkan
2. Tidak : Siswa yang tidak menunjukkan aspek yang diiginkan
Untuk mencari nilai setiap siswa menggunakan teknik penilaian yang
dikembangkan oleh Foreign Service Institue (FSI) sebagai berikut:
1) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap
unsur penilaian yang diperoleh siswa
96
2)
=Nilai akhir
Berdasarkan tabel pada kegiatan prasiklus di atas, sesuai dengan
keterangan penilaian yang diadaptasi dari S. Suwandi, (2008 :92), yaitu dengan
kategori: Ya (Y) dan Tidak (T) dimana kedua kategori tersebut meliputi
penilaian sesuai dengan sikap siswa yang menunjukkan adanya keempat aspek
dalam penilaian. Adapun keempat aspek penilaian yang dimaksud yaitu, : (1)
Minat, (2) Keaktifan, (3) Kerjasama, dan (4) Kesungguhan.
Oleh sebab itu untuk memudahkan penilaian/perhitungan peneliti
menggunakan tanda berupa chek list untuk setiap keempat aspek yang terdapat
pada diri siswa ketika mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara yang
dilakukan oleh guru kelas 4 SD tersebut.
Sedangkan untuk masing-masing aspek dalam penilaian tersebut
terdapat 8 skor yang menunjukkan adanya minat ketika mengikuti
pembelajaran keterampilan berbicara. Siswa yang terlihat aktif pada saat
pembelajaran terdapat 13 skor, siswa menunjukkan adanya kerjasama dalam
pembelajaran keterampilan berbicara terdapat 7 skor, sedangkan terdapat 9
skor untuk siswa yang memiliki kesungguhan dalam pembelajaran. Sisa dari
beberapa siswa yang sama sekali tidak menunjukkan keempat (tanpa adanya
tanda check list yang diberikan oleh peneliti) tersebut adalah siswa yang hanya
duduk diam tanpa adanya aktivitas ketika mengikuti pembelajaran
keterampilan berbicara. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan yang telah
dikemukakan oleh peneliti berkaitan dengan kegiatan prasiklus tersebut di atas
dapat dilihat pada lampiran 8.
Berdasarkan jumlah siswa yang mendapat nilai/skor sesuai masing-
masing aspek tersebut di atas, maka peneliti melakukan penilaian untuk setiap
siswa menggunakan teknik penilaian sebagai berikut:
1) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap
unsur penilaian yang diperoleh siswa
2)
=Nilai akhir
97
Sedangkan untuk hasil observasi pembelajaran keterampilan berbicara
bahasa Indonesia dapat juga dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.10 Penilaian Hasil Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Bahasa Indonesia Prasiklus
No
Nama Siswa
Aspek yang Di nilai Jumlah
Nilai
Nilai
Akhir
Keterangan
I II III IV V
1. …………….. … … … … … … … ………..
2. …………….. … … … … … … … ………..
3. …………….. … … … … … … … ………..
4. …………….. … … … … … … … ………..
5. …………….. … … … … … … … ………..
6. …………….. … … … … … … … ………..
7. …………….. … … … … … … … ………..
8. …………….. … … … … … … … ………..
9. …………….. … … … … … … … ………..
Jumlah …
Nilai Rata-rata …
Nilai Terendah …
Nilai Tertinggi …
Ketuntasan Klasifikasi …
Format diadaptasi dari Arsjad dan Mukti U. S. (1991:86-93)
Keterangan:
Aspek yang dinilai:
I. Lafal
II. Intonasi
III. Kelancaran
IV. Ekspresi Berbicara
V. Pemahaman Isi
Petunjuk penilaian:
1) Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala 1 sampai 5
98
2) Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap
aspek penilaian yang diperoleh siswa.
3) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Keterangan Skor:
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3= cukup baik
×100=
4 = baik
5 =sangat baik
4) Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus:
= Nilai Rata-rata
5) Persentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
x 100% =
Berdasarkan keterangan di atas mengenai hasil pembelajaran
keterampilan berbicara siswa pada prasiklus, dari jumlah keseluruhan siswa
(36) terdapat 22 siswa yang belum tuntas atau tidak mencapai batas KKM (70),
dan terdapat 14 siswa sudah tuntas atau mendapat nilai di batas KKM (70).
Dari perolehan nilai-nilai siswa berkaitan dengan nilai proses dan hasil
pembelajaran keterampilan berbicara di atas, maka peneliti menggunakan
kedua data tersebut di atas sebagai salah satu acuan untuk melakukan tindakan
pembelajaran selanjutnya dalam memperbaiki nilai siswa pada pembelajaran
keterampilan berbicara bahasa Indonesia.
Dari penjelasan di atas, sesuai dengan data yang disajikan oleh peneliti
tidak terlepas dari format penilaian yang digunakan/ diadaptasi dari Arsjad dan
Mukti U. S. (1991:86-93) dengan keterangan sesuai pada aspek yang dinilai
oleh peneliti, yaitu: (I) Lafal, (II) Intonasi, (III) Kelancaran, (IV) Ekspresi
Berbicara, dan (V) Pemahaman Isi. Dimana pada masing-masing aspek
tersebut mencakup 5 (lima) batasan dalam penskorannya, sebagai berikut:
Persentase Ketuntasan
Nilai Akhir
99
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
×100 =
4 = baik
5 = sangat baik
Bertolak dari bahasan di atas, maka tersimpullah suatu nilai akhir/hasil
yang sesuai dengan perolehan nilai siswa pada keterampilan berbicara
khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk lebih jelas mengenai hasil
akhir yang diperoleh siswa sesuai dengan kriteria penilaian yang digunakan
oleh peneliti, maka dapat dilihat khusus pada bagian kolom “Nilai Akhir” pada
lampiran 9.
Dari keterangan maupun penjelasan tersebut di atas mengenai kedua
tabel berkaitan dengan nilai-nilai yang diperoleh siswa (nilai proses dan hasil)
pada tabel 3.9 dan tabel 3.10 kegiatan prasiklus, maka hal tersebut dapat
digunakan oleh peneliti sebagai salah satu landasan dalam uji validitas.
Nilai Akhir