bab iii metode penulisan a. lokasi dan sampel...
TRANSCRIPT
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENULISAN
A. Lokasi dan Sampel Penulisan
Dalam suatu peneltian ilmiah tentunya terdapat kumpulan individu atau objek
yang memiliki sifat-sifat umum atau disebut juga populasi. Lebih lanjut mengenai
populasi dijelaskan oleh Lutan (2007:82) sebagai berikut: “Populasi adalah
sekelompok subyek yang diperlukan oleh penulis, yaitu kelompok dimana penulis
ingin menggeneralisasikan temuan penulisannya”. Populasi dalam penulisan ini
adalah tim futsal MAN 1 Kota Bandung yang berjumlah 20 orang terdiri dari siswa
kelas X dan XI.
Menurut Lutan (2007:80), “Sampel adalah kelompok yang digunakan dalam
penulisan dimana data / informasi itu diperoleh. Dalam kebanyakan penulisan sampel
lebih kecil dari pada populasi karena penulis jarang menggunakan anggota dari
seluruh populasi” Sedangkan Arikunto (1997:117) berpendapat: “Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti”.
Dikarenakan populasi dalam penulisan ini sedikit maka sampling yang akan
digunakan penulis yaitu sampling jenuh. Seperti yang dikatakan oleh Sugiyono
(2011: 84) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative
kecil, kurang dari 30 orang”. Sehingga sampel yang digunakan dalam penulisan ini
adalah semua anggota populasi dijadikan sampel. Dengan menggunakan teknik
tersebut, maka diperoleh sampel sebanyak 20 orang.
Penulisan mengenai Dampak latihan Speed Agility, dan Quickness terhadap
Keterampilan Teknik Dasar Dribbling Futsal dilaksanakan pada:
a. Tempat : Lapangan Sekolah MAN 1 Kota Bandung
b. Event : Test Kondisi Fisik dan teknik dribbling
32
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
c. Waktu : 12 Oktober - 23 November 2013
d. Sampel : 20 Pemain Tim Futsal MAN 1 Kota Bandung
B. Desain Penulisan
Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu
penulisan, diperlukan alur yang menjadi pegangan agar penulisan tidak keluar dari
ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan
sesuai dengan harapan.
Pengukuran pertama dilakukan melaui tes awal (pre-test) dan pengukuran ke-
dua melalui tes akhir (post-test). Tes awal dilakukan dengan tujuan untuk mengambil
data sebelum diberikan treatment, dan tes akhir dilakukan untuk mengambil data
setelah diberikan treatment. Penetapan kelompok dalam penulisan ini dilakukan
dengan cara matching setelah tes awal yang selanjutnya dibagi dua kelompok dengan
sistem zig-zag.
Dibawah ini adalah gambar “Pretest-Posttest Group Design” menggunakan
“Matched Subject”.
Kelompok eksperimen (A) O1 M X1 O2
--------------------------------------------------------------------------------
Kelompok kontrol (B) O1 M X2 O2
Gambar 3.1 Desain Penulisan
(Sumber: Lutan, 2007:165)
Keterangan:
A : Kelompok eksperimen (A)
B : Kelompok kontrol (B)
O1 : Tes Awal
M : Matching
33
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
X1 : Treatment (Metode latihan SAQ dengan dribbling)
X2 : Treatment (Latihan dribbling tanpa menggunakan metode latihan SAQ)
O2 : Tes Akhir
Dalam desain penulisan ini penggunaan tes awal (O1) selain bertujuan untuk
mendapatkan data awal dari kemampuan dasar sampel, tetapi juga dapat
dimanfaatkan untuk membagi kelompok ke dalam dua kelompok eksperimen dengan
cara “Macthed Subject” (M). Dua kelompok terbagi atas satu kelompok eksperimen
A yang diberi perlakuan treatment speed, agility dan quickness juga teknik dribbling
(X1) dan satu kelompok kontrol B yang hanya diberikan perlakuan latihan teknik
dribbling (X2). Pembagian kelompok ditentukan oleh hasil dari tes awal sehingga
nantinya akan terbentuk dua kelompok yang ekuivalen. Tes akhir (O2) bertujuan
untuk melihat perkembangan atau hasil dari treatment yang diberikan.
C. Metode Penulisan
Dalam sebuah penulisan tentu terdapat suatu kasus yang ingin diteliti.
Kemudian kasus tersebut akan diungkap secara ilmiah sesuai dengan tujuan
penulisan.Tujuan penulisan adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan
menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang
sesuai dengan prosedur penulisan.
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode eksperimen. Metode ini
digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penulisan eksperimental yaitu
mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan
atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati.
Sugiono (2001:1) menjelaskan tentang pengertian penulisan sebagai berikut:
“Metode penulisan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Lutan (2007:146)
34
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
”Penulisan eksperimen adalah jenis penulisan yang langsung berusaha untuk
mempengaruhi variabel utama dan jenis penulisan yang benar-benar dapat menguji
hipotesis tentang hubungan sebab akibat”.
Menurut Surakhmad (1998:149) tentang Metode eksperimen sebagai berikut :
Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan
percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu yang akan menegaskan
bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variable-variabel yang
diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan data dan deskripsi
data melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor
akibat, karena itu maka di dalam eksperimen orang bertemu dengan dinamik
dalam interaksi variabel-variabel
Metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan
untuk menyelidiki suatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam
metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang
dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah metode latihan kecepatan yang
menerapkan latihan S-A-Q (speed, agility,dan quickness) dan kelompok kontrol atau
metode latihan kecepatan tanpa menerapkan latihan S-A-Q (speed, agility,dan
quickness) untuk diketahui pengaruh dan perbedaannya terhadap peningkatan
kecepatan melakukan teknik dribbling pada cabang olahraga futsal.
Adapun langkah-langkah penulisannya penulis gambarkan dalam bentuk
diagram 3.1 ada pada halaman berikut:
35
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
Gambar 3.1
Prosedur penulisan
D. Definisi Operasional
1. Dampak Menurut Marhijanto (1995:145) sesuatu yang dimungkinkan sangat
mendatangkan sebab akibat yang membuat terjadinya sesuatu.
POPULASI
SAMPEL
TES AWAL
Lat. SAQ dan Dribbling Lat. Teknik Dribbling
TES AKHIR
PENGOLAHAN DATA
DAN ANALISIS DATA
KESIMPULAN
MATCHING
36
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
2. Harsono (1988: 101) mengatakan “Training adalah proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari
kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.
3. Kecepatan atau speed meneurut Lhaksana (2011: 27) yaitu “Kemampuan untuk
berpindah atau bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang sangat
singkat/ secepat-cepatnya.
4. Agilitas menurut Satriya (2007: 73)adalah kemampuan tubuh untuk merubah arah
dengan cepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan pada posisi
tubuh.
5. Menurut Dick (2008: 20) quickness adalah kemampuan melaksanakan gerak yang
dipola berdasarkan aksi reaksi secepat-cepatnya.
6. Keterampilan menurut Poerwadarminta (1984: 247) “kecakapan/ keterampilan
adalah kesanggupan, kemampuan, kemahiran melakukan suatu pekerjaan dengan
baik.
7. Teknik menurut scheuneman (2009: 11) adalah kemampuan pemain mealakukan
sesuatu.
8. Irawan (2009: 31) dribbling adalaha suatu usaha memindahkan bola dari satu
daerah ke daerah lain atau dengan berliku-liku untuk menghindari lawan.”
9. Tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana tertentu dengan cara dan aturan yang telah
ditentukan. (Suharsimi Arikunto dalam Tes Dan Pengukuran Pendidikan
Olahraga. Nurhasan. 2007:3).
E. Instrumen Penulisan
Agar penulisan menjadi lebih kongkrit,maka perlu adanya data. Data tersebut
diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen
sebagaidata akhir.Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
37
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
penulisan,diperlukan alat ukur yang dapat memberikan kontribusi bagi penulisan
yang akan dilaksanakan. Nurhasan (2000:3) mengatakan bahwa: “Pengukuran adalah
proses pengumpulan data/informasi dari suatu objek tertentu, dalam proses
diperlukan suatu alat ukur.“Suatu alat ukur harus memiliki validitas yang sesuai
dengan materi tes yang akan diukur.”sebagaimana yang dikatakan Nurhasan
(2000:26) bahwa : “Suatu tes dikatakan sahih apabila tes dapat mengukur apa yang
hendak diukur“. Alat ukur yang penulis gunakan untuk mengukur teknik dribbling
adalah dribbling tes. Untuk mengentahui teknik menggiring (dribble) digunakan
instrumen yang didapat dari Doni Faisal (2008) dengan nilai validitas 0,883 dan
reabilitas 0,733. Untuk lebih jelasnya mengenai instrument penulisan ini penulis
uraikan sebagai berikut :
Tes Dribbling
a) Tujuan:
Untuk mengukur keterampilan, kelincahan dan kecepatan kaki dalam memainkan
bola.
b) Alat yang digunakan : Bola stopwatch, 8 buah rintangan (tongkat/cone), tiang
bendera, kapur
c) Pelaksanaan:
- Teste berdiri dibelakang garis start dengan bola dalam penguasaan kakinya.
- Pada aba-aba “Ya” testee memulai menggiring bola kearah kiri melewati
rintangan pertama dan menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah
panah yang telah ditetapkan sampai testee melewati garis finish.
- Salah arah dalam menggiring bola, testee harus memperbaiki tanpa
menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan
selama itu pula waktu tetap berjalan.
- Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kiri bergantian, atau minimal
salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.
38
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila: testee menggiring bola dengan
menggunakan satu kaki saja, testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah
panah, testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring bola.
d) Cara mensko :
Waktu yang ditempuh oleh testee dari aba-aba “Ya” sampai testee melewati garis
finish. Waktu di catat sampai sepersepuluh detik.
Untuk lebih jelasnya mengenai diagram route tes dribbling dalam permainan
futsal dapat dilihat dalam gambar 3.2 pada halaman berikut.
5 meter
Finis Start
Gambar 3.2
2,5 meter
2,5 meter
2,5 meter
2,5 meter
x
x
x x
x x
x
x
39
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
Diagram Tes Dribbel dalam permainan futsal
Doni (2008)
F. Pelaksanaan Penulisan
Untuk mendapatkan data yang baik dalam penulisan ini, perlu adanya
perencanaan latihan atau program latihan yang menunjang pada keberhasilan tujuan
latihan tersebut. Dalam pelaksanaan penulisan ini, masing-masing kelompok sampel
diberikan tiga bentuk latihan dengan bentuk latihan yang berbeda satu sama lainnya.
Kelompok A melakukan latihan teknik menggiring bola (dribbling)dan latihan
kecepatan dengan menggunakan metode latihan S-A-Q (speed, agility, dan
quickness), sedangkan kelompok B melakukan latihan teknik menggiring bola
(dribbling) tanpa menggunakan latihan kecepatan metode S-A-Q (speed, agility, dan
quickness).
Untuk mendapatkan hasil yang positif terhadap kondisi fisik, teknik dan
mental diperlukan proses latihan dalam jangka waktu tertentu. Dalam penulisan ini
penulis membuat jadwal sebanyak 3 kali seminggu sebanyak 18 kali pertemuan,
dalam hal ini Harsono (2004:50) menjelaskan, “Atlet sebaiknya berlatih 2 – 5 kali
dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam olahraga”. Menurut
Ellington Darden yang dikutip oleh Harsono (1988:194) menjelaskan: “Penulisan
menunjukan bahwa istirahat yang dianjurkan sedikitnya adalah 48 jam dan tidak lebih
dari 96 jam”. Sajoto (1988:119) menjelaskan:
Mengenai masalah frekuensi latihan tiap minggunya menurut Delomore dan
Watkin, program latihan yang dilaksanakan 4 kali setiap minggu, Selama 6
minggu cukup efektif. Namun rupa-rupanya para pelatih cenderung melaksanakan
program 3 kali setiap minggu, untuk menghindari terjadinya kelelahan yang
kronik.Dengan lama latihan yang dilakukan adalah 6 minggu atau lebih.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa latihan
yang diberikan sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Hal ini
40
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
betujuan untuk membantu para pemain dalam mempertahankan dan meningkatkan
komponen kondisi fisik, teknik dan mental. Mengacu dari pendapat di atas, dalam
penulisan ini penulis melaksanakan latihan selama 6 minggu dengan 18 kali
pertemuan dan tiga kali pertemuan perminggunya yaitu hari senin, rabu dan jumat.
Dalam penulisan ini penulis melakukan latihan tiga kali seminggu, yaitu :
1. Senin, pukul 15.30 s.dselesai di lapangan futsal MAN 1 kota Bandung
2. Rabu, pukul 15.30 s.d selesai di lapangan futsal MAN 1 kota Bandung
3. Sabtu, pukul 09.00 s.d selesai di lapangan futsal MAN 1 kota Bandung
Pelaksanaan latihan adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Sebelum dimulai latihan, penulis memberikan penjelasan tentang tujuan
latihan kondisi fisik, khususnya untuk peningkatan kecepatan yang dilakukan dengan
metode latihan S-A-Q (speed, agility dan quickness).
b. Pemanasan
Sebelum pelaksanaan latihan inti dimulai, terlebih dahulu diberikan latihan
pemanasan agar pada saat melakukan latihan inti tidak terjadi cedera. Sampel
melakukan pemanasan dengan peregangan statis kemudian melakukan peregangan
dinamis yang bertujuan untuk memperbaiki kelentukan agar mengurangi
kemungkinan cedera pada saat latihan, seperti yang dikatakan Harsono (1988:163) :
''Perbaikan dalam kelentukan akan dapat: mengurangi kemungkinan terjadinya
cedera pada otot dan sendi, membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi
dan kelincahan, membantu memperkembang prestasi, menghemat pengeluaran
41
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
tenaga dan membantu memperbaiki sikap tubuh''. Pemanasan dilaksanakan kurang
lebih selama sepuluh menit.
c. Latihan inti
Pada latihan inti ini masing-masing melakukan latihan yaitu kelompok A diawali
latihan teknik menggiring bola (dribbling) lalu disesi berikutnya latihan kecepatan
dengan metode latihan S-A-Q (speed, agility dan quickness) bentuk latihan yang
diberikan yaitu quickness dengan speed dan quickness dengan agility (Q+S dan Q+A)
dan kelompok B hanya melakukan latihan teknik menggiring bola (dribbling) tanpa
latihan kecepatan menggunakan metode latihan latihan S-A-Q (speed, agility dan
quickness). Kedua kelompok melaksanakan latihan sesuai dengan program latihan
yang telah penulis lampirkan.
d. Pendinginan
Setelah selesai melaksanakan latihan inti, sampel diinstruksikan untuk
melakukan pendinginan yaitu dengan melemaskan otot-otot.Pada pendinginan
dilakukan dengan gerakan pasif.
Mengenai cara pemberian volume dan pembebanan untuk kedua bentuk latihan
tersebut, penulis memperhatikan prinsip-prinsip latihan untuk kecepatan, yaitu :
a. Penulis menekankan dilakukan secara repetisi atau pengulangan. Latihan diselingi
istirahat antar set berdasarkan parameter kecepatan (denyut nadi kembali pada
denyut nadi istirahat).
b. Jenis latihan adalah dengan melakukan gerakan teknik menggiring bola
(dribbling) secara berulang-ulang. Harsono (1988:219) menjelaskan :''Latihan
kecepatan untuk anggota tubuh, misalnya melempar bola softball, atau men-smes
42
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
bola dan lainnya, adalah dengan melakukan gerakan-gerakan tersebut secara
berulang-ulang dengan kecepatan yang semakin tinggi''.
c. Usaha yang dilakukan harus maksimal, sesuai dengan program latihan yang telah
ditetapkan.
d. Pembebanan latihan menggunakan system step type approach atau sistem tangga,
yaitu minggu pertama sampai ketiga beban ditambah 3 kali melakukan pada tiap
minggunya, pada minggu keempat beban diturunkan sehingga sama dengan
minggu kedua. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Harsono (1988 : 105)
berikut :
Beban latihan pada tiga tangga (cycle) pertama ditingkatkan secara
bertahap.Pada cycle ke empat beban diturunkan (ini adalah yang disebut
unloading phase), yang maksudnya adalah untuk melakukan regenerasi. Maksud
regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi
cadangan-cadangan fisiologis dan psikologis untuk persiapan beban latihan yang
lebih berat lagi di tangga-tangga ke lima dan enam.
Selanjutnya tentang cycle Harsono (1988 : 106) menjelaskan kembali sebagai
berikut : “ setiap tangga disebut mikro-cycle. Sedangkan jumlah setiap tiga tangga
disebut makro cycle“. Dari kedua pernyataan di atas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa lamanya waktu untuk setiap tangga dalam penulisan ini adalah satu minggu.
Dalam hal ini penulis berpegang pada pendapat (Harre : 1982) yang dikutip Harsono
(1998 : 106) mengatakan : “ Macro-cycle adalah suatu siklus latihan jangka panjang
yang bisa memakan waktu enam bulan, satu tahun, sampai beberapa tahun; meso-
cycle lamanya antara tiga sampai enam minggu; dan micro-cycle kurang dari tiga
minggu, bisa satu atau dua minggu.”.
G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik dengan menggunakan uji t.
43
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai
berikut:
a. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari
Sudjana (1989:62) :
= ∑
Arti dari tanda-tanda tersebut adalah:
=Rata-rata hitung yang dicari
∑ = Jumlah dari
Xi = Data hasil pengukuran
n = Jumlah sampel
b. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (1989:94) :
S= √∑( )
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
S = Simpangan baku yang dicari
n = Jumlah sampel
∑( ) = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
c. Menguji Homogenitas, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
F =
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel
distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.
d. Menguji normalitas data menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
melalui software SPSS 18 For Windows. Prosedur yang digunakan adalah
sebagai berikut:
44
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
- Dari datayang sudah dimasukan ke software SPSS 18 For Windows kemudian
klik Analyze Nonparametric Test Legacy Dialogs1-Sampel K-S.
- Masukan variabel tes awal dan tes akhir ke kotak Test Variable List.
- Beri tanda centang pada Test Distrbution.
- Klik tab OK
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
- Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
- Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
e. Uji Signifikasi peningkatan hasil latihan, dengan menggunakan uji t dengan
rumus :
H0 : = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan
H1 : ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan
t =
√ Untuk masing-masing kelompok
Arti dari tanda-tanda dari rumus tersebut:
t = Nilai t hitung yang dicari
= Rata-rata nilai beda
= Simpangan baku
n = Jumlah sampel
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: terima H0 jika –t (1-1/2α) < t > t (1-1/2 α)
dk (n-1). Dalam hal lainya H0 ditolak
f. Uji Signifikasi perbedaan peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t:
H0 : µ1 ≤ µ2, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
H1 : µ1 > µ2, terdapat perbedaan yang signifikan
t = –
√ ⁄⁄
Untuk perbedaan kelompok
45
Fahmi Zia Ulhaq, 2014 Dampak latihan Speed, Agility, dan Quckness terhadap keterampilan teknik dasar Dribbling Futsal Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
dimana
2
11
21
2
22
2
112
nn
SnSnS
Arti unsur-unsur tersebut :
t = Nilai t hitung yang dicari
S = Simpangan baku
n1 = Jumlah sampel kelompok 1
n2 = Jumlah sampel kelompok 2
= Nilai rata-rata kelompok 1
= Nilai rata-rata kelompok 2
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:
- Terima hipotesis jika, thitung ≤ t(1-0.05)
- Tolak hipotesis jika, thitung > t(1-0.05)
Batas penerimaan dan penolakan hipotesis
1-α
1-(0.05)
0.95
dk = n1 + n2 - 2
= 10 + 10 - 2
= 18