bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Peneliti secara
kolaborasi yaitu bekerja sama dengan guru kelas 5 menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantuan media gambar dalam mengajar
matematika pokok bahasan mengidentifikasi sifat-sifat bagun datar. Sebelum
melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di dalam kelas yang
akan digunakan peneliti sebagai tempat penelitian. Obsevasi ini dilakukan oleh
peneliti guna menemukan fokus permasalahan yang terjadi di dalam kelas dimana
peneliti nantinya melakukan penelitian. Selanjutnya jika fokus permasalahan
sudah ditemukan, peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk membahas model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk diterapkan di dalam kelas , dan serta
langkah apa saja yang harus ditempuh.
3.2 Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cebongan 03 Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran
2012/2013. Jumlah siswa kelas 5 adalah 32. Penelitian tindakkan kelas
dilaksanakan pada bulan januari sampai bulan April 2013. Selain itu peneliti juga
bekerja sama dengan guru kelas selama menerapkan pendekatan yang akan
digunakan.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2012/2013.
Selama ± 4 bulan mulai dari bulan Januari 2013 sampai bulan April 2013, dan
dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:
1. Tahap persiapan penelitian (Bulan Januari-Februari 2013)
36
37
Tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian,
penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta survei di sekolah yang
direncanakan sebagai tempat penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian (Bulan Maret-April 2013)
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi
uji coba instrumen penelitian dan pengambilan data. (Jadwal penelitian terdapat
pada lampiran 20)
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Siklus 1 dan 2
Pertemuan Ke- Hari/Tanggal Jam Ke- Keterangan
1 Kamis/21 Maret 2013 1-2 Kelas 5 SD
2 Jumat/22 Maret 2013 2-3 Kelas 5SD
(Sabtu/23 Maret 2013) Tes Siklus 1
1 Kamis/11 April 2013 1-2 Kelas 5 SD
2 Jumat/12 April 2013 2-3 Kelas 5 SD
(Sabtu/13 April 2013) Tes Siklus 2
3. Tahap penyusunan laporan penelitian (Bulan April 2013)
Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta
persiapan ujian.
3.4 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Cebongan 03 Kota
Salatiga, yang beralamat di Jalan Soekerno-Hatta km.3 Desa Isep-Isep, Kelurahan
Cebongan Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
3.5 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Cebongan 03
Salatiga, Semester II Tahun Ajaran 2012/2013, yang berjumlah 32 siswa. Terdiri
dari 11 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
3.6 Variabel Penelitian
Variabel yeng diselidiki pada penelitian ini adalah hasil belajar
matematika pada kelas 5 SD pada pokok bahasan sifat-sifat bangun datar dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan berbantuan media
gambar.
38
3.6.1 Variabel bebas
Variabel ini merupakan variabel yang terkait dengan siswa, guru, bahan
pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, penyelenggaraan
KBM seperti interaksi belajar mengajar, ketrampilan bertanya guru, gaya
mengajar guru, cara belajar siswa, serta implementasi model pembelajaran di
kelas dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut merupakan variabel bebas yang
mengikat munculnya unsur lain. Unsur-unsur tersebut mempengaruhi muncul atau
tindaknya peningkatan hasil belajar siswa. Dengan memanfaatkan sumber belajar
yang ada dan dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
diharapkan akan terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
3.6.2 Variabel Terikat
Unsur-unsur dalam variabel terikat adalah kemampuan siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa , hasil belajar siswa, sikap terhadap
pengalaman belajar yang diperoleh melalui tindakan perbaikan, rasa keingin
tahuan siswa, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut merupakan variabel terikat yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah dilakukannya penelitian. Unsur-
unsur dalam variabel ini akan mengalami perubahan baik sehingga hasil belajar
meningkat atau sebaliknya, setelah dilakukan perlakuan khusus terhadap siswa.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah hasil belajar siswa.
3.7 Rencana Tindakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan kelas dimana peneliti berkolaborasi dengan guru kelas 5 SD Negeri
Cebongan 03 Salatiga. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dan pada setiap
siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua penjelasan
tentang materi dan pertemuan ketiga tes akhir siklus. Dalam penelitian ini
menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Paizaluddin dan Ermalinda,
2013:30-31), yang meliputi beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pengamatan, refleksi. Adapun model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis
dan Mc Taggart:
39
Bagan 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh Kemmis dan Mc Taggart
Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2,
sebelum dilaksanakan penelitian peneliti menyusun suatu perencanaan mengenai
apa saja yang akan dilaksanakan dan apa saja yang diperlukan selama pelaksanaan
pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu
pengamatan mengenai jalannya tindakan selama pembelajaran atau observasi,
setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan oleh observer. Hasil refleksi digunakan untuk menemukan apa
saja kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran pada tindakan siklus I
kemudian kelemahan yang masih terjadi akan diperbaiki pada siklus II yang
pelaksanaannya sama pada siklus I.
3.7.1 Siklus 1
A. Perencanaan
Kegiatan perencaan dalam siklus 1 antara lain:
1. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kondisi sekolah,
Perencanaan
SIKLUS I
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan dan
pengamatan
Refleksi Pelaksanaan dan
pengamatan
40
karakteristik siswa, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pada
pelajaran Matematika yang akan di ajarkan yaitu mengidentifikasi sifat-sifat
bangun datar. Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
harus sesuai dengan Model Pembelajaran yang digunakan yaitu Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
2. Menyiapakan alat peraga dan media pembelajaran yang mendukung matei
ajar dan model pembelajaran inovatif yang akan digunakan untuk mendukung
hasil belajar siswa. Peneliti menyiapkan contoh-contoh gambar bangun datar
dengan kertas berwarna,penggaris, busur, bintang untuk penghargaan siswa.
3. Penyiapan lembar soal tugas kelompok, evaluasi dan tes setiap akhir siklus.
B. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti meancang gambaran pelaksanaan
kegiatan pembelajaran selama di dalam kelas. Rancangan gambaran
pelaksanaan pembelajaran pada siklus satu sebagai berikut:
Pendahuluan :
Dalam kegiatan pendahuluan guru :
1. Memulai pelajaran dengan berdoa bersama menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
2. Memberi salam dan menanyakan kabar siswa
3. Absensi dilanjutkan dengan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti
pelajaran
Motivasi :
Dalam kegiatan motivasi guru :
4. Membahas secara singkat materi minggu lalu
5. Memberi motivasi dengan menunjuk benda-benda yang ada di dalam kelas
yang ada kaitan dengan materi yang akan dibahas untuk memberi
gambaran awal siswa tentang materi yang akan di bahas
6. Memberi rumusan masalah untuk menggali pengetahuan awal siswa
tentang materi yang akan di bahas
41
Kegitan inti :
Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
7. Mengelompokkan siswa dengan anggota setiap kelompok sebanyak 4
siswa secara heterogen
8. Membagi tugas untuk setiap anggota kelompok dengan 4 permasalahan
yang berbeda
9. Menjelaskan aturan kerja untuk semua kelompok
10. Meminta anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama
membentuk kelompok baru yaitu kelompok ahli
11. Memberi waktu kepada setiap kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas
yang sudah diberikan guru
12. Membimbing dalam pencarian informasi guru sebagai fasilitator dan
motivator
13. Mempersilahkan setiap anggota kelompok kembali kekelompok asal untuk
mempresentasikan hasil pencarian informasi yang sudah didiskusikan
dengan kelompok ahli
14. Memberi kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk bertanya
jawab
Elaborasi :
Dalam kegiatan elaborasi guru :
15. Menempelkan gambar-gambar bangun datar (segitiga, persegi, belah
ketupat, dan layang-layang)
16. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat gambar yang sudah
disediakan guru
17. Memilih secara acak siswa untuk menebak sifat-sifat bangun datar yang
sudah di tempel di papan tulis
18. Guru memberi penghargaan terhadap siswa yang berprestasi
19. Membimbing siswa dalam memahami sifat-sifat bangun datar
20. Bertanya jawab dengan siswa seputar materi yang sudah dibahas
42
Konfirmasi :
Dalam kegiatan konfirmasi guru :
21. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
22. Guru meluruskan jika terjadi kesalahpahaman pada siswa
Penutup :
Dalam kegiatan penutup guru :
23. Bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
24. Membagi tugas evaluasi
25. Menjelaskan aturan kerja dan memberi kesempatan pada siswa untuk
mengerjakan evaluasi
26. Salam penutup
C. Pengamatan
Dalam kegiatan pengamatan ini, peneliti di dampingi oleh seorang
observer yaitu guru lain yang bertugas sebagai orang yang mengobservasi guru
kelas sewaktu mengajar dengan model pembelajaran yang telah dirancang oleh
peneliti. Observer mengamati kegiatan guru kelas saat melaksanakan kegiatan
Belajar Mengajar untuk mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan harus
dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai. Pada saat meneliti peneliti juga
harus mengamati siswa aktif tidaknya pada saat proses pembelajaran berlangsung
agar terwujud pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan.
D. Refleksi
Peneliti melakukan kegiatan refleksi terhadap apa yang ditemukan pada
saat melakukan kegiatan penelitian, seperti kendala apa saja yang di hadapi guru
dan siswa saat KBM berlangsung sehingga hasil belajar menjadi tidak maksimal,
hal-hal apa saja yang dapat memotivasi siswa agar siswa aktif dan tertarik
mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga
diharapkan pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar yang maksimal.
3.7.2 Siklus 2
Rancangan pada kegiatan siklus 2 ini sama dengan siklus 1, melalui
kegiatan perancanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan dalam
43
siklus 2 merupakan tindakan perbaikan dari siklus sebelumnya yaitu siklus 1.
Adapun rancangan kegiatan akan disesuaikan dengan siklus 1.
3.8 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pada teknik dan instrumen pengumpulan data, peneliti menggunakan
beberapa teknik yang harus diamati dan di catat agar mengatahui apakah siswa
sudah mengalami peningkatan hasil belajar atau belum. Beberapa teknik tersebut
antara lain: lembar observasi, dokumentasi, dan tes.
3.8.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Cebongan 03
Satiga dalam mata pelajaran Matematika setelah memperoleh tindakan, adalah :
1. Observasi
James dan Dean (dalam Paizaluddin dan Ermalinda, 2013:113)
berpendapat bahwa observasi adalah mengamati (wacthing) dan mendengar
(listening) perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan
manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang menghasilkan atau
memenhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis. Dengan
tujuan untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik
observasi. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui
pengisian lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru pada setiap
pertemuan. Observasi dilakukan di kelas 5 SD Negeri Cebongan 03 Salatiga.
Kisi-kisi observasi guru dan siswa terdapat pada lampiran 7
2. Dokumentasi
Paizaluddin dan Ermalinda (2013:135) berpendapat bahwa dokumentasi
berupa dokumen-dokumen atau data-data yang menunjang proses pembelajaran
dikelas. Dokumentasi dilaksanakan di kelas 5 di SD Negeri Cebongan 03 Salatiga
khususnya pada mata pelajaran Matematika semester II tahun 2012/2013.
Dokumntasi berupa foto pada saat penelitian terdapat pada lampiran 21
3. Tes
Paizaluddin dan Ermalinda (2013:131) berpendapat bahwa tes
merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah
44
seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dalam maksud untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Tes
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran. Kisi-kisi soal siklus 1 terdapat pada lampiran
5 dan kisi-kisi soal siklus 2 terdapat pada lampiran 14
3.8.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen Pengumpulan data dengan melakukan penilaian. Penilaian
formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar
untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan
demikian, Penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar-mengajar. Dengan
penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan
strategi pelaksanaannya (Sudjana, 2011: 5).
Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan
bukan tes (nontes).
1. Tes
Tes yang digunakan penulis adalah tes tulisan (menuntut jawaban secara
tulisan), tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal tes
disusun dalam bentuk objektif, bentuk esai dan uraian.
2. Nontes
Dalam nontes alat penilaian yang digunakan penulis adalah observasi
langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang
terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh observer.
Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi mulai dari
kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Teknik nontes ini berupa lembar
pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa saat proses
pembelajaran berlangsung sampai akhir pembelajaran selesai.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2010: 173) instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
45
Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama.
Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman
suatu item instrumen dianggap valid jika.
a. Nilai hitung r lebih besar ( > ) dari niai tabel r maka item dinyatakan valid
dan dapat dipergunakan.
b. Nilai hitung r lebih kecil ( < ) dari niai tabel r maka item dinyatakan tidak
valid dan tidak dapat dipergunakan.
Validitas dihitung dengan menggunakan perhitungan SPSS 17.0 for
Windows.
Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan
instrumen dari dari variabel yang hendak di ukur. Pengukuran dalam reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini digunakan yang berdasarkan pendapat George dan
Mallery dalam Azwar (2005: 29) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
3.9.1 Instrumen Tes
Intrumen tes di susun oleh peneliti, akan diuji cobakan terlebih dahulu di
kelas yang lebih tinggi yaitu pada kelas 6. Hal ini digunakan untuk mengatahui
mana saja soal yang valid dan mana saja soal yang tidak valid. Sehingga nantinya,
soal yang sudah di ujicobakan ini. Dapat di kerjakan dengan baik oleh kelas yang
digunakan oleh peneliti sebagai tempat penelitian yaitu kelas 5, dan diharapkan
dapat memperoleh hasil yang maksimal. Soal tes siklus 1 dan 2 beserta kisi-kisi
yang akan diujikan pada kelas 6 terdapat pada lampiran 2 dan 11
3.9.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus 1
Instrumen tes diuji cobakan pada responden yaitu siswa di kelas 6 SD
Negeri Cebongan 03 Salatiga yang berjumlah 30 orang. Instrumen tes yang akan
46
diuji terdiri dari 30 item yang berbentuk pilihan esai. Jadi instrumen tes dapat
dikatakan valid jika nilai hitung r > 0,361.
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan peneliti, diperoleh 21 item
memiliki nilai r > 0,361 dan 9 item sisanya memiliki nilai r < 0,361. Artinya 21
item soal dinyatakan valid dan 9 item sisanya dinyatakan tidak valid. Dari 21 item
tersebut divaliditas lagi sehingga yang digunakan hanya 20 item. Sehingga
diperoleh α sebesar 0,879 hal ini menyatakan bahwa tingkat reliabilitas bagus.
Hasil uji validasi siklus 1 terdapat pada lampiran 3
3.9.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus 2
Instrumen tes diuji cobakan pada responden yaitu siswa di kelas 6 SD
Negeri Cebongan 03 salatiga yang berjumlah 30 orang. Instrumen tes yang akan
diuji terdiri dari 30 item yang berbentuk pilihan esai. Jadi instrumen tes dapat
dikatakan valid jika nilai hitung r > 0,361.
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan peneliti, diperoleh 21 item
memiliki nilai r > 0,361 dan 9 item sisanya memiliki nilai r < 0,361. Artinya 21
item soal dinyatakan valid dan 9 item sisanya dinyatakan tidak valid. Dari 21 item
tersebut divaliditas lagi sehingga yang digunakan hanya 20 item. Sehingga
diperoleh α sebesar 0,849 hal ini menyatakan bahwa tingkat reliabilitas bagus. Uji
validasi siklus 2 terdapat pada lampiran 12
3.10 Uji Taraf Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh soal yang baik, disamping
melalui uji validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan yang digunakan
dalam soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal yang
masuk kedalam kategori soal mudah, soal sedang dan soal sukar. Persoalan yang
penting dalam melakuakn analisi tingkat kesukaran soal adalah penetuan proporsi
dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar (Sudjana, 2011: 137).
Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
I=
47
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Jumlah siswa
Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:
I = 0,00 – 0,30 = soal kategori sukar
I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Tabel 3.2
Taraf Kesukaran Soal Siklus 1
Indikator Kesukaran No. Item Jumlah Item
Mudah 4,7,16, 21, 25,29 6
Sedang 6, 11,12,13, 14,19,
22,24, 26,28
10
Sukar 3,5,10,27 4
Total 20
Berdasarkan tabel diatas dari 20 soal item yang memiliki indeks kesukaran
kategori mudah ada 6 pada item no 4,7,16,21,25,29. Item yang memiliki indeks
kesukaran kategori sedang ada 10 pada item no 6,11,12,13,14,19,22,24,26,28.
Item yang memiliki indeks kesukaran kategori sukar ada 4 pada item no 3,5,10,27.
Data tingkat kesukaran soal siklus I terdapat pada lampiran 4
Tabel 3.3
Taraf Kesukaran Soal Siklus 2
Indikator Kesukaran No. Item Jumlah Item
Mudah 4,6,16,21,29,30 6
Sedang 6,12,13,15,17,18,20,23,24,26 10
Sukar 3,5,27,28 4
Total 20
Berdasarkan tabel diatas dari 20 soal item yang memiliki indeks kesukaran
kategori mudah ada 6 pada item no 4,6,16,21,29,30. Item yang memiliki indeks
kesukaran kategori sedang ada 10 pada item no 6,12,12,15,17,18,20,23,24,26.
48
Item yang memiliki indeks kesukaran kategori sukar ada 4 pada item no 3,5,27,28.
Data tingkat kesukaran soal siklus 2 terdapat pada lampiran 13
3.11 Indikator Kinerja
Hasil belajar matematika adalah hasil kecakapan yang dicapai siswa dalam
proses belajar sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran serta tingkah
laku.
Sehingga indikator kinerja yang digunakan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Hasil belajar matematika dikatakan meningkat apabila kriteria ketuntasan
minimal diatas 80% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Standar KKM yang
digunakan adalah 60.
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
Nilai ≥60 Tuntas
Nilai<60 Tidak Tuntas
Menurut Rusman (2012:218) langkah-langkah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, antara lain:
1. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang
2. Tiap anggota di dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda
3. Angoota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk
kelompok baru (kelompok ahli)
4. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai
5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
6. Pembahasan
7. Penutup
3.12 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas, data yang dapat dianalisis oleh peneliti,yaitu:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa)
49
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik diskriptif dengan mencari
presentase keberhasilan belajar.
a. Data hasil observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
% Pencapaian = ∑ Skor yang diperoleh X 100%
Skor Maksimum
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Observasi
Kriteria Kategori
86% - 100% Baik Sekali
76% - 85% Baik
56% - 75% Cukup
0% - 55% Kurang
b. Data hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebgai beirkut:
Nilai = ∑ Skor jawaban yang benar X 100%
Skor Maksimum