bab iii metode penelitian -...

12
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. Metode penelitian kuantitaif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitaif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009). Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel dengan variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Dalam penelitian ini diupayakan memastikan signifikansi hubungan antara eksposur kekerasan di televisi dengan jenis perilaku agresif. Penelitian ini dilakukan si SMK SARASWATI Salatiga

Upload: trinhthuan

Post on 30-May-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai

pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan

metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

Metode penelitian kuantitaif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat kuantitaif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2009).

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Menurut Arikunto

(2002) penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau

tidak adanya hubungan antara dua variabel dengan variabel lain. Besar atau

tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Dalam

penelitian ini diupayakan memastikan signifikansi hubungan antara eksposur

kekerasan di televisi dengan jenis perilaku agresif. Penelitian ini dilakukan si

SMK SARASWATI Salatiga

3.2 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).

Variabel penelitian akan menentukan variabel mana yang mempunyai peran atau

yang disebut variabel bebas dan variabel mana yang bersifat mengikut atau

variabel terikat. Berikut akan dijelaskan mengenai variabel penelitian, yaitu:

3.2.1 Variabel bebas adalah faktor sebab (variabel X) : Eksposur kekerasan di

televisi

3.2.2 Variabel terikat adalah faktor akibat (variabel Y) : Jenis Agresivitas

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dapat juga berarti batasan masalah secara operasional

dan batasan operasional merupakan penegasan arti dari konstruk agar tidak

memberikan pengertian lain. Definisi operasional menurut (Azwar, 2001) adalah

suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-

karakteristik variabel yang diamati. Suatu penelitian harus memilih dan

menentukan definisi oprasional yang paling relevan terhadap variabel

penelitiannya.

Adapun definisi oprasional pada penelitian ini adalah :

3.3.1 Eksposur kekerasan adalah frekuensi dan intensitas seseorang dalam

menyaksikan kekerasan di media sehingga seseorang mengimitasi

perilaku agresi yang dilihatnya. Aspek yang digunakan untuk mengukur

eksposur kekerasan adalah frekuensi individu menyaksikan tayangan

tertentu di televisi dan kekerasan yang diekspresikan oleh individu pada

tayangan yang dilihatnya.

3.3.2 Agresivitas merupakan suatu tindakan perilaku yang dilakukan seseorang

dengan niat menimbulkan akibat negatif dan memberikan stimulus yang

berbahaya secara fisik maupun verbal kepada individu lain bertujuan

untuk menyakitinya. Jenis agresivitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa SMK SARASWATI kelas XI berjumlah 460 siswa.

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009).

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dengan menggunakan

teknik Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel (Sugiyono, 2009). Untuk menentukan sampel yang akan dijadikan subjek

menggunakan teknik yang dikembangkan dari Isaac dan Michael (dalam

Sugiyono, 2009).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK

N 2 Salatiga, sebanyak 200 siswa dari 460 siswa dengan tingkat keslahan 5%.

Sampel diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling, yakni

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2009).

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam,

yaitu: Kuesioner perilaku agresif dan kuesioner eksposur kekerasan di televisi.

3.5.1 Kuesioner Perilaku Agresif

Data tentang perilaku agresif subjek diperoleh dengan menggunakan

laporan diri tentang perilaku ( behavioral self-report ) subjek diminta untuk

mengisi kuesioner agresi ( aggression quetionaire ) yang disusun oleh Buss &

Perry (1992). Kuesioner ini adalah perangkat yang umum digunakan untuk

mengukur perilaku agresif (Krahe, 2005). Perilaku agresif diukur melalui empat

aspek, yakni aspek fisik, aspek verbal, kemarahan, dan permusuhan.

Tabel 3.1

Indikator Empirik Kuesioner Perilaku agresif

Sub Konsep Indikator No item

F Uf

Agresi fisik,

yakni tindakan

agresi yang

menyakiti

individu lain

secara fisik.

Terkadang saya begitu ingin memukul teman. 1

Bila teman saya mencari masalah dengan saya,

saya dapat saja memukulnya. 5

Saya akan balas memukul bila dipukul. 9

Saya pernah terlibat perkelahian secara fisik. 13

Bila saya harus menggunakan kekerasan untuk

mendapatkan hak-hak saya, maka saya akan

melakukan kekerasan.

17

Bila ada teman yang menyakiti atau

mengancam saya, saya akan berkelahi

dengannya.

21

Menurut saya memukul orang lain adalah

tindakan yang salah, apapun alasannya. 24

Saya pernah mengancam teman saya untuk

mendapatkan apa yang saya inginkan. 26

Saya pernah merusak barang yang ada di sekitar

saya ketika saya marah. 28

Agresi verbal,

berupa respon

vocal yang

menyampaikan

stimulus yang

menyakiti mental

dalam bentuk

penolakan dan

ancaman.

Bila saya tidak setuju dengan teman saya, saya

akan langsung membantahnya. 2

Saya sering bertengkar mulut dengan teman

saya (misalkan mengejek, membantah). 6

Ketika saya jengkel kepada seseorang saya akan

mengatakannya dengan terus terang. 10

Saya membantah teman-teman yang tidak

setuju dengan pendapat saya (harus diterima).

14

Tabel 3.1

Indikator Empirik Kuesioner Perilaku agresif

Menurut teman-teman, saya senang mengejek

atau membantah. 18

Kemarahan,

yakni emosi

negatif yang

disebabkan oleh

harapan yang

tidak terpenuhi

dan bentuk

ekspresinya

dapat menyakiti

orang lain serta

diri sendiri

Saya mudah marah tetapi mudah pula

melupakan kemarahan saya. 3

Saat saya terpukul (sedih, kecewa), saya

menunjukkan perasaan saya kepada teman-

teman saya.

7

Kadang saya merasa begitu marah sehingga

saya merasa akan meledak. 11

Menurut beberapa teman, saya mudah marah. 15

Saya seringkali ringan tangan. 19

Saya sering tidak dapat mengendalikan

kemarahan saya. 22

Saya adalah orang yang tenang (tidak mudah

marah). 29

hostility atau

permusuhan,

yakni tindakan

yang

mengekspresikan

kebencian,

permusuhan,

antagonisme

ataupun

kemarahan yang

sangat kepada

pihak lain.

Saya sering merasa iri. 4

Saya merasa hidup saya tidak adil. 8

Teman-teman tidak mau bermain dengan saya. 12

Saya heran, seringkali merasakan kepahitan

(marah) atas hal-hal tertentu. 16

Saya tahu, teman-teman sering membicarakan

kejelekan saya tanpa sepengetahuan saya. 20

Saya curiga bila ada orang asing yang bersikap

ramah. 23

Terkadang saya merasa teman-teman

mentertawakan saya tanpa sepengetahuan saya. 25

Kalau ada teman saya berbuat baik pada saya,

pasti saya mereka punya maksud tertentu. 27

3.5.2 Kuesioner Eksposur Kekerasan di Televisi

Pengukuran eksposur terhadap kekerasan media mengikuti perhitungan

eksposur terhadap kekerasan pada studi yang dilakukan oleh Andersoon & Dill

(2000) yang disesuaikan oleh peneliti. Subjek diminta untuk menyebutkan 5 acara

televisi favorit, kemudian subjek diminta menilai tingkat kekerasan pada masing-

masing item dengan menggunakan skala Likert dari 1-5. Angka 1 mewakili tidak

ada agresi dan angka 5 mewakili agresi terjadi di sepanjang tayangan. Rating yang

diberikan subjek kemudian dikalikan dengan frekuensi menonton tayangan

tersebut dalam satu minggu dalam satuan jam. Selanjutnya rata-rata hasil kali

antara frekuensi dan tingkat kekerasan dari kelima item tersebut dihitung sebagai

nilai ekposur terhadap kekerasan media.

Tabel 3.2

Indikator Empirik Eksposur Kekerasan di Televisi

Sub Konsep Indikator

No item

F Uf

Frekuensi diterima

oleh subjek dari

tayangan televisi

Lama menonton tayangan tv…….

dalam …… jam/minggu 1-5

Intensitas kekerasan

yang diterima oleh

subjek dari tayangan

televisi

Menurut saya tayangan …….

Yang biasa saya tonton

menunjukkan adegan-adegan yang

keras

1-5

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Perilaku Agresif

Uji validitas dan reliabilitas perilaku agresif menggunakan alat ukur SPSS

for windows versi 19.0 dengan menggunakan corrected item to total correlation.

Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali

(1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid

jika memilki coefisien corrected item to total correlation > 0,20 dengan kategori

sebagai berikut:

0,00 – 0,20 : tidak valid

0,21 – 0,40 : validitas rendah

0,41 – 0,60 : validitas sedang

0,61 – 0,80 : validitas tinggi

0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi

Sedangkan untuk menentukan tingkat reabilitas instrumen menggunakan

kriteria yang dikemukakan oleh Goerge & Mallery (1995) sebagai berikut :

> 0,9 sangat bagus ( excellent)

> 0,8 dikatakan bagus ( good)

> 0,7 dapat diterima (acceptable)

> 0,6 dapat dipertanyakan ( questionable)

> 0,5 jelek ( poor)

< 0,5 tidak adapat diterima ( unacceptable)

Uji coba kuesioner perilaku agresif dilakukan terhadap 42 siswa kelas XI

SMK SARASWATI Salatiga yang tidak dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Setelah diujikan terhadap 42 siswa, kemudian dilakukan rekapitulasi selanjutnya

dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0

yang hasilnya terlampir pada lampiran.

Dari tabel validitas kuesioner perilaku agresif terlihat dari 29 item pada

kuesioner perilaku agresif yang telah diuji dengan koefisien validitas yang

ditunjukkan oleh Correted item to total correlation (besarnya r) > 0,20.

Dikemukakan oleh Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrument

penelitian dianggap valid jika memiliki Correted item to total correlation > 0,20.

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut :

Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara

0,00 - 0,20. Item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation

antara 0,21 – 0,40 sebanyak 14 item. Item yang memiliki koefisien corrected item

to total correlation antara 0,41 – 0,60 sebanyak 13 item. Item yang memiliki

koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 – 0,80 sebanyak 2 item.

Dan tidak item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara

0,81 – 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid.

Tabel 3.3

Reliabilitas Kuesioner Perilaku Agresif

Pada tabel di atas diperoleh nilai koefisien Alpha = 0,878. Menurut

George dan Mallery (1995) nilai tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang bagus

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.878 29

(good). Untuk itu, aggression questionnaire yang disusun oleh Buss dan Perry

(1992) dapat digunakan.

3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Eksposur Kekerasan di Televisi

Dalam melakukan uji validitas terhadap kuesioner eksposur kekerasan di

televisi, penulis menggunakan uji validitas isi. Hal ini dikarenakan estimasi

validitas ini tidak melibatkan komputasi statistik, melainkan hanya dengan

analisis rasional (Azwar, 2001). Secara teknis pengujian validitas konstrak dan

validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik

pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti,

indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan

yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka

pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono,

2009).

Menurut Azwar (2001), validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item

dalam tes dapat mencakup keseluruhan kawasan isi yang akan diukur oleh tes

tersebut. Pengertian mencakup keseluruhan isi tidak hanya berarti komprehensif

akan tetapi isinya juga harus relevan dan tidak keluar dari batasan.

Hasil rekapitulasi uji validitas isi kuesioner eksposur kekerasan di televisi

dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.4

Uji Validitas Isi Eksposur Kekerasan di Televisi

No Sub Konsep Indikator

1. Frekuensi diterima oleh subjek

dari tayangan televisi

Lama menonton tayangan di

televisi (durasi) ……. Selama

(frekuensi) …… jam/minggu

2. Intensitas kekerasan yang

diterima oleh subjek dari

tayangan televisi

Tingkat kekerasan yang

diterima oleh subjek dalam

menonton tayangan kekerasan

di televisi.

3. Menonton tayangan jenis

kekerasan di televisi

Jenis tayangan televisi yang

ditonton

Dari tabel 3.4 di atas terlihat kuesioner eksposur kekerasan di televisi yang

disesuaikan oleh peneliti yang terdiri dari jenis tayangan televisi yang ditonton,

durasi dan frekuensi yang diterima oleh subjek dari tayangan televisi

(jam/minggu), dan tingkat kekerasan yang diterima oleh subjek telah mengacu

pada teori Bandura, yang mendefinisikan eksposur kekerasan dalam video game

sebagai frekuensi dan intensitas seseorang bermain video game jenis kekerasan

sehingga dapat mengimitasi atau meniru agresi yang dilihatnya. Dengan demikian

item-item dalam kuesioner ini telah mencakup keseluruhan kawasan isi yang akan

diukur oleh tes tersebut.

Untuk reliabilitas kuesioner eksposur kekerasan di televisi dinyatakan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Reliabilitas Kuesioner Eksposur Kekerasan di Televisi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .305

N of Items 8a

Part 2 Value .109

N of Items 7b

Total N of Items 15

Correlation Between Forms .650

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .788

Unequal Length .788

Guttman Split-Half Coefficient .786

a. The items are: d1, f1, k1, d2, f2, k2, d3, f3.

b. The items are: f3, k3, d4, f4, k4, d5, f5, k5.

Tabel di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,786. Menurut George

dan Mallery (1995), koefisien Alpha = 0,786 termasuk memiliki tingkat

reliabilitas yang dapat diterima (acceptable). Untuk itu, kuesioner eksposur

kekerasan di televisi dapat digunakan.

3.7 Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk melihat analisis deskriptif dan analisis

korelasi hubungan antara eksposur kekerasan di televisi dengan perilaku agresif

dengan menggunakan teknik korelasi Kendall's Tau dengan bantuan SPSS 16.0 for

windows, karena skala datanya adalah ordinal dan ordinal.