bab iii metode penelitian a. tujuan operasional ... -...

23
57 Roby Faishal Rachman, 2013 Implementasi Model Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Bola Tangan Mini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Dalam penelitian ini memfokuskan masalah dalam penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran bolatangan mini. Secara operasional bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bermain agar dapat meningkatkan tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran bolatangan mini di SD KARTIKA SILIWANGI 7 Kota Cirebon melalui penerapan model pendekatan taktis dalam pembelajaran. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD KARTIKA SILIWANGI 7 Cirebon, kelas IV semester Genap tahun ajaran 2012/20113. Jumlah siswa kelas IV 35orang. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 - Januari 2013 dengan jumlah pertemuan sebanyak 2 kali, hal itu dikarenakan satu pertemuan pembelajaran penjas 4 x 35 menit yang artinya 2 kali lebih lama dari waktu pembelajaran penjas pada umumnya, dan terdiri dari beberapa tindakan dalam 2 siklus. Kegiatan penelitian ini meliputi pemberian perlakuan penggunaan model pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bolatangan mini.

Upload: trandieu

Post on 11-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

57 Roby Faishal Rachman, 2013 Implementasi Model Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Bola Tangan Mini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian

Dalam penelitian ini memfokuskan masalah dalam penerapan pendekatan

taktis dalam pembelajaran bolatangan mini. Secara operasional bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bermain agar dapat

meningkatkan tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran bolatangan mini di SD

KARTIKA SILIWANGI 7 Kota Cirebon melalui penerapan model pendekatan

taktis dalam pembelajaran.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD KARTIKA SILIWANGI 7 Cirebon, kelas

IV semester Genap tahun ajaran 2012/20113. Jumlah siswa kelas IV 35orang.

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 - Januari 2013

dengan jumlah pertemuan sebanyak 2 kali, hal itu dikarenakan satu pertemuan

pembelajaran penjas 4 x 35 menit yang artinya 2 kali lebih lama dari waktu

pembelajaran penjas pada umumnya, dan terdiri dari beberapa tindakan dalam 2

siklus. Kegiatan penelitian ini meliputi pemberian perlakuan penggunaan model

pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bolatangan mini.

58

C. Populasi dan Sampel

Untuk menyusun sampai menganalisis data sehingga mendapatkan

gambaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini

diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut

populasi dan sampel penelitian. Arikunto (2006:130) menjelaskan tentang

populasi sebagai berikut:

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga

disebut studi populasi atau studi sensus.

Beranjak dari kutipan di atas, maka yang dimaksud dengan populasi adalah

sekumpulan unsur yang akan diteliti seperti sekumpulan individu, sekumpulan

sekolah dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut

diharapkan diperoleh informasi yang berguna memecahkan masalah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD KARTIKA SILIWANGI 7 Kota

Cirebon.

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang hendak diteliti.

Menurut Nasir (1989:328), menjelaskan “sampel adalah kumpulan unit sampling

yang ditarik dari populasi.” Nawawi (1995:144) memberikan pengertian tentang

sampel, yaitu “sebagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu

penelitian.” Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV. Dalam penelitian

ini, materi yang difokuskan adalah tentang pembelajaran bolatangan mini.

59

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan sebuah penelitian yang hasilnya

berbentuk kerangka-kerangka deskriptif yang di tuangkan berbentuk kalimat-

kalimat di setiap pengamatan dan siklus yang telah dilakukan dengan perhitungan

presentase dan melampirkan semua bukti lapangan guna memperjelas apa saja

yang telah dilakukan dan bagaimana hasil yang di capai serta untuk dapat

mendapatkatn hasil yang objektif dan mampu di pertanggungjawabkan.

Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif

dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris

disebut Clasroom Action Research (CAR). Penelitian ini terdiri dari empat

tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan

yang tepat untuk mengetahui pengaruh model pendekatan bermain terhadap hasil

pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah.

Tujuan dari pada penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan

masalah-masalah pada pembelajaran tertentu dengan menggunakan metode

ilmiah. Selain itu penelitian dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan dan

memperbaiki praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan guru,

meningkatkan dan memperbaiki layanan pendidikan bagi guru dalam konteks

pembelajaran, memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam

menangani kegiatan belajar mengajar, memungkinkan terjadinya proses latihan

selama penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Penelitian tindakan yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan model penelitian dari Prof. Suharsimi

60

Arikunto dan beberapa sumber dari beberapa ahli sebagai rujukan, sedangkan

metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan rancangan PTK.

Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri kegiatan

pembelajaran yang dilakukannya di dalam kelasnya. Dengan melihat unjuk

kerjanya sendiri, kemudian direfleksikan lalu diperbaiki, guru pada akhirnya

mendapatkan otonomi secara profesional. Konsep penting dalam pendidikan ialah

selalu adanya upaya perbaikan dari waktu ke waktu pada proses pembelajaran.

Perbaikan pembelajaran yang dapat dilakukan akibat dari adanya penelitian

tindakan kelas akan memungkinkan bagi guru, sebagai peneliti dalam penelitian

tindakan kelas, untuk meningkatkan profesionalismenya secara sistematik dan

sistemik.

Beberapa alasan dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang merupakan

suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisnya antara lain:

1. Penelitian tindakan kelas menawarkan satu cara baru untuk memperbaiki

dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan

belajar-mengajar di kelas (Suyanto, 1997:7), dengan melakukan penelitian

tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktek pembelajaran menjadi lebih

efektif.

2. Penelitian tindakan kelas tidak membuat guru meninggalkan tugasnya.

Artinya guru tetap melakukan kegiatan mengajar seperti biasa. Namun pada

saat yang bersamaan dan secara terintegrasi guru melaksanakan penelitian.

Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas dapat dikatakan tidak

mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.

61

Zainal Aqib (2006:13-14) mengemukakan beberapa alasan pentingnya

dilaksanakan penelitian tindakan kelas diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi

peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.

2. Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja guru sehingga

menjadi profesional.

3. Dengan melakukan tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru

mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam

terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

4. Pelaksanaan tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok sebagai seorang

guru, karena merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan

pelaksanaan proses pembelajaran.

5. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru menjadi kreatif karena

selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi

dan adaptasi berbagai teori dan tehnik pembelajaran serta bahan ajar yang

dipakainya.

Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian tindakan

kelas. Manfaat itu antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen

pendidikan atau pembelajaran di kelas. Kemanfaatan yang terkait dengan

komponen pembelajaran antara lain mencakup:

1. Inovasi pembelajaran

2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelas.

3. Peningkatan profesionalisme guru.

E. Langkah-langkah Penelitian

1. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini didesain menjadi dua siklus yang setiap

siklusnya dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.

Berdasarkan hasil rencana maka disusun siklus 1 yang terdiri dari rencana

tindakan 1, rencana tindakan 2 dan rencana tindakan 3. Berdasarkan hasil

62

refleksi siklus I, maka disusun siklus II yang terdiri dari rencana tindakan 1,

rencana tindakan 2 dan rencana tindakan 3. Untuk lebih jelasnya berikut ini

dikemukakan desainnya:

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS 1 PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS 2 PELAKSANAAN

PENGAMATAN

?

Gambar 3.1

Model Desain Prof. Suharsimi Arikunto (2008:16)

2. Rencana Tindakan

Menurut Kusnandar (2008:91) rencana tindakan adalah tindakan

pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi definisi harus prospektif atau

memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-

peristiwa tak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko.

Tahapan-tahapan menurut model diatas adalah :

63

a. Perencanaan

Yaitu dalam tahapan ini peneliti menyusun rancangan tindakan seperti

tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan

itu dilakukan.

b. Pelaksanaan

Yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan

tindakan di kelas.

c. Pengamatan/Observasi

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan observer, sebaiknya

dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan.

Tabel 3.1 Adang Suherman(1988:147)

Periode Kegiatan

Pembelajaran Penjas

20 Menit awal

KBM dari

menit ke 0 s/d

menit ke 20

20 Menit awal

KBM dari

menit ke 35 s/d

menit ke 55

20 Menit awal

KBM dari menit

ke 70 s/d menit

ke 90

Observasi menit ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Aspek yang di

observasi

A

B

C

Keterangan:

A : Menunjukan jumlah siswa yang berperilaku baik sesuai dengan tuntutan

perilakuumum yang diinginkan oleh gurunya dalam pembelajaran penjas.

B : Menunjukan jumlah siswa yang melakukan aktivitas tugas gerak sesuai

dengan harapan guru.

C : Menunjukan jumlah siswa yang melakukan aktivitas geraksesuai

pembelajarannya.

64

Tabel 3.2

No. Nama

Keterampilan Gerak Dasar dan Penilaian

Komentar Komentar

(Lempar) (Tangkap) (Memantul)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1.

2.

3.

Lembar observasi gerak dasar bolatangan mini

Kriteria Penilaian:

Melempar

1. Bola di pegang di atas bahu dan dibawa ke arah belakang kepala.

2. Posisi siku yang memegang bola di bengkokan dengan posisi lengan

condong sedikit ke sisi.

3. Posisi badan menghadap ke sasaran dan badan tegak.

4. Posisi kaki yang di depan berlawanan dengan posisi tangan yang

melempar.

5. Lutut di bengkokan sedikit.

Tabel 3.3

Nilai Kriteria Melempar

5 Semua Kriteria Dapat Dilakukan.

4 Hanya 4 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

3 Hanya 3 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

2 Hanya 2 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

1 Hanya 1 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

65

Menangkap

1. Kaki dibuka selebar bahu.

2. Kepala dan mata menghadap ke arah datangnya bola.

3. Siku dibengkokan sedikit ke arah datangnya bola.

4. Telapak tangan membentuk segi tiga dalam menangkap bola.

5. Bagian atas pinggang condong sedikit ke arah bola.

Tabel 3.4

Nilai Kriteria Menangkap

5 Semua Kriteria Dapat Dilakukan.

4 Hanya 4 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

3 Hanya 3 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

2 Hanya 2 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

1 Hanya 1 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

Memantul

1. Jika bola dipantulkan dengan tangan kanan, maka posisi kaki kiri depan,

begitu juga sebaliknya.

2. Posisi badan sedikit condong ke depan.

3. Bola dipantulkan di depan sedikit ke samping.

4. Saat memantulkan pergelangan tangan tidak kaku (ELASTIS).

5. Memegang atau membawa bola Tidak lebih dari 3 langkah

66

Tabel 3.5

Nilai Kriteria Memantul

5 Semua Kriteria Dapat Dilakukan.

4 Hanya 4 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

3 Hanya 3 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

2 Hanya 2 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

1 Hanya 1 Kriteria Yang Dapat Dilakukan

d. Analisis dan Refleksi

Yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah di lakukan

tentunya dengan mencermati juga semua hal yang terjadi dalam tahapan

pelaksanaan dan pengamatan. Lalu menyimpulkan tindakan apa yang akan

dilakukan ataupun yang perlu dilakukan untuk membenahi setiap

kekurangan ataupaun upaya mengatasi masalah yang di tangkap peneliti.

Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan

yang baru selesai dilaksanakan dalam satu siklus pelaksana dan pengamat

menentukan rancangan untuk siklus kedua. Sedangkan untuk jangka waktu

pelaksanaan penelitian bersiklus ini sifatnya relatif sampai peneliti sudah

merasa mantap dengan pengalaman yang di dapat ataupun jika proses dan

hasilnya sudah dapat dirasakan.

Setiap tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan

serangkaian tahapan yang saling berhubungan antara satu dengan yang

lainnya. Dalam masing-masing tahapan termuat proses penyempurnaan

yang didasarkan atas hasil masing-masing proses. Pelaksanaan penelitian

67

dimulai dengan membuat rencana, selanjutnya diadakan tindakan dan

observasi yang kemudian dilakukan refleksi sebagai gambaran untuk

membuat rencana selanjutnya.

F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data tersebut secara objektif, diperlukan instrumen

yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data seperti:

lembar observasi, catatan lapangan, alat evaluasi dan kamera foto. Untuk

lebih jelasnya berikut dipaparkan fungsi dan contoh instrumen yang

digunakan:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan panduan bagi observer dalam

mengadakan pengamatan terhadap jalannya kegiatan penelitian. Contoh

lembar observasi dapat dilihat pada lampiran.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang digunakan untuk mencatat

temuan-temuan penting selama penelitian berlangsung. Contoh lembar

catatan lapangan dapat dilihat dalam lampiran.

c. Alat Evaluasi

Alat evaluasi digunakan untuk mengukur dan memperoleh gambaran

tentang prestasi belajar siswa secara individu dan kelompok setelah

68

dilakukan tindakan. Alat evaluasi berupa tes praktek untuk kelompok.

Kegiatan evaluasi untuk kelompok dilakukan setiap tindakan sedangkan

kegiatan evaluasi untuk individu dilaksanakan pada tindakan akhir pada

tiap siklusnya. Dari hasil evaluasi ini diperoleh data tentang taraf siswa

dan tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang diberikan.

Contoh alat evaluasi dapat dilihat pada lampiran.

d. Kamera Foto

Kamera digunakan untuk merekam kegiatan pembelajaran yang

dilakukan. Alat ini berguna untuk membantu peneliti mendeskripsikan,

menganalisis dan membuat refleksi dari setiap tindakan dalam

pembelajaran. Foto-foto yang diambil dari setiap tindakan yaitu pada saat

pembelajaran berlangsung.

e. Tes

Tes merupakan instrumen yang penting dilakukan dalam penelitian

tindakan kelas ini. Hal ini disebabkan dalam penelitian tindakan kelas

pada umumnya salah satu yang di ukur adalah hasil belajar siswa dan

salah satunya diukur dengan menggunakan instrumen tes. Teknik

penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan

kemajuan hasil belajar siswa, serta mengumpulkan data dan informasi

dalam rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajara yang dilaksanakan.

Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses

tindakan berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara

kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar siswa setelah tindakan

berlangsung.

69

Alat ukur hasil belajar permainan bolatangan mini menurut Strand, et al

(Zinn, 1981) yaitu menggunakan Team Handball Skill Battery, bentuk tes ini

terdiri dari 3 bbutir tes yaitu:

1. Nine-Meter Front Throw

Testee harus melakukan flying shoot sebanyak 10 kali berturut-turut

dari 5 tempat atau pos yang jaraknya berbeda. Tembakan atau shooting

dianggap berhasil apabila bola langsung masuk mengenai sasaran, bila

bola mengenai sasaran pada bidang garis batas daerah skor maka diambil

skor yang lebih besar.

Bola hasil shooting dinyatakan gagal apabila testee melakukan

pelanggaran pada saat melakukan flying shoot, menginjak garis batas 7

meter dan bola tidak langsung mengenai target atau langsuk masuk ke

dalam gawang.

Instrumen ini merupakan hasil modifikasi yang telah di uji validitas,

hasil validitas instrumen ini dengan t hitung 6,833 > nilai t tabel 2,101

yang berarti hasil tersebut valid. Instrumen tersebut dapat di lihat pada

gambar 3.3 berikut ini:

Gambar 3.2

Target Marking For the Zinn Handball 7m Front Throw Test

70

2. Dominant-Hand Speed Pass

Sebelum melempar Bola testee berdiri dibelakang garis batas

lemparan, bola di pegang didepan dada. Setelah ada aba-aba, testee harus

melempar ke tembok kemudian menangkapnya kembali dan seterusnya

sebanyak 10 kali lemparan. Waktu di mulai ketika bola pertama

menyentuh tembok dan berakhir ketika bola ke 10 ditangkap kedua

tangan. Testee diberi dua kali kesempatan melakukan tes, waktu yang di

ambil adalah waktu yang terbaik.

Bola tangkapan dinyatakan gagal apabila testee menginjak garis atau

melewati garis batas lemparan pada waktu melempar dan apabila bola

tidak tertangkap dengan baik dengan kedua tangan. Instrumen tersebut

dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini:

Gambar 3.3

Lapangan Tes Dominant-Hand Speed Pass

71

3. Overhead pass

Sebelum melempar bola, testee berdiri dibelakang garis batas

lemparan, bola dipengang di depan dada. Kemudian setelah ada aba-aba,

testee melempar bola ke tembok sasaran sebanyak 10 kali secara

berturut-turut. Bola lemparan dinyatakan gagal apabila testee menginjak

garis atau melewati garis batas lemparan pada waktu melempar. Apabila

bola mengenai garis sasaran, poin yang di hitung adalah poin yang

terbesar.

Garis batas lemparan ke tembok adalah 2,5 meter, target lemparan

terdiri dari 3 lingkaran, lingkaran dalam berdiameter 45cm, lingkaran

luar berdiameter 150cm, dan jarak bagian bawah lingkaran luar adalah

100cm diatas lantai. Gambar instrumen dapat di lihat pada gambar 3.5

berikut ini:

Gambar 3.4

Target Marking For Zinn Team Handball Overhead Pass Test

72

Instrumen overhead pass ini merupakan hasil modfikasi sesuai rata-rata

tinggi badan dari yang sebenarnya dan telah di uji validitas. Hasil yang

telah di uji yaitu t hitung 5,43 > nilai t tabel 2,101 yang berarti hasil

tersebut valid.

Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap perlakuan

dalam proses pembelajaran bolatangan mini. Guru pengajar yang terjun sebagai

pengajar dan sekaligus melakukan observasi, proses pengumpulan data peneliti

dibantu pula oleh observer (mitra sejawat peneliti) selama proses pembelajaran

dilaksanakan.

Wawancara pada umumnya dilakukan di setiap akhir pembelajaran atau

pelaksanaan tindakan. Setelah data-data terkumpul, kemudian data-data tersebut

dipelajari dan ditelaah dengan seksama dan teliti untuk kemudian direfleksi

melalui rencana perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran

berikutnya.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang pembelajaran

model pendekatan taktis dalam permainan handball selama penelitian itu

berlangsung. Data tersebut diperoleh dari 2 sumber yaitu:

a. Data yang berasal dari guru dan observer yang di dapat dari instrumen

penelitian yang digunakan yang membahas semua permasalahan di setiap

73

siklus yang berkaitan dengan kurang maksimalnya materi pembelajaran

yang diberikan.

b. Data yang berasal dari siswa atau peserta didik yang berkaitan dengan

aktivitas siswa, motivasi, perubahan skap selama pembelajaran berlangsung.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Nasution (1996:114) proses pengolahan data seiring dengan proses

pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk rancangan pengolahan data

kualitatif dalam kerangka penelitian tindakan kelas. Selain itu analisis data

biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab

pertanyaan penelitian, tetapi untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat

dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap

tindakan pembelajaran.

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul. Analisis data merupakan bagian yang sangat

penting dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, peneliti harus memahami teknik

analisis data agar hasil penelitiannya mempuyai nilai ilmiah yang lebih baik.

Dalam penelitaian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan dan

di analisis yaitu:

1. Data kuantitatif yang berwujud hasil belajar sswa, di analisis secara

deskriftif degan menggunakan statistik deskriftif.

2. Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk satuan waktu maupun angka

nominal yang diperoleh saat proses pembelajaran dan wawancara yang

74

berhubungan dengan pandangan atau sikap siswa, antusiasme dalam belajar,

dan motivasi siswa. Data jenis ini dapat di analisis secara kualitatif. Lebih

detil, sebelum data diolah dan di analisa ada bebearapa tahap yang harus

ditempuh oleh peneliti yaitu:

a. Pengolahan dan kategorisasi data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes

gerak dasar dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan

karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan

kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, penerapan modifikasi

permainan dalam pembelajaran bolatangan mini dilaksanakan dengan

bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai

aktivitas siswa yaitu motivasi, partisipasi siswa dalammelakukan

berbagai macam penguasaan gerak dasar pada pembelajaran permainan

bolatangan mini.

Dalam penelitian ini akan di cari simpangan baku dari masing-masing

tes. Nilai tersebut akan dibandingkan untuk kepentingan statistik. Berikut

adalah rumus untuk menghitung simpangan baku:

S= (x1−x)

n−1

2

Keterangan:

S: Simpangan Baku

𝑥1: Skor Yang Dicapai Seseorang

𝑥: Nilai Rata-rata

n: Banyaknya Jumlah Orang

75

b. Validasi

Menurut Kusnandar, (2008:103) salah satu cara untuk melihat derajat

kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan

kredibilitas penelitian.

Menurut Hopkins (1993) dalam Rochiati (2005) yang dikutip oleh

Kusnandar (2008:107-109)tahap validasi dibagi menjadibeberapa tahap

yaitu:

1. Member Check

Adalah dengan cara memeriksa kembali kerangka-kerangka atau

informasi selama penelitian dari narasumber yang relevan dengan

kegiatan penelitian(kepala sekolah, guru, mitra sejawat, siswa, dll)

untuk memastikan informasinya bersifat tetap atau tidak dan dapat

dipastikan kebenarannya.

2. Triangulasi

Adalah dengan cara memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk atau

analisis dari peneliti dengancara membandingkan berdasarkan tiga

sudut pandang yaitu, guru sebagai peneliti, siswa, dan mitra peneliti.

3. Saturasi

Adalah tahap yang digunakan saat situasi pada waktu sudah jenuh

atau tidak ada lagi data lainyang berhasil dikumpulkan atau tidak ada

lagi tambahan data baru.

76

4. Audit Trial

Tahap yang digunakan untuk memeriksa kesalahan-kesalahan

dalam metode atau prosedur yang di gunakan peneliti dalam

mengambil keputusan, termasuk memeriksa catatan-catatan dari

peneliti maupun mitra peneliti.

5. Expert Opinion

Adalah dengan cara memeinta kepada orang yang dianggap ahli

untuk memeriksa dan memberi arahan terhadap masalah yang dikaji.

6. Key Responden Revie

Adalah dengan cara meminta salah satu atau beberapa orang mitra

peneliti yang banyak mengerti mengenai penelitian tindakan kelas

untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta

pendapatnya.

7. Intepretasi

Pada tahap ini hipotesis diintepretasikan berdasarkan kerangka

teoritik, norma-norma praktis yang telah di sepakati bersama atau

berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaan dengan proses

pembelajaran yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh

suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap

proses intepretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan

referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.

77

H. Setting Penelitian

1. Pelaksanaan Tindakan

Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai obsrver

yang terjun langsung pula untuk membantu melaksanakan pembelajaran

permainan bolatangan mini melalui penerapan bentuk-bentuk model

pendekatan taktis dengan tugas gerak yang sistematis.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:

a. Peneliti menerapkan variasi bentuk-bentuk model pendekatan taktis yang

sistematis dalam pembelajaran permainan bolatangan mini yang telah

dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran).

b. Peneliti memberikan materi dan pembelajarankepada siswa dengan

dibantu guru pengajar sebagai observer tentang model pendekatan taktis

dalam pembelajaran permainan bolatangan mini.

c. Observer ikut mengajar sekedar memberi pengarahan di lapangan

sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar.

Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan

objektif.

Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,

kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke

dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

78

2. Faktor Yang Diteliti

Dalam penelitian ini, ada beberapa faktor yang ingin diamati, yaitu faktor-

faktor masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran permainan bolatangan

mini di SD KARTIKA SILIWANGI 7 kelas IV Kota Cirebon adalah sebagai

berikut :

a. Mengidentifikasi pengaruh penggunaan model pendekatan taktis dalam

pembelajaran bolatangan mini terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran penjas di Sekolah tersebut.

b. Faktor siswa : dengan mengidentifikasi bagaimana perilaku siswa selama

proses pembelajaran permainan bolatangan mini berlangsung khususnya

siswa kelas IV SD KARTIKA SILIWANGI 7 Kota Cirebon setelah

diberikan tindakan upaya-upaya penanggulangan masalah yang terjadi di

Sekolah tersebut.

c. Faktor guru dan peneliti : mengidentifikasi cara mengajar dalam

merencanakan pembelajaran, pelaksanaan di lapangan, dan mengevaluasi

hasil dari proses pembelajaran yang itu merupakan bagian kompetensi

yang harus dimiliki oleh guru penjas untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran bolatangan mini di Sekolah tersebut.

3. Observasi

Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu juga oleh

observer yaitu teman sejawat peneliti. Objek yang diamati adalah seluruh

aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang

79

bersifat individu amaupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat

dilakukan adalah:

Observasi peer (Pengamatan Sejawat)

Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh

orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini

seorang guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer

(Dikdasmen, 1999:37-38).