bab iii metode penelitian a. tujuan operasional ... -...
TRANSCRIPT
57 Roby Faishal Rachman, 2013 Implementasi Model Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Bola Tangan Mini Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitian
Dalam penelitian ini memfokuskan masalah dalam penerapan pendekatan
taktis dalam pembelajaran bolatangan mini. Secara operasional bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bermain agar dapat
meningkatkan tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran bolatangan mini di SD
KARTIKA SILIWANGI 7 Kota Cirebon melalui penerapan model pendekatan
taktis dalam pembelajaran.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD KARTIKA SILIWANGI 7 Cirebon, kelas
IV semester Genap tahun ajaran 2012/20113. Jumlah siswa kelas IV 35orang.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 - Januari 2013
dengan jumlah pertemuan sebanyak 2 kali, hal itu dikarenakan satu pertemuan
pembelajaran penjas 4 x 35 menit yang artinya 2 kali lebih lama dari waktu
pembelajaran penjas pada umumnya, dan terdiri dari beberapa tindakan dalam 2
siklus. Kegiatan penelitian ini meliputi pemberian perlakuan penggunaan model
pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bolatangan mini.
58
C. Populasi dan Sampel
Untuk menyusun sampai menganalisis data sehingga mendapatkan
gambaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini
diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut
populasi dan sampel penelitian. Arikunto (2006:130) menjelaskan tentang
populasi sebagai berikut:
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga
disebut studi populasi atau studi sensus.
Beranjak dari kutipan di atas, maka yang dimaksud dengan populasi adalah
sekumpulan unsur yang akan diteliti seperti sekumpulan individu, sekumpulan
sekolah dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut
diharapkan diperoleh informasi yang berguna memecahkan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD KARTIKA SILIWANGI 7 Kota
Cirebon.
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang hendak diteliti.
Menurut Nasir (1989:328), menjelaskan “sampel adalah kumpulan unit sampling
yang ditarik dari populasi.” Nawawi (1995:144) memberikan pengertian tentang
sampel, yaitu “sebagian dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam suatu
penelitian.” Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV. Dalam penelitian
ini, materi yang difokuskan adalah tentang pembelajaran bolatangan mini.
59
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan sebuah penelitian yang hasilnya
berbentuk kerangka-kerangka deskriptif yang di tuangkan berbentuk kalimat-
kalimat di setiap pengamatan dan siklus yang telah dilakukan dengan perhitungan
presentase dan melampirkan semua bukti lapangan guna memperjelas apa saja
yang telah dilakukan dan bagaimana hasil yang di capai serta untuk dapat
mendapatkatn hasil yang objektif dan mampu di pertanggungjawabkan.
Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif
dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris
disebut Clasroom Action Research (CAR). Penelitian ini terdiri dari empat
tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan
yang tepat untuk mengetahui pengaruh model pendekatan bermain terhadap hasil
pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah.
Tujuan dari pada penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan
masalah-masalah pada pembelajaran tertentu dengan menggunakan metode
ilmiah. Selain itu penelitian dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan dan
memperbaiki praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan guru,
meningkatkan dan memperbaiki layanan pendidikan bagi guru dalam konteks
pembelajaran, memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam
menangani kegiatan belajar mengajar, memungkinkan terjadinya proses latihan
selama penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Penelitian tindakan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan model penelitian dari Prof. Suharsimi
60
Arikunto dan beberapa sumber dari beberapa ahli sebagai rujukan, sedangkan
metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan rancangan PTK.
Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri kegiatan
pembelajaran yang dilakukannya di dalam kelasnya. Dengan melihat unjuk
kerjanya sendiri, kemudian direfleksikan lalu diperbaiki, guru pada akhirnya
mendapatkan otonomi secara profesional. Konsep penting dalam pendidikan ialah
selalu adanya upaya perbaikan dari waktu ke waktu pada proses pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran yang dapat dilakukan akibat dari adanya penelitian
tindakan kelas akan memungkinkan bagi guru, sebagai peneliti dalam penelitian
tindakan kelas, untuk meningkatkan profesionalismenya secara sistematik dan
sistemik.
Beberapa alasan dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang merupakan
suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisnya antara lain:
1. Penelitian tindakan kelas menawarkan satu cara baru untuk memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan
belajar-mengajar di kelas (Suyanto, 1997:7), dengan melakukan penelitian
tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktek pembelajaran menjadi lebih
efektif.
2. Penelitian tindakan kelas tidak membuat guru meninggalkan tugasnya.
Artinya guru tetap melakukan kegiatan mengajar seperti biasa. Namun pada
saat yang bersamaan dan secara terintegrasi guru melaksanakan penelitian.
Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas dapat dikatakan tidak
mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.
61
Zainal Aqib (2006:13-14) mengemukakan beberapa alasan pentingnya
dilaksanakan penelitian tindakan kelas diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi
peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.
2. Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja guru sehingga
menjadi profesional.
3. Dengan melakukan tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru
mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam
terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
4. Pelaksanaan tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok sebagai seorang
guru, karena merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan
pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru menjadi kreatif karena
selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi
dan adaptasi berbagai teori dan tehnik pembelajaran serta bahan ajar yang
dipakainya.
Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian tindakan
kelas. Manfaat itu antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen
pendidikan atau pembelajaran di kelas. Kemanfaatan yang terkait dengan
komponen pembelajaran antara lain mencakup:
1. Inovasi pembelajaran
2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelas.
3. Peningkatan profesionalisme guru.
E. Langkah-langkah Penelitian
1. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini didesain menjadi dua siklus yang setiap
siklusnya dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.
Berdasarkan hasil rencana maka disusun siklus 1 yang terdiri dari rencana
tindakan 1, rencana tindakan 2 dan rencana tindakan 3. Berdasarkan hasil
62
refleksi siklus I, maka disusun siklus II yang terdiri dari rencana tindakan 1,
rencana tindakan 2 dan rencana tindakan 3. Untuk lebih jelasnya berikut ini
dikemukakan desainnya:
PERENCANAAN
REFLEKSI SIKLUS 1 PELAKSANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN
REFLEKSI SIKLUS 2 PELAKSANAAN
PENGAMATAN
?
Gambar 3.1
Model Desain Prof. Suharsimi Arikunto (2008:16)
2. Rencana Tindakan
Menurut Kusnandar (2008:91) rencana tindakan adalah tindakan
pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi definisi harus prospektif atau
memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-
peristiwa tak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko.
Tahapan-tahapan menurut model diatas adalah :
63
a. Perencanaan
Yaitu dalam tahapan ini peneliti menyusun rancangan tindakan seperti
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan
itu dilakukan.
b. Pelaksanaan
Yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan di kelas.
c. Pengamatan/Observasi
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan observer, sebaiknya
dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan.
Tabel 3.1 Adang Suherman(1988:147)
Periode Kegiatan
Pembelajaran Penjas
20 Menit awal
KBM dari
menit ke 0 s/d
menit ke 20
20 Menit awal
KBM dari
menit ke 35 s/d
menit ke 55
20 Menit awal
KBM dari menit
ke 70 s/d menit
ke 90
Observasi menit ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Aspek yang di
observasi
A
B
C
Keterangan:
A : Menunjukan jumlah siswa yang berperilaku baik sesuai dengan tuntutan
perilakuumum yang diinginkan oleh gurunya dalam pembelajaran penjas.
B : Menunjukan jumlah siswa yang melakukan aktivitas tugas gerak sesuai
dengan harapan guru.
C : Menunjukan jumlah siswa yang melakukan aktivitas geraksesuai
pembelajarannya.
64
Tabel 3.2
No. Nama
Keterampilan Gerak Dasar dan Penilaian
Komentar Komentar
(Lempar) (Tangkap) (Memantul)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
Lembar observasi gerak dasar bolatangan mini
Kriteria Penilaian:
Melempar
1. Bola di pegang di atas bahu dan dibawa ke arah belakang kepala.
2. Posisi siku yang memegang bola di bengkokan dengan posisi lengan
condong sedikit ke sisi.
3. Posisi badan menghadap ke sasaran dan badan tegak.
4. Posisi kaki yang di depan berlawanan dengan posisi tangan yang
melempar.
5. Lutut di bengkokan sedikit.
Tabel 3.3
Nilai Kriteria Melempar
5 Semua Kriteria Dapat Dilakukan.
4 Hanya 4 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
3 Hanya 3 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
2 Hanya 2 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
1 Hanya 1 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
65
Menangkap
1. Kaki dibuka selebar bahu.
2. Kepala dan mata menghadap ke arah datangnya bola.
3. Siku dibengkokan sedikit ke arah datangnya bola.
4. Telapak tangan membentuk segi tiga dalam menangkap bola.
5. Bagian atas pinggang condong sedikit ke arah bola.
Tabel 3.4
Nilai Kriteria Menangkap
5 Semua Kriteria Dapat Dilakukan.
4 Hanya 4 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
3 Hanya 3 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
2 Hanya 2 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
1 Hanya 1 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
Memantul
1. Jika bola dipantulkan dengan tangan kanan, maka posisi kaki kiri depan,
begitu juga sebaliknya.
2. Posisi badan sedikit condong ke depan.
3. Bola dipantulkan di depan sedikit ke samping.
4. Saat memantulkan pergelangan tangan tidak kaku (ELASTIS).
5. Memegang atau membawa bola Tidak lebih dari 3 langkah
66
Tabel 3.5
Nilai Kriteria Memantul
5 Semua Kriteria Dapat Dilakukan.
4 Hanya 4 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
3 Hanya 3 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
2 Hanya 2 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
1 Hanya 1 Kriteria Yang Dapat Dilakukan
d. Analisis dan Refleksi
Yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah di lakukan
tentunya dengan mencermati juga semua hal yang terjadi dalam tahapan
pelaksanaan dan pengamatan. Lalu menyimpulkan tindakan apa yang akan
dilakukan ataupun yang perlu dilakukan untuk membenahi setiap
kekurangan ataupaun upaya mengatasi masalah yang di tangkap peneliti.
Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan
yang baru selesai dilaksanakan dalam satu siklus pelaksana dan pengamat
menentukan rancangan untuk siklus kedua. Sedangkan untuk jangka waktu
pelaksanaan penelitian bersiklus ini sifatnya relatif sampai peneliti sudah
merasa mantap dengan pengalaman yang di dapat ataupun jika proses dan
hasilnya sudah dapat dirasakan.
Setiap tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan
serangkaian tahapan yang saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya. Dalam masing-masing tahapan termuat proses penyempurnaan
yang didasarkan atas hasil masing-masing proses. Pelaksanaan penelitian
67
dimulai dengan membuat rencana, selanjutnya diadakan tindakan dan
observasi yang kemudian dilakukan refleksi sebagai gambaran untuk
membuat rencana selanjutnya.
F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data tersebut secara objektif, diperlukan instrumen
yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data seperti:
lembar observasi, catatan lapangan, alat evaluasi dan kamera foto. Untuk
lebih jelasnya berikut dipaparkan fungsi dan contoh instrumen yang
digunakan:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan panduan bagi observer dalam
mengadakan pengamatan terhadap jalannya kegiatan penelitian. Contoh
lembar observasi dapat dilihat pada lampiran.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang digunakan untuk mencatat
temuan-temuan penting selama penelitian berlangsung. Contoh lembar
catatan lapangan dapat dilihat dalam lampiran.
c. Alat Evaluasi
Alat evaluasi digunakan untuk mengukur dan memperoleh gambaran
tentang prestasi belajar siswa secara individu dan kelompok setelah
68
dilakukan tindakan. Alat evaluasi berupa tes praktek untuk kelompok.
Kegiatan evaluasi untuk kelompok dilakukan setiap tindakan sedangkan
kegiatan evaluasi untuk individu dilaksanakan pada tindakan akhir pada
tiap siklusnya. Dari hasil evaluasi ini diperoleh data tentang taraf siswa
dan tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang diberikan.
Contoh alat evaluasi dapat dilihat pada lampiran.
d. Kamera Foto
Kamera digunakan untuk merekam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Alat ini berguna untuk membantu peneliti mendeskripsikan,
menganalisis dan membuat refleksi dari setiap tindakan dalam
pembelajaran. Foto-foto yang diambil dari setiap tindakan yaitu pada saat
pembelajaran berlangsung.
e. Tes
Tes merupakan instrumen yang penting dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas ini. Hal ini disebabkan dalam penelitian tindakan kelas
pada umumnya salah satu yang di ukur adalah hasil belajar siswa dan
salah satunya diukur dengan menggunakan instrumen tes. Teknik
penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan
kemajuan hasil belajar siswa, serta mengumpulkan data dan informasi
dalam rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajara yang dilaksanakan.
Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses
tindakan berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara
kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar siswa setelah tindakan
berlangsung.
69
Alat ukur hasil belajar permainan bolatangan mini menurut Strand, et al
(Zinn, 1981) yaitu menggunakan Team Handball Skill Battery, bentuk tes ini
terdiri dari 3 bbutir tes yaitu:
1. Nine-Meter Front Throw
Testee harus melakukan flying shoot sebanyak 10 kali berturut-turut
dari 5 tempat atau pos yang jaraknya berbeda. Tembakan atau shooting
dianggap berhasil apabila bola langsung masuk mengenai sasaran, bila
bola mengenai sasaran pada bidang garis batas daerah skor maka diambil
skor yang lebih besar.
Bola hasil shooting dinyatakan gagal apabila testee melakukan
pelanggaran pada saat melakukan flying shoot, menginjak garis batas 7
meter dan bola tidak langsung mengenai target atau langsuk masuk ke
dalam gawang.
Instrumen ini merupakan hasil modifikasi yang telah di uji validitas,
hasil validitas instrumen ini dengan t hitung 6,833 > nilai t tabel 2,101
yang berarti hasil tersebut valid. Instrumen tersebut dapat di lihat pada
gambar 3.3 berikut ini:
Gambar 3.2
Target Marking For the Zinn Handball 7m Front Throw Test
70
2. Dominant-Hand Speed Pass
Sebelum melempar Bola testee berdiri dibelakang garis batas
lemparan, bola di pegang didepan dada. Setelah ada aba-aba, testee harus
melempar ke tembok kemudian menangkapnya kembali dan seterusnya
sebanyak 10 kali lemparan. Waktu di mulai ketika bola pertama
menyentuh tembok dan berakhir ketika bola ke 10 ditangkap kedua
tangan. Testee diberi dua kali kesempatan melakukan tes, waktu yang di
ambil adalah waktu yang terbaik.
Bola tangkapan dinyatakan gagal apabila testee menginjak garis atau
melewati garis batas lemparan pada waktu melempar dan apabila bola
tidak tertangkap dengan baik dengan kedua tangan. Instrumen tersebut
dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini:
Gambar 3.3
Lapangan Tes Dominant-Hand Speed Pass
71
3. Overhead pass
Sebelum melempar bola, testee berdiri dibelakang garis batas
lemparan, bola dipengang di depan dada. Kemudian setelah ada aba-aba,
testee melempar bola ke tembok sasaran sebanyak 10 kali secara
berturut-turut. Bola lemparan dinyatakan gagal apabila testee menginjak
garis atau melewati garis batas lemparan pada waktu melempar. Apabila
bola mengenai garis sasaran, poin yang di hitung adalah poin yang
terbesar.
Garis batas lemparan ke tembok adalah 2,5 meter, target lemparan
terdiri dari 3 lingkaran, lingkaran dalam berdiameter 45cm, lingkaran
luar berdiameter 150cm, dan jarak bagian bawah lingkaran luar adalah
100cm diatas lantai. Gambar instrumen dapat di lihat pada gambar 3.5
berikut ini:
Gambar 3.4
Target Marking For Zinn Team Handball Overhead Pass Test
72
Instrumen overhead pass ini merupakan hasil modfikasi sesuai rata-rata
tinggi badan dari yang sebenarnya dan telah di uji validitas. Hasil yang
telah di uji yaitu t hitung 5,43 > nilai t tabel 2,101 yang berarti hasil
tersebut valid.
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap perlakuan
dalam proses pembelajaran bolatangan mini. Guru pengajar yang terjun sebagai
pengajar dan sekaligus melakukan observasi, proses pengumpulan data peneliti
dibantu pula oleh observer (mitra sejawat peneliti) selama proses pembelajaran
dilaksanakan.
Wawancara pada umumnya dilakukan di setiap akhir pembelajaran atau
pelaksanaan tindakan. Setelah data-data terkumpul, kemudian data-data tersebut
dipelajari dan ditelaah dengan seksama dan teliti untuk kemudian direfleksi
melalui rencana perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran
berikutnya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang pembelajaran
model pendekatan taktis dalam permainan handball selama penelitian itu
berlangsung. Data tersebut diperoleh dari 2 sumber yaitu:
a. Data yang berasal dari guru dan observer yang di dapat dari instrumen
penelitian yang digunakan yang membahas semua permasalahan di setiap
73
siklus yang berkaitan dengan kurang maksimalnya materi pembelajaran
yang diberikan.
b. Data yang berasal dari siswa atau peserta didik yang berkaitan dengan
aktivitas siswa, motivasi, perubahan skap selama pembelajaran berlangsung.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Nasution (1996:114) proses pengolahan data seiring dengan proses
pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk rancangan pengolahan data
kualitatif dalam kerangka penelitian tindakan kelas. Selain itu analisis data
biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian, tetapi untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat
dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap
tindakan pembelajaran.
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Analisis data merupakan bagian yang sangat
penting dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, peneliti harus memahami teknik
analisis data agar hasil penelitiannya mempuyai nilai ilmiah yang lebih baik.
Dalam penelitaian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan dan
di analisis yaitu:
1. Data kuantitatif yang berwujud hasil belajar sswa, di analisis secara
deskriftif degan menggunakan statistik deskriftif.
2. Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk satuan waktu maupun angka
nominal yang diperoleh saat proses pembelajaran dan wawancara yang
74
berhubungan dengan pandangan atau sikap siswa, antusiasme dalam belajar,
dan motivasi siswa. Data jenis ini dapat di analisis secara kualitatif. Lebih
detil, sebelum data diolah dan di analisa ada bebearapa tahap yang harus
ditempuh oleh peneliti yaitu:
a. Pengolahan dan kategorisasi data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes
gerak dasar dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan
karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan
kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, penerapan modifikasi
permainan dalam pembelajaran bolatangan mini dilaksanakan dengan
bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai
aktivitas siswa yaitu motivasi, partisipasi siswa dalammelakukan
berbagai macam penguasaan gerak dasar pada pembelajaran permainan
bolatangan mini.
Dalam penelitian ini akan di cari simpangan baku dari masing-masing
tes. Nilai tersebut akan dibandingkan untuk kepentingan statistik. Berikut
adalah rumus untuk menghitung simpangan baku:
S= (x1−x)
n−1
2
Keterangan:
S: Simpangan Baku
𝑥1: Skor Yang Dicapai Seseorang
𝑥: Nilai Rata-rata
n: Banyaknya Jumlah Orang
75
b. Validasi
Menurut Kusnandar, (2008:103) salah satu cara untuk melihat derajat
kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan
kredibilitas penelitian.
Menurut Hopkins (1993) dalam Rochiati (2005) yang dikutip oleh
Kusnandar (2008:107-109)tahap validasi dibagi menjadibeberapa tahap
yaitu:
1. Member Check
Adalah dengan cara memeriksa kembali kerangka-kerangka atau
informasi selama penelitian dari narasumber yang relevan dengan
kegiatan penelitian(kepala sekolah, guru, mitra sejawat, siswa, dll)
untuk memastikan informasinya bersifat tetap atau tidak dan dapat
dipastikan kebenarannya.
2. Triangulasi
Adalah dengan cara memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk atau
analisis dari peneliti dengancara membandingkan berdasarkan tiga
sudut pandang yaitu, guru sebagai peneliti, siswa, dan mitra peneliti.
3. Saturasi
Adalah tahap yang digunakan saat situasi pada waktu sudah jenuh
atau tidak ada lagi data lainyang berhasil dikumpulkan atau tidak ada
lagi tambahan data baru.
76
4. Audit Trial
Tahap yang digunakan untuk memeriksa kesalahan-kesalahan
dalam metode atau prosedur yang di gunakan peneliti dalam
mengambil keputusan, termasuk memeriksa catatan-catatan dari
peneliti maupun mitra peneliti.
5. Expert Opinion
Adalah dengan cara memeinta kepada orang yang dianggap ahli
untuk memeriksa dan memberi arahan terhadap masalah yang dikaji.
6. Key Responden Revie
Adalah dengan cara meminta salah satu atau beberapa orang mitra
peneliti yang banyak mengerti mengenai penelitian tindakan kelas
untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta
pendapatnya.
7. Intepretasi
Pada tahap ini hipotesis diintepretasikan berdasarkan kerangka
teoritik, norma-norma praktis yang telah di sepakati bersama atau
berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaan dengan proses
pembelajaran yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh
suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap
proses intepretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan
referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.
77
H. Setting Penelitian
1. Pelaksanaan Tindakan
Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai obsrver
yang terjun langsung pula untuk membantu melaksanakan pembelajaran
permainan bolatangan mini melalui penerapan bentuk-bentuk model
pendekatan taktis dengan tugas gerak yang sistematis.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:
a. Peneliti menerapkan variasi bentuk-bentuk model pendekatan taktis yang
sistematis dalam pembelajaran permainan bolatangan mini yang telah
dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran).
b. Peneliti memberikan materi dan pembelajarankepada siswa dengan
dibantu guru pengajar sebagai observer tentang model pendekatan taktis
dalam pembelajaran permainan bolatangan mini.
c. Observer ikut mengajar sekedar memberi pengarahan di lapangan
sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar.
Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan
objektif.
Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke
dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
78
2. Faktor Yang Diteliti
Dalam penelitian ini, ada beberapa faktor yang ingin diamati, yaitu faktor-
faktor masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran permainan bolatangan
mini di SD KARTIKA SILIWANGI 7 kelas IV Kota Cirebon adalah sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi pengaruh penggunaan model pendekatan taktis dalam
pembelajaran bolatangan mini terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran penjas di Sekolah tersebut.
b. Faktor siswa : dengan mengidentifikasi bagaimana perilaku siswa selama
proses pembelajaran permainan bolatangan mini berlangsung khususnya
siswa kelas IV SD KARTIKA SILIWANGI 7 Kota Cirebon setelah
diberikan tindakan upaya-upaya penanggulangan masalah yang terjadi di
Sekolah tersebut.
c. Faktor guru dan peneliti : mengidentifikasi cara mengajar dalam
merencanakan pembelajaran, pelaksanaan di lapangan, dan mengevaluasi
hasil dari proses pembelajaran yang itu merupakan bagian kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru penjas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bolatangan mini di Sekolah tersebut.
3. Observasi
Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu juga oleh
observer yaitu teman sejawat peneliti. Objek yang diamati adalah seluruh
aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang
79
bersifat individu amaupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat
dilakukan adalah:
Observasi peer (Pengamatan Sejawat)
Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh
orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini
seorang guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer
(Dikdasmen, 1999:37-38).