sejarah kamera digital
TRANSCRIPT
MAKALAH
SEJARAH KAMERA DIGITAL
Dosen Pengampu: Joko Minardi, S.Kom., M.Kom.
Disusun oleh :
Bobby Alfianto (141260000261)
Misbah (141260000311)
Thoha Mustajib (141260000275)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ‘ULAMA (UNISNU)
JEPARA JAWA TENGAH
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah serta nikmat diantaranya adalah
nikmat sehat, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Sejarah Kamera
Digitali. Diharapkan dengan makalah ini selain untuk memenuhi nilai tugas, juga
dapat memberi manfaat bagi para pembaca dimana bisa lebih memahami
informasi & pengetahuan tentang keberadaan kamera. Tak lepas dengan
keterbatasan, makalah ini juga memeliki kekurangan baik dari kuantitas mapun
kualitas. Jadi mohon kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan makalah
ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ii
BAB I Pendahuluan …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ………………………………………… 1
B. Tujuan …………………………………………………. 1
BAB II Pembahasan …………………………………………………… 2
A. Penemu Kamera ……………………………………….. 2
B. Sejarah dan Perkembangan Kamera …………………… 5
1. Jenis-jenis kamera ……………………………………… 9
2. Cara Kerja Kamera …………………………………….. 12
BAB III Penutup ………………………………………………………… 14
A. Kesimpulan ……………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, perkembangan teknologi semakin maju. Banyak manusia yang
menggunakan teknologi sebagai kepentingan pribadi maupun kelompok. Berbagai
macam alat-alat teknologi juga telah berkembang sangat pesat seiring dengan
majunya zaman dan pemikiran orang dari ilmu yang didapat. Perkembangan dunia
IPTEK yang semakin pesat telah membawa manfaat yang luar biasa untuk
kemajuan peradaban umat manusia. Kemajuan IPTEK yang telah dicapai
sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan oleh seluruh manusia modern
serta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagii kehidupan manusia.
Pekerjaan manusia yang dulu hanya bisa dikerjakan menggunakan tenaga
manusia, sekarang telah digantikan oleh teknologi yang justru juga diciptakan
oleh otak manusia. Tujuannya yaitu untuk memberikan keefisienan, kemudahan,
dan kenyamanan bagi manusia. Kemajuan teknologi juga memberikan dampak,
baik dampak yang baik maupun dampak yang buruk.
B. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengakaji perkembangan teknologi dan
pengetahuan tentang kamera dari awal ditemukan sampai sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENEMU KAMERA
Inggris (Arrahmah.com)
– Surat kabar terkemuka di Inggris,
The Independent pada edisi 11
Maret 2006 sempat menurunkan
sebuah artikel yang sangat menarik
bertajuk “Bagaimana para inventor
muslim mengubah dunia.”The Independent” 20 penemuan penting para ilmuwan
Muslim menyebut sekitar yang mampu mengubah peradaban umat manusia, salah
satunya adalah penciptaan kamera obscura. Kamera merupakan salah satu
penemuan penting yang dicapai umat manusia. Lewat jepretan dan bidikan
kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai
dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Teknologi pembuatan kamera,
kini dikuasai peradaban Barat serta Jepang. Sehingga, banyak umat Muslim yang
meyakini kamera berasal dari peradaban Barat.
Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya, prinsip-prinsip dasar
pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000 tahun
silam. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis legendaris Muslim
bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10 M, al-Haitham berhasil
menemukan sebuah kamera obscura. Itulah salah satu karya al-Haitham yang
paling menumental. Penemuan yang sangat inspiratif itu berhasil dilakukan al-
Haithan bersama Kamaluddin al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam
fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari
gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat
lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata
diproyeksikan melalui permukaan datar. Kajian ilmu optik berupa kamera obscura
itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh
kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai “ruang gelap”.
Biasanya bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya
cahaya. Teori yang dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film
yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.
“Kamera obscura pertama kali dibuat ilmuwan Muslim, Abu Ali Al-Hasan Ibnu
al-Haitham, yang lahir di Basra (965-1039 M),” ungkap Nicholas J Wade dan
Stanley Finger dalam karyanya
berjudul The eye as an optical
instrument: from camera obscura to.
Helmholtz’s perspective.
Dunia mengenal al-Haitham
sebagai perintis di bidang optik
yang terkenal lewat bukunya yang
bertajuk kitab al Manazir ( Buku
Optik). Untuk membuktikan teori-
teori dalam kitabnya itu, sang fisikawan muslim legendaris itu lalu menyusun al
Bayt al Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar
gelap.
Bradley Steffens dalam karyanya berjudul Ibn al-Haytham:First Scientist
mengungkapkan bahwa Kitab al-Manazir merupakan buku pertama yang
menjelaskan prinsip kerja kamera obscura. “Dia merupakan ilmuwan pertama
yang berhasil memproyeksikan seluruh gambar dari luar rumah ke dalam gambar
dengan kamera obscura,” papar Bradley.
Istilah kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pun diperkenalkan di
Barat sekitar abad ke-16 M. Lima abad setelah penemuan kamera obscura,
Cardano Geronimo (1501 -1576), yang terpengaruh pemikiran al-Haitham mulai
mengganti lobang bidik lensa dengan lensa (camera). Setelah itu, penggunaan
lensa pada kamera onscura juga dilakukan Giovanni Batista della Porta (1535-
1615 M). Ada pula yang menyebutkan bahwa istilah kamera obscura yang
ditemukan al-Haitham pertama kali diperkenalkan di Barat oleh Joseph Kepler
(1571 – 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu dengan menggunakan
lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar proyeksi
gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern). Setelah itu,
Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil,
tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari
penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen
untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen
pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827.
Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk
mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean. Dia
mengembangkan plat-plat dalam perjalanan kamar gelapnya – yang dikonversi
gerbong. Tahun 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera
obscura ciptaan al-Hitham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera
kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
Sebuah versi kamera obscura digunakan dalam Perang Dunia I untuk melihat
pesawat terbang dan pengukuran kinerja. Pada Perang Dunia II kamera obscura
juga digunakan untuk memeriksa keakuratan navigasi perangkat radio. Begitulah
penciptaan kamera obscura yang dicapai al-Haitham mampu mengubah peradaban
dunia.
Peradaban dunia modern tentu sangat berutang budi kepada ahli fisika
Muslim yang lahir di Kota Basrah, Irak. Al-Haitham selama hidupnya telah
menulis lebih dari 200 karya ilmiah. Semua didedikasikannya untuk kemajuan
peradaban manusia. Sayangnya, umat Muslim lebih terpesona pada pencapaian
teknologi Barat, sehingga kurang menghargai dan mengapresiasi pencapaian
ilmuwan Muslim di era kejayaan Islam.
B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KAMERA
Kamera berasal dari istilah qamara (bahasa arab). Camera obscura pertama
kali dibuat oleh ilmuan muslim bernama Abu Muhammad Ibn Al Hasan Ibn Al
Haytham atau Ibnu Haitam, yang lahir di Basra, Irak (965 - 1039 M). Dunia
mengenal Ibnu Haitam (dIi Barat dikenal sebagai Alhazen) sebagai perintis
dibidang optik yang terkenal lewat bukunya bertajuk kitab Al-Manazir (buku
optik). Salah satu teori dalam buku tersebut yaitu mengenai fenomena kamar
gelap yang menjadi konsep dasar kamera sekarang ini. Bradley Steffens dalam
karyanya yang berjudul Ibnu haitam : first scientist mengungkapkan, kitab Al
manazir merupakan buku pertama yang menjelaskan prinsip kerja camera
obscura. Ibnu haitam juga merupakan orang pertama yang menggambarkan
seluruh detil bagian indra penglihatan manusia dan pencetus teori lensa
pembesar.
“The Optics yang menyimpan banyak teori - teori ilmu tentang cahaya dan
lensa juga penglihatan ini banyak
dipakai di Universitas-Universitas
Eropa dan bahkan menjadi materi
wajib di banyak kampus di negeri
Eropa.
Kamera berawal dari sebuah
alat serupa yang dikenal dengan
Kamera Obscura yang merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan
film untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo
Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan kamera
obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan
lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada
tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak
sangat peka terhadap cahaya namun beliau belum menemukan konsep bagaimana
langkah untuk meneruskan gagasannya. Pada tahun 1826, Joseph Nicepore
Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya, yang
berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah
yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada
tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang
dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga
berlapis perak.
Gambar Kamera portable obscura Gambar kamera daguerreotype
Daguerre yang mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce
meneruskan program pengembangan kamera, meski Niepce meninggal dunia pada
1833, mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang
dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya,
Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada
Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang
menjadi kamera yang dikembangkan sekarang.
Pada perkembangannya terjadi pergerakan inovasi kreatif pada dunia kamera yang
ditandai munculnya kamera digital yang kita kenal sekarang ini yang lebih
popular dengan melahirkan fotografi digital. Kehadirannya telah mengubah
paradigma masyarakat yang menganggap bahwa fotografi adalah suatu bidang
yang mahal dan sulit untuk dikuasai. Fotografi digital benar-benar bisa
memberikan kepraktisan dan kemudahan bagi setiap orang untuk membuat sebuah
foto yang baik. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, dan beragam fitur
untuk membuat foto yang bagus, muncul sebuah ungkapan bahwa setiap orang
bisa menjadi fotografer profesional. Pada tahun 1960 Eugene F. Lally, seorang
teknisi dari Jet Propulsion Laboratory NASA adalah orang pertama yang
mencetuskan ide untuk mendigitalisasi sebuah foto. Saat itu tujuannya adalah
untuk mempermudah pengiriman foto secara langsung dari misi-misi luar
angkasa Amerika Serikat. Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut
mempengaruhi kemunculan kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah tuntutan
untuk menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat mungkin.
Maka digunakanlah media pemindai foto (scanner). Sebuah foto dipindai menjadi
data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur telepon. Akan tetapi, cara ini
juga masih dianggap merepotkan, karena terjadi penurunan kualitas gambar yang
cukup signifikan dan proses pengiriman foto pun masih memerlukan waktu yang
relatif lama. Untuk menjawab persoalan ini, diperlukan suatu kamera yang bisa
secara langsung menciptakan foto yang berupa data elektronik. barulah pada bulan
Desember tahun 1975, seorang teknisi dari perusahaan Kodak yang bernama
Steven Sasson, menjadi orang pertama yang menemukan Kamera Digital.
1. Jenis-Jenis kamera
a. Kamera TLR
Kamera Twin Lens Reflex atau yang
biasa disingkat TLR merupakan
kamera yang memiliki dua lensa
dengan panjang fokal sama. Kamera
ini biasanya digunakan sejajar dengan perut pengguna karena
viewfindernya terletak di bagian atas dengan cermin 45 derajat.
b. Kamera SLR
Kamera SLR (Single Lens Reflex
atau Cermin Lensa Tunggal), disebut
SLR karena cara kerja kamera ini
karena pembidikannya dipantulkan
melalui prisma dan cermin lalu
diteruskan pada lensa utama
Sehingga tidak terjadi fek paralax (perbedaan bidikan dan hasil
gambar yang ditangkap kamera) seperti yang terjadi pada kamera
jenis range finder. Dengan kamera jenis ini, fotografer harus
menentukan kecepatan shutter speed (Kecepatan rana), aperture
(bukaan diafragma) serta fokus, maka disini fotografer adalah si
penentu kualitas foto, apakah jadi kabur atau lebih indah dari aslinya.
Dengan kamera SLR sang fotografer dapat berkreasi sebebas-
bebasnya dengan membuat efek-efek tertentu dengan cara membuat
kombinasi yang berbeda antara shutter speed dan aperture, selain itu
kamera SLR sangat banyak asesorisnya seperti berbagai jenis lensa,
filter dll. Dengan berkembangnya teknologi dibidang fotografi, maka
saat ini kamera SLR juga memliliki kemampuan yang serba otomatis
yang menyesuaikan dengan kondisi pencahayaan, seperti fokus
otomatis, kecepatan rana otomatis, dan bukaan diafragma otomatis.
Selain dapat disetel otomatis kamera tersebut dapat disetel manual.
Kamera jenis SLR paling banyak digunakan oleh amatir maupun
profesional, selain karena kemampuannya, menggunakan kamera jenis
ini menurut mereka lebih menantang karena banyak fitur dan
pengaturan manual-nya.
c. Kamera Pocket
Kamera pocket bisa disebut
kamera saku, karena
bentuknya yang kecil dan
mudah dibawa kemana-mana
serta sangat praktis dan
mudah menggunakannya.
Namun pada saat ini kamera pocket telah cukup berkembang dengan
berbagai macam fasilitas seperti penambahan lensa.
d. Kamera Polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung
memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan
proses cuci cetak film.
e. Kamera Range Finder
Pembidikan kamera ini secara langsung
tanpa melalui lensa utama (sama dengan
kamera pocket) beberapa fasilitasnya mirip
dengan kamera SLR, seperti pengaturan
diafragma, kecepatan rana, penyetelan
fokus serta dapat ditambah asesoris seperti filter dll. Kamera jenis ini
sekarang sudah tidak populer lagi.
f. Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme
automatik pada kamera, sehingga berdasar
pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer),
lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret
secara otomatis telah diatur.
2. Cara Kerja Kamera
Kamera terdiri atas sebuah lensa cembung dan film. Saat menekan
tombol shutter pada kamera, terdapat proses yang sangat cepat dalam
menangkap gambar. Pantulan cahaya dari benda yang ada di depan kamera
masuk ke kamera lalu mengenai lensa cembung. Lensa cembung ini yang
akan memfokuskan cahaya yang diterima berupa bayangan terbalik ke
suatu tempat yang disebut film yang sangat peka cahaya. Proses kimia
terjadi saat film terkena cahaya dan
membentuk sebuah pola gambar.
Hanya bagian film yang terkena
cahaya yang akan terbakar dan hangus,
sedangkan bagian yang lainnya tetap.
Film yang digunakan untuk foto hitam
putih menggunakan satu lapis senyawa
garam perak halida. Sedangkan untuk
foto berwarna menggunakan minimal 3
lapis senyawa garam perak halida.
Hasil dari penangkapan film adalah sebuah lembaran hitam yang disebut
klise/negatif. Kemudian film dicetak pada kertas foto. Pada proses ini arang
sisa film yang terbakar karena terkena cahaya akan terbuang sehingga
lapisan film menjadi putih/transparan. Sedang yang tidak terbakar tetap
hitam. Proses selanjutnya adalah mentransfer film (negatif) ke atas kertas
foto (positif) atau disebut dengan proses pencetakkan. Kertas yang
digunakan untuk mencetak foto adalah kertas khusus yang dilapisi senyawa
ferro. Oh iya, proses pencetakan atau pencucian foto harus dilakukan pada
ruang gelap loh. Kenapa begitu? Karena cahaya dapat merusak hasil film
yang sangat mudah terbakar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebelum kamera ditemukan, orang membuat gambar dengan melukis atau
menggambar. Itu membutuhkan waktu dan bisa tidak akurat. Ditemukannya
kamera obskura merupakan tonggak perubahan adanya kamera yang kita
manfaatkan saat ini. Kamera memungkinkan orang untuk membuat catatan visual
dari kehidupan mereka dan kejadian penting. Tiba-tiba orang bisa melihat foto-
foto suatu tempat yang jauh. Kamera membawa seluruh dunia menjadi lebih dekat
dan terbayangkan. Foto-foto mulai mempengaruhi orang-orang dan berpendapat
tentang dunia. Kamera membawa perubahan besar pada kehidupan. Saat ini,
untuk mencetak sebuah gambar pada kertas foto sudah tidak menggunakan kertas
film lagi. Kini kamera modern yang disebut kamera digital menggunakan proses
elektronik dan menyimpan gambar hasil pemotretan pada sebuah kartu (memory
card) Hasil foto bisa dilihat secara langsung secara digital tanpa harus melalui
proses pencetakkan terlebih dahulu. Sampai sekarang cara kerja kamera modern
masih dikembangkan oleh setiap produsen kamera.
DAFTAR PUSTAKA
At-Tamiir, Fatir, Keilmuan-Science-Teknologi- Asal Usul
Kamera, http://www.grandul.com/t57-asal-usul-kamera : 2002
http://hazfaa.blogspot.com/2011/05/asal-muasal-kamera-obscura- proyektor.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera Wibowo Fred. 2004.
http://www.arrahmah.com/news/2013/02/15/penemu-kamera-ternyata-seorang-
muslim.html#sthash.snUkkdNn.dpuf
saifalbattar/independent/dbs/arrahmah.com