bab iii metode penelitian a. tempat dan waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan...

17
82 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan basket SMA N 4 Kota Lubuklinggau. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan di laksanakan pada tanggal 10 Oktober2016 pada pukul 14:00 WIB sampai selesai di lapangan basket SMA N 4 Kota Lubuklinggau. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiynto (1992:90) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan anggota kelompok orang, obyek atau kejadian yang ditetapkan sebagai sasaran penelitian”. Menurut Arikunto (2010:173) populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain basket putra SMA N 4 Kota Lubuklinggau yang jumlah keseluruhannya 30 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, menurut Arikunto (2010:174). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel, penulis menggunakan teknik purposive sampling. teknik ini digunakan dengan beberapa pertimbangan yang fokus pada tujuan tertentu. (Arikunto, 2010). Jumlah populasi dalam penelitian ini 30 siswa putra SMA N 4 Kota Lubuklinggau. Menurut Suharsimi Arikunto (2010) di dalam pengambilan sampel apabila subyeknya kurang dari 100 di ambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% 15% atau 20% 25% atau lebih. Dalam

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

82

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan basket SMA N 4 Kota

Lubuklinggau.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan pada tanggal 10 Oktober2016 pada pukul

14:00 WIB sampai selesai di lapangan basket SMA N 4 Kota Lubuklinggau.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiynto (1992:90) menyatakan bahwa “populasi adalah

keseluruhan anggota kelompok orang, obyek atau kejadian yang ditetapkan

sebagai sasaran penelitian”. Menurut Arikunto (2010:173) populasi merupakan

keseluruhan subyek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dalam

penelitian ini adalah pemain basket putra SMA N 4 Kota Lubuklinggau yang

jumlah keseluruhannya 30 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, menurut

Arikunto (2010:174). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang

diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam

penelitian ini, untuk menentukan sampel, penulis menggunakan teknik purposive

sampling. teknik ini digunakan dengan beberapa pertimbangan yang fokus pada

tujuan tertentu. (Arikunto, 2010). Jumlah populasi dalam penelitian ini 30 siswa

putra SMA N 4 Kota Lubuklinggau. Menurut Suharsimi Arikunto (2010) di dalam

pengambilan sampel apabila subyeknya kurang dari 100 di ambil semua sehingga

penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya

besar dapat diambil antara 10% – 15% atau 20% – 25% atau lebih. Dalam

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

83

penelitian ini karena subyek kurang dari 100, maka semua populasi di ambil

menjadi sampel berjumlah 30 oraang..

Alasan peneliti mengambil populasi berdasarkan pada kriteria atau

persyaratan populasi sebagai berikut.

a. Siswa yang resmi terdaftar di SMA N 4 Kota Lubuklinggau

b. Siswa yang berjenis kelamin yang sama yaitu siswa putra

c. Siswa yang sedang duduk di kelas 2 SMA N 4 Kota Lubuklinggau

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif,

menggunakan rancangan Analisis Faktor Konfirmatori (Emzir, 2008,48). Analisis

faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan

hubungan antara sejumlah perubahan-perubahan yang saling berkaitan antara satu

dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan perubahan yang

lebih sedikit dari jumlah perubahan awal. Analisis faktor digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor penentu dalam menjelaskan suatu masalah.

Salah satu multivariat yang digunakan dalam bidang olahraga untuk

mengukur variabel penentu antrhopometri dan kondisi fisik penentu kemampuan

shooting three point bola basket dimana variabelnya yaitu (delapan variabel bebas

dan satu variabel terikat) yang telah di kumpulkan akan diolah dan dianalisa

menggunakan bantuan program AMOS versi 22.

Menurut Latan (2012:74) bahwa “Analisis faktor konfirmatori atau

sering disebut confirmatory factor analysis (CFA) digunakan untuk menguji

dimensionalitas suatu konstruk”. Sedangkan Widarjono (2010:275) menyatakan,

“Analisis faktor merupakan cara untuk mencari atau mendapatkan sejumlah

variabel indikator yang mampu memaksimumkan korelasi antara variabel

indikator. Ada dua jenis analisis faktor yaitu analisis faktor exploratori

(exploratory factor analysis = EFA) dan analisis faktor konfirmatori

(confirmatory factor analysis)”. Pada analisis eksploratori kita mencari sejumlah

indikator untuk membentuk faktor umum (common factor) tanpa ada landasan

teori sebelumnya. Dengan kata lain analisis eksporatori sebuah metode untuk

membangun sebuah teori (theory building). Sedangkan pada analisis faktor

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

84

konfirmatori kita mencari sejumlah variabel indikator yang membentuk variabel

yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada.

Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur SEM berfungsi

untuk menunjukkan pola hubungan antara variabel yang kita teliti. Dalam SEM

pola hubungan antar variabel akan diisi dengan variabel yang diobservasi,

variabel laten dan indikator. Di dasarkan pola hubungan antar variabel, SEM dapat

diuraikan menjadi dua bagian yaitu: model pengukuran, dan model struktural.

Model pengukuran mengidentifikasi hubungan antara variabel yang diobservasi

dan yang tidak diobservasi. Dengan kata lain, model pengukuran menyediakan

hubungan nilai-nilai antara instrumen pengukuran variabel-variabel indikator

yang diobservasi dengan konstruk-konstruk yang dirancang untuk diukur

(variabel-variabel laten yang tidak diobservasi).

Sedangkan model structural mengidentifikasi hubungan antara semua

variabel yang tidak diobservsi. Inilah sebabnya model structural mengidentifikasi

variabel-variabel laten tertentu saja yang secara langsung atau pun tidak langsung

mempengaruhi perubahan nilai variabel laten lainnya dalam model. Dalam

diagram jalur yang dimodifikasi dapat diterangkan sebagai berikut (1) ada 1

variabel laten yaitu penentu kemampuan shooting three point bola basket (y). (2)

variabel laten yang mempunyai indikator variabel yang dapat diobservasi secara

langsung. (3) Diasumsi variabel-variabel X tersebut mempengaruhi variabel Y.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi

titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 8

(delapan) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent)

dengan rincian sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Tinggi Badan (X1),

b. Panjang Lengan (X2).

c. Panjang Telapak Tangan (X3),

d. Koordinasi Mata Tangan (X4)

e. Fleksibilitas Pergelangan Tangan(X5),

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

85

f. Power Otot Lengan (X6),

g. Power Otot Tungkai (X7)

h. Ketepatan (X8)

2. Variabel terikat (dependent) yaitu Penentu Kemampuan Shooting

Three Point Bola Basket (Y).

E. Definisi Oprasional Variabel

Tujuan definisi oprasional dalam penelitian adalah untuk menjelaskan

masing-masing variabel dalam penelitian ini, agar tidak menimbulkan penafsiran

yang berbeda. Maka perlu dijelaskan definisi oprasional penelitian sebagai berikut

:

1. Tinggi Badan

Tinggi badan adalah ukuran dari telapak kaki tegak lurus sampai kepala

bagian paling atas, alat ukur yang di gunakan adalah microtoise, satuan centimeter

(cm) dengan skala rasio.

2. Panjang Lengan

Panjang lengan adalah ukuran dari pangkal lengan bahu sampai ujung jari

terpanjang, alat yang di gunakan adalah meteran, satuan centimeter (cm) dengan

skala rasio.

3. Panjang Telapak Tangan

Panjang telapak tangan adalah ukuran dari pergelangan tangan sampai

ujung jari yang terpanjang, alat yang di gunakan adalah meteran, satuan

centimeter (cm) dengan skala rasio.

4. Koordinasi Mata Tangan

Koordinasi mata tangan adalah hubungan yang harmonis dan saling

berpengaruh antara mata tangan dalam melakukau kerja tertentu, instrument tes

dalam penelitian ini adalah lempar tangkap bola tenis, menggunakan bola tenis

dengan skala rasio.

5. Fleksibilitas Pergelagan Tangan

Fleksibilitas pergelangan tangan adalah kemampuan menggerakan

pergelangan tangan selues mungkin, instrument tes dalam penenlitian ini adalah

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

86

tes kelentukan pergelangan tangan, alat yang di gunakan adalah mistar busur dan

satuan derajat dengan skala rasio

6. Power Otot Lengan

Power otot lengan adalah kekuatan dan kecepatan otot lengan secara

bersamaan yang cepat dan dinamis. Instreumen tes dalam penelitian ini adalah two

hand medicine ball put, alat yang di gunakan adalah bola medicine dengan berat

3kg dan satuan meter (M) dengan skala rasio.

7. Power otot tungkai

Power otot tungkai adalah kekuatan dan kecepatan otot tungkai secara

bersamaan yang cepat dan dinamis. Instreumen tes dalam penelitian ini adalah

vertical jump dan satuan centimeter (cm) dengan skala rasio.

8. Ketepatan (accuracy)

Ketepatan adalah kemampuan tubuh untuk mengendalikan gerakan bebas

menuju kesuatu sasaran, instrument tes yang di gunakan adalah basketball throw

for accuracy, alat yang di gunakan adalah bola basket dengan skala rasio.

9. Kemampuan ShootingThree Point Bola basket

Kemampuan shooting three point bola basket adalah menembak bola

basket kedalam ring basket, di luar garis batas three point. Instrument tes dalam

penelitian ini adalah tes menembak bola ke dalam ring basket dengan skala rasio.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

dengan tes dan pengkuran sebagai berikut :

1. Pengukuran Tinggi Badan (X1) menurut Asisten Deputi KEMENPORA

(2013:1) dan Nur Ichsan Halim (2011:163). Widiastuti (2015:61)

Tujuan : Untuk mengetahui tinggi badan

Perlengkapan : Microtoise, kertas, pensil.

Pelaksanaan :

Testi berdiri tegak tanpa menggunakan alas kaki,

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

87

Kedua tumit sejajar dengan kedua lengan yang

menggantung bebas disamping badan (dengan telapak

tangan menghadap ke paha).

Dengan hati-hati tester menempatkan kepala testi kepala

testi di belakang telinga agar tetap terentang secara

penuh.

Padangan testi lurus kedepan sambil menarik napas

panjang dan berdiri tegak.

Upayakan tumit testi tidak terangkat (jinjit)

Pengukuran menggunakan microtoise, turunkan

microtoise sehingga dapat menyentuh bagian atas kepala.

Penilaian : Catatlah tinggi badan dalam posisi berdiri tersebut

dengan ketelitian 0,01 cm dalam satuan centimeter

(cm).

Gambar 3.1: Pengukuran Tinggi Badan

Sumber Gambar: Tes dan Pengukuran Widiastuti (2015:61)

2. Pengukuran Panjang Lengan (X2) menurut Albertus Fenanlampir dan

M. Muhyi Faruq (2015)

Tujuan : Untuk mengukur panjang lengan

Peralatan : Meteran. kertas, pensil

Pelaksanaan :

Testi berdiri tegak lurus

Testi tidak boleh menggunakan alas kaki

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

88

Panjang lengan diukur dari pangkal bahu sampai dengan

ujung jari terpanjang.

Penilaian : Catatlah hasil penilaian yang telah di ukur dalam dalam

satuan centimeter (cm).

Gambar 3.2: Pengukuran Panjang Lengan

Sumber Gambar: A. Fenanlampir dan M. Muhyi Faruq, (2015:33)

3. Pengukuran Panjang Telapak Tangan (X3) menurut Frank, M.

Verducci, (1980)

Tujuan : Untuk mengukur panjang telapak tangan.

Perlengkapan : Meteran, kertas, pesil, kursi dan meja

Pelaksanan :

Testi duduk disamping meja

Tangan diletakkan diatas meja, kemudian tester

meletakkan alat ukur meteran dari pergelangan

tangan sampai ujung jari terpanjang.

Peniliaan : Ukuran panjang telapak tangan dicatat sesuai

dengan hasil (angka) yang tertera pada alat

pengukur (meteran) dengan satuan centimeter

(cm).

Gambar.3.3 Pengukuran Panjang Telapak Tangan

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

89

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi Penulis

4. Koordinasi Mata Tangan (X4) menurut Nur Ichsan Halim (2011),

nstrument tes lempar tangkap bola tenis.

Tujuan : Mengukur koordinasi mata tangan

Perlengkapan : Bola tenis, lakban untuk membuat garis, sasaran

berbentuk bulat (terbuat dari kertas karton berwarna

kontras), dengan garis tengah 30 cm. Agar pelaksanaan tes

lebih efisien di tembok, sasaran ditempelkan pada tembok

dengan bagian bawahnya sejajar dengan tinggi bahu testi

yang melakukan, Buatlah garis batas lempar di lantai

dengan jarak 2,5 m dari tembok sasaran ke garis batas

lempar dengan mengunakan lakban.

Pelaksanaan :

Testi diinstruksikan melempar bola tersebut dengan

kearah sasarannya.

Bola dilempar dengan satu tangan dan ditangkap

dengan tangan yang lain

Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih

dahulu sampai merasa terbiasa

Penilaian :

Tiap lemparan yang mengenai sasaran dan tertangkap

tangan memperoleh nilai 1 (satu)

Untuk memperoleh 1 nilai, bola harus dilemparkan dari

arah bawah (under arm)

Bola harus mengenai sasaran, bola harus dapat

langsung ditangkap tangan tanpa halangan sebelumnya

Testi tidak beranjak atau berpindah keluar garis batas

untuk menangkap bola.

Jumlahkan nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10

lemparan kedua. Nilai total yang mungkin dapat dicapai

adalah 20

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

90

Gambar 3.4 : Daerah Untuk Tes Koordinasi Mata Tangan

Sumber Gambar: Ismaryati, (2006)

5. Pengukuran Fleksibilitas Pergelangan Tangan (X5) menurut Lafayeta

(2006) dalam Nur Ichsan Halim (2011, 118), instrument tes kelentukan

pergelangan tangan.

Tujuan : Untuk mengukur fleksibilitas pergelangan tangan

Perlengkapan : Mistar busur, kertas, pensil, meja dan kursi

Pelaksanaan

Testi duduk disamping meja

Salah satu tangan dengan jari-jari rapat menghadap

kedepan, pergelangan tangan berada diatas meja.

Penggaris busur diletakkan diatas meja, salah satu sisi

tangan dengan jari-jari rapat lurus ke depan berada

disamping penggaris busur.

Ujung jari sejajar dengan angka (0). Kemudian peserta

testi mengangkat tangannya keatas semaksimal

mungkin, kesempatan diberikan 2 kali

Penilaian : Skor yang terbaik dari 2 kali kesempatan dicatat

sebagai hasil akhir tes dalam satuan derajat.

Gambar 3.5 : Pengukuran Fleksibilitas Pergelangan Tangan

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

91

Sumber Gambar: Nur Ichsan Halim (2011)

6. Pengukuran Power Otot Lengan (X6) menurut Johnson & Nelson (1986)

dalam Nur Ichsan Halim (2011, 98) instrument tes two hand medicine ball

put

Tujuan : Untuk mengukur power otot lengan

Reabilitas : Putri 0, 81 dan putra 0, 84

Objektivitas : 0, 99

Validitas : 0, 77

Perlengkapan : Bola madicene 3 kg, kursi, tali, bubuk kapur dan meteran

baja

Pelaksanaan :

Testi duduk di kursi, dadanya ditahan dengan tali rapat

dengan sandaran kursi oleh seorang teman

Bola dipegang dengan kedua tangan setinggi dada dan

dibawah dagu

Testi mendorong bola ke depan sejauh mungkin, masing-

masing testi diberikan kesempatan sebanyak 2 kali.

Penilaian : Jarak diukur dari kaki kursi paling depan sampai jatuhnya

bola dilantai, dorongan yang terjauh dicatat dalam satuan

meter (m).

Gambar 3.6 : Pengukuran Power Lengan

Sumber Gambar : Nur Ichsan Halim (2011)

7. Pengukuran Power Otot Tungkai (X7) menurut Johnson & Nelson (1986)

dalam Nur Ichsan Halim (2011, 93) Instrument tes vertical jump.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

92

Tujuan : Mengukur power otot tungkai dalam arah vertical

Sasaran : Laki-laki yang berusia 9 tahun keatas

Perlengkapan : Bubuk kapur, kertas, pensil, papan skala yang dipasang

didinding dengan ketinggian dari 150 cm sampai 350 cm.

Tingkat ketelitiannya hingga 1 cm, dinding sedikitnya

setinggi 365 cm

Pelaksanaan :

Tangan testi diberi bubuk kapur

Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki

rapat tanpa menggunakan alas kaki, telapak kaki

menempel penuh dilantai.

Satu tangan testi yang dekat dinding meraih ke atas

setinggi mungkin, kaki tetap menempel dilantai, catat

tinggi raihannya pada bekas ujung jari tengah yang

menempel di papan skala.

Posisi awal ketika meloncat telapak kaki tetap

menempel dilantai, lutut ditekuk, tangan lurus ke atas

disamping telinga.

Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat

ke atas

Kemudian testi meloncat keatas setinggi mungkin dan

menyentuh papan skala. Lakukan 2 (dua) kali

loncatan. Catat tinggi loncatannya pada bekas ujung

jari tengah yang menempel di papan skala.

Penilaian :

Nilai yang terbaik dicacat, kemudian dihitung selisih

nilai tinggi loncatan dikurangi tinggi raihan dengan

satuan centimeter (cm).

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

93

Gambar 3.7: Pengukuran Power Otot Tungkai

Sumber : Tes dan Pengukuran, Nur Icshan Halim (2011, 93)

8. Pengukuran Ketepatan (X8) menurut Nur Ichsan Halim (2011:149-

150) instrument tes melempar bola basket (Basketball Throw For

Accuracy Test)

Tujuan : Untuk mengukur ketepatan melempar bola ke sasaran

Fasilitas : Target (sasaran) yang terdiri dari 3 buah segi empat yang

dari luar dari ke segi empat yang dalam berukuran 150 cm x

100 cm, 100 cm x 50 cm dan 50 x 25 cm. Diletakkan pada

dinding tembok dengan jarak 1,5 meter antara garis bawah

dari segi empat terbesar dengan lantai. Jarak antara dinding

tembok dengan garis batas lemparan 2 meter, bola basket,

blanko (kertas), pensil.

Pelaksanaan :

• Peserta tes berdiri dibelakang garis batas lemparan

dan testi diberi kesempatan melempar bola sebanyak

10 kali ke target (sasaran) dengan menggunakan dua

tangan.

• Lemparan yang masuk ke segi empat yang besar

mendapat nilai 1, segi empat di tengah-tengah

mendapat nilai 2, segi empat terkecil mendapat nilai

3, lemparan yang mengenai garis batas dari 2 segi

empat nilai yang dicacat adalah nilai yang lebih

rendah

• Lemparan tidak dihitung apabila bola keluar dari

target sasaran, menginjak atau melampaui garis batas

lemparan pada waktu melempar bola ke sasaran.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

94

Pemenilaian : Jumlah nilai yang diperoleh dari 10 kali melempar bola

ke sasaran merupakan hasil akhir peserta tes.

Gambar 3.8 : Target Sasaran Melempar Bola basket

Sumber : Tes dan Pengukuran (Barrow Rosemary1973:265) dalam Nur

Ichsan Halim (2011:149-150)

9. Tes Kemampuan Shooting Three Point Bola basket (Y) menurut Horison

(1969) dalam Mulyono R. A (2007:87) dan A. Fernan Lampir dan M.

Muhyi Faruq (2015) instrument tes menembak bola kedalam ring basket

Tujuan : Untuk mengevaluasi kemapuan shooting three point bola

basket.

Validitas : 0, 89 sampai

Reabilitas : Koefisien reabilitas berkisar antara 0,91 sampai 0, 97

Perlengkapan : Lapangan bola basket, 10 bola basket, stopwatch (jam

tangan digital), peluit, kertas dan pensil.

Pelaksanaan :

Testi berdiri berada di belakang garis tembakan tiga

angka (three point) sambil memegang bola.

Dengan aba-aba melalui bunyi peluit dari tester.

Testi menembak dengan durasi waktu yang diberikan 30

detik.

Testi menembakkan bola ke ring basket sebanyak

mungkin dalam waktu 30 detik

Posisi kaki tidak boleh menginjak atau lewat dari garis

three point.

Penilaian

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

95

Tiga angka untuk diberikan setiap bola yang masuk,

point tidak dihitung atau dicatat apabila kaki testi

menginjak atai melewati garis three point.

Gambar 3.9 : Pengukuran Kemampuan Shooting Three Point Bola basket

Sumber Gambar :Dokumen Pribadi Penulis

G. Tekhnik Analisis Data

Metode statistik yang dapat mempertimbangkan sekian banyak faktor

untuk menjelaskan hubungan yang terjadi dalam sebuah fenomena sosial atau

alam yang kompleks. Metode itu dinamakan statistik multivariat. Kata “multi”

menunjukkan kemampuan metode tersebut, sekaligus juga ciri metode itu, untuk

mengolah sekian variabel secara bersama-sama dalam menjawab persoalan

statistik tertentu.

Menurut Hair Joseph, dkk (1995: 364-417) bahwa, “Analisis faktor adalah

suatu analisis yang digunakan untuk menganalisis struktur interrelationship

(korelasi diantara sejumlah variable)”. Langkah-langkah dalam melakukan

analisis faktor dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

AMOS versi 22, untuk menganalisis hubungan dalam model struktural yang

diusulkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian

model struktural dengan menggunakan program AMOS vrsi 22, meliputi:

1. Asumsi Normalitas

Dalam SEM terutama bila diestimasi dengan tehnik maximum likelihood

mensyaratkan sebaiknya asumsi normalitas pada data terpenuhi. Untuk menguji

asumsi normalitas maka digunakan nilai z statistik untuk skewness dan

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

96

kurtosisnya. Curran et al., dalam Ghozali dan Fuad (2005) membagi distribusi

data menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Normal jika nilai skewness kurang dari 2,58 dan nilai kurtosis kurang

dari 2,58.

b. Moderately non-normal, yaitu besarnya data yang tidak normal adalah

sedang. Nilai skewness berkisar antara 2 sampai 3 dan nilai kurtosis

antara 7 sampai 21.

c. Extremely non-normal, yaitu distribusi data yang tidak normal sangat

besar dimana nilai skewness diatas 3 dan nilai kurtosis diatas 21.

2. Asumsi Outliers

Outliers merupakan observasi data yang memiliki karakteristik unik yang

sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk

nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair et

al. dalam Ferdinand, 2002). Dalam analisis multivariate adanya outliers dapat

diuji dengan statistik chi square (x2) terhadap nilai mahalanobis distance square

pada tingkat signifikan 0,001 dengan degree of freedom sejumlah variabel yang

digunakan dalam penelitian (Ferdinand, 2002), dalam hal ini variabel yang

dimaksud adalah jumlah item pengukuran pada model, bila terdapat observasi

yang mempunyai nilai mahalanobis distancesquare yang lebih besar dari chi

square maka observasi tersebut dikeluarkan dari analisis. Umumnya perlakuan

terhadap outliers adalah dengan mengeluarkannya dari data dan tidak diikut

sertakan dalam perhitungan berikutnya. Bila tidak terdapat alasan khusus untuk

mengeluarkan outliers, maka observasi dapat diikutsertakan dalam analisis

selanjutnya. Evaluasi outliers ini dilakukan dengan bantuan program komputer

AMOS versi 22.

3. Evaluasi Atas Kriteria Goodness Of Fit

Menurut Hair et al (1998), tidak ada alat uji statistik tunggal untuk

menguji hipotesis mengenai model dalam analisis SEM, tetapi menggunakan

berbagai fit index untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang disajikan

dan data yang disajikan. Fit index yang digunakan meliputi:

a. Analisis Chi Square Statistic

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

97

Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji sebuah model

yang sesuai dengan data. Chi square sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang

terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya, pengujian ini perlu

dilengkapi dengan alat uji lainnya. Nilai chi-squares merupakan ukuran mengenai

buruknya fit suatu model (Ghozali dan Fuad, 2005). Data pengujian dengan nilai

X2 yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikan yang lebih besar dari 0,05

akan mengindikasikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara matriks

kovarians yang diestimasi.

b. Goodness Of Fit Index (GFI)

Indeks yang menggambarkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan

yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data

yang sebenarnya. Nilai GFI ≥ 0,90 atau yang mendekati 1 mengisyaratkan model

yang diuji memiliki kesesuaian yang baik.

c. The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA merupakan indeks pengukuran yang mencoba memperbaiki

kecenderungan statistic chi squareyang menolak model dengan jumlah sampel

yang besar. Nilai RMSEA antara 0,5 dan 0,08 mengindikasikan indeks yang baik

untuk menerima kesesuaian sebuah model (Ghozali dan Fuad, 2005).

d. Normed Chi Square (CMIN/DF)

CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi square dibagi

dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious

yang mengukur hubungan goodness of fit model dan jumlah-jumlah koefisien

estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian.

Tabel 3.1 : Indikator Goodnes-of-Fit Model

Kriteria Control of Value Keterangan X2 Chi Square Diharapkan kecil Baik X2 Significance Probability ≥ 0,05 Baik GFI ≥ 0,90 Baik RMSEA ≤ 0,08 Baik AGFI ≥ 0,90 Baik CFI ≥ 0,90 Baik TLI ≥ 0,90 Baik

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ...yang tidak terukur langsung tersebut didasarkan pada landasan teori yang ada. Menurut (Sarwono dan Budiono 2012:280), diagram jalur

98

NFI ≥ 0,90 Baik CMIN/DF < 2,00 Baik

Sumber: Santoso (2007, 94) dan Ghozali (2008, 65).

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan hasil analisis regression weights. berdasarkan perhitungan analisis

korelasi dengan menggunakan program AMOS versi 22, untuk mengidentifikasi

adanya hubungan antara variabel pada taraf signifikan 5% sampai 1%* (Imam

Ghozali, 2005, 15). Sedangkan untuk menguji faktor terbesar yang berhubungan

dengan penentu kemampuan shooting three point bola basket diperoleh dengan

melihat besarnya nilai standardized regression weights.