bab iii metode penelitian a. pendekatan dan jenis...

13
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu kualitatif deskriptif. Akbar (2009:13) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya berupa kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara, dokumen, peerdebreefing, observasi dan lain-lain) dan data tersebut dianalisis secara kualitatif dengan tujuan untuk menemukan makna dibalik berbagai gejala atau peristiwa yang tampak. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2011:4) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tujuan diadakannya penilitian ini adalah untuk memperbaiki cara-cara mengajar melalui penerapan model pembelajaran baru maupun tindakan-tindakan baru, yang telah diyakini bahwa model maupun metode baru tersebut telah teruji efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan akhirnya adalah melalui penelitian tindakan kelas ini dapat menghasilkan suatu peningkatan, baik itu dalam proses pembelajaran maupun hasil belajar peserta didik.

Upload: nguyenduong

Post on 16-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research) yaitu kualitatif deskriptif. Akbar (2009:13)

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya berupa

kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

dokumen, peerdebreefing, observasi dan lain-lain) dan data tersebut dianalisis

secara kualitatif dengan tujuan untuk menemukan makna dibalik berbagai gejala

atau peristiwa yang tampak.

Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Arikunto (2011:4) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tujuan

diadakannya penilitian ini adalah untuk memperbaiki cara-cara mengajar melalui

penerapan model pembelajaran baru maupun tindakan-tindakan baru, yang telah

diyakini bahwa model maupun metode baru tersebut telah teruji efektif dalam

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan

akhirnya adalah melalui penelitian tindakan kelas ini dapat menghasilkan suatu

peningkatan, baik itu dalam proses pembelajaran maupun hasil belajar peserta

didik.

33

Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas, penelitian ini menggunakan

prosedur kerja dengan siklus dari perencanaan, tindakan, obeservasi dan refleksi.

Dengan setiap siklusnya peneliti akan melakukan kegiatan yang diawali dengan

perencanaan, kemudian melakukan tindakan, observasi terhadap tindakan dan

diakhiri dengan refleksi. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan kelas adalah

unsur untuk membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran yang berurutan yang

kembali kelangkah semula. Bentuk siklus yang digunakan adalah yang

dikemukakan oleh Arikunto (2011:16).

Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto (2011:16)

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

?

34

B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan

Peran peneliti bertindak sebagai pihak pelaksana kegiatan penelitian yaitu

dimulai dari perancang tindakan, pelaksana tindakan dan refleksi. Guru kelas dan

teman sejawat bertindak sebagai pengelola instrumen dan observer yaitu

mengobservasi kegiatan proses pembelajaran pada sintaks yang sesuai dengan

RPP, silabus, serta mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bangunsariyang beralamatkan di

Jalan Yos. Sudarso No 40-41 Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. Penelitian

ini dilakukanpada bulan Februari s/d Maret 2017, karena waktu ini adalah rentang

waktu semester II Tahun Ajaran 2016/2017. Waktu yang digunakan pada hari

efektif pembelajaran.

D. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bangunsari, Pacitan.

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri

Bangunsari yang berjumlah 23 siswa.

E. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

mulai dari awal penelitian hingga akhir penelitian. Observasi ini difokuskan

kepada mata pelajaran IPS yang menggunakan model pembelajaran Cooperative

35

Learning tipe Role Playing. Kegiatan yang diamati adalah aktivitas guru dan

aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Tes (Kognitif)

Dalam penelitian tindakan kelas ini soal tes digunakan untuk mengetahui

sejauh mana pemaham peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing. Pada

tes ini aspek yang digunakan adalah aspek kognitif berupa soal tes evaluasi. Tes

dilakukan maupun dilaksanakan pada akhir setiap siklus untuk mengetahui

pemahaman peserta didik sesudah dan sebelum penggunaan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Role Playing terhadap pembelajaran IPS materi

Sejarah.

3. Dokumentasi

Penelitian tindakan ini menggunakan teknik pengumpulan dokumentasi

atau arsip yang ada seperti kurikulum, RPP yang dibuat guru, buku paket, nilai

hasil belajar peserta didik dan hasil observasi aktivitas guru dan peserta didik.

Foto dokumentasi untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan selama proses

pembelajaran pada tahap tindakan yang sedang berlangsung. Foto ini digunakan

untuk mendukung data-data yang diperoleh meliputi pelaksanaan pembelajaran

dan data dari aktivitas guru serta aktivitas peserta didik.

4. Wawancara

Pada penelitian ini, wawancara digunakan untuk mengetahui model

pembelajaran yang digunakan dan dikelola oleh guru kelas V SD Negeri

Bangunsari, Pacitan dalam melaksanakan pembelajaran. Wawancara dilakukan di

awal dan akhir siklus terhadap peserta didik dan guru. Wawancara yang dilakukan

36

berpedoman atas dasar hasil dan pengamatan di kelas. Wawancara dilakukan oleh

peneliti pada pedoman wawancara yang telah dibuat. Melalui kegiatan wawancara

ini, dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang menjadi penyebab

kurangnya konsentrasi peserta didik dalam menerima maupun menyerap materi

yang diajarkan oleh guru.

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan sebuah catatan-catatan penting pada saat

proses pembelajaran. Catatan lapangan ini dapat digunakan untuk menambah

informasi mengenai maupun kegiatan apa saja yang dilaksanakan oleh siswa

selama pembelajaran sedang berlangsung.

6. Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap mengenai evaluasi tindakan yang telah

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana konsentrasi belajar peserta didik dan

pengaruh tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Pada tahap refleksi ini

digunakan oleh peneliti untuk membandingkan masalah awal sebelum diberikan

tindakan dan sesudah diberikan tindakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data

yaitu: lembar observasi, lembar tes soal evaluasi kognitif, lembar wawancara dan

lembar catatan lapangan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal

hingga berakhirnya pengumpulan data. Menganalisis guru dan siswa selama

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative

37

Learning tipe Role Playing (bermain peran). Data dari hasil penelitian dilapangan

dianalisis dan diolah menggunakan teknik analisis data kualitatif.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang telah terkumpul dari hasil observasi

terhadap aktifitas guru dan siswa selama tindakan berlangsung serta hasil belajar

siswa tentang mata pelajaran IPS materi sejarah menggunakan model

pembelajaran cooperative learning tipe role playing.

2. Penyajian Data

Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Pada tahap ini seluruh informasi yang sudah dihimpun dari reduksi data disusun

secara sistematis dan naratif, mengenai proses pembalajaran, konsentrasi siswa,

hasil belajar siswa, hambata-hambatan yang dialami oleh guru dan siswa pada saat

proses pembelajaran.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan ini diambil berdasarkan data-data hasil analisis

observasi yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian tersebut. Data terkumpul

disajikan secara sistematik dan perlu diberi makna. Kemudian diberikan

penjelasan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau deskriptif.

38

Gambar 3.2 Skema Analisis Data Sugiyono (2014:247)

Dalam pengolahan data yang berhubungan dengan perumusan masalah

untuk menarik kesimpulan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata kelas

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

b. Nilai hasil belajar (Ketuntasan Individu)

Kemampuan memahami pelajaran IPS materi Sejarah diperoleh dari

evaluasi pada setiap akhir pertemuan,yaitu skor perolehan siswa dibagi dengan

skor maksimal kemudian dikalikan dengan seratus. Siswa dikatakan tuntas apabila

mencapai nilai ≥75 yang sesuai dengan KKM yang telah ditentukan di kelas V

SDN Bangunsari Malang.Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai

evaluasi individu adalahsebagai berikut:

𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100

Sumber: J. Tomobokan & Selpius K., 2014:246

Sajian data

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan

39

c. Ketuntasan Klasikal Kelas berdasarkan nilai KKM

Ketuntasan klasikal yaitu apabila terdapat ≥ 75% dari jumlah siswa di

kelas yang telah mencapai skor 75. Presentase ketuntasan secara klasikal dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 > 𝐾𝐾𝑀

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

Sumber: Herlin, 2014:34

d. Presentase Keberhasilan Konsentrasi Belajar Siswa

Keberhasilan konsentrasi siswa diketahui dari presentase skor siswa. Hasil

skor dipresentasikan dengan cara:

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑥 100

Presentase kemudian dikategorikan dengan klasifikasi berdasarkan

perhitungan menggunakan rumus interval kelas (Riduwan, 2006: 89)

Tabel 3.1 Klasifikasi Keberhasilan Konsentrasi Belajar Siswa Presentase skor yang diperoleh Kategori

81% - 100% Sangat Tinggi 61% - 80% Tinggi 41% - 60% Sedang 21% - 40% Rendah 0% - 20% Sangat Rendah

H. Indikator Kinerja Penelitian

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila target yang telah direncanakan

pada penelitian ini tercapai. Target penelitian tersebut disusun oleh peneliti

dengan memperhatikan kondisi awal kelas yang dijadikan subjek penelitian dan

memperhatikan pembagian waktu dalam silabus pembelajaran yang telah

ditetapkan sekolah. Adapun indikator ketercapaian konsentrasi belajar pada tiap-

tiap aspek dijelaskan pada tabel 3.2.

40

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Konsentrasi Belajar Indikator Sub Indikator No. Item Total Item

1. Fokus pandangan a. Tertuju pada guru b. Tertuju pada papan tulis / alat

peraga c. Tertuju ke arah lain (menoleh

kiri/kanan)

1, 2, 3, 4, 15 5

2. Konsentrasi perhatian

a. Memperhatikan sumber informasi dengan seksama (guru, pembicara, buku, dan sebagainya)

b. Kadang-kadang memperhatikan hal-hal lain (obrolan teman atau suara diluar dan sebagainya)

5, 6, 7, 8 4

3. Sambutan lisan/ verbal respons

a. Bertanya (mencari informasi tambahan dari guru, atau dari sumber belajar lainnya)

9, 10, 11, 12 4

4. Menjawab a. Positif (sesuai masalah) b. Negatif (tidak sesuai dengan

masalah) c. Ragu-ragu (tidak menentu)

13, 14, 17, 18 4

5. Memberikan pertanyaan

a. Menguatkan b. Menyetujui c. Menentang

21, 22, 26, 27, 28 5

6. Sambutan psikomotorik

a. Membuat catatan atau menulis informasi

b. Melakukan hal lain (menerangkan dan sebagainya)

16, 19, 20, 23, 24, 15 6

I. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru selama proses belajar

mengajar berlangsung di kelas dengan menerapkan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Role Playing (bermain peran). Pengamat jalannya

pembelajaran atau observer adalah guru kelas V SD Negeri Bangunsari Pacitan

dan teman sejawat. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus

yang setiap siklus direncanakan 2 x pertemuan dengan dua jam pelajaran (2 x 35

menit).

Setiap siklus direncanakan secara berkesinambungan, artinya proses dan hasil

siklus I akan ditindak lanjuti dalam siklus II. Siklus ke II dilakukan untuk

41

menyimpulkan bahwa keberhasilan pada siklus I bukan kebetulan, melainkan

benar-benar karena tindakan yang tepat dengan tindakan yang sama.

1. Pra Penelitian

Pra penelitian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum

melaksanakan penelitian lebih lanjut. Adapun kegiatan dalam pra penelitian ini

dapat dirinci sebagai berikut: a) Menyusun rencana. b) Mengurus perizinan. c)

Studi pendahuluan. d) Menyusun proposal. e) Menentukan waktu penelitian. f)

Menyiapkan istrument penelitian.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu menentukan dan merencanakan hal-

hal yang diperlukan dalam penelitian antara lain:

1) Menetapkan waktu yang digunakan dalam tiap siklus proses belajar

mengajar.

2) Membuat instrument penelitian yang diperlukan dalam melakukan

penelitian, yaitu:

a) Menyusun instrument pembelajaran yang terdiri dari: Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memilih dan menyiapkan media

penunjang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Role Playing (bermain peran).

b) Menyusun instrumen penelitian yang terdiri: lembar pengamatan,

lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa

mengenai penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe

42

Role Playing (bermain peran), dan lembar tes soal evaluasi (lembar soal

post test).

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan kelas berupa penerapan kegiatan

pembelajaran yang telah tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role

Playing (bermain peran). Peneliti sendiri bertindak sebagai pelaksana

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih menekankan kepada aktif dan kreatif

individu dalam penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role

Playing (bermain peran).

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh

peneliti. Pengamatan ini mencakup aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, kendala-kendala apa saja yang dialami oleh siswa dalam

pembelajaran, melakukan pengamatan terhadap setiap perubahan perilaku yang

dialami siswa, mengamati konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran, dan

keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Mengamati kegiatan guru dalam

proses pelaksanaan pembelajaran untuk menyelesaikan masalah dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role Playing

(bermain peran), menggunakan lembar observasi. Selain itu, peneliti juga

bertindak untuk menilai hasil kerja siswa.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti dapat melakukan refleksi. Refleksi

ini bagian yang sangat penting, dimana seorang peneliti bisa mengamati maupun

43

mengetahui dan menganalisis semua kegiatan yang sudah berlangsung. Guru dan

peneliti melakukan refleksi dari pelaksanaan siklus I, yaitu menemukan kendala-

kendala yang menghambat proses pembelajaran dan merancang tindakan yang

akan dilakukan pada siklus berikutnya.

Setelah tindakan pada siklus I berakhir, maka peneliti dan guru

bekerjasama melakukan diskusi dan refleksi untuk menemukan berbagai

kelemahan dan kelebihan pada siklus I dan hal tersebut dijadikan pertimbangan

dalam memperbaiki rancangan pada siklus II. Siklus berikutnya dilakukan sesuai

dengan hasil dari siklus sebelumnya, hingga mencapai presentase kriteria

ketuntasan minimal sebesar > 70 atau skor minimal konsentrasi belajar siswa.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Rencana yang dibuat pada prinsipnya sama dengan rencana pada siklus I,

siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I. Perbedaan yang mungkin

ada pada siklus II yaitu diperolehnya laporan hasil pengamatan secara utuh.

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti dan guru kelas melakukan tindakan yang sesuai dengan langkah-

langkah tindakan yang mengacu pada hasil dan proses dari siklus I. Peneliti

menerapkan langkah-langkah tersebut sedangkan guru kelas sebagai obsever atau

pengamat jalannya kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran..

c. Pengamatan

Observasi masih sama prosedurnya dengan siklus I. Peneliti dibantu oleh

guru yang bertindak sebagai pengamat yang berpedoman pada lembar observasi.

Lembar observasi yang digunakan sama seperti pada siklus I.

44

d. Refleksi

Refleksi ini merupakan akhir dari siklus II, dimana peneliti kembali

melakukan refleksi setelah melakukan tindakan dan pengamatan. Hasil observasi

pada siklus II digunakan untuk melihat apakah ada solusi pada permasalahan

refleksi siklus I ada hasil dan perubahannya atau tidak. Selain itu, refleksi pada

siklus II digunakan untuk membandingkan hasil antara siklus I dengan siklus II.

Perbandingan dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pada hasil dan

konsentrasi belajar dari siklus I ke siklus selanjutnya sampai dinyatakan

penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Role Playing (bermain

peran) berhasil.