bab iii metode penelitian a. jenis penelitianeprints.umm.ac.id › 38184 › 4 ›...
TRANSCRIPT
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bersifat studi
kasus (case study) yang merupakan salah satu penelitian berbentuk kualitatif
dimana peneliti akan melakukan penelitian secara intensif, terinci dan
mendalam terhadap lembaga keuangan tersebut.
B. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel merupakan pernyataan mengenai
variabel yang akan dicari untuk dapat ditemukan dalam penelitian. Evaluasi
tersebut dilakukan berdasarkan pada Keputusan Menteri BUMN No: KEP-
100/MBU/2002 pasal 2, tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha
Milik Negara bagi seluruh BUMN non jasa keuangan maupun BUMN jasa
keuangan yang meliputi :
1. Aspek keuangan
a. Rasio Likuiditas
1) Rasio Kas, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban lancarnya yang dijamin dengan kas.
2) Rasio Lancar, digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban pendeknya yang
dijamin dengan aktiva.
28
a. Rasio Solvabilitas
1) Rasio Total Modal Sendiri (TMS) terhadap Total Asset (TA)
rasio yang mengukur seberapa besar asset yang dijamin oleh
modal sendiri.
b. Rasio Aktivitas
1. Rasio Collection Periode, adalah perbandingan antara Total
Piutang Usaha dengan Total Pendapatan Usaha.
2. Rasio Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan adalah rasio yang menunjukkan berapa
cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Rasio
ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang
tertanam dalam persediaan.
1. Rasio Total Asset Turn Over, adalah perbandingan antara piutang
uasaha dengan Capital Employed.
c. Rasio Profitabilitas
1) ROE, rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atas modal yang dimiliki.
2) ROI, rasio yang digunakan untuk megukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang
digunakan.
2. Aspek Operasional
a. Pengembangan SDM
29
Pengembangan Sumber Daya Manusia ini dinilai dari unsur-unsur
kegiatan yang dianggap dominan dalam rangka menunjang
keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi Perum Pegadaian.
b. Penghargaan Kepada Karyawan
Penghargaan kepada karyawan dinilai dari unsur-unsur kegiatan yang
telah dipertimbangkan oleh manajemen Perum Pegadaian.
c. Teknologi Informasi
Indikator Teknologi Informasi dinilai dari unsur-unsur kegiatan yang
dianggap menunjang kebersahasilan operasi Perum Pegadaian.
3. Aspek Administrasi
a. Laporan Perhitungan Tahunan
Laporan Perhitungan tahunan menunjukkan bukti penyampaian
laporan keuangan berupa laporan laba rugi danneraca yang telah
diaudit oleh akuntan publik kepada pemegangsaham Perum Pegadaian
paling lambat akhir bulan kelimasejak tutup buku tahun yang
bersangkutan.
b. Rancangan RKAP(Rapat kerja dan anggaran perusahaan)
Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan manajemen dan
sekaligus sebagai media akuntabilitas manajemen. Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk Persero atau Menteri BUMN untuk
Perum dalam pengesahan rancangan RKAP tahunan harus sudah
30
diterima 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran yang
bersangkutan.
c. Laporan Periodik
Laporan periodik ini biasanya dibuat setiap tiga bulan sekali atau
triwulanan yang dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku. Laporan periodik triwulanan harus diterima oleh
komisaris/ Dewan pengawas dan pemegang saham untuk persero atau
Menteri BUMN untuk Perum paling lambat satu bulan setelah periode
laporan berakhir.
C. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
yaitu data yang dinyatakan berupa angka sesuai dengan bentuknya.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa catatan,transkrip
dari laporan keuangan perum pegadaian periode tahun 2013 sampai
2015.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari Pegadaian Kantor Pusat dan melalui website
www.pegadaian.co.id
31
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode dokumentasi. Dokumentasi disini yang dimaksudkan adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip
dari laporan keuangan yang diperoleh dari Perum Pegadaian Kantor Pusat
dan website www.pegadaian.co.id periode tahun 2013-2015.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis
kuantitatif yaitu metode analisis untuk menilai tingkat kesehatan
perusahaan dengan menggunakan tiga aspek dengan acuan dari Surat
Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002, untuk menilai tingkat
kesehatan perusahaan, dan untuk melihat perbandingan atau perbedaan
kinerja perusahaan menggunakan metode time series dan cross section.
1. Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Badan usaha Milik Negara yaitu :
a. Imbalan kepada pemegang saham (ROE)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002) menyatakan bahwa imbalan kepada pemegang saham
(ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROE =
1) Jika ROE 2015> ROE 2014 maka kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas modal yang dimiliki dapat dinyatakan
sehat atau tidak.
32
2) Jika ROE2014> ROE2013 maka kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas modal yang dimiliki dapat dinyatakan
sehat atau tidak.
Tabel 3.1 : Skor Penilaian ROE untuk BUMN Non-
Infrastruktur
ROE Skor
Non Infra
15<ROE 20
13<ROE<=15 18
11<ROE<=13 16
9 <ROE<=11 14
7,9<ROE<=9 12
6,6<ROE<=7,9 10
5,3<ROE<=6,6 8.5
4 <ROE<=5,3 7
2,5<ROE<=4 5.5
1 <ROE<=2,5 4
0 <ROE<=1 2
ROE<0 0
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor 100/2002
b. Imbalan investasi (ROI)
Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 (2002) menyatakan
bahwa Imbalan Investasi (ROI) dapat dirumuskan sebagai berikut
ROI =
1) Jika ROI2015> ROI2014 maka kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas modal yang dimiliki dapat dinyatakan
sehat atau tidak.
2. Jika ROI2014> ROI2013 maka kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas modal yang dimiliki dapat dinyatakan
sehat atau tidak.
33
Tabel 3.2. Skor Penilaian ROI untuk BUMN Non-Infrastruktur
ROI Skor
Non Infra
18 < ROI 15
15 < ROI <= 18 13.5
13 < ROI <= 15 12
12 < ROI <= 13 10.5
10,5 < ROI <= 12 9
9 < ROI <= 10,5 7.5
7 < ROI <= 9 6
5 < ROI <= 7 5
3 < ROI <= 5 4
1 < ROI <= 3 3
0 < ROI <= 1 2
ROI < 0 1
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor 100/2002
c.Rasio Kas (Cash Ratio)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002) menyatakan bahwa Rasio Kas (Cash Ratio) dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Rasio kas
1) Jika Rasio Kas2015> Rasio kas2014 maka kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban lancar dengan kas
yang dimiliki dapat dinyatakan sehat atau tidak.
2) Jika Rasio Kas2014> Rasio kas2013 maka kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban lancar dengan kas
yang dimiliki dapat dinyatakan sehat atau tidak.
34
Tabel 3.3.SkorPenilaian Cash Ratio untuk BUMN Non-
Infrastruktur Skor
Cash Rasio Non Infra
x >= 35 5
25 >= x < 35 4
15 >= x < 25 3
10 >= x < 15 2
5 >= x < 10 1
0 >= x < 5 0
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor 100/2002
d.Rasio Lancar (Current Ratio)
Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 (2002) menyatakan
bahwa Rasio Lancar (Current Ratio) dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Rasio Lancar =
1) Jika Rasio Lancar2015> Rasio Lancar2014 maka perusahaan
dalam membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva
lancarnya dapat dinyatakan sehat atau tidak.
2) Jika Rasio Lancar2014> Rasio Lancar2013 maka perusahaan
dalam membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva
lancarnya dapat dinyatakan sehat atau tidak.
Tabel 3.4. Skor Penilaian Current Ratio untuk BUMN
NonInfrastruktur Current ratio Skor
Non Infra
125 <= x 5
110 <= x < 125 4
100 <= x < 110 3
95 <= x < 100 2
90 <= x < 95 1
x < 90 0
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor 100/2002
35
d. Collection Periods (CP)
Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 (2002) menyatakan
bahwa Collection Periods (CP) dapat dirumuskan sebagai berikut
Collection Periods =
1) Jika Rasio Collection Periode2015 < Rasio Collection
Periode2014 maka periode pembayaran piutang dapat
dinyatakan sehat.
2) Jika Rasio Collection Periode2014< Rasio Collection
Periode2013 maka periode pembayaran piutang dapat
dinyatakan sehat.
Tabel 3.5. Skor Penilaian Collection Periods untuk BUMN
NonInfrastruktur CP = x (hari) Perbaikan = x (hari Skor
Non Infra
x <= 60 x > 35 5
60 < x <= 90 30 < x <= 35 4.5
90 < x <= 120 25 < x <= 30 4
120 < x <= 150 20 < x <= 25 3.5
150 < x <= 180 15 < x <= 20 3
180 < x <= 210 10 < x <= 15 2.4
210 < x <= 240 6 < x <= 10 1.8
240 < x <= 270 3 < x <= 6 1.2
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor 100/2002
e. Perputaran Persediaan (PP)
Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 (2002) menyatakan
bahwa Perputaran Total Aset dapat dirumuskan sebagai berikut :
Perputaran Persediaan=
36
1) Jika Rasio Collection Periode2015 < Rasio Collection
Periode2014 maka periode pembayaran piutang dapat
dinyatakan sehat.
2) Jika Rasio Collection Periode2014< Rasio Collection
Periode2013 maka periode pembayaran piutang dapat
dinyatakan sehat.
Tabel 3.6. Skor PenilaianPerputaran Persediaan untuk BUMN
NonInfrastruktur PP = x (hari) Perbaikan = x (hari skor
Non Infra
x <= 60 x > 35 5
60 < x <= 90 30 < x <= 35 4.5
90 < x <= 120 25 < x <= 30 4
120 < x <= 150 20 < x <= 25 3.5
150 < x <= 180 15 < x <= 20 3
180 < x <= 210 10 < x <= 15 2.4
210 < x <= 240 6 < x <= 10 1.8
240 < x <= 270 3 < x <= 6 1.2
270 < x <= 300 1 < x <= 3 0.6
300 < x 0 < x <= 1 0
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor 100/2002
f. Total Asset Turn Over (TATO)
Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 (2002) menyatakan
bahwa Perputaran Total Aset dapat dirumuskan sebagai berikut :
Total Asset Turn Over=
1) Jika TATO2015> TATO2014 maka kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan total aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan pendapatan dapat dinyatakan sehat atau tidak.
2) Jika TATO2014 > TATO2013 maka kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan total aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan pendapatan dapat dinyatakan sehat atau tidak.
37
Tabel 3.7. Skor Penilaian TATO untuk BUMN Non-
Infrastruktur TATO = x (%) Perbaikan = x (hari skor
Non Infra
120 < x 20 < x 5
105 < x <= 120 15 < x <= 20 4.5
90 < x <= 105 10 < x <= 15 4
75 < x <= 90 5 < x <= 10 3.5
60 < x <= 75 0 < x <= 5 3
40 < x <= 60 x <= 0 2.5
20 < x <= 40 x < 0 2
x < 20 x < 0 1.5
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor 100/2002
g. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset (TMS terhadap
TA)
Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 (2002) menyatakan
bahwa Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset (TMS
terhadap TS) dapat dirumuskan sebagai berikut :
TMS terhadap TA =
x100%
1) Jika TMS terhadap TA2015 > TMS terhadap TA2014 maka
kemampuan perusahaan dalammenjamin besarnya total asset
dengan modal sendiri dapat dinyatakan sehat atau tidak.
2) Jika TMS terhadap TA2014> TMS terhadap TA2013 maka
kemampuan perusahaan dalammenjamin besarnya total asset
dengan modal sendiri dapat dinyatakan sehat atau tidak.
38
Tabel 3.8. Skor Penilaian TMS terhadap TA untuk BUMN Non-Infra TMS terhadap TA (%) Skor Kategori
Non Infra
x < 0 0 Tidak Sehat
0 <= x < 10 4 Kurang Sehat
10<= x < 20 6
20 <= x < 30 7.25 Cukup Sehat
30 <= x < 40 10 Sangat Sehat
40 <= x < 50 9 Sehat
50 <= x < 60 8.5
60 <= x < 70 8
70 <= x < 80 7.5
80 <= x < 90 7 Cukup sehat
90 <= x < 100 6.5 Kurang sehat
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor 100/2002
2.Penilaian Kinerja Aspek Operasional Badan Usaha Milik Negara yaitu :
a. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan Sumber Daya Manusia ini dinilai dari unsur-
unsur kegiatan yang dianggap dominan dalam rangka menunjang
keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi Perum Pegadaian.
b. Penghargaan Kepada Karyawan
Penghargaan kepada karyawan dinilai dari unsur-unsur
kegiatan yang telah dipertimbangkan oleh manajemen Perum
Pegadaian.
c. Teknologi Informasi
39
Indikator Teknologi Informasi dinilai dari unsur-unsur kegiatan
yang dianggap menunjang kebersahasilan operasi Perum Pegadaian.
3. Penilaian Kinerja Aspek Administrasi Badan Usaha Milik Negara yaitu:
a. Laporan Perhitungan Tahunan
Laporan Perhitungan tahunan menunjukkan bukti penyampaian
laporan keuangan berupa laporan laba rugi danneraca yang telah
diaudit oleh akuntan publik kepada pemegangsaham Perum
Pegadaian paling lambat akhir bulan kelimasejak tutup buku tahun
yang bersangkutan. Penyampaian laporanperhitungan tahunan ini
diketahui dari laporan tahunan Perum Pegadaian
a. Rancangan RKAP
Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan manajemen dan
sekaligus sebagai media akuntabilitas manajemen. Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk Persero atau Menteri BUMN untuk
Perum dalam pengesahan rancangan RKAP tahunan harus sudah
diterima 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran yang
bersangkutan.
b. Laporan Periodik
Laporan periodik ini biasanya dibuat setiap tiga bulan sekali
atau triwulanan yang dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku. Laporan periodik triwulanan harus diterima
40
oleh komisaris/ Dewan pengawas dan pemegang saham untuk persero
atau Menteri BUMN untuk Perum paling lambat satu bulan setelah
periode laporan berakhir.
F. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan yaitu berdasarkan Surat Keputusan
Menteri BUMN No.100/MBU/2002, untuk menilai tingkat kesehatan
Perum Pegadaian.
1. Dengan menggunakan metode time seriesadalah sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas
1) Jika Rasio Kas t > Rasio kas t-1 maka kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban lancar dengan kas
yang dimiliki dapat dinyatakan sehat atau tidak.
2) Jika Rasio Lancar t > Rasio Lancar t-1 maka perusahaan
dalam membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva
lancarnya dapat dinyatakan sehat atau tidak.
b.Rasio Solvabilitas
1) Jika TMS terhadap TA t > TMS terhadap TA t-1 maka
kemampuan perusahaan dalammenjamin besarnya total asset
dengan modal sendiri dapat dinyatakan sehat atau tidak.
c. Rasio Aktivitas
1) Jika Rasio Collection Periodet < Rasio Collection Periodet-1
maka periode pembayaran piutang dapat dinyatakan sehat.
41
2) Jika TATO t > TATO t-1 maka kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan total aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan pendapatan dapat dinyatakan sehat atau tidak.
d.Rasio Profitabilitas
1) Jika ROE t > ROE t-1 maka kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas modal yang dimiliki dapat dinyatakan
sehat atau tidak.
2) Jika ROI t > ROI t-1 maka kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas modal yang dimiliki dapat dinyatakan
sehat atau tidak.
2. Dengan menggunakan metode cross sectiontingkat kesehatan standar
Menteri BUMN adalah sebagai berikut :
A. Jika total skor aspek keuangan, aspek operasional dan aspek
administrasi memenuhi 65 sesuai dengan SK Menteri BUMN
No.100/MBU/2002, maka dikatakan sehat atau sebaliknya jika
tidak memenuhi maka dikatakan tidak sehat.
b. Tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara diatur dalam SK
Menteri BUMN No.100/MBU/2002 dapat digolongkan sebagai
berikut :
42
Tabel 3.9. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN untuk seluruh aspek
Tingkat Kriteria Tingkat Kesehatan Secara Keseluruhan
Kesehatan (Aspek Keuangan, Aspek Operasional dan Aspek
Administrasi
Sehat
AAA Total Skor (TS) > 95
AA 80 < TS < 95
A 65 < TS < 80
Kurang
Sehat
BBB 50 < TS < 65
BB 40 < TS < 50
B 30 < TS < 40
Tidak Sehat
CCC 20 < TS < 30
CC 10 < TS < 20
C TS < 10
Sumber : Keputusan Menteri BUMN No.100/MBU/2002