bab iii metode penelitian a. -...
TRANSCRIPT
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian Didactical Design Research (DDR) akan dilakukan di Sekolah
Dasar Negeri Lebakwana Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang-Banten.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitinya
merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010, hlm. 173). Penelitian mengambil
populasi di kelas V SDN Lebakwana kecamatan Kramatwatu kabupaten Serang-
Banten.
b. Sampel
Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan
jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau
objek penelitian. (Syaodih, 2010, hlm. 252).
Dalam penelitian mengambil sampel di SDN Lebakwana pada siswa
Kelas V-B. Peneliti mengambil siswa sebanyak 22 anak untuk memperoleh
data.dimana nak perempuan dengan jumlah 12 anak dan anak laki-laki dengan
jumlah 10 anak
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 109) bahwa” penelitian pre eksperimen hasilnya
merupakan variabel dipenden bukan semata-mata di pengaruhi oleh variabel
independen”. Hal ini dapat terjadi, karena tidak ada variabel kontrol, dan sampel tidak
dipilih secara random.
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan.
Desain yang digunakan dalam penelitian adalah desain prates-pascates satu
kelompok (One group pretest-postest group)” (Syaodih, 2010, hlm. 208 ). Dalam
desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberikan pretest (tes
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberikan posttest (tes terakhir). Desain ini di
gunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui
peningkatan keterampilan desain proses pembelajaran dan hasil belajar siswa setelah
diterapkan model pembelajaran berdasarkan masalah (kesulitan belajar). Berikut
merupakan tabel desain one group pretest-posstest desigen.
Tabel 3.1
Desain Penelitian One Group Pretest-Posstest Desigen.
Kelompok Pretest Perlakuan
(Tretmen) Posttest
Eksperimen O1 X O2
( Syaodih, 2010: 208)
Keterangan :
O1 : Tes awal (sebelum perlakuan di berikan)
O2 : Tes akhir (setelah perlakuan diberikan)
X : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1) Desain Pembelajaran (Didactical Design Research)
Desain Pembelajaran adalah Perencanaan atau konsep guru dalam
berfikir untuk melakukan proses pembelajaran (Lesson Study). Tahapan-
tahapan yang perlu guru lakukan dalam membuat desain pembelajaran, seperti
halnya dalam guru dalam menjelaskan materi, dalam mengatasi respon siswa
didalam kelas. Perlakuan guru yang diberikan kepada siswa tidak mudah dan
tidak sederhana dimana memerlukan waktu untuk menganalisis pemahaman
dan respon siswa pada saat proses pembelajaran maupun hasil dari proses
pembelajaran. Hidayat, dkk (2010, hlm. 12) “ Proses pengemabangan situasi
didaktis, analisis situasi belajar yang terjadi sebagai respon atas situasi
didaktis yang dikembangkan, serta keputusan-keputusan yang diambil guru
selama proses pembelajaran berlangsung, menggambarkan bahwa proses
berfikir guru yang terjadi selama pembelajaran tidaklah sederhana.”
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle)
Kesulitan belajar (learning obtacle) adalah adanya suatu masalah yang
siswa alami sehingga siswa mengalami kesulitan belajar. Ada tiga faktor yang
membuat siswa mengalami kesulitan belajar yaitu, dikarena faktor guru dalam
mengajar dikelas, kedua faktor kemampuan daya berfikir anak, dan faktor
penggunaan media yang guru berikan. Dalam hal yang peneliti memperoleh
kesulitan belajar siswa dikarenakan faktor guru dalam mengajar didalam kelas,
oleh karena itu diperlukannya desain pembelajaran didaktik untuk menangani
kesulitan belajar pada siswa. Dengan penggunakan pembelajaran didaktis para
guru mampu mengurangi kesulitan belajar pada siswa sehingga siswa mampu
berfikir dengan lanacar atau kreatif. Chudari, dkk (2012, hlm. 20) menyatakan
“Masalah belajar adalah suatu kondisi tetentu yang dialami oleh murid
sehingga menghambat kelancaran proses belajarnya.
3) Konsep Sistem Pernapasan Manusia
Konsep sistem pernapasan manusia adalah yang terdiri sebuah struktur
yang meliputi organ-organ pada sistem pernapasan manusia. Dimana organ-
organ pada sistem pernapasan manusia memiliki peranan ataupun fungsi
tersendiri. Sistem pernapasan manusia sangat penting untung dipelajari karena
dilakukan dalam kegitan sehari-hari dalam bernapas untuk menghirup udara
atau oksigen yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme. Pernapasan manusia
haruslah dijaga agar selalu tetap sehat seperti olahrga teratur, makanan yang
bergizi dan menghindari udara yang kotor. Bila kesehatan pernapasan selalu
dijaga , maka dapat terhindar dari gangguan pernapasan seperi asma.
E. Desain Perencanaan Pembelajaran (Desain Lesson Study)
Dalam perencanaan pembelajaran meliputi beberapa tahapan :
1. Perencanaan (Plan)
Dalam tahap ini guru melakukan proses perencanaan yang matang dan
sistematis. Dengan menyiapkan dan merencanakan berbagai keperluan pada
proses pelaksanaan pembelajaran seperti halnya: memilih materi yang akan
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diajarkan, memilih buku yang baik untuk digunakan dalam mengajar, memilih
model pembelajaran yang kondusif dan efesien, membuat media yang akan
digunakan, guru memahami karakter anak dalam kelas, penguasaan sikap guru
dalam materi maupun dalam merespon pertanyaan-pertanyaan peserta didik.
Sehingga nantinya guru tidak bingung dan salah dalam memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan peserta didik.
2. Pelaksaan Pembelajaran (Do)
Pada tahap selanjutnya adalah melaksanakan atau mengimplementasikan
apa saja yang telah direncanakan sebelumnya secara matang. Pada proses ini
tentu saja guru seabagai model dalam menyampaian konsep dan materi kepada
siswa, sesuai yang guru telah persiapakan sebelumnya.
3. Tahapan Refleksi (See)
Dalam tahap terakhir ini guru merevisi atau melihat dari hasil yang telah
guru lakukan, apakah kegiatan pembelajaran sudah baik dan perlu adanya
perbaikan.
F. Prosedur Penelitian
Untuk desain penelitian ini, sebelum membuat desain penelitian memerlukan
tahapan berikut ini:
1) Menentukan Materi Pembelajaran
Rekontekstualisasi untuk memperoleh desain pembelajaran yang mudah
dipahami dan menggunakan bahasa sederhana dan sarat akan makna yang sesuai
dengan usia anak sekolah dasar. Setelah rekontekstualisasi materi membuat studi
pendahuluan dari materi sistem pernapasan. Studi pendahuluan dilakukan dengan
tes tertulis dan wawancara dengan siswa maupun guru kelas. Hasil dari studi
pendahuluan di analasis.
2) Memilih Model Pembelajaran
Dalam membuat desain penelitian, peneliti menemukan model
pembelajaran yang cocok digunakan untuk mengimplementasikan desain
pembelajaran yang telah dibuat, model pembelajaran yang dipilih adalah:
cooperative learning listening team. Dengan mengguankan model ini membuat
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok diskusi, dimana jumlah siswa dibagi empat kelompok, dimana
kelompok pertama bertanya, kelompok dua dan kelompok tiga menjawab,
kelompok empat sebagai yang membuat kesimpulan.
Setelah membuat desain pembelajaran didaktis peneliti sudah
mengimplentasikan desain, apabila masih ada learning obstacle maka peneliti
mengadakan revisi desain pembelajaran sesuai dengan learning obstacle yang
diperoleh. Dengan adanya desain revisi meskipun learning obstacle tidak bisa
diatasi setidaknya learning obstacle dapat berkurang dari materi sistem
pernapasan.
3) Jika semua data telah diperoleh sudah cukup maka peneliti menganalisis semua
data, mulai dari studi pendahuluan, hasil dari implementasi desain awal sebagai
data untuk laporan penelitian. Hal ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan
dalam rumusan masalah.
Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian, maka peneliti
membuat bagan desain penelitian sebagai berikut:
Gambar :3.1
Alur peneliti melakukan penelitian (Didactical Design Research)
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrument berfungsi untuk memperoleh data dan
informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji. Adapun instrumen yang
akan digunakan pada penelitian ini adalah tes, observasi, dan wawancara.
Menganalis materi
pembelajaran
Membuat
Instrument awal
Studi Pendahuluan
Menganalis LO hasil
implementasi
didaktis awal
Implementasi
desain didaktis awal
Membuat desain
didaktis awal
Mengabadikan hasil analisis data studi pendahuluan, implementasi
desain didaktis awal
Menganalis LO hasil
studi pendahuluan
Membuat laporan
penelitian
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Instrumen Tes Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa
Instrumen tes yang akan digunakan adalah pre tes dan post tes. Pre tes
digunakan untuk mengukur pemahaman awal siswa mengenai materi sistem
pernapasan manusia sedangkan post tes digunakan untuk mengukur peningkatan
pemahaman siswa mengenai materi sistem pernapasan manusia. Pre tes dan post
tes diberikan kepada kelas V-B yaitu sebagai kelas eksperimen.
Sebelum soal tes yang dibuat untuk mengukur kesulitan belajar yang
dialami siswa, soal tersebut harus diujicobakan terlebih dahulu. Pre tes dapat
dugunakan untuk mengetahui kesulitan (Lo) siswa. Berdasarkan Leraning
Obstacle (Lo) siswa maka peneliti dapat mendesain pembelajaran. Suatu tes
dapat dikatakan baik sebagai alat ukur kemampuan pemecahan masalah harus
memenuhi syarat tes yaitu, validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda.
a. Validitas Butir Soal
Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang
dimiliki oleh sebutir soal dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat
butir soal tersebut Sudijono (dalam Amalia 2012, hlm. 52). Penelitian validitas
dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang
dinilai kriteriumnya.
Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas teoritis terlebih dahulu
yang dilakukan oleh beberapa ahli dalam hal ini para dosen pembimbing dan
guru kelas di tempat penelitian. Setelah dilakukan uji validitas teoritis serta
revisi beberapa soal sesuai dengan masukan dari dosen pembimbimng maupun
guru pelajaran IPA maka instrumen siap di uji dan diberikan kepada sampel
penelitian.
Sebelum instrumen diberikan kepada sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini, peneliti mengujicobakan instrumen kepada siswa lain
yang tidak menjadi sampel dalam penelitian, tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat dipahami dengan benar
oleh siswa dan tidak menimbulkan salah pengertian. Setelah melalui tahap uji
validitas konstruksi oleh para ahli, maka diteruskan dengan menghitung
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
validitas. Cara mengetahui validitas alat ukut dengan mengguanakn teknik
yang dikemukakan oleh Pearson, yakni teknik korelasi product moment
dengan angka kasar (Syaodih, 2010, hlm. 230) adalah sebagai berikut:
Menghitung koefisien korelasi product moment (r) hitung (rxy), dengan
mengguanakn rumus sebagai berikut:
rxy = N ∑ xy – (∑ x)(∑ y)
√ { N ∑ X2 – (∑ X)
2}- { N∑ Y
2 - ∑ Y)
2}
Gambar 3.2
Koefisien Korelasi product moment
Keterangan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
∑ XY = hasil skor X dan Y untuk setiap respon
∑ X = skor item tes
∑ Y = skor total respon
N = jumlah sampel
Nilai rata-rata rxy yang diperoleh dari korelasi Product moment di uji
tingkat signifikannya dengan uji – t untuk menentukan valid atau tidaknya
sebuah butir soal yang akan digunakan, yang memiliki rumus:
t = r xy √ n-2
√1-r2
Keterangan :
t = hitung
n = banyaknya peserta tes
rxy = koefisien antara variabel X dan Variabel Y
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria pengujiannya adalah jika t hitung > t tabel dengan dk = n-2 dan
taraf signifikannya α = 0,05 maka tes tersebut valid secara signifikan (Sudjana,
2004, hlm. 380). Interprestasi yang lebih rinci mengenai nilai rxy tersebut oleh
Guilfrord Suherman (dalam Amalia 2012, hlm. )dibagi ke dalam kategori-
kategori pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Validitas
Koefisien Validitas Klasifikasi
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Sedang
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
Sesuai dengan tabel klasifikasi validitas diatas maka soal yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memiliki koefisien validitas
sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
b. Reliabilitas
Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen bisa
dipercaya serta dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data apabila
instrumen tersebut sudah dianggap baik Arikunto, (dalam Amalia 2012, hlm.
56).
Menghitung nilai reliabilitas dengan metode parohan atau r nn dengan
mengguanakan rumus berikut.
Rn = 2r
1+r
keterangan :
rnn = reliabilitas keseluruhan tes yang dicari
r = korelasi antara sekor-sekor tes kedua parohan
Arikunto (dalam Amalia 2012 hlm. 56 )
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Titik tolak ukuran koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien
korelasi dari Arikunto (dalam Amalia 2012, hlm. 56) yang disajikan pada
Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Validitas Klasifikasi
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Sedang
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel klasifikasi reliabilitas di atas maka soal yang akan
dipakai sebagai instrumen penelitian ini adalah soal instrumen tes yang
memiliki nilai koefisien reliabilitas minimal > rn 0,40. Hasil perhitungan yang
diperoleh dari nilai reliabilitas soal uji instrumen adalah 1,99. Maka soal tes
memiliki reliabilitas sangat tinggi.
c. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memcecahkannya, sebaiknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat mencoba lagi karena
duluar jangkauannya. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu
soal disebut indeks kesukaran Arikunto, (dalam Amalia 2012, hlm. 53)
Rumusan yang digunakan untuk menentukan indeks kesukaran adalah
sebagai berikut :
Pi = ∑ x
SmN
Keterangan :
Pi = indeks kesukaran soal ke-i
X =banyak siswa yang menjawab benar
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sm = skor maksimum
N = jumlah peserta tes
Dengan ketentuan pada tabel 3.5 :
Tabel 3.5
Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Indeks Kesukaran Klasifikasi
Pi = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < Pi ≤ 0,30 Soal sukar
0,3 < Pi ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 < Pi < 1,00 Soal mudah
Pi = 1,00 Soal terlalu mudah
(Syaodih, 2010, hlm. 286)
Dengan melihat klasifikasi indeks kesukran di atas maka soal yang
akan dipakai sebagai instrumen penelitian ini jika dipresentasikan maka
proporsinya adalah 25% soal mudah, 50% soal sedang dan 25% soal sukar.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Dari 20 soal yang diujicobakan dalam
menentukan daya pembeda akan diambil 27% siswa yang termasuk kelompok
atas dan 27% siswa yang termasuk kelompok bawah.
Untuk mengetahui daya pembeda instrumen dengan menggunakan
rumus, yaitu :
DP = mean kelompok atas – mean kelompok tinggi
Skor maksimum skor
Dengan klasifikasi sebagai berikut :
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi
DP : 0,40 – 1,00 Soal diterima baik
DP : 0,30 – 0,39 Soal diterima tapi perlu diperbaiki
DP : 0,20 – 0,29 Soal diperbaiki
DP : 0,00 – 0,19 Soal tidak dipakai/dibuang
2. Observasi
Menurut Arikunto, dkk (2010, hlm.127) observasi adalah kegiatan
pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sebeapa jauh efek tindakan telah
mencapai sasaran.
Observasi dilaksanakan untuk mengamati dan mengukur aktivitas guru
dalam membimbing siswa serta melihat kegiatan belajar mengajar yang terjadi
dalam kelas. Dari hasil observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan guru,
penelitian juga dapat mendesain pembelajaran yang berdasarkan kesulitan belajar
siswa.
3. Wawancara
Adapun wawancara dilakukan guna memperoleh informasi yang lebih
lengkap dan mendalam mengenai sikap siswa tentang pembelajaran IPA
mengenai materi sistem penapanasan manusia di kelas V-B berdasarkan desain
yang telah dibuat.
H. Teknik Pengolahan Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari data
kuantitatif. Data kuantitatif yang akan dianalisis berupa data pre tes dan post tes.
1) Pre tes
Pre tes adalah tes yang diberikan sebelum diberikannya pembelajaran
dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa
terhadap bahan pembelajaran. Hasil pre tes diolah dengan cara nilai sama dengan
jumlah skor yang di peroleh siswa dibagai dengan skor maksimal dan dikalikan
100, dapat di rumuskan dengan :
Nilai = Jumlah skor pemerolehan siswa X 100
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah skor maksimal
Selanjutnya, hasilnya dideskripsikan dimana akan menggambarkan (Lo).
Sehingga leraning obstacle dari siswa dapat teridentifikasi dengan diadakannya
pre tes.
2) Post tes
Post tes adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa setelah diberikannya perlakuan berupa pembelajaran. Hasil pre tes
dan pos tes di bandingkan untuk melihat analisis kesulitan belajar siswa
mengalami penurunan. Jika hasil post tes siswa mengalami peningkatan
pemeroleh skor, maka dapat disimpulkam bahwa adanya penurunan kesulitan
belajar pada siswa terutama dalam pembelajaran IPA dengan desain pembelajaran
konsep pernapasan manusia berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa (Lo).
Data-data yang telah dijelaskan diatas akan dianalisis menggunakan statistik
deskriptif, dengan penjelasan sebagai berikut:
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui sampel atau populasi
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum (Syaodih, 2010, hlm. 72). Data yang disajikan dalam statistik ini dalam
bentuk tabel dan grafik, serta dijelaskan juga mengenai rata-rata.
I. Hipotesis
Dalam penelitian ini, pembelajaran yang menggunakan desain pembelajaran
konsep pernapasan manusia berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa (learning
obstacle) Sekolah Dasar kelas V-B digunakan sebagai perencanaan bahan
pembelajaran yang dibandingkan dengan pembelajaran biasa atau konvensional.
Hipotesis nol (H0) pada penelitian yang dilakukan berdasarkan kesulitan belajar ,
yaitu desain pembelajaran konsep pernapasan manusia berdasarkan analisis kesulitan
belajar tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Yiyis Rikma Purnama Intan, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kesulitan belajar siswa
yang mendapatkan desain pembelajaran konsep pernapasan manusia dengan
anak yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
H0 : µ1 = µ2
Sedangkan Hipotesis kerja (H1) yang dikemukakan untuk mencari perbedaan yang
ada antara keefektifan pembelajaran yang menggunakan desain pembelajaran konsep
pernapasan manusia berdasarkan analisis kesulitan belajar di sekolah dasar kelas V-B
adalah sebagai berikut:
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan dalam desain pembelajaran konsep
pernapasan manusia sekolah dasar kelas V-B dengan pembelajaran yang
konvensional.
H1 : µ1 ≠ µ2
Hipotesis didasarkan pada analisis deskriptif, perbandingan antara pre tes dan post tes