bab iii metode penelitian a. metode...

24
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai refleksi diri serta tindakan-tindakan praktis terhadap proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan bermain drama siswa kelas V SDN 6 Cibogo. Pendekatan penelitian deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Mills (dalam Hopkins, 2011, hlm. 88) mengenai penelitian tindakan bahwa Penelitian tindakan merupakan penyelidikan sistematis yang dilaksanakan oleh guru-peneliti dengan mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah mereka bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan praktik reflektif, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan praktik-praktik pendidikan secara umum, dan untuk meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa. Menurut Arikunto dkk. (2010, hlm. 3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.” Sedangkan “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.” (Aqib dkk., 2011, hlm. 3) Dari beberapa pengertian para ahli, disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu salah satu penelitian yang menjadi upaya untuk mengamati dan mengumpulkan informasi dalam kegiatan pembelajaran, melalui sebuah tindakan (treatment) secara sengaja dimunculkan guru sebagai refleksi diri dalam rangka perbaikan serta meningkatkan hasil pembelajaran siswa kearah yang positif. Dilaksanakan demi meningkatkan kualitas tindakan di dalam kelas yang terdiri dari beberapa siklus dan tahapan dilaksanakan oleh guru atau peneliti untuk

Upload: doankien

Post on 26-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sebagai refleksi diri serta tindakan-tindakan

praktis terhadap proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan

bermain drama siswa kelas V SDN 6 Cibogo. Pendekatan penelitian deskriptif

kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan metode Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research).

Menurut Mills (dalam Hopkins, 2011, hlm. 88) mengenai penelitian

tindakan bahwa

Penelitian tindakan merupakan penyelidikan sistematis yang

dilaksanakan oleh guru-peneliti dengan mengumpulkan informasi

tentang bagaimana sekolah mereka bekerja, bagaimana mereka

mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan

dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan praktik

reflektif, mempengaruhi perubahan-perubahan positif dalam lingkungan

sekolah dan praktik-praktik pendidikan secara umum, dan untuk

meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa.

Menurut Arikunto dkk. (2010, hlm. 3) “Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”

Sedangkan “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.” (Aqib dkk.,

2011, hlm. 3)

Dari beberapa pengertian para ahli, disimpulkan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yaitu salah satu penelitian yang menjadi upaya untuk

mengamati dan mengumpulkan informasi dalam kegiatan pembelajaran, melalui

sebuah tindakan (treatment) secara sengaja dimunculkan guru sebagai refleksi diri

dalam rangka perbaikan serta meningkatkan hasil pembelajaran siswa kearah yang

positif. Dilaksanakan demi meningkatkan kualitas tindakan di dalam kelas yang

terdiri dari beberapa siklus dan tahapan dilaksanakan oleh guru atau peneliti untuk

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

42

kepentingan peningkatan kualitas guru ataupun manajemen pembelajaran di

dalam kelas.

Di dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa proses sebagai berikut

menurut Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66) yaitu

perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect).

Melalui proses tersebut permasalahan yang dihadapi selama ini dalam

pembelajaran dapat diselesaikan serta merupakan cara yang strategis untuk

meningkatkan kinerja bagi guru melalui pengalaman yang didapatkan secara

reflektif.

B. Desain Penelitian

Di dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa desain penelitian menurut

para ahli yang dapat digunakan sebagai pedoman serta gambaran dalam

merancang dan melaksanakan penelitian tindakan. Model penelitian tindakan

kelas diantaranya model Kurt Lewin, model Ebbut, model Elliot, model Hopkins,

model Kemmis dan Mc. Taggart, model Kurt Lewin, dan model McKernan.

Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan disesuaikan dengan situasi

dan kondisi pada saat penelitian dilaksanakan.

Dari beberapa desain penelitian menurut para ahli, desain yang

dikembangkan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu model spiral dari Kemmis

dan Mc. Taggart. Di dalam model ini memiliki beberapa tahapan yaitu

perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) serta refleksi (reflect).

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Kunandar, 2012, hlm. 70)

mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang

dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi”. Dengan pernyataan yang

dikemukakan, penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart

merupakan model yang cukup sederhana sehingga mudah untuk dilaksanakan.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

43

Langkah-langkah penelitian dilaksanakan dalam setiap siklus menurut

model Kemmis dan Mc. Taggart sebagai berikut.

1. Perencanaan (Planning)

Tahap pertama dalam pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan yaitu

membuat perencanaan tindakan. Rencana tindakan dikembangkan secara kritis

untuk meningkatkan apa yang telah terjadi (Kunandar, 2012, hlm. 71). Rencana

tindakan dilaksanakan dengan menentukan langkah-langkah yang akan

dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung. Perencanaan dalam hal ini

menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan komponen kolom identitas

pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar (materi pokok), metode

pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat bahan/ sumber belajar, dan

penilaian (Mendiknas, 2011, hlm. 20). Selain itu mempersiapkan media, alat dan

bahan, instrumen observasi, evaluasi, dan refleksi.

2. Pelaksanaan (Acting)

Rencana yang telah disusun, selanjutnya diujicobakan secara sadar dan

terkendali dalam tahap pelaksanaan sesuai dengan langkah yang telah dibuat

sebelumnya, yaitu langkah-langkah pembelajaran dengan mengimplementasikan

model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) sebagai model pembelajaran

bagi siswa dalam di dalam kelas.

3. Observasi (Observing)

Tahap selanjutnya yaitu observasi terhadap tindakan yang sedang dan

sudah dilaksanakan. Observasi dapat dilakukan oleh pihak lain yang telah diberi

tugas oleh peneliti untuk hal itu disebut observer. Observasi ini dilaksanakan

untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan tindakan yang sebenarnya terjadi di

lapangan khususnya dalam proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan.

dengan perencanaan yang telah disusun sehingga dapat terlihat pengaruh dari

model yang diimplementasikan.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

44

4. Refleksi (Reflecting)

Tahap yang terakhir dalam penelitian tindakan kelas adalah refleksi

dengan kegiatan yang meliputi analisis dan interpretasi data, serta evaluasi yang

diperoleh melalui observasi. Data-data yang sudah terkumpul pada saat observasi

dianalisis, dikaji dan diinterpretasi sehingga dapat dicari solusi yang lebih efektif

agar terjadi peningkatan. Hasil refleksi kemudian dibuat perencanaan untuk

tindakan pada siklus selanjutnya.

Alur penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari

satu tindakan yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas

Adaptasi Model Kemmis dan Taggart yang dikembangkan Riani (2013, hlm. 30)

Perencanaan

SIKLUS

1 1.1 Pelaksanaan tindakan

Observasi

1.2 Pelaksanaan tindakan

Refleksi I

Perencanaan

Refleksi II SIKLUS

2 2.1 Pelaksanaan tindakan

Observasi

2.2 Pelaksanaan tindakan

Perencanaan

SIKLUS

3 3.1 Pelaksanaan tindakan

Observasi

3.2 Pelaksanaan tindakan

Kesimpulan Refleksi III

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

45

Pengembangan alur berdasarkan pertimbangan yang rasional karena pada

setiap siklus tetap memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan

dilaksanakan dalam 2 pertemuan bersamaan dengan observasi, serta yang terakhir

tahap refleksi.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Cibogo, yang terletak di

Kampung Cibedug Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,

Jawa Barat. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian di SDN 6 Cibogo karena

sekolah tersebut merupakan tempat peneliti melaksanakan Program Latihan

Profesi (PLP) hingga peneliti menemukan permasalahan dalam pembelajaran

bermain drama. Selain itu terlihat sebagian besar siswa kurang percaya diri dan

kurang antusias dalam pembelajaran bermain drama. Permasalahan pembelajaran

bermain drama harus diteliti lebih lanjut agar permasalahan tersebut dapat

ditemukan solusi serta pemecahannya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama lima bulan yaitu dari bulan Februari

hingga bulan Juni pada tahun pelajaran 2013/2014 semester II. Adapun rincian

pelaksanaan penelitian sebagai berikut.

a. Februari 2014 merupakan waktu ketika peneliti sedang melakukan PLP

dengan mengobservasi pembelajaran dalam kelas serta memberikan tes

kepada siswa agar mengetahui kemampuan bermain drama siswa.

Kemudian peneliti menemukan permasalahan dalam kemampuan bermain

drama siswa pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

b. Maret 2014, peneliti menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya

kemampuan bermain drama siswa melalui wawancara dengan guru dan

siswa lalu mencari solusi dari permasalahan tersebut. Peneliti mengambil

permasalahan yang ditemukan di lapangan untuk diteliti lebih lanjut.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

46

c. April 2014, setelah menemukan solusi permasalahan peneliti

melaksanakan perencanaan tindakan siklus dengan membuat RPP,

instrumen penelitian, dan membuat media yang digunakan dalam

penelitian. Selain itu, peneliti mempersiapkan perizinan kepada fakultas,

universitas serta KESBANGPOL Kabupaten Bandung Barat.

d. Mei hingga Juni 2014, peneliti melakukan pelaksanaan tindakan yang

terdiri dari tiga siklus setiap satu tindakan terdiri dari dua kali pertemuan

yang disesuaikan dengan jadwal dari pihak sekolah. Kegiatan pelaksanaan

pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP yang telah

disusun pada perencanaan. Pada bulan Juni 2014, peneliti menganalisis

data yang diperoleh dari hasil penelitian. Dengan begitu, peneliti dapat

menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VB SD Negeri 6 Cibogo. Subjek

penelitian yang ditetapkan hanya satu kelas, sebanyak 34 orang siswa. Jumlah

siswa laki-laki 14 orang dan perempuan 20 orang. Siswa kelas V SDN 6 Cibogo,

memiliki latar belakang keluarga sebagian besar memiliki mata pencarian sebagai

petani. Alasan pemilihan subjek penelitian ini karena di kelas VB ditemukan

permasalahan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terutama pada

materi bermain drama, selain itu pada pelaksanaan pembelajaran bermain drama

guru masih menggunakan metode konvensional sehingga siswa kelas VB masih

terlihat bingung dalam memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi sesuai tokoh dalam teks drama. Selain itu, sebagian besar siswa di kelas

VB belum mencapai nilai ketuntasan di SDN 6 Cibogo yaitu 65 dengan rata-rata

nilai 49,85.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

47

E. Prosedur Penelitian

Terdapat tiga siklus di dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini. Hasil

dari siklus pertama akan direfleksikan untuk perbaikan pelaksanaan pada siklus

kedua dan begitupun pada siklus selanjutnya. Pada setiap siklus terdapat 4 tahapan

yaitu, perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observation), dan

refleksi (reflection). Prosedur penelitian ini akan diperinci sebagai berikut.

Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap perencanaan peneliti akan melaksanakan langkah-langkah

sebagai berikut.

a. Menentukan pokok bahasan dengan mengkaji standar kompetensi dan

kompetensi dasar mengenai pembelajaran bermain drama di kelas V.

b. Menyusun perencanaan pembelajaran berupa RPP sesuai KTSP yang

menggunakan model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual).

c. Menyusun instrumen penelitian sebagai pengumpul data berupa lembar

observasi aktivitas guru dan siswa, lembar angket mengenai pembelajaran

bermain drama, catatan lapangan, lembar penilaian proses, lembar evaluasi

dan format penilaian tes performance.

d. Konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing dan guru supaya

instrumen memiliki kualitas yang baik.

e. Merevisi instrumen jika perlu.

f. Menyebarkan angket mengenai minat dan kesulitan siswa dalam

pembelajaran bermain drama.

g. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran seperti video mengenai bermain drama di SD, kostum, serta

perlengkapan bermain drama seperti cangkul dan tanaman tomat.

h. Mempersiapkan peralatan yang menunjang untuk pembelajaran dengan

menyediakan LCD, speaker, kain hitam dan kain putih.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

48

i. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu

dipersiapakan dan dikembangkan seperti lembar evaluasi, kriteria

penilaian dan kunci jawaban.

j. Mempersiapkan peralatan dokumentasi seperti handycam dan camera

digital.

2. Pelaksanaan (Action)

Dalam tahap pelaksanaan, langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model SAVI sebagai

berikut.

a. Guru menjelaskan mengenai pengertian drama dan unsur intrinsik drama.

b. Guru memberikan stimulus berupa pertanyaan mengenai kebun tomat di

lingkungan sekitar siswa.

c. Siswa menirukan gerakan seorang petani yang sedang mencangkul,

menanam dan mengambil tomat (Somatis).

d. Guru menayangkan video mengenai contoh drama siswa SD sehingga

siswa dapat mendengarkan intonasi serta lafal yang tepat dari tokoh yang

diperankan (Auditori).

e. Guru menayangkan video contoh drama sehingga siswa dapat melihat

ekspresi dan gestur tubuh yang tepat dari tokoh yang diperankan (Visual).

f. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai video drama yang sudah

ditonton (Intelektual).

g. Siswa membaca teks drama dalam hati.

h. Guru mendemonstrasikan cara untuk menunjukkan ekspresi dan gestur

tubuh sesuai tokoh dalam teks drama.

i. Siswa menirukan ekspresi dan gestur tubuh sesuai tokoh dalam teks drama

(Somatis).

j. Guru mendemonstrasikan cara mengungkapkan dialog dengan lafal dan

intonasi sesuai tokoh dalam teks drama.

k. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan lafal dan intonasi sesuai

tokoh dalam teks drama (Auditori).

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

49

l. Guru mendemonstrasikan cara menggabungkan dialog dengan ekspresi

wajah dan gestur tubuh yang tepat.

m. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan ekspresi wajah dan

gestur tubuh yang tepat (Visual).

n. Siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok.

o. Siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik drama dan pembagian peran

tokoh drama (Intelektual).

p. Siswa melaksanakan pelatihan bermain drama dengan kelompok masing-

masing.

q. Siswa menggabungkan dialog dengan ekspresi dan gestur tubuh sesuai

tokoh dalam teks drama di depan kelas sedangkan kelompok lain

menonton serta mengapresiasi (SAVI).

r. Perwakilan siswa menceritakan kembali isi cerita drama yang sudah

ditonton.

s. Siswa diberi lembar evaluasi.

3. Observasi (Observation)

Observasi dilaksanakan oleh observer dengan menggunakan lembar

observasi yang telah dipersiapkan sehingga dapat mengetahui aktivitas guru dan

respon siswa selama proses pembelajaran dengan implementasi model SAVI

berlangsung. Selain itu, observer membuat catatan lapangan.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan

selama proses pembelajaran sehingga dapat diperbaiki pada siklus berikutnya

yaitu siklus II. Semua data yang diperoleh dari lembar observasi, catatan lapangan

dan lembar angket dapat dianalisis sehingga dapat lebih mengenal karakteristik

siswa dan disesuaikan kembali dalam siklus II.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

50

Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Setelah mengkaji hasil refleksi dari siklus I, maka perencanaan di siklus II

sebagai berikut.

a. Berdiskusi dengan observer (guru dan teman sejawat) tentang langkah-

langkah, metode serta media pembelajaran yang akan digunakan untuk

memperbaiki kesalahan di siklus I dan meningkatkan kualitas

pembelajaran selanjutnya.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan

dengan hasil diskusi perbaikan dari dosen pembimbing dan guru.

c. Mempersiapkan media pembelajaran, teks drama, kostum dan

perlengkapan bermain drama yang berbeda.

d. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapakan dan

dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi, kriteria penilaian dan

kunci jawaban.

e. Merevisi instrumen jika diperlukan.

f. Mempersiapkan peralatan yang menunjang untuk pembelajaran dengan

menyediakan LCD, speaker, kain hitam dan kain putih.

g. Mempersiapkan peralatan dokumentasi seperti handycam, tripod dan

camera digital.

2. Pelaksanaan (Action)

Dalam tahap pelaksanaan, langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model

SAVI sebagai berikut.

a. Guru memberikan stimulus berupa cerita sejarah mengenai proklamasi.

b. Siswa menirukan gerakan menembak, tertembak dan menjadi seorang

tentara (Somatis).

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

51

c. Guru menayangkan video dokumenter „Pertempuran 10 November 1945‟

dan drama sehingga siswa dapat mendengarkan intonasi serta lafal yang

tepat dari tokoh yang diperankan (Auditori).

d. Guru menayangkan video sehingga siswa dapat melihat ekspresi dan

gestur tubuh yang tepat dari tokoh yang diperankan (Visual).

e. Siswa dan guru melaksanakan tanya jawab mengenai drama yang sudah

ditonton (Intelektual).

f. Guru menjelaskan mengenai lafal, intonasi, ekspresi wajah dan gestur

tubuh.

g. Siswa membaca teks drama dalam hati.

h. Guru mendemonstrasikan cara untuk menunjukkan ekspresi dan gestur

tubuh sesuai tokoh dalam teks drama.

i. Siswa menirukan ekspresi dan gestur tubuh sesuai tokoh dalam teks drama

(Somatis).

j. Guru mendemonstrasikan cara mengungkapkan dialog dengan lafal dan

intonasi sesuai tokoh dalam teks drama.

k. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan lafal dan intonasi

sesuai tokoh dalam teks drama (Auditori)

l. Guru mendemonstrasikan cara menggabungkan dialog dengan ekspresi dan

gestur tubuh yang tepat.

m. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan ekspresi dan gestur

tubuh yang tepat (Visual).

n. Siswa dikelompokkan dalam 6 kelompok.

o. Siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik drama dan pembagian peran

tokoh drama (Intelektual).

p. Siswa melaksanakan pelatihan bermain drama dengan kelompok masing-

masing.

q. Siswa menggabungkan dialog dengan ekspresi dan gestur tubuh sesuai

tokoh dalam teks drama di depan kelas sedangkan kelompok lain

menonton serta mengapresiasi (SAVI).

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

52

r. Perwakilan siswa menceritakan kembali isi cerita drama yang ditonton.

s. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.

3. Observasi (Observation)

Observasi dilaksanakan oleh observer dengan menggunakan lembar

observasi yang telah dipersiapkan sehingga dapat mengetahui aktivitas guru dan

siswa selama proses pembelajaran dengan implementasi model SAVI

berlangsung. Selain itu, observer membuat catatan lapangan.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan

selama proses pembelajaran dalam siklus II sehingga dapat diperbaiki pada siklus

III. Semua data yang diperoleh dari lembar observasi dan catatan lapangan dapat

dianalisis sehingga dapat memperbaiki kesalahan serta lebih mengenal

karakteristik siswa dan disesuaikan kembali dalam siklus III.

Siklus III

1. Perencanaan (Planning)

Setelah mengkaji hasil refleksi dari siklus II, maka perencanaan di siklus

III sebagai berikut.

a. Berdiskusi dengan observer (guru dan teman sejawat) tentang langkah-

langkah, metode serta media pembelajaran yang akan digunakan untuk

memperbaiki kesalahan di siklus II dan meningkatkan kualitas

pembelajaran selanjutnya.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan

dengan hasil diskusi perbaikan dari guru dan dosen pembimbing.

c. Mempersiapkan media pembelajaran berupa video bermain drama

mengenai cerita rakyat dan teks drama yang berbeda.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

53

d. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapakan dan

dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi, kriteria penilaian dan

kunci jawaban.

e. Merevisi instrumen jika diperlukan.

f. Membimbing siswa dalam pembuatan kostum, perlengkapan drama seperti

perahu dari kardus, dan gladi resik.

g. Mempersiapkan peralatan dokumentasi seperti handycam, tripod dan

camera digital.

h. Mempersiapkan alat penunjang untuk penampilan bermain drama seperti

speaker aktif, kain hitam dan kain putih.

2. Pelaksanaan (Action)

a. Guru memberikan stimulus berupa pertanyaan mengenai Gunung

Tangkuban Perahu.

b. Siswa menirukan gerakan menendang, berburu dan menjadi jin (Somatis).

c. Guru menayangkan video mengenai drama tentang cerita rakyat sehingga

siswa dapat mendengarkan intonasi serta lafal yang tepat dari tokoh yang

diperankan (Auditori).

d. Guru menayangkan video mengenai drama tentang cerita rakyat sehingga

siswa dapat melihat ekspresi dan gestur tubuh yang tepat dari tokoh yang

diperankan (Visual).

e. Siswa dan guru melaksanakan tanya jawab mengenai drama yang sudah

ditonton (Intelektual).

f. Guru menjelaskan mengenai ekspresi wajah.

g. Siswa membaca teks drama dalam hati.

h. Guru mendemonstrasikan cara untuk menunjukkan ekspresi dan gestur

tubuh sesuai tokoh dalam teks drama.

i. Siswa menirukan ekspresi dan gestur tubuh sesuai tokoh dalam teks drama

(Somatis).

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

54

j. Guru mendemonstrasikan cara mengungkapkan dialog dengan lafal dan

intonasi sesuai tokoh dalam teks drama.

k. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan lafal dan intonasi sesuai

tokoh dalam teks drama (Auditori).

l. Guru mendemonstrasikan cara menggabungkan dialog dengan ekspresi dan

gestur tubuh yang tepat.

m. Siswa membaca teks drama secara nyaring dengan ekspresi dan gestur

tubuh yang tepat (Visual).

n. Siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik drama dan pembagian peran

tokoh drama di dalam kelompok (Intelektual).

o. Siswa melaksanakan pelatihan bermain drama dengan kelompok masing-

masing.

p. Siswa menggabungkan dialog dengan ekspresi dan gestur tubuh sesuai

tokoh dalam teks drama berjudul „Legenda Gunung Tangkuban Perahu‟ di

depan kelas sedangkan kelompok lain mengapresiasi (SAVI).

q. Perwakilan siswa menceritakan kembali isi cerita drama yang berjudul

“Legenda Gunung Tangkuban Perahu” .

r. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.

3. Observasi (Observation)

Observasi dilaksanakan oleh observer dengan menggunakan lembar

observasi yang telah dipersiapkan sehingga dapat mengetahui aktivitas guru dan

siswa selama proses pembelajaran dengan implementasi model SAVI

berlangsung. Selain itu, observer membuat catatan lapangan.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilaksanakan dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan

selama proses pembelajaran dalam siklus III. “Apabila perubahan yang bertujuan

meningkatkan kualitas pembelajaran telah tercapai, atau apa pun yang diteliti telah

menunjukkan keberhasilan, siklus dapat diakhiri” (Wiriaatmadja, 2012, hlm. 103).

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

55

F. Instrumen Penelitian

Agar memperoleh kebenaran dalam pengumpulan data secara objektif

diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti dapat

terefleksikan dengan baik serta dapat mengalami perbaikan. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai tes performance pada saat penampilan

bermain drama siswa serta nilai hasil lembar evaluasi sedangkan data kualitatif

berupa informasi tentang penerapan model SAVI dalam pembelajaran serta sikap

dan respon siswa dalam kegiatan belajar. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian yaitu instrumen tes berupa format penilaian performance dan lembar

evaluasi serta instrumen nontes berupa angket, lembar observasi aktivitas guru

dan siswa, catatan lapangan, serta dokumentasi. Adapun instrumen yang

digunakan adalah sebagai berikut.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan acuan dalam

melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga

perlu dibuat secara tepat. RPP yang dibuat disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Menurut Mendiknas (2011, hlm. 20) “RPP memuat identitas

mata pelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,

materi pokok, metoda pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan

sumber belajar dan penilaian”. Instrumen penilaian untuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada lampiran tabel B.1.

2. Instrumen Tes

Pengertian tes menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 1456),

yaitu “ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan,

kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang”.

Sedangkan menurut Arifin (2011, hlm. 118), mengenai tes bahwa

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

56

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tes merupakan cara

yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, kemampuan, bakat dan

kepribadian siswa.

Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes performance. Tes

performance/ tes praktik/ perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang

menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya atau menampilkan

hasil belajar dalam bentuk unjuk kerja (Mendiknas, 2011, hlm. 13). Tes

performance ini bertujuan untuk menilai penampilan drama yang termasuk tes

kesastraan ranah psikomotor. Ranah psikomotor adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan aktivitas otot, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan

(Nurgiyantoro, 2001, hlm. 330). Selain itu, menggunakan lembar evaluasi untuk

menilai kemampuan siswa mengenai pemahaman siswa mengenai drama. Lembar

evaluasi menggunakan tes esai. Menurut Tuckman (dalam Nurgiyantoro, 2001,

hlm. 71) “Tes bentuk esai memberi kebebasan kepada siswa untuk menyusun dan

mengemukakan jawabannya sendiri dalam lingkup yang secara relatif dibatasi”.

Menyebutkan unsur intrinsik drama termasuk ke dalam tes kesastraan tingkat

ingatan (C1), menceritakan kembali isi cerita drama (C1), serta menjelaskan

pengertian drama termasuk pemahaman (C2).

3. Instrumen Nontes

Selain menggunakan teknik tes, penelitian ini pun menggunakan teknik

nontes. Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Instrumen nontes salah satunya adalah observasi. Menurut Sanjaya (2011,

hlm. 86) “Observasi merupakan teknik mengumpulan data dengan cara

mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat

obseervasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”. Observasi digunakan

untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran

bermain drama. Observasi dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi

terbuka aktivitas guru dan respon siswa dapat dilihat pada lampiran tabel B.2. dan

tabel B.3. serta instrumen penilaian proses terlampir pada tabel B.4.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

57

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan menurut Sukardi (2013, hlm. 44) “Mencatat situasi kelas

dan macam-macam fenomena yang muncul selama proses penelitian

berlangsung”. Sedangkan menurut Hopkins (2011, hlm. 181) “Catatan lapangan

(field notes) merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi, dan

reaksi terhadap masalah-masalah kelas”. Dari beberapa pengertian dapat

disimpulkan bahwa catatan lapangan adalah salah satu cara melaporkan hasil

observasi, refleksi, dan reaksi berupa masalah dan fenomena selama penelitian di

kelas berlangsung. Instrumen catatan lapangan dapat dilihat pada lampiran tabel

B.5.

5. Angket (Kuesioner)

Di dalam pengumpulan data digunakan instrumen berupa angket. Angket

diberikan kepada siswa pada saat sebelum siklus untuk melihat minat dan

kesulitan siswa terhadap pembelajaran bermain drama dan setelah siklus selesai

untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran bermain drama setelah

menggunakan model SAVI. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 142) “Angket

(kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”. “Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan

sebagai instrumen pengumpul data” (Arikunto dkk., 2010, hlm. 268). Bentuk

angket yang digunakan sebelum siklus adalah bentuk jawaban tertutup, tetapi

pada alternatif jawaban terakhir diberikan secara terbuka. “Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab secara

bebas” (Arifin, 2011, hlm. 166). Sedangkan angket yang digunakan setelah siklus

yaitu angket terbuka supaya siswa lebih bebas mengungkapkan apa yang sudah

dilaksanakan.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

58

Sebelum Siklus

A. Petunjuk pengisian

1. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat, dengan cara

memberi tanda centang ( ) pada huruf a, b atau c.

2. Apabila dari pilihan a, b atau c tidak ada yang sesuai, atau masih

memerlukan tambahan jawaban dapat menuliskan jawaban yang sesuai

pada huruf d.

3. Isilah dengan jujur dan sebenar-benarnya

Selamat mengerjakan

B. Identitas Siswa

1. Nama Lengkap :

2. Kelas :

3. Sekolah :

C. Pertanyaan

1. Menurutmu, apakah yang kamu rasakan dalam pembelajaran bermain

drama?

a. Menyenangkan

b. Biasa saja

c. Membosankan

d. .......................

2. Bagaimana pembelajaran bermain drama menurutmu?

a. Mudah

b. Biasa saja

c. Sulit

d. .......................

3. Menurutmu, apakah yang menyebabkan pembelajaran bermain drama

sulit?

a. Merasa kurang percaya diri

b. Sulit menghafalkan teks drama

c. Pembelajaran drama yang kurang menarik

d. .......................

4. Menurutmu, bagaimana agar pembelajaran bermain drama menjadi

menyenangkan?

a. Melihat video bermain drama

b. Bermain drama dilengkapi perlengkapan drama dan musik

c. Diberikan waktu latihan agar dapat menghafal teks drama

d. .........................

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

59

5. Menurutmu, cerita drama seperti apa yang kamu sukai?

a. Tentang kehidupan sehari-hari

b. Tentang binatang

c. Tentang cerita rakyat (seperti Sangkuriang)

d. .........................

Setelah Pelaksanaan Siklus

A. Petunjuk pengisian

Jawablah pertanyaan dengan jujur dan sebenar-benarnya

Selamat mengerjakan

B. Identitas Siswa

1. Nama Lengkap :

2. Kelas :

3. Sekolah :

C. Pertanyaan

1. Apakah perasaanmu senang setelah belajar bermain drama?Berikan

alasanmu!

2. Setelah belajar bermain drama, apakah ada peningkatan memerankan

tokoh drama dalam dirimu?Berikan alasanmu!

3. Apakah kamu tertarik jika dalam pembelajaran bermain drama terdapat

langkah-langkah menirukan gerakan tokoh, mendengarkan dialog tokoh

melalui video, mengamati tokoh melalui video dan melakukan tanya

jawab?Berikan alasanmu!

4. Ketika belajar dengan menirukan, mendengarkan dan melihat guru

memerankan tokoh drama, apakah memudahkan kamu untuk bermain

drama?Berikan alasanmu!

5. Manakah yang akan kamu pilih, bermain drama dengan langkah

menirukan gerakan tokoh, mendengarkan dialog tokoh, menggabungkan

dialog dengan ekspresi serta gestur tubuh dan melakukan diskusi dengan

teman atau tanpa diberi contoh memerankan tokoh drama?Berikan

alasanmu!

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

60

G. Analisis dan Interpretasi Data

Dalam penelitian diperoleh data yang kemudian dianalisis dengan

menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Menurut Kunandar (2012,

hlm. 124) “Data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskripsi persentase,

sedangkan data kualitatif dapat dianalisis secara kualitatif”. Penelitian ini

menggunakan analisis kualitatif yang digunakan untuk menganalisis data yang

menunjukkan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran yaitu respon

siswa terhadap implementasi model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual)

dalam pembelajaran bermain drama. Data untuk dianalisis berasal dari angket,

observasi, serta catatan lapangan. Selain itu, analisis kuantitatif digunakan untuk

mengetahui peningkatan kemampuan bermain drama siswa serta hasil lembar

evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa berupa pengertian drama, unsur

intrinsik drama dan menceritakan kembali isi cerita drama.

Data kualitatif yang telah didapatkan, dianalisis lalu dilanjutkan dengan

pengolahan data yang kemudian dideskripsikan. Lain halnya dengan data

kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes performance dan lembar evaluasi, data

dianalisis terlebih dahulu lalu diolah selanjutnya persentase dan nilai rata-ratanya

dihitung. Hasil tes siswa yang disajikan berbentuk tabel, sehingga dapat terlihat

lebih jelas skor yang diperoleh siswa.

Berikut ini merupakan rambu-rambu dalam tes performance untuk

penampilan bermain drama.

Tabel 3.1.

Format Penilaian Tes Performance Penampilan Bermain Drama

No. Aspek yang Dinilai Skala

Bobot Skor 1 2 3 4 5

1. Lafal 5

2. Intonasi 5

3. Ekspresi wajah 5

4. Gestur tubuh 5

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

61

Setiap penilaian aspek seperti lafal, intonasi, ekspresi wajah dan gestur

tubuh dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan yaitu lima kemudian

dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk hasil penampilan

bermain drama dengan skor maksimal 100.

Tabel 3.2.

Arti Skala

No Kategori Arti

1 SB Sangat Baik

2 B Baik

3 C Cukup

4 K Kurang

5 SK Sangat Kurang

Tabel 3.3.

Deskripsi Skala Nilai Aspek Bermain Drama

1. Lafal 5 Vokal sangat jelas terdengar dengan sangat

baik

4 Vokal terdengar jelas dan baik

3 Vokal terdengar cukup jelas dan baik

2 Vokal kurang terdengar jelas dan baik

1 Vokal tidak terdengar jelas dan baik

2. Intonasi 5 Tinggi rendah suara dan penekanan sangat

sesuai dengan refleksi watak tokoh

4 Tinggi rendah suara dan penekanan sesuai

dengan refleksi watak tokoh

3 Tinggi rendah suara dan penekanan cukup

sesuai dengan refleksi watak tokoh

2 Tinggi rendah suara dan penekanan kurang

sesuai dengan refleksi watak tokoh

1 Tinggi rendah suara dan penekanan tidak sesuai

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

62

dengan refleksi watak tokoh

3. Ekpresi

wajah

5 Mimik (wajah) sangat tepat sesuai tokoh yang

diperankan

4 Mimik (wajah) sangat sesuai tokoh yang

diperankan

3 Mimik (wajah) cukup sesuai tokoh yang

diperankan

2 Mimik (wajah) kurang sesuai tokoh yang

diperankan

1 Mimik (wajah) tidak sesuai tokoh yang

diperankan

4.Gestur

Tubuh

5 Gerakan tubuh sangat sesuai dengan aktivitas

tokoh

4 Gerakan tubuh sesuai dengan aktivitas tokoh

3 Gerakan tubuh cukup sesuai dengan aktivitas

tokoh

2 Gerakan tubuh kurang sesuai dengan aktivitas

tokoh

1 Gerakan tubuh tidak sesuai dengan aktivitas

tokoh

Tabel 3.4.

Kategori Nilai Penampilan Bermain Drama

NILAI KATEGORI

91≤ A ≤ 100 Sangat Baik

76 ≤ B ≤ 90 Baik

56 ≤ C ≤ 75 Cukup

41 ≤ D ≤ 55 Kurang

0 ≤ E ≤ 40 Sangat Kurang

Diadaptasi dari Sukmawati (2013, hlm. 56)

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

63

Rumus perhitungan persentase yang digunakan yaitu menurut Santoso

(dalam Sukmawati, 2013, hlm. 56) serta dianalisis menggunakan rambu-rambu

sebagai berikut.

P =

Keterangan:

P = persentase,

F = jumlah siswa yang memenuhi kategori,

N = jumlah keseluruhan siswa,

100 = bilangan konstanta

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus

menurut Aqib dkk. (2011, hlm. 41)

p = ∑

Sedangkan rumus menghitung rata-rata menggunakan menurut Sudjana

(2013, hlm. 109) sebagai berikut.

X = rata-rata

∑ = jumlah seluruh skor

N = banyaknya subjek

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/11369/6/S_PGSD_1003422_Chapter3.pdf3) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

64

Tabel 3.5.

Pedoman Tafsiran Data dalam % Kualitatif

Persentase Tafsiran

0 % Tak seorang pun

1% s.d. 24% Sebagian kecil

25% s.d. 49% Hampir Setengahnya

50% Setengahnya

51% s.d. 74% Sebagian besar

75% s.d. 99% Hampir semuanya

100% Semuanya

Diadaptasi dari Mulyana (dalam Soleha, 2000; Lyesmaya, 2013, hlm. 49)