bab iii metode penelitian a. metode dan desain...

14
14 Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena penelitian ini akan melihat hasil penerapan model pembelajaran pencapaian kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika terhadap suatu kelompok dalam kondisi kontrol. Akan tetapi karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak siswa maka penelitian yang dilakukan dapat dikatakan sebagai penelitian kuasi eksperimen (Ruseffendi, 2005: 35). Desain dalam penelitian ini berbentuk “Pretest-Posttest Control Group Design” atau desain kelompok kontrol pretest-posttest yang melibatkan dua kelompok atau dua kelas. Kelas pertama adalah kelompok eksperimen dan kelas kedua adalah kelompok kontrol. Pemilihan kelas dilakukan secara acak kelas terhadap kelas-kelas yang sudah ada. Hal tersebut dilakukan karena peneliti tidak mungkin memilih siswa untuk membentuk kelas baru. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan model kooperatif tipe co-op co-op, sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan model konvensional. Desain pada penelitian ini disusun dengan memperlihatkan hal-hal sebagai berikut: 1. Digunakan dua kelompok siswa yang berbeda yaitu kelompok pertama (eksperimen) dan kelompok kedua (kontrol). 2. Kedua kelompok diberikan tes awal (pretest)dan tes akhir (postest). Dengan memperlihatkan hal-hal tersebut di atas, maka desain dari penelitian ini menggunakan desain dari Ruseffendi (2005: 50), yaitu: A O X O A O O

Upload: hoanghuong

Post on 04-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

14

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

karena penelitian ini akan melihat hasil penerapan model pembelajaran

pencapaian kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika

terhadap suatu kelompok dalam kondisi kontrol. Akan tetapi karena pengambilan

sampel tidak dilakukan secara acak siswa maka penelitian yang dilakukan dapat

dikatakan sebagai penelitian kuasi eksperimen (Ruseffendi, 2005: 35).

Desain dalam penelitian ini berbentuk “Pretest-Posttest Control Group

Design” atau desain kelompok kontrol pretest-posttest yang melibatkan dua

kelompok atau dua kelas. Kelas pertama adalah kelompok eksperimen dan kelas

kedua adalah kelompok kontrol. Pemilihan kelas dilakukan secara acak kelas

terhadap kelas-kelas yang sudah ada. Hal tersebut dilakukan karena peneliti tidak

mungkin memilih siswa untuk membentuk kelas baru. Kelompok eksperimen

diberikan perlakuan dengan model kooperatif tipe co-op co-op, sedangkan

kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan model konvensional.

Desain pada penelitian ini disusun dengan memperlihatkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Digunakan dua kelompok siswa yang berbeda yaitu kelompok pertama

(eksperimen) dan kelompok kedua (kontrol).

2. Kedua kelompok diberikan tes awal (pretest)dan tes akhir (postest).

Dengan memperlihatkan hal-hal tersebut di atas, maka desain dari

penelitian ini menggunakan desain dari Ruseffendi (2005: 50), yaitu:

A O X O

A O O

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

15

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan:

A = Menunjukkan pengelompokan subjek penelitian secara acak kelas

X = Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Co-op Co-op

O = Tes awal (Pretest) dan tes akhir (Posttest)

B. Populasi dan Sampel

Menurut (Arikunto, 2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Berdasarkan pernyataan tersebut yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII salah satu SMP Negeri di Lembang

yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan di jalan raya lembang no 29.

Menurut (Arikunto, 2006: 131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti”. Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari populasi yang akan

diteliti dan dianggap menggambarkan populasinya. Dari keseluruhan kelas VIII

dipilih dua kelas untuk menjadi sampel. Pemilihan sampel ini menggunakan cara

acak kelas, yaitu dengan mengambil dua kelas secara acak dari keseluruhan kelas

VIII yang ada pada SMP tersebut. Satu kelas dijadikan kelompok eksperimen dan

satu kelas lagi sebagai kelompok kontrol.

Pada kelompok eksperimen akan diadakan pembelajaran dengan model

kooperatif tipe co-op co-op. Sedangkan, pada kelompok kontrol menggunakan

pembelajaran konvensional. Kelompok eksperimen dan kontrol akan diberikan tes

awal berupa pretest dan tes akhir berupa postest untuk mengetahui kemampuan

pemahaman konsep siswa.

C. Bahan Ajar

Menurut Winkel (Khairunnisa, 2010: 21) “Bahan ajar adalah materi

pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional pembelajaran.

Bahan ajar dapat berupa naskah, persoalan, gambar, isi audiocassette, isi

videocassette, dan sebagainya”.

Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

Siswa (LKS), alat peraga, dan buku paket matematika. LKS dikembangkan

berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang hendak

dicapai pada kurikulum KTSP. LKS diberikan pada kelompok eksperimen dan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

16

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kelompok kontrol, sehingga disesuaikan dengan model pembelajarannya dalam

tiap-tiap kelompok, dalam hal ini kelompok eksperimen menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan kelompok kontrol menggunakan

model pembelajaran konvensional, dalam hal ini pengerjaan LKS pada kelompok

kontrol dengan berdiskusi antara teman sebangku.

Selain LKS, tentunya dalam persiapan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

terdapat perangkat pembelajaran berupa RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran).

Dalam penelitian ini RPP yang disusun mengenai pokok bahasan bangun ruang

sisi datar, dengan sub pokok bahasan Prisma. Dari sub pokok bahasan Prisma

tersebut, dibuat empat buah RPP untuk kelompok eksperimen dan empat buah

RPP untuk kelompok kontrol. Sehingga, pada penelitian ini terdapat delapan buah

RPP.

Bahan ajar dan perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada

penelitian, sebelumnya telah dikonsultasikan terlebih dahulu pada dosen

pembimbing serta guru kelas VIII salah satu SMP Negeri di Lembang yang

dijadikan tempat penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini berasal dari instrumen tes

dan instrumen non-tes. Instrumen tes berupa tes kemampuan pemahaman konsep,

sedangkan instrumen non-tes berupa angket, lembar observasi, dan jurnal harian.

1. Instrumen Tes

Indrakusumah (Suherman, 2003: 65) menyatakan bahwa “Tes adalah suatu

alat atau prosedur yang sistematik dan obyektif untuk memperoleh data atau

keterangan tentang seseorang dengan cara yang cepat dan tepat”. Tes yang

digunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk mengumpulkan data mengenai

kemampuan pemahaman konsep siswa, khususnya pada konsep bangun ruang

prisma. Dalam instrumen tes ini, soal yang akan digunakan merupakan soal

bentuk essay. Karena menurut (Suherman, 2003: 77) “Dalam menjawab soal

essay, siswa dituntut untuk menjawabnya secara rinci, maka proses berpikir,

ketelitian, sistematika penyusunan dapat dievaluasi”. Terjadinya bias hasil

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

17

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

evaluasi dapat dihindari karena tidak adanya sistem tebakan atau untung-

untungan. Hasil evaluasi lebih dapat mencerminkan kemampuan siswa

sebenarnya.

Mengacu pada desain penelitian, tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu

pretest dan postest. Pretest diberikan untuk mengukur kemampuan awal

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedangkan postest diberikan untuk

mengukur peningkatan kemampuan pemahaman konsep pada kedua kelompok

tersebut.

Namun sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu instrumen

diujicobakan kepada siswa di luar sampel yang telah memperoleh materi yang

akan digunakan dalam penelitian. Pada kesempatan ini, instrumen diujicobakan

pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandung. Hal ini dilakukan agar dapat

terukur ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas) dari instrumen tersebut.

Sebelumnya, instrumen yang akan diuji dikonsultasikan terlebih dahulu kepada

dosen pembimbing. Data hasil uji coba kemudian dianalisis, untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas instrumen. Selain itu juga untuk mengetahui indeks

kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal. Untuk menganalisis instrumen

tersebut, dalam perhitungannya digunakan bantuan software AnatesV4.

Adapun kriteria penilaian atau penskoran kemampuan pemahaman konsep

yang akan digunakan menurut Abrahaman (Zubaedah, 2008: 38)

mengelompokkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam kategori Tidak

Paham (TP), Miskonsepsi (M), Miskonsepsi Sebagian (MS), Paham Sebagian

(PS), Paham Seluruhnya (P), sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1

Kriteria Penskoran Kemampuan Pemahaman Konsep

Tingkat

Pemahaman Kriteria Skor

Tidak

paham

1. Jawaban kosong

2. Mengulang pertanyaan

3. Jawaban tidak relevan atau tidak jelas

4. Tidak memberikan penjelasan untuk jawaban

yang dipilih

0

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

18

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2222 YYnXXn

YXXYnrxy

Tingkat

Pemahaman Kriteria Skor

Miskonsepsi Jawaban mengandung kesalahan konsep yang

mendasar tentang konsep yang dipelajari. 1

Miskonsepsi

Sebagian

Jawaban memberikan sebagian informasi yang

benar tetapi juga menunjukkan adanya kesalahan

konsep dalam menjelaskan.

2

Paham

Sebagian

Jawaban sebagian besar benar dan mengandung

paling sedikit satu konsep secara ilmiah tetapi

tidak seluruh konsep dan tidak mengandung

kesalahan konsep.

3

Paham

Seluruhnya

Jawaban benar dan lengkap mengandung seluruh

bagian konsep yang diterima secara ilmiah. 4

a. Uji Validitas Butir Soal

Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut

mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi (Suherman, 2003: 102).

Cara menentukan tingkat (indeks) validitas adalah dengan menghitung koefisien

korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur

lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi

sehingga hasil evaluasi yang digunakan sebagai kriteria itu telah mencerminkan

kemampuan siswa sebenarnya. Makin tinggi koefisien korelasinya makin tinggi

pula validitas alat ukur tadi.

Untuk mencari koefisien validitas tes uraian bisa menggunakan rumus

korelasi produk moment memakai angka kasar (raw score) (Suherman, 2003:

120) yaitu:

Keterangan: xyr Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = Banyak subjek

X = Nilai rata-rata harian tes matematika

Y = Nilai hasil tes yang akan dicari koefisien validitasnya

Klasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien validitas

menurut Suherman (2003: 113) adalah sebagai berikut:

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

19

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

2

11 11

t

i

s

s

n

nr

Tabel 3.2

Klasifikasi Validitas Instrumen

Nilai xyr Interpretasi

0,90 ≤ xyr < 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)

0,70 ≤ xyr < 0,90 Validitas tinggi (baik)

0,40 ≤ xyr < 0,70 Validitas sedang (cukup)

0,20 ≤ xyr < 0,40 Validitas rendah (kurang)

0,00 ≤ xyr < 0,20 Validitas sangat rendah

xyr < 0,00 Tidak valid

Berdasarkan perhitungan dan interpretasi dari kategori-kategori di atas,

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Analisis Validitas Tiap Butir Soal Nomor Soal Koefisien Korelasi ( ) Interpretasi

1 0,199 Validitas sangat rendah

2 0,546 Validitas sedang

3 0,780 Validitas tinggi

4 0,028 Validitas sangat rendah

5 0,829 Validitas tinggi

6 0,354 Validitas rendah

7 0,670 Validitas sedang

8 0,784 Validitas tinggi

Hasil analisis perhitungan validitas setiap butir soal instrumen tes

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2 halaman 142.

b. Reliabilitas Butir Soal

“Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketepatan alat evaluasi

dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu”

(Ruseffendi, 2005: 158). Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien

reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha seperti di bawah ini:

Keterangan : n = banyak butir soal

2

is = jumlah varians skor setiap item

2

ts = varians skor total

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

20

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SMI

XXDP BA

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi

dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guilford (Suherman, 2003:

139).

Tabel 3.4

Klasifikasi Interpretasi Derajat Reliabilitas

Nilai 11r Interpretasi

11r ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ 11r < 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40 ≤ 11r < 0,70 Derajat reliabilitas sedang

0,70 ≤ 11r < 0,90 Derajat reliabilitas tinggi

0,90 ≤ 11r ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas, diperoleh nilai koefisien

reliabilitas sebesar 0,64 dengan interpretasi derajat reliabilitas sedang. Adapun

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.3 halaman 143.

c. Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui

jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut

(Suherman, 2003: 159). Dengan kata lain, daya pembeda sebuah butir soal adalah

kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi (siswa) yang pandai atau

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus sebagai

berikut (Suherman, 2003: 146):

Keterangan : DP = Daya pembeda

= Rata-rata siswa pada kelompok atas

= Rata-rata siswa pada kelompok bawah

SMI = Skor Maksimum Ideal tiap butir soal

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan

(Suherman, 2003: 161) adalah sebagai berikut:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

21

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SMI

XIK i

Tabel 3.5

Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

Berdasarkan perhitungan dan interpretasi dari kategori-kategori di atas,

diperoleh hasil berikut:

Tabel 3.6

Daya Pembeda Tiap Butir Soal

Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,09 Jelek

2 0,45 Baik

3 0,41 Baik

4 0,04 Jelek

5 0,27 Cukup

6 0,13 Jelek

7 0,54 Baik

8 0,72 Sangat baik

Hasil perhitungan daya pembeda setiap butir soal instrumen tes,

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.4 halaman 144.

d. Indeks kesukaran

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang

disebut Indeks Kesukaran. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal

(Suherman, 2003: 170) adalah:

Keterangan:

IK : Indeks kesukaran

iX : Rata-rata skor jawaban soal ke-i

SMI : Skor maksimal ideal soal ke-i

Klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan (Suherman,

2003: 170) adalah:

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

22

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.7

Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran

Nilai IK Interpretasi

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang

0,70 < IK < 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

Berdasarkan perhitungan dan interpretasi dari kategori-kategori di atas,

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.8

Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal Nomor Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,47 Soal sedang

2 0,68 Soal sedang

3 0,66 Soal sedang

4 0,72 Soal mudah

5 0,59 Soal sedang

6 0,29 Soal sukar

7 0,68 Soal sedang

8 0,47 Soal sedang

Adapun penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5 halaman 145.

2. Instrumen Non-Tes

a. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan lembar pengamatan siswa, guru dan proses

pembelajaran berlangsung. Manfaat dari lembar observasi adalah mengetahui hal-

hal yang tidak dapat diamati oleh peneliti dalam pelaksanaan evaluasi. Lembar

observasi diisi oleh observer ketika pembelajaran berlangsung.

b. Jurnal harian

Jurnal adalah karangan yang dibuat siswa sesudah selesai pembelajaran,

isinya berkenaan dengan pembelajaran yang berupa kesan, pesan atau inspirasinya

(Suherman, 2003: 7).

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

23

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh

siswa untuk mengetahui sikap dan respons siswa terhadap pembelajaran yang

diterapkan.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap sebagai

berikut.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu:

a. Melakukan observasi ke sekolah,

b. Menyusun proposal penelitian,

c. Seminar proposal,

d. Melakukan perizinan penelitian,

e. Menyusun rencana pembelajaran dan instrumen penelitian,

f. Mengonsultasikan rencana pembelajaran dan instrumen penelitian kepada

dosen pembimbing,

g. Judgement rencana pembelajaran dan instrumen penelitian dengan dosen

pembimbing,

h. Melakukan uji coba intrumen tes,

i. Menganalisis dan merevisi hasil uji coba instrumen tes.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah melakukan persiapan maka dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan,

yaitu:

a. Pada tahap pelaksanaan langkah pertama adalah memberikan pretest kepada

siswa pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol,

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kedua kelompok,

c. Meminta observer melakukan observasi ketika proses pembelajaran

berlangsung di kelompok eksperimen,

d. Memberikan jurnal harian setelah selesai pembelajaran di kelompok

eksperimen,

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

24

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Memberikan postest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

f. Memberikan angket kepada siswa di kelompok eksperimen.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir yang dilakukan, yaitu:

a. Melakukan pengolahan dan analisis data kuantitatif terhadap hasil tes

kemampuan pemahaman konsep siswa,

b. Melakukan pengolahan dan analisis data kualitatif terhadap lembar observasi,

jurnal harian, dan angket,

c. Mengambil kesimpulan terhadap hasil analisis data yang telah dilakukan,

d. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data di lapangan diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan seleksi data untuk kemudian diolah dan dianalisis. Data yang diperoleh

dari lapangan, peneliti kategorikan ke dalam dua kategori, yaitu data yang bersifat

kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif. Data kuantitatif berupa data hasil tes

kemampuan pemahaman konsep siswa pada dua kelompok sampel, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengolahan data kuantitatif

menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0 for Windows dan Microsoft office

excel 2007. Sementara itu, data kualitatif berupa data yang diperoleh dari

pengisian format lembar observasi, jurnal harian, dan angket.

1. Data Kuantitatif

a. Analisis Data Skor Pretest

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel yang

dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Dalam mencari normalitas dari

distribusi masing-masing kelompok, maka pengujian dilakukan dengan

menggunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov Z atau Shapiro Wilk.

2) Uji Homogenitas

Jika sampel berdistribusi normal, maka analisis data dilanjutkan dengan uji

homogenitas varians. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

25

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang dihasilkan memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini

dengan menggunakan Lavene’s Test.

3) Uji Perbedaan Rata-rata (Dua Pihak)

Uji perbedaan rata-rata (dua pihak) untuk mengetahui apakah kemampuan

awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama atau tidak. Berikut

diuraikan langkah-langkah uji perbedaan rata-rata:

a) Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka uji perbedaan rata-rata

data tes dengan menggunakan uji t.

b) Jika sampel berdistribusi normal dan tidak homogen, uji perbedaan rata-rata

data tes dengan menggunakan uji t’.

c) Jika sampel tidak berdistribusi normal, maka dilakukan statistik uji non-

parametrik dengan menggunakan uji Mann-Whitney.

b. Analisis Data Skor Postest

Analisis data skor postest dilakukan untuk menguji hipotesis, jika

kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda

secara signifikan. Dalam menganalisis data skor postest tahapannya hampir sama

dengan menganalisis data skor pretest, hanya saja pada uji kesamaan rata-rata

analisis data skor postest dilakukan dengan uji satu pihak.

1) Uji Normalitas

2) Uji Homogenitas

3) Uji Perbedaan Rata-rata (Satu Pihak)

Uji perbedaan rata-rata (satu pihak) dilakukan untuk melihat apakah rata-

rata kemampuan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran

matematika dengan model kooperatif tipe co-op co-op lebih baik daripada siswa

yang memperoleh pembelajaran konvensional. Jika salah satu atau kedua data

tidak berdistribusi normal, maka dilakukan statistic uji non-parametik dengan

menggunakan uji Mann-Whitney.

c. Analisis Data Skor Gain Ternormalisasi

Analisis data skor gain ternormalisasi dilakukan untuk menguji hipotesis,

jika kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda

secara signifikan.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

26

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pretest

pretestposttest

skorSMI

skorskorsindeksgain

Rumus indeks gain menurut Meltzer (Wulandari, 2011: 54) adalah sebagai

berikut:

Kriteria interpretasi indeks gain yang dikemukakan oleh Hake (Wulandari,

2011: 54):

Tabel 3.9

Kriterian Indeks Gain Indeks gain Kriteria

g > 0, 70 Tinggi

0, 30 < g ≤ 0, 70 Sedang

g ≤ 0, 30 Rendah

2. Data Kualitatif

a. Analisis Data Hasil Lembar Observasi

Data hasil observasi diinterpretasikan dalam bentuk kalimat dan

dirangkum untuk membantu menggambarkan suasana pembelajaran yang

dilakukan.

b. Analisis Data Jurnal Siswa

Pengolahan data yang diambil dengan jurnal adalah dengan

mengelompokkan kesan siswa yang memberikan komentar positif, biasa, negatif

dan yang tidak berkomentar.

c. Analisis Data Hasil Angket Siswa

Derajat penilaian siswa terhadap suatu pernyataan dalam angket terbagi ke

dalam empat kategori, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan

Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk itu selanjutnya, skala kualitatif tersebut

ditransfer ke dalam skala kuantitatif (Suherman, 2001: 191):

1) Untuk pernyataan yang bersifat positif, jawaban SS diberi skor 5, S diberi

skor 4, TS diberi skor 2 dan STS diberi skor 1.

2) Untuk pernyataan yang bersifat negatif, jawaban SS diberi skor 1, S diberi

skor 2, TS diberi skor 4, dan STS diberi skor 5.

Untuk mengukur data angket digunakan rumus sebagai berikut:

n

fp x 100%

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/1661/6/S_MTK_0602370_CHAPTER3.pdf · kelompok atau dua kelas. ... yang memiliki NPSN 20206097 dan beralamatkan

27

Hanni Pratiwi, 2013 Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe Co-Op Dalam Pembelajarann Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan:

p = Persentase jawaban

f = Frekuensi jawaban

n = Banyaknya responden

Setelah dianalisis kemudian dilakukan interpretasi dengan menggunakan

kategori persentase sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Persentase Angket

Persentase Jawaban Interpretasi

p = 0 Tak seorang pun

0 < p < 25 Sebagian kecil

25 p< 50 Hampir setengahnya

p = 50 Setengahnya

50 < p < 75 Sebagian besar

75 p < 100 Hampir seluruhnya

p = 100 Seluruhnya