bab iii metode penelitian a. lokasi dan waktu...

21
Risti Gusyah, 2014 Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigugur yang luasnya 3.536,56 Ha terdiri dari 5 Desa dan 5 Kelurahan yaitu Desa Gunung Keling, Desa Cisantana, Desa Cileuleuy, Desa Babakanmulya, Desa Puncak, Kelurahan Cigadung, Kelurahan Cigugur, Kelurahan Cipari, Kelurahan Sukamulya, dan Kelurahan Winduherang. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Cigugur merupakan daerah yang difokuskan dalam usaha peternakan di Kabupaten Kuningan. Berikut adalah Luas Desa dan Kelurahan yang ada di Kecamatan Cigugur. Tabel 3.1 Luas Desa dan Kelurahan di Kecamatan Cigugur No Desa/Kelurahan Luas Daerah 1 Cileuleuy 2,67 km 2 2 Babakanmulya 2,64 km 2 3 Cigadung 2,26 km 2 4 Gunungkeling 2,1 km 2 5 Puncak 3,51 km 2 6 Cigugur 4,73 km 2 7 Cipari 0,9 km 2 8 Cisantana 7,54 km 2 Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, 2012 Secara administratif batas-batas Kecamatan Cigugur adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara : Kecamatan Kramatmulya 2. Sebelah selatan : Kecamatan Darma 3. Sebelah timur : Kecamatan Kuningan 4. Sebelah barat : Kecamatan Kadugede

Upload: ngohanh

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigugur yang luasnya 3.536,56

Ha terdiri dari 5 Desa dan 5 Kelurahan yaitu Desa Gunung Keling, Desa

Cisantana, Desa Cileuleuy, Desa Babakanmulya, Desa Puncak, Kelurahan

Cigadung, Kelurahan Cigugur, Kelurahan Cipari, Kelurahan Sukamulya, dan

Kelurahan Winduherang. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa

Kecamatan Cigugur merupakan daerah yang difokuskan dalam usaha

peternakan di Kabupaten Kuningan. Berikut adalah Luas Desa dan Kelurahan

yang ada di Kecamatan Cigugur.

Tabel 3.1 Luas Desa dan Kelurahan di Kecamatan Cigugur

No Desa/Kelurahan Luas Daerah 1 Cileuleuy 2,67 km

2

2 Babakanmulya 2,64 km2

3 Cigadung 2,26 km2

4 Gunungkeling 2,1 km2

5 Puncak 3,51 km2

6 Cigugur 4,73 km2

7 Cipari 0,9 km2

8 Cisantana 7,54 km2

Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, 2012

Secara administratif batas-batas Kecamatan Cigugur adalah sebagai

berikut:

1. Sebelah utara : Kecamatan Kramatmulya

2. Sebelah selatan : Kecamatan Darma

3. Sebelah timur : Kecamatan Kuningan

4. Sebelah barat : Kecamatan Kadugede

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

20

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kecamatan Cigugur memiliki luas wilayah 27,77 km2 dengan 1293,8

ha lahan sawah dan 1149,52 ha lahan kering Sehingga mayoritas penduduk

Kecamatan Cigugur bermatapencaharian sebagai petani dan peternak.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

21

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

22

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan untuk memperoleh,

mengumpulkan dan menganalisis data penelitian. Dalam penelitian ini

metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kuantitatif. Metode ini

digunakan untuk memaparkan kondisi dari lingkungan dan hubungannya

dengan tingkat kesehatan masyarakat di sekitar usaha peternakan. Penelitian

ini dilakukan untuk memperoleh, menggali informasi dan menghitung data

mengenai keadaan tingkat kesehatan masyarakat di sekitar usaha peternakan.

Pelaksanaan metode ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan

penyusunan data saja, akan tetapi meliputi analisis dan interpretasi data. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Koentjaraningrat (1991:120) sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode penilaian bersifat deskriptif yang bertujuan

untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau

kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu

suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.”

Dalam penelitian ini peneliti menggunkan metode deskriptif untuk

dapat mengungkapkan pengaruh kualitas lingkungan di sekitar usaha

peternakan terhadap tingkat kesehatan masyarakat di Kecamatan Cigugur.

Metode deskriptif kualitatif dianggap cocok untuk memaparkan kualitas

lingkungan dan tingkat kesehatan masyarakat di Kecamatan Cigugur.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sumaatmadja (1988:112) menyatakan populasi adalah

keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang akan kita teliti, yang ada

di daerah penelitian menjadi objek penelitian geografi. Dalam penelitian ini

peneliti mengambil populasi yaitu :

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

23

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Populasi wilayah meliputi seluruh lahan pemukiman di Kecamatan

Cigugur yang terdiri dari Desa dan Kelurahan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kepadatan ternak di Desa/Kelurahan yang memiliki ternak

sapi

No Desa/Kelurahan Luas Daerah Jumlah

Ternak Sapi

Kepadatan

ternak/km2

1 Cileuleuy 2,67 km2

58 22

2 Babakanmulya 2,64 km2 75 28

3 Cigadung 2,26 km2 6 3

4 Gunungkeling 2,1 km2 279 133

5 Puncak 3,51 km2 253 73

6 Cigugur 4,73 km2 1307 276

7 Cipari 0,9 km2 1229 1366

8 Cisantana 7,54 km2 1627 216

Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, 2013

2. Populasi penduduk adalah seluruh masyarakat yang tinggal di

Kecamatan Cigugur terdiri dari 13,054 kk terdiri dari 44,227 jiwa.

2. Sampel

Menurut Pabundu Tika (2005:35) sampel adalah sebagian dari objek

atau individu-individu yang mewakili suatu populasi. Sedangkan menurut

sumaatmadja (1988:112) adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang

mewakili populasi yang bersangkutan. Dalam penelitian ini peneliti

mengambil sampel yaitu :

Metode pengambilan sampel dilakukan secara simple random

sampling. Metode ini dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Cara demikian dilakukan karena anggota populasi dianggap

homogen. Dalam penelitian ini digunakan sampel wilayah dan sampel

manusia.

a) Sampel Wilayah

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

24

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian ini daerah yang dijadikan sampel yaitu di dapat dari peta

administratif yang dioverlay dengan Penggunaan lahan yang dapat di lihat

di gambar 1.2 (Peta Penggunaan Lahan). Sampel yang diambil dalam

penelitian ini berdasarkan luas lahan pemukiman di Kecamatan Cigugur

karena penelitian ini membahas tingkat kesehatan masyarakat di sekitar

usaha peternakan. Berdasarkan data luas lahan pemukiman yang terdapat

di Kecamatan Cigugur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Luas wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Cigugur

No Desa/Keluraham

Luas

Daerah

(km2)

Luas

Pemukiman

(Ha)

Jumlah

ternak

sapi

Kepadatan

ternak/km2

1 Cileuleuy 2,67

8,6 58 22

2 Babakanmulya 2,64 15,76 75 28

3 Cigadung 2,26 122,5 6 3

4 Gunungkeling 2,1 1,96 279 133

5 Puncak 3,51 12,30 253 73

6 Cigugur 4,73 97,28 1307 276

7 Cipari 0,9 126,9 1229 1366

8 Cisantana 7,54 74,47 1627 216

Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, 2013

Pada tabel 3.3 terlihat kepadatan ternak di setiap desa/kelurahan

bervareasi, daerah yang memiliki kepadatan ternak/km2 tertinggi yaitu

desa cisantana sekitar 1627/km2 dan daerah yang memiliki kepadatan

ternak/km2 yaitu Kelurahan Cigadung sekitar 3/km

2.

Untuk memudahkan pengambilan sampel maka data tersebut

diklasifikasikan berdasarkan luas pemukiman (Ha) hal ini dilakuakan

karena lokasi penempatan kandang berada di dalam area pemukiman,

dengan klasifikasi sempit, sedang dan luas yang dapat dilihat dari tabel 3.2

sebagai berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Luas wilayah pemukiman di Kecamatan Cigugur

Luas Tanah Pemukiman (Ha) Klasifikasi

1,96 – 43,61 Sempit

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

25

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

43,62 – 85,27 Sedang

85,28 – 126,93 Luas Sumber: Peneliti

Dapat dilihat dari tebel 3.4 wilayah yang mempunyai luas tanah

pemukiman 1,96 – 43,61 Ha termasuk ke dalam wilayah dengan

klasifikasi sempit. Wilayah yang mempunyai luas tanah pemukiman 43,62

– 85,27 Ha termasuk ke dalam wilayah dengan klasifikasi sedang dan

Wilayah yang mempunyai luas tanah pemukiman 85,28 – 126,93 Ha

termasuk ke dalam wilayah dengan klasifikasi luas. Desa/Kelurahan yang

memiliki klasifikasi sempit, sedang dan luas dapat dilihat pada tabel 3.5

sebagai berikut:

Tabel 3.5 Klasifikasi luas daerah dan kepadatan ternak

No Klasifikasi

Luas Daerah Desa/Kelurahan

Kepadatan

ternak/Ha

1 Sempit Babakanmulya

Cileuleuy

Gunungkeling

Puncak

28

22

133

73

2 Sedang Cisantana 216

3 Luas Cigadung

Cigugur

Cipari

3

276

1366 Sumber : Peneliti

Berdasarkan data luas daerah dan jumlah ternak sapi yang ada di

Kecamatan Cigugur maka dipilih sampel wilayah dengan menggunkan

penarikan sampel acak berstrata (stratified random sampling) maka dipilih

sampel wilayah yang terdapat di cisantana, cipari dan cileuleuy pemilihan

sampel ini disebabkan karena di ke tiga desa/kelurahan tersebut dianggap

mewakili wilayah di Kecamatan Cigugur yang memiliki usaha peternakan

sapi yang berada di wilayah pemukiman.

b) Sampel Manusia

Dalam penelitian ini ditentukan sampel manusia yang nantinya

menjadi responden, karena yang terkena dampak langsung terhadap

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

26

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kesehatan dari adanya usaha peternakan sapi adalah masyarakat tersebut

makan penelitian ini mengambil sampel manusia yang ditemtukan

berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh (Dixon dan B Leach dalam

Moh. Pabundu Tika, 2005:35) yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan persentase Karakteristik (P)

b. Menentukan Variabilitas (V)

Keterangan:

P = Persentase karakteristik sampel yang dianggap benar

C = Confident limit/batas kepercayaan (%)

c. Menentukan Jumlah Sampel (n)

[

]

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

Z = Confidence level, nilai confidence level 95% adalah 1,96%

V = Variabel yang dapat diperoleh

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

27

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C = Confident limit/batas kepercayaan (%) dalam penelitian

diambil 10%

[

]

[

]

[ ]

,03

d. Menentukan Jumlah Sampel yang dikoreksi dengan rumus:

Keterangan:

n1 = Jumlah sampel yang telah dikoreksi (dibetulkan)

n = Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus (I)

N = Jumlah populasi (kepala keluarga)

Karena populasinya merupakan jumlah penduduk sehingga untuk

memudahkan menentukan sampelnya maka angka tersebut dibulatkan

menjadi 80 sampel (responden). Untuk lebih jelasnya dapat dihitung dalam

perhitungan berikut:

1. Desa/Kelurahan Cisantana jumlah 1892 KK, sehingga

persentasenya sebagai berikut:

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

28

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jadi sampel penduduknya adalah 36

2. Desa/Kelurahan Cipari jumlah 1144 KK, sehingga persentasenya

sebagai berikut:

Jadi sampel penduduknya adalah 22

3. Desa/Kelurahan Cileuleuy jumlah 1162 KK, sehingga

persentasenya sebagai berikut:

Jadi sampel penduduknya adalah 22, Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.6 Jumlah sampel Penelitian

No Nama Desa/Kelurahan Jumlah KK Jumlah Sampel

1 Cisantana 1892 36

2 Cileuleuy 1162 22

3 Cipari 1144 22

4198 80 Sumber: Peneliti

D. Variabel Penelitian

Menurut Kidder (dalam Sugiono 2012:3) Variabel adalah suatu kualitas

(qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Biasanya dalam penelitian terdapat dua macam variabel yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Variabel bebas (Independent variabel) adalah variabel

yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent. Variabel

antara (Intervening variabel) adalah variabel yang menjadi penghubung

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

29

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

antara variabel bebas dan terikat. Variabel terikat (Dependent variabel)

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya

variabel bebas. Berikut adalah Variabel Penelitian yang diuraikan oleh

peneliti.

Tabel 3.7 Variabel Penelitian Kualitas Lingkungan sekitar usaha

peternakan di Kecamatan Cigugur

Variabel Bebas Variabel Antara Variabel Terikat

Usaha Peternakan Kualitas Lingkungan Tingkat kesehatan

masyarakat

E. Alat dan Bahan

1. Alat :

1. Alat Tulis untuk mencatat hasil dari penelitian.

2. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan berbagai objek di

lokasi penelitian.

3. Laptop untuk mengolah data, baik itu data fisik maupun data sosial

2. Bahan:

a) Peta Topografi Lembar 1309 – 122 Kuningan, Skala 1 : 25.000

b) Peta Rupa Bumi Lembar 1309 – 122 Kuningan, Skala 1 : 25.000

c) Peta Geologi Lembar Arjawinangun skala 1:100.000

d) Pedoman wawancara untuk mengetahui data fisik dan sosial di

lapangan dan instansi terkait

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data

yaitu data primer dan data sekunder.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

30

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Data Primer, merupakan data langsung yang diperoleh dari lapangan

dengan cara :

a) Observasi

Observasi yaitu pengambilan data yang dilakukan melalui

pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

b) Wawancara

Wawancara berupa kuesioner pada responden dilakukan dengan

menggunkana item-item yang akan ditentukan dalam pedoman

wawancara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

Mengenai; kesehatan masyarakat, masyarakat tentang lingkungan

dan kebijakan pemerintah terkait penanganan limbah dan bantuan.

2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi

terkait, melalui :

a) Studi Dokumentasi

Studi ini dilakukan untuk mencari data mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan penelitian berupa catatan, transkrip, atau agenda

yang berhubungan dengan daerah penelitian.

b) Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan sejumlah teori dan

konsep-konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi

dengan jalan mempelajari jurnal, makalah, skripsi dan buku-buku

yang relevan.

c) Studi Pustaka

Studi pustaka adalah suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis

melalui kepustakaan, bertujuan untuk memperoleh data dari

berbagai buku untuk menunjang masalah penelitian, terutama

menyangkut pengaruh kualitas lingkungan terhadap tingkat

kesehatan masyarakat.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

31

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Definisi Oprasional

Judul Penelitian ini adalah “Hubungan Kualitas Lingkungan

dengan Tingkat Kesehatan Masyarakat Sekitar Usaha Peternakan di

Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan”. Agar terjadi keselarasan

dalam penafsiran, berikut akan diuraikan mengenai beberapa istilah yang

terdapat dalam judul.

1. Kualitas Lingkungan

Kualitas Lingkungan menurut Budiyanto diartikan sebagai keadaan

lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi

kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu

dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang betah/kerasan

tinggal ditempatnya sendiri. Kualitas lingkungan dilihat dari indikator

yaitu kualitas air dan kualitas udara.

2. Tingkat Kesehatan Masyarakat

Dalam teori simpul (Achmadi, 1987; 2005; 2012) diskusi

kesehatan masyarakat yakni penyakit sebagai hasil akhir hubungan

interaksi manusia dengan lingkungannya. Hubungan manusia dengan

genomic statusnya, manakala berinteraksi dengan lingkungan akan

menghasilkan kondisi sehat atau kondisi sakit.

Indikator tingkat kesehatan masyarakat dilihat dari; Intensitas

Sakit, Jenis Penyakit, Waktu terjadinya sakit, Biaya yang dikeluarkan

untuk kesehatan dan Jenis Pelayanan Kesehatan yang dipilih oleh

masyarakat.

H. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data, meliputi tahap-tahap sebagai berikut;

a) Editing data

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

32

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Editing data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan

dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup

baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut.

2. Coding dan Frekuensi

Coding adalah usaha untuk pengklasifikasian jawaban dari

responden menurut macamnya.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah proses penyususnan dan analisis data dalam bentuk

tabel.

4. Skoring

skoring merupakan langkah dalam proses penentuan skor atas setiap

jawaban dari setiap responden.

5. Interpretasi data

Interpretasi data dilakukan dalam rangka mendeskripsikan data yang

telah diperoleh yang telah melalui beberapa tahap seperti tahap

editing, coding, scoring utuk akhirnya di tabulasikan dan di analisis

terhadap data dan informasi yang terdapat pada responden yang

dijadikan sampel.

I. Analisis Data

Menurut Sumaatmadja (1988) dalam Al-Gifari (2011:38) analisis

data merupakan pengolahan dan interpretasi data untuk menguji kebenaran

hipotesis dan untuk menarik kesimpulan hasil penelitian.

Teknik analisis data yaitu suatu teknik yang digunakan untuk

menganalisis data yang telah terhimpun sehingga menghasilkan sebuah

kesimpulan. Tahap ini diawali dengan menginventarisasikan data yang

telah terkumpul, kemudian data tersebut diidentifi, klasifikasi dan analisa,

lalu akan memperoleh sebuah kesimpulan.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

33

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian kualitas lingkungan sekitar usaha peternakan di

Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, yang difokuskan dalam

penelitian kualitas lingkungan dan tingkat kesehatan masyarakat, berikut

analisis yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan rumusan maslah di bab

sebelumnya:

1. Analisis Kualitas Lingkungan

a) Analisis Kualitas Air Bersih

Untuk analisis kualitas air bersih peneliti menggunakan analisis

laboratorium sesuai dengan PERMENKES RI No. 416/Menkes/Per/

IX/90 dan analisis dari hasil wawancara dengan penduduk sekitar

usaha peternakan untuk kualitas udara dilingkungan pemukiman

b) Analisis Kualitas Udara

Peneliti tidak mendapatkan data sekunder mengenai kualitas udara

terutama kualitas udara di sekitar usaha peternakan, untuk itu

peneliti mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh Dr. Ir.

Muladro MSA (dalam Jurnal dampak sub sektor peternakan sapi

terhadap lingkungan) Berdasarkan jumlah pakan yang dikonsumsi

oleh setiap ekor sapi, jumlah manure yang dihasilkan berkisar antara

10-30 kg untuk sapi potong dan berkisar antara 40-60 kg untuk sapi

perah. Di bawah ini disajikan kuantitas yang dihasilkan pada

pemeliharaan sapi potong dan sapi perah secara intensif.

Tabel 3.8 Kuantitas beberapa komponen yang dibutuhkan oleh dan

dihasilkan dari sapi yang dipelihara secara intensif.

Komponen Jenis Ternak

Sapi Potong Sapi Perah

Kisaran berat badan sapi 250 – 500 kg/ekor 500 – 650 kg/ekor

Lama Pemeliharaan 100-180 hari Tergantung masa laktasi

Pakan yang diberikan 8 – 16 kg/ekor/hari 15 – 25 kg/ekor/hari

Air yang diperlukan 40 – 120 liter/ekor/hari 60 – 320 liter/ekor/hari

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

34

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Manure ang dihasilkan 10 – 30 kg/ekor/hari 40 – 60 kg/ekor/hari

Gas Methane 0,25 m3/ekor/hari 0,25 m

3/ekor/hari

Sumber: Dampak pembangunan sub sektor peternakan sapi terhadap Lingkungan 2010

Dari angka-angka yang tampak pada Tabel 3.8 tersebut, kita dapat

menghitung secara gampang kuantitas manure yang dihasilkan per hari,

apabila jumlah ternak yang dipelihara sangat besar, maka masalah

lingkungan yang ditimbulkan oleh kotoran ternak yang dihasilkan juga

sangat besar, selain mengetahui jumlah methane dalam kotoran sapi

berikut dapat diketahui pula kandunga organik dan anorganik yang

terdapat dalam kandungan feses sapi terutama saat dalam keadaan basah.

Tabel 3.9Komposisi fases yang dihasilkan (dalam keadan basah) pada

ternak sapi

Komponen Jenis Ternak

Sapi Potong Sapi Perah

Bahan Kering 9,9 8,1

Bahan Organik 7,6 5,9

Total Carbon 4,8 2,8

Total Nitrogen 0,62 0,35

N-NH4 0,34 0,18

P2O5 0,39 0,17

K2O 0,65 0,51

CaO 0,29 0,21

MgO 0,13 0,07

Na2O 0,07 0,07

Rasio C:N 7,7 8

PH 7,7 7,6 Sumber: Dampak pembangunan sub sektor peternakan sapi terhadap Lingkungan 2010

2. Analisis tingkat kesehatan masyarakat

a) Intensitas Sakit

Untuk analisis tingkat kesehatan masyarakat dilakukan dengan

menganalisis intensitas sakit untuk mengetahui tingkat kesehatan

masyarakat di lingkungan tersebut, dimana semakin sering masyarakat

sakit setiap satu tahun terakhir, maka nilai/bobot yang diberikan besar

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

35

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

begitupun sebaliknya masyarakat yang mengalami sakit jarang atau

bahkan tidak sakit selama satu tahun terakhir maka akan diberikan

nilai/bobot kecil. Berikut adalah analisis penilaian/pembobotan mengenai

tingkat kesehatan masyarakat:

Tabel 3. 10 Nilai intensitas sakit di Cisantana, Cipari dan Cileuleuy

No Intensitas Sakit Nilai/Bobot

1 1 kali/tahun 1

2 2 kali/tahun 2

3 3 kali/tahun 3

4 4 kali/tahun 4 Sumber:Peneliti

Dari Tabel 3.10 mengenai intensitas sakit diberi nilai dari 1 – 4,

Sehingga semakin besar nilai dari intensitas sakit, maka semakin buruk

tingkat kesehatan masyarakat di Desa/Kelurahan tersebut begitu pula

semakin kecil nilai yang dihaslkan maka semakin baik tingkat kesehatan

masyarakat di lokasi penelitian, sesuai dengan jumlah sampel yang telah

dihitung menggunakan rumus Dixon dan B Leach (dalam Moh. Pabundu

Tika, 2005:35), Desa Cisantana memiliki sampel 36 respondeng lebih

banyak dibandingkan dengan Desa Cileuleuy dan Kelurahan Cipari, untuk

itu kategori yang diberikan pun berbeda sesuai dari hasil hitung jumlah

responden, berikut adalah kategori tingkat kesehatan masyarakat di Desa

Cisantana

Tabel 3.11 Nilai dan Kategori Intensitas Sakit di Cisantana

Nilai Intensitas Sakit Kategori

36 – 63 Baik

64 – 91 Sedang

92 – 119 Parah

> 120 Sangat Parah Sumber: Peneliti

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

36

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari tabel 3.11 mengenai nilai dan kategori intensitas sakit di

cisantana yaitu hasil dari penjumlahan responden yang mengalami sakit

selama 1 tahun terakhir dikategorikan seperti tabel 3. sehingga dapat

diketahui masuk kedalam kategrori mana desa cisantana dalam intensitas

sakit. Sesuai Dixon dan B Leach (dalam Moh. Pabundu Tika, 2005:35)

Kelurahan cipari dan desa cileuleuy memiliki sampel 22 responden,

berikut adalah kategori tingkat kesehatan masyarakat di tersebut:

Tabel 3.12 Nilai dan Kategori intensitas sakit di Cipari dan Cileuleuy

Nilai Intensitas Sakit Kategori

22 – 38 Baik

39 – 55 Sedang

56 – 72 Parah

> 73 Sangat Parah Sumber: Peneliti

Dari tabel 3.12 mengenai nilai dan kategori intensitas sakit di cipari

dan cileuleut yaitu hasil dari penjumlahan responden yang mengalami sakit

dalam satu tahun terakhir dikategorikan seperti tabel 3.12 sehingga dapat

diketahui masuk kedalam kategrori mana kelurahan cipari dan desa

cileuleuy dalam intensitas sakit yang dapat menunjukan tingkat kesehatan

masyarakat tersebut.

b) Jenis Penyakit

Untuk menganalisis jenis penyakit, dilihat dari data hasil

wawancara dan data laporan bulanan penyakit dari puskesmas sukamulya

yang terdiri dari pilihan penyakit yang bisa diakibatkan oleh faktor

lingkungan yaitu ISPA, Gatal-gatal, Pencernaan dan DBD/Malaria.

c) Waktu terjadinya sakit

Untuk menganalisis waktu terjadinya sakit dilihat dari jenis

penyakit yang ada di lokasi penelitian sesuai dengan laporan bulanan

penyakit dari puskesmas sukamulya, kemudian dilihat penyakit tertinggi

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

37

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang dialami terdapat pada bulan kering, bulan basah atau bulan lembab

sesuai dengan klasifikasi iklim schmidt-ferguson tahun 2013.

d) Pelayanan Kesehatan yang sering dikunjungi

Untuk menganalisis pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi

baik itu untuk upaya pencegahan maupun pengobatan dilihat dari hasil

wawancara dengan responden. Pelayanan kesehatan tersebut terdiri dari

Puskesmas, Dokter, Bidan/Mantri dan Rumah Sakit.

e) Biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan

Untuk menganalisis biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan baikk

dalam upaya pencegahan maupun pengobatan dilihat dari hasil wawancara

dengan responden. Biaya tersebut memeiliki kategori sebagai berikut:

Tabel 3.13 Kategori biaya untuk kesehatan

No Biaya Kesehatan Kategori

1 < 50 rb Rendah

2 50 – 100 rb Sedang

3 100 – 200 rb Tinggi

4 > 200 rb Sangat tinggi Sumebr : Peneliti

Dari Tabel 3.13 dari hasil wawancara bahwa responden akan di

kategorikan masuk ke dalam kategori rendah, sedang, tinggi atau sangat

tinggi untuk biaya kesehatan selama satu tahun terakhir.

Dalam Peneitian ini metode deskriptif dianggap dapat menganalisis

penelitian mengenai kualitas lingkungan dan tingkat kesehatan

masyarakat, berikut adalah tabel 3.14 mengenai gambaran analisis data

secara umum.

Tabel 3.14 Analisis Data untuk Penelitian

No Tujuan

Penelitian Sumber Data Hal yang diteliti

Metode

Analisis Data

1 Menganalisis

Kualitas

Lingkungan

Observasi Lapangan dan

data sekunder dari dinas

terkait

a. Kualitas Air

b. Kualitas Udara

Uji

Laboratorium

Analisis

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

38

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sekitar usaha

peternakan di

Kecamatan

Cigugur.

deskriptif

kualitatif

2 Mengidentifik

asi tingkat

kesehatan

masyarakat di

sekitar usaha

peternakan di

Kecamatan

Cigugur

Kabupaten

Kuningan.

Observasi Lapangan dan

data sekunder dari dinas

terkait dan Wawancara

dengan media kuesioner

kepada masyarakat yang

menjadi responden

dalam penelitian.

a. Intensias sakit

b. Jenis Penyakit yang

sering terjadi pada

masyaraka

c. Waktu terjadinya

penyakit pada

masyarakat

d. Pelayanan

Kesehatan yang

sering dikunjungi

e. Biaya yang

dikeluarkan untuk

kesehatan

Analisis

deskriptif

Kualitatif

3 Menganalisis

Hubungan

tingkat

kesehatan

masyarakat

dengan usaha

peternakan

Observasi Lapangan dan

data sekunder dari dinas

terkait dan Wawancara

dengan media kuesioner

kepada masyarakat yang

menjadi responden

dalam penelitian.

a. Kondisi di lokasi

Penelitian dengan

tingkat kesehatan

masyarakat

Analisis

deskriptif

Kualitatif

Sumber : Penulis

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitianrepository.upi.edu/11579/6/S_GEO_1006537_Chapter3.pdf · Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat ... ha lahan sawah dan

39

Risti Gusyah, 2014

Hubungan kualitas lingkungan dengan tingkat kesehatan masyarakat sekitar usaha

peternakan di kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kerangka Pemikiran

Usaha Peterakan Dampak

Kualitas Lingkungan

Kesehatan Masyarakat

Air Udara

Positif Negatif