[ budidaya kedelai pada lahan sawah di provinsi...

44
[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara] ISBN: 978-602-6864-10-9 PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI PADA LAHAN SAWAH DI PROVINSI MALUKU UTARA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

i

ISBN: 978-602-6864-10-9

PETUNJUK TEKNIS

TEKNOLOGI BUDIDAYA

KEDELAI PADA LAHAN SAWAH

DI PROVINSI MALUKU UTARA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2018

Page 2: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

ii

Petunjuk Teknis

Teknologi Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah Di Provinsi Maluku Utara Cetakan 2018 Hak cipta dilindungi undang-undang @Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara, 2018 ISBN: 978-602-6864-10-9 Penanggung Jawab:

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Penyusun:

Yopi Saleh Novendra Cahyo Nugroho Yayat Hidayat Desain Sampul:

Yopi Saleh Diterbitkan oleh: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Komplek Pertanian Kusu No. 1, Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara Fax. : (021) 29490482 Email : [email protected] Website : www.malut.litbang.pertanian.go.id

Page 3: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

iii

PETUNJUK TEKNIS

TEKNOLOGI BUDIDAYA

KEDELAI PADA LAHAN SAWAH

DI PROVINSI MALUKU UTARA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2018

Page 4: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

iv

Page 5: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

v

KATA PENGANTAR

Pemerintah bertekad meningkatkan produksi pangan

(padi, jagung dan kedelai) guna mencapai swasembada

pangan. Sasaran produksi secara nasional pada tahun 2018

untuk kedelai 2,90 juta ton dengan rata-rata provitas 1,69 t/ha.

Salah satu kendala pengembangan kedelai adalah terbatasnya

lahan. Optimalisasi lahan yang perlu dilakukan adalah melalui

peningkatan indeks pertanaman (IP). Upaya peningkatan IP

pada lahan sawah salah satunya dapat ditempuh melalui

pergiliran tanaman di lahan sawah padi dengan palawija, salah

satunya adalah kedelai.

Inovasi teknologi mengenai Budidaya Kedelai sudah

banyak dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian Kementerian

Pertanian. Penderasan diseminasi inovasi teknologi ini sangat

diperlukan guna mempercepat terwujudnya swasembada

pangan berkelanjutan.

Buku ini merupakan salah satu upaya Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Maluku Utara dalam mendiseminasikan

hasil-hasil inovasi teknologi budidaya kedelai pada lahan sawah

di Provinsi Maluku Utara dalam upaya mendorong petani dan

masyarakat untuk mengoptimalkan lahan sawah yang ada

untuk meningkatkan IP melalui pergiliran tanaman padi dengan

kedelai. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam

penyusunan buku petunjuk teknis ini.

Sofifi, 15 Mei 2018

Kepala Balai,

Dr. Ir. Bram Brahmantiyo, M.Si

Page 6: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

vi

Page 7: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

vii

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................... viii

DAFTAR TABEL ......................................................... x

1 PENDAHULUAN .................................................... 1

2 VARIETAS UNGGUL .............................................. 2

3 PERSIAPAN LAHAN ............................................... 8

4 PENANAMAN ........................................................ 9

5 PEMUPUKAN ........................................................ 12

6 PENGAIRAN ......................................................... 15

7 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT .................. 16

8 PANEN DAN PASCA PANEN ................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .................................................... 32

Page 8: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1. Varietas Grobogan .................................. 2

Gambar 2. Varietas Panderman ............................... 3

Gambar 3. Varietas Anjasmoro ................................ 4

Gambar 4. Varietas Kaba ........................................ 5

Gambar 5. Varietas Gepak Kuning ........................... 5

Gambar 6. Varietas Tanggamus ............................... 6

Gambar 7. Model saluran air jarak 3 m ..................... 9

Gambar 8. Petani membuat lubang dengan cara

tunggal ..................................................

10

Gambar 9. Petani sedang menanam menggunakan

mulsa jerami ..........................................

11

Gambar 10. Tanaman kedelai yang menggunakan

pupuk NPK + pupuk organik (jerami

fermentasi) ............................................

15

Gambar 11. Tanaman kedelai yang telah diairi ........... 16

Gambar 12. Ulat grayak (Spodoptera litura) ............... 17

Gambar 13. Gejala serangan ulat grayak dan Imago

(kupu-kupu) ulat grayak .........................

17

Gambar 14. Telur Kupu-Kupu Ulat Grayak .................. 18

Gambar 15. (a) Ulat Penggerek polong (H. armigera)

dan (b) Imago/Kupu-kupu H. armigera ....

19

Gambar 16. Gejala serangan penggerek polong pada

kedelai ..................................................

19

Gambar 17. (a) Ulat penggerek polong (E. zinckenella)

dan (b) Imago/Kupu-kupu ......................

21

Gambar 18. Serangga dewasa Pengisap polong

(Riptortus linearis F) ...............................

22

Page 9: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

ix

Hal.

Gambar 19. Serangga Dewasa Kepik Hijau (Nezara

viridula) .................................................

23

Gambar 20. Serangga dewasa/imago lalat kacang

(Agromyza phaseoli) ...............................

24

Gambar 21. Penyakit karat pada kedelai .................... 27

Gambar 22. Gejala penyakit virus kedelai (SMV) pada

daun dan biji .........................................

30

Page 10: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

x

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1. Acuan pemupukan nitrogen pada kedelai di

lahan sawah .................................................

13

Tabel 2. Acuan pemupukan fosfor pada kedelai di lahan

sawah ..........................................................

13

Tabel 3. Acuan pemupukan kalium pada kedelai di

lahan sawah .................................................

13

Page 11: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

xi

Page 12: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

1

1. PENDAHULUAN

Selain beras dan jagung, kedelai merupakan salah satu

komoditi pangan utama di Indonesia. Kebutuhan terhadap

komoditas kedelai ini terus meningkat dari tahun ke tahun

karena mempunyai banyak fungsi, baik sebagai bahan pangan

utama, pakan ternak, maupun sebagai bahan baku industri

skala besar hingga kecil atau rumah tangga. Kedelai merupakan

sumber protein nabati dengan kandungan protein 39% dan

harganya relatif murah yang dapat terjangkau oleh masyarakat

luas (Setyono, 2016).

Dari aspek sumber daya lahan (biofisik lahan dan

iklim), pengembangan kedelai dapat diarahkan pada wilayah

yang berpotensi tinggi, baik pada lahan sawah maupun lahan

kering (BBSDLP, 2008). Kedelai pada umumnya dapat ditanam

pada lahan sawah baik sawah tadah hujan, sawah semi

intensif, maupun pada sawah irigasi teknis. Lahan sawah

tersebut, ada yang ditanami dua kali dan ada juga satu kali

dalam setahun. Kendala utama penanaman kedelai terutama

adalah kondisi iklim yang tidak menentu dan tingginya

serangan hama dan penyakit. Perubahan iklim yang secara

tiba-tiba akan mengganggu pertumbuhan dan produksi kedelai.

Kedelai merupakan tanaman yang sangat peka pada curah

hujan yang tinggi dan kekeringan yang berkepanjangan. Ada

beberapa varietas yang toleran terhadap kekeringan dan

genangan.

Page 13: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

2

2. VARIETAS UNGGUL

A. Varietas Unggul Umur Genjah

Varietas kedelai yang berumur genjah (< 80 hari) antara

lain : Gepak Ijo (76 hari), Gepak Kuning (73 hari),

Grobogan (76 hari), Baluran (80 hari), Argomulyo (80

hari), Leuser (78 hari), dan Malabar (70 hari).

Gambar 1. Varietas Grobogan

B. Varietas Unggul Umur Sedang

Varietas kedelai umur sedang (81-89 hari) antara lain :

Burangrang (82 hari), Sinabung (88 hari), Kaba (85 hari),

Tanggamus (88 hari), Sibayak (89 hari), Lawit (84 hari),

Menyapa (85 hari), Ijen (83 hri), Panderman (85 hari),

dan Rajabasa (85 hari), Gumitir (81 hari), Argopuro (84

hari), Detam-1 (84 hari), Detam-2 (82 hari).

Page 14: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

3

Gambar 2. Varietas Panderman

C. Varietas Unggul Umur Dalam

Varietas kedelai umur dalam (90> hari) antara lain :

Arjasari (98 hari), Seulawah (93 hari), Merubetiri (95

hari), Anjasmoro (92 hari), Mahameru (94 hari), Nanti (91

hari), Manglayang (92 hari), dan Ratai (90 hari).

D. Varietas Unggul Biji Besar

Varietas kedelai biji besar antara lain : Grobogan (18

g/100 biji), Arjasari (19,2 g/100 biji), Argopuro (17,80

g/100 biji), Gumitir (15,75 g/100 biji), Rajabasa (15

g/100 biji), Panderman (18 g/100 biji), Baluran (15 g/100

biji), Anjasmoro (15,3 g/100 biji), Mahameru 16,5 g/100

biji), Burangrang (17 g/100 biji), Detam-1 (14,84 g/100

biji) dan Argomulyo (16,0 g/100 biji).

Page 15: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

4

Gambar 3. Varietas Anjasmoro

E. Varietas Unggul Biji Sedang

Varietas kedelai biji sedang antara lain : Detam-2 (13,54

g/100 biji), Ratai (10,5 g/100 biji), Ijen (11,23 g/100 biji),

Merubetiri (13 g/100 biji), Lawit (10,5 g/100 biji), Sibayak

(12,5 g/100 biji), Nanti (11,5 g/100 biji), Tanggamus

(11,0 g/100 biji), Kaba (10,37 g/100 biji), dan Sinabung

(10,68 g/100 biji).

Gambar 4. Varietas Kaba

Page 16: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

5

F. Varietas Unggul Biji Kecil

Varietas kedelai biji kecil antara lain : Gepak Ijo (6,82

g/100 biji), Gepak Kuning (8,25 g/100 biji), Seulawah

(9,5 g/100 biji), dan Menyapa (9,1 g/100 biji).

Gambar 5. Varietas Gepak Kuning

G. Varietas Unggul Untuk Lahan Kering Masam

Varietas unggul baru yang adaptif pada lahan kering

masam antara lain : 1) Varietas Tanggamus dengan

potensi hasil 2,8 t/ha, tahan rebah, dan tidak mudah

pecah, 2) Varietas Nanti dengan potensi hasil 2,50 t/ha,

tahan rebah, dan tidak mudah pecah, 3) Varietas Ratai

dengan potensi hasil 2,70 t/ha, dan agak tahan rebah, 4)

Varietas Seulawah dengan potensi hasil 2,50 t/ha dan

agak tahan rebah, dan Varietas Rajabasa dengan potensi

hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan

kering masam.

Page 17: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

6

Gambar 6. Varietas Tanggamus

H. Varietas Unggul Toleran/Tahan Terhadap

Serangan Hama dan Penyakit

Varietas unggul baru yang tahan/toleran terhadap hama :

1) Gepak Ijo tahan terhadap serangan ulat grayak, Aphis

sp, dan penggulung daun, dan Phaedonia sp, 2) Gepak

Kuning agak tahan terhadap ulat grayak, Aphis sp,

penggulung daun, dan Phaedonia sp, 3) Detam-2 agak

tahan terhadap pengisap polong, 4) Detam-1 agak tahan

terhadap pengisap polong, 5) Argopuro agak tahan

terhadap lalat kacang, pengisap polong, ulat grayak, 6)

Rajabasa tahan terhadap penyakit karat daun, 7) Ratai

agak tahan terhadap penyakit karat daun, 7) Panderman

agak tahan terhadap ulat grayak, 8) Ijen agak tahan

terhadap ulat grayak, 9) Anjasmoro moderat terhadap

karat daun, 10) Mahameru moderat terhadap karat daun,

11) Nanti tahan terhadap penyakit karat, 12) Tanggamus

moderat terhadap penyakit karat daun, 13) Kaba agak

tahan terhadap karat daun, 14) Sinabung agak tahan

Page 18: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

7

terhadap penyakit karat daun, 15) Burangrang toleran

terhadap penyakit karat daun, 16) Argomulyo toleran

terhadap penyakit karat daun, 17) Pangrango tahan

terhadap karat daun.

I. Varietas Unggul Tahan Naungan

Varietas unggul baru yang adaptif pada lahan yang

ternanungi antara lain: 1) Dena-1 dengan potensi hasil

2,90 t/ha, toleran hingga naungan 50%, dan 2) Dena-2

dengan potensi hasil 2,80 t/ha, sangat toleran naungan

50%.

J. Varietas Unggul Tahan Kekeringan

Varietas unggul baru yang tahan kekeringan antara lain:

1) Detam-4 Prida dengan potensi hasil 2,90 t/ha,

berumur genjah (+ 76 hari), 2) Detam-3 Prida dengan

potensi hasil 3,20 t/ha, berumur genjah (+ 75 hari), 3)

Dering-1 dengan potensi hasil 2,80 t/ha, toleran

kekeringan selama fase reproduktif.

K. Varietas Unggul Kedelai Hitam

Beberapa diantara varietas unggul kedelai hitam

diantaranya adalah: 1) Cikuray yang memiliki keunggulan

lain, yaitu agak tahan karat, tahan rebah, polong tidak

mudah pecah; 2) Mallika dengan potensi hasil 2,3 t/ha;

3) Detam-1 dengan potensi hasil 2,5 t/ha dan memiliki

Page 19: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

8

biji besar, protein tinggi (45%); 4) Detam-2 dengan

potensi hasil 2,5 t/ha, protein sangat tinggi (46%) dan

toleran kekeringan; 5) Detam-3 dengan potensi hasil 3,2

t/ha dan umur tanaman 75 HST; serta 6) Detam-4

dengan potensi hasil 2,9 t/ha dan umur tanaman 76 HST.

3. PERSIAPAN LAHAN

Tanah bekas penanaman padi tidak perlu diolah (tanpa

olah tanah = TOT), namun jerami padi perlu dipotong

pendek. Untuk memberantas gulma perlu disemprot

dengan herbisida kontak atau sistemik.

Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25-30

cm dan lebar 20-30 cm setiap 3-4 m dengan panjang 10-

15 m atau disesuaikan dengan keadaan lahan sehingga

terbentuk bedengan. Apabila tanahnya telah mengering

dan banyak ditumbuhi gulma, lahan perlu sedikit diolah

dengan mencangkul pada barisan tanam selebar cangkul

sekitar 5-10 cm. Saluran ini berfungsi mengurangi

kelebihan air bila lahan terlalu becek, dan sebagai saluran

irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air

(Balitbangtan, 2011).

Page 20: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

9

Gambar 7. Model saluran air jarak 3 m

4. PENANAMAN

Benih kedelai ditanam dengan tugal. Pada kondisi musim

kemarau, sebaiknya lubang tanam lebih dalam untuk

menghindari kekeringan, sedangkan pada musim hujan

lubang tanam sebaiknya lebih dangkal untuk menghindari

pembusukan akar akibat tanah becek.

Kebutuhan benih : 25-40 kg, tergantung dari ukuran biji.

Semakin besar ukuran biji sebanyak banyak benih yang

dibutuhkan, sebaliknya semakin kecil ukuran biji semakin

sedikit kebutuhan benih.

Page 21: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

10

Gambar 8. Petani membuat lubang dengan cara tunggal

Perlakuan benih dengan carbosulfan (10 g Marshal 25

ST/kg benih) atau fipronil (10 ml Regent/kg benih) untuk

mengendalikan lalat bibit dan hama lain (Balitkabi, 2015).

Perlakuan benih dengan pupuk hayati sumber rhizobium

bagi lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanami

kedelai, 20 g sumber rhizobium/kg benih.

Jarak tanam : 40 cm x 25 cm atau 40 cm x 20 cm atau 40

cm x 15 cm atau 40 cm x 10 cm tergantung dari tingkat

kesuburan tanah dan umur tanaman. Semakin tinggi

kesuburan tanah, sebaiknya jarak tanam yang digunakan

yang lebih renggang begitu pula sebaliknya semakin

rendah tingkat kesuburan tanah sebaiknya menggunakan

jarak tanam yang lebih rapat. Begitu pula pada umur

varietas, varietas yang umur pendek (genjah), sebaiknya

menggunakan jarak tanam yang lebih rapat (40 cm x 10

cm), varietas yang umur sedang sebaiknya menggunakan

Page 22: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

11

jarak tanam yang sedang (40 cm x 15 cm), dan varietas

yang umur dalam (umur panjang), jarak tanam yang

digunakan lebih renggang (40 cm x 25 cm).

Gambar 9. Petani sedang menanam menggunakan mulsa

jerami

Pada lahan sawah tadah hujan, sebaiknya penanaman

dilakukan tidak lebih dari 7 hari setelah panen padi. Hal ini

dilakukan untuk memanfaatkan kelembaban tanah untuk

perkecambahan benih. Pada kondisi tanah kering, ada

beberapa cara yang sering dilakukan petani antara

membuat alat tugal yang dilengkapi dengan penampungan

air. Alat ini cukup efektif untuk membantuk biji

berkecambah pada kondisi tanah kering. Lubang yang

dibuat pada musim kemarau sebaiknya lebih dalam. Hal ini

dimaksudkan untuk memperdalam perakaran tanaman

sehingga terhindar dari kekeringan. Sedangkan lubang

tanam yang dibuat pada musim hujan sebaik lebih

Page 23: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

12

dangkal. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari

pembusukan akar akibat kelembaban yang terlalu tinggi.

Cara kedua yang dapat dilakukan bila menanam dimusim

kemarau adalah merendam benih sebelum ditanam (3-8

jam) tergantung dari kondisi kadar air benih kedelai.

5. PEMUPUKAN

Kedelai mempunyai sifat tidak responsif terhadap

pemupukan. Pemupukan pada kedelai disesuaikan dengan

ketersediaan pupuk organik dan anorganik di wilayah setempat.

Kedelai yang ditanam setelah padi sawah umumnya tidak

memerlukan banyak pupuk. Untuk lahan sawah bekas

pertanaman padi, berikut ini beberapa rekomendasi pemupukan

yang bisa disesuaikan dengan kondisi setempat:

1. Pupuk N diberikan dalam bentuk pupuk Urea, pupuk P

diberikan dalam bentuk pupuk tunggal SP-36, dan pupuk K

diberikan dalam bentuk pupuk tunggal KCl. Berikut ini

Rekomendasi pemupukan dan pengelolaan tanaman

kedelai pada tipe agroekologi lahan sawah (Balitkabi,

2015):

Page 24: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

13

Tabel 1. Acuan pemupukan nitrogen pada kedelai di lahan

sawah

Kelas Status Hara

Kadar Hara

Terekstrak % N

(Kjeldahl)

Dosis Acuan Pemupukan (kg Urea/ha)

Tanpa Jerami

dan Pupuk

Kandang

Pakai Jerami

Pakai Pupuk

Kandang (2 t/ha)

Rendah < 0,2 50-75 50 25

Sedang 0,2-0,5 25-50 25 0-25

Tinggi >0,5 0 0 0

Tabel 2. Acuan pemupukan fosfor pada kedelai di lahan sawah

Kelas Status Hara

Kadar Hara Ekstrak

HCl 25% (mg P2O5/

100 g)

Dosis Acuan Pemupukan (kg SP-36/ha)

Tanpa Jerami dan

Pupuk Kandang

Pakai Jerami

Pakai Pupuk

Kandang (2 t/ha)

Rendah < 20 75-100 75-100 50-75

Sedang 20-40 50-75 50-75 0-50

Tinggi >40 0-25 0-25 0

Tabel 3. Acuan pemupukan kalium pada kedelai di lahan sawah

Kelas Status Hara

Kadar Hara Ekstrak

HCl 25% (mg K2O/

100 g)

Dosis Acuan Pemupukan (kg KCl/ha)

Tanpa Jerami dan

Pupuk Kandang

Pakai Jerami

Pakai Pupuk

Kandang (2 t/ha)

Rendah < 10 100 75-100 75

Sedang 10-20 100 75 50

Tinggi >20 0 0 0

Page 25: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

14

Apabila pupuk majemuk terpaksa harus digunakan,

sebaiknya berpatokan pada kadar N dimana dosis pupuk

majemuk yang diberikan dihitung berdasarkan kebutuhan

N tanaman kedelai. Konsekuensinya adalah masih perlu

menambahkan pupuk tunggal yang mengandung P dan K

untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Alternatif lain

adalah membuat pupuk majemuk NPK dengan formulasi 5-

15-10 (Sumber : Balittanah, 2007).

2. Salah satu permasalahan yang dihadapi petani adalah

terbatasnya ketersediaan pupuk tunggal di lapangan,

sehingga kebutuhan unsur hara tanaman dapat dipenuhi

dengan pemberian pupuk majemuk NPK Phonska (Palobo

et al., 2016). Pemupukan dengan pupuk NPK phonska,

dosis pemupukan 200-250 kg/ha tergantung dari tingkat

kesuburan tanah. Pemberian pupuk diberikan secara

larikan atau ditabur diantara barisan tanaman dengan

waktu aplikasi pemupukan saat berumur 7-10 hari setelah

tanam (HST) sekaligus. Setelah ditaburi pupuk segera

diairi untuk menghindari terjadi kekeringan tanaman akibat

reaksi pupuk. Bisa juga pemberian pupuk dilakukan setelah

tanaman diairi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari

terjadinya kekeringan tanaman akibat penggunaan pupuk.

3. Penentuan dosis pemupukan spesifik lokasi ditetapkan

berdasarkan uji tanah di laboratorium atau uji cepat

menggunakan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) untuk

Page 26: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

15

mengetahui kadar hara dalam tanah yang dianalisa. Pupuk

diberikan secara ditugal di sebelah lubang tanam atau

disebar merata pada saat tanah masih lembab. Berikan

pupuk Urea dan KCl sebanyak 2 kali yaitu 2/3 dosis pada

saat tanam atau 7-10 hari setelah tanam, 1/3 dosis lainnya

pada umur 14 hari setelah tanam. Sedangkan pupuk SP-36

diberikan sekaligus sebagai pupuk dasar pada saat tanam.

Gambar 10. Tanaman kedelai yang menggunakan pupuk NPK +

pupuk organik (jerami fermentasi)

6. PENGAIRAN

Pada awal pertumbuhan (15-21 hst), saat berbunga (umur 25-

35 hari), dan saat pengisian polong (umur 55-70 hari)

tanaman kedelai sangat peka terhadap kekurangan air. Pada

fase tersebut tanaman harus diairi apabila tidak turun hujan.

Pada saat pemberian air, untuk mempercepat peresapan air

keseluruh bagian sawah, maka sebagian saluran air ditutup.

Page 27: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

16

Gambar 11. Tanaman kedelai yang telah diairi

7. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

A. Pengendalian Hama Tanaman Kedelai

1. Ulat Grayak (Spodoptera litura L)

Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) ulat grayak

berwarna coklat (Gambar 13) meletakkan telur secara

berkelompok, setiap kelompok telur terdiri dari 30-700

butir yang ditutupi bulu-bulu berwarna merah kecoklatan.

Telur akan menetas 3 hari. Ulat yang baru keluar

berkelompok di permukaan daun dan memakan epirdermis

daun, sedangkan ulat tua memakan seluruh bagian daun

kecuali tulang daun, sehingga daun-daun yang terserang

dari jauh terlihat berwarna putih (Gambar 14). Ulat grayak

aktif pada malam hari. Kepompong terbentuk di dalam

Page 28: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

17

tanah. Setelah 9-10 hari, kepompong akan berubah

menjadi ngangat dewasa (kupu-kupu).

Gambar 12. Ulat grayak (Spodoptera litura)

Gambar 13. Gejala serangan ulat grayak dan Imago (kupu-

kupu) ulat grayak

Ambang ekonomi ulat grayak (Spodoptera litura L.) : 1)

Intensitas kerusakan baru sebesar 12,5% pada umur 20

HST dan lebih dari 20% pada umur tanaman lebih 20 HST,

2) Pada fase vegetatif ditemukan 10 ekor ulat instar 3

pada 10 rumpun tanaman, 3) Pada fase pembungaan

ditemukan 13 ekor ulat instar 3 pada 10 rumpun tanaman,

dan 4) Pada fase tanaman pengisian polong ditemukan 26

ekor ulat instar 3 pada 10 rumpun tanaman.

Page 29: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

18

Gambar 14. Telur Kupu-Kupu Ulat Grayak

Pengendalian: 1) tanam serempak dengan selisih waktu

relatif pendek (kurang dari 10 hari); 2) pemantauan secara

rutin dan pemusnahan kelompok telur dan ulat; 3)

penyemprotan insektisida setelah mencapai ambang

kendali; 4) penyemprotan NPV (dari 25 ulat yang sakit

dilarutkan dalam 500 l air untuk satu hektar; 5) pemakaian

feromonoid seks 6 perangkap per hektar; dan 6) serbuk

biji mimba 10/g/l.

2. Penggerek polong (Helicoperpa armigera)

Serangga dewasa atau kupu-kupu (H. armigera)

meletakkan telur secara terpencar satu per satu pada

daun, pucuk atau bunga pada malam hari. Telur berwarna

kuning muda, bisanya diletakkan pada tanaman yang

berumur 2 minggu. Periode telur 2-5 hari. Ulat muda

makan jaringan daun, sedangkan ulat instar yang lebih tua

memakan bunga, polong muda, dan biji. Warna ulat

bervariasi, hijau kekuning-kuningan, hijau coklat atau agak

kecoklatan. Kepompong terbentuk di dalam tanah setelah

Page 30: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

19

12 hari. Gejala serangan yang biasa dicirikan dengan

kepala dan bagian tubuhnya masuk kedalam polong.

Selain makan polong, ulat muda juga menyerang daun-

daun dan bunga.

Gambar 15. (a) Ulat Penggerek polong (H. armigera) dan (b)

Imago/Kupu-kupu H. armigera

Gambar 16. Gejala serangan penggerek polong pada kedelai

Pengendalian: 1) tanam serempak dengan selisih waktu

relatif pendek (kurang dari 10 hari); 2) pergiliran tanaman;

3) penyemprotan insektisida setelah mencapai ambang

kendali; 4) penyemprotan NPV (dari 25 ulat yang sakit

dilarutkan dalam 500 l air untuk satu hektar; 5) tanaman

perangkap jagung 3 jenis umur: genjah, sedang dan

panjang; dan 6) pelepasan parasitoid Trichograma spp.

Page 31: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

20

3. Penggerek polong kedelai (Etiella zinckenella)

Penggerek polong kedelai (E. zinckenella Treitschke) di

Indonesia dikenal dua jenis yaitu E. zinckenella dan E.

hobsoni. Kedua jenis penggerek polong ini mudah

dibedakan dengan melihat tanda garis putih pada sayap

depan bagian pinggir imago E. zinckenella. Imago E.

zinckenella meletakkan telur pada polong tanaman pukul

15.00-03.00 WIB dan terbanyak pada pukul 18.00-21.00

WIB. Sedangkan E. hobsoni meletakkan telur pada pukul

12.00-23.59 WIB dan terbanyak pada pukul 15.00-17.59

WIB (Tengkano et al., 1995 dalam Baliadi et al., 2008).

Imago penggerek polong dapat ditemukan dipermukaan

pertanaman kedelai sejak pembungaan sampai menjelang

panen. Telur dapat dijumpai pada daun, bunga, batang,

dan polong. Telur dan larva dapat dijumpai pada polong

muda sampai tua baik pada batang bagian atas, tengah,

maupun bawah.

Pengendalian dengan menggunakan insektisida dilakukan

bila ditemukan 2 ulat/tanaman atau bila tingkat serangan

mencapai >2,5%. Jenis insekitisida yang dapat digunakan

antara lain: Insektisida yang berbahan aktif permetrin,

Sipermetrin, dll. Selain itu, pengendalian bisa dilakukan

Page 32: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

21

melalui pergiliran tanaman, tanam serempak,dan

pelepasan parasitoid Trichograma spp.

Gambar 17. (a) Ulat penggerek polong (E. zinckenella) dan (b)

Imago/Kupu-kupu

4. Kepik Polong/Kepik Coklat (Riptortus linearis)

Serangga dewasa dari kepik polong ini mirip dengan

walang sangit, berwarna coklat, dengan garis putih

kekuningan di sepanjang sisi badannya. Panjang tubuh 14-

16 cm, telurnya diletakkan secara berkelompok di atas

permukaan daun dengan dua baris. Setelah 6-7 hari, telur

menetas menjadi kepik muda yang mirip dengan semut

berwarna merah. Siklus hidup kepik polong mulai dari telur

sampai menjadi dewasa sekitar 29 hari.

Gejala serangan, kepik muda dan dewasa mengisap cairan

polong dan biji dengan cara menusukkan stilet-nya pada

kulit polong dan terus ke biji, kemudian mengisap cairan

biji. Serangan terjadi pada fase perkembangan biji dan

pertumbuhan polong menyebabkan polong dan biji

menjadi kempis, kemudian mengering dan polong gugur.

Page 33: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

22

Gambar 18. Serangga dewasa Pengisap polong

(Riptortus linearis F)

Pengendalian: 1) tanam serempak dengan selisih waktu

relatif pendek (kurang dari 10 hari); 2) pergiliran tanaman;

3) penyemprotan insektisida setelah mencapai ambang

kendali; dan 4) penanaman tanaman perangkap Sesbania

rostrata.

5. Kepik Hijau (Nezara viridula) Pengisap Polong

Hama kepik hijau merupakan hama polyphagus yang

dapat menyerang beberapa jenis tanaman antara lain :

padi, kedelai, kacang hijau, kacang panjang, kapas, dll.

Telurnya diletakkan secara berkelompok di atas

permukaan daun bagian atas, bawah, polong, dan batang

tanaman dengan rata-rata 80 butir. Telur menetas setelah

5-7 hari. Satu ekor serangga dewasa mampu meletakkan

telur sekitar 1.100 telur. Nimfa yang baru keluar

Page 34: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

23

bergerombol berwarna coklat kemerahan dan selanjutnya

berwarna hitam keputihan.

Kepik mulai datang di pertanaman pada saat menjelang

pembungaan. Nimfa dan dewasa merusak polong dan biji

dengan cara menusuk dan mengisap cairan polong dan biji

pada semua stadia pertumbuhan. Kerusakan yang

diakibatkan oleh pengisap polong adalah penuruan hasil

dan kualitas biji. Pengendalian dengan menggunakan

insektisida direkomendasikan bila mencapai ambang

kendali yaitu : 1) bila mencapai intensitas kerusakan >2%

dan 2) bila ditemukan 1 pasang imago/serangga dewasa

pada 20 rumpun tanaman.

Gambar 19. Serangga Dewasa Kepik Hijau (Nezara viridula)

6. Lalat Kacang (Agromyza phaseoli Tryon)

Serangga dewasa meletakkan telurnya pada kotiledon dan

ada juga pada daun pertama dan kadang-kadang pada

daun tua, tetapi yang selalu terjadi adalah pada daun

muda. Telur menetas menjadi larva pertama, larva ini

Page 35: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

24

menggerek ke dalam kotiledon menuju pangkal daun.

Kemudian larva ini melanjutkan ke bagian kutikula dan

pangkal batang memakan dan jaringan tanaman menjadi

rusak.

Pengendalian: 1) tanam serempak dengan selisih waktu

relatif pendek (kurang dari 10 hari); 2) pergiliran tanaman;

3) penyemprotan insektisida lalat bibit setelah mencapai

ambang kendali pada 7-10 HST dan 10-50 HST; 4) tanam

varietas toleran (Galunggung, Kerinci, Tidar); 5) daerah

endemis perlu perlakuan benih dengan insektisida

carbosulfan; dan 6) pemberian mulsa jerami (5-10 t/ha)

untuk bertanam kedelai setelah padi sawah.

Gambar 20. Serangga dewasa/imago lalat kacang

(Agromyza phaseoli)

B. Pengendalian Penyakit Tanaman Kedelai

1. Penyakit Busuk Akar

Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur yang

menyerang biji sebelum dan sesudah munculnya

Page 36: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

25

dipermukan tanah. Pembusukan pada akar dan batang

menyebabkan tanaman menjadi layu pada saat

perkecambahan dan tanaman dewasa. Gejala yng

terjadi pada tanaman dewasa yaitu pertama daun

pinggirnya menjadi kuning dan selanjutnya menjadi

layu. Penyakit busuk akar ini dapat dikendalikan dengan

menggunakan fungisida yang berbahan aktif Mankozeb,

Metil tiofanat, Klorotalonil, dan Benomil.

2. Penyakit Busuk Batang

Penyakit busuk batang ini disebabkan oleh cendawan

Sclerotium rolfsii Sacc. Cendawan ini menyerang

tanaman muda sehingga dikenal sebagai penyakit

tanaman muda atau penyakit pembibitan walaupun

pada kondisi tertentu dan lingkungan yang

memungkinkan patogen ini dapat menimbulkan

kerusakan pada tanaman dewasa pada bagian daun

bahkan polong kedelai.

Gejala penyakit busuk batang tanaman yang sakit

menunjukkan gejala penyakit berupa nekrosis pada

jaringan floem pada pangkal batang. Nekrosis terjadi

pada pangkal batang dekat permukaan tanah. Pada

tanaman sakit yang menunjukkan gejala layu,

pangkalnya berubah warna menjadi coklat kemerahan.

Apabila tanaman sakit ini dibiarkan terus pada tanah

dalam kondisi lembab, maka dalam waktu 5-6 hari akan

Page 37: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

26

muncul miselium dipermukaan tanah membentuk kipas.

Pada kurung waktu 5-6 hari kemudian berikutnya akan

muncul Sclerotium muda berwarna putih yang

kemudian semakin gelap dengan bertambahnya umur

dan akhirnya berwarna coklat kemerahan pada kondisi

matang.

Pengendalian penyakit ini dapat digunakan fungisida

Mankozeb, Metil tiofanat, Klorotalonil, dan Benomil.

Penggunaan Trichoderma sp sebagai model

pengendalian menggunakan jamur antagonis yang

efektif dan aman dari pengaruh dampak lingkungan.

3. Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi)

Epidemi diperparah dengan panjangnya waktu daun

dalam kondisi basah dengan temperatur kurang dari 28

oC. Perkembangan spora dan penetrasi spora

membutuhkan air bebas dan terjdi pada suhu 8-28 oC.

Uredia muncul 9-10 hari setelah infeksi dan

urediniospora diproduksi setelah 3 minggu. Pada

kondisi lembab yang panjang dan periode dingin

dibutuhkan untuk menginfeksi daun-daun dan

sporulasi. Penyebaran urediniospora dibantu oleh

hembusan angin pada waktu hujan. Patogen ini tidak

ditularkan melalui benih.

Page 38: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

27

Gejala timbul pada daun pertama berupa bercak-bercak

yang berisi uredia (badan buah yang memproduksi

spora). Bercak ini berkembang ke daun-daun di atasnya

dengan bertambahnya umur tanaman. Bercak terutama

terdapat pada permukaan bawah daun. Warna berupa

coklat kemerahan seperti warna karat. Bentuk bercak

umumnya bersudut banyak berukuran sama (1 mm).

Bercak ini juga terlihat pada bagian batang dan tangkai

daun.

Gambar 21. Penyakit karat pada kedelai

4. Penyakit Bercak, Bercak Biji, dan Hawar Daun

(Cercospora kikuchii)

Gejala pada daun, batang, dan polong sulit dikenali

sehingga pada polong yang normal mungkin bijinya

sudah terinfeksi. Gejala awal pada daun timbul saat

pengisian biji dengan kenampakan warna ungu, ungu

muda yang selanjutnya menjadi kasar, kaku, dan

berwarna ungu kemerahan. Bercak berbentuk

Page 39: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

28

menyudut sampai tidak beraturan dengan ukuran

beragam dari sebuah titik sebesar jarum sampai

menjadi 10 mm dan menyatu menjadi bercak yang

lebih besar. Gejalanya mudah diamati pada biji yang

terserang yaitu timbul bercak warna ungu. Biji

mengalami diskolorasi dengan warna yang bervariasi

dari merah muda atau ungu pucat sampai ungu tua dan

berbentuk titik sampai titik beredar dan membesar.

Jamur Cercospora kikuchii ini menghasilkan spora yang

melimpah pada suhu 23-27 oC dalam waktu 3-5 hari

pada jaringan yang terinfeksi termasuk biji. Penyakit ini

tidak menurunkan hasil secara langsung, tetapi

menurunkan kualitas biji dengan adanya bercak ungu

yang kadang-kadang mencapai 50% permukaan biji.

Inokulum pertama dari biji atau jaringan tanaman

terinfeski yang berasal dari pertanaman sebelumnya. Di

lapangan dengan temperatur 28-30 oC disertai

kelembaban tinggi cukup lama akan memacu

perkembangan penyakit bercak dan hawar daun.

Infeksi penyakit meningkat dengan bertambah

panjangnya periode embun dan pada varietas yang

berumur pendek gejala penyakit akan lebih berat.

Page 40: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

29

5. Penyakit Virus Mosaik (SMV)

Tulang daun pada yang masih muda menjadi kurang

jernih. Selanjutnya daun berkerut dan mempunyai

gambaran mosaik dengan warna hijau gelap di

sepanjang tulang daun. Tepi daun sering mengalami

klorosis. Tanaman yang terinfeksi SMV ukuran bijinya

mengecil dan jumlah biji berkurang sehingga hasilnya

turun. Bila penularan virus terjadi pada tanaman muda,

penurunan hasil berkisar 50-90%.

Siklus hidup penyakit dan Epidemiologi SMV dapat

menginfeksi tanaman kacang-kacangan: kedelai,

buncis, kacang hijau, kacang panjang, kapri, dan orok-

orok. Virus SMV tidak aktif pada suhu 55-70 oC dan

tetap efektif pada daun kedelai kering selama 7 hari

pada suhu 25-33 oC. Partikel SMV sukar dimurnikan

karena cepat mengalami degregasi. Pengendalian yang

dapat dilakukan adalah : 1) menanam varietas tahan

atau toleran, 2) Mengendalikan vektornya termasuk

jenis kutu-kutu (Aphis sp), dan 3) mengendalikan jenis

tanaman inang lainnya termasuk jenis kacang-kacangan

lainnya.

Page 41: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

30

Gambar 22. Gejala penyakit virus kedelai (SMV) pada daun dan

biji

8. PANEN DAN PASCA PANEN

1. Panen

Panen dilakukan apabila semua daun tanaman telah

rontok, polong berwarna kuning/coklat, dan telah

mengering. Panen dilakukan dengan memotong pangkal

batang pakai sabit. Hindari panen dengan cara mencabut

tanaman untuk menghindari tercampurnya hasil panen

dengan tanah. Perontokan dapat dilakukan dengan

menggunakan Power Threser (Perontok dengan

menggunakan mesin) atau dengan cara manual pakai

kayu. Perontokan dengan cara manual sebaiknya

menggunakan kayu yang tidak bersegi untuk menghidari

pecahnya biji akibat pukulan kayu.

2. Pasca Panen

Biji yang sudah dibersihkan , kemudian dijemur selama 3-

5 hari tergantung dari kondisi cuaca. Untuk penyimpanan

biji sebaiknya menggunakan karung plastik dengan kadar

Page 42: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

31

10-12%. Hal ini dimaksudkan supaya dapat bertahan

lama dan tidak mudah diserang oleh hama dan penyakit.

Biji yang mau dijadikan benih sebaiknya kadar airnya

berkisar 9-10% dan disimpan dalam wadah yang tertutup

seperti jergen atau drum untuk benih jumlah yang

terbatas. Sedangkan benih yang jumlahnya banyak

sebaiknya dikemas menggunakan plastik dengan

ketebalan 0,2 mm kemudian dimasukkan ke dalam

karung.

Page 43: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

32

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011.

Pedoman Umum PTT Kedelai. Cetakan ketiga: April 2011.

Kementerian Pertanian. Jakarta.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan

Pertanian. 2008. Potensi dan Ketersediaan Lahan Untuk Pengembangan Kedelai di Indonesia. Warta Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Vol. 30, No. 1, 2008. Bogor.

Balai Penelitian Tanah. 2007. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kedelai Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan.

Balittanah. Bogor.

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2016.

Deskripsi Varietas Unggul Aneka Kacang dan Umbi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Malang.

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2015.

Panduan Teknis Budidaya Kedelai di Berbagai Agroekosistem. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Malang.

Baliadi, Y., W. Tengkano, dan Marwoto. 2008. Penggerek

polong kedelai, Etiella zinckenella Treitschke (Lepidoptera ;

Pyralidae) dan strategi pengendaliannya di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, Volume : 27, Nomor ; 4

Palobo, F., E. Ayakeding, M. Nunuela, dan Marwoto. 2016. Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk NPK Phonska terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016: 198-

206.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2006. Hama, Penyakit, dan Masalah Hara pada Kedelai.

Identifikasi dan Pengendaliannya. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian.

Setyono, Budi. 2016. Kajian Ekonomi Usahatani Kedelai di

Gungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Seminar

Page 44: [ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi …malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis...hasil 3,90 t/ha, tahan rebah, dan adaptif pada lahan kering masam. [ Budidaya

[ Budidaya Kedelai Pada Lahan Sawah di Provinsi Maluku Utara]

33

Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016:

293-300.