bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek...

23
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung yang bertempat di Jl. Kopo Sayati No. 337 Margahayu Bandung 40228. Pemilihan lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung berdasarkan pertimbangan karena peneliti melihat fenomena yang berhubungan dengan interaksi sosial terhadap kemandirian peserta didik yaitu terdapat perbedaan antara kemandirian peserta didik yang sering berinteraksi dengan semua teman- teman kelasnya dengan peserta didik yang sedikit berinteraksi dengan teman- teman di kelasnya yaitu beberapa peserta didik populer dapat lebih percaya diri saat tampil di depan kelas dan percaya diri saat berdiskusi didalam kelompok, dapat lebih bertanggung jawab atas semua pilihannya dan tidak selalu mengandalkan orang tua saat memiliki masalah dibandingkan dengan peserta didik yang sedikit berinteraksi dengan teman-teman di kelasnya. Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat- sifatnya (Sudjana, 2002: 6). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Pemilihan populasi terhadap Kelas VIII berdasarkan pertimbangan sebagai berikut. 1. Peserta didik Kelas VIII SMP berada pada rentang usia 13-14 tahun, dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada masa ini individu memasuki masa remaja awal. Pada masa remaja awal terdapat penyesuaian-penyesuaian baru yang terjadi pada peserta didik ketika telah melalui masa akhir anak- anak. 2. Peserta didik Kelas VIII SMP secara umum pada masa ini tingkat konformitas dengan teman sebaya sangat tinggi dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan.

Upload: ledieu

Post on 31-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung

yang bertempat di Jl. Kopo Sayati No. 337 Margahayu Bandung 40228. Pemilihan

lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung berdasarkan

pertimbangan karena peneliti melihat fenomena yang berhubungan dengan

interaksi sosial terhadap kemandirian peserta didik yaitu terdapat perbedaan

antara kemandirian peserta didik yang sering berinteraksi dengan semua teman-

teman kelasnya dengan peserta didik yang sedikit berinteraksi dengan teman-

teman di kelasnya yaitu beberapa peserta didik populer dapat lebih percaya diri

saat tampil di depan kelas dan percaya diri saat berdiskusi didalam kelompok,

dapat lebih bertanggung jawab atas semua pilihannya dan tidak selalu

mengandalkan orang tua saat memiliki masalah dibandingkan dengan peserta

didik yang sedikit berinteraksi dengan teman-teman di kelasnya.

Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung

ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-

sifatnya (Sudjana, 2002: 6).

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII SMP

Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Pemilihan

populasi terhadap Kelas VIII berdasarkan pertimbangan sebagai berikut.

1. Peserta didik Kelas VIII SMP berada pada rentang usia 13-14 tahun, dalam

lingkup psikologi perkembangan individu pada masa ini individu memasuki

masa remaja awal. Pada masa remaja awal terdapat penyesuaian-penyesuaian

baru yang terjadi pada peserta didik ketika telah melalui masa akhir anak-

anak.

2. Peserta didik Kelas VIII SMP secara umum pada masa ini tingkat konformitas

dengan teman sebaya sangat tinggi dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan.

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Peserta didik Kelas VIII SMP secara umum sedang mengembangkan jati diri

dan melalui proses pencarian identitas diri. Sehubungan dengan itu pula rasa

tanggung jawab dan kemandirian mengalami proses perkembangan.

4. Belum ada yang meneliti mengenai kontribusi interaksi sosial teman sebaya

terhadap kemandirian di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten

Bandung.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh

peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran

2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian sensus. Jumlah populasi dan

sampel penelitian ditampilkan dalam tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Jumlah Anggota Populasi dan Sampel Penelitian

Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung

No. Kelas Anggota Populasi

1. VIII A 35

2. VIII B 35

3. VIII C 35

4. VIII D 36

5. VIII E 36

Total 177

B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan

dilakukan pencatatan data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik (Sugiyono, 2011: 7). Pendekatan kuantitatif digunakan

untuk mengukur pencapaian interaksi sosial teman sebaya siswa dan kemandirian

peserta didik. Data dari hasil penelitian berupa skor (angka-angka) dan akan

diproses melalui pengolahan statistik selanjutnya dideskripsikan untuk

mendapatkan gambaran interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian siswa

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

melalui metode deskriptif.

Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim,

2007: 64). Melalui metode ini diharapkan diperoleh gambaran interaksi sosial

teman sebaya siswa dan kemandirian peserta didik. Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik statistik korelasi yaitu ukuran statistik yang

menunjukkan arah dan besarnya hubungan antara dua variabel (Subino, 1982: 65).

Teknik ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi interaksi sosial

teman sebaya siswa terhadap kemandirian peserta didik. Serta menyatakan besar-

kecilnya derajat hubungan antara interaksi sosial teman sebaya dengan

kemandirian peserta didik.

Gambar 3.1

Desain Penelitian Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap

Kemandirian Peserta Didik

Tahap I adalah tahap persiapan, meliputi: (a) penyusunan proposal skripsi;

(b) penyusunan skripsi; dan (c) pembuatan surat izin penelitian yang bertujuan

untuk memenuhi kelengkapan administrasi penelitian sesuai dengan ketetapan

yang berlaku. Tahap II adalah tahap pengumpulan data, meliputi: (a) penyusunan

dan pengembangan instrumen berupa angket interaksi sosial teman sebaya dan

kemandirian kepada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten

Bandung; (b) judgment instrumen oleh para ahli sebelum instrumen disebar ke

Tahap II: Pengumpulan Data Tahap I: Persiapan

Tahap III: Pengolahan Data Tahap IV: Penyelesaian

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan; (c) penyebaran angket ke lapangan. Tahap III adalah tahap pengolahan

data, meliputi: (a) verifikasi data; (b) penyekoran data; (c) pengelompokkan data

dan (d) analisis data. Tahap IV adalah tahap penyelesaian, meliputi penyusunan

hasil-hasil pengolahan data dan menyelesaikan penulisan skripsi.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu interaksi sosial teman

sebaya dengan kemandirian. Kedua variabel tersebut dapat didefinisikan secara

operasional sebagai berikut.

1. Interaksi Sosial Teman Sebaya

Dalam penelitian ini, interaksi sosial teman sebaya merujuk pada konsep

interaksi sosial yang dikemukakan Osears, et al. (1991: 207) dan Setiadi dan

Kolip (2011: 64). Osears, et al (1991: 207) mengemukakan bahwa “social

interaction occurs when two or more people influence each other- verbally,

physically, or emotionally”. Setiadi dan Kolip (2011: 64) mengungkapkan bahwa

interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan yang dinamis antara individu

dan individu, antara individu dan kelompok atau antara kelompok dan kelompok

dalam bentuk kerjasama, persaingan maupun pertikaian. Interaksi sosial adalah

hubungan dinamis peserta didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten

Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 antara peserta didik dan peserta didik, antara

peserta didik dan kelompok atau antara kelompok dan kelompok yang dapat

saling mempengaruhi, merubah atau memperbaiki peserta didik yang lainnya atau

sebaliknya secara verbal, fisik maupun secara emosional dalam bentuk inklusi,

kontrol serta afeksi yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma sosial yang

berlaku dalam masyarakat sehingga terjalin interaksi sosial yang baik di

lingkungan sekolah.

Sub aspek interaksi sosial yang diungkap mengacu pada teori Schutz

(Sarwono, 2010) yaitu teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations

Orientation) atau (Orientasi Dasar Dari Hubungan-hubungan Antar Pribadi). Pola

hubungan antar individu dapat dijelaskan dalam kaitan dengan tiga kebutuhan

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dasar pada individu sehubungan dengan ketertarikan individu untuk masuk ke

dalam sebuah kelompok yaitu sebagai berikut:

a. Inklusi (keikutsertaan)

Tahap inklusi yaitu tahap awal dimana peserta didik dapat memulai interaksi

dan memiliki rasa untuk ikut saling memiliki dalam situasi kelompok.

Hubungan yang mendasari adalah hubungan yang memuaskan dengan orang

lain. Aspek pada tahap ini meliputi: menjalin hubungan yang hangat dengan

teman, bersikap terbuka dan menerima orang lain apa adanya, ikut terlibat

dalam aktivitas kelompok, dapat berintegrasi dengan semua anggota

kelompok.

b. Kontrol

Tahap kontrol yaitu aspek pembuatan keputusan dalam hubungan antar

pribadi. Pada tahap ini kebutuhan yang mendasarinya adalah keinginan untuk

menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain

dalam kaitannya dengan wewenang dan kekuasaan. Aspek pada tahap ini

meliputi: memberi pengarahan kepada teman, menjadi pemimpin kelompok,

mendapat pengarahan dari teman, mematuhi peraturan di dalam kelompok.

c. Afeksi (keterlibatan emosional)

Tahap afeksi adalah tahap mengembangkan keterikatan emosional dengan

orang lain. Kebutuhan dasar pada tahap ini yaitu keinginan untuk disukai dan

dicintai. Aspek pada tahap ini meliputi: kemampuan berempati, keinginan

diperhatikan oleh teman, memberikan pujian atas kelebihan yang dimiliki

teman.

2. Kemandirian

Dalam penelitian ini, kemandirian merujuk pada konsep yang dicetuskan

oleh Steinberg (1993: 289) mengungkapkan individu yang mandiri adalah

individu yang mampu mengelola dirinya sendiri (self governing person).

Kemandirian adalah kemampuan berperilaku peserta didik Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang

ditunjukkan peserta didik dalam mengelola diri meliputi emosi, perilaku dan nilai.

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemandirian emosi ditandai de-idealized, parent as people, non-dependency dan

individuation, kemandirian perilaku ditandai kemampuan pengambilan keputusan,

tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain dan perubahan rasa percaya diri,

kemandirian nilai ditandai abstrack belief, principal belief dan independent belief.

Sub aspek kemandirian yang diungkap adalah:

a. Kemandirian emosi adalah aspek kemandirian yang berhubungan dengan

perubahan kedekatan atau keterikatan hubungan emosional individu

terutama orang tua. Kemandirian emosi ditandai dengan empat aspek,

yaitu:

1) De-idealized, yaitu tidak menganggap orang tuanya sebagai sosok

yang sempurna.

2) Parent as people, yaitu mampu melihat orang tuanya seperti orang lain

pada umumnya.

3) Non-dependency, yaitu kemampuan untuk tidak bergantung kepada

orang tua dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas

keputusan yang diambil

4) Individuation, yaitu remaja merasa sebagai individu yang memiliki

pemikiran dan perasaan yang berbeda dengan orang tuanya dan remaja

menjaga privasi

b. Kemandirian perilaku adalah kemampuan untuk membuat keputusan

secara bebas dan menindaklanjutinya atau melaksanakannya tanpa terlalu

bergantung kepada bimbingan orang lain. Kemandirian perilaku ditandai

tiga aspek yaitu:

1) Kemampuan mengambil keputusan, yaitu dengan mampu menemukan

akar masalah, sadar akan resiko yang akan diterima, dan merubah

keputusan yang akan diambil berdasarkan informasi baru.

2) Tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain, yaitu memiliki ketegasan

diri dan tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut

konformitas.

3) Perubahan dalam rasa percaya diri, yaitu remaja yakin terhadap potensi

yang dimiliki.

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Kemandirian nilai adalah kemampuan untuk memaknai seperangkat

prinsip tentang benar dan salah, yang wajib dan yang hak, apa yang

penting dan tidak penting. Kemandirian nilai ditandai dengan tiga aspek,

yaitu:

1) Abstrack belief, yaitu remaja dapat memaknai seperangkat prinsip

tentang benar- salah dan keyakinan terhadap nilai keagamaan.

2) Principal belief, yaitu remaja bertindak sesuai dengan prinsip yang

dapat dipertanggung jawabkan dalam bidang nilai.

3) Independent belief, yaitu keyakinan- keyakinan remaja menjadi

semakin bertambah tinggi sesuai keyakinan pada nilai sendiri.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpulan data penelitian ini berupa angket atau

kuesioner yang terdiri dari angket interaksi sosial teman sebaya untuk

mengungkap tingkat interaksi sosial teman sebaya dan angket kemandirian untuk

mengungkap tingkat kemandirian peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah

Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis angket yang digunakan

dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam

bentuk pernyataan-pernyataan yang menggambarkan keadaan nyata yang

dirasakan peserta didik mengenai interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian.

Peserta didik diminta untuk memilih jawaban yang sesuai dengan karakteristik

dirinya dengan cara memberikan tanda checklist (√). Setiap jawaban diberi skor

sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan.

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai

variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya

indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat

item instrumen yang berupa pernyataan yang perlu dijawab oleh responden

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Riduwan, 2011: 38). Pilihan jawaban setiap item pernyataan memiliki gradiasi

dari sangat positif sampai sangat negatif dengan alternatif jawaban pada tabel 3.2

berikut ini.

Tabel 3.2

Rentang Skala Likert

Interaksi Sosial Teman Sebaya dan Kemandirian

Alternatif Jawaban Pemberian Skor

(+) (-)

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kurang Sesuai (KS) 3 3

Tidak Sesuai (TS) 2 4

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

E. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri atas dua macam angket

yaitu interaksi sosial teman sebaya dan angket kemandirian. Kisi-kisi instrumen

penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya

a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen pengungkap data variabel interaksi sosial

dikembangkan oleh peneliti dari teori Schutz yaitu teori FIRO (Fundamental

Interpersonal Relations Orientation) atau (Orientasi Dasar Dari Hubungan-

hubungan Antar Pribadi) serta modifikasi pengembangan indikator beserta item

pernyataan dari Sukaesih (2010).

Adapun perubahan dan penambahan indikator yang dilakukan sebagai

bentuk pengembangan yaitu pada aspek inklusi ditambah indikator yaitu dapat

berintegrasi dengan semua anggota kelompok dan penambahan item pernyataan,

pada aspek kontrol ditambah satu indikator yaitu mematuhi peraturan di dalam

kelompok serta penambahan item pernyataan dan pada aspek afeksi, indikator

memberi perhatian kepada orang lain menjadi bagian dari indikator kemampuan

berempati dan penambahan satu indikator yaitu keinginan diperhatikan oleh

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teman serta penambahan item pernyataan. Perumusan kisi-kisi instrumen

ditampilkan dalam tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya

(Sebelum Uji Coba)

b) Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen interaksi sosial yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji

kelayakan instrumen. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui kelayakan angket dari segi isi, konstruk, maupun bahasa dari setiap

item pernyataan. Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yaitu dosen dari

jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penilaian oleh dosen ahli

dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi

Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan

No Aspek Indikator Nomor Item

(+) (-) ⅀

1. Inklusi

1. Menjalin hubungan yang hangat dengan

teman

1,2,3,6 4,5,7 7

2. Bersikap terbuka dan menerima orang lain

apa adanya

8,11,13 9,10,12 6

3. Ikut terlibat dalam aktivitas kelompok 14,18,20 15,16,17,

19

7

4. dapat berintegrasi dengan semua anggota

kelompok

21,24,26,27 22,23,25 7

2. Kontrol

1. Memberi pengarahan kepada teman 30,31,32,33 28,29,34

7

2. Menjadi pemimpin kelompok 37,39,40,41 35,36,38

7

3. Mendapat pengarahan dari teman 44,45 42,43,46,

47

6

4. Mematuhi peraturan di dalam kelompok 49,50,51,53 48,52,54 7

3. Afeksi

1. Kemampuan Berempati 56,57,59 54,55,58,

60

7

2. Keinginan diperhatikan oleh teman

61,62,64,66,

67

63,65 7

3. Memberikan pujian atas kelebihan yang

dimiliki teman

69,71,72,73 68,70,74 7

Jumlah 75

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa item tersebut bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan

dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukan revisi

pada item tersebut.

Instrumen ditimbang oleh tiga orang dosen jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan (PPB) yaitu Dr. Hj. Nani .M Sugandhi, M.Pd., Dr. Ipah Saripah,

M.Pd., dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd., Hasil judgment angket interaksi sosial

teman sebaya yaitu ditampilkan pada tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Hasil Judgment Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya

Kesimpulan Nomor Item Jumlah

Memadai 1,2,3,4,6,7,8,9,12,14,16,17,20,22,23,24,25,26,27,28,

31,32,33,34,36,37,39,43,45,46,47,48,50,52,53,54,56,

57,58,59,60,62,63,64,69,72

46

Revisi 5,10,11,13,15,18,19,21,29,30,35,38,40,41,42,44,51,55

,61,65,66,67,68,70,71,73,75

27

Buang 49,74 2

c) Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang peserta didik kelas VIII SMP

Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung. Uji keterbacaan bertujuan untuk

mengukur sejauh mana instrumen interaksi sosial teman sebaya dapat dipahami

oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak

dipahami oleh peserta didik kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga

dapat dimengerti oleh peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten

Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

d) Uji Validitas

Setelah uji keterbacaan item dilakukan, langkah selanjutnya yaitu menguji

validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas alat pengumpul data dilakukan

untuk mengetahui apakah intrumen yang digunakan dalam penelitian dapat

digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2011: 267).

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan program SPSS for

Windows Versi 16.0. Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda

menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Adapun data yang digunakan

untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen.

Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji

validitas item (built-in). Berikut ditampilkan item-item pernyataan setelah

validasi.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya

Signifikansi No.Item Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,

22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,36,37,39,40,4

1,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58

,59,60,61,63,64,65,68,69,70,71,72,73

69

Tidak Valid 35,62,66,67 4

Berdasarkan tabel hasil uji validitas menunjukkan dari 73 item pernyataan

dari angket interaksi sosial teman sebaya terdapat 69 item pernyataan yang valid

dan 4 item pernyataan yang tidak valid (hasil pengujian validitas terlampir).

e) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keajegan atau ketetapan

alat ukur. Alat ukur dapat dianggap memiliki reliabilitas baik jika hasil

pengukuran dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama berulang kali

menunjukkan hasil atau skor yang relatif sama. Perhitungan reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program

SPSS for windows versi 16.0. Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang

koefisien reliabilitas (Sugiyono, 2011: 257) sebagai berikut:

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah

0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup

0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

Hasil pengujian menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0 adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.6

Tingkat Reliabilitas Instrumen

Interaksi Sosial Teman Sebaya

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.900 69

Berdasarkan tabel didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha 0,900 yang

berada pada tingkat kategori keterandalan sangat tinggi. Berdasarkan hasil

tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan instrumen interaksi sosial teman sebaya

dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumul data

mengenai interaksi sosial teman sebaya. Setelah melalui serangkaian uji coba

sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan, maka dalam pengembangan

kisi-kisi instrumen interkasi sosial teman sebaya mengalami perubahan yang

ditampilkan pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya

(Setelah Uji Coba)

No Aspek Indikator

⅀ Nomor

Valid

Nomor

Item

Baru

1. Inklusi

1. Menjalin hubungan yang hangat dengan

teman

1,2,3,4,5,6,7 1,2,3,4,5,6

,7

7

2. Bersikap terbuka dan menerima orang

lain apa adanya

8,9,10,11,

12,13

8,9,10,

11,12,13

6

3. Ikut terlibat dalam aktivitas kelompok 14,15,16,17,

18,19,20

14,15,16,

17,18,19,

20

7

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya

(Setelah Uji Coba)

1. Instrumen Kemandirian

a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen pengungkap data variabel kemandirian yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket yang telah dikembangkan

oleh Iklima (2012) baik secara konsep, konstruk maupun pengukurannya dengan

merujuk pada konsep kemandirian yang dikemukakan Steinberg (1993).

Perumusan kisi-kisi instrumen ditampilkan dalam tabel 3.8 berikut ini.

No Aspek Indikator

⅀ Nomor

Valid

Nomor

Item

Baru

1. Inklusi

3. Ikut terlibat dalam aktivitas kelompok 14,15,16,17,

18,19,20

14,15,16,

17,18,19,

20

7

4. dapat berintegrasi dengan semua

anggota kelompok

21,22,23,24,

25 ,26,27

21,22,23,

24

,25,26,27

7

2. Kontrol

1. Memberi pengarahan kepada teman 28,29,30,31,

32,33,34

28,29,30,

31,32,33

34

7

2. Menjadi pemimpin kelompok 36,37,38,39,

40,41

35,36,37,

38,39,40

6

3. Mendapat pengarahan dari teman 42,43,44,45,

46,47

41,42,

43,44,45,

46

6

4. Mematuhi peraturan di dalam kelompok 48,49,50,51,

52,53

47,48,

49,50,51,

52

6

3. Afeksi

1. Kemampuan Berempati 54,55,56,57,

58,59,60

53,54,55,

56,57,58,

59

7

2. Keinginan diperhatikan oleh teman

61,63,64,65 60,61,62,

63

4

3. Memberikan pujian atas kelebihan yang

dimiliki teman

68,69,70,71,

72,73

64,65,66,

67,68,69

7

Jumlah 69

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Kemandirian

(Sebelum Uji Coba)

No. Aspek Subaspek Indikator Nomor Item

(+) (-) ⅀

1. Kemandirian

Emosi

1. De-idealized a. Remaja memandang

orang tua bukan orang

tua yang sempurna

3,4 1,2,5 5

2. Parent as

people

a. Remaja mampu melihat

orang tua seperti orang

lain pada umumnya

6,8,9 7 4

3.Non-

dependency

a. Remaja mampu

membuat keputusan

untuk menyelesaikan

masalahnya tanpa

mengandalkan bantuan

orang tua

10,13 11,12 4

b. Remaja mampu

bertanggung jawab atas

dirinya sendiri

15 14 2

4. Individuation a. Remaja merasa sebagai

individu yang memiliki

pemikiran dan

perasaan yang berbeda

dengan orang tuanya

16,17 2

b. Remaja menjaga

privasi

19,20 18,21,22 5

2. Kemandirian

Perilaku

1. Kemampuan

mengambil

keputusan

a. Remaja mampu

menemukan akar

permasalahan

24 23,25,26,27 5

b. Remaja sadar akan

resiko yang diterima

28,29,32 30,31 5

c. Remaja

mempertimbangkan

informasi baru dan

masukan dari orang

lain, media massa

dalam mengambil

keputusan

34,35,37 33,36 5

2. Tidak rentan

terhadap

pengaruh

pihak lain

a. Remaja memiliki

ketegasan diri

38,39,40,41,43 42 6

b. Remaja tidak mudah

terpengaruh dalam

situasi yang menuntut

konformitas

44 45,46,47 4

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Kemandirian

(Sebelum Uji Coba)

No. Aspek Subaspek Indikator Nomor Item

(+) (-) ⅀

2. Kemandirian

Perilaku

3. Perubahan

dalam rasa

percaya diri

a. Remaja yakin terhadap

potensi yang dimiliki

50,51 48,49 4

3. Kemandirian

Nilai

1. Abstrack belief

a. Remaja mampu

membedakan yang

benar dan yang salah

52,53,54,55 4

b. Remaja memiliki

keyakinan terhadap

nilai keagamaan

56,57 58 3

2. Principal

belief

a. Remaja bertindak

sesuai dengan prinsip

yang dapat

dipertanggungjawabkan

dalam bidang nilai

59,62 60,61 4

3. Independent

belief

a. Remaja bertindak

sesuai dengan

keyakinan dalam

nilainya sendiri

64,66 63,65

Jumlah 66

b) Uji Validitas

Setelah uji keterbacaan item dilakukan, langkah selanjutnya yaitu menguji

validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas alat pengumpul data dilakukan

untuk mengetahui apakah intrumen yang digunakan dalam penelitian dapat

digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2011: 267).

Pengujian validitas instrumren pada penelitian ini menggunakan program SPSS

for Windows Versi 16.0. Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya

pembeda menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Adapun data yang

digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran

instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk

menguji validitas item (built-in). Berikut ditampilkan item-item pernyataan

setelah validasi.

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Kemandirian

Signifikansi No.Item Jumlah

Valid 3,5,8,9,10,11,12,13,14,15,17,20,23,24,25,26,27,29,30,

32,33,34,35,36,37,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,5

0,51,52,53,54,55,56,57,58,

59,60,61,63,63,64,65,66

54

Tidak Valid 1,2,4,6,7,16,18,19,21,22,28,31 12

Berdasarkan tabel hasil uji validitas menunjukkan dari 66 item pernyataan

dari angket kemandirian terdapat 54 item pernyataan yang valid dan 12 item

pernyataan yang tidak valid (hasil pengujian validitas terlampir).

c) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keajegan atau ketetapan

alat ukur. Alat ukur dapat dianggap memiliki reliabilitas baik jika hasil

pengukuran dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama berulang kali

menunjukkan hasil atau skor yang relatif sama. Perhitungan reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program

SPSS for windows versi 16.0. Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang

koefisien reliabilitas (Sugiyono, 2011: 257) sebagai berikut:

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah

0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup

0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

Hasil pengujian menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0 adalah

sebagai berikut.

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10

Tingkat reliabilitas instrumen

Kemandirian

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.838 54

Berdasarkan tabel didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha 0,838 yang

berada pada tingkat kategori keterandalan sangat tinggi. Berdasarkan hasil

tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan instrumen kemandirian dapat digunakan

dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumul data mengenai

kemandirian. Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai dengan ketentuan yang

telah dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi instrumen kemnadirian

mengalami perubahan yang ditampilkan pada tabel 3.11 berikut ini.

Tabel 3.11

Kisi-kisi Instrumen Kemandirian

(Setelah Uji Coba)

No. Aspek Subaspek Indikator Nomor Valid Nomor Item Baru ⅀

1. Kemandirian

Emosi

1. De-idealized a. Remaja memandang

orang tua bukan orang

tua yang sempurna

3,5 1,2 2

2. Parent as

people

a. Remaja mampu melihat

orang tua seperti orang

lain pada umumnya

8,9 3,4 2

3.Non-

dependency

d. Remaja mampu

membuat keputusan

untuk menyelesaikan

masalahnya tanpa

mengandalkan bantuan

orang tua

e. Remaja mampu

bertanggung jawab

atas dirinya sendiri

10,11,12,13 5,6,7,8 4

4. Individuation a. Remaja merasa sebagai

individu yang memiliki

pemikiran dan

perasaan yang berbeda

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.11

Kisi-kisi Instrumen Kemandirian

(Setelah Uji Coba)

No. Aspek Subaspek Indikator Nomor Valid Nomor Item

Baru

1. Kemandirian

Emosi

4. Individuation dengan orang tuanya 17 11 1

b. Remaja menjaga

privasi

20 12 1

2. Kemandirian

Perilaku

1. Kemampuan

mengambil

keputusan

a. Remaja mampu

menemukan akar

permasalahan

23,24,25,26,27 13,14,15,16,17 5

b. Remaja sadar akan

resiko yang diterima

29, 30,32 18,19,20 3

f. Remaja

mempertimbangkan

informasi baru dan

masukan dari orang

lain, media massa

dalam mengambil

keputusan

33,34,35,36,37 21,22,23,24,25 5

2. Tidak rentan

terhadap

pengaruh

pihak lain

a. Remaja memiliki

ketegasan diri

38,39,40,41,

42,43

26,27,28,29,30,31 6

b. Remaja tidak mudah

terpengaruh dalam

situasi yang menuntut

konformitas

44, 45,46,47 32,33,34,35 4

3. Perubahan

dalam rasa

percaya diri

a. Remaja yakin terhadap

potensi yang dimiliki

48,49,50,51 36,37,38,39 4

3. Kemandirian

Nilai

4. Abstrack

belief

c. Remaja mampu

membedakan yang

benar dan yang salah

52,53,54,55 40,41,42,43 4

d. Remaja memiliki

keyakinan terhadap

nilai keagamaan

56,57, 58 44,45,46 3

5. Principal

belief

b. Remaja bertindak

sesuai dengan prinsip

yang dapat

dipertanggungjawabka

n dalam bidang nilai

59, 60,61,62 47,48,49,50 4

6. Independent

belief

b. Remaja bertindak

sesuai dengan

keyakinan dalam

nilainya sendiri

63,64,65,66 51,52,53,54 4

Jumlah 54

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Pengolahan Data

1. Verifikasi Data

Verifikasi data yaitu suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang

diperoleh dalam rangka pengumpulan data untuk menyeleksi atau memilih data

yang memadai untuk diolah. Adapun tahapan verifikasi data yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengecekan jumlah angket yang sudah terkumpul.

b. Memberikan nomor urut pada setiap angket untuk menghindari

kesalahan pada saat melakukan rekapitulasi data.

c. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari

peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan

penyekoran yang telah ditetapkan.

d. Melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang

dibutuhkan.

2. Pengelompokkan Data

Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen interaksi sosial

teman sebaya dan kemandirian kemudian dikelompokkan menjadi lima kategori

yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pengelompokkan

lima kategori tersebut dilakukan dengan mengkoversi skor mentah menjadi skor

matang dengan menggunakan batas lulus ideal dengan cara menjumlahkan

jawaban setiap peserta didik kemudian mencari rata-rata (μ) dan standar deviasi

(σ) untuk memberikan makna diagnostik terhadap skor. Berdasarkan langkah-

langkah tersebut, kemudian didapatkan rumusan kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 3.12

Konversi Skor Mentah Menjadi Matang dengan Batas Lulus Ideal

Kategori Rentang Skor

Sangat Tinggi X > (μ + 1,5 σ)

Tinggi (μ + 0,5 σ) ≤ X < (μ + 1,5 σ)

Sedang ( µ - 0,5 σ < x < ( µ + 0,5 σ )

Rendah (μ - 1,5 σ) ≤ X < (μ - 0,5 σ)

Sangat Rendah X < (μ - 1,5 σ)

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

X = skor subjek

μ = rata-rata baku

σ = deviasi standar baku

Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas, maka dapat

dilakukan penentuan kategorisasi interaksi sosial teman sebaya yang ditampilkan

pada tabel 3.13 berikut ini.

Tabel 3.13

Kategorisasi Interaksi Sosial Teman Sebaya

No Interval Kategori

1. 310 Sangat tinggi

2. 242 – 309 Tinggi

3. 173 – 241 Sedang

4. 104 – 172 Rendah

5. 103 Sangat Rendah

Adapun untuk penentuan kategorisasi kemandirian peserta didik

berdasarkan konversi skor mentah menjadi matang dengan batas lulus ideal yaitu

sebagai berikut.

Tabel 3.14

Kategorisasi Kemandirian Peserta Didik

No Interval Kategori

1. 243 Sangat tinggi

2. 190 – 242 Tinggi

3. 136 – 189 Sedang

4. 82 – 135 Rendah

5. 81 Sangat Rendah

Hasil perhitungan diatas menunjukkan kategorisasi untuk menggambarkan

interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian peserta didik secara umum.

Adapun kategorisasi secara khusus seperti berdasarkan aspek dan indikator dari

interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian peserta didik, dihitung seperti

rumus yang telah dikemukakan.

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.15

Kualifikasi Interaksi Sosial Teman Sebaya

Rentang Skor Kategori Kualifikasi

310 Sangat tinggi

Pada kategori sangat tinggi berarti peserta didik

mencapai interaksi sosial pada setiap aspeknya,

yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah

yang meliputi kemampuan peserta didik untuk

dapat memulai interaksi dengan orang lain,

peserta didik dapat saling memiliki dalam situasi

kelompok, peserta didik berkeinginan untuk

menjaga dan mempertahankan hubungan yang

memuaskan dengan orang lain, serta peserta didik

dapat mengembangkan keterikatan emosional

dengan orang lain.

242 – 309 Tinggi

Pada kategori tinggi berarti peserta didik

mencapai tingkat interaksi sosial pada hampir

setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta

didik di sekolah yang meliputi kemampuan

peserta didik untuk dapat memulai interaksi

dengan orang lain, peserta didik dapat saling

memiliki dalam situasi kelompok, peserta didik

berkeinginan untuk menjaga dan

mempertahankan hubungan yang memuaskan

dengan orang lain, serta peserta didik dapat

mengembangkan keterikatan emosional dengan

orang lain hampir dalam setiap keadaan.

173 – 241 Sedang

Pada kategori sedang berarti peserta didik

mencapai tingkat interaksi sosial yang sedang

pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh

peserta didik di sekolah yang meliputi

kemampuan peserta didik untuk dapat memulai

interaksi dengan orang lain, peserta didik dapat

saling memiliki dalam situasi kelompok, peserta

didik berkeinginan untuk menjaga dan

mempertahankan hubungan yang memuaskan

dengan orang lain, serta peserta didik dapat

mengembangkan keterikatan emosional dengan

orang lain pada beberapa keadaan.

104 – 172 Rendah

Pada kategori rendah berarti peserta didik kurang

mencapai tingkat interaksi sosial pada setiap

aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di

sekolah yang meliputi peserta didik kurang

mampu untuk dapat memulai interaksi dengan

orang lain, peserta didik kurang memiliki dalam

situasi kelompok, peserta didik kurang

berkeinginan untuk menjaga dan

mempertahankan hubungan yang memuaskan

dengan orang, serta peserta didik kurang dapat

mengembangkan keterikatan emosional dengan

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang lain.

103 Sangat Rendah

Pada kategori sangat rendah berarti peserta didik

mencapai tingkat interaksi sosial yang sangat

rendah pada setiap aspeknya, yang ditampilkan

oleh peserta didik di sekolah yang meliputi

peserta didik tidak dapat memulai interaksi

dengan orang lain, peserta didik tidak memiliki

kemampuan untuk saling memiliki dalam situasi

kelompok, tidak adanya keinginan peserta didik

untuk menjaga dan mempertahankan hubungan

yang memuaskan dengan orang lain, serta peserta

didik tidak dapat mengembangkan keterikatan

emosional dengan orang lain.

Adapun kualifikasi kemandirian peserta didik berdasarkan rentang skor dan

kategori yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.16

Kualifikasi Kemandirian Peserta Didik

Rentang Skor Kategori Kualifikasi

243 Sangat tinggi

Pada kategori sangat tinggi berarti peserta

didik mencapai tingkat kemandirian pada

setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh

peserta didik di sekolah dalam kemampuan

terhadap pengelolaan diri meliputi emosi,

perilaku dan nilai.

190 – 242 Tinggi

Pada kategori tinggi berarti peserta didik

mencapai tingkat kemandirian pada hampir

setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh

peserta didik di sekolah dalam kemampuan

terhadap pengelolaan diri meliputi emosi,

perilaku dan nilai hampir dalam setiap

keadaan.

136 – 189 Sedang

Pada kategori sedang berarti peserta didik

mencapai tingkat kemandirian yang sedang

pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh

peserta didik di sekolah dalam kemampuan

terhadap pengelolaan diri meliputi emosi,

perilaku dan nilai pada beberapa keadaan.

82 – 135 Rendah

Pada kategori rendah berarti peserta didik

kurang mencapai tingkat kemandirian pada

setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh

peserta didik di sekolah dengan kurangnya

kemampuan terhadap pengelolaan diri

meliputi emosi, perilaku dan nilai.

Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

81 Sangat Rendah

Pada kategori sangat rendah berarti peserta

didik mencapai tingkat kemandirian yang

sangat rendah pada setiap aspeknya, yang

ditampilkan oleh peserta didik di sekolah

dengan tidak adanya kemampuan terhadap

pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan

nilai.

G. Uji Korelasi

Penelitian ini merupakan penelitian sensus artinya penelitian yang

menggunakan populasi penelitian sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hal

tersebut maka perhitungan selanjutnya dapat langsung dilakukan analisis korelasi

terhadap variabel interaksi sosial teman sebaya dan variabel kemandirian peserta

didik. Data dalam penelitian ini merupakan data ordinal maka analisis korelasi

terhadap variabel interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian menggunakan

rumus Spearman Rank Order Correlation (rho), Riduwan (2012: 135)

mengemukakan yaitu sebagai berikut.

ρ = 1-

Keterangan:

ρ = Nilai Korelasi Spearman Rank

∑d² = Total kuadrat selisih antar ranking

n = Jumlah sampel penelitian

Untuk menentukan nilai kontribusi antara interaksi sosial teman sebaya

terhadap kemandirian peserta didik, dilakukan dengan cara menghitung koefisien

determinasi (KD), menurut Sarwono (2007: 29) menggunakan rumus sebagai

berikut.

KD = r2 x 100%