bab iii metode penelitian a. desain penelitian 1...

15
Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Nasution (2003, hlm. 5) “pendekatan kualitatif ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena dalam penelitian kualitatif ini, peneliti ingin mempelajari dan mengamati penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan secara lebih mendalam, menyeluruh, dan meluas. Peneliti ingin mengetahui secara mendalam bagaimana proses perencanaan dan pelaksanaan penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Peneliti ingin mengetahui secara lebih mengakar bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan kendala- kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir krtitis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut. Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri yang terjun ke lapangan guna mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2007, hlm. 132) bahwa: Bagi penelitian kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Locke (dalam Creswell, 2010, hlm. 264) bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian interpretif, yang di dalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus menerus dengan partisipan, keterlibatan inilah yang nantinya memunculkan

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Menurut Nasution (2003, hlm. 5) “pendekatan kualitatif ialah mengamati orang

dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami

bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”. Dipilihnya pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini karena dalam penelitian kualitatif ini, peneliti ingin

mempelajari dan mengamati penggunaan media poster untuk meningkatkan

berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan secara

lebih mendalam, menyeluruh, dan meluas. Peneliti ingin mengetahui secara

mendalam bagaimana proses perencanaan dan pelaksanaan penggunaan media

poster untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Peneliti ingin mengetahui secara lebih mengakar bagaimana

respon siswa terhadap penggunaan media poster untuk meningkatkan berpikir

kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan kendala-

kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

media poster untuk meningkatkan berpikir krtitis siswa dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan tersebut.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti

sendiri yang terjun ke lapangan guna mencari informasi melalui observasi dan

wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2007, hlm. 132)

bahwa:

Bagi penelitian kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi

segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana,

pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi

pelapor penelitiannya.

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Locke (dalam Creswell, 2010,

hlm. 264) bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian interpretif, yang di

dalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus

menerus dengan partisipan, keterlibatan inilah yang nantinya memunculkan

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

51

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serangkaian isu dalam proses penelitian kualitatif”. Berdasarkan pendapat di atas,

peneliti lebih leluasa dalam mencari informasi dan data yang terperinci dari subjek

penelitian tentang berbagai hal yang diperlukan dalam penelitian ini.

Selanjutnya Sugiyono (2011, hlm. 19) memberikan pengertian penelitian

kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada

dasarnya dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian yang utama

adalah peneliti itu sendiri, hal tersebut memungkinkan penelitian dapat dilakukan

secara mendalam dan memperoleh data yang akurat. Penelitian kualitatif

berpedoman pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia

sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, dan lebih

mementingkan proses daripada hasil. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Moleong (2007, hlm. 27) yaitu:

Penelitian kualitatif ini berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan,

mengandalkan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran

penelitiannya pada usaha menemukan teori dasar bersifat deskriptif, lebih

mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus memiliki

seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan

penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh

kedua belah pihak antara peneliti dan subjek peneliti.

Sejalan dengan pendapat di atas, Denzin dan Lincoln (dalam Moleong, 2007,

hlm. 5) mengungkapkan bahwa “penelitian yang menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada”.

Disamping itu, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dapat diperoleh

gambaran secara faktual dan rasional berdasarkan pengalaman sebagai basis ilmu

pengetahuan dengan menghimpun fakta-fakta yang menjadi data bagi penelitian

ini. Moleong (2007, hlm. 6) kembali memberikan pengertian penelitian kualitatif

yaitu:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

52

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holisitik dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah

dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang digunakan untuk memahami dan meneliti pada kondisi

alamiah, fenomena yang dialami subjek penelitian yang menghasilkan suatu

deskriptif dalam bentuk kata-kata. Penelitian kualitatif menurut pengertian di atas

bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Pernyataan

ini sejalan dengan yang dikemukakan Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2007,

hlm. 6) bahwa “penelitian kuallitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun dari orang dan

pelaku yang diamati”.

2. Metode Penelitian

Suatu penelitian ilmiah dikatakan efektif dan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya apabila menggunakan suatu metode yang sesuai dengan kajian

penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran

secara ilmiah berdasarkan pada data yang sesuai dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Keberhasilan suatu penelitian salah

satunya didasari oleh metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan tujuan

penelitian yang ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain metode penelitian

sangat dibutuhkan karena akan memperjelas langkah atau cara-cara bagaimana

menghasilkan data-data yang tepat dan sesuai dengan arahan tujuan dari

penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu

penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta dan

realita yang ada pada saat ini, kontemporer dan memusatkan masalah pada

masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Nazir (1998, hlm. 63) yang menyatakan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meniliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

53

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang terjadi.

Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2006, hlm.

234) bahwa “studi deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan

gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Beberapa pendapat

dari para ahli tersebut dipandang oleh peneliti bahwa metode deskriptif tepat

digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan tujuan dari penelitian ini

adalah untuk memperoleh gambaran terhadap penggunaan media poster dalam

rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada proses pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan Penelitan

Penentuan subjek atau dengan kata lain partisipan penelitian perlu dilakukan

oleh peneliti, guna memfokuskan penelitian ini supaya sesuai dengan masalah

yang akan diteliti. Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan

informasi. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm. 32)

bahwa “subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi

bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai”.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang kemudian dijadikan subjek penelitian

meliputi: Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Pembantu Kepala

Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Guru Pendidikan Kewarganegaraan, dan

Siswa X MIA-6 SMA Negeri 15 Bandung dalam menganalisis penggunaan media

poster untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.

Hal inilah yang peneliti anggap karena subjek di atas representative

purposive karena subjek tersebut akan memberikan informasi data yang peneliti

butuhkan sehubungan dengan penelitian ini. Disamping itu, informasi dari

narasumber lain akan digunakan oleh peneliti untuk membandingkan informasi

yang telah didapatkan dari subjek penelitian sehingga hasil yang diperoleh akurat

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

54

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan dapat dipercaya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution

(2003, hlm. 10) bahwa:

Data atau informasi dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara

memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya pihak kedua, ketiga dan

seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah

membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari

berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data.

2. Tempat Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah SMA Negeri

15 Bandung yang beralamat di Jalan Sarimanis I No. 1 Kota Bandung 40151.

Adapun yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan SMA Negeri 15 Bandung

sebagai tempat penelitian karena berdasarkan observasi awal diperoleh gambaran

bahwa sekolah ini dinilai cukup representatif untuk melakukan penelitian

pendidikan dan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena SMA Negeri 15

Bandung secara akademis memiliki akreditasi sekolah yang sangat baik.

C. Tahapan Penelitian

Beberapa tahapan penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian ini dan

disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal

dengan mengunjungi SMA Negeri 15 Bandung dan melakukan kegiatan pra

penelitian guna memperoleh informasi dari guru Pendidikan Kewarganegaraan di

sekolah tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dalam proses

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan untuk menentukan fokus kajian

dalam penelitian.

2. Tahap Perizinan Penelitian

Tahap perizinan ditempuh untuk melakukan prosedur penelitian yang

semestinya sesuai aturan yang berlaku dari instansi yang menjadi lokasi dan

subjek penelitian. Adapun prosedur yang peneliti tempuh dalam melakukan

penelitian ini antara lain:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian melalui Departemen

Pendidikan Kewarganegaraan, dan ditandatangani oleh Ketua Departemen

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

55

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Kewarganegaraan, selanjutnya surat diteruskan kepada Dekan

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Pembantu Dekan I

untuk mendapatkan surat rekomendasi.

b. Mengajukan surat izin penelitian ke Subag Mawa Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan melampirkan fotokopi proposal skripsi dengan

lembar pengesahan yang telah disahkan oleh kedua pembimbing.

c. Pembantu Dekan I Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial kemudian

menerbitkan suart rekomendasi penelitian untuk ditujukan pada lokasi

penelitian.

Setelah memperoleh surat rekomendasi penelitian, maka peneliti

berkonsultasi dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengetahui

gambaran umum awal siswa. Selanjutnya peneliti melakukan koordinasi dengan

guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengatur jadwal penelitian. Setelah

mendapatkan gambaran secara umum serta jadwal dari guru Pendidikan

Kewarganegaraan, maka peneliti menyusun waktu yang tepat untuk melakukan

pengamatan langsung atau observasi.

3. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap inti dari penelitian yang dilakukan, peneliti

mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk

memecahkan fokus masalah. Maka peneliti terjun langsung ke lapangan untuk

melakukan penelitian. Penelitian dilakukan dengan maksud guna mengumpulkan

data dari responden. Adapun prosedur yang ditempuh oleh peneliti sebagai

berikut:

a. Menghubungi pihak sekolah dan guru Pendidikan Kewarganegaraan SMA

Negeri 15 Bandung.

b. Melakukan wawancara dengan pihak sekolah dan guru Pendidikan

Kewarganegaraan SMA Negeri 15 Bandung.

c. Melakukan wawancara dengan para siswa, kemudian hasil wawancara

tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.

d. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kemudian dianalisis

dengan didukung oleh studi dokumentasi dan studi literatur.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

56

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Pengumpulan Data

Peneliti yang bertindak sebagai instrumen utama (key instrument) penelitian

terjun langsung ke lapangan dan menyatu dengan sumber data dalam kondisi

alamiah (natural setting) guna mendapatkan data yang akurat dan valid. Sugiyono

(2011, hlm. 224) berpendapat bahwa “teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan”.

Sejalan dengan pendapat tersebut Nasution (2003, hlm. 5) mengungkapkan

bahwa “dalam penelitian naturalistik peneliti sendirilah yang menjadi instrumen

utama dan terjun langsung ke lapangan serta mengumpulkan informasi melalui

observasi dan wawancara”. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti masuk

ke lapangan menyatu dengan sumber data untuk mengumpulkan data dalam

situasi yang alamiah. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah

melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur.

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu instrumen utama dalam penelitian sosial

terutama penelitian kualitatif. Observasi ini dilakukan guna mendapatkan

gambaran mengenai permasalahan yang menjadi objek penelitian. Hadi (dalam

Sugiyono, 2011, hlm. 145) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis

dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan

dan ingatan”.

Teknik observasi ini dilaksanakan pada saat media poster digunakan dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui observasi ini diharapkan

dapat diperoleh data mengenai deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa pada

saat proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilaksanakan. Observasi

dilakukan dengan peneliti terjun mengamati langsung kegiatan pembelajaran

seperti yang diungkapkan Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007, hlm. 174)

beberapa alasan pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif, yaitu:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

57

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung.

Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin

menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh

keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah

mengamati sendiri sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya.

Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati

sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi

pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti

mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang

langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi keraguan pada peneliti.

Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami

situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu di mana

teknik telekomunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat

menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Selanjutnya Faisal (1990, hlm. 79) mengklasifikasikan observasi menjadi

“observasi berpartispasi (participant observation), observasi yang secara terang-

terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi

tak berstruktur (unstructured observation)”. Observasi berpartisipasi dipilih

peneliti dalam melaksanakan penelitian ini dikarenakan lebih sesuai dengan objek

penelitian.

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Ketika

melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber

data. Seperti halnya yang diungkapkan Stainback (dalam Sugiyono, 2011, hlm.

227) yang menyatakan “In participant observation, the researcher observes what

people do, listen to what they say, and participates in their activites”. Dalam

observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas

mereka. Alasan peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif ini agar data

yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat

makna dari setiap perilaku tampak.

Lebih lanjut Spardley yang dikutip Stainback (dalam Sugiyono, 2011, hlm.

226) dalam “observasi partisipatif ini terbagi menjadi pasrtisipasi pasif, partisipasi

moderat, partisipasi aktif, dan partisipasi lengkap. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan partisipasi pasif, jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat

kegiatan subjek yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

58

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan yang mendasari peneliti dikarenakan sesuai dengan tujuan penelitian ini

yakni mengetahui bagaimana penggunaan media poster untuk meningkatkan

berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga

peneliti datang ke tempat kegiatan subjek yang diamati tetapi tidak terlibat secara

langsung dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas.

Sejalan dengan alasan tersebut maka Creswell mengungkapkan (2010, hlm.

267) bahwa:

Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung

turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan individu-individu di lokasi

penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat aktivitas-

aktivitas dalam lokasi penelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat

dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan hingga

partisipan utuh.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontsruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Nasution (2003, hlm. 73) menjelaskan bahwa “tujuan dari wawancara

adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain”.

Sedangkan Moleong (2007, hlm. 186) menyatakan bahwa “wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

Pada dasarnya wawancara atau interview merupakan kegiatan untuk

memperoleh informasi dari responden melalui pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara lisan oleh peneliti berdasarkan pedoman wawancara yang telah

dibuat sebelumnya. Selain itu, wawancara merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan responden mengenai

permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Melalui wawancara peneliti akan

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi.

Estenberg (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 233) mengklasifikasikan beberapa

wawancara, yakni “wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur”

dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semiterstruktur.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

59

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2011, hlm. 233) mendeskripsikan wawancara semiterstruktur sebagai

berikut:

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana

dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat, dan ide-idenya.

Alasan yang mendasari peneliti menggunakan teknik wawancara tersebut

agar setiap responden dapat memberikan informasi secara lebih terbuka.

Keunggulan dari wawancara semiterstruktur ini adalah tujuan dari wawancara

lebih terfokus, data yang diperoleh lebih mudah diolah, dan agar narasumber lebih

bebas mengemukakan apa yang diketahuinya. Wawancara dilakukan secara

terbuka yang dilengkapi dengan susunan atau daftar pertanyaan yang telah dibuat

sebelumnya. Alasan tersbut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell

(2010, hlm. 267) bahwa:

Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face interview

(wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka

dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam

kelompok tertentu) yang terdiri enam sampai delapan partisipan per

kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan

pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan

bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan

dan opini dari para pasrtisipan.

Wawancara digunakan peneliti sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

wawancara kepada Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yaitu Bapak

Hana Juhana, S.Pd., Pembantu Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana yaitu

Bapak Drs. Cucu Suhendar, Guru Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Ibu Dra. Hj.

Titin Kartini dan siswa-siswi kelas X MIA-6.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

60

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hal ini sejalan dengan yang

dikemukakan Bogdan (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 240) bahwa:

in most tradition of qualitative research, the phrase personal document in

used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual

which describe his or her own action, experience and belief.

Sedangkan Sugiyono (2011, hlm. 240) menjelaskan bahwa “hasil penelitian

dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau

didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat

kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin

kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang

telah ada”.

Lebih lanjut Creswell (2010, hlm. 267) mengemukakan bahwa “selama

penelitian, peneliti bisa mengumpulkan dokumen-dokumen kualitatif. Dokumen

ini bisa berupa dokumen publik (koran, makalah, laporan kantor) ataupun

dokumen private (buku harian, diary, surat, email). Hal tersebut sejalan dengan

yang diungkapkan Nasution (2003, hlm. 89) bahwa “dokumen terdiri atas tulisan

pribadi seperti surat-surat, buku harian dan dokumen resmi. Selanjutnya Danial

dan Warsiah (2009, hlm. 79) mengemukakan bahwa “studi dokumentasi adalah

pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi

sesuai dengan masalah penelitian”.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas, peneliti merasa bahwa studi

dokumentasi dibutuhkan guna melengkapi data dari hasil observasi dan

wawancara, sehingga didapatkan data yang teruji kredibilitasnya. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan studi dokumentasi terhadap berbagai dokumen

yang terdapat di lapangan seperti profil sekolah, catatan peneliti di lapangan, dan

foto-foto pada saat pelaksanaan penelitian.

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dan

mengkaji buku-buku, dan sumber bacaan lainnya yang relevan dengan masalah

yang dikaji oleh peneliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

61

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca, mempelajari, dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan

penggunaan media pembelajaran terutama media poster dalam proses

pembelajaran. Studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoretis

yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang digunakan dalam

penelitian ini.

Menurut Danial dan Warsiah (2009, hlm. 80), menjelaskan bahwa “studi

kepustakaan adalah teknik penelitian dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku,

majalah, liflet, artikel, dan lain-lain yang berkenaan dengan masalah dan tujuan

penelitian. Teknik ini peneliti gunakan dengan tujuan untuk mengungkapkan

berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti

sebagai bahan rujukan dalam pembahasan penelitian”.

E. Analisis Data

Terdapat sejumlah tahapan umum yang dijelaskan oleh peneliti untuk

mendeskripsikan secara menyeluruh mengenai aktivitas analisis data penelitian,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Creswell (2010, hlm. 274) bahwa:

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi

terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan

menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Maksudnya, analisis data

kualitatif bisa saja melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan

pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama.

Lebih lanjut Creswell (2010, hlm. 245) menjelaskan bahwa “analisis data

kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan buku-buku ilmiah

sering kali menjadi model analisis yang umum digunakan”. Melalui model

analisis tersebut, peneliti mengumpulkan data kualitatif, kemudian

menganalisisnya berdasarkan tema-tema atau perspektif tertentu.

Miles dan Huberman (1992, hlm. 16-18) mengemukakan bahwa “teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan

yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan/verifikasi”. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut,

berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

Berikut adalah bagan mengenai komponen-komponen analisis data menurut

Miles dan Huberman (1992, hlm. 20)

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

62

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Komponen-komponen Analisis Data

(Sumber: Miles dan Huberman, 1992, hlm. 20)

Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama analisis data

merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara

empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak

bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi.

1. Reduksi Data

Sugiyono (2011, hlm. 247) menjelaskan bahwa “reduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya”. Merujuk dari pendapat di atas, data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari kembali

apabila diperlukan.

Pendapat yang sama dikemukakan Nasution (2003, hlm. 128) yang

menjelaskan bahwa:

Data yang diperoleh di lapangan akan terus bertambah sehingga akan

menyulitkan jika dianalisis sejak awal. Laporan-laporan itu perlu direduksi,

dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting, dan dicari tema

atau polanya, jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan,

direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting,

diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas relevan dengan kondisi di

lapangan yang sering dijumpai dalam penelitian, setelah peneliti melakukan

Pengumpulan

data

Reduksi

data Kesimpulan:

Penarikan/verifikasi

Penyajian

data

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

63

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian data yang diperoleh semakin banyak, kompleks dan rumit. Maka dari

itu, perlu dilakukan analisis melalui reduksi data. Data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari kembali apabila

diperlukan.

2. Penyajian Data

Langkah yang ditempuh selanjutnya setelah data direduksi, yakni menyajikan

data. Sugiyono (2011, hlm. 249) menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya”. Sedangkan Miles dan Huberman (dalam

Sugiyono, 2011, hlm. 249) mengemukakan “the most frequent from of display

data for qualitative research data in the past has been narrative text”.

Sejalan dengan pendapat di atas Nasution (2003, hlm. 128) mengungkapkan

bahwa:

Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal akan sulit dipahami. Oleh

karena itu, agar dapat melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam

penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat,

network, chart dan grafik.

Penyajian data dilakukan dengan menyusun sekumpulan informasi yang

diperoleh sehingga dapat menarik kesimpulan. Penyajian data selanjutnya

dilakukan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian

yang diperoleh.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan dilaksanakan setelah proses klasifikasi dan penyajian

data dilaksanakan. Kesimpulan awal yang dikumpulkan masih bersifat sementara,

yang kemudian akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Kesimpulan yang

dikumpulkan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan akurat,

maka kesimpulan yang dikumpulkan dapat dikatakan bahwa kesimpulan tersebut

kesimpulan yang kredibel.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1 ...repository.upi.edu/21265/6/S_PKN_1105722_Chapter3.pdf · kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penggunaan

64

Jenal Mutaqin, 2015 PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,karena masalah

dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Sebagaimana

dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm. 130) bahwa “kesimpulan itu mula-mula

sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka

kesimpulan itu lebih “Grounded””. Selama penelitian berlangsung, senantiasa

diharuskan memverifikasi data agar lebih menjamin validitas penelitian dan dapat

dirumuskan kesimpulan akhir yang akurat. Langkah verfikiasi ini dilakukan

peneliti dengan maksud untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan agar

mencapai kesimpulan yang tepat.

F. Isu Etik

Suatu penelitian dapat dikatakan efektif dan efisien apabila memiliki isu etik

sebagai tolak ukur komprehensif tidaknya penelitian tersebut. Peneliti merasa

perlu menggunakan isu etik dalam penelitian ini untuk menguatkan data yang

diperoleh semakin akurat dan valid. Hal lain yang mendasari penggunaan isu etik

dalam penelitian ini yaitu karena penelitian ini melibatkan manusia sebagai subjek

penelitiannya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi peneliti

dan umumnya bagi pembaca dari berbagai kalangan masyarakat. Dalam

melakukan penelitian ini, peneliti melakukan pertimbangan potensi dampak

negatif secara fisik dan psikologis yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Dilihat dari berbagai perspektif, penelitian ini membawa dampak positif bagi

pengembangan media dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui

penelitian ini guru sebagai ujung tombak pendidikan mendapatkan referensi untuk

semakin memaksimalkan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Selain itu, dalam penelitian ini diupayakan media poster dapat menjadi pionir

inovasi media lainnya yang bisa diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.