bab iii metode penelitian a. 1. inquiry lab -...

17
28 Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran Inquiry lab Pembelajaran inquiry lab yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah salah satu tahapan inquiry dengan metode eksperimen yaitu guided inquiry. Inquiry lab ini diterapkan dengan eksperimen pada materi gerak pada tumbuhan yaitu getropisme. Dalam pembelajaran inquiry lab ini, siswa diberikan masalah oleh guru mengenai pengaruh gravitasi terhadap arah pertumbuhan akar dan batang, kemudian siswa mengidentifikasi permasalahan tersebut, memecahkan masalah tersebut dengan merancang percobaan praktikum geotropisme melalui bimbingan dari guru dengan cara mengidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian/praktikum, parameter terhadap perngukuran variabel terikat, merancang dan menyusun alat dan bahan dari percobaan tentang geotropisme, merencanakan cara mengambil data, dan merencanakan cara menyimpan data, kemudian siswa melaksanakan percobaan dengan cara menggunakan alat dan bahan, mengobservasi/mengambil data, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan tentang pengaruh gravitasi terhadap arah pertumbuhan akar dan batang, dan pada akhirnya siswa mengomunikasikan hasil yang diperoleh dan mendiskusikannya dengan kelompok lain. 2. Kemampuan Literasi sains Kemampuan literasi sains yang dimaksudkan dalam penelitian adalah nilai yang diperoleh dari perhitungan skor pada tes kemampuan literasi sains siswa dengan indikator yang diadopsi dari PISA 2006, yaitu mengidentifikasi masalah/pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah yang telah dikembangkan oleh peneliti, di-judgment oleh ahli, dan telah melalui proses validasi dengan nilai reliabilitas 0,92.

Upload: nguyentu

Post on 16-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

28

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

1. Pembelajaran Inquiry lab

Pembelajaran inquiry lab yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah salah satu tahapan inquiry dengan metode eksperimen yaitu guided

inquiry. Inquiry lab ini diterapkan dengan eksperimen pada materi gerak

pada tumbuhan yaitu getropisme. Dalam pembelajaran inquiry lab ini,

siswa diberikan masalah oleh guru mengenai pengaruh gravitasi terhadap

arah pertumbuhan akar dan batang, kemudian siswa mengidentifikasi

permasalahan tersebut, memecahkan masalah tersebut dengan merancang

percobaan praktikum geotropisme melalui bimbingan dari guru dengan

cara mengidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian/praktikum,

parameter terhadap perngukuran variabel terikat, merancang dan

menyusun alat dan bahan dari percobaan tentang geotropisme,

merencanakan cara mengambil data, dan merencanakan cara menyimpan

data, kemudian siswa melaksanakan percobaan dengan cara menggunakan

alat dan bahan, mengobservasi/mengambil data, menginterpretasi data, dan

menarik kesimpulan tentang pengaruh gravitasi terhadap arah

pertumbuhan akar dan batang, dan pada akhirnya siswa

mengomunikasikan hasil yang diperoleh dan mendiskusikannya dengan

kelompok lain.

2. Kemampuan Literasi sains

Kemampuan literasi sains yang dimaksudkan dalam penelitian adalah

nilai yang diperoleh dari perhitungan skor pada tes kemampuan literasi

sains siswa dengan indikator yang diadopsi dari PISA 2006, yaitu

mengidentifikasi masalah/pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena

ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah yang telah dikembangkan oleh

peneliti, di-judgment oleh ahli, dan telah melalui proses validasi dengan

nilai reliabilitas 0,92.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

29

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Pencapaian Sikap Ilmiah

Pencapaian sikap ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai

yang diperoleh dari perhitungan skor dari tes sikap ilmiah dengan

indikator yang terpadu, yakni dari PISA 2006 dan SAI II, yaitu dukungan

terhadap inkuiri ilmiah, dukungan terhadap sifat sains, keyakinan diri

sebagai pembelajar sains, dan ketertarikan terhadap sains yang telah

dikembangkan oleh peneliti, di-judgment oleh ahli, dan telah melalui

proses validasi dengan nilai reliabilitas 0,86.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen semu

(Quasi-Experimental), karena kelompok kontrol maupun eksperimen

dipilih tidak secara random. Pada kelas kontrol pembelajaran yang

diterapkan adalah metode konvensional sedangkan pada kelas eksperimen,

metode yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry lab dengan

tipe guided inquiry lab.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipilih adalah Nonrandomized Control Group,

Pretest-Posttest Design. Dalam rancangan ini digunakan dua kelompok

subjek, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen yang dipilih tidak secara

random, keduanya diberikan pretest dan posttest. (Ary et.al., 2010).

Tabel 3.1 Desain penelitian yang digunakan

Sumber : (Ary et.al.,2010)

Keterangan

E : Kelompok eksperimen, diberikan model pembelajaran inquiry lab

Group Pretest Independent variabel Posttest

E Y1 X Y2

C Y1 - Y2

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

30

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C: Kelompok kontrol, tidak diberikan model pembelajaran inquiry lab,

menggunakan metode konvensional

X : Variabel bebas, model pembelajaran inquiry lab

Y: Pengukuran terhadap variabel bebas dengan Y1 : Pretest kelompok

kontrol dan eksperimen, Y2 : Posttest kelompok kontrol dan eksperimen

D. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 12

Bandung kelas VIII dan sampel yang diambil terdiri dari dua kelas yang

berbeda, kelas VIII.F merupakan kelas kontrol yang tidak diberikan

perlakuan model pembelajaran inquiry lab tetapi dengan metode

konvensional, sedangkan kelas VIII.E merupakan kelas eksperimen yang

pada pembelajarannya diterapkan model pembelajaran inquiry lab. Kelas

kontrol menggunakan metode konvensional karena pada prakteknya

memang pembelajaran sains diajarkan menggunakan metode ini.

Penentuan sampling menggunakan purposive sampling dengan

pertimbangan bahwa siswa tersebut belum pernah memperoleh materi

gerak pada tumbuhan, memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan

kelas lainnya dan dapat memberikan informasi yang representatif dalam

membantu hasil penelitian (Fraenkel et.al., 2006).

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung semester genap

tahun ajaran 2012/2013.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui tiga buah instrumen yang dipakai, soal

yang diberikan berupa soal pretest dan posttest. Soal tersebut diberikan

kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang literasi sains dan

sikap ilmiah siswa. Soal yang digunakan baik dalam pretest maupun

posttest untuk sikap ilmiah dan literasi sains sama dan konteks yang

diambil adalah tentang gerak pada tumbuhan dan keterlaksanaan sintaks

pembelajaran Inquiry lab dinilai selama pembelajaran berlangsung. Soal

pretest diberikan sebelum pembelajaran berlangsung, baik untuk kelas

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

31

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kontrol maupun eksperimen dan soal posttest diberikan setelah

pembelajaran berlangsung baik untuk kelas kontrol maupun eksperimen .

G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

1. Instrumen kemampuan literasi sains

Berdasarkan contoh instrumen yang diselenggarakan oleh PISA dalam

Take The Test Sample Questions From OECD’s PISA yang diterbitkan

pada tahun 2009 dan dialihbahasakan oleh Hadinugraha (2012),

peneliti mengembangkan sendiri instrumen tes kemampuan literasi

sains yang disesuaikan dengan konteks dan konten yang sudah dikenali

siswa tentang gerak pada tumbuhan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penilaian literasi sains

Indikator umum Indikator khusus No

soal

Jumlah

soal

1.Identifikasi

permasalahan/

pertanyaan ilmiah

1.1 Mengenali permasalahan/pertanyaan

yang dapat diselidiki secara ilmiah

3,14 2

1.2 Mengidentifikasi kata-kata kunci

untuk memperoleh informasi ilmiah

15,10 2

1.3 Mengenal ciri khas kunci

penyelidikan ilmiah

4,12 2

2.Menjelaskan

fenomena ilmiah

2.1 Mengaplikasikan pengetahuan sains

dalam situasi yang diberikan

17,18 2

2.2Mendeskripsikan atau menafsirkan

fenomena secara ilmiah dan memprediksi

perubahan

2,5 2

2.3 Mengidentifikasi deskripsi, eksplanasi

dan prediksi yang tepat

9,13 2

3.Menggunakan

bukti ilmiah

3.1 Menafsirkan bukti ilmiah dan menarik

kesimpulan

6,11 2

3.2 Mengidentifikasi asumsi, bukti, dan

alasan dibalik kesimpulan

1,7 2

3.3 Merefleksikan implikasi sosial dari

perkembangan sains dan teknologi

8,16 2

Total 18

Sumber : (OECD,2006)

Penganalisisan butir soal dilakukan dengan cara menguji :

a. Validitas

Sebuah tes dapat dikatakan valid jika sesuai dengan keadaan

senyatanya, artinya tes dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

32

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Arikunto,2010). Untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara

menghitung koefisien validitas, menggunakan rumus korelasi Product

Moment. Proses uji validitas dibantu dengan menggunakan software

ANATESV4. Untuk melihat validitas dari setiap butir soal dilihat pada

kolom korelasi. Kemudian nilai perhitungan diinterpretasikan

menggunakan Tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3 Interpretasi koefisien korelasi

Koefisien Korelasi

(r)

Tafsiran

0,80 ≤ r < 1,00 Validitas sangat tinggi

0,60 ≤ r < 0,80 Validitas tinggi

0,40 ≤ r < 0,60 Validitas sedang

0,20 ≤ r < 0,40 Validitas rendah

0,00 ≤ r < 0,20 Validitas sangat rendah

(Arikunto,2010)

b. Uji Realibilitas Soal

Sebuah tes dikatakan dapat dipercaya jika dapat memberikan hasil

yang tetap walaupun tes tersebut diberikan secara berulang-ulang. Tes

dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes menunjukkan ketetapan, artinya,

jika kepada siswa-siswa diberikan tes yang serupa pada waktu yang

berbeda maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama

dalam kelompok (Arikunto,2010). Proses uji reliabilitas dibantu dengan

menggunakan software ANATESV4, kemudian diinterpretasikan

menggunakan kriteria:

Tabel 3.4 interpretasi koefisien realibilitas

Rentang Koefisien Realibilitas Interpretasi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Arikunto, 2010)

c. Daya Pembeda

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

33

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

bodoh (berkemampuan rendah). Proses perhitungan uji daya pembeda

dibantu dengan menggunakan software ANATESV4, kemudian hasil

perhitungannya diinterpretasikan menggunakan kriteria:

Tabel 3.5 Klasifikasi daya pembeda

Rentang daya pembeda Interpretasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2010)

d. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Soal mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah. Soal sukar akan menyebabkan siswa

putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di

luar jangkauan siswa. oleh karena itu dibutuhkan keseimbangan yaitu

adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara

proporsional. Proses perhitungan tingkat kesukaran dibantu dengan

menggunakan software ANATESV4, kemudian hasil perhitungannya

diinterpretasikan menggunakan kriteria:

Tabel 3.6 Klasifikasi indeks kesukaran

Rentang tingkat kesukaran soal Interpretasi

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2010)

e. Kualitas Pengecoh

Efektivitas pengecoh ini sangat penting, ebuah distraktor atau

pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut

mempunyai daya tarik yang besar bagi kelompok siswa yang kurang

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

34

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memahami suatu konsep atau bahan. Proses perhitungan kualitas pengecoh

dibantu dengan menggunakan software ANATESV4. Data kualitas

pengecoh yang muncul dalam output ANATES diinterpretasikan pada

kriteria yang terdapat dalam program ANATES.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

35

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.

soal

Tingkat

kesukaran Keterangan

Daya

pembeda keterangan

Kualitas pengecoh Validitas Keterangan Keputusan Reliabilitas

A B C D

1 0,36 Sedang 0,54 Baik Kurang baik Baik Baik 0,40 Cukup Dipakai 0,92

Sangat

tinggi 2 0,72 Sedang 0,54 Baik Kurang baik Kurang baik Baik 0,56 Cukup Dipakai

3 0,45 Sedang 0,64 Baik Baik Sangat baik Sangat baik 0,62 Tinggi Dipakai

4 0,50 Sedang 0,67 Baik Sangat baik Baik Sangat baik 0,57 Cukup Dipakai

5 0,82 Mudah 0,50 Baik Baik Baik Baik 0,58 Cukup Dipakai

6 0,67 Sedang 0,72 Baik sekali Baik Baik Kurang baik 0,58 Cukup Dipakai

7 0,63 Sedang 0,83 Baik sekali Baik Baik Baik 0,57 Cukup Dipakai

8 0,60 Sedang 0,64 Baik Baik Baik Buruk 0,46 Cukup Dipakai

9 0,65 Sedang 0,73 Baik sekali Baik Baik Sangat baik 0,63 Tinggi Dipakai

10 0,35 Sedang 0,37 Cukup Baik Sangat baik Baik 0,34 Rendah Dipakai

11 0,36 Sedang 0,67 Baik Sangat baik Baik Sangat baik 0,42 Cukup Dipakai

12 0,42 Sedang 0,36 Cukup Sangat baik Baik Kurang baik 0,35 Rendah Dipakai

13 0,22 Sukar 0,33 Cukup Sangat baik Buruk Buruk 0,45 Cukup Dipakai

14 0,32 Sukar 0,16 Jelek Sangat baik Sangat baik Sangat baik 0,70 Tinggi Dipakai

15 0,50 Sedang 0,73 Baik sekali Baik Sangat baik Baik 0,53 Cukup Dipakai

16 0,52 Sedang 0,91 Baik sekali Buruk Sangaat baik Kurang baik 0,73 Tinggi Dipakai

17 0,42 Sedang 0,64 Baik Kurang baik Baik Buruk 0,58 Cukup Dipakai

18 0,50 Sedang 0,91 Baik sekali Baik Baik Sangat baik 0,70 Tinggi Dipakai

Tabel 3.7 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Kemampuan Literasi Sains Siswa

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

36

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kuesioner sikap yang digunakan adalah kuesioner dengan indikator terpadu yakni

yang berasal dari PISA 2006 dan kuesioner yang telah disusun oleh Dr. Richard

Moore yakni Scientific Attitude Inventory II (1997) yang sesuai dengan definisi sikap

ilmiah dari Bennet (Anwer et.al., 2012) yakni sikap yang berkaitan dengan practical

work. Izin penggunaan SAI II telah diberikan oleh Dr. Moore melalui e-mail

(Lampiran F.3). Kuesioner disusun dalam bentuk skala Likert-5 (sangat setuju, setuju,

netral/ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju). Kisi-kisi kuesioner sikap

ilmiah dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kisi-kisi kuesioner sikap ilmiah

Indikator

umum Indikator Khusus

No. Soal dan

Orientasi Jawaban

Positif Negatif

Dukungan

Terhadap

Inkuiri

Ilmiah

Menghargai perbedaan pandangan dan pendapat

ilmiah (berfikiran terbuka) untuk melakukan

penyelidikan lebih lanjut 3)

4 5

Mendukung penggunaan informasi faktual dan

eksplanasi rasional agar tidak terjadi bias 3)

6 15

Menunjukkan pemahaman bahwa proses yang logis,

kritis dan cermat diperlukan dalam mengambil

kesimpulan 3)

16 17

Dukungan

terhadap

Sifat Sains

Menunjukkan pemahaman bahwa sains memiliki

keterbatasan : teori dan prinsip sains adalah tentatif

dan mendekati kebenaran serta tidak semua

permasalah dapat dapat dijawab oleh sains 1)

18 7

Meyakini bahwa saintis harus memiliki kejujuran

intelektual, objektivitas dalam observas. Observasi

dan eksperimen adalah dasar dari penerapan sains1)

12 22

Keyakinan

diri sebagai

pembelajar

sains

Keyakinan dalam menangani persoalan ilmiah secara

efektif 2)

21 14

Keyakinan dalam menangani kesulitan dalam

menyelesaikan masalah2)

1 2

Keyakinan dalam menunjukkan kemampuan ilmiah

yang tinggi2)

3 19

Ketertarikan

terhadap

sains

Mengindikasikan keingintahuan tentang sains, isu-isu

sains dan mempraktikan sains3)

13 20

Menunjukkan keinginan untuk memperoleh tambahan

pengetahuan dan keahlian ilmiah, menggunakan

beragam sumber dan metode ilmiah3)

8 9

Menunjukkan keinginan untuk mencari informasi dan

memiliki ketertarikan terus-menerus terhadap sains3)

10 11

Jumlah 11 11

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

37

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Sumber : Moore & Foy, 1997; OECD, 2006)

Keterangan :

1). Indikator hanya terdapat dari PISA

2). Indikator hanya terdapat dari SAI II

3). Indikator ada pada PISA dan SAI II

Sebelum dijadikan sebagai instrumen penelitian, kuesioner diujicoba terlebih dahulu

dan hasil pehitungannya diolah menggunakan bantuan softwere ANATESV4 uraian

untuk menguji tingkat kesukaran,validitas, reliabilitas, dan daya pembeda soal. Dan

hasilnya sebagai berikut :

Tabel 3.9 Rekapitulasi analisis butir soal kuesioner sikap ilmiah siswa

No.

soal

Tingkat

kesukaran Keterangan

Daya

pembeda Keterangan Validitas Keterangan Reliabilitas Keputusan

1 0,67 Sedang 0,32 Cukup 0,68 Tinggi 0,86 Dipakai

2 0,54 Sedang 0,36 Cukup 0,51 Cukup Sangat

tinggi Dipakai

3 0,70 Sangat

mudah 0,25 Cukup 0,62 Tinggi Dipakai

4 0,69 Sedang 0,18 Jelek 0,48 Cukup Dipakai 5 0,62 Sedang 0,20 Jelek 0,40 Cukup Dipakai 6 0,67 Sedang 0,40 Cukup 0,65 Tinggi Dipakai

7 0,49 Sedang 0,21 Cukup 0,36 Rendah Direvisi 8 0,75 Mudah 0,16 Jelek 0,48 Cukup Dipakai 9 0,54 Sedang 0,29 Cukup 0,53 Cukup Dipakai

10 0,80 Mudah 0,29 Cukup 0,44 Cukup Dipakai 11 0,62 Sedang 0,20 Jelek 0,45 Cukup Dipakai

12 0,72 Mudah 0,36 Cukup 0,62 Tinggi Dipakai 13 0,73 Mudah 0,27 Cukup 0,52 Cukup Dipakai 14 0,64 Sedang 0,41 Baik 0,61 Tinggi Dipakai

15 0,54 Sedang 0,43 Baik 0,64 Tinggi Dipakai

16 0,71 Mudah 0,23 Cukup 0,50 Cukup Dipakai 17 0,61 Sedang 0,21 Cukup 0,45 Cukup Dipakai

18 0,54 Sedang 0,18 Jelek 0,35 Rendah Direvisi

19 0,57 Sedang 0,09 Jelek 0,36 Rendah Direvisi 20 0,61 Sedang 0,32 Cukup 0,55 Cukup Dipakai 21 0,60 Sedang 0,16 Jelek 0,46 Cukup Dipakai 22 0,72 Mudah 0,40 Cukup 0,63 Tinggi Dipakai

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

38

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Lembar Observasi, digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan

sintaks pembelajaran Inquiry lab dalam pembelajaran yang dilakukan

oleh peneliti. Observer melakukan pengamatan sintaks pembelajaran

dengan menggunakan sintaks pembelajaran Inquiry lab (Wenning,

2011) dengan tahapan : (1) Observation, (2) Manipulation, (3)

Generalization, (4) Verification, dan (5) Application (Lampiran E.2).

4. Lembar Kerja Siswa (LKS), digunakan untuk membantu dalam

keterlaksanaan proses pembelajaran inquiry lab. Pembuatan LKS ini

juga telah dikonsultasikan dengan Wenning melalui email (Lampiran

F.2).

Instrumen dikembangkan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Membuat instrumen yang disesuaikan dengan fenomena alam yang

dikenal oleh siswa tentang gerak pada tumbuhan dan disesuaikan

dengan indikator literasi sains dan pada PISA 2006 . Untuk sikap

ilmiah disesuaikan dengan indikator PISA 2006 dan SAI (II) (Moore

dan Foy,1997) dan untuk sintaks pembelajaran berdasarkan indikator

dasar dari Wenning (2011).

2. Dilakukan judgment terhadap instrumen yang dibuat oleh dosen ahli

3. Dilakukan uji coba instrument.

4. Dilakukan analisis butir soal literasi sains dan sikap ilmiah.

5. Dilakukan uji instrumen kembali untuk soal yang kurang baik yang

telah direvisi.

H. Pengolahan Data

1. Pengolahan keterlaksanaan sintaks pembelajaran

a. Menghitung skor dari aspek pembelajaran yang dinilai

b. Menghitung persentasi skor yang diperoleh dengan rumus berikut :

Persen keterlaksanaan = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑥 100%

c. Menentukan kategori keterlaksanaan model pembelajaran

berdasarkan Tabel 3.10 berikut ini :

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

39

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.10 Kriteria keterlaksanaan model pembelajaran

Persentase

Keterlaksanaan(%)

Kategori

81-100 Baik sekali

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0-20 Kurang sekali

(Harahap, 1982)

2. Pengolahan Data Tes Kemampuan Literasi Sains

a. Menghitung skor yang diperoleh siswa

b. Melakukan perhitungan nilai siswa yang dihitung dengan

menggunakan rumus :

N = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

skor maksimal𝑥 100

c. Melakukan uji statistika

1) Uji Prasyarat

Uji prasyarat merupakan uji awal yang akan menentukan

apakah hipotesis akan dilakukan melalui uji statistik parametrik

ataukah nonparametrik. Uji prasayarat ini terdiri atas dua bagian

yakni uji normalitas dan uji homogenitas. Kedua uji ini akan

dilakukan melalui software statistik SPSS 16.

a. Uji Normalitas; untuk menentukan apakah populasi

berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis dalam pengujian ini adalah :

H0 = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 = data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi >

0,05 maka H0 diterima, jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak.

b. Uji Homogenitas; untuk menentukan apakah asumsi varians

apakah homogen atau tidak.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

40

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hipotesis dalam pengujian ini adalah :

H0 = variansi pada setiap kelompok sama (homogen)

H1 = variansi pada setiap kelompok tidak sama (tidak homogen)

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi >

0,05 maka H0 diterima, jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak

2) Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang dilakukan yakni melalui uji dua rata-rata

serta membandingkan gain yang ternormalisasi yang diperoleh

pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jenis uji dua rata-rata

yang digunakan bergantung kepada skala pengukuran variabel,

jenis hipotesis. Jika skalanya berupa skala numerik dan jenis

hipotesisnya adalah komparatif dengan ,membandingkan dua

kelompok yang tidak berpasangan dengan jumlah data ≥ 30 dan

data berdistribusi normal maka dilakukan uji parametrik yaitu uji t

independen, namun jika data tidak berdistribusi normal maka

dilakkan uji Mann-Whitney.

Hipotesis dalam pengujian berikut ini adalah :

H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan

H1 = terdapat perbedaan yang signifikan

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi >

0,05 maka H0 diterima, jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak.

d. Menghitung nilai N-gain dengan rumus :

<g> = 𝑇2−𝑇1

𝐼𝑠−𝑇1

Keterangan :

<g> : N-gain T2 : nilai posttest

T1 : nilai pretest Is : skor maksimal

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

41

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.11 Kriteria N-gain

Rentang Kriteria

g ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≥ g ≥ 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

(Hake, 1999)

3. Pengolahan Data Tes Sikap Ilmiah

a. Menghitung skor yang diperoleh siswa

Analisis kuesioner sikap ilmiah menggunakan skala Likert-5. Berikut

adalah skor yang akan diberikan pada tiap tipe jawaban, sesuai dengan

orientasi jawaban yang diharapkan :

Tabel 3.12 Cara pemberian skor kuesioner sikap ilmiah

Jawaban Responden Soal Berorientasi

Jawaban Positif1)

Soal Berorientasi

Jawaban Negatif 2)

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Ket :

1) Soal berorientasi jawaban positif : soal yang diharapkan agar

responeden menjawab dengan jawaban berorientasi positif

2) Soal berorientasijawaban negatif : soal yang diharapkan agar

responeden menjawab dengan jawaban berorientasi negatif

b. Melakukan perhitungan nilai siswa yang dihitung dengan

menggunakan rumus :

Nilai siswa = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

skor maksimal𝑥 100

c. Melakukan uji statistika

I. Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa prosedur penelitian

agar penelitian ini terarah dan mudah dilkukan, tahapan tersebut terdiri

dari :

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

42

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Tahap Persiapan

Studi literatur, mengumpulkan informasi tentang literasi sains,

sikap ilmiah, inquiry, inquiry lab, praktikum guided inquiry lab,

eksperimen dalam materi gerak pada tumbuhan, dan geotropisme.

Field study, mengambil informasi ke sekolah tempat penelitian

tantang pembelajaran yang dilakukan, kondisi ruangan kelas, dan

waktu pembelajaran.

Pembuatan proposal penelitian, bimbingan dengan dosen

pembimbing, seminar proposal, dan revisi proposal penelitian

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Penyusunan tes kemampuan literasi sains, sikap ilmiah, dan lembar

observasi keterlaksanaan sintaks model pembelajaran inquiry lab

Judgment instrumen kepada dosen pembimbing dan dosen ahli

Instrumen tes kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah diujicoba

pada siswa yang pernah mendapatkan materi gerak pada tumbuhan

Analisis butir soal instrumen dan dilakukan revisi

Pengulangan uji coba instrumen

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pretest untuk kelompok kontrol dan eksperimen

Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry lab

pada kelas eksperimen dan

Pelaksanaan pembelajaran konvensional di kelas kontrol

Pelaksanaan posttest untuk kelompok kontrol dan eksperimen

3. Tahap Penarikan kesimpulan

Analisis dan mengolah data hasil penelitian menggunakan

statistika

Pembahasan data hasil penelitian

Penarikan kesimpulan

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

43

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penyusunan laporan peneitian.

J. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur penelitian

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Inquiry lab - UPIrepository.upi.edu/519/6/S_BIO_0907280_CHAPTER3.pdf · Metode yang digunakan dalam ... kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang

44

Nindya Sekar Mayuri, 2013 Pengaruh Model Inquiry lab Terhadap Kamampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu