bab iii metode penelitian - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/bab 3.pdf · c. teknik...

23
109 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan suatu rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sitematis bedasarkan pedoman, untuk medapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan langkah-langkah yang serasi, dan saling mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan. 1 Dalam penulisan disertasi guna memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan informasi yang aktual dan relevan. Seorang peneliti yang akan melakukan penelitian, sebelumnya dituntut untuk mengetahui dan memahami metode serta sistematika penelitian, jika hendak mengungkapkan kebenaran melalui suatu kegiatan ilmiah. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik atau metode penelitian di antaranya yaitu paradigma penelitian, sumber data, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data. A. Paradigma Penelitian Istilah paradigma pertama kali dikemukakan oleh Thomas S. Khun dalam The Structure of Scientific Revolutions yang mendefinisikan paradigma sebagai pandangan hidup (world view atau weltanschuung) yang dimiliki oleh ilmuwan 1 Saifullah, Buku Panduan Metodologi Penelitian (Malang: Fakultas Syari’ah UIN, 2006), 21.

Upload: leminh

Post on 25-May-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

109

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah merupakan suatu rangkaian langkah yang

dilakukan secara terencana dan sitematis bedasarkan pedoman, untuk medapatkan

pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan

tertentu. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan langkah-langkah yang serasi, dan

saling mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan mempunyai

bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak

meragukan.1

Dalam penulisan disertasi guna memperoleh data dan informasi yang

objektif dibutuhkan data-data dan informasi yang aktual dan relevan. Seorang

peneliti yang akan melakukan penelitian, sebelumnya dituntut untuk mengetahui

dan memahami metode serta sistematika penelitian, jika hendak mengungkapkan

kebenaran melalui suatu kegiatan ilmiah. Penelitian ini menggunakan beberapa

teknik atau metode penelitian di antaranya yaitu paradigma penelitian, sumber

data, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

dan teknik keabsahan data.

A. Paradigma Penelitian

Istilah paradigma pertama kali dikemukakan oleh Thomas S. Khun dalam

The Structure of Scientific Revolutions yang mendefinisikan paradigma sebagai

pandangan hidup (world view atau weltanschuung) yang dimiliki oleh ilmuwan

1Saifullah, Buku Panduan Metodologi Penelitian (Malang: Fakultas Syari’ah UIN, 2006), 21.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

110

dalam suatu disiplin ilmu.2 Paradigma adalah suatu cara pandang untuk

memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikemukakan Anderson,

paradigma merupakan suatu ideologi dan praktek suatu komunitas ilmuwan yang

menganut suatu pandangan yang sama untuk menilai aktifitas penelitian, dan

menggunakan metode serupa.3 Selain itu, istilah paradigma adalah sebuah

framework tak tertulis, berupa lensa mental atau peta kognitif dalam mengamati

dan memahami sesuatu yang dapat mempertajam pandangan terhadap dan

bagaimana memahami data.4 Dengan demikian, maka penelitian ini menggunakan

paradigma naturalistik, atau disebut juga paradigma definisi sosial yang bertujuan

untuk memahami (understanding) makna perilaku, simbol-simbol dan fenomena-

fenomena.5

Dalam penelitian kualitatif yang bersifat naturalistik tersebut, fungsi

paradigma dan teori bukan dalam rangka membentuk fakta, melakukan prediksi,

menunjukkan hubungan dua variabel sebagaimana penelitian kualitatif, melainkan

lebih banyak untuk mengembangkan konsep dan untuk mengembangkan

pemahaman serta kepekaan peneliti,6 sehingga arahnya dapat dihasilkan

pemaparan yang jelas dalam penelitian tentang tradisi perkawinan loro pangkon.

Adapun penelitian ini dilihat dari jenisnya termasuk field research

(penelitian lapangan), yang menitik beratkan pada hasil pengumpulan data dari

2Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), 91. 3Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), 9. 4Lihat Fakultas Syaria’ah Universitas Islam Negeri Malang, Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Cet. I (Malang: Fakultas Syari’ah, 2005),10. 5Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), 93. 6Ibid.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

111

informan atau nara sumber yang telah ditentukan.7 Penelitian ini dilaksanakan di

Dusun Mendek Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto. Kajian

penelitian ini tentang “Tradisi Perkawinan Loro Pangkon (Studi Budaya

Masyarakat Muslim Jawa di Mojokerto Jawa Timur)” menggunakan pendekatan

kualitatif, karena proses penelitian ini mengacu kepada proses penelitian yang

menghasilkan data deskriptif yang berupa data tertulis atau lisan dari orang-orang

atau perilaku yang dapat diamati. Maksudnya data tertulis atau lisan itu diperoleh

dari orang-orang yang sedang diwawancarai atau diamati dalam memberikan

penjelasannya tentang pandangan tradisi perkawinan loro pangkon dan nilai-nilai

spiritual di dalamnya.

Sebagaimana yang didapati dalam pendapat Taylor dan Bogdan bahwa,

qualitative methodologies refer to research procedures which produce descriptive

data: people’s own written or spoken words and observable behavior (metodologi

kualitatif mengacu kepada prosedur penelitian yang menghasilkan data tertulis

atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat diamati).8 Dengan kata lain bahwa

penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan

perspektifnya, sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan sebagainya secara holistik, dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

7Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), 135. 8J. Taylor dan Steven Bogdan, Introduction to Qualitative Research Methods: The Search for Meanings (New York: John Wiley dan Son Inc., 1984), 5.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

112

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.9 Peneliti sebagai instrumen

penelitian mengadakan pengamatan, wawancara dan pencatatan langsung di

lapangan, data-data yang akan dikumpulkan mayoritas data deskriptif, tidak

mengutamakan angka-angka atau statistik, tetapi tidak menolak data kuantitatif.

Penelitian ini mengutamakan proses dari pada produk. Penelitian ini untuk

mencoba mendeskripsikan dan memahami tradisi perkawinan loro pangkon dan

nilai-nilai spiritual di dalamnya. Di samping itu, penelitian ini mengutamakan data

langsung dari lapangan yang diperoleh oleh penulis sendiri. Penelitian ini

menggunakan pandangan emic, yaitu mementingkan pandangan informan dalam

memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. Penelitian ini

melakukan analisis data sejak awal penelitian sampai akhir penelitian, atau selama

penelitian berlangsung, dan penelitian ini bukan menguji hipotesis yang

berdasarkan teori-teori tertentu, tetapi untuk membangun atau untuk menemukan

teori yang berdasarkan pada data.10

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh penulis melalui wawancara

secara mendalam dengan berbagai pihak yang menjadi obyek dari penelitian,

menelaah kegiatan-kegiatannya yang berhubungan dengan kegiatan tradisi

9Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), 6. 10Lihat S. Nasution dan Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis, Disertsi, Skripsi, dan Makalah (Bandung: Jemmars, 1989), 9-11, Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , 4-7. Haris Supratno, “Wayang Sasak Lakon Dewi Rengganis dalam Konteks Perubahan Masyarakat di Lombok: Kajian Sosiologi Kesenian” (Disertasi Universitas Airlangga, Surabaya, 1996), 102-103, dan Sunarto, Dasar-dasar dan Konsep Penelitian (Surabaya: Program Pascasarjana IKIP Surabaya, 1997), 36-39.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

113

perkawinan loro pangkon, dan sebagainya. Di samping itu, pemerolehan data

sangat penting artinya bagi penulis melalui data-data wawancara mendalam yang

dilakukan kepada para informan, data-data yang bersumber dari tulisan-tulisan

atau karangan orang lain, dan sebagainya, serta berkaitan erat dengan tradisi

perkawinan loro pangkon dan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.

Sumber di atas diperoleh dengan menggunakan studi lapangan (field research)

yang terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung mengenai

orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam tradisi

perkawinan loro pangkon, yaitu dari sumber utama yakni para pihak

yang menjadi obyek dari penelitian ini. Data primer dalam penelitian ini

adalah data yang dihasilkan melalui wawancara secara langsung dan

mendalam dengan subjek penelitian dan informan yang telah memahami

keberadaan tradisi perkawinan loro pangkon. Para tokoh masyarakat

yang diwawancarai adalah:

Tabel 3.1

No Golongan Nama Umur Desa/ Dusun Ket.

1 Tokoh Adat Mbah Wakim 67 th Ds. Kutogirang

2 Mas’ud 55 th Ds. Kutogirang

3 Mansur 60 th Ds. Kutogirang

4 Abd. Rahman 62 th Ds. Kutogirang

5 Tokoh Agama H. Nur Hasan 43 th Ds. Seloliman

Kec Trawas

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

114

6 Nur Abu Jamil 45 th Ds. Wiyu Kec.

Kutorejo

7 Moh. Anas 45 th Ds. Ngoro Kec.

Ngoro

8 Perangkat

tingkat Desa/

Kecamatan/

Kabupaten

Riduwan (Bapak

Camat Kec. Ngoro)

42 th Ds. Pugeran

9 Suwartining 39 th Ds. Kutogirang

10 Abd. Rahim

(Kepala Desa

Kutogirang)

Ds. Kutogirang

Kec. Ngoro

11 Suparto

(Kaur Umum)

54 th Ds. Kutogirang

Kec. Ngoro

12 Suwartining

(Kasun Ds. Gadon)

37 th Ds. Kutogirang

13 Baidowik

(Pegawai Pemda)

43 th Perum.

Japanraya

14 Buaji

(Pegawai Pemda)

53 th Ds.

Sumberpandan

Kec. Bangsal

15 Rohim

(Pegawai BPS)

43 th Ds. Sooko

16 Masyarakat Arifin 60 th Ds. Pugeran

Kec. Gondang

17 Muntoifah 35 th Ds. Kutogirang

18 Muhammad Farida 25 th Ds. Sajen Kec.

Pacet

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

115

19 Rodiyah Anggraini

Wilujeng

23 th Ds. Padi Kec.

Gondang

20 Kasir Santoso 48 th Ds. Padi Kec.

Gondang

21 Rusminingsih 47 th Ds. Padi Kec.

Gondang

22 Neo Adi

Kurniawan

27 th Ds. Ngoro Kec.

Ngoro

23 Nurul Farida 25 th Ds. Kutogirang

Kec. Ngoro

24 Tisno 57 th Ds. Kutogirang

Kec. Ngoro

25 Damiati 48 th Ds. Kutogirang

Kec. Ngoro

26 Jupri 69 th Dusun Krapyak

Ds. Kutogirang

27 Seniman

(Budayawan)

Pak Sabrot 56 th DKS Surabaya

28 Hengky Kusuma 52 th Jl. Ngaglik No.47

Surabaya

29 Dadang 65 th Ds. Ndelik Sumber Kec.

Benjeng- Gresik

30 Agus Kupris 59 th Ds. Kenongo Kec. Tulangan-

Sidoarjo

31 Pakde Kuntet 59 th Dusun Mendek Ds. Kutogirang

32 Bapak Denan 65 th Dusun Treceh Ds. Sajen Kec.

Pacet

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

116

33 Naryo 59 th Ds. Centong

34 Ahli Rias Hj. Ninik Arifin 63 th Ds. Pugeran Kec. Gondang

35 Ibu Jamil 45 th Ds. Wiyu Kec. Kutorejo

36 Etik 48 th Ds. Ngoro Kec. Ngoro

37 Ahli Dekorasi Munadi 50 th Ds. Ngimbangan

Kec. Mojosari

38 Ahli Pranata

Adicara

Puji 45 th Dusun Gampang Ds. Sumbertebu

Kec. Bangsal

36 KUA

(Penghulu)

Dr. Kasiru 46 th Ds. Balong Mojo Kec. Puri

37 Mujid Ridwan 42 th Ds. Jatirejo

b. Sumber data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari sumber kedua

yang merupakan pelengkap, meliputi buku-buku yang menjadi referensi

terhadap tema yang diangkat.

C. Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

karena dalam studi kualitatif, besar kecilnya (jumlah) informan tidak dapat

dijadikan ukuran utama, yang penting dalam penelitian ini adalah kedalaman,

kompleksitas dan kekayaan atau kelengkapan data. Maka jumlah informan

ditentukan berdasarkan kecukupan data. Salah satu ukuranya adalah kejenuhan

data. Kejenuhan data diukur berdasarkan pertimbangan informasi yang

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

117

diperlukan. Jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, dan sudah mulai

terjadi pengulangan informasi, kegiatan koleksi data dapat diakhiri.11

Teknik penentuan informan dalam penelitian kualitatif sangat erat

kaitannya dengan faktor-faktor tekstual dan kontekstual. Teknik ini berbeda

dengan teknik sampling dalam penelitian kuantitatif yang respondennya dipilih

dari suatu populasi, sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi

yang akhirnya responden dapat mewakili ciri-ciri suatu populasi. Dalam teknik

penentuan informan pada penelitian ini digunakan snawball sampling, yakni

responden diminta untuk menunjuk orang lain, dan selanjutnya proses ini

dilakukan secara berurutan.12

Objek yang dipilih untuk dijadikan sebagai penelitian kualitatif adalah

tidak didasari teknik probabilistic sampling melainkan disesuaikan dengan

harapan yang paling mungkin informasi yang diinginkan itu dapat diperoleh

(purposive sampling), yakni didasarkan pada tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan

tujuan penelitian.13 Sementara itu dalam menentukan informan dalam penelitian

ini diperlukan persyaratan tersendiri yaitu, ia harus jujur, taat pada janji, patuh

pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk dalam anggota salah satu

kelompok yang bertentangan dalam latar penelitian, dan mempunyai pandangan

tertentu tentang sesuatu hal atau tentang peristiwa yang terjadi.14 Lebih jauh

penulis jelaskan bahwa dalam hal-hal tertentu informan perlu direkrut seperlunya,

dan diberi tahu maksud dan tujuan penelitian ini jika diperlukan, sehingga penulis

11Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 166. 12Lihat S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 1996), 32. 13Lihat Sunarto, Dasar-dasar dan Konsep Penelitian, 46. 14Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 90.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

118

memperoleh informan yang benar-benar mempunyai persyaratan. Oleh karena itu

sebaiknya penulis menyelidiki motivasinya, dan bila perlu mengetes informasinya

yang telah diberikan, apakah benar atau tidak.

Selain itu, untuk memilih informan, penulis juga memberikan beberapa

pertimbangan di antaranya: (1) mereka yang memiliki pengalaman tentang tradisi

perkawinan loro pangkon, (2) dewasa, (3) sehat jasmani dan rohani, (4) bersifat

netral, (5) tokoh masyarakat (orang-orang penting), (6) memiliki pengetahuan

sesuai dengan fokus penelitian.15 Pertimbangan utama dalam penentuan informan

pada penelitian ini diperlukan untuk menjaring informasi dan data, sehingga

temuannya dapat dijadikan analisis.

Jumlah informan dalam penelitian ini tidak dibatasi, karena sedikit

banyaknya informan tidak mempengaruhi penentuan penguasaan informasi dan

data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, informan yang dipilih itu atas dasar

betul-betul memiliki wawasan pengetahuan yang terkait dengan permasalahan

yang diajukan dalam penelitian ini. Dengan demikian pengumpulan data ini akan

berakhir atau selesai apabila sasaran yang dicapai telah terpenuhi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengamatan, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Ketiga teknik tersebut

dibahas satu persatu sebagai berikut.

15Lihat Setya Yuwana Sudikan, Metode Penelitian Kebudayaan (Surabaya: Unesa Unipress dan Citra Wacana, 2001), 91.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

119

1. Pengamatan atau Observasi Partisipatif (Participant Observation)

Pengamatan merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data

dalam penelitian ilmiah. Pengamatan dapat dilakukan dengan cara partisipasi

atau pengamatan terlibat dan tanpa partisipasi. Teknik pengamatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan partisipasi atau

pengamatan terlibat, bahwa pengamat harus berhasil memantapkan statusnya

sebagai teman,16 sehingga pengamatan ini akan lebih akrab dan mudah dalam

menggali data-data di lapangan. Di samping itu, ada beberapa hal yang harus

penulis perhatikan dalam melakukan pengamatan ini di antaranya: (1) ruang

dan waktu; (2) pelaku; (3) kegiatan; (4) benda-benda atau alat-alat; (5) waktu;

(6) peristiwa; (7) tujuan; (8) perasaan.17 Kedelapan hal tersebut saling

berkaitan, sehingga perhatian peneliti harus total pada apa yang sedang

diamati. Pengamatan terlibat kemungkinan tidak hanya dilakukan sekali atau

dua kali dalam waktu satu jam atau dua jam, melainkan dilakukan secara

intensif dalam waktu yang tidak terbatas; bisa dua bulan; enam bulan, bahkan

bertahun-tahun sesuai dengan tujuan dan kebutuhan yang diperlukan.

Teknik observasi partisipatif akan menghasilkan data maksimal

karena berlangsung dalam interaksi sosial intensif antara peneliti dengan

informan penelitian, sehingga peneliti harus menenggelamkan diri dalam 16Lihat Setya Yuwana Sudikan, Metode Penelitian Kebudayaan 175. 17LihatSetya Yuwana Sudikan, “Ragam Metode Pengumpulan Data: Mengulas Kembali Pengamatan, Wawancara, Analisis Life History, Analisis Folklore”, dalam Burhan Bungin (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Varian Kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) 95-96.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

120

kehidupan informan penelitian, misalnya, berbicara, bergurau, bersatu rasa

serta ikut menghayati kehidupan dan pengalaman mereka. Disebut observasi

partisipan karena peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, tapi juga

mengambil berbagai peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam

peristiwa-peristiwa yang diteliti. Sesuai pendapat Babbie,18 penelitian yang

dilakukan dengan keterlibatan langsung dengan yang diteliti, sehingga lebih

memahami gejala yang tidak diprediksi sebelumnya, serta mengembangkan

kesimpulan umum sementara untuk pengamatan selanjutnya.

Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini, di antaranya adalahyang

berkaitan dengan tradisi perkawinan loro pangkon dan nilai-nilai spiritual di

dalamnya.

2. Wawancara Mendalam (In dept Interviewing)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan terkait.19 Secara garis besar teknik wawancara

ada dua, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dipersiapkan oleh penulis dan

sudah mengarah pada fokus penelitian, sedangkan wawancara tidak

18E. Babbie, The Practice of Social Research (California: Wads Worth Publishing Company, 1983), 30. 19M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), 193-194.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

121

terstruktur adalah wawancara yang bersifat bebas dan tidak direncanakan

tetapi penulis dituntut memiliki pengetahuan cara atau aturan wawancara.20

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur, tetapi

tidak menutup kemungkinan digunakan juga teknik wawancara tidak

terstruktur. Dengan kata lain bahwa peneliti juga menggunakan wawancara

bebas terpimpin atau bebas terstruktur dengan menggunakan panduan

pertanyaan yang berfungsi sebagai pengendali agar proses wawancara tidak

kehilangan arah.21 Di samping itu, dengan teknik ini penulis berperan

sekaligus sebagai piranti pengumpul data. Dalam wawancara penulis juga

mencermati perilaku gestural informan dalam menjawab pertanyaan,

sehingga data-data yang diperoleh dari hasil wawancara nanti dapat relevan

dan signifikan sesuai dengan penelitian ini.

Dalam pemanfaatan teknik wawancara, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan oleh penulis, di antaranya: (1) waktu untuk wawancara,

diusahakan pada saat informan istirahat; (2) jangan terlalu lama dalam

mewawancarai (lebih baik datang secara berulang-ulang); (3) jangan

menanyakan hal-hal yang bersifat sensitif; (4) jangan ‘menggurui’ informan;

20Lihat Jacob Vredenbergt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1983), 92. 21Abu Achmadi dan Cholid Narkubo, Metode Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005),85.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

122

5) jangan membantah jawaban informan; dan (6) jangan menyelah

pembicaraan informan.22

Masalah pencatatan data wawancara merupakan suatu aspek utama

yang amat penting dalam wawancara karena kalau pencatatan itu tidak

dilakukan dengan semestinya; sebagian dari kata akan hilang, dan banyak

usaha wawancara akan sia-sia belaka. Pencatatan dari data wawancara yang

dilakukan dalam penelitian ini bisa dilakukan dengan tiga cara tergantung

situasi dan kondisi yang ada, yaitu: (1) pencatatan langsung; (2) pencatatan

dari ingatan; dan (3) pencatatan dengan alat recording.23

Pemanfaatan cara-cara pencatatan tersebut dapat berfungsi yaitu:

pertama, pemanfaatan cara pencatatan langsung dapat dipergunakan penulis

untuk mengumpulkan data dari informan yang tidak berkeberatan

informasinya dicatat langsung oleh penulis. Data tersebut ditulis oleh penulis

secara tepat untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran data.

Kedua, pemanfaatan cara pencatatan dari ingatan dipergunakan untuk

mengumpulkan data mengenai gejala sosial budaya sesuai dengan penelitian

ini. Pemanfaatan cara ini dapat membantu untuk membina rapport dengan

informan. Penulis dapat terganggu oleh situasi yang menegangkan. Sepulang

dari wawancara, maka hasilnya segera dipindahkan ke dalam tulisan. Karena

22Lihat Setya Yuwana Sudikan, Metode Penelitian Sastra Lisan (Surabaya: Citra Wacana Press, 2002), 117. 23Lihat Setya Yuwana Sudikan, “Ragam Metode Pengumpulan Data: Mengulas Kembali Pengamatan, Wawancara, Analisis Life History, Analisis Folklore”, dalam Burhan Bungin (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Varian Kontemporer, 103.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

123

bagaimana pun kuatnya ingatan penulis, maka tidak akan mampu merekam

informasi sebanyak-banyaknya untuk waktu yang lama. Oleh sebab itu, hasil

wawancara segera dipindahkan oleh penulis ke dalam catatan. Hal itu untuk

menghindari tidak tercatatnya informasi yang diperlukan.

Ketiga, bahwa alat-alat perekam sangat membantu penulis untuk

merekam informasi yang disampaikan informan saat wawancara sampai ke

hal-hal detil. Selain itu, informasi-informasi lainnya dapat disampaikan oleh

informan setelah mendengarkan rekaman sebelumnya. Penulis juga dengan

mudah menstranskripsikan hasil rekaman karena dapat diulang-ulang. Dalam

kaitannya dengan perekaman ini penulis menggunakan video record dan tape

recorder.

3. Dokumentasi (Documentation)

Dalam penelitian ini, di antara bagian yang dianggap penting dalam

pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Dokumen adalah setiap bahan

tertulis, film ataupun rekaman yang digunakan untuk mendukung

pengumpulan data dalam suatu penelitian.24 Teknik dokumentasi ini

digunakan karena alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan di

antaranya: (1) dokumen digunakan karena merupakan sumber yang stabil;

kaya, dan mendorong; (2) berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian; (3)

berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah,

24Lihat Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 216.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

124

sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks; (4) relatif murah dan

tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus dicari dan harus ditemukan; (5)

hasil kajian isi akan membuka kesempatan untuk memperluas tubuh

pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.25 Dengan demikian pada

bagian pengumpulan data melalui teknik dokumentasi dalam penelitian ini,

penulis dapat menemukan dokumen-dokumen yang berupa bahan tertulis,

film ataupun rekaman tradisi perkawinan loro pangkon, serta tulisan-tulisan

dari berbagai sumber lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang

diajukan dalam penelitian ini.

E. Teknik Pengolahan Data

Untuk mempermudah memahami data yang diperoleh dan data terstruktur

secara baik, rapi dan sistematis, maka pengolahan data dengan beberapa tahapan

menjadi sangat urgent dan signifikan. Tahapan-tahapan pengolahan data adalah:

a. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah selesai

menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena

kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadangkala belum memenuhi

harapan peneliti, ada di antaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih,

berlebihan bahkan terlupakan.26 Oleh karena itu, untuk menentukan tahap

pertama, peneliti melakukan penelitian kembali data-data yang telah 25Lihat Egon G. Guba & Yvona S. Lincoln, Effective Evaluation (San Fransisco: Jossey-Bass Publishers, 1981), 235. 26Burhan Bugi, Metodelogi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 182.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

125

diperoleh dari lapangan berupa data primer maupun data sekunder. Terutama

dari aspek kelengkapan data, kejelasan makna, kesesuaian serta relevansinya

dengan kelompok data yang lain, dengan tujuan apakah data-data tersebut

sudah mencukupi untuk memecahkan permasalahan yang diteliti atau belum.

Langkah ini dilakukan peneliti dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan

serta kekurangan data dalam penelitian, dan berusaha meningkatkan kualitas

data penelitian.

b. Classifaying

Penelitian ini agar lebih sistematis dan untuk menghindari

pengulangan pembahasan terkait dengan data yang diperoleh, maka

klasifikasi atau kategori ini memberikan kemudahan dari banyaknya bahan

yang didapatkan dari lapangan sehinggga isi penelitian mudah dipahami oleh

pembaca. Dalam hal ini merupakan langkah kedua, peneliti melakukan

pengklasifikasian (pengelompokan) terhadap seluruh data-data penelitian,

berupa data yang diperoleh dari hasil observasi maupun hasil wawancara

(interview) yang berkaitan dengan tradisi perkawinan loro pangkon, agar

lebih mudah dalam melakukan pembacaan dan penelaahan data sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan. Hal ini dilakukan karena para informan

penelitian sangat beragam (berbeda-beda) dalam memberikan informasi. Oleh

karena itu kemudian peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh

tersebut dan selanjutnya memilih mana data yang akan dipakai sesuai dengan

kebutuhan penelitian.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

126

c. Verifying

Verifikasi data adalah pembuktian kebenaran data untuk menjamin

validitas data yang telah terkumpul. Verifikasi ini dilakukan dengan cara

menemui sumber data (informan) dan memberikan hasil wawancara

dengannya untuk ditanggapi apakah data tersebut sesuai dengan yang

dinformasikan olehnya atau tidak. Di samping itu, untuk sebagian data

peneliti memverifikasinya dengan cara trianggulasi, yaitu mencocokkan

(cross-check) antara hasil wawancara dengan informan yang satu dengan

pendapat informan lainnya, sehingga dapat disimpulkan secara

proporsional.27

F. Teknik Analisis Data

Selanjutnya peneliti melakukan analysing (analisis) terhadap data-data

penelitian dengan tujuan agar data mentah yang telah diperoleh tersebut bisa lebih

mudah untuk dipahami. Analisis ini menggunakan teori-teori yang relevan yang

berkaitan (sangkut paut) dengan masalah yang dibahas. Teori yang digunakan

adalah cognitif antropology theory, atau ethnoscience atau etnografi baru,28 yaitu

dengan usaha mengamati untuk menemukan bagaimana masyarakat

mengorganisasi budaya mereka dalam pikiran mereka kemudian menggunakan

kebudayaan tersebut dalam kehidupan, sehingga tampak bahwa antropologi

kognitif dalam konsepsi Geertz disebut sebagai model for atau pattern for atau

27M. Amin Abdullah, dkk., Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipliner (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2006), 223. 28Amirudin, Metode Etnografi Pengantar; DR. Amri Marzali MA. Judul asli; The Etnopgraphic Interview oleh James P. Spradley, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1997), 11.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

127

dalam bahasa Indonesia disebut pada pola bagi tindakan.29 Langkah berikutnya

peneliti membangun dan mendeskripsikan melalui analisis dan nalar, sehingga

pada akhirnya dapat diperoleh gambaran yang jelas secara deskriptif kualitatif

mengenai tradisi perkawinan loro pangkon di Dusun Mendek Desa Kutogirang

Kec. Ngoro Kab. Mojokerto.

Demikian pula informasi dan data yang berhasil dikumpulkan dari

lapangan tadi, juga dianalisis melalui beberapa teknik analisis sesuai dengan jenis

data, di antaranya; (1) teknik kajian etnografi, (2) teknik analisis riwayat hidup

(life history), (3) dan teknik analisis isi (content analysis).

Teknik etnografi digunakan untuk memahami aktivitas kegiatan yang ada

di masyarakat Dusun Mendek Desa Kutogirang. Melalui teknik analisis etnografi

diperoleh temuan mengenai gambaran umum, karakteristik dan aktivitas

masyarakat Dusun Mendek Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro Kabupaten

Mojokerto Provinsi Jawa Timur sebagai tempat berlangsungnya tradisi

perkawinan loro pangkon.

Teknik analisis riwayat hidup (life history), penulis pergunakan untuk

menganalisis pengalaman hidup, pendidikan masyarakat, dan sebagainya. Teknik

analisis riwayat hidup30 ini juga menunjang teknik kajian etnografi tersebut, di

samping itu diharapkan untuk membantu dalam mengetahui masyarakat dalam

melestarikan tradisi loro pangkon dan nilai-nilai spiritual yang ada di dalamnya.

29Nur Syam,Madzhab-Madzhab Antropologi (Yogyakarta: LKis, 2007), 51-57. 30Analisis riwayat hidup seorang tokoh atau individu maupun riwayat kehidupan suatu masyarakat dalam bersosialisasi, hal ini untuk memperdalam pengertian terhadap kehidupan mereka berinteraksi di mana mereka itu hidup. Melalui pengakuan yang berupa riwayat hidup ini, seorang tokoh atau individu serta riwayat kehidupan masyarakat banyak mengungkapkan motivasinya, aspirasinya, ambisinya, mengenai pelestarian tradisi dan kehidupannya dalam masyarakat di mana ia tinggal.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

128

Teknik analisis isi digunakan untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan

dengan permasalahan yang dijawab dan ditemukan, yaitu tradisi perkawinan loro

pangkon dan nilai-nilai spiritual yang ada di dalamnya. Setelah metode ini

ditempuh, maka disimpulkan dengan pendekatan metode deduktif yaitu

menyimpulkan dari umum ke khusus.

Analisis data dilakukan secara terus menerus bersamaan dengan

pengumpulan data sampai penelitian ini berakhir. Data dan informasi yang berasal

dari pengamatan, wawancara mendalam, catatan lapangan, dokumentasi, dan

sebagainya, terlebih dahulu dipilah dan dipilih berdasarkan kategori tertentu.

Kategori tersebut di antaranya: pandangan masyarakat terhadap tradisi

perkawinan loro pangkon dan nilai-nilai spiritual yang ada di dalamnya.

G. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dapat diketahui dengan menggunakan teknik

pemeriksaan. Lincoln dan Guba menyatakan bahwa pelaksanaan teknik

pemeriksaan didasarkan pada derajat kepercayaan (credibility), pemeriksaan

keteralihan (trans-ferability) dan kepastian (confir-mability).31

Untuk memeriksa keabsahan dan kebenaran data pada penelitian ini

dilakukan kegiatan yaitu (a) melakukan trianggulasi, (b) melakukan

peerdebriefing, (c) melakukan member-check dan audit trial.32 Adapun dalam

penelitian ini menggunakan langkah-langkah trianggulasi (1) trianggulasi sumber

data, yang dilakukan dengan cara mencari data dari banyak sumber informan, 31Setya Yuwana Sudikan, Metode Penelitian Kebudayaan (Surabaya: Unesa Unipress dan Citra Wacana, 2001), 83. 32Ibid.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

129

yaitu orang yang terlibat langsung dengan objek kajian, dan (2) trianggulasi

metode. Langkah pertama digunakan untuk menguji kelengkapan dan ketepatan

data, yaitu dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Langkah

yang kedua digunakan untuk pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan beberapa sumber data dengan

cara menggunakan bermacam-macam metode pengumpulan data.

Teknik peerdebriefing dilakukan untuk memeriksa data dan menguji hasil

analisis data dengan pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Diskusi juga dilakukan

dengan pakar kebudayaan, budaya Jawa, pakar metode penelitian budaya, dan

pakar metode penelitian masyarakat, baik hasil analisis sementara atau hasil

analisis akhir. Untuk menguji kebenaran dan ketepatan penelitian ini, penulis

mengkonsultasikan kepada kedua promotor.

Teknik member ceck dilakukan dengan cara mengecek kepada informan

mengenai data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang sudah

diinterpretasi kemudian dikonfirmasikan kepada informan untuk mengetahui

keabsahan datanya. Begitu juga untuk teknik audit trial, data mentah, hasil

analisis data, hasil sintesis data dan catatan, proses yang digunakan kemudian

diperiksa untuk menguji keakuratan data.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

130

Kerangka Berpikir Penelitian

TRADISI PERKAWINAN LORO PANGKON (Studi Budaya Masyarakat Muslim Jawa di Mojokerto Jawa Timur)

Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan tradisi perkawinan

loro pangkon dalam perspektif muslim Jawa.

2. Mendeskripsikan pola akulturasi masyarakat muslim Jawa dalam tradisi perkawinan loro pangkon.

Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data

1. In-dept Interviewing. 2. Participant

observation. 3. Field Notes. 4. Documentation.

Data dan Sumber Data/ Informan

Jenis Penelitian Kualitatif

Paparan dan Analisa Data 1. Konteks Penelitian. 2. Epistemologi Muslim

Jawa

Metode Analisis Data Deskriptif kualitatif

Temuan Penelitian 1. Tradisi perkawinan loro

pangkon dalam perspektif muslim Jawa.

2. Pola akulturasi muslim Jawa dalam tradisi perkawinan loro pangkon.

Implikasi Teoretik

Penelitian Proposisi Ilmiah

Kajian Pustaka tentang Budaya

1. Etnografi. 2. Epistemologi

Muslim Jawa. 3. Interpretasi

budaya

Pendekatan Penelitian dan Kerangka Teoretik

1. Islam 2. Antropologi 3. Sosiologi 4. Akulturasi Budaya 5. Pertunjukan Wayang 6. Konsep Budaya Jawa

--------------- Kerangka Teoretik

Latar Belakang Masalah

Fenomena yang terjadi pada tradisi perkawinan loro pangkon di masyarakat muslim Jawa di Mojokerto Jawa Timur memiliki pola bangunan epistemologi. Pemahaman dan pemaknaan budaya masyarakat muslim tersebut dibangun melalui bentuk-bentuk simbolik, di antaranya terdapat pada benda-benda yang dimanfaatkan dalam tradisi perkawinan loro pangkon.

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/794/7/Bab 3.pdf · C. Teknik Penentuan Informan Dalam penelitian ini, besarnya jumlah informan tidak menjadi keharusan

131