bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik...
TRANSCRIPT
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Suruh 02 pada semester II tahun
ajaran 2014/2015. SD ini terletak di Desa Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang. Akses menuju SD Negeri Suruh 02 ini sangat mudah karena
berdekatan dengan TK Ar-Rahmah dan LPK Abadi, sehingga untuk menuju SD
Negeri Suruh 02 itu sangat mudah karena berdekatan dengan jalan penghubung
antar desa, dengan begitu siswa akan mudah mengakses jalan menuju sekolah,
karena jarak dari rumah ke sekolah itu bisa ditempuh dengan jalan kaki, tapi ada
juga siswa yang jarak dari rumah ke sekolah itu jauh untuk menuju ke sekolah
bisa ditempuh dengan bersepeda dan ada juga yang diantar oleh orang tua mereka.
Sedangkan guru dan staf menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat
transportasi.
Suasana di SD Negeri Suruh cukup tenang. Hal ini dikarenakan letaknya itu
sangat dekat dengan jalan raya tapi jalan penghubung desa-desa sehingga tidak
terlalu terganggu oleh suara kendaraan. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri
Suruh 02 adalah 162 siswa yang terdiri dari 25 siswa kelas 1, 28 siswa kelas 2, 23
siswa kelas 3, 28 siswa kelas 4, 28 siswa kelas 5, dan 30 siswa kelas 6. Staf
pengajar SD Negeri Suruh 02 ini terdiri dari 9 guru, 3 wiyata bakti, 1 penjaga
sekolah dan 1 kepala sekolah.
Terdapat berbagai fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa.
fasilitas yang terdapat di SD Negeri Suruh 02 sudah cukup komplit yang terdiri
dari prasarana dan sarana yang memadai. Prasarana yang terdapat di SD Negeri
Suruh 02 terdiri dari gedung sekolah, lapangan sekolah, kantin, perpustakaan serta
ruang kelas yang bersih, dan juga terdapat kamar mandi siswa dan guru.
Sedangkan sarana yang terdapat di SD tersedia berbagai buku yang dapat
digunakan siswa untuk belajar.
29
Pemilihan lokasi sekolah di SD Negeri Suruh 02, karena berdasarkan hasil
belajar pada mata pelajaran Matematika dikelas V masih rendah dan dibawah nilai
KKM. Maka dengan itu perlu ditingkatkan hasil belajar matematika dengan
melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas V
SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
1.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Suurh 02
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari
18 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Karakterisitk siswa kelas V SD
Negeri Suruh 02 dalam kegiatan pembelajaran masih mengalami banyak kendala
dalam proses belajar mengajar sebagian besar siswa kurang menyukai mata
pelajaran Matematika karena mereka beranggapan bahwa pembelajaran
Matematika itu kurang menarik, karena tidak terdorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya. Dalam proses belajar mengajar guru hanya mengarahkan
kemampuan siswa untuk menghafal rumus dan memperbanyak latihan soal. Hal
ini dikarenakan dalam pembelajaran guru menggunakan metode ceramah. Dengan
pembelajaran seperti itu maka siswa akan merasa bosan karena pembelajaran yang
disampaikan kurang menarik sehingga mereka tidak konsentrasi saat belajar. Oleh
sebab itu siswa dalam kegiatan pembelajaran cenderung pasif.
Tempat tinggal siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 berada di sekitar desa
Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Karena lokasi sekolah yang sangat
berdekatan dengan rumah siswa, maka sebagian besar siswa SD Negeri Suruh 02
untuk menuju ke sekolah adalah dengan berjalan kaki, tetapi bagi siswa yang
jaraknya agak jauh dari sekolah mereka menggunakan alat transportasi sepeda dan
ada juga yang diantar sama orang tua mereka. Mata pencaharian orang tua siswa
pun juga berbeda-beda, dan mayoritas mata pencaharian orang tua siswa kelas V
SD Negeri Suruh 02 adalah petani, pedagang, buruh pabrik, dan ada juga yang
ditinggal sama orang tua nya merantau ke Jakarta dan ke luar negeri. Dan
kebanyakan siswa kurang mendapatkan pengawasan dari orang tua nya karena
orang tua siswa terlalu sibuk dan tidak pernah memantau belajar anaknya
30
sehingga dalam hal tersebut anak lebih cenderung bermain dengan teman-teman
nya dibandingkan belajar. Oleh sebab itu ketika disekolah diberikan tugas atau
pekerjaan rumah oleh guru, banyak siswa yang tidak pernah mengerjakan
pekerjaan rumah.
Kelas V SD Negeri Suruh 02, wali kelasnya bernama Azir Fadhilah, S.Pd
yang sudah memiliki masa kerja salaam 10 tahun di SD Negeri Suruh 02.
1.1.3 Waktu Penelitian
Waktu penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Februari 2015 yang
terbagi dalam dua siklus yaitu :
1. Siklus I dilaksanakan pada bulan Februari, hari selasa tanggal 17 dan
hari rabu tanggal 18 Februari 2015 dengan alokasi waktu (2x35 menit)
2x pertemuan.
2. Siklus II dilaksanakan pada bulan Februari, hari selasa tanggal 24 dan
hari rabu tanggal 25 Februari 2015 dengan alokasi waktu (2x 35 menit)
2x pertemuan.
1.2 Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:97) variabel adalah gejala yang
bervariasi dan menjadi subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Sedangkan variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang
berperan dalam perisitwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran problem based
learning. Sedangkan sebagai variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
31
1.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Melalui model problem based learning untuk dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2014/2015 dapat
dilakukan dengan lima fase tahapan yaitu dengan melalui tahapan
orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,
membimbing penyelidikan individual kelompok, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, dan menganalisis serta mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar sangat penting karena siswa akan mengalami
perubahan tingkah laku belajar yang lebih baik sebagai akibat dari
proses belajar. Hasil belajar diukur dari tingkat keberhasilan siswa untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hasil ini diwujudkan dalam bentuk
nilai yang dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan
siswa dan merupakan bukti dari keberhasilan siswa dalam pencapaian
belajarnya yang diperoleh dari skor evaluasi pada akhir pembelajaran
matematika.
32
1.4 Prosedur Penelitian
Mengacu pada model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh
Suharsimi Arikunto (2009:16). Terdapat empat tahapan yang lazim dilakukan,
yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun
model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Alur Model Penelitian Tindakan yang dikembangkan oleh
Suharsimi Arikunto (2009:16).
Perencanaan
Siklus 1
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
?
33
Model Penelitian Tindakan yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto
(2009:16) yaitu:
1. Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (planning)
Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian.
Perencanaan dilaksanakan oleh peneliti sebelum tahap pelaksanaan tindakan.
Kegiatan dalam tahap ini seperti: penyusunan skenario pembelajaran,
pembuatan instrument pengamatan dan pembuatan media atau alat peraga.
2. Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di
kelas. Dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus berusaha menaati apa yang
sudah dirumuskan dalam rancangan, tatapi harus pula berlaku wajar, tidak
dibuat-buat. Dalam penelitian ini tindakan yang diterapkan adalah dengan
menggunakan alat peraga dan peneliti sebaagi pelaksana tindakan.
3. Tahap 3 : Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan mengamati tindakan yang dilakukan. Kegiatan
pengamatan ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam kelas, sehingga
antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam waktu yang
sama. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Jika peneliti
berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan pengamatan
adalah guru kelas.
4. Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi
atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak
tindakan yang telah dirancang. Tahap ini dilaksanakan ketika pelaksana sudah
selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan dengan pengamat
dan subjek penelitian (siswa-siswa yang diajar) untuk bersama-sama
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Jika penelitian tindakan
dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti
menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia
34
menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan
dalam kesempatan ini.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali
kelangkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan
sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah dari tahap penyusunan rancangan
sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
Untuk lebih memperjelas rincian tindakan yang akan dilaksanakan terdiri atas 2
siklus dengan dua kali pertemuan tiap siklusnya yait sebagai berikut :
35
1.4.1 Rencana Tindakan Siklus I
Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan. Pada siklus I
peneliti mendapatkan materi pokok tentang pecahan dan perbandingan , dengan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah,
Kompetensi Dasar 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan
skala dengan Indikator 5.4.1 Mendeskripsikan arti perbandingan. Dan kemudian
pada pertemuan ke II siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I. berdasarkan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning pada mata pelajaran matematika maka kegiatan siklus I dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Identifikasi masalah dan perumusan masalah.
b) Merancang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning.
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning.
d) Menyiapkan LKS, media (alat peraga) untuk kegiatan pembelajaran pada
kegiatan pembelajaran problem based learning yang digunakan dalam
penelitian.
e) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar
matematika siswa kelas V.
f) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana yang
telah dibuat dalam satu siklus dua kali pertemuan dengan alokasi waktu dua kali (
2 x 35 menit) yakni melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning.
36
Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus
pertama dilaksanakan dengan model pembelajaran problem based learning. Siklus
kedua dilaksanakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran
matematika. Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini guru kelas V berperan
sebagai observer. Observer berperan untuk melakukan pengamatan ketika peneliti
melaksanakan implementasi RPP. Setelah melakukan pengamatan kemudian
observer mencatat hasil pengamatan yaitu pengamatan tentang aktivitas peneliti
saat mengajar dengan menggunakan model Problem Based Learning dan siswa
pada lembar observasi tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan
model Problem Based Learning.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut:
I.Kegiatan Awal
Melakukan pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit yang terdiri dari :
a. Berdoa bersama, memberi salam, mengabsen siswa dan mengajak siswa
untuk berdinamika.
b. Melakukan apersepsi.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Membentuk siswa kedalam kelompok.
e. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah dengan
mengorientasikan siswa pada masalah.
II.Kegiatan Inti
a. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk merancang
pembelajaran dan membimbing siswa untuk mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
b. Guru memfasilitasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
dengan pemecahan masalah dan membimbing siswa untuk mencari solusi
dari masalah tersebut.
c. Guru memfasilitasi siswa dan membimbing siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat laporan dengan
teman sekelompoknya.
37
d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
dan kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang
presentasi.
e. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
III. Kegiatan Penutup
a. Guru bersama dengan siswa merancang kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.
c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran, yang akan
dipelajari pada mingg depan.
Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran I dan II dilakukan
observasi. Observasi yaitu mengamati aktivitas guru dan merespon siswa terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 melalui model
Problem Based Learning (PBL). Hasil dari observasi akan digunakan utuk
perbaaikan pada siklus selanjutnya.
3. Tahap Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar Matematika dan hasil pengamatan. Serta
melihat kekurangan maupun kelebihan yang terdapat pada siklus I. Maka peneliti
melakukan perbaikan pada siklus II agar pelaksanaannya lebih efektif.
38
3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II
Tahapan pelaksanaan tindakan dalam siklus I belum berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan. Karena masih banyak kekurangan dan
kelemahan, maka dari itu peneliti mengadakan perbaikan pada siklus II.
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sama dengan siklus I yaitu sebanyak 2 kali
pertemuan.
1. Tahap Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan hampir sama dengan siklus I, yaitu guru dan
peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, merancang
kembali rencana pembelajaran, tes evaluasi yang akan digunakan, menyiapkan
media pembelaajran untuk dilaksanakan sebagaimana pada siklus I, menyiapkan
lembar observasi implementasi RPP, dan lembar penilaian.
Namun dalam siklus II ini perencanaan dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I.
Adapun tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkann refleksi siklus I
b. Merancang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning.
d. Menyiapkan LKS, media (alat peraga) untuk kegiatan pembelajaran pada
kegiatan pembelajaran problem based learning yang digunakan dalam
penelitian.
e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar
matematika siswa kelas V.
f. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
39
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari 2 pertemuan, setiap
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun rancangan pelaksanaan
adalah sebagai berikut :
I. Kegiatan Awal
Melakukan pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit yang terdiri dari :
a. Berdoa bersama, memberi salam, mengabsen siswa dan mengajak
siswa untuk berdinamika.
b. Melakukan apersepsi.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Membentuk siswa kedalam kelompok.
e. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah
dengan mengorientasikan siswa pada masalah.
II. Kegiatan Inti
a. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk merancang
pembelajaran dan membimbing siswa untuk mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
b. Guru memfasilitasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai dengan pemecahan masalah dan membimbing siswa untuk
mencari solusi dari masalah tersebut.
c. Guru memfasilitasi siswa dan membimbing siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat
laporan dengan teman sekelompoknya.
d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas dan kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang
sedang presentasi.
e. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
III. Kegiatan Penutup
40
a. Guru bersama dengan siswa merancang kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari.
b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.
c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran,
yang akan dipelajari pada mingg depan.
Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I sampai
dengan siklus II dilakukan observasi. Observasi yaitu mengamati tingkah laku
siswa dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Matematika dengan model
pembelajaran problem based learning. Serta mengamati jalannya pembelajaran
dan menilai aktivitas tiap-tiap kelompok yang sedang berdiskusi dalam proses
belajar Matematika dengan model pembelajaran problem based learning. Dan
mengamati aktivitas guru dan merespon siswa terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 melalui model Problem Based Learning (PBL)
3. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dalam siklus II dilakukan sama seperti tahap refleksi
siklus I yaitu pada saat setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II
dilaksanakan. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan
dari tindakan yang telah dilakukan pada proses pembelajaran dengan
menggunakan model problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika tentang operasi hitung dengan menggunakan
perbandingan dan skala.
41
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
ditentukan teknik dan instrument pengumpulan data, sebagai berikut ini :
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel bebas
Teknik pengumpulan data melalui model pembelajaran problem based
learning. Dilakukan dengan teknik observasi atau pengamatan langsung untuk
mengetahui perkembangan aktivitas guru dan respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan melalui model pembelajaran problem based learning.
3.5.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat
Teknik pengumpulan data variabel terikat yaitu menggunakan tes. Teknik
tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menerapkan
pembelajaran matematika dengan melalui model problem based learning.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar
observasi untuk mengukur aktivitas guru dan respon siswa pada saat pembelajaran
matematika melalui model problem based learning, dan soal tes pilihan ganda
untuk mengukur hasil belajar siswa.
3.5.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas
Instrumen pengumpulan data untuk variabelm bebas yang digunakan
adalah lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas
guru dan respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan melalui model
problem based learning. Dalam kegiatan pembelajaran harus mencerminkan
tahapan pembelajaran dengan melalui model problem based learning mulai dari
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
42
Adapun kisi-kisi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model
problem based learning terdapat pada tabel 6 dan tabel 7.
Tabel 6
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Matematika Melalui Model Problem Based Learning
No Aspek Indikator Item
1. Melakukan
kegiatan
pendahuluan
Guru mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran.
1
Guru melakukan apersepsi. 2
Guru memberikan kesempatan siswa menjawab
apersepsi.
3
Guru memotivasi siswa tentang materi yang akan
dibahas.
4
Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan
pembelajaran.
5
Guru membagi siswa kedalam kelompok. 6
Guru memberikan permasalah kepada ssiwa sesuai
model problem based learning.
7
Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan
mengorintasikan siswa pada masalah.
8
2. Melakukan
kegiatan inti
Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk
merancang pembelajaran.
9
Guru membimbing siswa untuk mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
10
Guru memfasilitasi siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya laporan yang sesuai seperti
membuat laporan dengan teman sekelompoknya.
11
Guru mendampingi siswa menyiapkan karya yang 12
43
sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas
dengan temannya.
Guru mengatur jalannya presentasi dari masing-
masing kelompok.
13
Guru bersama-sama dengan siswa membahas
penyelesaian masalah.
14
3. Melakukan
kegiatan
penutup
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan
materi yang telah dipelajari.
15
Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi. 16
Guru memberikan informasi mengenai kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
17
44
Tabel 7
Kisi-kisi Lembar Observasi Respon Siswa dalam Pembelajaran Matematika
dengan Melalui Model Problem Based Learning
No Aspek Indikator Item
1. Melakukan
kegiatan
pendahuluan
Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran. 1
Siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. 2
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
3
Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing. 4
Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai dengan
petunjuk.
5
Siswa memiliki inisiatif untuk bertanya tanpa
ditunjuk oleh guru.
6
Siswa bertanya apabila mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah perbandingan matematika
7
Bertukar pikiran dengan teman saat memecahkan
masalah matematika “perbandingan”.
8
Antusias dalam bekerjasama dengan teman. 9
2. Melakukan
kegiatan inti
Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi
sesuai dengan topik permasalahan yang dihadapi
setiap kelompok.
10
Semua siswa aktif dalam kegiatan diskusi bersama
dengan kelompok.
11
Siswa membuat laporan dan berbagi tugas dengan
temannya, untuk didiskusikan bersama dengan
anggota kelompok.
12
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di 13
45
depan kelas.
Siswa yang tidak presentasi menanggapi hasil
diskusi dari kelompok lain yang sedang presentasi.
14
Siswa dengan bimbingan guru membahas
penyelesaian masalah dengan materi perbandingan
15
3. Melakukan
kegiatan
penutup
Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan
dari materi yang dipelajari.
16
Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi. 17
Siswa menyimak informasi mengenai pembelajaran
selanjutnya yang disampaikan guru.
18
3.5.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat
Instrument pengumpulan data untuk variabel terikat adalah dengan
menggunakan tes, tes dalam bentuk pilihan ganda. Nilai tes digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang dengan mata pembelajaran matematika melalui model
problem based learning. Kisi-kisi tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 8
dan tabel 9.
46
Tabel 8
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan
dan skala.
Indikator : 5.4.1 Mendeskripsikan arti perbandingan.
Teknik Pengukuran : Tes Pilihan Ganda.
SK
KD
Indikator
5 Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan
masalah.
5.4 Menggunakan
pecahan dalam
masalah
perbandingan dan
skala.
1. Mendeskripsikan arti
perbandingan.
2. Mengubah pecahan
kedalam perbandingan.
3. Mengidentifikasi
beberapa persoalan
dalam kehidupan nyata
dengan menggunakan
perbandingan .
47
Tabel 9
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 5.5 Operasi hitung dengan menggunakan perbandingan
dua hal.
Indikator : 5.5.1 Mendeskripsikan pecahan sebagai perbandingan dari
dua hal.
Teknik Pengukuran : Tes Pilihan Ganda.
SK
KD
Indikator
5 Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan
masalah.
5.5 Operasi
hitung dengan
menggunakan
perbandingan dua
hal.
1. Mendeskripsikan
pecahan sebagai
perbandingan dari dua
hal
2. Mengubah pecahan
kedalam perbandingan
dua hal.
3. Mengidentifikasi
contoh bentuk
perbandingan dalam
kehidupan sehari-hari
48
3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121). Uji validitas
dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Tingkat validitas suatu instrument dapat
diketahui dengan cara menkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan
total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (correteditem to total
correlation).
3.6.2 Hasil Uji Validitas Tes
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi
tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Validitas
menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Adapun
reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten jika
dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2009: 351).
Instrument dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2009:121).
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (2007: 184) mengemukakan bahwa suatu item instrumen
penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total
correlation ≥ 0,2. Jadi, instrumen dikatakan valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
49
Tabel 10
Uji Validitas Siklus I
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 17.7000 17.063 .467 .806
VAR00002 17.5000 17.211 .454 .806
VAR00003 17.2500 19.882 -.249 .831
VAR00004 17.7000 17.063 .467 .806
VAR00005 17.2000 18.168 .563 .808
VAR00006 17.2000 18.905 .173 .817
VAR00007 17.5000 17.211 .454 .806
VAR00008 17.8500 17.608 .371 .811
VAR00009 17.8500 17.608 .371 .811
VAR00010 17.3500 17.292 .537 .803
VAR00011 17.2500 17.671 .590 .804
VAR00012 17.3500 17.292 .537 .803
VAR00013 17.2000 19.221 .011 .821
VAR00014 17.2500 17.671 .590 .804
VAR00015 17.6000 17.095 .459 .806
VAR00016 17.4000 18.042 .279 .815
VAR00017 17.3500 17.292 .537 .803
VAR00018 17.2000 18.800 .228 .816
VAR00019 17.6000 17.095 .459 .806
VAR00020 17.6000 18.884 .033 .829
VAR00021 17.4000 18.042 .279 .815
VAR00022 17.2000 18.168 .563 .808
VAR00023 17.2000 18.800 .228 .816
VAR00024 17.4500 17.208 .478 .805
VAR00025 17.4500 18.576 .122 .823
50
Tabel 11
Uji Validitas Siklus II
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 17.1000 19.568 .059 .822
VAR00002 17.4000 17.516 .483 .807
VAR00003 17.6000 17.621 .432 .810
VAR00004 17.6000 17.621 .432 .810
VAR00005 17.1000 18.621 .551 .810
VAR00006 17.7500 17.987 .383 .812
VAR00007 17.4000 17.516 .483 .807
VAR00008 17.7500 17.987 .383 .812
VAR00009 17.1000 19.358 .166 .819
VAR00010 17.2500 17.671 .549 .805
VAR00011 17.3000 18.326 .318 .815
VAR00012 17.5000 19.105 .083 .828
VAR00013 17.3000 18.537 .261 .818
VAR00014 17.1500 18.134 .574 .807
VAR00015 17.5000 17.632 .430 .810
VAR00016 17.1000 19.568 .059 .822
VAR00017 17.2500 17.671 .549 .805
VAR00018 17.1000 19.253 .220 .818
VAR00019 17.5000 17.632 .430 .810
VAR00020 17.2500 17.671 .549 .805
VAR00021 17.3500 18.976 .131 .824
VAR00022 17.1000 18.621 .551 .810
VAR00023 17.1000 19.253 .220 .818
VAR00024 17.3500 17.713 .455 .809
VAR00025 17.3000 18.537 .261 .818
51
3.6.3 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat
diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat ukur yang digunakan tersebut dapat diandalkan dan konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
SPSS 16,0. Reliabilitas ini diuji dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
Widoyoko (2009:170) mengemukakan bahwa untuk menentukan tingkat
reliabilitas instrumen maka digunakan kriteria sebagai berikut:
α <0,7 : tidak dapat diterima
0,7<α< 0,8 : dapat diterima
0,8 <α< 0,9 : reliabilitas bagus
α> 0,9 : reliabilitas memuaskan
Berdasarkan hasil uji reliabilitas butir soal siklus 1 dengan melihat Cronbach’s
Alpha diperoleh koefesien sebesar 0,857 yang berarti instrumen tes hasil belajar
IPA tersebut sudah dalam kriteria reliabilitas bagus. Hasil analisis reliabilitas
lebih jelasnya lihat Tabel 12 dan Tabel 13 berikut ini :
Tabel 12
Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.857 20
Uji reliabilitas juga dilakukan pada butir soal akhir siklus 2. Hasil uji
reliabilitas butir soal siklus 2 dengan melihat Cronbach’s Alpha diperoleh
52
koefesien sebesar 0,860 yang berarti instrumen tes hasil belajar IPA tersebut
sudah dalam kriteria reliabilitas bagus.
Tabel 13
Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.860 20
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja pembelajaran Matematika melalui model Problem Based
Learning pada siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang meliputi indikator proses dan indikator hasil.
3.7.1 Indikator Proses
Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator keberhasilan
Penelitian Tindakan Kelas adalah apabila hasil belajar siswa meningkat.
Sedangkan indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa
kelas V dalam penelitian ini apabila hasil perbaikan yang dilakukan pada siklus I
masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum meningkat, maka peneliti perlu
melaksanakan perbaikan pembelajaran lagi pada siklus berikutnya sampai ada
peningkatan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Suruh 02,
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.
53
3.7.2 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar
yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa. Target ketuntasan
hasil belajar matematika (KKM = 68) dan dicapai minimal 80% dari seluruh siswa
yang ada. Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD
Negeri Suruh 02, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data yang
diperoleh dari hasil tes dan observasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan
untuk menganalisis adalah sebaagi berikut:
1. Analisis Data Hasil Tes
Data yang diperoleh dari hasil tes dianalisis menggunakan deskriptif
komparatif dengan cara membandingkan hasil belajar siswa terhadap perolehan
hasil belajar matematika yaitu dengan memberikan nilai pada hasil belajar siswa.
Data-data tersebut dianalisis mulai dari siklus I dan siklus II untuk
membandingkan hasil siklus I dan siklus II dengan menggunakan persentase
ketuntasan hasil belajar siswa.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai akhir adalah sebagai
berikut:
Nilai akhir yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di SD Negeri Suruh 02
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.