bab iii metode penelitian 3.1. setting dan karakteristik subjek … · 2017. 11. 13. · 4 guru...

21
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan diuraikan mengenai setting penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional,prosedur penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, indikator keberhasilan, dan analisis data. 3.1.1. Setting Penelitian Dalam setting penelitian akan dijelaskan tentang tempat penelitian dan waktu penelitian. 3.1.1.1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini di SD Negeri Mintomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Terletak di Desa Mintomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Berdasarkan letak geografisnya berada di dalam Desa. Sekolah menghadap ke arah timur tepat berhadapan dengan Jalan desa, sebelah selatan, barat, dan utara sekolah adalah rumah penduduk. Sekolah ini berdiri di atas tanah seluas 945 m 2 . 3.1.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015-2016, antara bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2015. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan PTK No Kegiatan Waktu pelaksanaan Agustus September Oktober November Desember 1 Penulisan Proposal 2 Perencanaan 3 Pelaksanaan Siklus I 4 Analisis Refleksi I 5 Pelaksanaan Siklus II 6 Analisis Refleksi II 7 Penulisan Laporan

Upload: others

Post on 18-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

    Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan diuraikan

    mengenai setting penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional,prosedur

    penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, indikator keberhasilan, dan analisis data.

    3.1.1. Setting Penelitian

    Dalam setting penelitian akan dijelaskan tentang tempat penelitian dan waktu

    penelitian.

    3.1.1.1. Tempat Penelitian

    Lokasi penelitian ini di SD Negeri Mintomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

    Terletak di Desa Mintomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Berdasarkan letak

    geografisnya berada di dalam Desa. Sekolah menghadap ke arah timur tepat berhadapan

    dengan Jalan desa, sebelah selatan, barat, dan utara sekolah adalah rumah penduduk.

    Sekolah ini berdiri di atas tanah seluas 945 m2.

    3.1.1.2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015-2016, antara

    bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2015.

    Tabel 3.1

    Jadwal Pelaksanaan PTK

    No Kegiatan Waktu pelaksanaan

    Agustus September Oktober November Desember

    1 Penulisan Proposal

    2 Perencanaan

    3 Pelaksanaan Siklus I

    4 Analisis Refleksi I

    5 Pelaksanaan Siklus II

    6 Analisis Refleksi II

    7 Penulisan Laporan

  • 28

    Penulisan proposal selesai pada bulan Agustus. Perencanaan instrumen dibuat

    pada awal September dan baru selesai pada pertengahan bulan Oktober. Siklus I baru

    dilaksanakan pada awal bulan November setelah perencanaan instrumen selesai dibuat.

    Analisis refleksi siklus I dilaksanakan pada pertengahan bulan November. Pelaksanaan

    siklus II dan analisis refleksi siklus II dilaksanakan pada minggu terakhir bulan November,

    sedangkan penulisan laporan dibuat pada minggu pertama bulan Desember.

    3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian

    Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas 4 SD N Mintomulyo Kecamatan

    Juwana, Kabupaten Juwana, Jawa Tengah. Jumlah keseluruhan siswa saat ini adalah 190

    siswa, 95 siswa perempuan dan 95 siswa laki-laki. Sedangkan siswa kelas 4 berjumlah 25

    anak yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

    Latar belakang orang tua siswa 90 % adalah seorang buruh dan petani, kondisi ini

    menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya masih kurang.

    Khususnya kegiatan belajar siswa di rumah, tugas atau pekerjaan rumah. Sehingga

    motivasi siswa untuk belajar sangat rendah.

    Keadaan dan kulaifikasi pendidikan guru dapat dilihat dalam tabel 3.2 di bawah ini:

    Tabel 3.2 Keadaan dan Kualifikasi Pendidikan Guru

    No Keadaan

    KS/Guru

    Banyak

    nya

    Kualifikasi

    Pendidikan Satus

    Ket

    SMA D2 S1 PNS Non

    PNS

    1 KS 1 1 1 -

    2 Guru Kelas 6 6 5 1

    3 Guru Agama 3 3 2 1

    4 Guru PJOK 1 1 1 -

    5 Guru Mulok 1 1 - 1

    6 Penjaga 1 1 1 -

    Jumlah 13 1 12 10 3

  • 29

    Seperti terlihat pada Tabel 3.2 Tenaga Pendidik ada 11 orang dan 2 Tenaga

    Kependidikan yang terdiri dari 6 orang guru kelas, 1 orang guru PJOK, 3 orang guru

    Pendidikan Agama Islam, 1 orang Guru Mulok, 1 orang Kepala Sekolah dan 1 orang

    Penjaga sekolah. Dari 13 orang tersebut 10 orang merupakan guru PNS sedangkan 3

    orang yang lain sebagai guru honor sekolah. Semua guru mempunyai Kualifikasi

    Pendidikan S1.

    3.2. Variabel Penelitian

    Dalam penelitian ini dipaparkan dua variabel yang diteliti yaitu:

    1) Model pembelajaran kooperatif Make a Match dan hasil belajar

    Model pembelajaran kooperatif Make a Match adalah suatu model pembelajaran

    dimana siswa mencari pasangan dari kartu yang dibagikan oleh guru di awal

    pembelajaran selanjutnya menggabungkan pertanyaan dengan jawaban yang sesuai

    atau sebaliknya. Sedangkan hasil media gambar adalah suatu alat perantara dalam

    menyampaikan sebuah materi pelajaran, berbentuk dua dimensi yang di dalam

    proses pembelajaran dimanfaatkan guru untuk memudahkan guru dalam

    penyampaian materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa lebih memahami materi

    yang diajarkan oleh guru. Siswa tidak hanya mendengar apa yang guru sampaikan

    secara verbal melalui kata-kata tetapi siswa dapat melihat langsung obyek kajian

    yang guru sampaikan melalui gambar sebagai media atau perantaranya sehingga

    siswa dapat memperoleh penggambaran visual yang konkrit tentang masalah yang

    disampaikan oleh guru

    2) Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah hasil nilai yang dicapai oleh siswa setelah kegiatan proses

    pembelajaran di sekolah dalam waktu tertentu yang diukur menggunakan alat

    evaluasi tertentu dan dinyatakan dengan angka.

    3.3. Prosedur Penelitian

    Penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan untuk perbaikan

    peningkatan hasil belajar siswa dalam dua siklus, siklus I dan siklus II. Penelitian

  • 30

    dinyatakan berhasil apabila persentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan

    penelitian sesuai target yang ditentukan. Bila ternyata belum mencapai target yang

    ditentukan akan dilanjutkan ke siklus berikutnya.

    Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain penelitian yang dikembangkan

    oleh Arikunto. Desain penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,

    pelaksanaan, observasi dan refleksi.

    Desain bagan dalam penelitian ini menurut Arikunto (2012:16) adalah sebagai

    berikut:

    .

    Gambar 3.1. Tahapan Pelaksanaan PTK Menurut Arikunto (2012:16)

    Secara rinci, prosedur penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian dijabarkan sebagai berikut:

    3.3.1. Prosedur Tindakan Siklus I

    3.3.1.1. Perencanaan

    Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah :

    a) Menelaah materi pelajaran IPA SD

    b) Membuat skenario pembelajaran

    Perencanaan

    Perencanaan

    Pengamatan

    Pengamatan

    Pelaksanaan

    Pelaksanaan

    Refleksi

    Refleksi

    Hasil

    Siklus I

    Siklus II

  • 31

    c) Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi proses belajar mengajar

    berlangsung di kelas ketika penggunaan model pembelajaran kooperatif Make a

    Match diaplikasikan

    d) Membuat soal evaluasi untuk melihat perkembangan siswa setelah menerapkan

    penggunaan model pembelajaran kooperatif Make a Match

    3.3.1.2. Pelaksanaan

    Pertemuan I

    1) Pendahuluan

    a. Pra Kegiatan

    b. Kegiatan Awal

    2) Kegiatan Inti

    3) Penutup

    Pertemuan II

    1) Pendahuluan

    a. Pra Kegiatan

    b. Kegiatan Awal

    2) Kegiatan Inti

    3) Penutup

    Pertemuan III

    1) Pendahuluan

    a. Pra Kegiatan

    b. Kegiatan Awal

    2) Kegiatan Inti

    3) Penutup

    3.3.1.3. Pengamatan

    Observasi dilakukan oleh satu orang observer yaitu Kepala Sekolah SD N

    Mintomulyo yang mengamati pada saat proses pembelajaran berlangsung. Fokus

    pengamatan ditujukan pada aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

    Observasi selain diarahkan pada proses pembelajaran, juga diarahkan pada penilaian

  • 32

    akhir proses pembelajaran. Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan untuk

    mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4.

    Observer bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung

    meliputi kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir.

    Objek pengamatan adalah segala sesuatu yang menyangkut proses pelaksanaan tindakan

    meliputi aktivitas guru dan juga siswa selama tindakan berlangsung. Kegiatan observasi

    dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi

    yang telah disediakan. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian

    ini, sebagai berikut:

    a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

    Make a Match berbantuan media gambar meliputi 30 indikator penilaian aktivitas guru.

    b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

    Make a Match berbantuan media gambar meliputi 23 indikator penilaian aktivitas

    siswa.

    Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan siswa,

    proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan menggunakan foto. Hal

    tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian, dokumentasi tersebut meliputi

    aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar.

    3.3.1.4. Refleksi

    Pada tahap ini semua data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data

    tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang telah

    dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain hasil pengamatan atau dokumentasi

    terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match

    berbantuan media gambar, mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus I untuk

    mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus I sudah dapat meningkatkan proses

    pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4. Hasil tersebut kemudian

    dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II.

    Kelebihan dalam penerapan model pembelajaran Make a Match akan tetap dipertahankan,

    sementara apabila masih ditemui kekurangan di dalam pelaksanaannya akan diperbaiki

  • 33

    pada siklus II.

    3.3.2. Siklus II

    3.3.2.1. Perencanaan

    Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah:

    a) Identitas dan penentuan alternatif pemecahan masalah berdasarkan hasil observasi

    dan refleksi pada siklus I

    b) Membuat skenario pembelajaran siklus II

    c) Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi proses belajar mengajar

    berlangsung di kelas ketika penggunaan model pembelajaran kooperatif Make a

    Match diaplikasikan.

    d) Membuat soal evaluasi untuk melihat perkembangan siswa setelah menerapkan

    penggunaan model pembelajaran kooperatif Make a Match.

    3.3.2.2. Pelaksanaan

    Pertemuan I

    1) Pendahuluan

    a. Pra Kegiatan

    b. Kegiatan Awal

    2) Kegiatan Inti

    3) Penutup

    Pertemuan II

    1) Pendahuluan

    a. Pra Kegiatan

    b. Kegiatan Awal

    2) Kegiatan Inti

    3) Penutup

    Pertemuan III

    1) Pendahuluan

    a. Pra Kegiatan

    b. Kegiatan Awal

  • 34

    2) Kegiatan Inti

    3) Penutup

    3.3.2.3. Pengamatan

    Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti pada tahap Observasi siklus I.

    Observasi dilakukan oleh satu orang observer yaitu Kepala Sekolah SD N Mintomulyo

    yang mengamati pada saat proses pembelajaran berlangsung. Fokus pengamatan

    ditujukan pada aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Observasi selain

    diarahkan pada proses pembelajaran, juga diarahkan pada penilaian akhir proses

    pembelajaran. Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui

    peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4.

    Observer bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung

    meliputi kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan akhir.

    Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

    a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

    Make a Match berbantuan media gambar meliputi 30 indikator penilaian aktivitas guru.

    b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

    Make a Match berbantuan media gambar meliputi 23 indikator penilaian aktivitas

    siswa.

    Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan siswa,

    proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan menggunakan foto. Hal

    tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian, dokumentasi tersebut meliputi

    aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar.

    Fokus pengamatan ditujukan pada aktivitas siswa dan guru dalam proses

    pembelajaran. Observasi selain diarahkan pada proses pembelajaran, juga diarahkan

    pada penilaian akhir proses pembelajaran. Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan

    untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4.

  • 35

    3.3.2.4. Refleksi

    Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu mengkaji

    dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi yang telah

    dilakukan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada

    siklus II sudah mengalami perbaikan. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat

    keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.

    3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

    3.4.1. Teknik Pengumpulan data

    Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk

    mengetahui hasil belajar IPA setelah proses belajar dengan penerapan model

    pembelajaran kooperatif Make a Match. Adapun teknik non tes berupa lembar

    observasi yang digunakan untuk mengetahui perubahan sikap atau perilaku siswa

    setelah diadakan proses pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran

    kooperatif Make a Match.

    Data yang diambil diperoleh dengan cara sebagai berikut:

    1) Hasil Tes Formatif

    Tes diperlukan untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa. Tes

    digunakan karena dianggap sebagai alternatif terbaik untuk mendapatkan nilai sebagai

    hasil belajar siswa. Dengan tes inilah dapat diperoleh data yang tepat dari hipotesis yang

    diajukan.

    2) Observasi

    Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran untuk mendapat

    gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Observasi

    dapat juga digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam mempersiapkan dan

    menerima pelajaran dari guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

    3.4.2. Alat Pengumpulan Data

    1) Butir Soal Tes

    Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa

    tes kemampuan menjawab pertanyaan dalam bentuk soal. Evaluasi berupa tes tertulis

    berbentuk pilihan ganda dan uraian.

  • 36

    2) Lembar Observasi

    Lembar observasi yang dibuat digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa

    saat tindakan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi indikator penilaian

    sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model

    pembelajaran Make a Match. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk memperoleh skor

    aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Make a

    Match, perolehan skor dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah tindakan

    pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun serta

    mengukur peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

    Lembar observasi diisi oleh observer dengan melingkari skor pada setiap indikator

    penilaian aktivitas guru dan siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu

    skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru dan siswa yang berupa

    angka ditafsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4 apabila pernyataan pada masing-

    masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik,

    skor 3 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan

    oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator

    penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila

    pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan

    siswa dengan kurang.

    Instrumen observasi aktivitas guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi

    instrumen yang telah dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam

    pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Make a Match berbantuan media

    gambar. Kegiatan observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian baik

    siklus I maupun siklus II. Instrumen observasi pada siklus I dan siklus II baik observasi

    guru maupun observasi siswa adalah sama. Pada instrumen observasi aktivitas siswa

    terdapat 6 aspek yang diamati yaitu: kesiapan belajar siswa (pra pembelajaran),

    melakukan eksplorasi sumber bacaan dan memperhatikan penjelasan guru, partisipasi

    aktif siswa dalam pembelajaran, respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran,

    melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match), membuat

    kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. pada instrumen aktivitas guru terdapat 8

    aspek yang diamati yaitu: memeriksa kesiapan belajar siswa (pra pembelajaran),

  • 37

    melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan, membimbing siswa melakukan

    eksplorasi sumber bacaan dan menyampaikan materi, pemanfaatan media gambar,

    mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match), penghargaan

    kelompok, penggunaan bahasa, membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi.

    Kisi–kisi observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model

    pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar sebagai berikut:

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Aktivitas siswa dalam Pembelajaran

    Aspek yang Diamati

    Indikator No. Item

    Kesiapan Belajar Siswa (Pra

    Pembelajaran)

    1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku pelajaran, dll)

    2) Menjawab apersepsi dari guru 3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru 4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru

    menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

    1-4

    Melakukan eksplorasi sumber

    bacaan dan memperhatikan penjelasan guru

    1) Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar 2) Menyimak materi yang guru sampaikan

    5-6

    Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

    1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran

    2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran

    7-9

    Respon siswa dalam

    pemanfaatan media

    pembelajaran

    1) Mencatat materi yang disampaikan guru melalui media gambar

    2) Menunjukkan respon positif ketika guru menggunakan media gambar

    3) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan menggunakan media gambar

    4) Berpartisipasi dalam pemanfaatan media gambar

    10-13

    Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang

    kartu (Make a Match)

    1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru 2) Bersemangat dan antusias untuk mencari

    pasangan kartu 3) Melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan

    pasang kartu (Make a Match) 4) Melakukan kegiatan pasang kartu sesuai dengan

    alokasi waktu yang telah ditentukan 5) Mendampingi guru mengoreksi hasil kegiatan

    pasang kartu

    14-19

  • 38

    Kisi–kisi observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPA melalui model

    pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar sebagai berikut:

    Tabel 3.4

    Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

    Aspek yang diamati

    Indikator No. Item

    Memeriksa kesiapan belajar siswa

    (Pra Pembelajaran)

    1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

    2) Membimbing siswa berdoa 3) Melakukan kegiatan presensi 4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar

    1-4

    Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan

    tujuan

    1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar 2) Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya

    jawab dan menunjukkan gambar 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

    dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

    5-7

    Membimbing siswa melakukan

    eksplorasi sumber bacaan dan

    menyampaikan materi

    1) Membimbing siswa melakukan eksplorasi menggunakan media gambar

    2) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3) Menyajikan materi dengan menggunakan media

    gambar 4) Mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan

    8-11

    Pemanfaatan Media Gambar

    1) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 2) Menunjukkan keterampilan dalam memanfaatkan

    media gambar dalam pembelajaran 3) Menggunakan media secara efektif dan efisien

    12-14

    Mengorganisasikan siswa dalam

    kegiatan pasang kartu (Make a Match)

    1) Mengarahkan siswa dalam pembelajaran Make a Match

    2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Make A Match bersama siswa

    3) Membimbing siswa dalam menyusun kesepakatan peraturan kegiatan pasang kartu (Make A Match)

    4) Membimbing siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make A Match)

    5) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar melalui kegiatan mencari pasangan

    15-23

    6) Antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru

    Membuat Kesimpulan dan

    Melakukan Kegiatan Refleksi

    1) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari 2) Bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah

    dilaksanakan 3) Memberikan salam penutup

    20-23

    Jumlah 23

  • 39

    kartu 6) Memberikan kesempatan siswa untuk berpikir

    sejenak secara individu sebelum mencari pasangan kartu

    7) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match

    8) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan

    9) Meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi dan memberikan penguatan terhadap jawaban siswa

    Penghargaan Kelompok

    1) Memberikan poin kepada kelompok yang berhasil mencocokan kartu dengan benar

    2) Memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh poin tertinggi

    24-25

    Penggunaan Bahasa 1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

    2) Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar 3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk

    bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami

    26-28

    Membuat Kesimpulan dan

    Melakukan Kegiatan Refleksi

    1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya kurang

    2) Membimbing siswa membuat simpulan pembelajaran

    3) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran

    4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya

    5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup

    29-33

    Jumlah 33

    3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian

    kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh

    peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria ketepatan

    (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

    3.4.3.1. Uji Validitas Instrumen

    Setelah menyusun instrument selanjutnya peneliti melakukan uji coba soal (try

    out). Uji coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah

    disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena baik dan

  • 40

    buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga

    sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

    Uji coba akan dilaksanakan pada kelas 4 SD N Mintomulyo dengan jumlah siswa

    30 anak. Dengan jumlah responden (N) = 30, maka nilai rtabel = 0,361 dengan taraf

    signifikansi 5%. Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total

    correlation menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0. dasar pengambilan keputusan validitas

    adalah jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, maka anget tersebut dinyatakan valid;

    jika rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka angket tersebut dinyatakan tidak valid

    (spssindonesia.com). Adapun hasil uji validitas disajikan dalam tabel sebagai berikut:

    Tabel 3.5

    Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I

    Jenis Soal No. Item

    Valid Jumlah Tidak Valid

    Jumlah

    Pilihan Ganda

    2, 3, 4, 8, 10, 11, 12, 13, 14,

    15 10

    1, 5, 6, 7, 9

    5

    Uraian 1, 4, 5, 6, 7 5 2, 3, 8 3

    Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari

    tabel 3.6 di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1, 5, 6, 7, dan 9

    sedangkan 10 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16.0

    for Windows dan hasil uji 8 item soal pada soal uraian terdapat 3 soal yang tidak valid yaitu

    nomor 2, 3, dan 8 sedangkan 5 soal yang lainnya terbukti valid. Soal yang valid tersebut

    kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.

    Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II

    Jenis Soal No. Item

    Valid Jumlah Tidak Valid

    Jumlah

    Pilihan Ganda

    1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11

    9 6, 10,

    12 3

    Uraian 3, 5, 6, 7, 9 5 1, 2, 4,

    8 4

    Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari

    tabel 3.7 di atas, terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 6, 10, dan 12 sedangkan

  • 41

    9 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows

    dan hasil uji 9 item soal pada soal uraian terdapat 4 soal yang tidak valid yaitu nomor 1, 2,

    4, dan 8 sedangkan 5 soal yang lainnya terbukti valid. Soal yang valid tersebut kemudian

    peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.

    3.4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen

    Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau tingkat keajegan jawaban

    siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha

    (Cronbach’s). Besarnya koofesien alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya.

    Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows.

    Adapun interpretasi mengenai besarnya skala korelasi menurut Arikunto (2010)

    dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini:

    Tabel 3.7

    Kriteria Reliabilitas Instrumen

    Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi

    Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

    Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup

    Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

    Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

    Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS versi 16.0 for

    Windows pada siklus I adalah sebagai berikut:

    a. Bentuk soal pilihan ganda

    b. Bentuk soal uraian

  • 42

    Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.10 sebagai berikut:

    Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I

    Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

    Pilihan Ganda 0, 809 Sangat Tinggi

    Uraian 0, 900 Sangat Tinggi

    Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS versi 16.0 for

    Windows pada siklus II adalah sebagai berikut:

    a. Bentuk soal pilihan ganda

    b. Bentuk soal Uraian

    Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.11 sebagai berikut:

    Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus II

    Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

    Pilihan Ganda 0, 818 Sangat Tinggi

    Uraian 0, 778 Tinggi

    Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 16.0 for Windows di

    atas dapat diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I soal pilihan ganda

    mencapai 0,809 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori

    sangat tinggi dan soal uraian mencapai 0,900 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas

    tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sementara koefisien reliabilitas pada

  • 43

    siklus II soal pilihan ganda mencapai 0,818 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut

    termasuk dalam kategori sangat tinggi dan soal uraian mencapai 0,778 yang berarti bahwa

    tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa instrumen yang digunakan mempuntai tingkat reliabilitas tinggi.

    3.4.3.3. Uji Taraf Kesukaran

    Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa tingkat

    kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat kesukaran (TK)

    suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa yang berhasil

    menjawab benar dengan jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    Keterangan:

    TK = tingkat kesukaran

    ∑ B = jumlah siswa menjawab benar

    ∑ P = jumlah siswa peserta tes.

    Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai 0

    (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1 (satu) terjadi

    apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar.

    Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir

    soal dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah

    atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut

    pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013:

    101) sebagai berikut:

    Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

    Rentang Kriteria

    0,00 – 0,32 Sukar

    0,33 – 0,66 Sedang

    0,67 – 1,00 Mudah

  • 44

    Hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 4 SD N

    Mintomulyo dengan jumlah keseluruhan responden 30 siswa adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.11 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

    Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

    Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 10, 15 2

    0,33 – 0,66 Sedang 2, 4, 8, 11, 13, 14 6

    0,67 – 1,00 Mudah 3, 12 2

    Jumlah 10

    Urian 0,00-0,32 Sukar 6 1

    0,33-0,66 Sedang 1, 5, 7 3

    0,67-1,00 Mudah 4 1

    jumlah 5

    Dari data tabel 3.13 di atas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat

    diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal

    sebanyak 15 soal terdapat 2 soal dengan kategori sukar, 6 soal dengan kategori sedang,

    dan 2 soal dengan kategori mudah. Sedangkan untuk soal uraian dengan jumlah soal

    sebanyak 5 soal, 1 soal kategori sukar, 3 soal kategori sedang dan 1 soal termasuk

    kategori mudah.

    Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II dengan

    jumlah 14 soal yaitu soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 9 soal dan uraian berjumlah 5

    soal, hasilnya sebagai berikut:

    Tabel 3.12 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

    Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

    Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 8 1

    0,33 – 0,66 Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 9, 11 2

    0,67 – 1,00 Mudah 7 6

    Jumlah 9

    Urian 0,00-0,32 Sukar 6 1

    0,33-0,66 Sedang 3, 7, 9 3

    0,67-1,00 Mudah 5 1

    Jumlah 5

  • 45

    100maksimalskor

    diperoleh yangskor akhir evaluasi Nilai

    Dari data tabel 3.14 di atas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat

    diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal

    sebanyak 14 soal terdapat 1 soal dengan kategori sukar, 7 soal dengan kategori sedang,

    dan 1 soal dengan kategori mudah. Sedangkan untuk soal uraian dengan jumlah soal

    sebanyak 5 soal terdapat 1 soal dengan kategori sukar, 3 soal kategori sedang dan 1 soal

    kategori mudah.

    3.5. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan meliputi Indikator Kinerja dan Indikator Hasil Tindakan.

    Berikut merupakan penjabaran dari indikator kinerja dan indikator hasil tindakan:

    3.5.1. Indikator Kinerja

    Indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah aktivitas guru dan siswa

    dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Make a

    Match berbantuan gambar meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.

    3.5.2. Indikator Hasil tindakan

    Indikator Hasil Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah minimal 80%

    siswa kelas 4 SD N Mintomulyo Kecamatan Juwana mengalami ketuntasan belajar

    individual sebesar ≥ 70 dalam pembelajaran IPA.

    3.6. Analisis Data

    Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, mengabstraksi,

    mengorganisasi, data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan

    yang dapat digunakan untuk menjawab jawaban. Analisis data dilakukan selama dan

    sesudah pengumpulan data. Berdasarkan data dari lembar observasi dan lembar jawaban

    siswa serta catatan selama observasi, kemudian dilakukan analisis.

    Semua data dibagi dan dibahas bersama peneliti dengan teman sejawat.

    Selanjutnya dilakukan refleksi dan ditarik kesimpulan.

    a. Analisis data hasil tes

    Analisis persentase ketuntasan pembelajaran:

  • 46

    Persentase ketuntasan siswa =

    100

    b. Analisis data hasil observasi

    Hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi.

    Kriteria hasil observasi secara klasikal dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini:

    Tabel 3.13

    Kriteria Hasil Observasi Keaktifan Siswa

    Rentang (skor) Kriteria

    0 – 20 Sangat Kurang

    21 – 38 Kurang

    39 – 56 Cukup Baik

    57 – 74 Baik

    75 - 92 Sangat Baik

    Pada tabel 3.15 di atas dapat dilihat bahwa apabila hasil observasi keaktifan siswa

    memperoleh skor 0-20 maka termasuk dalam kriteria sangat kurang, apabila hasil

    observasi keaktifan siswa memperoleh skor 21-38 maka termasuk dalam kriteria kurang,

    apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 39-56 maka termasuk dalam

    kriteria sangat cukup baik, apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 57-74

    maka termasuk dalam kriteria sangat baik, serta apabila hasil observasi keaktifan siswa

    memperoleh skor 75 - 92 termasuk dalam kriteria sangat sangat baik.

    Untuk mengetahui tingkat persentase keaktifan siswa secara klasikal dalam

    pembelajaran digunakan rumus:

    B =

    x 100%

    Ket:

    = Banyaknya skor yang diperoleh

    N = Jumlah skor secara keseluruhan

    B = Persentase tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran

  • 47

    Tabel 3.14 Kriteria Hasil Observasi Guru

    Rentang (skor) Kriteria

    0 – 26 Sangat Kurang

    27 – 52 Kurang

    53 – 78 Cukup Baik

    79 – 105 Baik

    106 – 132 Sangat Baik

    Pada tabel 3.16 di atas dapat dilihat bahwa apabila hasil observasi keaktifan siswa

    memperoleh skor 0-26 maka termasuk dalam kriteria sangat kurang, apabila hasil

    observasi keaktifan siswa memperoleh skor 27-52 maka termasuk dalam kriteria kurang,

    apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 53-78 maka termasuk dalam

    kriteria sangat cukup baik, apabila hasil observasi keaktifan siswa memperoleh skor 79-

    105 maka termasuk dalam kriteria sangat baik, serta apabila hasil observasi keaktifan

    siswa memperoleh skor 106-132 termasuk dalam kriteria sangat sangat baik.

    Untuk mengetahui persentase peningkatan proses pembelajaran secara klasikal

    dalam pembelajaran digunakan rumus:

    B =

    x 100%

    Ket:

    = Banyaknya skor yang diperoleh

    N = Jumlah skor secara keseluruhan

    = Persentase peningkatan proses pembelajan