tugas mulok xii ipa 1 sman 1 kalukku

40
Kelompok 5 Muh. Fathir Nur Putra Muh. Ali AR M. Tasdir Maya Sarmila Musrifah XII IPA 1

Upload: meganekko-weaboo

Post on 18-Jul-2015

213 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Kelompok 5Muh. Fathir Nur Putra

Muh. Ali AR

M. Tasdir

Maya Sarmila

Musrifah

XII IPA 1

Page 2: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

PERANAN UNSUR HARA BAGI

TANAMANUnsur hara merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman yang

dapat diibaratkan sebagai zat makanan bagi tanaman.

Sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tanaman, unsur hara dapat dikelompokkan

ke dalam dua bagian, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.

Unsur hara makro: unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah

banyak, seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), belerang (S), kalsium (Ca)

dan magnesium (Mg).

Unsur hara makro sering dibagi menjadi dua bagian, yakni unsur hara

primer (N, P dan K) dan unsur hara sekunder (S, Ca dan Mg)

Unsur hara mikro: unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah

kecil, seperti besi (Fe), borron (B), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu) dan

molibdenum (Mo).

Selain unsur hara tersebut, tanaman juga membutuhkan unsur lain yang

juga dalam jumlah besar, yaitu: karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Unsur

C diserap tanaman dalam membentuk CO2 dalam proses fotosintesis, unsur H

diserap dalam bentuk H2O dan unsur O diserap dalam bentuk O2 pada proses

respirasi.

Page 3: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Jumlah energi yang dibutuhkan bagi penyerapan aktif unsur hara

tanaman dperoleh dari respirasi karbohidrat yang terbentuk sebagai hasil dari

fotosintesis tanaman.

Setiap unsur hara memiliki peran spesifik dalam tanamaan, namun

demikian ada beberapa unsur yang berperan ganda. Karena setiap unsur

memainkan peran khusus, maka suatu keadaan defisit atau berlebihan

umumnya akan mengakibatkan gejala khas. Bila sejenis unsur memiliki lebih

dari satu peran khusus, maka akan timbul berbagai macam efek defisiensi

bergantung pada proses dalam tanaman yang dipengaruhi

Agar tanaman tumbuh sempurna, maka sebaiknya semua unsur esensial

harus tersedia dalam jumlah cukup.

Page 4: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Fungsi Nitrogen dalam Tanaman

Tanaman non legume biasanya menyerap nitrogen (N) dari

dalam tanah dalam bentuk NO3- atau NH4

+. Pada kebanyakan tanah

pertanian NO3- merupakan bentuk senyawa N yang paling banyak

diserap tanaman. Tanaman legume mampu mengambil N2 dari

atmosfir dengan bantuan Rhizobia sp. Hanya sedikit nitrogen tanah

yang digunakan oleh tanaman legume.

N-anorganik dalam lingkungan normal segera diubah

menjadi asam-asam amino dan akhirnya dirangkai menjadi protein

tanaman. Protein sel-sel vegetatif sebagian besar lebih bersifat

fungsional daripada struktural dan bentuknya tidak stabil sehingga

selalu mengalami pemecahandan reformasi.

Page 5: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Sebagai pelengkap bagi peranannya dalam sintesa protein, nitrogen merupakan bagian tak terpisahkan dari molekul klorofil dan karenanya suatu pemberian nitrogen dalam jumlah cukup akan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif yang vigor dan warna hijau segar. Pemberian nitrogen yang berlebihan dalam lingkungan tertentu dapat menunda pendewasaan tanaman.

Secara fungsional nitrogen juga penting sebagai penyusun enzimyang sangat besar peranannya dalam proses metabolisme tanaman, karena enzim tersusun dari protein. Nitrogen merupakan unsur amat mobil dalam tanaman yang berarti bahwa protein fungsional yang mengandung nitrogen, dapat terurai pada bagian tanaman yang lebih tua, kemudian diangkut menuju jaringan muda yang tumbuh aktif

Page 6: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Gejala DefisiensiBila tanah kurang mengandung nitrogen tersedia, maka seluruh

tanaman bisa berwarna hijau pucat atau kuning (klorosis). Hal ini bisa terjadi karena rendahnya produksi klorofil dalam tanaman. Daun tertua lebih dulu menguning karena N dipindahkan dari bagian tanaman ini menuju ke daerah ujung pertumbuhan, dimana ia digunakan kembali guna menunjang pertumbuhan baru. Daun bawah tanaman yang defisien mula-mula menguning di bagian ujung dan gejala klorosis cepat merambat melalui tulang tengah daun menuju batang. Daun tepi dapat tetap hijau untuk beberapa saat. Bila defisiensi menjadi semakin berat, daun tertua kedua dan ketiga mengalami pola defisiensi serupa dan daun tertua pada saat itu akan menjadi coklat sempurna.

Bila defisiensi nitrogen dapat dilacak pada tahap awal pertumbuhan, maka defisiensi dapat dipulihkan dengan suatu penambahan pupuk yang mengandung N dengan sedikit pengaruh pada hasil panen.

Page 7: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Fungsi Fosfor dalam TanamanFosfor dalam bentuk senyawa fosfat organik, bertanggung

jawab pada salah satu atau beberapa cara perubahan energi dalam bahan hidup. Sejumlah senyawa fosfat telah terbukti bersifat esensial bagi fotosintesis, sintesis karbohidrat dan senyawa lain yang sejenis, glikolisis, asam amino, metabolisme lemak dan S, serta oksidasi biologis. Karena peranannya sebagai energi tanaman, P merupakan unsur yang segera mobil dan dipusatkan dibagian pertumbuhan aktif.

Tanaman menyerap sebagian besar kebutuhan fosfornya dalam bentuk ortofosfat primer H2PO4

- juga diserap dan bentuk P yang terdapat dalam tanah dikendalikan oleh pH larutan tanah.

Imobilitas P dalam tanah mengisyaratkan cara penempatan pupuk yang baik karena mempengaruhi penggunaan P secara efisien. Suplai P yang mencukupi adalah penting pada awal pertumbuhan tanaman, karena pada masa ini tanaman mengalami masa primordia reproduktif dan oleh karenanya menentukan hasil biji yang maksimum.

Page 8: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Gejala Defisiensi

Tanaman jagung muda yang defisiensi P biasanya menunjukkan pertumbuhan terhambat dan berwarna hijau gelap. Pengerdilan menyeluruh terjadi karena kurangnya P tersedia bagi beberapa reaksi biokimia tanaman yang memerlukan energi. Produksi klorofil bisa berkurang dan jika hal ini terjadi terbentuklah pigmen merah, yakni antosianin, yang mendominasi dan memberikan warna keunguan pada daun. Perubahan warna merah atau ungu dimulai pada ujung daun dan berlanjut di sepanjang tepi daun.

Page 9: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Fungsi Kalium

Peranan K dalam tanaman nampaknya sebagai katalis dalam seluruh kisaran reaksi termasuk: (a) Metabolisme karbohidrat; (b) Metabolisme nitrogen; (c) Aktivasi enzim; (d) Memacu pertumbuhan di jaringan meristem; dan (e) Mengatur pergerakan stomata dan kebutuhan air.

K diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dari kompleks pertukaran dan segera mobil dalam tubuh tanaman.

Page 10: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Gejala Defisiensi

Empat penampakan penting pada tanaman yang defisiensi K yaitu:

i) Sintesis protein. Dalam penelitian dengan tanaman tebu membuktikan bahwa pada tanaman yang kekurangan hara K, tidak terjadi akumulasi N-protein di daun karena adanya penurunan dalam sintesis protein.

ii) Ketahanan tehadap penyakit. Tanaman yang kekurangan unsur K lebih peka terhadap penyakit dibanding tanaman yang diberi pupuk cukup.

iii) Ketahanan terhadap kekeringan. Berkat peranan unsur K dalam mengatur pembukaan stomata, K berperan penting dalam kadar air internal tanaman. Tanaman yang miskin K kehilangan kendali dalam laju transpirasinya dan menderita kekeringan internal.

iv) Kekuatan batang. Tanaman yang kekurangan K pada umumnya berbatang lemah dan suatu keadaan defisiensi K dapat menunjukkan gejala kerebahan (roboh) pada tanaman berbiji kecil serta pematahan batang pada jagung dan shorgun.

Page 11: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Tanaman yang kekurangan K mungkin tidak

memperlihatkan suatu gejala defisiensi, tetapi hasil

tanaman akan sangat menurun. Jika terjadi gejala pada

daun, maka hal ini tejadi pada jaringan yang lebih tua

karena adanya mobilitas K. Biasanya tanaman mengerdil

dengan ruas-ruas yang memendek.

Gejala pada daun ditandai dengan suatu proses

penguningan yang dimulai pada ujung daun yang lebih tua

dan berjalan di sepanjang tepian hingga pangkal daun.

Seringkali tepi daun menjadi coklat dan kering (nekrosi).

Page 12: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Fungsi Belerang

Sulfur hampir seluruhnya diserap dalam bentuk ion

SO4 2-, direduksi dalam tanaman dan digabungkan ke

dalam senyawa organik. Belerang (S) merupakan

konstituen dari asam-asam amino: sistin, sistein dan

methionin dan karenanya protein mengandung jenis asam

amino tersebut.

Page 13: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Gejala DefisiensiKarena terjadinya penurunan fotosintesis dan

pembentukan protein bila kekurangan S, maka terdapat

kadar pati rendah serta suatu akumulasi fraksi-fraksi N

yang dapat larut.

Defisiensi S pada jagung menunjukkan gejala

penguningan menyeluruh terutama pada daun yang lebih

muda karena adanya imobilitas S dibawah kondisi

kekurangan. Seringkali dedaunan menunjukkan gejala

klorosis interveinal mirip dengan defisiensi Zn. Defisiensi

S paling sering terjadi pada tanah-tanah alkalis.

Page 14: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Fungsi Kalsium

Fungsi kalsium (Ca) pada umumnya merupakan

kation utama dari lamela tengah suatu dinding sel, dimana

kalsium pektat merupakan penyusun utamanya. Selain itu

Ca memiliki andil penting dalam pengaturan membran sel

dengan jalan memelihara selektuvitas terhadap berbagai

jenis ion.

Page 15: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Gejala DefisiensiKarena peranan Ca sebagai bahan struktural dalam tubuh

tanaman adalah amat imobil, maka gejala defisiensi semakin jelas pada saat pertumbuhan baru. Dalam beberapa hal, jaringan tanaman yang lebih tua bisa mengandung sejumlah Ca yang berlebihan sedangkan daerah pertumbuhan baru kekurangan. Walaupun semua titik tumbuh peka terhadap defisiensi Ca tetapi bagian akarlah yang lebih parah. Bagian itu akan berheni tumbuh, menjadi tidak teratur, terlihat bagai membelit dan pada defisiensi berat akan mati.

Pada jagung, gejala foliar pertama nampak berwarna kuning menyebar hingga putih dengan luas sekitar 1/3 jarak dari ujung daun yang termuda. Daun berikutnya yang terbentuk dapat mengalami klorosis dan menggulung. Akibatnya pucuk tanaman terhenti pertumbuhannya.

Page 16: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Fungsi Magnesium

Mg diserap dari tanah dalam bentuk ion Mg 2+. Mg

menyusun lokus pusat dari molekul klorofil dan juga

merupakan aktivator berbagai jenis enzim yang

mempengaruhi hampir setiap proses metabolisme tanaman.

Mg diperlukan bagi pengaktifan sejumlah enzim yang

terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan teristimewa

dalam siklus asam sitrat yang penting dalam proses

respirasi.

Page 17: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Gejala DefisiensiMg merupakan unsur mobil dalam tanaman dan segera

ditranslokasikan ke bagian yang lebih muda dari bagian tanaman yang lebih tua. Pada beberapa spesies defisiensi muncul berupa klorisis internal daun, sedangkan pembuluh angkut daun tetap hijau. Pada saat defisiensi semakin parah, jaringan daun menjadi pucat merata, kemudian coklat dan nekrosis.

Pengembangan pertanian sekarang ini masih terbatas pada penanganan lahan sawah, sedangkan untuk pekarangan belum banyak mendapatkan perhatian. Mengenai pekarangan kalau dilihat hampir semua tempat di Indonesia dapat dijumpai adanya pekarangan, kecuali di daerah Banten selatan, dan pekarangan merupakan agroekosistem yang sangat baik serta mempunyai potensi yang tidak kecil dalam mencukupi kebutuhan hidup petani atau pemiliknya, bahkan jika dikembangkan secara baik akan dapat bermanfaat lebih jauh lagi, seperti kesejahteraan masyarakat sekitar, pemenuhan kebutuhan pasar bahkan mungkin memenuhi kebutuhan nasional.

Page 18: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Di pulai Jawa terdapat pekarangan seluas kurang lebih sekitar lebih sekitar 1,5 ha, atau hampir mencapai luas mencapai luas sebesar 20% dari seluruh luas tanah pertanian, dan sekitar daerah Jawa Barat rata-rata luas pemilikan tanah pekarangan sebesar sekitar 208, 12 m 2.

Luas pekarangan seluruh Indonesia mencapai sekitar 2.256.266 ha atau sekitar 16,88% dari seluruh luas tanah pertanian rakyat. Pekarangan yang berada di sekitar rumah tersebut dapat memberi tambahan hasil berupa bahan makanan seperti palawija, buah-buahan dan sayur-sayuran, kayu-kayuan baik untuk bahan kayu bakar maupun untuk kayu bahan bangunan. Maka untuk merubah penghasilan petani dan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat perlu memperhatikan arti penting lahan pekarangan.

Page 19: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

1. Pengertian Pekarangan

Sesuai yang dirumuskan oleh Terra (1948),

yaitu [isi]

Selanjutnya definisi yang telah dirumuskan

oleh Terra tersebut diperluas oleh Soemarwoto.

Page 20: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

2. Fungsi PekaranganFungsi sosial dari pekarangan adalah untuk memberi rasa

nyaman bagi lingkungan tempat tinggal, tempat anak-anak bermain-main juga untuk melepaskan lelah serta bersantai ria pada waktu senggang maupun untuk melepaskan binatang kesayangan. Fungsi ekonomi dari pekarangan menurut penelitian yang dilakukan oleh Terra (1948) diungkapkan oleh Danoesastro (1976), serta dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh dinas perkebunan rakyat diperoleh hasil bahwa pekarangan mempunyai banyak fungsi (manfaat pekarangan) yaitu: Sumber karbohidrat, menghasilkan bahan setiap hari, sumber bahan bangunan rumah atau keperluan lain, penghasil bumbu masak yang diperlukan, penghasil kayu bakar, penghasil bahan dasar untuk kerajinan rumah tangga,dan penghasil protein hewani.

Page 21: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bentuk,

Luas dan Intensitas Pekarangan

Pekarangan pada dataran rendah berbeda dengan di pegunungan, daerah dengan iklim basah berbeda dengan daerah yang mempunyai iklim kering, serta letak suatu daerah dengan perkotaan, tempat yang jauh dari kota dengan yang dekat dengan kota akan ada perbedaan pengembangannya.

Terra (1953) mengemukakan bahwa penyebaran, luas dan intensitas serta bentuk pekarangan dipengaruhi oleh faktor ethnologis, tanah dan tergantung pada seberapa besar kepadatan penduduk, serta imbangan dengan pemilik tanah yang lain.

Page 22: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

4. Pengaturan PekaranganPekarangan sering memberikan kesan pada yang

melihatnya sebagai hutan rimba yang produktif (Agroforestry)

atau sebagai kebun yang terlantar karena pekarangan tersebut

ditumbuhi oleh bermacam-macam tanaman. Pengaturan

pekarangan yang kurang baik akan memberikan pandangan

yang kurang baik pula. Dengan pengaturan tanaman dalam

pekarangan secara baik akan menciptakan keindahan alam

lingkungan terbuka di pekarangan. Keindahan pekarangan

tidak saja memberi kegembiraan pada pemiliknya tetapi juga

memberi kesenangan pada siapa saja yang lewat dan

memmandangnya.

Page 23: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

5. Kemungkinan Pengembangan Pekarangan

Pengembangan pekarangan yang terarah, tidak cukup hanya dengan melakukan perlombaan-perlombaan yang bersifat seremonial belaka seperti lumbung hidup, apotik hidup atau warung hidup yang bersifat sementara selagi ada kegiatan lomba yang dahulu sering dilakukan untuk sekedar menyenangkan pejabat belaka tetapi tanpa ada pembinaan lebih lanjut. Sebenarnya hal tersebut juga dapat mendorong pengembangan pengusahaan pekarangan asalkan dilakukan dengan perencanaan yang baik dari pejabat yaitu dengan usaha peningkatan pengetahuan pemilik pekarangan, dilakukan pembinaan dan pendidikan yang menyeluruh serta diikuti penyediaan sarana maupun penampungan hasilnya.

Page 24: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Buah dan sayuran perkembangan dimulai dengan pembentukan suatu bagian yang dapat

dimakan, pembentukan buah, kemunculan bibit, perkembangan umbi, atau perkembangan tangkai bah

dan diakhiri dengan kehilangan karakter bagian yang dapat dimakan, melalui kemunduran fisiologi,

perkembangan karakter serat-seratan atau kerusakan (spoilage) melalui interverensi mikrobiological

(Ryall and Lipton, 1972; Reid, 1992). Kondisi kemasan dari komoditas hortikultura segar adalah

merupakan kontinum sepanjang waktu perkembangannya. Scala waktu berhubungan dengan

perkembangannya, tetapi secara pasti lamanya waktu tersebut sangatlah bervariasi dan sangat uniq

untuk setiap komoditas. Istilah matang (Mature) berkaitan dengan titik dalam scala waktu

perkembangan sewaktu komoditi hortikultura dalam suatu keadaan yang siap untuk dipergunakan

(proses, simpan) atau dimakan.

Kualitas disisi lain berhubungan dengan derajat kepuasan dari konsumen atay pengguna

seperti ditetapkan berdasarkan penggunaan dari komoditas yang masak tersebut. Kenyataannya

kepuasan dapat berkurang karena produk lewat atau kurang masak, dengan demikia produk tersebut

dikatakan berkualitas kalau mempunyai kemasakan optimal. Sehubungan dengan hal tersebut

penentuan saat panen sangat penting agar produk yang dihasilkan mempunyai nilai tinggi sesuai

kebutuhan pasar karena dari persamaan keduanya antara masak dan kualitas saling berhubungan dan

dengan dugaan atau kebutuhan pasar.

Dugaan atau kebutuhan pasr diwujudkan melalui peraturan atau pedoman yang dikeluarka

oleh kelompok penanam, melalui rencana kontrak, atau melalui autoritas pemegang kebijakan yang

berwujudkan sebagai standar kualitas atau grade dan didukung oleh badan yang berwenang

mendukung pelaksaan regulasi tersebut. Di Indonesia standar kualitas ditentukan oleh badan yang

berwenang untuk mengelurkan tersebut dan produknya diberi label dengan SNI.

Page 25: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

GRADE

Di Canada baik buah-buahan maupun sayur-sayuran standar grade meliputi tiga hal atau parameter yang meliputi nama komoditas, suatu seri klas grade kualitasnya dan seri atribut yang pergunakan dalam penetapan standar grade tersebut seperti: warna, ukuran, kemasakan, tekstur dan bebas tidaknya dari kerusakan seperti kebusukan, penyakit dan kerusakan akibat benturan fisik. Semua itu dapat dilakukan dilapang dengan menggunakan peralatan yang seminimum mungkin tidak harus menggunakan peralatan yang canggih ini sangat perlu karena demi kemudahan dalam melaksanakan tugas serta kelancaran maupun kecepatan dalam melakukan grading atau inspeksi di lapangan. Walau kadang-kadang juga diperlukan alat bantu agar dalam memberikan hasil yang akurat seperti alat pengukur warna atau ukuran buah apel ada alat bantunya kalau memang diperlukan.

Page 26: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Standar grade di Canada nampak konsisten pada buah-buahan maupun sayur-sayuran kriteria standarnya meliputi nama komoditas, suatu seri klas gradenya sesuai dengan standar kualitas yang dapat dipenuhinya, dan suatu seri atribute kriteria standar yang diperlukan untuk menentukan grade setiap komoditas.

Atribute parameter kriteria seperti warna dan ukuran komoditas kadang-kadang sering di kuantitaskan dengan menggunakan alat sebagai menggunakan alat sebagai pembanding atau alat koreksi kebenaran dari inspector dalam melakukan tugasnya. Kemampuan inspector melakukan tugasnya dengan baik dan benar dalam menentukan grade suatu produk atau sistem grading secara umum dengan bantuan alat yang sedikit-dikitnya atau minimal sangat penting karena akan menentukan kecepatan dalam melaksanakan tugas.

Page 27: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

KEMASAKANSalah satu hal yang penting sebagai parameter dalam menentukan standar

grade suatu komoditas adalah ekspresi dari tingkat kemasakannya. Secara umum

dikatakan bahwa kemasakan suatu produk adalah didefinisikan sebagai keadaan suatu

produk dapat digunakan ini dilihat dari sudut pandang pengguna/costumer. Dalam

beberapa produk seperti buah-buahan, suatu proses pemsakan suatu proses pemasakan

mungkin sangat diperlukan untuk mencapai kondisi suatu produk buah secara optimal

untuk dapat dikonsumsi. Proses pemasakan ini umumnya ditunjukkan oleh perubahan

dalam warna, tekstur (umumnya pelunakan), dan flavor dan memberikan suatu

perubahan yang ideal untuk kemasakan. Arti penting dari indikator kemasakan ini

adalah dalam menentukan atau memperkirakan kualitas atau kualitas gradenya dari

suatu komoditas yang akan dibutuhkan oleh pembeli.

Produk Hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang telah

dipanen masih merupakan benda hidup, seperti kalau belum dipanen atau masih di

pohon. Benda hidup disini dalam pengertian masih mengalami proses-proses yang

menunjukkan kehidupannya yaitu proses metabolisme. Karena masih terjadi proses

metobolisme tersebut maka produk buah-buahan dan sayur-sayuran yang telah

dipanen akan mengalami perubahan-perubahan yang akan menyebabkan terjadinya

perubahan komposisi kimiawinya serta mutu dari produk tersebut.

Page 28: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti terjadinya respirasi yang berhubungan dengan pengambilan unsur oksigen dan pengeluaran karbon dioksida, serta penguapan uap air dari dalam produk tersebut, yang pertama kita kenal denga istilah respirasi sedangkan yang kedua dikenal sebagai transpirasi.

Kehilangan air dari produk hortikultura kalau masih di pohon tidak masalah karena masih dapat digantikan atau diimbangi oleh laju pengambilan air oleh tanaman. Berbeda dengan produk yang telah dipanen kehilangan air tersebut tidak dapat digantikan, karena produk tidak dapat mengambil air dari lingkungannya. Demikian juga kehilangan substrat juga tidak dapat digantikan sehingga menyebabkan perubahan kualitas darip produk yang telah dipanen atau dikenal sebagai kemunduran kualitas dari produk, tetapi pada suatu keadaan perubahan tersebut justru meningkatkan kualitas produk tersebut.

Page 29: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Kemunduran kualitas dari suatu produk hortikultura yang telah dipanen biasanya diikuti dengan meningkatnya kepekaan produk tersebut terhadap infeksi mikroorganisme sehingga akan semakin mempercepat kerusakan atau menjadi busuk, sehingga mutu serta nilai jualnya menjadai rendah bahkan tidak bernilai sama sekali.

Pada dasarnya mutu suatu produk hortikultura setelah panen tidak dapat diperbaiki, tetapi yang dapat dilakukan adalah hanya usaha untuk mencegah laju kemundurannya atau mencegah proses kerusakan tersebut berjalan lambat. Berarti bahwa mutu yang baik dari suatu produk hortikultura yang telah dipanen hanya dapat dicapai apabila produk tersebut dipanen pada kondisi tepat mencapai kemasakan fisiologis sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penggunanya. Produk yang dipanen sebelum atau kelewat tingkat kemasakannya maka produk tersebut mempunyai nilai atau mutu yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna/SNI (Standart Nasional Indonesia).

Page 30: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

PERUBAHAN FISIOLOGIS PRODUK

HORTIKULTURA SETELAH PANENJika produk hortikultura masih di pohon maka produk tersebut masih

mendapatkan pasokan/suplai apa saja yang diperlukan dari tanah seperti air, udara serta unsur hara dan mineral-mineral yang diperlukan untuk sintesis maupun perombak tetapi kalau produk tersebut sudah lepas dengan tanamannya/dipanen maka pasokan tersebut sudah tidak terjadi lagi/tidak berlangsung lagi. Kegiatan sintesis yang utama dalam organ yang masih melekat pada tanaman adalah pada aktifitas proses fotosintesis tetapi kalau sudah lepas proses fotosintesis ini sudah tidak terjadi lagi, tetapi proses metabolisme tetap berlangsung baik sintesis maupun perombakan. Proses metabolisme pada buah-buahan maupun sayur-sayuran yang telah lepas dari pohonnya pada dasarnya adalah transformasi metabolisme pada bahan-bahan organis yang telah ada atau telah dibentuk selam bagian tersebut masih dalam pohon yang bersumber dari aktifitas proses fotosintesis. Selain itu juga terjadi pengurangan kadar air dari dalam produk hortikultura tersebut baik karena proses pengeluaran lewat permukaan produk maupun oleh proses metabolisme oksidatif termasuk proses respirasi dari produk yang tetap terus berlangsung.

Page 31: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

RESPIRASILaju dari proses respirasi dalam produk hortikultura akan menentukan daya

tahan dari produk tersebut baik buah-buahan maupunsayur-sayuran yang telah dipanen, sehingga sering dijumpai ada produk yang tahan disimpan lama setelah dipanen seperti pada biji-bijian, umbi-umbian tetapi banyak pula setelah produk tersebut dipanen tidak tahan lama untuk disimpan, seperti pada produk buah-buahan yang berdaging maupun produk hortikultura yang lunak-lunak seperti sayur-sayuran daun.

Agar proses metabolisme dalam suatu material hidup tersebut dapat berlangsung terus maka diperlukan persediaan energi yang cukup atau terus menerus pula, dimana suplai energi tersebut diperoleh dari proses respirasi. Respirasi terjadi pada setiap makhluk hidup termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran yang telah dipanen, yang merupakan proses konversi exothermis dari energi potensial menjadi energi konetis.

Secara umum proses respirasi dalam produk dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu: pertama pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana; kedua oksidasi gula menjadi asam piruvat; serta yang ketiga adalah transformasi piruvat dan asam-asam organik lainnya menjadi CO2, air, dan energi yang berlangsung secara aerobik. Masing-masing proses tersebut dapat dilihat kembali pada Fisiologi Tumbuhan. Substrat dalam proses respirasi tidak hanya berasal dari polisakarida dan asam-asam organis tetapi juga dapat dari protein maupun lemak walaupun dari kedua terakhir sebagai sumber energi kurang dominan, jika dilihat berbagai interaksi antara substrat dengan hasil-hasil antara respirasi dan hasil antara yang satu dengan lainnya.

Page 32: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

PENGUKURAN RESPIRASISecara umum dapat dikatakan bahwa laju proses respirasi merupakan penanda atau

sebagai ciri dari cepat tidaknya perubahan komposisi kimiawi dalam produk, dan hal tersebut berhubungan dengan daya simpan produk hortikultura setelah panen.

Laju atau besar kecilnya respirasi yang terjadi dalam produk horikultura dapat diukur karena seperti kita ketahui bahwa respirasi secara umum terjadi kalau ada oksigen dengan hasil dikelurkannya carbon dioksida dari produk yang mengalami respirasi maka respirasi dapat diketahui dengan mengukur atau menentukan jumlah substrat yang hilang, O2 yang diserap, CO2 yang dikeluarkan, panas yang dihasilkan, serta energi yang ditimbulkannya. Respirasi juga menghasilkan air (H2O) tetapi dalam hal ini tidak diamati dalam prakteknya karena reaksi berlangsung dalam air sebagai medium, dan jumlah air yang dihasilkan reaksi yang sedikit tersebut “seperti setetes dalam air satu ember”. Energi yang dikeluarkan juga tidak ditentukan oleh karena berbagai bentuk energi yang dihasilkan tidak dapat diukur dengan hanya satu alat saja. Proses oksidasi biologis juga diikuti dengan terjadinya kenaikan suhu dan hal ini sebenarnya juga dapat dipergunakan sebagai penanda seberapa besar laju respirasi yang terjadi/berjalan. Tetapi karena antara keduanya tidak ada hubungan stoikiometrik maka perubahan suhu tidak dipergunakan sebagai penanda laju respirasi dalam produk hortikultura. Pengukuran kehilangan substrat, seperti yang terjadi adanya respirasi akan menyebabkan penurunan berat kering dari produk, tetapi ini mungkin sulit untuk dilakukan pengukuran karena adanya variasi dalam perubahan berat kering secara absolut; untuk itu diperlukan analisis kimia secara berlangsung.

Ternyata laju respirasi dari produk hortikultura yang telah dipanen mempunyai pola yang berbeda-beda dan dari variasi pola laju respirasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk laju respirasi yaitu kelompok yang mempunyai pola laju respirasi yang teratur, dan kelompok lain kebanyakan produk hortikultura yang berdaging memperlihatkan penyimpangan dari pola respirasi yang terdahulu

Page 33: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI LAJU RESPIRASI

Kecepatan respirasi dari suatu produk hortikultura

ternyata tidak selalu tetap tetapi bervariasi, dan variasi

tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya

adalah:

a. Faktor dalam Tingkat Perkembangan;

Susunan Kimiawi Jaringan;

Besar-kecilnya Komoditas;

Kulit Penutup Alamiah/Pelapis Alami;

Tipe/Jenis dari Jaringan.

Page 34: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

b. Faktor Luar

Laju respirasi selain dipengaruhi oleh faktor dari

dalam juga sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada di luar

produk tersebut dimana kedua faktor tersebut saling

berinteraksi apakah saling mendukung atau sebalinya.

Faktor-faktor dari luar tersebut adalah meliputi: Suhu;

Konsentrasi O2 dan CO2;

Zat Pengatur Pertumbuhan.

Salah satu zat pengatur pertumbuhan yang mempunyai

peranan dalam pematangan produk hortikultura adalah Ethylene.

Page 35: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

Masalah penanganan produk hortikultura setelah dipanen (pasca panen) sampai saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius baik dikalangan petani, pedagang, maupun dikalangan konsumen sekalipun. Walau hasil yang diperoleh petani mencapai hasil yang maksimal tetapi apabila penanganan setelah dipanen tidak mendapat perhatian maka hasil tersebut segera akan mengalami penurunan mutu atau kualitasnya. Seperti diketahui bahwa produk hortikultura relatif tidak tahan disimpan lama dibandingkan dengan produk petanian yang lain.

Hal tersebutlah yang menjadi perhatian kita semua, bagaimana agar produk hortikultura yang telah dengan susah payah diupayakan agar hasil yang dapat panen mencapai jumlah yang setinggi-tingginya dengan kualitas yang sebaik-baiknya dapat dipertahankan kesegarannya atau kualitasnya selama mungkin. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangatlah perlu diketahui terlebih dahulu tentang macam-macam penyebab kerusakan pada produk hortikultura tersebut, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap penyebab kerusakannya. Selanjutnya perlu pula diketahui bagaimana atau upaya-upaya apa saja yang mungkin dapat dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan terjadinya kerusakan tersebut sehingga kalaupun terjadi kerusakan terjadinya sekecil mungkin.

Page 36: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

I. JENIS KERUSAKAN PADA PRODUK

HORTIKULTURA

1.1. Kehilangan Berat dan Kualitas

Secara umum produk hortikultura yang telah dipanen sebelum sampai ke konsumen atau dalam simpanan penyebab kerusakan yang utama adalah terjadinya kehilangan air dari produk tersebut. Kalau kehilangan air dari dalam produk yang telah dipanen jumlahnya relatif masih kecil mungkin tidak akan menyebabkan kerugian atau dapat ditolelir, tetapi apabila kehilangan air tersebut jumlahnya banyak akan menyebabkan hasil panen yang diperoleh menjadi layu dan bahkan dapat menyebabkan produk hortikultura menjadi mengkerut.

Page 37: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

1.2. MikroorganismeAgar produk hortikultura tidak lekas layu maka dalam

penyimpanannya diusahakan kelembaban lingkungan simpannya tinggi, tetapi kondisi kelembaban tinggi dipenyimpanan sering menyebabkan munculnya jamur pada permukaan produk hortikultura yang disimpan. Munculnya jamur pada permukaan produk hortikultura yang disimpan akan menyebabkan kenampakan produknya menjadi kurang menarik atau jelek sehingga akan menurunkan nilai kualitas dari produk tersebut.

Agar produk hortikultura yang disimpan tidak cepat mengalami proses kerusakan oleh mikroorganisme, diantaranya diupayakan dengan: Menjaga kebersihan pada seluruh ruang penyimpanan Menjaga sirkulasi udara pada ruang Mengurangi terjadinya proses pengembunan pada produk yang dikemas. Mengurangi/menghindari menjalarnya perkembangan spora dari jamur Menggunakan bahan pencegah jamur, misalnya: dengan uap yang sangat panas selama kurang lebih dua menit pada ruang simpan atau kalau sangat terpaksa dipergunakan bahan kimia seperti: Sodium Hypochlorit/Trisodium Phosphat, larutan Calsium Hypochlorit.

Page 38: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERUSAKAN

PRODUK

2.1. Relatif Humidity (Kelembaban Relatif)Relatif humidity (RH) ruangan di mana produk hortikultura disimpan akan

mempengaruhi kualitas produknya. Apabila RH ruang simpan produk hortikultura terlalu rendah maka akan menyebabkan produk hortikultura yang disimpan akan mengalami kelayuan dan pengkerutan yang lebih cepat. Tetapi sebaliknya apabila RH ruang simpan produk hortikultura terlalu tinggi juga akan mempercepat proses kerusakan pada simpanan, karena akan memacu munculnya jamur-jamur pada produk simpanan. Pada RH mendekati 100% akan memberikan kondisi yang cukup baik bagi pertumbuhan jamur atau pertumbuhan jamur akan sangat hebat sehingga sampai pada bagian dinding ruang simpan juga bagian atapnya pun akan ditumbuhi jamur.2.2. Sirkulasi Udara

Pergeseran atau sirkulasi udara diruang penyimpanan yang cepat selama proses precooling produk simpanan dimaksudkan untuk menghilangkan panas dari produk hortikultura yang dibawa dari lapang, setelah panas dari lapang tersebut dipindahkan maka selanjutnya kecepatan sirkulasi udaranya dikurangi. Di dalam ruang penyimpanan sirkulasi udara diperlukan dengan tujuan agar panas yang terjadi selama berlangsungnya proses respirasi dari produk dapat diturunkan atau dihilangkan juga dengan maksud untuk menyeragamkan kondisi/suhu ruang simpan dari ujung satu dengan ujung yang lainnya.2.3. Respirasi

Produk hortikultura yang disimpan dalam bentuk segar baik itu sayur-sayuran ataupun buah-buahan proses yang terjadi dalam produk adalah respirasi. Dalam proses respirasi ini akan terjadi perombakan gula menjadi CO2 dan air (H2O).

Page 39: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

IV. USAHA UNTUK MENGURANGI KERUSAKAN

PRODUK HORTIKULTURA DALAM SIMPANAN4.1. Sanitasi

Ruang penyimpanan produk hortikultura perlu dipelihara dalam kondisi yang bersih dan sehat, hal ini sangat penting dilakukan untuk menjaga agar produk hortikultura yang disimpan tetap dapat terjaga dalam kondisi segar. Ruang penyimpanan yang dijaga tetap dalam kondisi bersih dan sehat akan memperkecil serangan jamur dan organisme lainnya.

Dalam sanitasi dipergunakan senyawa kimiawi yang bersifat racun seperti insektisida, untuk penggunaannya perlu mempertimbangkan konsep keamanan pangan/HACCP.

4.2. RefigerationTujuan dari refigerasi dalam ruang penyimpanan produk hortikultura terutama

adalah untuk menekan aktivitas enzym respirasi, agar aktivitasnya menjadi serendah mungkin sehingga laju respirasinya sekecil/selambat mungkin produk hortikultura yang disimpan tetap terjaga kesegarannya.

4.3. Pelilinan (Waxing)Perlakuan dengan menggunakan lilin atau emulsi lilin buatan pada produk

hortikultura yang mudah busuk yang disimpan telah banyak dilakukan. Maksud dari pelilinan pada produk yang disimpan ini terutama adalah untuk menggambar sirkulasi udara dan menghambat kelayuan (menjadi layunya produk simpanan). Sehingga produk yang disimpan tidak cepat kehilangan berat karena adanya proses transpirasi

Page 40: Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku

4.4. Irradiasi

Pengendalian proses pembusukan produk hortikultura yang disimpan serta

perpanjangan umur simpanannya baik itu produk buah-buahan maupun sayur-

sayuran segar dapat dilakukan dengan perlakuan penyinaran dengan

mempergunakan sinar Gamma.

4.5. Perlakuan Kimiawi dan Fumigasi

Perlakuan dengan menggunakan senyawa kimiawi telah banyak dipergunakan

dalam usaha memperpanjang lama penyimpanan produk-produk pertanian

termasuk produk hortikultura baik buah-buahan maupun sayur-sayuran, dan dapat

dikatakan sebagai cara yang umum dilakukan atau biasa dilakukan. Yang harus

diperhatikan dalam pemakaian senyawa kimia adalah penggunaan tetap menjaga

keamanan pangan sehingga tidak memberikan dampak yang merugikan bagi

keselamatan manusia mengingat produk hortikultura merupakan produk yang

dikonsumsi dan sering dikonsumsi dalam bentuk mentah/bukan olahan.

4.6. Pengemasan

Upaya lain untuk memperpanjang waktu simpan produk hortikultura adalah

dengan pewadahan/pengemasan yang baik. Dengan pewadahan ini diharapkan

paling tidak dapat mengurangi terjadinya kerusakan karena terjadinya benturan

sesama produk selama proses penyimpanan, selain juga dapat mengendalikan

kelembaban dari produk sehingga produk dapat tetap segar.