bab iii metode penelitian 3.1. rancangan penelitian › bitstream › 123456789...bab iii metode...

18
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini ditujukan sebagai upaya dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, yaitu menitikberatkan pada sejauh mana pemanfaatan model pembelajaran TS-TS berbantuan weblog dalam proses pembelajaran Diagnosa PC dan Periferal Komputer di SMK Negeri 1 Bancak. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental. Jenis ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang bersangkutan dengan menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest. Dimana penelitian ini sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar. Menurut Sugiyono (2011:87), bentuk desain quasi eksperimental merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre- experimental design. Quasi experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan pemanfaatan model pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan weblog dan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan konvensional yang diberlakukan di sekolah, model konvensional ini dapat berupa ceramah yang disampaikan oleh guru. Rancangan penentuan sampel menggunakan

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 23

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini ditujukan sebagai upaya dalam meningkatkan

    keaktifan dan hasil belajar siswa, yaitu menitikberatkan pada sejauh mana

    pemanfaatan model pembelajaran TS-TS berbantuan weblog dalam proses

    pembelajaran Diagnosa PC dan Periferal Komputer di SMK Negeri 1

    Bancak.

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental.

    Jenis ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan

    cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun

    pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random. Penelitian

    ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan

    (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang bersangkutan dengan

    menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest. Dimana penelitian ini

    sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya

    dikontrol untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar. Menurut

    Sugiyono (2011:87), bentuk desain quasi eksperimental merupakan

    pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.

    Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

    sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

    pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-

    experimental design. Quasi experimental design, digunakan karena pada

    kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk

    penelitian.

    Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan

    pemanfaatan model pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan weblog

    dan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan konvensional yang

    diberlakukan di sekolah, model konvensional ini dapat berupa ceramah yang

    disampaikan oleh guru. Rancangan penentuan sampel menggunakan

  • 24

    Nonequivalent Control Group Design, dimana kelompok subjek diambil

    dari populasi tertentu dan dilakukan pretest kemudian dikenai treatment

    secara berturut-turut dan terakhir diberikan posttest untuk mengukur hasil

    belajar siswa pada kelompok belajar tersebut.

    Tabel 3.1. Model Pembelajaran Kuasi Eksperimen

    Nonequivalent

    Control

    Group Design

    Pretest Treatment Posttest

    Kelas Eksperimen O1 X O2

    Kelas Kontrol O3 O4

    Keterangan :

    Kelas Eksperimen : kelas yang mendapat treatment (Pembelajaran

    dilaksanakan menggunakan model pembelajaran TS-

    TS berbantuan weblog)

    Kelas Kontrol : kelas yang tidak mendapat perlakuan (Pembelajaran

    dilaksanakan dengan menggunakan metode

    konvensional baik berupa ceramah, dll)

    O1 : kemampuan kelas eksperimen sebelum diberikan

    perlakuan

    O2 : kemampuan kelas eksperimen setelah diberikan

    perlakuan

    O3 : kemampuan kelas kontrol sebelum diberikan

    perlakuan

    O4 : kemampuan kelas kontrol setelah diberi perlakuan

    X : Treatment (perlakuan dengan model pembelajaran

    kooperatif dengan media berbasis weblog)

    3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Bancak yang berlokasi di Jl.

    KH. Wakhid Hasyim KM 1 Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten

    Semarang. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X Teknik Komputer dan

    Jaringan, dan dilaksanakan mulai tanggal 6 Juli 2015 sampai dengan tanggal

    19 Oktober 2015.

  • 25

    3.3. Populasi dan Sampel

    Menurut Sugiyono (2011:90), “Populasi adalah wilayah generalisasi

    yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di SMK

    Negeri 1 Bancak, khususnya jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.

    Sampel penelitian menurut Sugiyono (2011:91), bahwa “Sampel

    adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

    tersebut”. Sampel dipilih untuk menentukan kelas yang akan dijadikan kelas

    kontrol dan kelas eksperimen. Sampel dari penelitian ini adalah Siswa SMK

    Negeri 1 Bancak kelas X TKJ untuk mata pelajaran Diagnosa PC dan

    Periferal Komputer diambil dua kelas secara Sampling Purposive yaitu

    berdasarkan rekomendasi dari guru yang bersangkutan yaitu guru yang

    mengajar dikelas tersebut, serta berdasarkan hasil Pretest yang telah

    diberikan. Berdasarkan teknik pemilihan sampel penelitian tersebut, maka

    diperoleh kelas X TKJ 2 menjadi kelas kontrol dengan jumlah 42 siswa dan

    X TKJ 1 menjadi kelas eksperimen dengan jumlah 42 siswa. Kelas X TKJ 1

    adalah kelas yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Two

    Stay Two Stray berbantuan weblog pada pembelajaran Diagnosa PC dan

    Periferal Komputer, sedangkan X TKJ 2 adalah kelas yang pembelajarannya

    menggunakan metode konvensional dimana pembelajaran dilakukan dengan

    memanfaatkan media yang biasa digunakan pada saat pembelajaran

    Diagnosa PC dan Periferal Komputer, yaitu berdasarkan sumber buku LKS

    dan modul.

    3.4. Variable Penelitian

    Menurut Sugiyono (2011:38) “Variabel penelitian adalah segala

    sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

    ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini merupakan penelitian

    kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya berupa data angka yang akan

  • 26

    dianalisis dan diperhitungkan menggunakan data statistik. Dalam penelitian

    digunakan variabel yang menjadi dasar untuk dilakukan penelitian. Adapun

    variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

    a. Variabel Bebas (Independent)

    Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, dalam penelitian ini

    yang menjadi variabel bebas adalah penerapan model pembelajaran Two

    Stay Two Stray berbantuan weblog pada mata pelajaran Diagnosa PC

    dan Periferal Komputer.

    b. Variabel Terikat (Dependent)

    Variabel terikat / dependent disebut juga variabel yang dipengaruhi,

    dalam penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar siswa yang

    dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest, serta keakifan belajar siswa

    yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keakifan belajar siswa selama

    melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

    dan media yang dipakai, baik yang dilaksanakan pada kelas kontrol

    maupun pada kelas eksperimen.

    3.5. Diagram Alur Penelitian

    Untuk lebih jelasnya didalam melaksanakan dan memahami alur

    terhadap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada flowchart di bawah

    ini:

  • 27

    Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian

    Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian

    Studi Literatur

    Pembuatan Instrumen dan Bahan Ajar

    Pembuatan Materi Weblog Pembuatan butir soal

    1. Proses uji coba instrumen soal

    2. Analisis hasil uji coba instrumen soal

    Pretest

    Kelas Eksperimen

    Perlakuan pembelajaran dengan

    menggunakan model TS-TS

    berbantuan weblog

    Kelas Kontrol

    Perlakuan pembelajaran dengan

    penerapan model konvensional

    seperti pembelajaran yang

    dilakukan biasanya

    Posttest

    Pengolahan data dan analisis hasil penelitian

    Pembahasan hasil penelitian

    Penarikan kesimpulan

  • 28

    3.6. Langkah-langkah Penelitian

    Langkah-langkah penelitian merupakan rencana tentang cara

    mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara

    maksimal dan sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. Penelitian ini

    dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan

    dan tahap pengolahan dan analisis data.

    Secara garis besar kegiatan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    3.6.1. Tahap Persiapan

    Berikut uraian yang dilakukan pada tahap persiapan untuk

    memperbaiki, meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar

    siswadi kelas adalah:

    a. Observasi

    Observasi dilakukan sebagai studi pendahuluan melalui

    pengamatan terhadap sekolah tempat penelitian yang bertujuan

    untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di

    dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas.

    b. Studi literature

    Studi literature ini dilakukan untuk memperoleh teori

    yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang akan

    diteliti, sehingga akan mempermudah pada ssat penelitian

    dilakukan.

    c. Menentukan populasi dan sampel

    Penentuan populasi dan sampel ini yang selanjutnya

    akan diterapkan metode dan media pembelajaran yang berbeda

    untuk dilakukan penelitian.

    d. Menyiapkan materi & model pembelajaran

    Dalam tahap ini dilakukan penyusunan materi ajar dan

    penentuan model pembelajaran yang akan dilakukan didalam

    penelitian serta media pembelajaran yang akan digunakan,

    dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan

  • 29

    adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan

    weblog dalam mata pelajaran Diagnosa PC dan Periferal

    Komputer.

    e. Menyusun instrument penelitian

    Yaitu penyusunan lembar observasi keaktifan belajar

    siswa dan soal pretest & posttest. Instrumen penelitian disusun

    berdasarkan rekomendasi guru.

    f. Menganalisa instrument penelitian

    3.6.2. Tahap Pelaksanaan

    Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    a. Memberikan pretest kepada kelas-kelas yang akan

    dilaksanakan penelitian. Hasil tes awal akan digunakan untuk

    menentukan kelas yang akan dijadikan kelompok kontrol

    maupun kelompok eksperimen selain dengan menggunakan

    Sampling Purposive yaitu berdasarkan rekomendasi guru yang

    bersangkutan.

    b. Memberikan perlakuan (treatment), pada kelas eksperimen

    pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model

    pembelajaran Two Stay Two Stray dengan memanfaatkan

    media berbasis weblog, sedangkan kelas kontrol menggunakan

    metode konvensional. Selama proses pembelajaran tugas dari

    guru adalah mengamati keaktifan belajar siswa dengan

    menggunakan lembar observasi.

    c. Memberikan tes akhir (posttest) kepada kelas eksperimen dan

    kelas kontrol untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

    dilakukan perlakuan atau treatment.

    Tahap pelaksanaan secara detail dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 30

    Tabel 3.2. Desain Pembelajaran Pelaksanaan Penelitan

    Kegiatan Guru Siswa

    Pembagian kelompok Membagi siswa kedalam

    kelompok dengan 4-5

    anggota

    Duduk berkelompok

    sesuai dengan arahan

    guru

    Materi pengantar Guru memberikan materi

    pengantar untuk

    membangun motivasi

    belajar siswa

    Siswa duduk

    berkelompok dan

    memperhatikan materi

    yang disampaikan guru

    Pemberian tugas pada

    masing-masing

    kelompok

    Guru emberikan tugas pada

    masing-masing kelompok

    Menerima tugas yang

    diberikan oleh guru

    Melakukan penyelesaian

    tugas

    Guru mengarahkan siswa

    untuk mencari penyelesaian

    tugas di dalam weblog

    Siswa mencari

    penyelesaian tugas

    dengan mengakses materi

    di weblog

    Bertamu Mengarahkan 2 orang siswa

    pada tiap kelompok untuk

    bertamu ke kelompok yang

    lain dan menanyakan

    pembahasan topik oleh

    kelompok tersebut

    2 orang siswa anggota

    kelompok bertamu dan 2

    orang anggota kelompok

    tetap dalam kelompok

    untuk menjelaskan hasil

    pembahasannya terhadap

    tamu

    2 anggota kelompok

    tamu undur diri

    Mengarahkan 2 anggota

    kelompok untuk kembali

    kepada kelompoknya dan

    meminta tiap kelompok

    membahas apa yang mereka

    dapatkan

    2 orang anggota siswa

    tamu undur diri dan

    menjelaskan apa yang

    diperolehnya kepada

    anggota kelompok lain.

    Presentasi hasil diskusi Mengarahkan kelompok

    untuk mempresentasikan

    penyelesaian tugasnya.

    Perwakilan tiap

    kelompok

    mempresentasikan hasil

    bahasan kelompoknya

    didepan kelompok yang

    lain.

    Menyimpulkan hasil

    penyelesaian tugas

    Memberikan penguatan

    terhadap hasil yang

    diperoleh siswa

    Mencatat apa yang

    disampaikan oleh guru

    sehingga dapat

    dimanfaatkan sebagai

    sumber materi belajar.

    3.6.3. Tahap pengolahan data dan analisis data

    a. Menghitung skor keaktifan belajar siswa pada kelas kontrol dan

    kelas eksperimen.

    b. Mengolah data hasil pretest dan posttest

  • 31

    c. Membandingkan hasil tes antara sebelum diberikan perlakuan

    dan sesudah diberikan perlakuan guna melihat dan menentukan

    apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah model

    pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan weblog.

    d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari

    pengolahan data.

    3.7. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, indikator tingkat keberhasilan dapat dilihat dari tingkat

    keaktifan siswa dan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dalam mengikuti

    pembelajaran. Maka didalam menentukan indikator tingkat keberhasilan

    digunakan instrumen dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

    3.7.1. Instrumen Penelitian

    Menurut Purwanto (2010:9), bahwa “Instrumen penelitian

    adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam

    penelitian ini terdapat beberapa instrumen penelitian, instrumen

    tersebut adalah:

    a. Lembar observasi/ pengamatan

    b. Lembar soal / tes

    3.7.2. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik

    pengumpulan data, yaitu:

    a. Metode Observasi

    Menurut Sugiyono (2011:165) observasi adalah teknik

    pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

    dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan

    kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi

    dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi

    juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data

    dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan

  • 32

    perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

    responden yang diamati tidak terlalu besar.

    Observasi dalam penelitian ini adalah jenis observasi

    berperanserta (participant), dimana peneliti berperan aktif

    didalam mengamati dan mengikuti semua kegiatan yang

    dilakukan. Peneliti ikut serta didalam pelaksanaan kegiatan

    belajar mengajar untuk mengumpulkan data mengenai partisipasi

    keaktifan siswa didalam belajar sehingga berdampak terhadap

    hasil belajar siswa pada akhirnya.

    Berikut adalah indikator pemberian skor lembar keaktifan

    belajar siswa:

    Tabel 3.3. Tabel Indikator Skor Lembar Keaktifan Belajar

    NO Indikator Skor

    0 1

    1. Kesiapan siswa dalam mengikuti

    pembelajaran

    2. Keaktifan siswa dalam menentukan proses

    belajarnya

    3. Ketertarikan siswa terhadap media

    pembelajaran yang digunakan guru

    4. Diskusi menggunakan model pembelajaran

    sesuai instruksi guru

    5. Tsnggungjawab serta komunikasi siswa

    terhadap hasil pemikiran serta hasil yang

    diperolehnya

    b. Metode Tes

    Menurut Arikunto (2010 : 193), bahwa “Tes adalah

    serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

    untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

    kemampuan atua bakat yang dimiliki oleh individu atau

    kelompok”. Lebih lanjut lagi menurut Suprapto (2013 : 87),

  • 33

    bahwa “Dalam penelitian disarankan hanya menggunakan tes

    yang dapat diskor secara objektif dalam hal ini skor yang

    diperoleh akan tetap sama, siapapun yang memeriksa”.

    Metode tes pada penelitian ini menggunakan teknik

    Pretest dan posttest dengan soal berbentuk pilihan ganda. Pretest

    diberikan sebelum pembelajaran dilakukan, baik di kelas kontrol

    maupun kelas eksperimen, dilanjutkan dengan pemberian

    posttest di kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

    Tes ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian penguasaan

    materi oleh siswa berdasarkan metode yang digunakan, sehingga

    pada akhirnya akan didapat hasil belajar yang selanjutnya

    dianalisis.

    3.8. Uji Coba Instrumens

    3.8.1. Uji Validitas Instrumen Tes

    Menurut Purwanto (2010:123), validitas berhubungan dengan

    kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan

    diukur. Suatu Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas

    tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki

    validitas rendah. Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi

    dimana pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan

    apakah isi instrumen mengukur secara tepat keadaan yang diukur.

    Validitas isi instrumen harus disesuaikan dengan Standar

    Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Maka instrumen dibuat dan

    dikonsultasikan dengan validitor ahli yang berkompeten didalam

    bidang yang bersangkutan.

    Rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas item

    adalah rumus Korelasi Product Moment.yaitu (Arikunto, 2009):

    rXY =N XY − x ( Y)

    N X2 − ( X)2 (N Y2 − ( Y)2)

    Keterangan:

  • 34

    rxy = koefisien korelasi

    X = skor item tes

    Y = jumlah skor item

    N = banyakya peserta tes

    Σ X2 = jumlah kuadrat skor item

    Σ Y2 = jumlah kuadrat skor total

    Σ XY = jumlah hasil kali skor item dengan skor total

    Untuk mengetahui kevalidan instrumen tes, maka harga rhitung

    (rXY) dibandingkan rtabel sesuai dengan jumlah responden. Jika rXY >

    rtabel, maka instrumen dinyatakan valid, sedangkan jika rxy < rtabe;

    maka instrumen dinyatakan tidak valid.

    3.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen Tes

    Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh kepercayaan, atau

    ketetapan instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat

    pengumpul data penelitian. Menurut Arikunto (2009:101) teknik

    untuk pengujian reliabilitas adalah menggunakan rumus Kuder-

    Richardson (K-R 20) yaitu:

    𝑟11 =𝑛

    𝑛 − 1 𝑠2 − Σ𝑝𝑞

    𝑠2

    Keterangan :

    r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

    p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

    q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)

    Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

    n = banyaknya item

    s = standar deviasi dan tes (standar deviasi adalah akar varians)

    Alpha-Cornbach merupakan salah satu koefisien reliabilitas

    yang paling sering digunakan. Skala pengukuran yang reliabel

    adalah yang memiliki nilai alpha-Cornbach minimal 0,70 dimana

  • 35

    tingkat reliabilitas dengan metode ini diukur berdasarkan skala alpha

    0 sampai dengan 1.

    Tabel 3.4. Ukuran kemantapan alpha

    Alpha Tingkat Reliabilitas

    0,00 ≤ r11 < 0,20 Sangat rendah

    0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah

    0,40 ≤ r11 < 0,60 Cukup

    0,60 ≤ r11 < 0,80 Tinggi

    0,80 ≤ r11 < 1,00 Sangat tinggi

    3.8.3. Tingkat Kesukaran

    Tingkat kesukaran soal merupakan perhitungan pengukuran

    seberapa besar tingkat kesukaran suatu soal untuk dikerjakan. Soal

    yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang/

    proporsional. Soal tes sebaiknya dibuat tidak terlalu susah dan tidak

    pula terlalu mudah. Rumus yang digunakan untuk menghitung

    tingkat kesukaran menurut Arikunto (2009:208) adalah:

    𝑃 =𝐵

    𝐽𝑆

    Keterangan:

    P = indeks tingkat kesukaran

    B = jumlah siswa yang menjawab benar

    JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

    Tabel 3.5. Klasifikasi indeks kesukaran

    Nilai Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran

    0,00

  • 36

    3.8.4. Uji Validitas Media Pembelajaran

    Uji validitas media dilakukan untuk mengukur tingkat kevalidan

    suatu media dengan cara mengolah data yang diperoleh melalui

    teknik deskriptif, dari hasil itu diolah kedalam bentuk persen

    kemudian dijabarkan dengan susunan kata yang bersifat kualitatif.

    Rumus yang digunakan utnuk mengolah lembar validasi media

    pembelajaran adalah (Akbar dan Sriwiyana, 2010 : 213) :

    V = TSEV

    S − maxx 100%

    Keterangan :

    V : Validitas

    TSEV : Total Skor Empirik Validator

    S-Max : Skor Maksimal yang diharapkan

    100 : Konstanta

    Tabel 3.6. Kriteria Kevalidan Data Penilaian Validator Media

    (Akbar dan Sriwiyana, 2010 : 212)

    No. Kriteria Tingkat Validitas

    1 75,01% - 100% Sangat valid (dapat digunakan tanpa revisi

    2 50,01% - 75,00% Cukup valid (dapat digunakan dengan

    revisi kecil)

    3 25,01% - 50,00% Tidak Valid (tidak dapat digunakan)

    4 00,00% - 25,00% Sangat tidak valid (terlarang digunakan)

    3.9. Teknik Analisis Data

    Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data selanjutnya

    dilakukan analisa untuk memperoleh makna terhadap data tersebut dan juga

    untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan rumusan masalah

    yang ada.

    Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua yaitu

    data kuantitatif dan data kualitatif, dimana data kulitatif dituliskan

    berdasarkan observasi dengan kalimat atau rangkaian kata-kata yang

  • 37

    menunjukkan suatu kesimpulan berdasarkan hasil observasi tersebut.

    Sedangkan data kuantitatif diproses menggunakan statistika deskriptif.

    3.9.1. Pemberian Skor

    Skor yang diberikan untuk jenis soal multiple choice

    ditentukan berdasarkan metode right only, yaitu jawaban benar

    diberikan skor satu (1) dan jawaban salah diberikan skor nol (0).

    Pemberian skor selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut:

    S =𝛴𝑅

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙X skor maksimal

    Keterangan:

    S = skor siswa

    R = jawaban siswa yang benar

    3.9.2. Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa

    Skala yang digunakan dalam analisis data observasi keaktifan

    siswa menggunakan Skala Guttman. Menurut Sugiyono (2011 : 111)

    skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas,

    yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-

    negatif” dan lain-lain. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam

    bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist.

    Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misal

    untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.

    Dalam menghitung hasil keaktifan belajar siswa pada

    penelitian ini menggunakan perhitungan kriteria. Adapun rumus

    untuk menghitung kriteria dalam bentuk % ∶=jumlah skor

    skor maxX 100%.

    Adapun kualifikasi yang digunakan dalam menghitung kriteria

    keaktifan adalah sebagai berikut :

  • 38

    Tabel 3.7. Kualifikasi Kriteria Keaktifan Belajar

    No Skala Interval (%) Kriteria Penilaian

    1. 81 – 100 Sangat Tinggi

    2. 61 – 80 Tinggi

    3. 41 – 60 Cukup

    4. 21 – 40 Rendah

    5. 0 – 20 Sangat Rendah

    3.9.3. Analisis Data Hasil Pretest dan Posttes

    Data yang diperoleh dari pengerjaan pretest dan posttest

    selanjutnya dianalisis. Dari analisis kemudian diambil rata-rata nilai

    pretest dan posttest untuk dibandingkan sehingga diketahui apakah

    ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa atau tidak. Analisis

    tersebut dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

    berikut:

    a. Menghitung nilai rata-rata kelompok, nilai minimum &

    maksimum, standar deviasi dan varians dengan menggunakan

    program aplikasi pengolah data statistik seperti SPSS.

    b. Melakukan uji normalitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui

    apakah dari masing-masing kelompok sampel berdistribusi

    normal atau tidak. Pengujian normalitas sebaran data dilakukan

    dengan cara membandingkan nilai kolmogorov-smirov dan

    Probabilitas dengan signifikansinya adalah 0,05. Dengan dasar

    pengambilan keputusan bahwa :

    Jika probabilitas (Sig.) > α (0,05), maka data berdistribusi

    normal.

    Jika probabilitas (Sig.) < α (0,05), maka data tidak

    berdistribusi normal.

    Perhitungan uji normalitas ini menggunakan program aplikasi

    pengolah data statistik (SPSS).

  • 39

    c. Melakukan uji homogenitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui

    apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai

    varians yang sama atau berbeda. Untuk menguji homogenitas

    digunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 5% dengan

    menggunakan program pengolah data statistik. Kriteria pengujian

    adalah:

    Jika nilai signifikansi P > α (0,05), maka homogen

    Jika nilai signifikansi P < α (0,05), maka tidak homogen.

    d. Melakukan uji kesamaan dua rata-rata. Uji kesamaan dilakukan

    untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan antara rata-rata nilai

    pretest perolehan dari kelas kontrol dan kelas eksperimen

    sebelum dilakukan pembelajaran. Uji ini dilakukan jika data

    berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji T dengan

    bantuan Program apllikasi SPSS, dengan taraf signifikansi 5%.

    1) Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan

    uji t dengan statistik Independent Sample T-Test

    menggunakan equal variances assumed.

    2) Jika data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka

    digunakan uji t dengan statistik Independent Sample T-Test

    menggunakan equal variances not assumed.

    3) Jika data berdistribusi normal atau salah satu dari kedua data

    tersebut tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka

    digunakan uji statistik non-paramentrik Mann-Whitney.

    e. Pengujian hipotesis dan hasilnya digunakan sebagai acuan untuk

    melakukan penarikan kesimpulan. Adapun hipotesis dalam

    penelitian ini adalah :

    H0 : Penerapan model pembelajaran two stay two stray

    berbantuan weblog tidak dapat meningkatkan keaktifan

    dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Diagnosa

    PC dan Periferal Komputer.

  • 40

    H1 : Penerapan model pembelajaran two stay two stray

    berbantuan weblog dapat meningkatkan keaktifan dan

    hasil belajar siswa pada mata pelajaran Diagnosa PC

    dan Periferal Komputer

    Independent sample T-Test (Sugiyono, 2012) :

    Jika thitung ≤ ttabel ,maka H0 diterima

    Jika thitung > ttabel ,maka H0 ditolak

    Berdasarkan signifikansi:

    Jika signifikansi (P) < 0.05, maka H0 ditolak

    Jika signifikansi (P) > 0.05, maka H0 diterima

    Sesuai dengan kriteria pengujian, jika thitung ≤ ttabel dan P >

    0.05 maka H0 diterima. Namun jika thitung > ttabel dan P < 0.05

    maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa Penerapan

    model pembelajaran two stay two stray berbantuan weblog dapat

    meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran Diagnosa PC dan Periferal Komputer