metode penelitian a. jenis dan rancangan...
TRANSCRIPT
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam hal ini cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan
sistematik. Metode penelitian memiliki beberapa pendekatan dalam
menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Menurut John W.
Creswell, “… the approach to research involves philosophical assumptions as
well as distinct methods or procedures”, bahwa pendekatan penelitian
melibatkan filosofis asumsi serta metode yang berbeda. Hal tersebut
menjelaskan bahwa dengan mengetahui pendekatan penelitian yang digunakan
menentukan metode penelitian yang akan digunakan pula. Menurut John W.
Creswell, terdapat tiga pendekatan penelitian yaitu kuantitatif, kualitatif dan
metode gabungan.
Rancangan atau desain penelitian merupakan suatu rencana terstruktur
dalam penelitian yang disusun dengan skematis, sehingga dapat memperoleh
jawaban atas permasalahan-permasalah penelitian. Menurut Creswell bahwa
desain penelitian merupakan suatu prosedur penelitian yang mencakup
keseluruhan asumsi luas hingga penggunaan metode pengumpulan dan analisis
data terperinci.1 Di dalam rancangan penelitian kuantitatif terdapat penelitian
1 John W. Creswell, Design Research Qualitative, Quantitative, and Mixed Method ,
(London: Sage Publication, 2009), 3
38
survey dan penelitian experimental. Sementara penelitian kualitatif terdapat
penelitian naratif dan penelitian fenomenologis.
Maka jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini
adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan sebuah
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tamapak atau sebagaimana adanya. Dalam penelitian ini penulis berusaha
untuk memecahkan masalah tentang fenomena pengaruh kinerja dosen terhadap
prestasi akademik mahasiswa dengan menggambarkan keadaan subjek/objek
penelitian di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto.
Selanjutnya penelitian ini berdasarkan pendekatannya merupakan penelitian
kuantitatif. Sementara menurut pendekatannya penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, merupakan
pendekatan untuk menguji teori objektif dengan menguji hubungan antar
variabel. Variabel-variabel ini, pada gilirannya, dapat diukur, biasanya pada
instrumen, sehingga data bernomor dapat dianalisis dengan menggunakan
prosedur statistik. Laporan akhir berisi strata yang terdiri dari pengantar,
literatur dan teori, metode, hasil, dan diskusi. Dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji teori variable dan dan
dapat diukur dengan instrumen dan dianalisa dengan metode penelitian
kuantitatif.
39
Rancangan penelitian ini dengan pendekatan kuatitatif menggunakan
rancangan penelitian survei. Penelitian survei memberikan deskripsi kuantitatif
atau numerik tentang tren, sikap, atau pendapat suatu populasi dengan
mempelajari sampel populasi tersebut. Ini mencakup penelitian cross-sectional
dan longitudinal dengan menggunakan ques-tionnaires atau wawancara
terstruktur untuk pengumpulan data-dengan maksud untuk menggeneralisasi
dari sampel ke populasi.2
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang
menjadi bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai
objek penelitian. Data yang dikumpulkan merupakan data fakta dan empirik
guna memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan penelitian. Maka
dibutuhkan sumber data yang memberi masukan berupa data dan informasi
yang berhubungan dengan prestasi akademik mahasiswa tahun angkatan 2015,
2016, 2017 Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto.
Sugiyono menjelaskan populasi merupakan “wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian dapat ditarik suatu
kesimpulan.” 3 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 148
2 John W. Creswell, Design Research Qualitative, Quantitative, and Mixed Method ,13
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015),
80
40
mahasiswa dengan detail: angkatan 2015 terdapat 38 mahasiswa, angkatan 2016
terdapat 44 mahasiswa, angkatan 2017 terdapat 37 dan angkatan 2017 (madin)
29 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada
pupulasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi. Dalam pengambilan sampel dilakukan
teknik sampling, teknik pengambilan sampel dari populasi. Menurut sugiyono
teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Probability Sampling dan Non Probrabality Sampling. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik Probabilithy Sampling. Di dalam pengambilan sampel
Probability Sampling terdapat teknik Proportionate Stratified Random
Sampling. Dikatakan berstrata proporsional karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata secara
proporsional yang ada pada populasi.4
Berikut ini rumus menentukan jumlah sampel dari populasi yang
diketahui dari rumus Isaac dan Michael:
𝑠 = 𝜆2 . 𝑁 . 𝑃 . 𝑄
𝑑2 (𝑁 − 1) + 𝜆2 . 𝑃 . 𝑄
s = Jumlah sampel
λ2 = Chi Kuadrad yang harganya tergantung derajad
kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk derajad
kebebasan 1 dan derajad 5% harga Chi
Kuadrad: 3,841.
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, 123
41
N = Jumlah Populasi
P = Peluang benar (0,5)
Q = Peluang salah (0,5)
d = Perbedaan antara sampel yang diharapkan
dengan yang terjadi. Perbedaan bisa 1%, 5%,
10%. 5
Diketahui jumlah populasi 148 mahasiswa, dengan harga tingkat
kesalahan 5% dengan harga Chi Kuadrad: 3,841, maka didapatkan jumlah
sampel 107,03 atau kita bulatkan menjadi 107 sampel. Jadi sampel penelitian
adalah 107 mahasiswa.
Dikarenakan populasi bukan dari data homogen atau berstrata, maka
dalam pengambilan sampel juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut tingkat
angkatan mahasiswa. Dengan demikian masing-masing sampel untuk setiap
angkatan mahasiswa harus proporsional sesuai dengan populasi. Maka dapat
diketahui dengan perhitungan:
Akademik Hitung Hasil Dibulatkan
2015 38/148 x 107 = 27,47297297 27
2016 44/148 x 107 = 31,81081081 32
2017 37/148 x 107 = 26,75 27
2017 (Madin) 29/148 x 107 = 20,96621622 21
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini tidak diberi perlakuan atau
manipulasi, tetapi diungkap berdasarkan gejala yang ada dari perilaku objek
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2014), 128
42
yang melekat pada dirinya dalam melakukan kegiatan. Menurut Sugiyono,
variabel merupakan “suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.6
Ada dua macam variabel di dalam penelitian ini, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Variabel independen atau bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau menjadi perubahannya atau timbulnya
variabel lain. Sedangkan variabel terikat atau dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Maka variabel
bebas pada penelitian ini adalah kinerja dosen, sementara variabel terikatnya
adalah prestasi akademik mahasiswa.
2. Definisi Operasional
Setelah seluruh variabel penelitian teridentifikasi dan diklasifikasikan,
tahap selanjutnya yaitu, variabel-variabel tersebut didefinisikan secara cermat.
menurut Walizer dan Wienir, definisi operasional merupakan seperangkat
petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana
mengukur suatu variabel atau konsep definisi operasional tersebut membantu
peneliti untuk mengklasifikasi gejala di sekitar ke dalam kategori khusus dari
variabel. Sementara itu, Hoover mengemukakan bahwa mengoperasionalkan
suatu variabel pada pokoknya berarti menyesuaikan mana yang dipakai bagi
suatu perilaku dengan cara khusus untuk mengamati dan mengukur perilaku
tersebut. Pendapat Hoover ini tentu tidak terbatas hanya pada variabel-variabel
6 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, 64
43
perilaku saja, tetapi juga terhadap semua variabel penelitian. Maksud
mengamati di sini tidak hanya terbatas pada observasi, tetapi juga semua alat
ukur yang dinilai relevan untuk variabel yang akan diteliti.7
Berikut definisi operasional penelitian ini dapat diketahui pada tabel di
bawah ini:
TABEL 3.1
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Kinerja
Dosen
(X)
Tindakan nyata yang dilakukan
oleh dosen dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pendidik atau sumber daya
manusia dalam perguruan tinggi
yang menstransformasikan,
mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat
1. Pengajaran
2. Penelitian
3. Pengabdian
Skala
Ordinal
Prestasi
Akademik
(Y)
bukti keberhasilan yang telah
dicapai oleh seorang mahasiswa
atau hasil maksimal yang telah
dicapai oleh seorang mahasiswa
setelah melakukan usaha-usaha
dalam belajarnya.
Indeks Prestasi
Kumulatif
Mahasiswa
Skala
interval
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam
sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitin adalah mendapatkan data.
7 M. Jamiluddin Ritonga, Raiset Kehumasan. (Yogyakarta: Grasindo, 2004), 26
44
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penulis dalam
penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara (Interview)
Peneliti menggunakan teknik wawancara dalam teknik mengumpulkan data
dengan menganjukan suatu pertanyaan kepada ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto. Teknik pengumpulan data wawancara pada
penelitian ini digunakan sebagai pengumpulan data yang peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti.
2. Observasi
Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang memiliki ciri-ciri
spesifik apabila dibandingkan dengan teknik yang lain. Didalam teknik
observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam
situasi tertentu untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang
diinginkan. Observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan
pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian.
Peneliti menggunakan teknik Observasi untuk mengumpulkan data mengenai
kinerja dosen dalam melaksanakan kegiatan pengajaran dalam kelas
perkuliahan
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumen yaitu pengumpulan data berupa
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.8 Maka teknik
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), 326
45
dokumentasi merupaka suatu penelaahan terhadap catatan peristiwa yang lalu.
Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data
Indeks Prestasi Mahasiswa.
E. Instrumen Penelitian
Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalua dinamakan
membuat laporan dari pada melakukan peneltian. Maka pada prinsipnya
penelitian adalah melakukan pengukuran, maka diperlukan suatu alat ukur
yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrument penelitian.
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun social yang diamati secara spesifik, yang dimaksud
fenomena disini disebut variable penelitian.
Dalam menyusun instrument penelitian, telah ditetapkan variabel
yang diteliti. Kemudian disusun definisi operasionalnya, dan selanjutnya
ditentukan indicator yang akan diukur. Dari indikator tersebut dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan
penyunsunan instrument, maka perlu digunakan matrik pengembangan
instrument atau kisi-kisi instrument.
TABEL 3.2
KISI-KISI INSTRUMEN OBSERVASI KINERJA DOSEN
Variabel Indikator Butir Instrumen
Kinerja
Dosen
Aspek
Pedagogis
1. Kesiapan memberikan kuliah dan/atau
praktek/praktikum
2. Keteraturan dan ketertiban penyelenggaraan
perkuliahan
46
3. Kemampuan menghidupkan suasana kelas
4. Kejelasan dalam menyampaikan materi dan
jawaban terhadap pertanyaan di kelas
5. Pemanfaatan media dan teknologi
pembelajaran
6. Keanekaragaman cara pengukuran hasil belajar
7. Pemberian umpan balik terhadap tugas
8. Kesesuaian materi ujian dan/atau tugas dengan
tujuan mata kuliah
9. Kesesuaian nilai yang diberikan dengan hasil
belajar
Aspek
Profesional
1. Kemampuan menjelaskan pokok bahasan/topik
secara tepat
2. Kemampuan memberi contoh relevan dari
konsep yang diajarkan
3. Kemampuan menjelaskan keterkaitan
bidang/topik yang diajarkan dengan
bidang/topik lain
4. Kemampuan menjelaskan keterkaitan
bidang/topik yang diajarkan dengan konteks
kehidupan
5. Penguasaan akan isu-isu mutakhir dalam
bidang yang diajarkan
6. Penggunaan hasil-hasil penelitian untuk
meningkatkan kualitas perkuliahan
7. Keterlibatan mahasiswa dalam
penelitian/kajian dan atau
pengembangan/rekayasa/desain yang
dilakukan dosen
8. Kemampuan menggunakan beragam teknologi
komunikasi
Aspek Sosial 1. Kewibawaan sebagai pribadi dosen
2. Kearifan dalam mengambil keputusan
3. Menjadi contoh dalam bersikap dan
berperilaku
4. Satunya kata dan tindakan
47
5. Kemampuan mengendalikan diri dalam
berbagai situasi dan kondisi
6. Adil dalam memperlakukan mahasiswa
Aspek
Kepribadian
1. Kemampuan menyampaikan pendapat
2. Kemampuan menerima kritik, saran, dan
pendapat orang lain
3. Mengenal dengan baik mahasiswa yang
mengikuti kuliahnya
4. Mudah bergaul di kalangan sejawat, karyawan,
dan mahasiswa
5. Toleransi terhadap keberagaman mahasiswa
TABEL 3.3
INSTRUMEN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA
DINYATAKAN DALAM INDEKS PRESTASI KUMULATIF
Angka
Huruf Keterangan Interval
Skor Indeks
91 - 100 4,00 A+ Lulus
86 - 90 3,75 A Lulus
81 - 85 3,50 A- Lulus
76 - 80 3,25 B+ Lulus
71 - 75 3,00 B Lulus
66 - 70 2,75 B- Lulus
61 - 65 2,50 C+ Lulus
56 - 60 2,25 C Lulus
51 - 55 2,00 C- Tidak Lulus
< 50 1,75 D Tidak Lulus
F. Teknis Analisis Data
1. Uji Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data, terlebih
dahulu dilakukan sebuah pengujian instrumen, hal tersebut dilakukann untuk
mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) sebuah
48
instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang valid merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Sedangkan intrumen penelitian yang reliabel adalah instrumen yang
bila digunakan bebrapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama.9
a. Uji Validitas
Konsep validitas menurut Smith dalam Ranjit Kumar bahwa
“…validity is the ability of an instrument to measure what it is designed to
measure: ‘Validity is defined as the degree to which the researcher has
measured what he has set out to measure’ “. Validitas merupakan
kemampuan instrumen untuk mengukur yang telah dirancang untuk
mengukur; validitas juga didefinisikan sebagai sejauhmana peneliti telah
mengukur apa yang telah ia tetapkan untuk diukur. Sementara menurut
Babbie bahwa “validity refers to the extent to which an empirical measure
adequately reflects the real meaning of the concept under consideration’,
dimana validitas mengacu pada sejauh mana ukuran empiris dapat
mencerminkan makna sebenarnya dari konsep yang sedang
dipertimbangkan.10
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015),
121
10 Ranjit Kumar, Research Methodology; a step-by-step guide for begginers, (London:
SAGE Publication, 2011), 177
49
Untuk menguji konsep validitas, mari kita ambil contoh yang
sangat sederhana. Misalkan kita telah merancang penelitian untuk
memastikan kebutuhan kesehatan suatu komunitas. Dengan demikian, kita
telah mengembangkan sebuah instrumen. Selanjutnya kita mempersepsikan
bahwa sebagian besar pertanyaan dalam sebuah instrumen berhubungan
dengan sikap populasi penelitian terhadap layanan kesehatan yang
diberikan kepada mereka. Perhatikan bahwa tujuan kita adalah untuk
mencari tahu tentang kebutuhan kesehatan tetapi instrument tersebut untuk
mencari tahu tentang sikap responden terhadap layanan kesehatan.
Uji Validitas menyatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Uji
validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar pertanyaan atau pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel.
Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah korelasi product
moment dari person. Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel terikat rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
r =
−−
−
2222 )(.)(.
))(()(
yyNxxN
yxxyN
Dimana:
r = Koefisien korelasi
50
N = Jumlah sampel
X = Skor tiap butir pertanyaan
Y = Skor total
Dengan kriteria pengujian dimana rhitung > rtabel dengan signifikansi
0.05, maka instrument tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila
rhitung < rtabel, maka pengambilan keputusan intrumen tersebut dinyatakan
tidak valid. Dalam pengujian validitas menggunakan SPSS 24.
b. Uji Reliabilitas
Suatu instrument pengukuran dikatakan reliabel jika
pengukurannya kosisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrument
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari intrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu
alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama,
selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan-
perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran. Pengujian ini
bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten.
Pengujian reliabilitas kuesioner pada penelitian ini penulis
menggunakan metode Alpha Cronbach (α) menurut Sugiyono dengan
rumus sebagai berikut:
51
−
−===
2
22 1
1 S
ΣS(S
N
NRαR i
Di mana:
= Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
S2 = Varians skor keseluruhan
Si2 = Varians masing-masing item11
2. Uji Asumsi Klasik
Variabel-variabel yang digunakan sebelum digunakan untuk
menganalisa lebih lanjut maka akan dilakukan pengujian terlebih dahulu
dengan tujuan untuk mengetahui penyimpangan asumsi-asumsi dalam variabel-
variabel dengan menggunakan uji asumsi klasik. Menurut Gujarati sebelum
dilakukan pembentukan model regresi, dilakukan pengujian asumsi terlebih
dahulu agar model yang terbentuk memberikan estimasi yang BLUE (Best,
Linear, Unbiased, Estimator).
a. Best. Terbaik, dalam arti garis regresi merupakan estimasi atau ramalan
yang baik dari suatu sebaran data. Garis regresi merupakan cara
memahami pola hubungan antara dua seri data atau lebih. Garis regresi
adalah best jika garis itu menghasilkan error yang terkecil. Error itu
sendiri adalah perbedaan antara nilai observasi dan nilai yang
diramalkan oleh garis regresi. Jika best disertai dengan sifat unbiased
maka estimator regresi disebut efisien.
b. Linear. Estimator β disebut linear jika estimator itu merupakan fungsi
linier dari sampel. Rata-rata X adalah estimator yang linear karena
merupakan fungsi linier dari nilai-nilai X. Nilai-nilai OLS (Ordinary
Least Square) juga merupakan estimator yang linear.
c. Unbiased. Suatu estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari
estimator β sama dengan nilai yang benar β (rata-rata β = β). 12
11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) ,
(Bandung: Alfabeta. 2012), 122 12 Damodar N. Gujarati, Dasar-Dasar Ekonometrika, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), 79
52
Teorema Gausssian yang merupakan perhatian utama dalam
ekonometrika dikenal dengan asumsi klasik, membuat beberapa asumsi.
Asumsi-asumsi pada model regresi linier klasik, model kuadrat terkecil (OLS),
memiliki sifat ideal yang dikenal dengan teorema Gauss-Markov (Gauss-
Markov Theorem). Metode kuadrat terkecil akan menghasilkan estimator yang
BLUE.
Estimator yang BLUE dan memiliki varian yang minimum disebut
estimator yang efisien (efficient estimator). Pengujian asumsi klasik ini terdiri
dari lima pengujian, yakni uji normalitas, uji autokorelasi, uji
Heteroskedastisitas, dan uji linieritas sebagai berikut:
a. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari
model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke
observasi lainnya.13 Untuk mengetahui adanya gejala ini maka dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik glejser yaitu dengan melakukan analisis regresi
dengan menggunakan nilai residual sebagai variabel dependen yang diperoeh
dari analisis regresi kemudian membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel
(thitung >ttabel).
Hipotesis untuk uji Glejser adalah sebagai berikut:
H0 : residual identik
13 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009),
112
53
H1 : residual tidak identik
Statistik uji:
Fhitung =
)1/()|||(|
)/()||||(
1
2^
1
2^
−−
−
−
=
=
=
−
pnee
pee
MSE
MSRn
i
ii
n
i
i
Pengambilan keputusan adalah apabila Fhitung F (p, n-p-1) maka H0
ditolak pada tingkat signifikansi , artinya residual tidak identik atau terjadi
heterokedastisitas. Pengambilan keputusan juga dapat melalui p-value
dimana H0 ditolak jika p-value < α.
b. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dua model regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi
normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi
pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji
normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi
model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada
masing-masing variabel penelitian. Uji statistik yang digunakan untuk uji
normalitas data dalam penelitian ini adalah uji normalitas atau sampel
Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan
nilai kritisnya. Menurut Singgih Santoso keterangan pada output test of
normality berpedoman atau mempunyai kriteria dalam pengambilan
keputusan untuk menetapkan kenormalan yaitu :
54
1) Menetapkan taraf signifikansi uji (α = 0,05 )
2) Jika signifikasi yang diperoleh p-value > α, maka sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal
3) Jika signifikasi yang diperoleh p-value < α, maka sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi tidak normal14
Adapun rumus manual pengujian normalitas dengan menggunakan
rumus chi-kuadrat yaitu:
Keterangan:
𝜒ℎ2 = Nilai Chi Kuadrat Hitung
fi = Frekuensi Pengamatan
Fi = Frekuensi Teoritis
c. Autokorelasi
Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara pelanggan
observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya
dengan asumsi metode kuadrat terkecil (OLS), autokorelasi merupakan korelasi
antara satu residual dengan residual yang lain sedangkan satu asumsi penting
metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara
residual satu dengan residual yang lain. Dengan kata lain, autokorelasi terjadi
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
14 Singgih Santoso, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 15 (Jakarta, Elex
Media Komputindo, 2007), 154
55
Apabila terdapat masalah autokorelasi, untuk mengatasinya, maka perlu
dilakukan tindakan perbaikan yaitu transformasi variabel dengan menggunakan
metode estimasi ρ (rho) yang didasarkan pada statistik d Durbin-Watson.
Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel
dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel
sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.15 Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji
Durbin-Watson (DW) atau sering disebut uji statistik d. Apabila nilai DW berada
di sekitar angka 2 atau antara 1,54 – 2,90 berarti model regresi kita aman dari
kondisi heteroskedastisitas atau apabila nilai DW terletak di antara dU dan 4-dU
maka disimpulkan tidak ada autokorelasi. Autokorelasi menunjukkan bahwa ada
korelasi antara error dengan error periode sebelumnya di mana pada asumsi
klasik hal ini tidak boleh terjadi. Permasalahan autokorelasi hanya relevan
digunakan jika data yang dipakai adalah data time series, sedangkan untuk data
cross-section tidak perlu dilakukan.
Adapun rumus uji Durbin Watson adalah sebagai berikut:
Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:
1) Bila nilai DW berada di antara dU sampai dengan 4 - dU maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi.
15 Purbayu Budi Santoso Ashari, Analisis statistic dengan Microsoft exel dan SPSS,
(Yogyakarta: Andi, 2005), 240
56
2) Bila nilai DW lebih kecil daripada dL, koefisien autokorelasi lebih besar
daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW terletak di antara dL dan dU, maka tidak dapat disimpulkan.
4) Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - dL, koefisien autokorelasi lebih besar
daripada nol. Artinya ada autokorelasi negatif.
5) Bila nilai DW terletak di antara 4 – dU dan 4- dL, maka tidak dapat
disimpulkan. SY
d. Linieritas
Uji asumsi linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan antar
variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau
penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan
atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Apabila penyimpangan
(Deviation) tersebut tidak signifikan maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel tergantung dinyatakan linier. Uji linieritas dilakukan
dengan menggunakan analisis statistik uji F. Kaidah yang digunakan untuk
mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel
tergantung adalah jika p < 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p > 0,05 berarti hubungan
antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier.
Sementara itu ada yang menyatakan bahwa ada dua hasil yang perlu
kita lihat, yaitu kolom F-LINEARITY dan kolom F-DEVIATION FROM
LINEARITY pada output uji linieritas di SPSS.20. F-LINEARITY
menunjukkan sejauh mana jika variabel dependen diprediksi berbaring persis di
57
garis lurus. Jika hasilnya signifikan (p < 0.05) maka model linier cocok
diterapkan pada hubungan model tersebut. Idealnya semua kasus terletak tepat
pada garis lurus sehingga tidak ada penyimpangan (deviasi) kasus dari linieritas.
Dengan kata lain deviasi akan sama dengan nol dan sehingga linieritas benar-
benar menjelaskan total (gabungan) antara group pada linearity. Kenyataan
berbeda dengan ideal, kadang ada saja kasus devian yang tidak terletak pada
garis linier. Maka pada kolom F-DEVIATION FROM LINEARITY
menunjukkan hal ini semakin signifikan nilai F-nya maka semakin besar kasus
devian. Jika kita menemukan p > 0.05 pada kolom deviation from linearity maka
data kita dapat dikatakan berhubungan secara linier.16
Adapun rumus uji linieritas adalah sebagai berikut:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑅2 (𝑁 − 𝑚 − 1)
𝑚(1 − 𝑅2)
Fhitung = harga garis korelasi
N = cacah kaus
m = cacah predictor
R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
e. Uji Hipotesis
Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji
pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap variabel terikat
atau variabel dependent. Bila skor variabel bebas diketahui maka skor variabel
terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regresi juga dapat dilakukan
16 http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/prosedur-uji-linieritas-pada-hubungan-antar-variabel/
diakses pada tanggal 03 Juni 2015
58
untuk mengetahui linearitas variabel terikat dengan variabel bebasnya. Analisis
regresi linear sederhana terdiri dari satu variabel bebas (predictor) dan satu
variabel terikat (respon), dengan persamaan : Y = a + bX.
Keterangan :
Y : Variabel terikat
a : Konstanta regresi
bX : Nilai turunan atau peningkatan variabel bebas
Pengambilan keptusan dalam uji regresi sederhana dapat mengacu pada dua hal,
yakni dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, atau dengan
membandingkan nilai signifikansi dengan nilai probabilitas 0,05. Hipotesis Nol
(Ho) pada Umumnya diformulasikan untuk ditolak, maka hipotesis pengganti
(Ha) dapat diterima. Hipotesis pengganti ini merupakan hipotesis penelitian,
yaitu prediksi yang diturunkan dari teori yang sedang diuji. Adapun penetapan
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kinerja
Dosen terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa.
Ha : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kinerja Dosen
terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa.
Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen dilakukuan analisis koefisien korelasi
yaitu analisis yang digunakan untuk mengatahui tingkat keeratan hubungan
komponen variabel bebas dan variabel terkait. Untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel X terhadap Y, maka dihitung secara matriks korelasi
sederhana dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
59
r = 𝑛 ∑𝑥1𝑦1−(∑𝑥1)(∑𝑦1)
√{𝑛∑𝑥𝑖2−(∑𝑥𝑖)2}{ 𝑛∑𝑦𝑖2(∑𝑦𝑖)2}
Besarnya Koefisien Korelasi adalah -1 ≤ 0 ≤1, dengn kriteria sebagai
berikut:
a. Jika r = -1 atau mendekati-1, maka terdapat hubungan antara kedua variabel
kuat dengan arah yang berlawanan atau negatif.
b. Jika r = 1 atau mendekati 1, maka terdapat hubungan antara kedua variabel
kuat dengan arah yang berlawanan atau positif.
c. Jika r = 0 atau mendekati 0, maka terdapat hubungan antara kedua variabel
sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
Untuk menginterprestasikan nilai koefisien yang diinginkan digunakan
tabel interprestasi sebagai berikut :
TABEL 3.4
DERAJAT TINGKAT HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Interval Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 0,1000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat.
Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini berasal dari
variabel (X) dan variabel (Y) yang pengukurannya menggunakan skala ordinal
yaitu tingkat pengukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan
respondennya dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi.