bab iii metode penelitian -...

18
57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini dirancang melalui pendekatan research and development” atau pendekatan “penelitian dan pengembangan”, dimana didalamnya terdapat dua kegiatan yaitu meneliti lalu dari hasil penelitian tersebut kemudian dikembangkan guna memperbaiki program yang sudah ada sebelumnya. Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini dikembangkan melalui langkah-langkah pengembangan oleh Borg and Gall sehingga dihasilkan sebuah model pembinaan bagi sekolah imbas Adiwiyata. 3.2 Prosedur Pengembangan Adapun prosedur atau tahapan dalam pengembangan ini mengikuti model pengembangan oleh Borg and Gall, dimana langkah-langkah pengembangannya adalah: (1) Research and information collecting (studi pendahuluan), (2) Planning (membuat perencanaan), (3) Develop preliminary form of product (rancangan produk awal), (4) Preliminary field testing (validasi produk), (5) Main product revision (revisi produk), (6) Main field testing (ujicoba skala terbatas), (7) Operational product revision (revisi produk), (8)

Upload: vukien

Post on 26-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

57

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini dirancang melalui pendekatan

“research and development” atau pendekatan “penelitian

dan pengembangan”, dimana didalamnya terdapat dua

kegiatan yaitu meneliti lalu dari hasil penelitian tersebut

kemudian dikembangkan guna memperbaiki program

yang sudah ada sebelumnya. Produk yang akan

dihasilkan dalam penelitian ini dikembangkan melalui

langkah-langkah pengembangan oleh Borg and Gall

sehingga dihasilkan sebuah model pembinaan bagi

sekolah imbas Adiwiyata.

3.2 Prosedur Pengembangan

Adapun prosedur atau tahapan dalam

pengembangan ini mengikuti model pengembangan oleh

Borg and Gall, dimana langkah-langkah

pengembangannya adalah: (1) Research and information

collecting (studi pendahuluan), (2) Planning (membuat

perencanaan), (3) Develop preliminary form of product

(rancangan produk awal), (4) Preliminary field testing

(validasi produk), (5) Main product revision (revisi

produk), (6) Main field testing (ujicoba skala terbatas), (7)

Operational product revision (revisi produk), (8)

58

Operational field testing (ujicoba skala luas), (9) Final

product revision (revisi final), (10) Dissemination and

implementation (desiminasi dan implementasi). Namun

pada penelitian ini akan dibatasi hingga pada tahap yang

kelima yaitu hingga menghasilkan model yang telah

divalidasi oleh ahli dan layak untuk diujicobakan

mengingat adanya keterbatasan waktu, biaya, dan

tenaga oleh peneliti. Berikut adalah 5 tahap awal

pengembangan yang akan dilakukan.

Gambar 3.1. Langkah pengembangan Borg and Gall

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan Borg

dan Gall tersebut, kemudian disusun kembali langkah-

langkah pengembangan model pembinaan sebagai

berikut:

Research and Information

Collecting (Studi Pendahuluan)

Planning(Membuat

Perencanaan)

Develop Preliminary Form

of Product(Rancangan Model Awal)

Preliminary Field Testing (Validasi

Rancangan Model)

Main Product Revision (Revisi

Rancangan Model)

Model pembinaan yang sudah

direvisi berdasarkan hasil uji validasi model

59

Gambar 3.2. Alur Penelitian Reseacrh and Development Model

Pembinaan

3.2.1 Studi Pendahuluan

Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah melakukan studi pendahuluan. Dalam studi

pendahuluan dibahas analisis berbagai kebutuhan

berdasarkan kajian teoritis dan kajian empiris. Studi

pendahuluan ditujukan untuk mengeksplorasi

informasi yang bersifat teoritis dan empiris sebagai

STUDI PENDAHULUAN

(Analisis

Kebutuhan)

Kajian Empiris

Validasi Praktisi

(FGD) PRAKTISI

Model yang layak

diujicobakan

Penyusunan Model Awal

Model Faktual Kajian Teoritis

Validasi Pakar AKADEMISI

Revisi Model

Revisi Model

60

landasan perumusan program yang dilakukan melalui

kegiatan wawancara dan dokumentasi untuk

penyusunan model melalui kajian teoritis dan empiris

sehingga diperoleh model pembinaan yang operasional.

Kajian teoritis dilakukan melalui studi

kepustakaan untuk mengungkapkan dan menemukan

pendapat para ahli, definisi, dan konsep, prinsip dan

teori-teori baik berupa hasil penelitian terdahulu

maupun kepustakaan lainnya yang menunjang. Hasil

studi kepustakaan yang dimaksud adalah relevan

dengan teori dan konsep pembinaan sekolah imbas

Adiwiyata itu sendiri.

Kajian empiris dilakukan dengan mengadakan

kajian fenomena aktual guna mengeksplorasi informasi

baik dari sekolah induk maupun sekolah imbas untuk

mengidentifikasi proses pelaksanaan pembinaan,

kebutuhan dalam pembinaan, potensi yang dimiliki

dalam menunjang pembinaan.

Kemudian kesemua teori tersebut dijadikan

sebagai konsep pendukung dalam pelaksanaan

penelitian. Dalam kajian kepustakaan juga dipelajari

data-data sekunder dan laporan penyelenggaraan

pembinaan yang pernah ada sebelumnya.

Pada tahap studi pendahuluan dijabarkan

menjadi 3 sub tahapan:

61

Tahap persiapan; pada tahap ini peneliti

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk

mengadakan analisis kebutuhan seperti pengurusan

surat izin ke lapangan, dan berbagai instrumen yang

diperlukan dalam kegiatan penelitian. Dalam tahap

persiapan juga dilakukan pengembangan instrumen

identifikasi seperti: (a) pedoman wawancara kepada

calon sekolah Adiwiyata Mandiri untuk mengetahui

bagaimana perencanaan, pegorganisasian,

pelaksanaan dan evaluasi pembinaan yang dilakukan

oleh sekolah Adiwiyata Mandiri, (b) pedoman

wawancara kepada sekolah imbas yang digunakan

untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaan

sebenarnya yang dilakukan oleh sekolah calon

Adiwiyata Mandiri.

Tahap pendalaman; dalam kegiatan ini, akan

dilakukan pencatatan, serta wawancara mengenai

kondisi obyek penelitian, mengidentifikasi masalah,

dan melakukan survei kebutuhan dalam pembinaan.

Tujuan tahap ini adalah untuk mengumpulkan dan

memeriksa data yang tepat mengenai kondisi obyek

penelitian dan dilakukan secara sistematik dengan

membandingkan hasil temuan dengan hasil studi

literatur yang dilakukan.

Tahap analisis kebutuhan; dilakukan untuk

menemukan kebutuhan dalam pembinaan, dimana

62

didalam kegiatan ini akan dibahas mengenai hasil-hasil

dari tahap pendalaman, yaitu analisis masalah dan

kebutuhan dalam pembinaan sehingga hasil analisis

dijadikan acuan dalam menentukan desain pembinaan

yang dibutuhkan dalam merumuskan model

pembinaan Adiwiyata bagi sekolah imbas.

Setelah diketahui potensi dan masalah yang

dihadapi selama pembinaan dan faktor yang

mengancam keterlaksanaannya, dibuat perencanaan

awal mengenai konsep pembinaan yang akan diberikan

sebagai langkah pengembangannya, perumusan tujuan

pembinaan, penentuan langkah-langkah pembinaan,

dan uji coba kelayakannya.

3.2.2 Penyusunan Model

Setelah dibuat perencanaannya, kemudian

dikembangkan sebuah rancangan model awal dimana

perancangannya mengacu kepada hasil-hasil dari studi

pendahuluan tersebut. Pada tahap ini dikembangkan

model dengan memperhatikan beberapa komponen

yang secara garis besar tercakup dalam 3 tahap, yaitu

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap

evaluasi. Rancangan model yang telah dikembangkan

tersebut kemudian diajukan kepada dosen pembimbing

untuk diperbaiki sehingga kelemahan-kelemahan

63

model dapat diminimalisir sebelum dilakukan uji

kelayakan terhadap model.

3.2.3 Validasi Model

A. Validasi Pakar

Draft model awal yang telah direvisi kemudian

divalidasi oleh para pakar dengan menggunakan

instrument skala likert sebelum diterapkan untuk

menilai apakah desain model sudah bisa menjawab

rumusan masalah penelitian dan juga untuk menguji

apakah model sudah layak untuk diterapkan baik

pada skala terbatas maupun skala yang lebih luas.

Dalam tahap ini, dilakukan dengan cara memberikan

rancangan model yang diusulkan kepada para ahli

atau pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai

model, yaitu ahli dalam manajemen adalah Bapak Dr.

Bambang Suteng Sulasmono, M.Si., Bapak Arif

Suryadi, S.T, M.M sebagai ahli pembinaan Adiwiyata,

dan Ibu Dra. Susanti Pudji Hastuti, M.Sc. sebagai ahli

Adiwiyata. Setelah mendapat masukan, kemudian

dilakukan revisi terhadap model.

B. Validasi Praktisi

Setelah dilakukan revisi, langkah selanjutnya

adalah validasi praktisi melalui FGD (Focus Group

Discussion) dengan mengundang praktisi yang

64

memiliki pengalaman terhadap pembinaan yaitu dari

sekolah induk dan beberapa sekolah imbas, selain itu

diundang pula pakar praktisi Adiwiyata dari Dinas

Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan. Setiap

praktisi diminta untuk menilai dan memberikan saran

perbaikan terhadap draft model tersebut serta

kelayakan model tersebut untuk diimplementasikan.

Setelah model divalidasi dan diketahui kelemahannya,

kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk

dikurangi melalui perbaikan desain sehingga

dihasilkan model pembinaan yang telah diuji secara

internal dan layak diujicobakan.

3.3 Subyek Penelitian

Untuk mendapat data-data penelitian dibutuhkan

informasi dari subyek penelitian yang terdiri dari

beberapa sumber informan, meliputi: sekolah induk dan

diambil dua sekolah imbas. Semua subyek penelitian

diambil dari lokasi yang ada di kota Salatiga. Subyek

penelitian dalam hal ini ditentukan sesuai dengan

tujuan penelitian yang dipilih secara purposive.

Beberapa alasan yang dijadikan acuan dalam penentuan

subyek penelitian dimana sebagai sekolah induk dipilih

SD Marsudirini 77 Salatiga didasari bahwa dalam

penelitian ini diperlukan sekolah yang sedang

mempersiapkan diri untuk mengikuti sekolah Adiwiyata

65

Mandiri, sehingga sekolah diharuskan untuk membina

sekolah sebagai sekolah imbas Adiwiyata. Selain itu SD

Marsudirini 77 Salatiga sudah pernah melakukan

pembinaan terhadap beberapa sekolah imbas, sehingga

sudah memiliki pengalaman dalam pembinaan

Adiwiyata sehingga memudahkan bagi peneliti untuk

mengetahui bagaimana pembinaan yang telah

berlangsung dan kendala apa saja yang dihadapi sekolah

dalam membina. Kemudian dari sekolah imbas dipilih

dua sekolah imbas yang sudah berhasil mendapatkan

penghargaan Adiwiyata, baik tingkat kota maupun

provinsi, hingga nasional berkenaan dengan pembinaan

untuk melihat bagaimana keterlaksanaan pembinaan

disekolah tersebut serta kekurangan dan kelebihan

dalam pembinaan. Kedua sekolah imbas tersebut adalah

SD Mangunsari 3 dan SD Negeri Salatiga 06.

3.4 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian

pengembangan ini adalah berupa data kualitatif, dimana

data berbentuk kata, kalimat, bagan, gambar, foto.

Berikut adalah bagan jenis data sesuai dengan

kebutuhan data pada setiap langkah penelitian.

66

Tabel 3.1. Langkah dan Jenis data

Langkah

Penelitian

Data yang diperlukan Sumber data Jenis Data Metode

pengumpulan

Data

Instrumen

Analisis

Kebutuhan

Profil SD Marsudirini 77,

pelaksanaan pembinaan Adiwiyata,

Keterlaksanaan program

Adiwiyata disekolah

imbas, kelebihan dan

kekurangan model pembinaan yang ada,

serta peluang dan

ancaman dalam

pembinaan.

Pembina Adiwiyata calon

sekolah Adiwiyata Mandiri, kepala sekolah

atau ketua Adiwiyata,

ataupun yang pernah

mengikuti pembinaan

sekolah imbas.

Hasil

wawancara

Wawancara Instrumen

wawacara

Merumuskan

rancangan

model awal

Model pembinaan

adiwiyata, konsep model

berbasis partisipasi

Buku literatur, jurnal Hasil

penelitian

terdahulu

Studi literatur -

Validasi

Pakar

Masukan mengenai

kekurangan dan

kelayakan model

Ahli Adiwiyata, ahli

bidang teknologi

pembelajaran, ahli

pembinaan Adiwiyata

Angket Skala likert

Validasi

Praktisi

Masukan mengenai

kekurangan dan

kelayakan model

Praktisi Focus group

discussion

(FGD)

Skala likert

67

Untuk mendapatkan data-data penelitian,

disusun beberapa indikator sebagai acuan. Indikator

yang dikembangkan dalam penelitian ini dijadikan

sebagai instrumen pengumpulan data penelitian.

Indikator yang dikembangkan berkaitan dengan

komponen-komponen model pembinaan yang

diformulasikan sebagai berikut:

68

Tabel 3.2 Indikator Penelitian

No Tujuan Aspek yang

diteliti Indikator

A. Menemukan

gambaran model

pembinaan yang selama ini

digunakan untuk

membina sekolah

Adiwiyata, yaitu

mulai dari perencanaan,

pengorganisasian

, pelaksanaan,

serta monitoring

dan evaluasi.

Perencanaan

1. Menetapkan kebutuhan pembinaan

2. Menetapkan sasaran dan tujuan pembinaan

3. Menetapkan materi pembinaan

4. Menetapkan strategi pembinaan

5. Menetapkan tempat

6. Menetapkan waktu

7. Menetapkan monitoring dan evaluasi

B.

Pengorganisasi

an

1. Menetapkan pengurus

2. Merumuskan jabaran tugas pengurus

3. Mengorganisasikan:

a. Pembina b. Sekolah imbas

c. Tempat

d. Materi

e. Media

f. Sarana dan prasarana g. Waktu

h. Monitoring dan evaluasi

C.

Pelaksanaan

1. Melaksanakan pembinaan berdasarkan materi dan strategi pembinaan

yang telah ditetapkan.

2. Membimbing, memotivasi, memberi penguatan, mengkomunikasikan

tujuan, serta melakukan pengawasan dan penilaian dalam pembinaan.

3. Mengawasi proses pembinaan yang dilakukan pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian hasil pembinaan.

69

No Tujuan Aspek yang

diteliti Indikator

4. Pengawasan terhadap komponen-komponen pembinaan: sekolah imbas,

proses, dan hasil pembinaan

5. Mengkoordinasikan antar personil pembinaan

D.

Monitoring

dan Evaluasi

1. Personil pelaksana monitoring dan evaluasi

2. Penetapan waktu

3. Sasaran monitoring dan evaluasi:

a. Pembina b. Sekolah imbas

c. Materi

d. Sarana prasarana

e. Capaian sekolah imbas

f. Kendala-kendala

4. Metode monitoring dan evaluasi

5. Pelaporan

70

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

A. Instrumen Wawancara

Wawancara digunakan dalam melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti dan untuk mengetahui hal-hal yang

lebih mendalam mengenai pelaksanaan Adiwiyata di

SD Marsudirini 77 Salatiga, mulai dari pelaksanaan

pembinaan yang dilakukan sekolah secara lebih

mendalam hingga keterlaksanaan Adiwiyata di

sekolah imbas. Wawancara akan dilakukan dengan

menggunakan panduan wawancara yang disusun

dengan menentukan terlebih dahulu informasi apa

yang hendak dicari dan menentukan informan yang

tepat untuk mendapatkan informasi tersebut. Dalam

hal ini wawancara dilakukan dengan ketua Adiwiyata

sekolah induk, yakni Bapak Fx. Ernastyono, S.Pd.SD.,

dan juga kepada kepala sekolah atau ketua Adiwiyata

dari beberapa sekolah imbas SD Marsudirini 77

Salatiga untuk mencari informasi tentang

pelaksanaan pembinaan Adiwiyata baik disekolah

calon Adiwiyata Mandiri maupun disekolah imbas,

yaitu Bapak Yaroni sebagai pengurus Adiwiyata di SD

Mangunsari 03 dan Bapak Heri Sutanto, S.Pd sebagai

pengurus Adiwiyata di SD Negeri Salatiga 06.

71

B. Instrumen Focus Group Discussion (FGD)

FGD dilakukan untuk memvalidasi atau menguji

tingkat kelayakan model untuk diterapkan. Dalam hal

ini dilakukan FGD dengan praktisi dalam pembinaan

sekolah Imbas Adiwiyata, yaitu pembina dari sekolah

induk dan juga dari sekolah-sekolah imbas. Tidak

hanya itu, diundang juga pembina dari Dinas

Lingkungan Hidup untuk dapat memberikan

penilaian terhadap model dan juga praktisi dari

lainnya dari Dinas Pendidikan.

Dalam pelaksanaan FGD, selain berdiskusi

untuk menentukan kelayakan model, diberikan

instrumen penilaian secara tertulis kepada peserta

FGD dengan menggunakan angket skala likert yang

disertai dengan tambahan kolom komentar/saran

untuk menampung masukan dan saran yang tidak

sempat tersampaikan selama FGD sebagai masukan

dan saran terhadap model yang diberikan.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, dimana analisis dilakukan terhadap data

hasil studi pendahuluan yang akan digunakan untuk

menentukan fokus penelitian. Kemudian, analisis

dilakukan juga selama di lapangan dan setelah di

lapangan, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam

72

analisis data baik sebelum dilapangan maupun selama

di lapangan, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verivication. Reduksi data

digunakan untuk memilah data, dalam artian berarti

merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Sehingga

data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian

yang akan dicapai. Data yang telah direduksi kemudian

disajikan sedemikian rupa dalam bentuk uraian

singkat dan bagan yang padu sehingga akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami tersebut. Data yang telah disajikan

secara padu akan menghasilkan sebuah kesimpulan,

baik yang bersifat sementara maupun yang akan

berubah seiring banyaknya temuan yang akan

didapatkan peneliti.

Teknik Validasi dan reliabilitasi menggunakan uji

kredibilitas atau kepercayaan terhadap data (validasi

internal). Pengujian data yang diperoleh pada data yang

diperoleh sebelum dilapangan dan selama dilapangan

akan dilakukan dengan teknik triangulasi yang

73

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Dalam hal ini digunakan teknik triangulasi sumber

yaitu gabungan dari beberapa melalui wawancara dan

studi dokumentasi untuk mengecek data yang

diperoleh dari beberapa sumber. Selain itu pula

dilakukan triangulasi teknik untuk mengecek data

yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda, dimana

data yang diperoleh dari hasil wawancara akan dicek

melalui teknik dokumentasi.

74