bab iii metode penelitianeprints.umm.ac.id/53994/46/bab iii.pdf · membaca permulaan dengan...

25
27 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang (a) Jenis dan Pendekatan penelitian, (b) Lokasi dan Waktu, (c) Kehadiran dan peran peneliti, (d) Subyek penelitian, (e) prosedur (langkah-langkah penelitian), (f) Instrumen penelitian, dan (g) Data dan sumber data, (h) teknik analisis data. Berikut uraian dari masing-masing bagian tersebut. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan pendapat Arikunto, (2005:24).yang menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktek pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuanitatif dengan cara mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sebagaimana terjadi secara alami, melalui pengumpulan data dengan instrumen kunci peneliti sendiri. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model kolaboratif dengan melakukan kerjasama antara Kepala Sekolah sebagai pengelola lembaga, guru Kelas I sebagai observer, dan peneliti sebagai pelaksana tindakan, sehingga penelitian ini dapat terjalin secara harmonis. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari serangkaian tindakan yang membentuk suatu siklus sesuai dengan pendapat Kemmis dan Mc Taggart (dalam Sa’dun, 2009:27). Adapun langkah-langkah (alur) pelaksanaan tindakan sebagai berikut.

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

27

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang (a) Jenis dan Pendekatan penelitian, (b) Lokasi

dan Waktu, (c) Kehadiran dan peran peneliti, (d) Subyek penelitian, (e) prosedur

(langkah-langkah penelitian), (f) Instrumen penelitian, dan (g) Data dan sumber

data, (h) teknik analisis data. Berikut uraian dari masing-masing bagian tersebut.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai

dengan pendapat Arikunto, (2005:24).yang menyatakan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan

untuk memperbaiki mutu praktek pembelajaran di dalam kelas.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuanitatif dengan cara

mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sebagaimana terjadi secara alami, melalui

pengumpulan data dengan instrumen kunci peneliti sendiri. Penelitian Tindakan

Kelas ini menggunakan model kolaboratif dengan melakukan kerjasama antara

Kepala Sekolah sebagai pengelola lembaga, guru Kelas I sebagai observer, dan

peneliti sebagai pelaksana tindakan, sehingga penelitian ini dapat terjalin secara

harmonis. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari serangkaian tindakan

yang membentuk suatu siklus sesuai dengan pendapat Kemmis dan Mc Taggart

(dalam Sa’dun, 2009:27). Adapun langkah-langkah (alur) pelaksanaan tindakan

sebagai berikut.

Page 2: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

28

Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Penelitian

Bagan di atas merupakan rancangan penelitian yang diadopsi dari Kemmis

dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Sa’dun, 2009:27)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 4 (empat) komponen pokok,

meliputi: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan

(observing), (4) refleksi (reflecting). Berikut uraian dari masing-masing

komponen pokok.

a) Perencanaan (planning)

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan

menyusun dan rancangan kegiatan untuk menentukan langkah-langkah

yang akan dilakukan dalam tindakan. Perencanaan tersebut meliputi

pengkajian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD),

penyusunan RPP, dan penetapan target keberhasilan pembelajaran dan

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan /

Pengamatan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan /

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi

Page 3: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

29

memuat instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama

pembelajaran berlangsung.

b) Tindakan (acting)

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap tindakan yaitu

menerapkan rancangan strategi dan rencana pembelajaran. Rancangan

tindakan menjelaskan langkah demi langkah kegiatan yang harus

dilakukan guru dan siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang

membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf.

c) Pengamatan (observing)

Pengamatan dilakukan selama kegitan pembelajaran berlangsung.

Pada tahap ini, peneliti dan pengamat (observer) melakukan pengamatan

dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran

berlangsung.

d) Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi berfungsi untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan data yang terkumpul,

kemudian dilakukan evaluasi yang berguna untuk menentukan target

keberhasilan dalam pembelajaran dan menyempurnakan tindakan

berikutnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat

dipecahkan secara optimal. Tahap-tahap tersebut berlaku untuk siklus

berikutnya.

Page 4: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

30

B. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini lokasi di SD Negeri Landungsari II Malang.Waktu

penelitian adalah pada bulan Februari 2019, adapun penelitian dilaksanakan

selama 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dan tiap-tiap

pertemuan selama 2 X 35 menit. Dalam pengamatan, peneliti dibantu oleh

seorang pengamat (observer) yaitu guru wali kelas I yang membantu mencatat

semua hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

C. Kehadiran peneliti

Peneliti melakukan observasi awal dengan cara mengamati dengan cermat

terhadap objek penelitian. Untuk memperoleh data tentang penelti ini, maka

peneliti terjun langsung ke lapangan. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini

berperan sebagai instrumen kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan

subjek dalam waktu penelitian yang sudah ditentukan. Sebelum peneliti hadir di

lapangan peneliti memperoleh ijin terlebih dahulu dari pihak-pihak atau instansi-

intansi terkait yang bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Peneliti hadir sebagai pewawancara atau pengumpul data tanpa mempengaruhi

kehidupan subjek.

D. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa Kelas I SD Negeri

Landungsari II Malang yang berjumlah 13 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-

laki dan 5 siswa perempuan. Alasan pemilihan kelas I sebagai subjek penelitian

Page 5: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

31

karena pada pembelajaran materi membaca permulaan terdapat permasalahan

yang perlu diteliti dan dicarikan solusi pemecahannya.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan skripsi dalam bentuk penelitian tindakan (PTK) ini

mengacu pada model siklus yang dikembangkan oleh Kemis dan Taggart (dalam

Sa’dun, 2009:27). Berikut diuraikan langkah-langkah yang digunakan dalam

penelitian.

1. Siklus I

a. Pertemuan I

1) Perencanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaa siklus I pertemuan

I dengan menyusun rencana pembelajaran dengan materi membaca permulaan

dengan menggunakan media kartu huruf. Berikut langkah-langkah dari

perencanaan siklus I pertemuan I, yaitu: (1) merumuskan indikator dan tujuan

pembelajaran, (2) merancang RPP membaca permulaan dengan media kartu huruf,

(3) menyiapkan media pembelajaran, (4) menyiapkan lembar observasi guru dan

siswa, (5) menyusun lembar kerja kelompok, (6) membuat tes akhir, (7) serta

merancang pedoman wawancara guru dan siswa.

2) Pelaksanaan tindakan

Siklus I pertemuan I dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit. Selama kegiatan berlangsung peneliti di-dampingi oleh

seorang pengamat yaitu guru wali kelas I yang mengamati selama proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar pengamatan. Kegiatan awal

Page 6: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

32

meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, penyampaian materi, dan penyampaian

tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti meliputi (1) pengamatan dan tanya jawab antara siswa

dengan guru tentang membaca permulaan, yaitu terkait huruf vokal dan konsonan.

(2) Selanjutnya siswa disuruh mengambil kartu huruf berwarna yang telah

disediakan guru secara acak sesuai dengan perintah guru. (3) Siswa disuruh

mengambil kartu huruf konsonan , vokal, konsonan, vokal hingga tersusun kata

berpola KV-KV. (4) Anak diminta untuk menunjuk huruf sesuai perintah guru. (5)

Siswa diminta membaca kata yang berbentuk demikian berulang-ulang untuk

melatih kemampuan dan memperkaya kosa kata pada anak. (6) Pada tindakan

selanjutnya disiapkan kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca siswa, sehingga

lebih menantang dan lebih membutuhkan perhatian dari siswa dan akhirnya

disiapkan pula kalimat-kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca siswa

tanpa bantuan alat peraga kartu huruf berwarna. (7) Kegiatan pada langkah kedua

pada prinsipnya sama dengan langkah pertama hanya materi kosakata yang

menjadi bahan belajar lebih rumit itu dimaksudkan untuk mmperkaya kosakata

serta meningkatkan keterlatihan siswa dan pada akhirnnya menuju kalimat-

kalimat sederhana dengan pola kalimat S-P-O.

Kegiatan akhir meliputi penyimpulan materi kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan, refleksi pembelajaran, tindak lanjut, doa, dan salam.

3) Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh informasi yang

mendalam tentang proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir tindakan.

Data observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan

Page 7: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

33

dari tindakan yang dilaksanakan dan selan-jutnya digunakan sebagai acuan untuk

tindakan berikutnya. Pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti

mencatat apa yang sedang terjadi. Peneliti juga membuat catatan dalam lembar

observasi. Observasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan perlu tidaknya

merancang pembelajaran berikutnya. Objek yang diamati meliputi aktivitas guru

dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf,

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

media kartu huruf, data hasil belajar pada materi membaca permulaan melalui

media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas I, dan data

hasil catatan lapangan.

b. Pertemuan II

1) Perencanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaa siklus I pertemuan

2 dengan menyusun rencana pembelajaran dengan materi membaca permulaan

dengan menggunakan media kartu huruf. Berikut langkah-langkah dari

perencanaan siklus I pertemuan 2, yaitu: (1) merumuskan indikator dan tujuan

pembelajaran, (2) merancang RPP membaca permulaan dengan media kartu huruf,

(3) menyiapkan media pembelajaran, (4) menyiapkan lembar observasi guru dan

siswa, (5) menyusun lembar kerja kelompok, (6) membuat tes akhir, (7) serta

merancang pedoman wawancara guru dan siswa.

2) Pelaksanaan tindakan

Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit. Selama kegiatan berlangsung peneliti didampingi oleh

seorang pengamat yaitu guru wali kelas I yang mengamati selama proses

Page 8: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

34

pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar pengamatan. Kegiatan awal

meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, penyampaian materi, dan penyampaian

tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti meliputi (1) pengamatan dan tanya jawab antara siswa

dengan guru tentang membaca permulaan, yaitu terkait huruf vokal dan konsonan.

(2) Selanjutnya siswa disuruh mengambil kartu huruf berwarna yang telah

disediakan guru secara acak sesuai dengan perintah guru. (3) Siswa disuruh

mengambil kartu huruf konsonan , vokal, konsonan, vokal hingga tersusun kata

berpola KV-KV. (4) siswa diminta untuk menunjuk huruf sesuai perintah guru.

(5) Siswa diminta membaca kata yang berbentuk demikian berulang-ulang untuk

melatih kemampuan dan memperkaya kosa kata pada anak. (6) Guru menyiapkan

kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca siswa, sehingga lebih menantang dan

lebih membutuhkan perhatian dari siswa dan akhirnya disiapkan pula kalimat-

kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca siswa tanpa bantuan alat

peraga kartu huruf berwarna. (7) Kegiatan pada langkah kedua pada prinsipnya

sama dengan langkah pertama hanya materi kosakata yang menjadi bahan belajar

lebih rumit itu dimaksudkan untuk mmperkaya kosakata serta meningkatkan

keterlatihan siswa dan pada akhirnnya menuju kalimat-kalimat sederhana dengan

pola kalimat S-P-O.

Kegiatan akhir meliputi penyimpulan materi kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan, refleksi pembelajaran, tindak lanjut, doa, dan salam.

3) Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh informasi yang

mendalam tentang proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir tindakan.

Page 9: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

35

Data observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan

dari tindakan yang dilaksanakan dan selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk

tindakan berikutnya. Pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti

mencatat apa yang sedang terjadi. Peneliti juga membuat catatan dalam lembar

observasi. Observasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan perlu tidaknya

merancang pembelajaran berikutnya. Objek yang diamati meliputi aktivitas guru

dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf,

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

media kartu huruf, data hasil belajar pada materi membaca permulaan melalui

media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas I, dan data

hasil catatan lapangan.

c. Refleksi Siklus I

Refleksi dilakukan dengan mengkaji hasil siklus I yang dimulai dengan

mereduksi, memaknai, menjelaskan, dan disimpulkan sebagai bahan perencanaan

pada siklus II. Kelemahan atau kekurangan yang nampak pada siklus I akan

diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.

2. Siklus II

a. Pertemuan I

1) Perencanaan tindakan

Hal-hal yang dipersiapkan pada siklus II pertemuan I sebagai berikut. (1)

merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran, (2) merancang RPP membaca

permulaan dengan media kartu huruf, (3) menyiapkan media pembelajaran, (4)

menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, (5) menyusun lembar kerja

Page 10: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

36

kelompok, (6) membuat tes akhir, (7) serta merancang pedoman wawancara guru

dan siswa.

2) Pelaksanaan tindakan

Siklus II pertemuan I dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit. Selama kegiatan berlangsung peneliti di-dampingi oleh

seorang pengamat yaitu guru wali kelas I yang meng-amati selama proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar pengamatan. Kegiatan awal

meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, penyampaian materi, dan penyampaian

tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti meliputi (1) pengamatan dan tanya jawab antara siswa

dengan guru tentang membaca permulaan, yaitu terkait huruf vokal dan konsonan.

(1) Siswa diminta membaca kata yang berbentuk demikian berulang-ulang untuk

melatih kemampuan dan memperkaya kosa kata pada anak. (2) Guru menyiapkan

kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca siswa, sehingga lebih menantang dan

lebih membutuhkan perhatian dari siswa dan akhirnya disiapkan pula kalimat-

kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca siswa tanpa bantuan alat

peraga kartu huruf berwarna. (3) Kegiatan pada langkah kedua pada prinsipnya

sama dengan langkah pertama hanya materi kosakata yang menjadi bahan belajar

lebih rumit itu dimaksudkan untuk mmperkaya kosakata serta meningkatkan

keterlatihan siswa dan pada akhirnnya menuju kalimat-kalimat sederhana dengan

pola kalimat S-P-O.

Kegiatan akhir meliputi penyimpulan materi kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan, refleksi pembelajaran, tindak lanjut, doa, dan salam.

Page 11: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

37

3) Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh informasi yang

mendalam tentang proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir tindakan.

Data observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan

dari tindakan yang dilaksanakan dan selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk

tindakan berikutnya. Pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti

mencatat apa yang sedang terjadi. Peneliti juga membuat catatan dalam lembar

observasi. Observasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan perlu tidaknya

merancang pembelajaran berikutnya. Objek yang diamati meliputi aktivitas guru

dalam melaksanakan pembelajaran dengan mengguna-kan media kartu huruf,

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

media kartu huruf, data hasil belajar pada materi membaca permulaan melalui

media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas I format

terlampir, dan data hasil catatan lapangan.

b. Pertemuan II

1) Perencanaan tindakan

Hal-hal yang dipersiapkan pada siklus II pertemuan 2 sebagai berikut. (1)

merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran, (2) merancang RPP membaca

permulaan dengan media kartu huruf, (3) menyiapkan media pembelajaran, (4)

menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, (5) menyusun lembar kerja

kelompok, (6) membuat tes akhir, (7) serta merancang pedoman wawancara guru

dan siswa.

Page 12: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

38

2) Pelaksanaan tindakan

Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit. Selama kegiatan berlangsung peneliti didampingi oleh

seorang pengamat yaitu guru wali kelas I yang mengamati selama proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar pengamatan. Kegiatan awal

meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, penyampaian materi, dan penyampaian

tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti meliputi (1) pengamatan dan tanya jawab antara siswa

dengan guru tentang membaca permulaan, yaitu terkait huruf vokal dan konsonan.

(1) Siswa diminta membaca kata yang berbentuk demikian berulang-ulang untuk

melatih kemampuan dan memperkaya kosa kata pada anak. (2) Guru menyiapkan

kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca siswa, sehingga lebih menantang dan

lebih membutuhkan perhatian dari siswa dan akhirnya disiapkan pula kalimat-

kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca siswa tanpa bantuan alat

peraga kartu huruf berwarna. (3) Kegiatan pada langkah kedua pada prinsipnya

sama dengan langkah pertama hanya materi kosakata yang menjadi bahan belajar

lebih rumit itu dimaksudkan untuk mmperkaya kosakata serta meningkatkan

keterlatihan siswa dan pada akhirnnya menuju kalimat-kalimat sederhana dengan

pola kalimat S-P-O.

Kegiatan akhir meliputi penyimpulan materi kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan, refleksi pembelajaran, tindak lanjut, doa, dan salam.

3) Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh informasi yang

mendalam tentang proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir tindakan.

Page 13: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

39

Data observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan

dari tindakan yang dilaksanakan dan selan-jutnya digunakan sebagai acuan untuk

tindakan berikutnya. Pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti

mencatat apa yang sedang terjadi. Peneliti juga membuat catatan dalam lembar

observasi. Observasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan perlu tidaknya

merancang pembelajaran berikutnya. Objek yang diamati meliputi aktivitas guru

dalam melaksanakan pembelajaran dengan mengguna-kan media kartu huruf,

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

media kartu huruf, data hasil belajar pada materi membaca permulaan melalui

media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas I format

terlampir, dan data hasil catatan lapangan.

c. Refleksi Siklus II

Refleksi dilakukan dengan mengkaji hasil siklus II yang dimulai dengan

mereduksi, memaknai, menjelaskan, dan disimpulkan. Ha-sil pembelajaran siklus

II jika belum mencapai standar yang telah ditentukan maka dicari faktor penyebab

kegagalan tersebut, kemudian dilanjutkan pada siklus berikutnya. Jika

pembelajaran sudah mencapai target yang ditentukan, maka akan dilanjutkan

pada materi berikutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: data hasil belajar bahasa

Indonesia pada materi membaca permulaanmelaluimedia kartu huruf, data hasil

observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan media

kartu huruf, data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Page 14: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

40

dengan menggunakan media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan

siswa kelas I, serta data hasil catatan lapangan. Dalam penelitian ini yang

dijadikan sebagai sumber data adalah peneliti dan siswa kelas I di SD Negeri

Landungsari II Malang tahun pelajaran 2018/2019. Adapun pengumpulan data

yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Teknik tes

Teknik tes berfungsi untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses

pembelajaran. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Wiyono (2007:48)

menyatakan teknik tes merupakan alat ukur dalam sebuah evaluasi untuk

mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa. Berdasarkan pendapat di atas,

maka menurut peneliti teknik tes cara yang digunakan peneliti untuk mengetahui

kemampuan dan hasil belajar yang telah dicapai siswa selama proses

pembelajaran.

Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data hasil

penelitian dengan menggunakan lembar kerja kelompok dan tes akhir dengan

materi membaca permulan. Soal tersebut diberikan kepada siswa Kelas I ketika

selesai pemberian tindakan pada setiap siklus. Hasil tes ini digunakan untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman dan keberhasilan siswa tentang materi

memahami huruf, rangkaian huruf, dan kalimat, dengan menggunakan media

kartu huruf. Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data berupa instrument

penilaian kognitif dan afektif. Kedua instrument tersebut digunakan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa tentang materi membaca permulaan yang

telah di ajarkan oleh guru. Lembar instrument penilaian terlampir.

Page 15: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

41

2. Teknik observasi

Teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati kejadian yang

terjadi di lapangan secara langsung. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat

Riduwan (2004:104) menyatakan teknik observasi merupakan teknik

pengumpulan data, di mana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan

pendapat di atas, maka menurut peneliti teknik observasi cara yang digunakan

untuk mengumpulkan data, di mana peneliti melakukan pengamatan secara

langsung ke objek penelitian.

Cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulan data melalui

pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat

berupa instrument observasi aktivitas siswa dan guru kelas I serta diperkuat

dengan menggunakan catatan lapangan. Adapun format observasi aktifitas guru

tampak pada tabel berikut.

Tabel 3.1. Format observasi aktifitas guru

No. Aspek yang Diamati Skor

YA TIDAK

KEGIATAN AWAL

1 Guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, dan presensi.

2 Guru melakukan kegiatan apersepsi.

3 Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa dengan

jelas, lancar, dan penuh percaya diri.

4 Guru menyampaikan informasi tujuan pembelajaran kepada

Page 16: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

42

siswa dengan jelas, lancar, dan penuh percaya diri.

KEGIATAN INTI

5 Guru menyiapkan media kartu huruf

6 Guru meminta siswa untuk mengambil kartu huruf berwarna

yang telah disediakan guru secara acak sesuai dengan perintah

guru

7 Guru meminta siswa untuk mengambil kartu huruf konsonan ,

vokal, konsonan, vokal hingga tersusun kata berpola KV-KV

8 Guru meminta siswa untuk menunjuk huruf sesuai perintah

guru.

9 Guru meminta siswa untuk membaca kata yang berbentuk

demikian berulang-ulang untuk melatih kemampuan dan

memperkaya kosa kata pada anak.

10 Guru menyiapkan kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca

siswa, sehingga lebih menantang dan lebih membutuhkan

perhatian dari siswa

KEGIATAN AKHIR

11 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

12 Guru melakukan refleksi pembelajaran.

13 Guru memberi tes akhir.

14 Guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.

Jumlah skor

Skor Maks

Page 17: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

43

Persentase Nilai Rata-rata

Kriteria Keberhasilan tindakan

Kriteria ketuntasan atau keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut.

85% < P ≤ 100% = Sangat Baik (A)

70% < P ≤ 84% = Baik (B)

55% < P ≤ 69% = Cukup (C)

40% < P ≤ 54% = Kurang Baik (D)

0% < P ≤ 39% = Sangat Kurang Baik (E)

Sedangkan format observasi aktifitas siswa tampak pada table 3.2 di bawah

ini.

Tabel 3.2. format Observasi Aktifitas Siswa

No. Aspek yang Diamati

Skor

YA TIDAK

KEGIATAN AWAL

1 Guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, dan

presensi.

2 Guru melakukan kegiatan apersepsi.

3 Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa dengan

jelas, lancar, dan penuh percaya diri.

Nilai rata-rata:𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠x 100%

Page 18: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

44

No. Aspek yang Diamati

Skor

YA TIDAK

4 Guru menyampaikan informasi tujuan pembelajaran kepada

siswa dengan jelas, lancar, dan penuh percaya diri.

KEGIATAN INTI

5 Siswa mengambil kartu huruf berwarna yang telah

disediakan guru secara acak sesuai dengan perintah guru

6 Siswa mengambil kartu huruf konsonan , vokal, konsonan,

vokal hingga tersusun kata berpola KV-KV, dengan tepat

7 Siswa mampu menunjuk huruf sesuai perintah guru.

8 Siswa membaca kata yang berbentuk demikian berulang-

ulang, dengan benar

9 Siswa mampu membaca kosa kata yang lebih rumit dan

kalimat-kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca

siswa tanpa bantuan alat peraga kartu huruf berwarna.

KEGIATAN AKHIR

10 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

11 Guru melakukan refleksi pembelajaran.

12 Guru memberi tes akhir.

13 Guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.

Jumlah skor

Skor Maks

Persentase Nilai Rata-rata

Page 19: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

45

No. Aspek yang Diamati

Skor

YA TIDAK

Kriteria Keberhasilan tindakan

Kriteria ketuntasan atau keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut.

85% < P ≤ 100% = Sangat Baik (A)

70% < P ≤ 84% = Baik (B)

55% < P ≤ 69% = Cukup (C)

40% < P ≤ 54% = Kurang Baik (D)

0% < P ≤ 39% = Sangat Kurang Baik (E)

Catatan lapangan yang digunakan peneliti berisi data dan informasi yang

terjadi di lapangan.Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Wiraatmadja

(2006:125) menyatakan catatan lapangan merupakan sum-ber informasi yang

sangat penting yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan

pengamatan atau observasi. Berdasarkan pendapat di atas, maka menurut peneliti

catatan lapangan yang digunakan peneliti berisi sumber informasi yang sangat

penting yang dibuat oleh peneliti yang sedang melakukan observasi.

Catatan lapangan yang dibuat merupakan catatan peneliti selama

pelaksanaan pembelajaran mulai dari aspek suasana kelas, pengelolaan kelas,

pembelajaran di kelas, hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa

Nilai rata-rata:𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠x 100%

Page 20: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

46

dengan siswa. Melalui teknik observasi ini peneliti dapat mengamati,

mendeskripsikan, dan mengevaluasi sasaran penelitian secara tepat pada siklus

berikutnya.Lembar ins-trument observasi dan instrument catatan lapangan

terlampir.

3. Teknik wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan antara orang per orang. Hal ini

sesuai dengan pendapat Ulfatin (2013:157) menyatakan wawancara dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek (informan) untuk

mendapatkan informasi sebagai data penelitian. Berdasarkan pendapat di atas,

maka menurut peneliti wawancara dalam penelitian ini dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan kepada informan untuk mendapatkan informasi sebagai

data penelitian.

Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data melalui

wawancara dengan siswa dan guru kelas I SD Negeri Landungsari II Malang

dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pengajuan pertanyaan

secara lisan kepada informan untuk tujuan penelitian. Pernyataan tersebut sesuai

dengan pendapat Sutopo (2008:72) menyatakan bahwa:

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth

interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di

Page 21: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

47

mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial

yang relatif lama.

Berdasarkan pendapat di atas, maka menurut peneliti wawancara

mendalam digunakan untuk memperoleh keterangan dengan cara pengajuan

pertanyaan secara lisan dari pewawancara kepada informan untuk tujuan

penelitian. Tujuan dari wawancara pada penelitan ini agar dapat mengumpulkan

data mengenai penerapan media kartu hurufdi kelas I SD Negeri Landungsari II

Malang. Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data, yaitu pedoman

wawancara siswa dan guru kelas I SD Negeri Landungsari II Malang. Lembar

pedoman wawancara terlampir.

4. Teknik dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan seperti foto

persiklus dalam proses pembelajaran. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat

Sutopo (2008: 74) menyatakan teknik dokumentasi adalah kegiatan berupa

pengumpulan bukti yang terkait dengan penelitian.Berdasarkan pendapat di atas,

maka menurut peneliti teknik dokumentasi berupa kegiatan yang berfungsi

sebagai alat untuk mengumpulkan bukti yang terkait dengan penelitian seperti

foto persiklus. Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

dengan memoter peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan kamera digital. Lembar dokumentasi terlampir.

Page 22: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

48

G. Data dan Sumber Data

Data pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data hadil dan data

proses. “Data adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta atau angka”

Arikunto (dalam Aprilia 2013: 42). Data hasil yaitu berupa angka atau bilangan,

data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa nilai yang diperoleh siswa

dari pembelajaran matematika . Sedangkan data proses yaitu data berbentuk

bukan bilangan, data proses diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan

lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa serta catatan lapangan.

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri

Landungsari II Malang dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa.

H. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Analisis ini

bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh

dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas I pada

materi membaca permulaan. Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini sesuai dengan pendapatSugiyono (2010: 247) menyatakn langkah-

langkah analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terja-di secara bersamaan,

meliputi: (1) reduksi data, (2) pengajuan penyajian data, (3) penarikan

kesimpulan. Secara berurutan langkah-langkah tersebut dipaparkan sebagai

berikut.

1. Reduksi data

Pada kegiatan reduksi data, data yang dikumpulkan oleh peneliti diperoleh

dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan yang difokus-

Page 23: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

49

kan dan disederhanakan sesuai dengan kebutuhan untuk memudahkan peneliti da-

lam penarikan kesimpulan. ”Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”

(Sugiyono, 2010: 247). Dengan demikian reduksi data cara yang digunakan untuk

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data yang sesuai dengan

tujuan penelitian.

2. Penyajian data

Kegiatan penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil

reduksi, dengan menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang diperoleh

dari hasil reduksi hingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksud adalah uraian proses

kegiatan pembelajaran, respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sikap siswa

selama proses pembelajaran berlangsung, serta hasil yang diperoleh sebagai akibat

dari pemberian tindakan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono

(2010: 249) menyatakan bahwa dengan menyajikan data maka dapat merancang

kegiatan selanjutnya berdasarkan dari apa yang dipahami oleh peneliti. Dari

kegiatan penyajian data selanjutnya ditafsirkan, dianalisis, dan dievaluasi

sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan merencanakan tindakan

selanjut-nya.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau pengambilan inti dari sajian data dalam bentuk

pertanyaan atau kalimat singkat, padat, dan bermakna. Kegiatan penarikan

kesimpulan mencakup pencarian arti dan makna data serta memberi penjelasan.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan pembelajaran atau persentase

Page 24: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

50

keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran setiap siklus dilakukan dengan

mengukur kemampuan siswa dalam membaca permulaan.

Penilaian aktifitas guru dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Nilai Aktifitas Guru: 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠x 100%

Sedangkan untuk penilaian aktifitas siswa digunakan rumus sebagai berikut.

Nilai akhir: Total nilai yang diperoleh

nilai maksx 100

Berdasarkan hasil dari analisis data dapat digunakan oleh peneliti untuk

menentukan keberhasilan dari pemberian tindakan. Apabila hasil dari analisis data

diperoleh data bahwa pemberian tindakan yang dilakukan oleh peneliti belum

berhasil maka hasil analisis tersebut dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan

tindakan selanjutnya. Sehingga peneliti dapat mengetahui hal-hal yang perlu

diperbaiki dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya. Untuk mengetahui

keberhasilan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, peneliti

menggunakan stibur ketuntasan sebagai berikut.

a. Ketuntasan individual

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran bahasa

Indonesiakelas I SD Negeri Landungsari II Malang, sebesar 75. Sehingga

tindakan peneliti setelah melaksanakan pembelajaran mata pelajaran matematika

dengan materi membaca permulaan dapat dikatakan berhasil apabila hasil belajar

siswa mendapatkan nilai minimal 75 atau lebih dari 75. Nilai akhir siswa

diperoleh dari nilai lembar kerja kelompok, nilai tes akhir, dan nilai

afektif.Pencarian nilai akhir siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

NA =

𝑁.𝐿𝐾𝐾 + 𝑁.𝑇𝐴 + 𝑁.𝐴

3

Page 25: BAB III METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/53994/46/BAB III.pdf · membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf. c) Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama kegitan

51

Keterangan:

NA : Nilai Akhir Siswa

N.LKK : Nilai Lembar kerja kelompok

N.TA : Nilai Tes Akhir

N.A : Nilai Afektif

b. Ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal dikatakan tuntas jika siswa dalam satu kelas

mendapat nilai minimal 75 atau lebih dari 75 sebesar 85%. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat dari Triono (2010: 241) menyatakan keberhasilan klasikal

dikatakan ber-hasil apabila nilai siswa secara klasikal memenuhi standar yang

ditentukan yaitu sebesar ≥85%.Rumus perhitungan persentase ketuntasan belajar

klasikal sebagai berikut.

Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah menganalisis data

adalah evaluasi. Pada tahap evaluasi, peneiti mengevaluasi dari data yang sudah

diperoleh untuk mengetahui perkembangan penelitian yang telah

dilakukan.Setelah tahap evaluasi, peneiti melakukan refleksi terhadap data yang

diperoleh dari tahap evaluasi. Hal yang dilakukan pada tahap refleksi adalah

memperbaiki kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran untuk

dilaksanakan pada tindakan selanjutnya.

Ketuntasan belajar klasikal = ∑𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

∑𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 x 100%