27
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang (a) Jenis dan Pendekatan penelitian, (b) Lokasi
dan Waktu, (c) Kehadiran dan peran peneliti, (d) Subyek penelitian, (e) prosedur
(langkah-langkah penelitian), (f) Instrumen penelitian, dan (g) Data dan sumber
data, (h) teknik analisis data. Berikut uraian dari masing-masing bagian tersebut.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai
dengan pendapat Arikunto, (2005:24).yang menyatakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperbaiki mutu praktek pembelajaran di dalam kelas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuanitatif dengan cara
mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sebagaimana terjadi secara alami, melalui
pengumpulan data dengan instrumen kunci peneliti sendiri. Penelitian Tindakan
Kelas ini menggunakan model kolaboratif dengan melakukan kerjasama antara
Kepala Sekolah sebagai pengelola lembaga, guru Kelas I sebagai observer, dan
peneliti sebagai pelaksana tindakan, sehingga penelitian ini dapat terjalin secara
harmonis. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari serangkaian tindakan
yang membentuk suatu siklus sesuai dengan pendapat Kemmis dan Mc Taggart
(dalam Sa’dun, 2009:27). Adapun langkah-langkah (alur) pelaksanaan tindakan
sebagai berikut.
28
Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Penelitian
Bagan di atas merupakan rancangan penelitian yang diadopsi dari Kemmis
dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Sa’dun, 2009:27)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 4 (empat) komponen pokok,
meliputi: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan
(observing), (4) refleksi (reflecting). Berikut uraian dari masing-masing
komponen pokok.
a) Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan
menyusun dan rancangan kegiatan untuk menentukan langkah-langkah
yang akan dilakukan dalam tindakan. Perencanaan tersebut meliputi
pengkajian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD),
penyusunan RPP, dan penetapan target keberhasilan pembelajaran dan
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan /
Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan /
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi
29
memuat instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung.
b) Tindakan (acting)
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap tindakan yaitu
menerapkan rancangan strategi dan rencana pembelajaran. Rancangan
tindakan menjelaskan langkah demi langkah kegiatan yang harus
dilakukan guru dan siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang
membaca permulaan dengan menggunakan media kartu huruf.
c) Pengamatan (observing)
Pengamatan dilakukan selama kegitan pembelajaran berlangsung.
Pada tahap ini, peneliti dan pengamat (observer) melakukan pengamatan
dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung.
d) Refleksi (reflecting)
Tahap refleksi berfungsi untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan data yang terkumpul,
kemudian dilakukan evaluasi yang berguna untuk menentukan target
keberhasilan dalam pembelajaran dan menyempurnakan tindakan
berikutnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat
dipecahkan secara optimal. Tahap-tahap tersebut berlaku untuk siklus
berikutnya.
30
B. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini lokasi di SD Negeri Landungsari II Malang.Waktu
penelitian adalah pada bulan Februari 2019, adapun penelitian dilaksanakan
selama 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dan tiap-tiap
pertemuan selama 2 X 35 menit. Dalam pengamatan, peneliti dibantu oleh
seorang pengamat (observer) yaitu guru wali kelas I yang membantu mencatat
semua hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
C. Kehadiran peneliti
Peneliti melakukan observasi awal dengan cara mengamati dengan cermat
terhadap objek penelitian. Untuk memperoleh data tentang penelti ini, maka
peneliti terjun langsung ke lapangan. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini
berperan sebagai instrumen kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan
subjek dalam waktu penelitian yang sudah ditentukan. Sebelum peneliti hadir di
lapangan peneliti memperoleh ijin terlebih dahulu dari pihak-pihak atau instansi-
intansi terkait yang bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Peneliti hadir sebagai pewawancara atau pengumpul data tanpa mempengaruhi
kehidupan subjek.
D. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa Kelas I SD Negeri
Landungsari II Malang yang berjumlah 13 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-
laki dan 5 siswa perempuan. Alasan pemilihan kelas I sebagai subjek penelitian
31
karena pada pembelajaran materi membaca permulaan terdapat permasalahan
yang perlu diteliti dan dicarikan solusi pemecahannya.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan skripsi dalam bentuk penelitian tindakan (PTK) ini
mengacu pada model siklus yang dikembangkan oleh Kemis dan Taggart (dalam
Sa’dun, 2009:27). Berikut diuraikan langkah-langkah yang digunakan dalam
penelitian.
1. Siklus I
a. Pertemuan I
1) Perencanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaa siklus I pertemuan
I dengan menyusun rencana pembelajaran dengan materi membaca permulaan
dengan menggunakan media kartu huruf. Berikut langkah-langkah dari
perencanaan siklus I pertemuan I, yaitu: (1) merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran, (2) merancang RPP membaca permulaan dengan media kartu huruf,
(3) menyiapkan media pembelajaran, (4) menyiapkan lembar observasi guru dan
siswa, (5) menyusun lembar kerja kelompok, (6) membuat tes akhir, (7) serta
merancang pedoman wawancara guru dan siswa.
2) Pelaksanaan tindakan
Siklus I pertemuan I dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Selama kegiatan berlangsung peneliti di-dampingi oleh
seorang pengamat yaitu guru wali kelas I yang mengamati selama proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar pengamatan. Kegiatan awal
32
meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, penyampaian materi, dan penyampaian
tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti meliputi (1) pengamatan dan tanya jawab antara siswa
dengan guru tentang membaca permulaan, yaitu terkait huruf vokal dan konsonan.
(2) Selanjutnya siswa disuruh mengambil kartu huruf berwarna yang telah
disediakan guru secara acak sesuai dengan perintah guru. (3) Siswa disuruh
mengambil kartu huruf konsonan , vokal, konsonan, vokal hingga tersusun kata
berpola KV-KV. (4) Anak diminta untuk menunjuk huruf sesuai perintah guru. (5)
Siswa diminta membaca kata yang berbentuk demikian berulang-ulang untuk
melatih kemampuan dan memperkaya kosa kata pada anak. (6) Pada tindakan
selanjutnya disiapkan kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca siswa, sehingga
lebih menantang dan lebih membutuhkan perhatian dari siswa dan akhirnya
disiapkan pula kalimat-kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca siswa
tanpa bantuan alat peraga kartu huruf berwarna. (7) Kegiatan pada langkah kedua
pada prinsipnya sama dengan langkah pertama hanya materi kosakata yang
menjadi bahan belajar lebih rumit itu dimaksudkan untuk mmperkaya kosakata
serta meningkatkan keterlatihan siswa dan pada akhirnnya menuju kalimat-
kalimat sederhana dengan pola kalimat S-P-O.
Kegiatan akhir meliputi penyimpulan materi kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan, refleksi pembelajaran, tindak lanjut, doa, dan salam.
3) Observasi
Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh informasi yang
mendalam tentang proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir tindakan.
Data observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
33
dari tindakan yang dilaksanakan dan selan-jutnya digunakan sebagai acuan untuk
tindakan berikutnya. Pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti
mencatat apa yang sedang terjadi. Peneliti juga membuat catatan dalam lembar
observasi. Observasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan perlu tidaknya
merancang pembelajaran berikutnya. Objek yang diamati meliputi aktivitas guru
dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf,
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
media kartu huruf, data hasil belajar pada materi membaca permulaan melalui
media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas I, dan data
hasil catatan lapangan.
b. Pertemuan II
1) Perencanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaa siklus I pertemuan
2 dengan menyusun rencana pembelajaran dengan materi membaca permulaan
dengan menggunakan media kartu huruf. Berikut langkah-langkah dari
perencanaan siklus I pertemuan 2, yaitu: (1) merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran, (2) merancang RPP membaca permulaan dengan media kartu huruf,
(3) menyiapkan media pembelajaran, (4) menyiapkan lembar observasi guru dan
siswa, (5) menyusun lembar kerja kelompok, (6) membuat tes akhir, (7) serta
merancang pedoman wawancara guru dan siswa.
2) Pelaksanaan tindakan
Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Selama kegiatan berlangsung peneliti didampingi oleh
seorang pengamat yaitu guru wali kelas I yang mengamati selama proses
34
pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar pengamatan. Kegiatan awal
meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, penyampaian materi, dan penyampaian
tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti meliputi (1) pengamatan dan tanya jawab antara siswa
dengan guru tentang membaca permulaan, yaitu terkait huruf vokal dan konsonan.
(2) Selanjutnya siswa disuruh mengambil kartu huruf berwarna yang telah
disediakan guru secara acak sesuai dengan perintah guru. (3) Siswa disuruh
mengambil kartu huruf konsonan , vokal, konsonan, vokal hingga tersusun kata
berpola KV-KV. (4) siswa diminta untuk menunjuk huruf sesuai perintah guru.
(5) Siswa diminta membaca kata yang berbentuk demikian berulang-ulang untuk
melatih kemampuan dan memperkaya kosa kata pada anak. (6) Guru menyiapkan
kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca siswa, sehingga lebih menantang dan
lebih membutuhkan perhatian dari siswa dan akhirnya disiapkan pula kalimat-
kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca siswa tanpa bantuan alat
peraga kartu huruf berwarna. (7) Kegiatan pada langkah kedua pada prinsipnya
sama dengan langkah pertama hanya materi kosakata yang menjadi bahan belajar
lebih rumit itu dimaksudkan untuk mmperkaya kosakata serta meningkatkan
keterlatihan siswa dan pada akhirnnya menuju kalimat-kalimat sederhana dengan
pola kalimat S-P-O.
Kegiatan akhir meliputi penyimpulan materi kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan, refleksi pembelajaran, tindak lanjut, doa, dan salam.
3) Observasi
Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh informasi yang
mendalam tentang proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir tindakan.
35
Data observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
dari tindakan yang dilaksanakan dan selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
tindakan berikutnya. Pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti
mencatat apa yang sedang terjadi. Peneliti juga membuat catatan dalam lembar
observasi. Observasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan perlu tidaknya
merancang pembelajaran berikutnya. Objek yang diamati meliputi aktivitas guru
dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf,
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
media kartu huruf, data hasil belajar pada materi membaca permulaan melalui
media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas I, dan data
hasil catatan lapangan.
c. Refleksi Siklus I
Refleksi dilakukan dengan mengkaji hasil siklus I yang dimulai dengan
mereduksi, memaknai, menjelaskan, dan disimpulkan sebagai bahan perencanaan
pada siklus II. Kelemahan atau kekurangan yang nampak pada siklus I akan
diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.
2. Siklus II
a. Pertemuan I
1) Perencanaan tindakan
Hal-hal yang dipersiapkan pada siklus II pertemuan I sebagai berikut. (1)
merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran, (2) merancang RPP membaca
permulaan dengan media kartu huruf, (3) menyiapkan media pembelajaran, (4)
menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, (5) menyusun lembar kerja
36
kelompok, (6) membuat tes akhir, (7) serta merancang pedoman wawancara guru
dan siswa.
2) Pelaksanaan tindakan
Siklus II pertemuan I dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Selama kegiatan berlangsung peneliti di-dampingi oleh
seorang pengamat yaitu guru wali kelas I yang meng-amati selama proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar pengamatan. Kegiatan awal
meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, penyampaian materi, dan penyampaian
tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti meliputi (1) pengamatan dan tanya jawab antara siswa
dengan guru tentang membaca permulaan, yaitu terkait huruf vokal dan konsonan.
(1) Siswa diminta membaca kata yang berbentuk demikian berulang-ulang untuk
melatih kemampuan dan memperkaya kosa kata pada anak. (2) Guru menyiapkan
kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca siswa, sehingga lebih menantang dan
lebih membutuhkan perhatian dari siswa dan akhirnya disiapkan pula kalimat-
kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca siswa tanpa bantuan alat
peraga kartu huruf berwarna. (3) Kegiatan pada langkah kedua pada prinsipnya
sama dengan langkah pertama hanya materi kosakata yang menjadi bahan belajar
lebih rumit itu dimaksudkan untuk mmperkaya kosakata serta meningkatkan
keterlatihan siswa dan pada akhirnnya menuju kalimat-kalimat sederhana dengan
pola kalimat S-P-O.
Kegiatan akhir meliputi penyimpulan materi kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan, refleksi pembelajaran, tindak lanjut, doa, dan salam.
37
3) Observasi
Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh informasi yang
mendalam tentang proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir tindakan.
Data observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
dari tindakan yang dilaksanakan dan selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
tindakan berikutnya. Pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti
mencatat apa yang sedang terjadi. Peneliti juga membuat catatan dalam lembar
observasi. Observasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan perlu tidaknya
merancang pembelajaran berikutnya. Objek yang diamati meliputi aktivitas guru
dalam melaksanakan pembelajaran dengan mengguna-kan media kartu huruf,
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
media kartu huruf, data hasil belajar pada materi membaca permulaan melalui
media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas I format
terlampir, dan data hasil catatan lapangan.
b. Pertemuan II
1) Perencanaan tindakan
Hal-hal yang dipersiapkan pada siklus II pertemuan 2 sebagai berikut. (1)
merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran, (2) merancang RPP membaca
permulaan dengan media kartu huruf, (3) menyiapkan media pembelajaran, (4)
menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, (5) menyusun lembar kerja
kelompok, (6) membuat tes akhir, (7) serta merancang pedoman wawancara guru
dan siswa.
38
2) Pelaksanaan tindakan
Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Selama kegiatan berlangsung peneliti didampingi oleh
seorang pengamat yaitu guru wali kelas I yang mengamati selama proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar pengamatan. Kegiatan awal
meliputi salam, doa, presensi, apersepsi, penyampaian materi, dan penyampaian
tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti meliputi (1) pengamatan dan tanya jawab antara siswa
dengan guru tentang membaca permulaan, yaitu terkait huruf vokal dan konsonan.
(1) Siswa diminta membaca kata yang berbentuk demikian berulang-ulang untuk
melatih kemampuan dan memperkaya kosa kata pada anak. (2) Guru menyiapkan
kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca siswa, sehingga lebih menantang dan
lebih membutuhkan perhatian dari siswa dan akhirnya disiapkan pula kalimat-
kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca siswa tanpa bantuan alat
peraga kartu huruf berwarna. (3) Kegiatan pada langkah kedua pada prinsipnya
sama dengan langkah pertama hanya materi kosakata yang menjadi bahan belajar
lebih rumit itu dimaksudkan untuk mmperkaya kosakata serta meningkatkan
keterlatihan siswa dan pada akhirnnya menuju kalimat-kalimat sederhana dengan
pola kalimat S-P-O.
Kegiatan akhir meliputi penyimpulan materi kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan, refleksi pembelajaran, tindak lanjut, doa, dan salam.
3) Observasi
Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh informasi yang
mendalam tentang proses pembelajaran mulai dari awal hingga akhir tindakan.
39
Data observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
dari tindakan yang dilaksanakan dan selan-jutnya digunakan sebagai acuan untuk
tindakan berikutnya. Pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti
mencatat apa yang sedang terjadi. Peneliti juga membuat catatan dalam lembar
observasi. Observasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan perlu tidaknya
merancang pembelajaran berikutnya. Objek yang diamati meliputi aktivitas guru
dalam melaksanakan pembelajaran dengan mengguna-kan media kartu huruf,
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
media kartu huruf, data hasil belajar pada materi membaca permulaan melalui
media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas I format
terlampir, dan data hasil catatan lapangan.
c. Refleksi Siklus II
Refleksi dilakukan dengan mengkaji hasil siklus II yang dimulai dengan
mereduksi, memaknai, menjelaskan, dan disimpulkan. Ha-sil pembelajaran siklus
II jika belum mencapai standar yang telah ditentukan maka dicari faktor penyebab
kegagalan tersebut, kemudian dilanjutkan pada siklus berikutnya. Jika
pembelajaran sudah mencapai target yang ditentukan, maka akan dilanjutkan
pada materi berikutnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: data hasil belajar bahasa
Indonesia pada materi membaca permulaanmelaluimedia kartu huruf, data hasil
observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan media
kartu huruf, data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran
40
dengan menggunakan media kartu huruf, data hasil wawancara dengan guru dan
siswa kelas I, serta data hasil catatan lapangan. Dalam penelitian ini yang
dijadikan sebagai sumber data adalah peneliti dan siswa kelas I di SD Negeri
Landungsari II Malang tahun pelajaran 2018/2019. Adapun pengumpulan data
yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Teknik tes
Teknik tes berfungsi untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses
pembelajaran. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Wiyono (2007:48)
menyatakan teknik tes merupakan alat ukur dalam sebuah evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa. Berdasarkan pendapat di atas,
maka menurut peneliti teknik tes cara yang digunakan peneliti untuk mengetahui
kemampuan dan hasil belajar yang telah dicapai siswa selama proses
pembelajaran.
Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data hasil
penelitian dengan menggunakan lembar kerja kelompok dan tes akhir dengan
materi membaca permulan. Soal tersebut diberikan kepada siswa Kelas I ketika
selesai pemberian tindakan pada setiap siklus. Hasil tes ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman dan keberhasilan siswa tentang materi
memahami huruf, rangkaian huruf, dan kalimat, dengan menggunakan media
kartu huruf. Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data berupa instrument
penilaian kognitif dan afektif. Kedua instrument tersebut digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa tentang materi membaca permulaan yang
telah di ajarkan oleh guru. Lembar instrument penilaian terlampir.
41
2. Teknik observasi
Teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati kejadian yang
terjadi di lapangan secara langsung. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat
Riduwan (2004:104) menyatakan teknik observasi merupakan teknik
pengumpulan data, di mana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan
pendapat di atas, maka menurut peneliti teknik observasi cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data, di mana peneliti melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian.
Cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulan data melalui
pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat
berupa instrument observasi aktivitas siswa dan guru kelas I serta diperkuat
dengan menggunakan catatan lapangan. Adapun format observasi aktifitas guru
tampak pada tabel berikut.
Tabel 3.1. Format observasi aktifitas guru
No. Aspek yang Diamati Skor
YA TIDAK
KEGIATAN AWAL
1 Guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, dan presensi.
2 Guru melakukan kegiatan apersepsi.
3 Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa dengan
jelas, lancar, dan penuh percaya diri.
4 Guru menyampaikan informasi tujuan pembelajaran kepada
42
siswa dengan jelas, lancar, dan penuh percaya diri.
KEGIATAN INTI
5 Guru menyiapkan media kartu huruf
6 Guru meminta siswa untuk mengambil kartu huruf berwarna
yang telah disediakan guru secara acak sesuai dengan perintah
guru
7 Guru meminta siswa untuk mengambil kartu huruf konsonan ,
vokal, konsonan, vokal hingga tersusun kata berpola KV-KV
8 Guru meminta siswa untuk menunjuk huruf sesuai perintah
guru.
9 Guru meminta siswa untuk membaca kata yang berbentuk
demikian berulang-ulang untuk melatih kemampuan dan
memperkaya kosa kata pada anak.
10 Guru menyiapkan kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca
siswa, sehingga lebih menantang dan lebih membutuhkan
perhatian dari siswa
KEGIATAN AKHIR
11 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
12 Guru melakukan refleksi pembelajaran.
13 Guru memberi tes akhir.
14 Guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.
Jumlah skor
Skor Maks
43
Persentase Nilai Rata-rata
Kriteria Keberhasilan tindakan
Kriteria ketuntasan atau keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut.
85% < P ≤ 100% = Sangat Baik (A)
70% < P ≤ 84% = Baik (B)
55% < P ≤ 69% = Cukup (C)
40% < P ≤ 54% = Kurang Baik (D)
0% < P ≤ 39% = Sangat Kurang Baik (E)
Sedangkan format observasi aktifitas siswa tampak pada table 3.2 di bawah
ini.
Tabel 3.2. format Observasi Aktifitas Siswa
No. Aspek yang Diamati
Skor
YA TIDAK
KEGIATAN AWAL
1 Guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, dan
presensi.
2 Guru melakukan kegiatan apersepsi.
3 Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa dengan
jelas, lancar, dan penuh percaya diri.
Nilai rata-rata:𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠x 100%
44
No. Aspek yang Diamati
Skor
YA TIDAK
4 Guru menyampaikan informasi tujuan pembelajaran kepada
siswa dengan jelas, lancar, dan penuh percaya diri.
KEGIATAN INTI
5 Siswa mengambil kartu huruf berwarna yang telah
disediakan guru secara acak sesuai dengan perintah guru
6 Siswa mengambil kartu huruf konsonan , vokal, konsonan,
vokal hingga tersusun kata berpola KV-KV, dengan tepat
7 Siswa mampu menunjuk huruf sesuai perintah guru.
8 Siswa membaca kata yang berbentuk demikian berulang-
ulang, dengan benar
9 Siswa mampu membaca kosa kata yang lebih rumit dan
kalimat-kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca
siswa tanpa bantuan alat peraga kartu huruf berwarna.
KEGIATAN AKHIR
10 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
11 Guru melakukan refleksi pembelajaran.
12 Guru memberi tes akhir.
13 Guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.
Jumlah skor
Skor Maks
Persentase Nilai Rata-rata
45
No. Aspek yang Diamati
Skor
YA TIDAK
Kriteria Keberhasilan tindakan
Kriteria ketuntasan atau keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut.
85% < P ≤ 100% = Sangat Baik (A)
70% < P ≤ 84% = Baik (B)
55% < P ≤ 69% = Cukup (C)
40% < P ≤ 54% = Kurang Baik (D)
0% < P ≤ 39% = Sangat Kurang Baik (E)
Catatan lapangan yang digunakan peneliti berisi data dan informasi yang
terjadi di lapangan.Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Wiraatmadja
(2006:125) menyatakan catatan lapangan merupakan sum-ber informasi yang
sangat penting yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan
pengamatan atau observasi. Berdasarkan pendapat di atas, maka menurut peneliti
catatan lapangan yang digunakan peneliti berisi sumber informasi yang sangat
penting yang dibuat oleh peneliti yang sedang melakukan observasi.
Catatan lapangan yang dibuat merupakan catatan peneliti selama
pelaksanaan pembelajaran mulai dari aspek suasana kelas, pengelolaan kelas,
pembelajaran di kelas, hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa
Nilai rata-rata:𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠x 100%
46
dengan siswa. Melalui teknik observasi ini peneliti dapat mengamati,
mendeskripsikan, dan mengevaluasi sasaran penelitian secara tepat pada siklus
berikutnya.Lembar ins-trument observasi dan instrument catatan lapangan
terlampir.
3. Teknik wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan antara orang per orang. Hal ini
sesuai dengan pendapat Ulfatin (2013:157) menyatakan wawancara dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek (informan) untuk
mendapatkan informasi sebagai data penelitian. Berdasarkan pendapat di atas,
maka menurut peneliti wawancara dalam penelitian ini dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan kepada informan untuk mendapatkan informasi sebagai
data penelitian.
Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data melalui
wawancara dengan siswa dan guru kelas I SD Negeri Landungsari II Malang
dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pengajuan pertanyaan
secara lisan kepada informan untuk tujuan penelitian. Pernyataan tersebut sesuai
dengan pendapat Sutopo (2008:72) menyatakan bahwa:
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di
47
mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatif lama.
Berdasarkan pendapat di atas, maka menurut peneliti wawancara
mendalam digunakan untuk memperoleh keterangan dengan cara pengajuan
pertanyaan secara lisan dari pewawancara kepada informan untuk tujuan
penelitian. Tujuan dari wawancara pada penelitan ini agar dapat mengumpulkan
data mengenai penerapan media kartu hurufdi kelas I SD Negeri Landungsari II
Malang. Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data, yaitu pedoman
wawancara siswa dan guru kelas I SD Negeri Landungsari II Malang. Lembar
pedoman wawancara terlampir.
4. Teknik dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan seperti foto
persiklus dalam proses pembelajaran. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat
Sutopo (2008: 74) menyatakan teknik dokumentasi adalah kegiatan berupa
pengumpulan bukti yang terkait dengan penelitian.Berdasarkan pendapat di atas,
maka menurut peneliti teknik dokumentasi berupa kegiatan yang berfungsi
sebagai alat untuk mengumpulkan bukti yang terkait dengan penelitian seperti
foto persiklus. Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
dengan memoter peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan kamera digital. Lembar dokumentasi terlampir.
48
G. Data dan Sumber Data
Data pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data hadil dan data
proses. “Data adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta atau angka”
Arikunto (dalam Aprilia 2013: 42). Data hasil yaitu berupa angka atau bilangan,
data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa nilai yang diperoleh siswa
dari pembelajaran matematika . Sedangkan data proses yaitu data berbentuk
bukan bilangan, data proses diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan
lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa serta catatan lapangan.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri
Landungsari II Malang dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa.
H. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Analisis ini
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas I pada
materi membaca permulaan. Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini sesuai dengan pendapatSugiyono (2010: 247) menyatakn langkah-
langkah analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terja-di secara bersamaan,
meliputi: (1) reduksi data, (2) pengajuan penyajian data, (3) penarikan
kesimpulan. Secara berurutan langkah-langkah tersebut dipaparkan sebagai
berikut.
1. Reduksi data
Pada kegiatan reduksi data, data yang dikumpulkan oleh peneliti diperoleh
dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan yang difokus-
49
kan dan disederhanakan sesuai dengan kebutuhan untuk memudahkan peneliti da-
lam penarikan kesimpulan. ”Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”
(Sugiyono, 2010: 247). Dengan demikian reduksi data cara yang digunakan untuk
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data yang sesuai dengan
tujuan penelitian.
2. Penyajian data
Kegiatan penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil
reduksi, dengan menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang diperoleh
dari hasil reduksi hingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksud adalah uraian proses
kegiatan pembelajaran, respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sikap siswa
selama proses pembelajaran berlangsung, serta hasil yang diperoleh sebagai akibat
dari pemberian tindakan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono
(2010: 249) menyatakan bahwa dengan menyajikan data maka dapat merancang
kegiatan selanjutnya berdasarkan dari apa yang dipahami oleh peneliti. Dari
kegiatan penyajian data selanjutnya ditafsirkan, dianalisis, dan dievaluasi
sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan merencanakan tindakan
selanjut-nya.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan atau pengambilan inti dari sajian data dalam bentuk
pertanyaan atau kalimat singkat, padat, dan bermakna. Kegiatan penarikan
kesimpulan mencakup pencarian arti dan makna data serta memberi penjelasan.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan pembelajaran atau persentase
50
keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran setiap siklus dilakukan dengan
mengukur kemampuan siswa dalam membaca permulaan.
Penilaian aktifitas guru dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Nilai Aktifitas Guru: 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠x 100%
Sedangkan untuk penilaian aktifitas siswa digunakan rumus sebagai berikut.
Nilai akhir: Total nilai yang diperoleh
nilai maksx 100
Berdasarkan hasil dari analisis data dapat digunakan oleh peneliti untuk
menentukan keberhasilan dari pemberian tindakan. Apabila hasil dari analisis data
diperoleh data bahwa pemberian tindakan yang dilakukan oleh peneliti belum
berhasil maka hasil analisis tersebut dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan
tindakan selanjutnya. Sehingga peneliti dapat mengetahui hal-hal yang perlu
diperbaiki dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya. Untuk mengetahui
keberhasilan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, peneliti
menggunakan stibur ketuntasan sebagai berikut.
a. Ketuntasan individual
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran bahasa
Indonesiakelas I SD Negeri Landungsari II Malang, sebesar 75. Sehingga
tindakan peneliti setelah melaksanakan pembelajaran mata pelajaran matematika
dengan materi membaca permulaan dapat dikatakan berhasil apabila hasil belajar
siswa mendapatkan nilai minimal 75 atau lebih dari 75. Nilai akhir siswa
diperoleh dari nilai lembar kerja kelompok, nilai tes akhir, dan nilai
afektif.Pencarian nilai akhir siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut.
NA =
𝑁.𝐿𝐾𝐾 + 𝑁.𝑇𝐴 + 𝑁.𝐴
3
51
Keterangan:
NA : Nilai Akhir Siswa
N.LKK : Nilai Lembar kerja kelompok
N.TA : Nilai Tes Akhir
N.A : Nilai Afektif
b. Ketuntasan klasikal
Ketuntasan klasikal dikatakan tuntas jika siswa dalam satu kelas
mendapat nilai minimal 75 atau lebih dari 75 sebesar 85%. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat dari Triono (2010: 241) menyatakan keberhasilan klasikal
dikatakan ber-hasil apabila nilai siswa secara klasikal memenuhi standar yang
ditentukan yaitu sebesar ≥85%.Rumus perhitungan persentase ketuntasan belajar
klasikal sebagai berikut.
Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah menganalisis data
adalah evaluasi. Pada tahap evaluasi, peneiti mengevaluasi dari data yang sudah
diperoleh untuk mengetahui perkembangan penelitian yang telah
dilakukan.Setelah tahap evaluasi, peneiti melakukan refleksi terhadap data yang
diperoleh dari tahap evaluasi. Hal yang dilakukan pada tahap refleksi adalah
memperbaiki kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran untuk
dilaksanakan pada tindakan selanjutnya.
Ketuntasan belajar klasikal = ∑𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
∑𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 x 100%