bab iii metode penciptaanrepository.upi.edu/46682/4/s_srp_1503702_chapter3.pdf · c. produksi 1....
TRANSCRIPT
59
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENCIPTAAN
A. Bagan Proses Kreatif
Karya cerita bergambar Mimpi Nirbita dibuat melalui berbagai tahapan
proses kreatif. Untuk mempermudah pemahaman proses yang dilakukan, penulis
membuat skema proses berkarya sebagai berikut
Bagan 3.1 Bagan Proses Desain
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019)
Masalah
Analisis
Sintesis
Evaluasi
Solusi Proses Berkarya
Model tiruan (Dummy)
Uji Coba Terbatas (Segmentatif)
Proses Cetak
Ujian Sidang
Internet
Studi
pustaka &
Observasi
lapangan
60
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Pra Produksi
1. Masalah
Manusia secara alami mempunyai tahap-tahap perkembangan baik fisik,
sosial, dan mental. Proses pembentukannya tentu sudah berlangsung sejak sangat
dini, khususnya perkembangan sangat pesat terjadi pada masa kanak-kanak. Salah
satu aspek yang sangat penting adalah pembentukan karakter sejak dini. Namun,
banyak pula orang tua yang menyepelekannya dan beranggapan bahwa karakter
bisa dibentuk dengan sendirinya, tanpa ada perhatian khusus. Orang tua justru
berlomba-lomba menekankan keberhasilan nilai akademik dibanding nilai moral.
Padahal yang terpenting dari tujuan pendidikan adalah bagaimana membentuk
anak agar senang dan termotivasi untuk belajar. Karena kesenangan seseorang
terhadap proses belajar akan terbawa sampai usia tua.
Faktanya, memang tidaklah mudah untuk mengubah pola pikir orang tua
dan pendidik. Penulis sebagai pelaku di bidang akademis mempunyai keinginan
untuk menyumbang pemikiran, bagaimana menyalurkan pesan pendidikan
karakter melalui media yang menyenangkan. Dari survei lapangan terlihat bahwa
memang sudah banyak cerita bergambar yang menanamkan pendidikan karaker,
namun banyaknya mengangkat tema tentang keseharian, penulis belum banyak
menemukan yang bertema alam bawah sadar seperti petualangan di alam mimpi.
Hal ini menjadi kesempatan penulis untuk menggali lebih dalam ide yang masih
jarang ditemukan pada cerita bergambar.
2. Analisis
Analisis merupakan tahap pencarian informasi dan pengumpulan data,
guna membantu pemecahan masalah. Data yang penulis kumpulkan melalui
berbagai sumber yakni, obervasi lapangan, kepustakaan dan sumber internet.
Langkah pertama yang dilakukan adalah observasi lapangan. Penulis
melakukan kunjungan ke toko buku. Fakta baik terlihat bahwa cerita bergambar
banyak yang berfokus pada pendidikan karakter anak, walaupun jumlahnya juga
sama banyak dengan cerita bergambar yang menekankan pada kegiatan kogitif
seperti membantu dalam berhitung, maupun persoalan sains dan lainnya. Namun,
61
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
khusus untuk pendidikan karakter, penulis melihat bahwa tema yang diusung
dirasa terbatas. Tema keseharian sangatlah favorit dan mendominasi rak-rak toko
buku. Berbagai jenis series pendidikan karakter dimulai dari sikap bergotong
royong, disiplin, mandiri, dan lain sebagainya sudah tersedia di berbagai toko
buku. Namun penulis belum menemukan tema mimpi yang menyampaikan pesan
moralnya secara implisit dengan segmentasi umur diatas 8 tahun.
Selain berkunjung ke toko buku, observasi lapangan yang juga penulis
lakukan adalah dengan mengikuti workshop atau lokakarya, guna mengetahui
tahap pembuatan cerita bergambar secara tepat. Penulis ikut serta dalam lokakarya
terbatas yang diadakan oleh Room To Read, salah satu organisasi nirlaba asal
California yang berfokus pada pedidikan anak. Lokakarya berlangsung selama 5
hari di Yogyakarta, yakni 7 Juli – 12 Juli 2019. Penulis mempelajari tahap
pembuatan cergam dimulai dari pembuatan karkater, pemilihan warna,
storyboard, storyboard detail, pewarnaan, hingga pembuatan sampul buku
cergam. Lokakarya di fasilitasi oleh dosen yang berfokus pada ilustrasi anak,
illustrator profesional.
Gambar 3.1
Lokakarya Room to Read
(Sumber: Dokuemtasi Penulis)
62
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari segi analisis kepustakaan, penulis mengunjungi berbagai
perpustakaan yang terdapat di kota Bandung. Guna menambah informasi tentang
pendidikan karakter dan pembuatan cerita bergambar. Kemudian, penulis mencari
sumber internet untuk mengakses situs web yang menyediakan laman baca cerita
bergambar secara gratis. Penulis juga mencari ide lewat film dan sosial media.
Semua referensi yang didapat dijadikan sebagai sumber riset dalam mengolah
warna, sudut pandang, dan penokohan agar lebih menarik untuk dibaca anak.
3. Sintesis
Sintesis merupakan tahap lanjutan dari analisis. Di tahap ini penulis
menyusun kembali informasi yang telah didapat sebelumnya, serta memilih
informasi yang akan dilakukan selanjutnya. Penulis mendapatkan beberapa
sumber mengenai pendidikan karakter di segmentasi tertentu, yang kemudian
merujuk pada pemilihan tema narasi cerita. Pada bagian visual, penulis
mengumpulkan beberapa cergam, film, serta ilustrasi yang sejalan dengan gagasan
yang sudah penulis rancang.
4. Evaluasi
Evaluasi menjadi tahap pengambilan keputusan. Setelah berbagai proses
panjang yang telah dilewati pada masa analisis dan sintesis kemudian bisa
disimpulkan beberapa keputusan yakni.
a. Penulis akan membuat cerita bergambar anak dengan genre realistis-fantasi.
Menyisipkan amanat tentang pendidikan karakter, di mana karakter yang
diangkat adalah gotong royong, saling menolong, dan mandiri.
b. Tokoh utamanya adalah seorang anak perempuan berumur 9 tahun, bernama
Nirbita. Terdapat tokoh pembantu lain berupa serangga dan hewan liar.
c. Gaya gambar yang digunakan adalah kartun, karena gaya tersebut paling di
minati oleh anak-anak.
d. Proses pewarnaan dilakukan dengan teknik gambar digital (digital drawing)
e. Segmentasi pembaca adalah diatas 8 tahun. Pemilihan umur ini berdasarkan
tingkat perkembangan moral anak.
f. Buku yang dibuat merupakan buku cetak (bukan e-book)
63
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Produksi
1. Bagan Proses Berkarya
Dalam proses kekaryaan ada tiga tahap yakni, praproduksi, produksi, dan
pascaproduksi.
Bagan 3.2 Bagan Proses Berkarya Cergam Mimpi Nirbita
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019)
2. Persiapan Alat dan Bahan
a. Kertas Gambar A4
Riset/Observasi
Pemilihan Materi
Penulisan Log Line dan Naskah
Storyline
Storyboard dan Storyboard Detail
Proses Digital
Percetakan
Penjilidan
Hasil Karya
Praproduksi
1. Pemindaian
2. Pwarnaan/
Coloring
3. Tata letak/
Layouting
4. Penyisipan
teks/
Lettering
Produksi
PascaProduksi
Dummy
Uji coba
Revisi
64
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penulis menggunakan kertas HVS A4 80 gsm sebagai media membuatan
storyboard dan storyboard detail, dan kemudian hasilnya akan dipindai ke proses
digital. Penulis memilih kertas jenis ini karena kualitas ketebalannya lebih baik
dari kertas HVS A4 70 gsm.
b. Pensil Mekanik
Pensil mekanik digunakan untuk membuat sketsa gambar dan membuat
storyboard. Pensil mekanik dipilih karena dinilai lebih praktis dan memudahkan
dalam proses pembuatan sketsa.
c. Penghapus
Penghapus karet menjadi salah satu perlengkapan tulis yang berguna untuk
menghilangkan noda yang ditinggalkan oleh pensil dan penghapus mekanik yang
berguna untuk menghapus bagian detail dalam pembuatan sketsa.
65
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2
Kertas A4
(Sumber: https://harga.web.id/)
Gambar 3.3
Pensil Mekanik Ukuran 2 mm dan 0.6
mm
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2019)
Gambar 3.4
Penghapus Karet dan Penghapus
Mekanik.
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2019)
d. Laptop
Laptop yang digunakan adalah Toshiba C800D dengan spesifikasi
prosesor AMD E-1 1200 APU, RAM 2 GB (gigabyte), layar 14 inci WXGA HD
Clear SuperView LED Backlight TFT Display (16:9). Laptop digunakan untuk
mengolah gambar, pewarnaan, pemberian teks, dan layouting.
66
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5
Laptop Toshiba
(Sumber: https://www.yangcanggih.com/)
e. Alat Pemindai (Scanner)
Scanner dengan merek Skypix Pocket dengan resolusi mencapai 900 dpi.
Scanner ini digunakan sebagai alat yang digunakan penulis untuk memindahkan
sketsa gambar agar dapat dikerjakan menggunakan software laptop.
Gambar 3.6
Skypix pocket Scanner
(Sumber: https://www.joom.com/)
f. Pen Tablet
67
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pen tablet digunakan sabagai alat menggambar digital. Merek yang
digunakan adalah Wacom Intuos Draw tipe CTL-490 dengan ukuran 152 x 95
mm (6.0 x 3.7 in) dan resolusi 2540 lpi.
Gambar 3. 7
Wacom Intuos Draw CTL-490
(Sumber: http://belanjakomputer.com/)
g. Perangkat Lunak
Untuk proses pewarnaan, penulis menggunakan perangkat lunak (software)
Adobe Photoshop CC. Perangkat lunak editor citra buatan Adobe Systems yang
dikhususkan untuk penyuntingan foto atau gambar dan pembuatan efek. Software
kedua yang digunakan adalah Adobe Indesign CC 2017. Perangkat lunak yang
mempermudah proses layouting dan memasukan teks ke dalam gambar.
68
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.8
Logo Adobe Photoshop CC
(Sumber: https://worldvectorlogo.com)
Gambar 3.9
Logo Adobe Indesign CC 2017
(Sumber: https://worldvectorlogo.com)
3. Tahap Berkarya
a. Ide Naskah
Naskah merupakan sebuah tulisan yang sangat berperan penting sebagai
pondasi untuk memberi informasi, cerita, serta percakapan yang digunakan pada
sebuah cerita bergambar. Langkah awal dalam proses pembuatan naskah adalah
menentukan tema yang akan dikembangkan dalam bentuk alur atau kerangka
cerita. Kerangka cerita ini berfungsi menentukan setiap bagian dari sebuah cerita
seperti awal cerita, puncak cerita, hingga bagian penutup.
Naskah adalah tulisan yang berisi adegan peradegan secara terperinci.
Naskah merupakan langkah awal sebelum memulai storyline. Pengumpulan ide
naskah diambil dari berbagai macam sumber seperti film, buku anak, dan buku
pendidikan karakter. Dalam ide cerita penulis mencari masalah berdasarkan
perkembangan moral anak, yakni disesuaikan dengan perkembangan moral anak
pada usia 8 hingga 14 tahun.
b. Pembuatan Naskah
Sebelum penulis membuat naskah secara secara deskriptif, penulis mencari
sebuah logline dari cerita tersebut. Adapun pengertian logline adalah sebuah
kalimat yang berisi sinopsis dan sebuah pancingan menarik dari sebuah cerita.
69
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian penulis menentukan goals, tokoh, konflik dan konklusi dari cerita
tersebut. Sebelum memulai cerita desriptif penulis juga sudah merencanakan
bentuk visual secara garis besar sebelum melanjutkan ke bagan storyline.
Setelah itu, penulis mulai menuliskan cerita sinopsis dari cerita tersebut. Berikut
adalah sinopsis dari cerita Mimpi Nirbita.
Tabel 3.1 Tabel Sinopsis
Beginning Suatu hari, diceritakan mimpi seorang anak kecil yang bernama
Nirbita. Awal cerita, Nirbita tiba-tiba mengecil dan seperti berada
di semak-semak halaman belakang rumahnya.
Middle Kemudian Nirbita bertemu dengan sekawanan semut yang sedang
bekerja sama membawa makanan menuju ke sarang. Namun
beberapa semut mengalami kesulitan dan semut lainnya membantu.
Nirbita penasaran dengan para semut yang bersemangat sekali
membantu temannya. Akhirnya, Nirbita mendekati mereka dan ikut
membantu. Puncaknya hingga ada Armadillo yang mengganggu
sekawan semut dan nirbita. Nirbita akhrirnya membantu menyerang
Armadillo bersama sekawanan semut. Hingga akhirnya Nirbita
kelelahan dan terbangun.
Ending Saat terbangun, Nirbita mendapati dirinya di bawah pohon rindang,
dan melihat teman-temannya diganggu oleh anak yang lebih besar,
nirbita memberanikan diri membela anak-anak tersebut (Sumber: Dokumentasi Penulisa, 2019)
Setelah mendapatkan sinopsis kemudian diolah menjadi cerita, kemudian
dikembangkan lagi menjadi storyline.
c. Storyline
Storyline bertujuan untuk memetakan alur cerita, percapakan, hingga tata
letak dari semua kejadian agar tidak keluar dari alur cerita. Storyline dibuat
merujuk pada naskah yang telah dibuat sebelumnya. Berikut ini adalah contoh
dari storyline dari halaman 1 sampai 12
Tabel 3.2 Tabel Storyline
Halaman Cerita Ilustrasi
1 dan 2
Pada suatu hari, terlihat seorang anak
yang kebingungan mencari jalan
keluar dari sebuah kebun raksasa.
Ia bernama Nirbita.
Muka Nirbita keluar dari
semak-semak raksasa dan
nampak wajah bingung dan
kaget.
3 dan 4 “Tempat ini seperti kebun di Nampak beberapa tanaman
70
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belakang rumahku”, Nirbita
berbicara dalam hati.
yang ukurannya jauh leih
besar dari Nirbita. Ada talas,
sulur dan rumput liar (wide
shot)
5
Nirbita terus berjalan diatara semak-
semak dan melihat sekawanan
semut.
Nirbita mengintip dari
kejauhan.
6 Semut-semut itu sedang menuju ke
sarang.
Semut sedang baris berbaris
mengangkat makanan mereka
menuju ke sarang. Ada yang
membawa gula, nasi,
serpihan permen, madu,
kedelai.
Catatan:
Jenis semut: semut rangrang
yang berwarna merah.
7 Nirbita berjalan mendekati para
semut.
Berjalan sambil malu-lalu,
mengepalkan tangannya ke
belakang dan jalan
menunduk melewati batu-
batu.
8
Semut-semut kebingungan melihat
Nirbita, tetapi Nirbita berusaha
mendekat.
Beberapa semut terlihat
memandang satu sama lain
dan berwajah penuh tanda
tanya.
9 dan 10
Nirbita berhasil mendekat, tetapi
tunggu! Ia melihat ada semut yang
kesusahan.
Nirbita sudah dalam jarak
yang lumayan dekat dengan
semut.
Beberapa semut terlihat
terjebak di dalam kubangan
air.
11 dan 12
Semut itu dibantu oleh teman-
temannya.
Nirbita juga sangat ingin membantu,
“Bagaimana ya caranya?”.
Terlihat semut bekerjasama
mengeluarkan temannya dari
kubangan.
71
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Proses Studi Karakter
Studi karakter dilakukan agar penggambaran tokoh dalam setiap halaman
bisa konsisten dari bentuk ukuran, warna, detail, dan sebagainya. Karakter utama
dalam cergam Mimpi Nirbita adalah seorang anak berusia 9 tahun bernama
Nirbita. Dalam proses studi karakter proporsi tubuh, wajah, dan pakaian lebih
dimatangkan lagi. Selain itu ada tokoh pendukung seperti Semut dan Armadillo.
Berikut adalah salah satu hasil dari studi karakter.
Gambar 3.10
Karakter Tokoh Nirbita
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019)
e. Proses Pembuatan Storyboard
Ketika sudah memulai tahap pembuatan storyoard, pastikan alur cerita
sudah pasti dan tidak berubah-ubah lagi. Sebelum kita menggambar, pertama,
siapkan kolom-kolom yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran buku. Namun,
dalam skala yang lebih kecil, hal ini berguna sebagai tolak ukur gambar sebelum
di pindahkan ke skala sketsa yang lebih besar. Baru setelah itu kita gambarkan
sketsa kasar yang cukup sebagai gambaran keseluruhan buku. Disisakan pula
ruang yang cukup sebagai tempat menaruh teks.
72
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Pembuatan Storyboard Detail
Proses pembuatan storyboard detail dilakukan setelah seluruh storyboard
selesai dibuat. Storyboard detail adalah langkah sebelum pewarnaan digital, biasa
disebut juga dengan sketsa. Sketsa di sini dibuat sedetail mungkin dan sudah
ditentukan value pewarnaan. Gambar dibuat arsiran detail dan gradasi gelap
terang menggunakan pensil 2B. Hal ini dilakukan agar mempermudah
menentukan konsep gelap terang saat pewarnaan.
Gambar 3.13
Contoh Storyboard Detail
(Sumber: Dokmentasi Penulis, 2019)
Gambar 3.11
Contoh Storyboard
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019)
Gambar 3.12
Contoh Storyboard
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019)
73
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Proses Pewarnaan (Coloring)
Proses pewarnaan dilakukan setelah proses sketsa selesai. Sebelum
memulai, proses yang dilakukan terlebih dahulu adalah pemindaian. Lalu
dilanjutkan pewarnaan menggunakan software digital. Berikut adalah tahap-tahap
pewarnaan digital.
Tabel 3.3
Tabel Proses Pewarnaan digital
No Gambar Deskripsi
1
Pertama, pindahkan hasil
scan ke lembar kerja
photoshop.
Lalu sesuaikan dengan
ukuran lembar kerja
dengan ukuran kertas
yakni 42 cm x 26 cm
(ukuran ini untuk 2
lembar sekaligus karena
tipe gambarnya adalah
spread.
2
Kedua, sketsa tersebut
diwarnai dan pemilihan
warna disesuaikan
dengan konsep yang
telah direncanakan.
3
Tahap ketiga, gambar
dasar mulai diberi
gradasi dan gelap terang.
Pedoman gelap terang
mengikuti yang ada di
sketsa sebelumnya.
74
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Tahap terakhir, yakni
memberi detail pada tiap
bagian-bagiannya.
Memberi efek bayangan
serta pencahayaan.
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2019)
h. Proses Tata Letak dan Desain (Layouting)
Proses layouting dilakukan di software yang berbeda dari proses pewarnaan
digital. Layouting dilakukan di software Adobe Indesign. Software ini memang
dikhususkan untuk proses tata letak sebuah buku. Sebelumnya penulis sudah
memperkirakan space untuk teks pada saat pengerjaan digital coloring. Penulis
menyisakan ruang yang cukup lega untuk menempatkan teks. Pada saat
pengerjaan layouting. penulis hanya tinggal menempatkan gambar di lembar kerja
yang sudah disesuaikan dengan ukuran buku yang sebenarnya.
Tabel 3.4 Tabel Proses Layouting
No Gambar Deskripsi
1
Pertama, penulis
membuka lembar kerja
baru di Adobe Indesign,
kemudian atur lebar dan
panjang buku yang akan
dibuat. Penulis membuat
ukuran 21 cm x 26 cm,
berjumlah 36 halaman.
Jumlah halaman bisa
disesuaikan kembali,
apakah ingin ditambah
atau dikurangi. Penulis
juga menambahkan lebar
bleed, yakni lebar
tambahan di pinggir
halaman guna
mengurangi resiko.
75
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terpotong pada saat
cuting di percetakan.
Lalu, klik tombol create.
2
Setelah itu akan muncul
lembar kerja kosong.
3
Penulis melakukan
eksport gambar ilustrasi
Mimpi Nirbita pada
lembar kerja yang sudah
tersedia. Gambar dibuat
pas sampai ke ujung-
ujung di setiap sisinya.
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2019)
i. Proses Penempatan Teks (Lettering)
Teks diambil dari naskah yang sudah dibuat sebelum pengerjaan storyline.
Teks ditempatkan pada area yang sudah disisakan saat proses pewarnaan digital.
Tabel 3.5 Tabel Proses Lettering
No Gambar Deskripsi
1
Tempatkan teks pada
area gambar yang
sudah tersedia.
Jenis huruf yang
digunakan adalah
Futura Handwritten,
dengan ukuran font
18 pt.
76
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2019)
j. Karya Tiruan (Dummy)
Karya tiruan dibuat untuk berbagai macam kegunaan, seperti melihat
perbedaan warna saat di komputer dan dalam keadaan sudah dicetak, menguji
kualitas kertas, menguji ketepatan ukuran buku. Penulis memilih bahan yang sama
antara karya tiruan dan karya sebenarnya, yakni menggunakan jenis kertas
artpaper 150 gsm. Perbedaannya terletak pada sampul buku. Pada karya tiruan,
penulis menggunakan softcover atau sampul yang sifatnya lunak, sedangkan untuk
karya yang sebenarnya penulis menggunakan hardcover.
h. Uji Coba Segmentatif
Proses uji coba dilakukan guna mempertimbangkan kelayakan buku dan
mengamati respon anak-anak terhadap buku cergam Mimpi Nibrita. Selain itu
juga guna menguji kekuatan kertas, ukuran, dan halaman buku. Uji coba
segmentatif dilakukan pada tanggal 3 November 2019 di SD Al-Azhar 40
Cilegon. Penulis mengambil 10 sampel anak kelas IV yang memiliki kepribadian
beragam, terdiri dari tiga anak laki-laki dan tujuh anak perempuan.
Uji coba diawali dengan memberikan sedikit percakapan tentang mimpi dan
kisah-kisah petualangan yang pernah mereka alami atau amati. Kemudian penulis
mendongengkan cergam Mimpi Nirbita sambil memberikan pertanyaan implisit.
Dari segi sampul buku, semua anak mengerti dengan adegan yang terjadi pada
sampul depan. Namun, ada beberapa anak yang juga sangat tertarik dengan
sampul belakang karena terdapat gambar yang sengaja dibuat terpotong saja. 90%
77
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anak bisa membaca cepat font yang terdapat pada sampul depan dan belakang.
Warna yang digunakan pun disukai oleh mereka.
Kemudian masuk ke dalam isi buku, semua anak bisa membaca font
dibagian kolofon dan ilustrasi sudah bisa dimegerti. Lalu dari segi isi cerita,
semua anak sudah bisa mengerti maksud yang disampaikan penulis dalam satu
kali baca. Namun, untuk pesan moral anak-anak memang harus dipancing dahulu
agar mereka bisa menyampaikan amanat yang terdapat di dalam cerita.
Selanjutnya dari segi keseluruhan isi ilustrasi, hampir semua anak menyukai
ilustrasi yang penulis buat. Mereka mengerti bahwa itu adalah dunia semut yang
dimana tokoh utamanya terlihat sama besar dengan semut. Lingkungan pada latar
belakang sekitar 70% bisa mereka identifikasi. Namun, masih ada beberapa
tanaman yang tidak bisa diketahui namanya, tetapi bisa menyebutkan deskripsi
dari tanaman tersebut karena mereka mengaku sering melihat di lingkungannya.
Warna yang penulis pilih disukai oleh semua anak, terutama warna semut dan
armadillo. Beberapa adegan juga bisa memancing anak untuk menirukan pose,
serta mengubah ekspresi sesuai dengan aksi yang terdapat di dalam buku cergam.
100% anak bisa membaca font di setiap halamannya.
Kualitas kertas yang penulis pilih sudah cukup kuat untuk diperlakukan oleh
10 anak. Buku sudah dibaca berulang kali oleh banyak anak dan masih dalam
kualitas yang baik. 100% anak tidak memiliki masalah dengan jumlah halaman
dan ukuran buku. Anak-anak dapat menyelesaikan seluruh cerita dalam satu kali
baca dan bisa menggenggam buku dengan sangat baik. Seluruh anak tidak
memiliki masalah terkait tokoh Nirbita dan tokoh semut. Namun, hanya sedikit
anak yang mengetahui armadillo, baik dari segi penyebutan nama, kebentukan,
dan deskripsi yang lain.
Dari hasil uji coba tersebut menjadi pertimbangan penulis untuk
menambahkan glosarium di bagian belakang buku, guna memperkenalkan hewan-
hewan yang masih asing oleh anak seperti semut rangrang, dan armadillo, serta
memperbaiki beberapa aspek warna dan menambah detail gambar yang dirasa
masih kurang.
78
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.14
Uji Coba Segmentatif Buku Cerita Bergambar Mimpi Nirbita
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019)
Gambar 3.15
Uji Coba Segmentatif Buku Cerita Bergambar Mimpi Nirbita
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019)
79
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Pasca Produksi
Proses pasca produksi karya banyak dilakukan oleh pihak percetakan.
Percetakan yang penulis pilih adalah Angkas Putra. Berikut 4 tahap pasca
produksi.
1. Setting
Proses setting yakni mengatur format cergam yang sudah penulis buat agar
sesuai dengan mesin percetakan, seperti mengecek ukuran dan jenis kertas,
menentukan jumlah buku dan harga, serta melaukan test print atau menyesuaikan
warna digital dengan outputnya.
2. Percetakan
Proses cetak menggunakan mesin HP Indigo 5500. Jenis kertas yang dipilih
adalah artpaper 150gr untuk bagian isi. Bagian sampul luar menggunakan jenis
hardcover dengan laminasi doff.
Gambar 3.16
Mesin Cetak HP Indigo 5500
(Sumber: https://www.exportersindia.com/foto-trading-company/5500-hp-indigo-digital-press-
885537.htm)
3. Penjilidan
80
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penjilidan adalah proses penyatuan rangkaian kertas secara berurutan ke
dalam bentuk buku. Teknik jilid yang digunakan adalah jahit kawat atau side
stitching, yakni teknik yang menggunakan kawat. Prosesnya dengan melakukan
penjahitan atau staples dari bagi sisi depan hingga tembus ke bagian belakang
buku.
Gambar 3.17
Teknik jilid Side Stiching
(Sumber: http://art-design-glossary.musabi.ac.jp/side-stitch-binding/)
4. Pengemasan Karya.
Pengemasan karya dilakukan secara manual oleh penulis, yakni buku
dilapisi plastik packing ukuran 21,5 x 25 cm. Kemudian, penulis menambahkan
jacket book untuk bagian luar. Hal ini dilakukan agar buku terlindungi dari cairan
dan benturan. Desain jacket book sama dengan sampul luar, namun ada beberapa
bagian yang dilubangi, yakni bagian cover dan blurb.
81
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.18
Desain Jacket Book
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019)
82
Hardanti Putri, 2019 MIMPI NIRBITA (CERITA BERGAMBAR ANAK TENTANG BUNGA TIDUR) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu