bab iii laporan kasus a. pengkajian -...
TRANSCRIPT
27
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan dilakukan pada hari Senin, tanggal 20 Juni
2011 di ruang Lukman RS. Roemani Semarang.
1. Identitas Pasien
Nama : An. M
Umur : 11 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Anak ke : 1 (pertama)
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Pedurungan, Semarang
Tanggal Masuk : 20 Juni 2011 Jam 06.00 WIB
No.Register : 305788
Diagnosa Medis : GEDS
Tanggal Perkajian : 20 Juni 2011, pukul 07.30 WIB
28
Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : ayah
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Saat pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 pukul 08.30
WIB ibu klien mengatakan An. M mengalami diare lebih dari 5x
disertai muntah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan sejak 4 hari yang lalu anak mengalami diare,
dalam sehari An. M bisa BAB cair lebih dari 5x disertai muntah sekitar
3-4x, klien juga panas tetapi sekarang sudah turun. Sebelum dibawa ke
Rumah Sakit, klien dibawa ke Dokter umum, kemudian disarankan
untuk dirawat inap, akhirnya An. M dibawa ke RS. Roemani Semarang
dan dirawat di ruang Lukman.
c. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan An. M pernah menderita diare tetapi tidak disertai
muntah dan panas. Sebelumnya klien cukup diperiksakan ke dokter,
klien sembuh dan tidak perlu dirawat inap.
29
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga klien tidak ada
yang mempunyai riwayat penyakit Gastroentritis atau infeksi usus saat
ini.
e. Riwayat Kehamilan
1) Antenatal : ibu memeriksakan kandungannya ke bidan ±4x,
selama kehamilan tidak ada gangguan dan ibu tidak menderita
penyakit serius. Lama kehamilan 9 bulan 24 hari.
2) Perinatal : An. M lahir spontan BB 2700 kg, panjang 38 cm,
tidak ada cacat bawaan.
3) Postnatal : ASI diberikan 2 hari setelah kelahiran, hari
pertama An. M mendapat susu formula kemudian ASI eksklusif
hingga 6 bulan.
f. Riwayat Tumbuh Kembang dan Imunisasi
Anak berusia 11 bulan, anak sudah mampu mengucapkan kata tetapi
belum membentuk kalimat utuh, anak tampak aktif. Ibu klien
mengatakan anak mulai belajar merangkak pada usia 5,5 bulan,
kemudian belajar berdiri pada usia 8 bulan, saat ini anak mulai dapat
berjalan perlahan.
Menurut ibu klien, An. M sudah mendapatkan imunisasi lengkap
meliputi Hepatitis, Polio, DPT, BCG, dan Campak. Ibu membawa KMS
milik An. M dan menunjukkannya kepada perawat.
30
g. Genogram
Keterangan :
: laki-laki : tinggal serumah
: perempuan : klien
3. Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Persepsi keluarga klien tentang kesehatan baik, keluarga klien
mengetahui kalau anakanya menderita diare dan harus segera
ditangani. Ibu tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan.
Apabila keluarga ada yang sakit diperiksakan di Puskesmas atau
dokter terdekat untuk memperoleh pengobatan. Keluarga kurang
menyadari bahwa kebiasaan hidup bersih dan sehat sangat penting bagi
anak dan keluarga.
b. Pola Nutrisi dan Metebolik
Pola makanan An. M sebelum sakit adalah sehari 3-4 x sesuai dengan
bubur buatan ibunya, kadang-kadang nasi tim, kadang-kadang anak
masih minum ASI dan air putih. Setelah sakit dan dirawat di Rumah
31
Sakit klien mengalami penurunan nafsu makan, walaupun klien tetap
makan 3-4 x sehari dengan porsi setengah dari biasanya dan tetap
minum ASI. Sejak sakit (+ 4 hari yang lalu) klien mengalami
penurunan BB dari 9,6 kg menjadi 9 kg.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit pola buang air besar klien sehari 2 x, warna kuning
kecoklatan, lembek. Tapi setelah/selama sakit sebelum dan selama
dirawat di Rumah Sakit sehari klien BAB lebih dari 5x, warna kuning,
encer cair, tidak ada lendir, tidak ada darah, dan sedikit berbusa.
Klien sebelum sakit sehari 4-7 x, warna warna kuning kejernihan, kira-
kira sekali buang air kecil ½ gelas kecil (100 ml). Setelah sakit dan
selama dirawat buang air kecil 5-7, jumlah lebih sedikit, tidak ada 100
cc seklai BAK.
d. Pola Aktifitas dan Latihan
Klien sebelum sakit beraktivitas dengan aktif, anak suka berlatih
berjalan dengan dituntun ibunya atau keluarga yang lain. Klien biasa
bermain dengan sepupunya dan tidak mudah rewel. Selama sakit klien
lebih banyak tiduran dan lebih sering rewel sehingga sering minta
digendong ibunya.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Ibu klien mengatakan bahwa An. M sebelum sakit dalam sehari tidur ±
10-12 jam. Biasanya pada pagi hari tidur antara jam 10.00 sampai jam
12.00, kemudian siang hari tidur antara jam 13.00 sampai jam 16.00
32
dan mulai tidur malam pada pukul 19.30 hingga pagi pukul 05.30,
biasanya hanya terbangun saat haus, lapar, atau BAK dan ganti popok.
Selama sakit klien lebih rewel dan lebih cepat bangun karena sering
BAB dan susah tidur kembali. Klien kadang tidak mau tidur dan
menangis terus karena perutnya sakit.
f. Pola Persepsi dan Kognitif
Klien masih berusia 11 bulan jadi belum mampu mengungkapkan
secara verbal tentang keluhan yang berhubungan dengan pola persepsi
dan kognitifnya. Anak hanya mempu merengek dan menangis jika
merasakan sesuatu yang kurang nyaman pada dirinya.
g. Pola Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan klien dengan keluarga baik, terutama dengan ibunya klien
sangat dekat. Sebelum sakit, biasanya klien mudah dekat dan
berinteraksi dengan orang lain, klien akrab dengan kakak sepupunya.
Selama sakit anak menjadi lebih rewel dan lebih sering minta
digendong ibunya, anak juga sering menangis jika ada perawat dan
dokter yang datang, klien harus dibujuk terlebih dahulu agar mau
diperiksa.
h. Pola Reproduksi dan Seksual
An. M berjenis kelamin laki-laki, usia 9 bulan dan tidak memiliki
gangguan pada alat reproduksinya.
33
i. Persepsi dan Konsep Diri
Klien belum mampu mengungkapkan persepsi dan konsep diri secara
verbal.
j. Pola Mekanisme Koping
Selama sakit anak menjadi lebih rewel dan lebih sering minta
digendong ibunya. Jika takut pada perawat dan dokter yang
memeriksanya ataupun merasa tidak nyaman klien menangis dan minta
digendong.
k. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya
Keluarga klien beragama Islam, dalam keluarganya tidak ada
kebiasaan atau pola yang bertentangan dengan kesehatan.
4. Pengkajian Fisik
a. Penampilan / keadaan umum : klien tampak lemah
b. Tingkat kesadaran : composmetis
c. Tanda–tanda vital
1) Suhu : 37,8° C
2) Respirasi rate : 36 x /menit
3) Nadi : 132 x/menit
d. Pengukuran Antropometri
1) Berat Badan : 9 kg
2) Tinggi Badan : 75 cm
3) Lingkar lengan atas : 15 cm
4) Lingkar kepala : 49 cm
34
5) Lingkar dada : 49 cm
e. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala : berbentuk simetris, rambut hitam lurus, kulit kepala
bersih, tidak ada massa dan lessi
2) Mata : simetris, tidak ada gangguan penglihatan, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan, konjungtiva anemis, sclera
tidak ikterik, pupil isokhor, ada reflek cahaya.
3) Hidung : bentuk simetris, tidak memakai selang oksigen, ,
tidak ada epistaksis, tidak ada deviasi, bersih, tidak ada sekret,
tidak ada edema dan tidak ada nyeri.
4) Telinga : simetris, tidak ada infeksi, bersih, tidak ada
serumen, dan tidak memakai alat bantu pendengaran.
5) Mulut : simetris, bibir dan membran mukosa kering, tampak anak
sering mengecap=ngecapkan lidahnya
6) Kulit : Kulit klien berwarna putih, turgor jelek, tidak ada lesi,
CRT lebih dari 2 detik.
7) Dada : dada terlihat simetris, tidak ada tarikan diding dada, tidak
ada penggunaan otot bantu pernapasan, dan tidak ada lesi. Taktil
ferrmitus kanan dan kiri simetris. Perkusi paru-paru sonor, jantung
pekak, dan tidak ada bunyi jantung tambahan saat diauskultasi.
8) Abdomen : perut tampak datar, tidak ada pembesaran.
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada hepatomegali. Perkusi suara
35
kembung hiper tymphani (kembung) dan suara bising usus 25 x per
menit.
9) Ekstremitas atas : kedua tangan klien masih bisa digerakkan
secara normal, hanya sedikit lemah, akral hangat, Capillary Refill
Time (CRT) lebih dari 2 detik. Pada lengan kiri klien terpasang
infus 15 tetes per menit dan balutan infuse tampak bersih, tidak ada
bekas darah. Kekuatan otot 4 atau sempurna (mampu mengangkat
tangan kanan dan kiri, menahan gerakan, dan mampu melawan
tahanan).
10) Ekstremitas bawah: tidak terdapat lessi, tidak ada edema, kedua
kaki klien dapat digerakkan secara normal, akral hangat, CRT lebih
dari 2 detik, kekuatan otot 4 (kaki kanan dan kiri)
f. Genital : tidak menggunakan kateter, anus tampak kemerahan.
36
5. Data penunjang
a. Laboratorium
Tanggal : 20 Juni 2011
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Makroskopis Feses
Warna
Konsistensi
Lendir
Darah
Mikroskopis Feses
Telur cacing
Amoeba
Bakteri
Jamur
Lain-lain
Kuning
Cair
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Cokelat
Lembek
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Jam 11.50 WIB
Darah Rutin
Hemoglobin (Hb)
Leukosit
Trombosit
Hematokrit (Ht)
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit
Eritrosit
9,6
9.400
449.000
30,5
0,5
0,6
56,3
7,4
4,19
11,5 – 16 g/dL
4.000 – 11.000/mm3
150.000 – 450.000/mm3
34 – 40 %
0-5 %
0-2 %
22 – 40 %
2 – 8 %
3,87 -5, 39 x 106 x uL
37
b. Diit bubur dan susu cair
c. Terapi
1) Infus : Tridex 15 tetes per menit
2) Injeksi : Kalmoxilin 3 x 200 mg
Ottogenta 2 x 30 mg
3) Per Oral : Zinc Pro 1 x ½ cth (siang hari)
Sanmol syrup 3 x 3/4 cc
L-Bio 2 x ½ sachet
KCl 3 x 125 mg
38
B. Analisa Data
No. Data Fokus Problem Etiologi
1. Data subyektif : Ibu
mengatakan badan anaknya
panas, anak rewel dan sering
minta minum (haus)
Data Obyektif :
- Suhu tubuh = 37,80 C
- Badan An. M teraba
hangat
Hipertermi;
peningkatan
suhu tubuh
Reaksi infeksi
bakteri dalam
saluran cerna
2. Data Subyektif:
Ibu mengatakan anakanya
BAB sehari ± 6x dengan
konsisten encer/cair, anak
rewel
Data obyektif :
- An. M BAB > 5x
dengan konsisten
encer/cair
- Abdomen anak
kembung saat diperkusi
- Anak terlihat lemah,
rewel dan mudah
menangis
- turgor jelek
- mukosa bibir kering
- nadi = 132 x per menit
balance cairan selama 7 jam :
Intake Output
Minum 400 ml BAB 400 ml
Makan bubur 50 ml BAK 200 ml
Defisit volume
cairan
Output berlebih
sekunder akibat
diare, dan muntah
39
Infus 350 ml+ Muntah 200 ml
800 ml IWL 39,37 ml+
839,37 ml
Balance cairan = 800-839,37
= - 39,37 ml
3. Data Subyektif:
Ibu klien mengatakan An. M
mengalami penurunan nafsu
makan, klien makan 3-4 x
sehari hanya habis ½ porsi dari
biasanya, itupun sambil rewel.
Klien muntah 3-4x dalam
sehari.
Data Obyektif:
- An. M mengalami
penurunan BB dari 9,6
kg menjadi 9 kg.
- An. M hanya minum ±
400 cc sejak pagi.
- Klien muntah 4x
Resiko
perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
Intake tidak
adekuat, sekunder
terhadap
penurunan nafsu
makan dan muntah
5. Data Subyektif:
Ibu klien mengatakan kulit
bokong (dekat anus) An. M
kemerahan
Data Obyektif:
- Area sekitar anus An.
M lembab
- Warna kulit sekitar
anus kemerahan
- Tidak ada lecet
Resiko
gangguan
integritas kulit
Iritasi daerah
perianal, sekunder
karena seringnya
defekasi.
40
C. Pathways Kasus
Infeksi Faktor psikologis
Kuman masuk danberkembang dalam
usus
Toksik dalamusus halus
Isi rongga ususmeningkat
Diare
Output berlebih
Perubahannutrisi kurangdari kebutuhan
Dehidrasi
Tubuh kehilangancairan elektrolit
Defisitvolume cairandan elektrolit
Defekasi sering
Kemerahan dan lesi disekitar anus (lecet,
iritasi)
Gangguanintegritas kulit
Peningkatan asamlambung
Mual, muntah,anoreksia
Peningkatanperistaltic usus
Hipersekresi airdan elektrolit
Peningkatan suhutubuh
41
D. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan output meningkat sekunder
akibat diare, muntah
2. Hipertermi; peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi infeksi
di saluran cerna
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake tidak adekuat, sekunder terhadap penurunan nafsu makan dan
muntah.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi daerah perianal,
sekunder karena seringnya defekasi.
E. Intervensi
No.
Dx
Hari /
Tanggal
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1. Senin, 20
Juni 2011
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam,
dapat mempertahankan
keseimbangan cairan
dan elektrolit, dengan
KH :
- Turgor baik
- CRT < 2 detik
- Mukosa lembab
- Tidak pucat
- Balance cairan +
- Kaji tanda – tanda
dehidrasi
- Monitor intake dan
output
- Anjurkan ibu klien
untuk memberikan
minum setelah
BAB, minum yang
bnyak
- Pertahankan cairan
parental dengan
- Untuk mengetahui
tingkat dehidrasi
dan mencegah
syok hipovolenik
- Untuk mengetahui
balance cairan
- Untuk
mengembalikan
cairan yang hilang
- Untuk
mempertahankan
42
pemasangan infuse cairan
2. Senin, 20
Juni 2011
Setelah dilakukan
tindakan selama 2 x 24
jam suhu tubuh klien
mengalamai
penurunan, dengan
kriteria hasil klien:
- tidak mengeluh
badannya panas lagi
- pengukuran suhu
tubuh dengan
termometer, suhu
klien turun menjadi
35,5-37 0 C.
- Anak lebih tenang
dan tidak rewel
- ukur suhu tubuh
klien dan catat
perubahannya,
- berikan kompres
hangat
- Berikan posisi
yang nyaman.
- Anjurkan ibu
untuk memberikan
klien banyak
minum
- anjurkan ibu untuk
memakaikan
pakaian yang
- untuk memonitor
perubahan suhu
pada klien
sehingga dapat
dijadikan dasar
pemberian
tindakan
keperawatan.
- membantu
perpindahan panas
dan meningkatkan
epavorasi untuk
menurunkan suhu
tubuh klien.
- agar klien dapat
beristirahat
- untuk
meningkatkan
intake cairan
sehingga
menurunkan
viskositas cairan
dalam pembuluh
sehingga
membantu
menurunkan suhu.
- Membantu
penyerapan panas
tubuh klien
43
menyerap keringat,
- Pemberian
antipiretik; Sanmol
sirup 3 x ¾ cth
(per oral)
- untuk menurunkan
suhu tubuh klien
(Kolaborasi).
3. Senin, 20
Juni 2011
Setelah dilaksanakan
tindakan keperawatan 2
x 24 jam, nutrisi
terpenuhi dengan KH :
- BB kembali normal
sesuai usia
- Nafsu makan
meningkat
- Tidak muntah lagi
- Timbang BB tiap
hari
- Beri klien makan
sedikit tapi sering
- Anjurkan klien
untuk makan
dalam keadaan
hangat
- Kolaborasi
pemberian obat
anti emetik (anti
mual)
- Untuk mengetahui
terjadinya
penurunan
- Untuk memenuhi
nutrisi
- Keadaan hangat
dapat
meningkatkan
nafsu makan
- Untuk
menghilangkan
mual
4. Senin, 20
Juni 2011
Setelah dilaksanakan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam,
resiko gangguan
integritas kulit sekitar
anus klien tidak terjadi,
KH:
- Kemerahan di
sekitar anus hilang
- Tidak terjadi lesi di
sekitar anus
- Mengkaji keadaan
kulit disekitar anus
- Olesi kulit sekitar
anus klien dengan
- Memonitor kondisi
kulit dan
mengantisipasi
terjadinya lesi
sehingga dapat
digunakan sebagai
dasar pemberian
asuhan
keperawatan.
- Mengurangi iritasi
pada anus klien
44
lotion atau
menaburkan bedak
- Anjurkan ibu
untuk memakaikan
pakaian bawah
yang longgar
- Menjaga bagian
bawah tubuh klien
agar tidak terlalu
lembab
F. Implementasi
No.
Dx
Tanggal /
jam
Implementasi Respon perkembangan Ttd
2
2
2
1
Senin, 20
Juni 2011
08.45
09.00
09.30
09.45
Mengukur suhu tubuh
Memberi kompres hangat
Mengukur kembali suhu
tubuh
Mengkaji tanda – tanda
dehidrasi
S : ibu klien mengatakan badan
An. M panas dan rewel
O : hasil pengukuran suhu
37,80C
S : ibu mengatakan badan
anaknya panas
O :kompres dilakukan ± 10
menit, anak dan keluarga
kooperatif
S : ibu klien mengatakan badan
An. M sudah tidak panas
dan tidak rewel
O : hasil pengukuran suhu
37,00C
S : ibu klien mengatakan anak
BAB 5 x cair/encer.
O : - Turgor jelek
- Mukosa kering
45
1
3
3
4
4
1
10.00
10.15
10.30
11.10
11.30
13.25
Menganjurkan kepada
ibu klien untuk memberi
anak banyak minum
apalagi setelah BAB
Menimbang BB anak
Menganjurkan ibu
memberi makan anak
sedikit tapi sering
Memeriksa kulit sektar
anus
Mengajurkan ibu untuk
memakaikan celana yang
longgar dan mengoleskan
lotion di kulit sekitar
anus klien agar tidak
lembab
Mengganti cairan infus
yang habis dengan yang
baru
- CRT >2 detik
- anak tampak lemah, pucat
S : ibu klien mengatakan
”mengerti dan setuju…!”
O : Ibu klien mendengarkan dan
memperhatikan apa yang
dianjurkan perawat.
S : ibu mengatakan berat badan
anak turun, tadinya 9,6 kg
menjadi 9 kg.
O: hasil penimbangan BB: 9 kg
S : ibu mengatakan setuju
O : ibu membuatkan bubur dan
susu untuk anaknya sedikit
tapi sering
S : ibu mengatakan anus anaknya
merah
O : kulit sekitar anus klien
tampak kemerahan, tidak ada
lecet, kulit lembab
S : ibu mengatkan setuju
O : ibu mengganti celana anak
dengan yang longgar serta
memberikan bedak, kulit
sekitar anus klien masih
tampak kemerahan, tetapi
tidak ada lecet
S : -
O : Cairan infus terpasang
Tridex 15 tetes per menit,
aliran lancar, tidak ada darah
46
1 14.00 Menghitung balance
cairan
balance cairan
S : ibu mengatakan anak BAB ±
5 x 120 cc, muntah ± 3x100
cc, BAK ± 4x100 cc.
O :
Intake Output
Minum 700 ml BAB 600 ml
Makan 85 ml BAK 400 ml
Infus 500ml+ Muntah 300 ml
1.285ml IWL 39,37 ml+
1339,37 ml
Balance cairan = 1285-1339,37= -
54,37 ml
2
2
2
1
1
21 Juni
2011
07.30
07.40
08.15
09.45
10.30
Mengukur suhu tubuh
Memberi kompres hangat
Mengukur kembali suhu
tubuh klien
Mengkaji tanda–tanda
dehidrasi
Menganjurkan ibu untuk
tetap memberi banyak
minum untuk anak
S : ibu mengatakan badan
anaknya sudah agak turun
O : anak sudah tidak rewel, suhu
tubuhnya 37,30 C
S : -
O : klien kooperatif
S : ibu mengatakan badan
anaknya sudah turun
O : suhu 36,80 C
S : -
O : turgor baik, masih sedikit
pucat, anak sudah mau
banyak minum, CRT < 3
detik
S : Ibu klien mengatakan
”ya…!”
O : ibu mendengarkan dan
47
3
3
3
4
4
1
11.10
11.50
12.15
12.20
12.30
13.20
Menganjurkan ibu untuk
memberikan klien
makanan dalam keadaan
hangat
Melakukan perawatan
kulit sekitar anus dengan
membersihkan dan
mengolesinya dengan
salep
Menimbang BB klien
Menganjurkan ibu untuk
memberikan makanan
sedikit tapi sering
Melakukan perawatan
perianal dengan
membersihkan dan
mengeringkan kulit serta
menaburkan bedak pada
kulit sekitar anus klien
Mengajurkan ibu untuk
memakaikan celana yang
longgar
Mempertahankan cairan
menganggukan kepala
S : ibu klien setuju
O : ibu klien membuatkan bubur
hangat untuk anaknya
S : ibu mengatakan anak naik 2
ons
O : BB anak 9,2 kg
S : Ibu klien mengatakan
”ya…!”
O : ibu mendengarkan dan
menganggukan kepala, ibu
memberikan bubur dan susu
untuk anaknya sedikit-sedikit
S : ibu mengatakan anaknya
sudah tidak terlalu rewel, kulit
sekitar anusnya juga sudah
tidak terlalu merah lagi.
O : anak tampak tenang saat kulit
sekitar anusnya dilakukan
perawatan.
S : ibu mengatakan setuju
O : ibu klien mengganti celana
klien dengan yang lebih
longgar
S : -
48
1 14.00
parenteral dengan
mengganti cairan infus
yang habis dengan yang
baru
Menghitung balance
cairan
O : Cairan infus terpasang
Tridex 15 tetes per menit, aliran
lancar.
S : -
O :
Intake Output
Minum 800 ml BAB 500 ml
Makan 85 ml BAK 400 ml
Infus 500ml+ Muntah 100 ml
1385ml IWL 39,37 ml+
1039,37ml
Balance cairan = 1385-1039,37 =
+345,03 ml
G. Evaluasi
No
Dx
Tanggal Evaluasi TT
1. 21 Juni 2011 S : ibu mengatakan anaknya sudah tidak muntah lagi,
mau minum banyak
O : anak mau minum, turgor baik, tidak pucat, mukosa
bibir lembab, CRT < 3 detik, balance vairan +
345, 03 cc
A : masalah deficit volume cairan teratasi
P : pertahankan intervensi, tetap anjurkan ibu untuk
memberi banyak minum, tetap kolaborasi
pemberian cairan parenteral
2. 21 Juni 2011 S : ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya sudah
tidak panas lagi
O : suhu 36,80 C
A : masalah peningkatan suhu tubuh sudah teratasi
49
P : pertahankan intervensi, kaji suhu tubuh setiap 2
jam, hentikan pemberian antipiretik, tetap berikan
banyak minum air putih
3. 21 Juni 2011 S : ibu mengatakan anak sudah tidak muntah dan mau
makan sedikit tapi sering
O : anak mau makan sedikit-sedikit, tidak muntah
lagi, BB masih 9,2 kg
A : masalah kebutuhan nutrisi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi, tetap anjurkan makan sedikit
tapi sering,motivasi ibu untuk memberikan
makanan dalam kondisi yang menrik bagi anak,
timbang BB anak setiap hari untuk mengetahui
perubahan BB
4. 21 Juni 2011 S : ibu mengatakan kulit sekitar anus sudah tidak
merah
O : kulit sekitar anus tidak kemerahan lagi, anak lebih
tenang
A : masalah integritas kulit teratasi
P : lanjutkan intervensi, tetap anjurkan ibu
memakaikan celana yang tidak ketat/longgar dan
sering melakukan perawatan perianal untuk
menjaga kebersihan kulit anak.